“Eh lo udah nyelesain tugas dari Bu Ratna?” tanya Manda pada cewe tomboy dengan wajah manis dan hidung mancung serta kulit putih yang membuat dia cantik dan manis seperti gula.
“Uda kok.” jawab Bella singkat
Manda memang tipe orang yang agak pendiam, beda dengan bella yang super hyper aktif. Manda cewe pendiem dengan tinggi badan di atas Bella, memiliki kulit sawo matang. Ia memang agak feminim.
Setelah itu Bu Ratna memasuki kelas XII IPA 2 dan mengumpulkan semua tugas kemarin. Pelajaran pun telah usai. Bel istirahat berbunyi, semua siswa siswi meninggalkan kelas masing masing.
Namun, Bella tetap di kelas entah apa yang membuat gadis ceria itu merasa sedih.
“Lo gak ke kantin Bell?” tanya Manda sambil membereskan buku pelajarannya di meja.
“Lo duluan aja, gue masih males.” tiba tiba Bella menidurkan kepalanya di meja dan beralaskan tas ransel sekolahnya.
“Yaudah gue duluan. Tapi lo gak papa kan? Jangan jangan lo sakit?” tanya Manda dengan penuh rasa khawatir.
“Nggaaaaa Manda..... Gue capek aja, udah sana.” jawab Bella dengan senyuman agar sahabatnya itu tidak khawatir lagi padanya.
Tiba tiba dari arah belakang, pundak Bella di tepuk dengan seorang yang entah dari mana asalnya.
“Duhh apalagi sih mandaaaa....” tanya Bella sambil mengangkat kepalanya memastikan bahwa itu ulah si Manda yang sedang menjahilinya.
“Lo sakit?” tanya Robin sambil duduk di sebelah salsa. Seketika salsa mendongakkan kepalanya. Melihat siapa laki laki yang tiba tiba saja mengganggu tidurnya.
“Lo ngapain kesini? Ganggu orang tidur aja.” jawab Bella ketus.
“Lo ngapain sendirian di kelas? Di temenin mbak kunti mampus lo.” canda Robin dengan menakuti salsa. Namun, ia kembali tidur di atas meja lagi.
“Hmm lo mending sana deh, gak usah ganggu gue." jawab Bella lirih. Karena ia sudah sangat mengantuk dari pelajaran pak ali guru matematika yang membosankan. Tapi gadis itu tetap menyukai pelajaran matematika, aneh bukan?.
“Yaudah gue temenin aja.” ucap Robin
“Hee minggir lo, awas ya lo.” tiba tiba kepala bella mendongkak kembali dengan suara amarahnya. Tetapi Robin malah tertawa melihat tingkah Bella yang begitu lucu. Bukan marah tapi malah ikut tertawa.
“Iyaaa mbak Bella yang sangat cantikkkkkk sekaleee.” jawab Robin sambil mengacak acak rambut bella.
Robin pun pergi meninggalkan Bella sendiri di kelas.
Selang beberapa menit, ada laki laki yang tengah duduk di kursi samping bella. Namun berjarak 1 meja.
Laki laki itu tidak mengatakan sepatah apa pun, tapi hanya memainkan ponsel sambil menulis di buku, entah belajar atau apapun itu.
Bel masuk berbunyi dan semua siswa siswi masuk ke kelas masing masing. Manda masuk kelas lebih dulu karena ia lupa menaruh buku PR nya dan mendapati arka tengah duduk di meja samping Bella dengan memainkan hpnya.
“Eh arka, lo gak istirahat?” tanya Manda sembari jalan menuju meja nya.
Bella langsung bangun dengan mengucek ngucek kedua bola matanya, melihat siapa yang telah membangunkan hibernasinya.
“gak." jawab Arka singkat tanpa mengalihkan pandangan dari benda pipihnya.
“Hmm Bella, kayaknya dari tadi arka nemenin lo deh?” canda Manda sambil bisik bisik tetangga di telinga Bella.
“Nemenin pala lo. Robin juga di sini tadi. Ah semua cowo itu sama aja bisanya cuma ganggu tidur gue.” cerocos Bella dengan membenarkan rambutnya.
“Hello gessss.” sapa Thomas tiba tiba masuk kelas di susul dengan Robin dan David.
“Wahh wahh baru kali ini gue liat si pendiem puasa gak kemana mana sama sekali.” tiba tiba suara Thomas memecahkan suasana. Semua pandangan mata tertuju pada Arka yang tengah sibuk dengan benda pipihnya dan menulis di buku.
“Berisik lo.” jawab Arka dengan ekspresi datar tanpa melihat mereka yang tengah jalan menuju di mejanya.
“Hadehh mereka memang rusuh.” keluh Manda dengan menggelengkan kepalanya.
Bel pulang telah berbunyi, mereka semua berhamburan dari kelas untuk pulang menuju rumah masing masing.
...****************...
“Lo mau kan nemenin gue ke toko buku?” tanya Bella pada sahabatnya yang sedari tadi diam seribu bahasa sepanjang perjalanan pulang.
Entah apa yang terjadi pada cewe girly itu. Mereka saat ini memang pulang bersama karena ingin mampir ke gamezone sebentar untuk melampiaskan rasa penat.
“Diem terus gak capek apa?” ucap Bella sedikit kesal.
“Iyaaa gue antar ayo berangkat.” jawab Manda dengan senyuman sambil mengusap usap kepala gadis cantik nan manis itu.
“Nah gitu dong.” jawab Bella dengan senyuman lalu menggandeng tangan Manda dengan gerakan lari kecil.
“Gak usah lari belllaaaaaaaa.......” teriak Manda karena kuwalahan mengikuti bella yang mengajak berlari dengan tiba tiba.
Sampai di toko buku, mereka berdua sibuk mencari dan melihat lihat buku yang ingin dibeli. Bella berkeliling, hingga di salah satu lorong dia bertemu dengan Nisa dan Intan. Temen sekelas mereka yang notabennya siswi pintar.
“Eh Bella, sama siapa lo?” tanya Intan sambil menyentuh lengan Bella.
“Eh elo tan, gue sama Manda kok. Tapi entah ke mana dia, mungkin di lorong buku kpop.” jelas Bella, karena ia hafal kalo sahabatnya itu suka banget sama kpop dan sudah pasti manda akan berada di bagian per kpop an.
“Oo cari apa lo.?” tanya Intan dan tiba tiba Nisa muncul dari arah belakang Intan.
“Mau cari novel ato yang lainnya. Gak tau deh pengennya novel tapi di sisi lain juga pengen beli buku sekolah.” jawab Bella dengan ekspresi bimbangnya.
“Yaudaah beli semuanya aja hehe." kekeh Intan sembari mencari buku di rak sampingnya.
“Lo kan juga pinter, mending beli buku sekolah juga cocok, biar tambah rajin dapat peringkat naik” imbuh Intan dengan menasihati Bella.
Memang notabennya Bella siswi yang pintar juga, namun karena saking cerewetnya dan banyak malasnya jadilah ia tidak ada semangat untuk mengejar semuanya.
“Hmm... gue lihat lihat dulu aja, soalnya di rumah juga jarang belajar.” jawab Bella di sambut senyuman kecil.
“Kalo bisa beli dua kenapa harus satu?” tiba tiba Nisa menyahut sembari mengambil buku pada rak sebelahnya.
“Eh Bella ayo buruan, kita telat.” tiba tiba Manda yang entah dari mana datang dengan suara menggebu gebu.
“Eh Nisa, Intan. Kita ketemu lagi.” suara Manda dengan langkah pelannya mendekat di samping Bella.
“Yaudah kita duluan ya. Udah beli dua aja Bell wkwk.” pamit Intan dengan memberi saran pada Bella.
“Oke tan."
Setelah itu, Bella dan Manda pergi ke gamezone untuk bermain sampai petang hari. Mengingat besok sudah weekend maka mereka berani menghabiskan waktu lama di gamezone.
Mereka berdua menikmati waktu bermain karena memang mereka seperti anak kecil jika sudah bersatu. Tanpa memperdulikan orang lain yang melihat karena tingkah mereka.
"Pulang yuk udah malam." ajak Manda. Ia sudah merasa capek dan belum lagi tugas rumah yang menumpuk. Manda notabennya juga siswi yang pintar.
"Let's goo." ajak Bella dengan cepat. Ia tau kalo Manda memang rajin dan tekun.
Hari ini seperti biasa, Bella dan Manda menghabiskan waktu di dalam kelas meskipun jam istirahat. Karena mereka mendapat tugas membuat cerpen dengan satu kelompok terdiri dua orang, akhirnya merek sekelompok.
Alhasil mereka berdua fokus menyelesaikan tugas tersebut karena jam terakhir waktu pulang sekolah semua tugas cerpen sudah harus terkumpul di ketua kelas yaitu Chan.
“Gimana nih Bell, masih kurang banyak gak?” tanya Manda dengan kebingungan. Memang tugas itu sangat mendadak dan deadline terlalu cepat diluar dugaan.
“Gak tau Mand, ini gue uda berusaha semaksimal mungkin buat mikir endingnya.” ucap Bella dengan memainkan bolpoin di tangannya.
“Udalah buat happy ending aja. Lagian deadline sebenernya kan lusa, tapi ini malah pake acara mendadak segala.” keluh Manda merasa frustasi dengan Pak Eko yang selalu seenaknya memberi dan menarik tugas Bahasa Indonesia.
Tiba tiba Arka dan teman temannya masuk kelas seusai istirahat tiba. Mereka berempat memang sudah selesai dengan semua tugas tugas nya, mereka memang anak rajin semua meskipun agak sedikit aneh.
“Wahh wahhh ada yang belum selesai nih.” sindir Robin mendekat pada Bella dan Manda yang sibuk menulis cerita di bangkunya.
“Dieem lo.” jawab Manda ketus.
“Udah lah mending copas aja dari internet.” Thomas dengan santainya keceplosan tentang tugas copas, alhasil Thomas dan Robin ketahuan bohong.
“Ssstttt diem lo, napa harus buka aib sih.” Robin langsung mencubit tangan Thomas untuk tetao diam menjaga rahasia. Namun nihil, mereka semua sudah tau tingkah Robin dan Thomas.
“Sudah gue tebak, emang lo berdua gak mungkin dan gak bisa kalo di kasih tugas apapun itu. Memang licik ya lo.” cerocos Bella dengan memainkan bolpoinnya.
“Ehh lo salah paham, maksut gue mending lo cari referensi dari internet aja.” sambung Thomas dengan gugup akibat ketahuan bohong dalam pengerjaan tugas.
“Halah basi lo berdua. Memang laknat lo berdua, awas aja gue laporin ke pak eko.” ancam bella dengan senyuman membingungkan.
“Jangan lah Bell plisss...... Sekali ini saja." mohon Robin dengan menggunakan jurus ampunan tangan di depan wajahnya dengan agak menunduk.
“Iya Bell, lo tau sendiri kalo kita beda sama Arka dan David.” imbuh Thomas dengan wajah melasnya. Mengeluarkan jurusnya agar siapa pun yang melihatnya akan merasa iba.
“Bodo amat, lo sendiri yang udah masukin diri lo ke jurang. Makanya latian mandiri dong. Lagian lo aneh pengen pintar tapi dengan cara instan” celoteh Bella dengan melanjutkan menulisnya.
Sedangkan Arka dan David dengan santainya duduk di meja samping Bella dengan memainkan benda pipihnya tanpa memperdulikan Robin dan Thomas.
“Makanya jadi orang tuh lebih banyakin belajarnya daripada gombal sana sini.” imbuh Manda dengan tangan kasian deh lo.
“Lo udah tau semua ini kan Ka, Dav?” tanya Bella.
“Uda” jawab Arka singkat.
“Haduhh image kita gimana nih.” keluh Thomas dengan sesal dan mengukur rambutnya yang tidak gatal itu.
...****************...
Bel sepulang sekolah berbunyi, semua tugas sudah dikumpulkan pada Chan si ketua kelas yang super akrab dengan siapa pun.
Dia type anak yang tidak ikut geng sana sini meskipun di dalam kelas banyak sekali siswa siswi yang mebuat geng satu sama lain.
“Udah semua ya, gue kumpulkan sekarang. Oke?” tanya si Chan pada semua teman kelasnya.
“Iyaa udah." jawab mereka sekelas serempak.
Bella berjalan keluar sekolah menuju halte depan sekolah untuk menunggu taksi atau angkutan umum yang ada. Manda sudah pulang duluan, jadi ia akan pulang sendiri. Tetapi Bella berniat tidak langsung pulang melainkan akan mampir ke toko buku yang seperti di kunjunginya seminggu yang lalu.
...****************...
“Permisi kak, mau nanya untuk buku latihan soal kimia kelas X sebelah mana ya kak?” tanya Bella sopan pada salah satu pegawai toko di sana.
“Oiya kak, di sebelah meja lorong nomer 7 ya kak.” jawab pegawai toko dengan menunjukkan arah lorong yang dimaksud.
“Oke terimakasih kak.” Bella mengucapkan terimakasih seraya tersenyum ke pegawai itu.
“iya kak sama sama.” jawab pegawai toko.
Bella mencari cari buku yang ingin di belinya, entah mengapa akhir akhir ini nilai bella pada pelajaran larutan cairan itu agak menurun.
Meskipun Bella suka bertingkah petakilan, bodo amat, dan semaunya sendiri, tapi kalo masalah nilai ia tetap memikirkannya.
“Duhh banyak banget bukunya, terus gue pilih yang mana ini. Semuanya juga penting.” keluh Bella sambil melihat dan memilih buku di lorong itu.
“Ini deh kayaknya, apa bener ini ya?” tanya Bella pada dirinya sendiri, ia bimbang meilih. Memang ia membutuhkan buku agak banyak untuk mata pelajarannya Bu Pipit itu.
Tanpa sengaja, ia bertemu Arka memasuki lorong buku khusus sains tingkat SLTA atau SMA/SMK. Bella langsung menyapa cowo pendiam itu, karena ia tau meskipun Arka pendiam tapi kalo Bella menyapanya, pasti juga gak di abaikan.
“Eh Arka. Lo cari buku juga?” tanya Bella menghampiri Arka.
“Iya. Lo sendirian aja?” tanya Arka balik sambil memegang buku yang telah diambilnya.
“Iya, Manda udah pulang duluan tadi, eh lo nyari buku apa?” kepo Bella. sedari tadi ia tidak melihat Arka memilih buku. Dengan cepatnya malah si Arka sudah membawa buku pilihannya.
“Mau nyari buku latihan soal fisika, sekalian kimia juga.” jawab Arka singkat.
“Gak sekalian biologi sama matematikanya? Sekalian paket komplit banget." tebak Bella dengan mengamati Arka yang notabennya cowo pendiam dan kutu buku.
“Hmm boleh juga ide lo." jawab Arka dengan senyuman tipis di wajahnya yang jarang terpancar.
“Emang lo nyari buku apa Bell?” tanya Arka balik melihat Bella memegangi buku di tangannya.
“Gue nyari buku latihan soal kimia, tapi gue bingung mau milih buku yang mana. Semuanya juga butuh buat gue belajar. Masak iya gue harus beli semuanya, lama lama jadi sultan buku nih gue” cerocos Bella ketika kebingungan melandanya tidak membuat arka heran.
Karena dari dulu Bella memang agak panik jika berurusan dengan sesuatu yang penting dan si overthinking banget.
“Sini gue bantu.” tawar Arka sembari berjalan mendahului Bella yang tengah menyandarkan tubuhnya pada rak buku disampingnya.
Bella mengikuti menuju arka, setelah itu mereka mencari dan memilih milih buku yang mana pas buat Bella belajar.
Setelah Arka bertanya ke Bella tentang bab apa yang ingin dipelajarinya, nilai pada bab apa yang menurun, mereka pun menemukan buku yang cocok di butuhkan Bella untuk belajar.
Mereka menemukan 2 buku untuk Bella dan 1 buku untuk Arka, setelah itu mereka menuju kasir untuk membayar buku mereka masing masing.
Setelah membayar, mereka berjalan keluar toko beriringan dan saling cerita satu sama lain.
“Makasih ya Ka, kalo gak lo bantuin dah gue beli semuanya mungkin. Pusing juga ya mikirin kimia itu.” celoteh Bella mengeluhkan tentang pelajaran dari Bu Pipit itu.
“Iya sama sama Bell, kalo lo butuh bantuan bisa hubungi gue. Tapi jangan ajak temen temen lo." tawar Arka.
Memang Bella dan Aeka satu sekolah dari SD hingga SMA saat ini, jadi bagi Arka sudah biasa saja. Meskipun sikap Bella yang apa adanya tidak membuat arka menjauhi Bella.
“Okedeh, berarti gue bisa hubungi lo kapan aja? Dan dimana pun?” tanya Bella dengan selidik untuk memastikan temen nya itu tidak bohong.
“Yoi” jawab Arka singkat.
“Oke.” sahut Bella.
Bella tau, Arka sudah satu sekolah dengannya dari SD hingga SMA, jadi Arka bersikap biasa saja pada dirinya. Dan Arka tidak gampang untuk bisa akrab dengan cewe lain selain yang sudah dikenalnya cukup lama.
Meskipun di luar sana banyak cewe yang mengejar cintanya dan ingin dekat dengan si cowo pendiam, cool dan kutu buku itu.
“Lo pulang sama siapa?” tanya Arka.
“Gue naik taksi. Ini juga mau pesan.” sahut Bella sembari mengeluarkan benda pipihnya dari dalam tas hitamnya.
“Ayo gue antar. Dari pada nunggu kelamaan keburu sore.” ajak Arka dan langsung berjalan menuju parkiran motor mendahului Bella.
“Tapi Ka---“ belum sempat Bella menjawab, Arka sudah berjalan menuju parkiran motor.
Bella tak ingin merepotkan temannya itu, tapi Bella tetap ikut dengan Arka yang sudah menuju parkiran terlebih dahulu.
Suara handpone milik Bella berbunyi, cewe cerewet itu sedang mengeringkan rambut setelah berkeramas di hari minggu. Mumpung weekend jadi ia bisa berendam lama untuk menghilangkan penat yang dirasa.
Bella: halo...??.
Manda: hallo bella, lo hari ini mau kemana?.
Bella: gue mau nganter mama ke rumah tante, ada apa mand?.
Manda: gue minta tlomg bisa?.
Bella: apaan?.
Manda: minta tolong bawain gue pakaian ganti sama makan, skrg gue nginep dirumah sepupu gue yang jahat itu.
Bella: lo ngapain kesana kan uda ga dianggap juga.
Manda: ceritanya panjang, pliss yaa. Nanti robin jemput lo, tadi robin mau kearah sini juga katanya.
Bella: iyaaa.
Manda: makasihh belllaa.
Bella: iyaa.
Bella mematikan sambungan telfon dan melanjutkan aktivitas berikutnya yaitu perawatan diri untuk menghilangkan penat untuk merawat diri agar merasa lebih senang dan lebih fresh.
Bella telah bersiap siap menunggu Robin di teras rumahnya. Mereka akan ke rumah Manda lebih dulu untuk mengambil beberapa pakaian ganti Manda.
Mobil berwarna putih memasuki pekarangan rumah Bella. Dengan sigap ia langsung menuju mobil itu dan Robin keluar dari mobil.
“Udah siap?” tanya Robin.
“Udah, ayo keburu malam.” sahut Bella.
Dalam perjalanan ke rumah Manda yang lumayan deket, mereka mampir untuk membeli martabak di pinggir jalan. Request dari nyonya Manda yang minta ini minta itu.
“Berapa Bang?” tanya Bella pada penjual martabaknya.
“30 ribu Neng.” jawab Abangnya.
“Ini ya Bang, makasih.”
...****************...
Setelah itu, mereka tiba di rumah Manda dan di sambut oleh Tante Vivi. Sebelumnya Manda telah menelpon mamanya untuk menyiapkan segalanya, jadi ketika Bella datang sudah siap semuanya.
Mereka disambut hangat oleh Tante Vivi dan di persilahkan masuk untuk menunggu sejenak. Mereka semua mengobrol sejenak untuk mengurangi rasa canggung.
“Halo Bella... Apa kabar?” sapa Tante Vivi dengan memeluk tubuh gadis rambut panjang itu.
“Hallo Tantee apa kabar juga? Alhamdulillah Bella sehat Tante." jawab Bella dengan senyuman.
“Tante sehat nak, ayo masuk dulu. Masih di siapkan sama Bi Ijah. Ehh ini Robin ya?” tanya Tante Vivi pada Robin yang berdiri di belakang Bella.
“Iya Tante.” jawab Robin dengan senyuman sembari menyalami tangan Tante Vivi.
“Haduhh udah pada gede ya kalian semua, udah pada cantik sama ganteng, ayo masuk dulu.” ajak Tante Vivi
“Tante bisa aja hehe.” jawab Bella dengan senyum nyengirnya.
Robin yang menyaksikan menahan tawa karena melihat muka Bella yang panas kemerahan akibat tersipu malu.
Mereka bertiga ngobrol sembari menunggu Bi Ijah menyiapkan pakaian ke dalam koper. Entah apa yang di inginkan gadis feminim itu sampai semua pakaiannya menggunakan koper. Emang mau nambah nginep lagi atau mau minggat?.
“Ini sudah siap ya Bella, terimakasih ya udah mau di repotin Manda. Dia itu anaknya pendiam tapi ya gitu, masih sering ngrepotin orang, maaf ya Bella, Robin” ucap Tante Vivi.
Memang Tante Vivi mengerti siapa saja teman dekat Manda, jadi sudah biasa kalo teman dekat Manda ke rumah tanpa ada Manda.
“Iya Tante sama sama, santai saja tante. Manda kan temen dekat Bella jadi sudah biasa tante.” jawab Bella sembari menyalimi tangan Tante Vivi dan diikuti oleh Robin.
“Hati hati ya nak." nasihat Tante Vivi
“Iya Tante, kami pamit dulu Tante." pamit Bella.
“Iya nak” sahut Tante Vivi.
Bella dan Robin menuju rumah sepupu Manda yang lumayan cukup jauh. Selama perjalanan mereka berdua saling bercerita dan bercanda, mereka memang satu frekuensi. Bella yang cerewet dan Robin yang suka usil.
“Eh Rob, lo tau gk ternyata Sinta bendahara kita itu pernah di sukai sama cowo satu kelas kita.” ucap Bella di tengah topik pembicaraan.
“Siapa Bell? Kok gue gak tau. Lo mengada ngada kan?” Robin tak percaya dengan ucapan Bella itu.
“Gak lah, tapi itu udah lama sih” sahut Bella.
“Emang siapa?” tanya Robin dengan kepo nya.
“Thomas haha.” jawab Bella di lanjutkan dengan tertawa cengengesan.
“Anjirr masa iya? Wah parah nih bakal heboh nih besok." ucap Robin kegirangan.
“Udah gak usah cerita siapa pun Rob, toh itu juga udah lama bangetttt” larang Bella, takutnya akan mengingat masa lalu kembali.
“Iya gue bakal diam aja kok.” jawab Robin santai.
“Eh btw lo ada gak cowo yang lo suka?” tanya Robin tiba tiba membuat Bella kaget bercampur menahan tawa.
“Lo kenapa sih mikir percintaan mulu wkwk.” jawab Bella dengan tawa, bagi Bella itu topik yang di luar nalar.
“Siapa tau lagi ada yang cocok Bell." jawab Robin menghela nafas melihat Bella malah tertawa.
“Eh lo ada acara ke arah sini?” tanya Bella penasaran.
“Iya gue mau kumpul sama temen temen bahas acara ulang tahun Arka." jelas Robin.
“Kapan itu?” selidik Bella. Saat ini ia belum mendengar kabar apapun tentang itu. Biasanya Manda sudah cerita setelah cewe pendiam itu di beri info sama David.
“2 minggu lagi.” sahut Robin.
“Ooo yaudah rencanain gih.” imbuh Bella.
“Ya makanya gue mau nyusun rencana." ujar Robin.
“Okelah besok kalo udah fiks kabari gue.” perintah Bella. Dia ingin membelikan hadiah buat teman pendiam itu.
“siap." jawab Robin singkat.
Tak lama kemudian, mereka berdua telah sampai di rumah sepupu Manda. Bella pun mengetuk pintu rumah besar itu. Manda sendiri lah yang keluar rumah dan semua perlengkapannya di serahkan ke Manda.
Lalu, Robin pamit kepada Bella dan Manda karena ia sudah di tunggu oleh teman teman nya.
“Gue pamit dulu ya Bell, Mand” pamit Robin.
“Iya Rob, makasih banyak ya maaf udah ngrepoti lo." jawab Manda.
“Makasih ya Rob." jawab Bella dengan melambaikan tangannya ke arah Robin.
Bella dan Manda pamit juga kepada Tantenya Manda dan pulang dengan memesan taksi online.
“Kita langsung ke rumah aja ya, gue capek banget hari ini” keluh Bella karena sedari pagi ia sudah bepergian ke sana kemari.
“Iyaa makasih banyak Bell and i'm so sorry Bell." ucap Manda sembari memeluk Bella di taksi. Membuat Bella risih. Sopir taksi itu membuat senyuman seperti melihat sepasang kekasih LGBT.
“Udah lepasin minggir lo, risih gue.” jawab Bella sembari melepaskan pelukan Manda yang begitu erat.
“Malu tau, lo apaan sih lebay banget." celoteh Bella merasa malu banget.
"Iyaa iya tapi memang lo teman terbaik gue, makasih banyak ya Bell" ucap haru Manda sedikit meneteskan air mata.
"Iyaa masama, udah gak usah dramatis lo. Sekarang waktunya pulang dan istirahat di rumah, pasti lo banyak pikiran." nasihat Bella.
Meskipun Bella cerewet, tapi ia juga baik hati dan tidak sombong serta siap membantu temannya dalam kesusahan.
"Oke bos Bell." sahut Manda sambil mengacungkan jempol tangan nya.
Setelah itu merekaa berdua sampai di rumah masing masing. Dan melanjutkan aktivitas masing masing.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!