Hi.... Namaku Leon, seorang anak orang kaya namun aku lebih suka dengan hal-hal yang sederhana, aku lebih senang untuk tidak mengumbar kekayaan, meskipun dengan kekayaan orang tuaku aku bisa sekolah dimana saja yang aku mau, namun aku lebih memilih untuk berusaha sendiri dan ya aku sekolah saat ini dengan beasiswa.
Kedua orang tuaku adalah pengusaha yang sukses, semua orang memuji mereka berdua, dan hampir setiap hari aku melihat wajah mereka di stasiun televisi, namun bagiku mereka adalah orang tua yang payah, mereka selalu saja sibuk dan tak memperdulikan aku.
Meskipun aku tau mereka bekerja keras untukku namun bukan itu yang aku inginkan, aku tidak ingin harta yang melimpah, aku tidak ingin rumah mewah, aku tidak ingin hidup yang mewah, yang aku inginkan adalah kehangatan keluarga, yang aku inginkan adalah kedua orang tuaku ada di dekat ku.
Disekolah, aku merupakan anak yang cerdas memiliki wajah yang tampan, dan di kagumi banyak perempuan namun aku sama sekali tidak menghiraukan mereka semua, banyak yang ingin mendekatiku karena tau orangtuaku kaya, dan itu membuatku muak.
Aku sempat berpikir jika saja aku bisa memilih maka aku akan memilih hidup sederhana dengan keluarga yang bahagia dan kedua orang tuaku akan memiliki banyak waktu untukku.
Setiap hari pikiran seperti itu selalu terlintas di pikiranku, yang aku inginkan hanyalah keluarga bukan harta.
Pagi itu seperti biasa aku berjalan ke sekolah, meskipun ada supir yang ingin mengantarku namun aku menolak dengan alasan berjalan kaki itu lebih sehat, sepanjang jalan aku melamun dan yang aku pikirkan hanyalah jika aku bisa hidup dan memilih maka aku akan memilih untuk bersama keluarga.
"Brakkkk!!!"
"........"
Pandanganku menjadi gelap kaki dan tanganku tidak bisa aku rasakan, badanku sepertinya kaku, seluruh tubuhku sakit, apa yang terjadi, dimana aku.
Beberapa saat kemudian ruangan yang gelap itu akhirnya berubah menjadi putih dan hanya itu tidak ada yang lain, hanya ada putih dan kemana arah mataku memandang tetap saja yang terlihat hanya warna putih.
[Penyesuaian DNA selesai]
"Eh..... apa!!!"
[Silahkan pilih penampilan anda]
Tiba-tiba muncul layar di depanku dan penuh dengan segala macam opsi untuk membuat sebuah karakter seperti game, aku memikirkan sesuatu, dan benar saja opsi-opsi itu bergerak sesuai keinginanku.
"Rambut putih, tinggi 170, badan standar, kulit putih, bola mata berwarna biru giok, wajah tampan, oke selesai...."
[Tubuh baru berhasil di buat, Silahkan pilihan salah satu senjata berikut]
[Pedang, dual sword, dagger, panah, staf, katana]
"Katana"
[**Senjata di konfirmasi]
[Anda mendapatkan kekuatan spesial, bisa mengendalikan semua element, bisa menguasai hewan dan monster**]
"Wah.... hebat juga mimpiku ini" aku bergumam sendiri.
[Tetapkan nama anda]
"Leon"
[Tuan Leon anda akan segera di pindahkan ke dunia baru, di sana anda akan memulai perjalanan baru anda, takdir anda ada di tangan anda sendiri, dan selamatkan dunia itu dari kehancuran, SELAMAT BERPETUALANG]
"Eh.... apa ini serius, ini bercanda kan, ini cuma mimpi kan" aku mencoba untuk bangun
Beberapa saat kemudian aku sudah di seret ke secara paksa kearah gumpalan cahaya putih yang sangat menyilaukan mata.
***
Di sebuah padang rumput yang sangat luas seorang pemuda tengah tergeletak tak sadarkan diri, dia adalah Leon sebuah takdir membawanya masuk ke dunia yang berbeda dengan tempat asalnya yaitu bumi.
"Awww....., kepalaku sakit sekali" Leon bangun sambil memegang kepalanya yang terasa sakit.
Dia membelalakkan matanya saat mengetahui bahwa dia sudah berada di padang rumput yang sangat luas dan dia sama sekali tidak mengetahui tempat itu.
"Hey....hey...ini tidak serius kan" kata Leon saat mendapati dirinya di tempat antah berantah, dia melihat ke kiri-kanan dan sejauh mata memandang hanya ada hamparan padang rumput yang luas.
Dia kemudian berdiri mencoba untuk melihat lagi keadaan di sekitar, dia sedikit terkejut saat mengetahui pakaiannya sudah berubah, dan di pinggangnya ada sebuah katana, dia semakin penasaran dengan apa yang terjadi.
Leon kemudian berlari menuju ke satu arah entah itu barat, selatan, timur, atau utara yang jelas Leon terus berlari dan menemukan sebuah sungai, dia mendekat ke sungai itu dan kembali terkejut dengan apa yang ia lihat.
"Hey....hey... kenapa wajahku berubah, bukankah ini wajah yang tadi aku atur di mimpiku" gumam Leon.
Dia menjadi semakin panik, dia ingin segera bangun dari mimpi aneh ini namun semua yang ia lihat begitu nyata untuk di katakan sebagai mimpi.
"Oke... tenang, jika ini nyata berarti sekarang aku tidak lagi di bumi" gumam Leon meyakinkan dirinya.
"Oh.. iya tadi kan suara itu bilang aku akan di pindahkan, dan apakah ini yang selama ini aku impikan, inikah takdir yang menungguku?"... ucap Leon sedikit berteriak.
Leon mencoba untuk menenangkan dirinya, dia mencoba mencerna setiap situasi yang telah ia alami, mulai dari awak dia ada di ruangan yang putih sampai saat ini ia terdampar di padang rumput yang sangat luas ini.
"Oke... sekarang aku faham, namun untuk lebih jelasnya lagi aku akan mencari desa terdekat agar mendapatkan informasi" gumam Leon.
Kemudian dia berjalan menuju kearah yang ia yakini bahwa itu adalah timur, Leon terus saja berjalan entah sudah berapa lama ia berjalan namun anehnya dia sama sekali tidak merasakan lelah, tenaganya seperti tidak terkuras sama sekali.
Sesekali Leon mencoba katana miliknya dengan menebas dan mengayunkan katana itu, di dunia yang sebelumnya dia memang sangat menyukai katana, bahkan ia sampai mengoleksinya di kamar.
Katana milik Leon sendiri memiliki gagang yang berwarna putih, bahkan sarungnya juga berwarna putih seperti susu, bilahnya sangat mengkilap bahkan Leon bisa melihat pantulan wajahnya di bilah katana itu.
Di tangan kanan Leon tepatnya di jari tengahnya ada sebuah cincin yang berwarna biru langit, Leon sendiri tidak tau ada kegunaan dari cincin itu, dia sempat mencoba untuk melepaskan cincin itu dari jarinya namun tidak bisa, cincin itu seperti menempel pada jarinya dan sudah menjadi bagian dari jarinya.
Setelah berjam-jam dia berjalan akhirnya dari kejauhan ia melihat dinding yang sangat besar dan tepat di depan gerbangnya banyak sekali orang-orang yang mengantri seperti sedang di periksa oleh si penjaga gerbang.
Tanpa pikir panjang Leon juga masuk ke dalam antrian panjang itu, setelah agak lama akhirnya tiba gilirannya.
"Permisi tuan bisa tunjukkan kartu identitas anda" kata penjaga.
"Ah... maaf apa maksudnya?" tanya Leon.
"Begini tuan jika tuan ingin masuk tuan harus punya kartu identitas" kata penjaga itu.
"Oh... jadi begitu, tapi aku tidak punya kartu identitas" jawab Leon.
"Sepertinya kau bukan orang sini" ujar penjaga yang satunya lagi.
"Ya kau benar sekali tuan, aku bukan berasal dari sini" sahut Leon.
"Baiklah kalau begitu mari ikut aku" kata penjaga itu.
Leon mengikuti penjaga itu dan dia dibawa ke sebuah gedung yang terlihat lumayan besar dan megah di depannya tertulis Guild Petualangan, Leon mengikuti penjaga itu masuk ke dalam gedung guild dan lansung menemui seorang perempuan yang menurut Leon adalah pelayan di sana.
"Permisi tuan apa anda sebelumnya punya kartu identitas" tanya perempuan itu.
"Ah... maaf kalau soal itu aku tidak punya" kata Leon spontan.
"Baiklah sekarang saya akan membuatkan anda identitas, tapi sebelum itu mohon tuan isi formulir ini" kata wanita itu menyerahkan kertas kepada Leon.
"Bagaimana cara mengisinya" kata Leon.
"Tuan cukup tempelkan tangan tuan pada kertas itu lalu alirkan sedikit mana tuan, atau tuan juga bisa meneteskan sedikit darah tuan ke kertas itu" jelas perempuan itu.
Leon tidak mengerti apa maksud perempuan itu dan apa pula itu mana, namun dia memilih memakai cara kedua yaitu dengan meneteskan sedikit darahnya ke atas kertas itu, dia kemudian mencabut sedikit katana dari sarungnya dan menggesekkan pelan telunjuk kirinya.
"Padahal hanya sedikit tapi goresannya lumayan besar" kata Leon.
Setelah itu ia meneteskan darahnya di atas kertas itu, dan tanpa sengaja darahnya juga menetes di cincin yang ada di tangan kanannya.
[selamat tuan Leon anda telah mengaktifkan blue ocean ring, sekarang anda bisa menyimpan benda apa saja di dalam cincin itu, dan sebagai hadiah anda di berikan 1000 koin emas]
"Eh.... suara itu lagi" gumam Leon, kemudian dia melihat cincin yang ada di tangan kanannya.
"Baiklah tuan Leon sekarang identitas anda sudah selesai ambillah ini" kata perempuan itu menyerahkan sesuatu seperti lencana yang terbuat dari besi silver.
Di lencana itu tertulis nama Leon dan informasi lainnya.
Nama \= Leon
Status \= petualang
job \= samurai
Setelah menerima itu Leon menanyakan apa maksud dari status petualang miliknya, wanita itu menjelaskan bahwa mulai saat ini Leon adalah seorang petualang dan bisa mengambil Quest di guild, dan untuk tingkatan petualang sendiri terdiri dari, Bronze, Silver, Gold, Black gold, Platinum, dan yang tertinggi yaitu Diamond, peringkat Leon saat ini adalah petualang Silver, jika dia ingin meningkatkannya maka dia harus rajin-rajin mengambil Quest.
Setelah menjelaskan semua itu Leon akhirnya mengerti dan kemudian meninggalkan Guild dia segera menuju ke arah penginapan yang awalnya sudah di rekomendasikan oleh pelayan di guild itu.
"Yah... sepertinya sekarang aku harus mulai beradaptasi dengan keadaan di sini" gumam Leon.
"Aduh.... aku lupa menanyakan nama perempuan tadi, ya sudahlah lain kali saja" kata Leon.
Dia kemudian berjalan menuju ke penginapan yang telah di rekomendasikan oleh perempuan tadi, di depan penginapan itu tertulis 'PENGINAPAN SKYHIG', Leon sedikit terkejut dengan nama penginapan itu, namun dia tidak memikirkannya dan lansung memesan kamar di sana.
"Selamat datang di penginapan kami tuan, ada yang bisa saya bantu" sapa pelayan penginapan itu dengan ramah.
"Saya ingin memesan kamar untuk tujuh hari ke depan" kata Leon.
"Baiklah tuan, karena tuan memesan tujuh hari di tambah biaya makan dua kali sehari maka biayanya jadi 1 gold 20 silver tuan" kata pelayan itu.
Awalnya Shin bingung mau bayar dengan apa namun dia teringat bahwa di dalam cincinnya ada 100 keping Gold namun dia tidak bisa mengeluarkannya.
"Maaf tuan apa anda tau bagaimana cara menggunakan benda ini" kata Leon sambil menunjuk kearah cincinnya.
"Ah.... ternyata cincin ruang ya, begini tuan kalau ingin mengeluarkan sesuatu tuan tinggal bayangkan saja benda itu, maka dia akan keluar begitu juga dengan memasukkannya tuan, anda tinggal membayangkan bahwa benda itu masuk kedalam cincin" jelas pelayan tersebut, dia sempat heran melihat ada orang yang tidak bisa menggunakan cincin ruangnya sendiri.
Setelah mendengar penjelasan dari pelayan itu akhirnya Leon paham bagaimana cara menggunakannya, dia memejamkan matanya dan membayangkan dua koin emas keluar dari cincin itu dan sesaat kemudian muncul dua koin emas di tangannya.
"Ini tuan bayarannya maaf membuat anda menunggu" kata Leon.
"Tunggu tuan, koin anda berlebih" ujar pelayan itu
"Tidak masalah tuan, anda bisa simpan untuk anda sendiri" ujar Leon kemudian dia lansung menuju kamarnya.
Setelah agak lama mencari Leon akhirnya menemukan kamarnya, dia masuk ke kamarnya dan kembali memikirkan apa saja yang sudah terjadi, dia merasakan perasaan aneh di dalam dirinya dan kenapa dia sama sekali tidak merasa lelah padahal sudah berjalan dengan sangat jauh.
Karena berfikir terlalu keras akhirnya Leon tertidur, hingga sebuah suara membangunkannya.
"Tok...tok..tok, permisi tuan apa anda ada di dalam" kata suara itu.
"Iya sebentar-sebentar" jawab Leon
Dia kemudian bangun dan membuka pintu, dan ternyata yang membangunkannya adalah pelayan penginapan dia memberitahukan bahwa untuk sarapan Leon harus pergi ke lantai satu.
Setelah selesai mandi Leon turun ke lantai bawah untuk sarapan, di ruangan itu terlihat sangat ramai dan rata-rata mereka semua terlihat seperti petualang, ada yang memakai zirah, ada yang seperti penyihir, ada yang seperti ninja dan masih banyak lagi.
Leon memilih tempat duduk paling ujung, karena dia tidak ingin terlihat mencolok, setelah beberapa saat menunggu akhirnya makanan Leon datang.
"Ah...maaf paman bolehkah kita berbicara sebentar, ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan pada paman" kata Leon.
"Baiklah tuan, saya juga sedang tidak sibuk" kata pelayang itu.
"Begini paman aku hanya ingin mengetahui beberapa informasi, sebenarnya dimana aku saat ini" tanya Leon sambil memakan makanannya.
"Ah.... sepertinya tuan bukan berasal dari kerajaan ini ya" jawab pelayan itu.
"Begitulah" ujar Leon.
"Sebelum itu perkenalkan nama saya adalah Jin, jadi begini sekarang tuan ada di kerajaan Torterres tepatnya di kota Awan, dan ada beberapa kerajaan besar yang menguasai daratan Blue Continent ini, mereka di sebut The great Kingdom, diantaranya adalah kerajaan Torterres, kerajaan Harvest, Kerajaan Es, kerajaan Emperor, dan terakhir adalah kerajaan Teirtoise" jelas pelayan yang bernama Jin itu.
"Baiklah paman Jin sekarang aku mengerti, terimakasih atas informasinya" kata Leon.
"Sama-sama tun" jawab Jin kemudian pergi meninggalkan Leon.
Setelah selesai makan, Leon kemudian pergi keluar penginapan untuk jalan-jalan dan menikmati pemandangan kota Awan yang sangat indah, di sepanjang jalan banyak orang berlalu-lalang dan juga banyak toko-toko yang menjual berbagai macam barang.
Leon berhenti di dekat kerumunan banyak orang, karena dia penasaran akhirnya dia melihat ke kerumunan itu.
"Permisi tuan ada apa ini" tanya Leon.
"Itu pedagang budak tuan" kata orang itu.
Leon sedikit tercengang ternyata di dunia ini masih memperbudak manusia, Sebenarnya dia ingin sekali membantu namun niat itu ia batalkan.
[Tuan Leon bebaskan para budak itu dan tuan akan mendapatkan kesetiannya]
"Eh.... suara itu lagi" gumam Leon.
Dia kemudian berbalik dan memandang kearah tiga pria yang tengah di rantai, penuh luka dan lebam di sekujur tubuh mereka, Leon sebenarnya memang tidak tega dan sekarang suara misterius itu memintanya untuk menyelamatkan mereka.
"Aku akan membeli mereka" kata Leon.
"Hahaha apa kau yakin nak, kau sepertinya hanya orang biasa" kata penjual budak itu.
"Memangnya berapa harga mereka" tanya Leon.
"Mereka bertiga aku jual seharga 30 koin emas" jawab orang itu
"Hah.... dasar perampok", kata Leon.
"Baiklah ini uangmu, dan bebaskan mereka" ujar Leon sambil menyerahkan satu kantong Emas.
"Baik tuan muda, maaf sebelumnya aku kurang sopan" kata si penjual budak.
Leon hanya diam dan menganggukkan kepalanya pelan lalu kemudian dia pergi meninggalkan tempat itu dan diikuti oleh tiga orang yang terlihat lebih tua dari Leon.
Leon mengajak mereka bertiga untuk pergi berobat, karena seluruh tubuh mereka penuh dengan luka dan lebam, setelah itu Leon juga membelikan mereka pakaian yang layak, dan akhirnya mereka berhenti di sebuah restoran makanan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!