Suara bayi menangis. Dia melihat pantulan dirinya di sebuah cermin, tetapi sosoknya berubah menjadi bayi.
"Aku? Bayi ..." katanya bingung.
"Aku seharusnya ditabrak mobil ketika menjual buah! Apa ini yang dinamakan reinkarnasi seperti cerita novel?" tanyanya, mengingat kejadian sebelum reinkarnasi.
Ibunya menggendong dan mengelus pipi dengan penuh kasih sayang. Beliau berekspresi lega melihat buah hatinya lahir dengan selamat. Ayahnya sedang memikirkan nama, tetapi duluan ibunya yang memberikan nama.
"Leon Jergee.” Ucap ibu. Enno Jergee adalah nama ibunya.
"Nama yang bagus, aku setuju.” Ucap ayah. Eden Jergee adalah nama ayahnya.
Leon memulai kehidupan keduanya. "Mereka adalah orang tuaku,” katanya dalam tubuh bayi imut.
Satu tahun berlalu. Leon di tubuh balita, tetapi pikirannya dewasa. Dia dengan cepat memahami dunia tempat tinggalnya, bahkan ada sihir.
Orang tuanya adalah petualang miskin yang bekerja di Kerajaan Estonia. Mereka bisa saja kaya, tetapi misi diberikan sesuai batas kemampuan sehingga sedikit pendapatan. Namun, keluarganya masih bisa hidup nyaman dan tentram.
Mereka sekeluarga tinggal di sebuah rumah kayu. Ayah membangun rumahnya sejak masih muda. Rumah kayu itu letaknya berada di luar Kerajaan dan di pinggiran desa dekat hutan.
Ayah terkadang membawa pulang babi liar jika melewati hutan. Namun, ayah tidak pernah melakukannya lagi sejak ibu berhenti sebagai petualang. Ibu mempunyai Skill Penyembuh, sedangkan ayah adalah seorang pengguna pedang. Jadi, alasan ayah tidak berburu babi liar karena menghindari risiko.
Di umur 2 tahun. Ayah memberikan kabar bahwa Leon telah menjadi seorang kakak. Suara bayi perempuan menangis itu membuat rumah terasa ramai. Ibu memperlihatkan adik perempuannya Leon yang terlihat sangat lucu dan imut.
"Leon mulai sekarang tolong jaga Fey, adikmu." Ucap ibu sambil menggendong putrinya.
"Leon berjanji akan menjaga Fey," ucap Leon sambil tersenyum.
Leon mendapatkan tepukan semangat dari ayah, tetapi wajahnya menunjukkan ekspresi serius untuk lebih bertanggung jawab. Ayah tidak mau kedua anaknya hidup dalam kesusahan lalu dia motivasi diri untuk lebih bersemangat.
Di umur 3 tahun. Kehidupan keluarganya Leon berubah lebih hemat. Makanan menjadi terbatas dan hanya bisa dihidangkan setiap malam. Leon memilih mengalah untuk tidak makan agar adiknya banyak makan. Akibatnya, dia sering jatuh sakit karena kelaparan sehingga ibu selalu khawatir padanya.
"Sudah puluhan kali ibu bilang untuk makan walaupun sedikit, anak bandel." Ucap ibu berekspresi marah.
Leon tidak peduli dan masih melakukan hal yang sama, bahkan pernah tiga hari penuh hanya minum air putih sampai gembung. Dia melakukannya karena ingin dianggap kakak terbaik.
Fey di usia 1 tahun tidak mau lepas dari kakaknya, bahkan selalu tidur dan mandi bersama-sama. Leon sadar bahwa adiknya juga memiliki pemahaman cepat sehingga mengerti kondisi ekonomi keluarga.
Suatu hari ketika sarapan. Leon terciduk sama ibu karena memberikan semua makanan pada Fey, padahal sudah di bagi rata agar anak-anaknya tidak kelaparan.
"Sudah ibu beritahu padamu, Leon! Dasar anak keras kepala. Makan walaupun sedikit!" teriak ibu marah sambil memasukkan kentang tumbuk secara paksa ke mulutnya Leon.
Di sisi lain, ayah merasa belum membahagiakan keluarganya. Dia pergi mempertaruhkan nyawa dan mengambil misi sulit dengan bayarannya tinggi. Bukan hanya itu, ayah juga mencari pekerjaan serabut agar keluarganya bisa makan enak.
Saat malam hari, Leon selesai menidurkan adiknya dan secara tidak sengaja mendengar pintu belakang terbuka. Suara ibu mendadak panik sehingga Leon pergi memeriksa dan ternyata ayah pulang dengan tubuh penuh luka. Ibu seketika menyembuhkannya. Akan tetapi, sihir penyembuh tidak seluruhnya bisa menyembuhkan luka.
"Enno maafkan aku karena belum membahagiakan keluarga kita," ucap ayah sambil menunduk malu.
Leon bersembunyi dan menguping pembicaraan orang tuanya.
Ibu membentak, "Jangan berpikir keluarga kita tidak bahagia!"
"Bagiku itu belum bahagia. Aku tidak peduli dengan tubuhku terluka selagi anak-anak dan istriku bisa makan enak. Aku akan senang hati melakukan ini semua," ucap ayah tegas.
Mendengarnya saja membuat Leon kagum pada sosok ayahnya yang memiliki tanggung jawab besar pada keluarga. Leon merasa bahagia telah lahir kembali dan menjadi anak mereka berdua.
Di umur 4 tahun. Ayahnya Leon lebih bekerja keras sampai tidak mengistirahatkan tubuhnya. Ibu mau menyuruh ayah berhenti tapi di tolak dan tetap melanjutkannya. Leon kesal karena ayahnya terlalu memaksakan diri, bahkan mau merusak tubuhnya sendiri.
"Kalau ayah terus lanjut memaksakan diri nanti bakal bahaya. Apa yang harus kulakukan untuk membantu keluarga ini?" tanya Leon sambil baringan di kasur.
Mari pakai keahlian Master di kehidupan sebelumnya!
"Hmm, keahlian? Aku dulu seorang petani buah lalu menjual buahku agar dapat uang kalau di dunia sihir ini mungkin agak ....Ehh," ucap Leon terkejut akan suara yang muncul di kepala.
Saya akan membantu Master!
"Tunggu dulu, siapa kamu?" tanya Leon panik dan takut.
Maaf sebelumnya Master. Perkenalkan saya adalah Sistem Reinkarnasi yang memiliki tugas untuk membantu Master!
"Oh, jadi begitu lalu bantuan apa yang bisa kamu berikan?" tanya Leon langsung menerima keanehan suara di kepala.
Contohnya seperti membantu keluarga Master terlepas dari ekonomi rendah!
"Caranya?" tanya Leon dengan semangat.
Seperti yang saya ucapkan barusan yaitu menggunakan keahlian Master!
"Maksudmu tanam buah di dunia sihir terus jual gitu," ucap Leon memahami saran suara di kepala.
Benar sekali!
"Memang buah dari Bumi bisa ditanam di dunia sihir ini?" tanya Leon masih ragu dengan sarannya.
Tentu saja bisa! Saya menjamin keberhasilannya jika Master mau lanjut pekerjaan seperti di Bumi!
Pada akhirnya, Leon bersemangat karena menemukan titik cerah yang dapat membantu keluarganya. "Apa yang harus kulakukan?" tanya Leon bingung untuk memulai.
Pertama, saya perlu mencapai bentuk Sistem yang sempurna dengan sesuai tujuan Master. Jadi, tolong Master selesaikan misi yang mengharuskan anda untuk mendapatkan lahan pertanian!
"Lahan? Oh, iya ada lahan di belakang rumah mungkin bisa digunakan tapi ayah bilang itu milik seseorang. Astaga, pasti harga lahan itu sangat mahal!" kata Leon sambil panik.
Mahal? Master tidak perlu khawatir. Di dunia sihir ini, lahan tidak terlalu berharga!
"Apa benar? Aku tanya dulu." Ucap Leon langsung bergegas mendatangi ayahnya yang lagi memotong kayu.
"Ayah, aku minta hadiah ulang tahun berupa lahan di belakang rumah itu. Tolong dipertimbangkan!" teriak Leon sambil sujud memohon.
"Ehh, lahan? Hmm, harganya tidak terlalu mahal tapi mau di buat apa?" tanya ayah penasaran.
"Aku ingin menjadi petani!" ucap Leon berekspresi serius.
Ibu dan Fey datang membawa minuman dan sudah mendengar pembicaraan mereka berdua.
"Sayang jarang-jarang Leon minta hadiah memangnya kamu tidak mau memberikannya?" tanya ibu menekan ayah agar Leon mendapatkan lahan.
"Ya sudah. Leon, nantikan hadiahmu," ucap ayah.
Leon tidak sabar menunggu hari ulang tahunnya.
"Berhasil! Aku akan mengulangi pekerjaanku seperti di kehidupan sebelumnya dengan tujuan membahagiakan keluargaku!" ucap Leon.
Bersambung...
Di umur 5 tahun. Keluarganya Leon merayakan pesta ulang tahun sederhana. Dia sangat bahagia memiliki keluarga karena sebelum reinkarnasi dirinya hidup sebatang kara. Awal pemberian kado di mulai dari ibu yang sudah mempersiapkan sesuatu untuk putranya.
"Selamat ulang tahun Leon," ucap ibu sambil memeluk Leon.
Kado dari ibu berisi pisau pendek yang sering digunakan petualang. Leon menyimpannya di ikat pinggang dan sempat berpikir untuk menggunakannya sebagai pisau buah. Berikutnya, Fey memberikan kado berupa aksesoris anting menggunakan tiga jenis warna bulu dari burung yang berbeda.
"Wah, antingnya bagus." Ucap Leon, memakai anting tersebut di telinga kirinya. "Terima kasih, Fey!"
"Hum, sama-sama!" ucap Fey dengan senyum manis.
Saat ini, Fey sudah menginjak usia 3 tahun dan sudah mulai terlihat jelas wajah cantiknya. Leon memutuskan untuk tidak membiarkan pria mana pun mendekati adiknya. Berikutnya, ayah memberikan kado ulang tahun yang sangat Leon nantikan sejak usia 4 tahun.
"Leon, di belakang pintu rumah itu adalah hadiah ulang tahun yang ayah janjikan padamu," ucap ayah sambil menunjuk ke arah pintu.
Leon paham maksud ayahnya seketika memberikan pelukan pada ayahnya sebagai bentuk rasa terima kasih. Selesai itu, dia langsung pergi ke belakang rumah dan melihat lima petak lahan kosong yang ayahnya sudah beli.
“Akhirnya, lahan untuk memulai pertanian telah di dapatkan!” teriak Leon penuh semangat.
Misi mendapatkan lahan pertanian telah diselesaikan!
Sistem bersiap untuk memperbarui keseluruhan data. Sukses!
Sistem berganti nama sebagai Sistem Petani Buah!
Memulai ulang sistem dan menyimpan tujuan Master serta menyempurnakan seluruh data. Sukses!
Halo Master, perkenalkan saya adalah Sistem Petani Buah yang ditugaskan untuk membantu dan memandu. Untuk memulai menanam buah, saya perlu terlebih dahulu menjelaskan Sistem Petani Buah. Di mulai dengan memberikan sebuah misi menanam buah dari Bumi jika berhasil menumbuhkannya maka bisa dapat poin buah. Kegunaan poin buah dapat ditukar buah yang ada di Bumi, tetapi bukan hanya itu saja karena masih ada beberapa yang bisa ditukarkan memakai poin buah. Namun, untuk saat ini masih belum terbuka.
"Sederhananya kamu membantu dan memandu serta memberikan misi. Jika berhasil bisa ditukar dengan buah-buahan dari Bumi, begitu?" tanya Leon memahami Sistem Petani Buah.
Benar sekali Master. Jika berkenan, silakan dilihat toko buahnya!
Sistem menampilkan toko buah di hadapannya Leon dalam bentuk layer virtual belanja online seperti yang ada di Bumi. Di toko buah ada begitu banyak jenis, bahkan berasal dari berbagai negara. Leon memeriksa poin buah dan ternyata dari misi yang diselesaikannya hanya mendapatkan 5 poin buah. Leon menukarkan 3 poin buah untuk buah apel merah yang sangat familiar dengan jualannya sebelum reinkarnasi. Beberapa menit berlalu, Leon bingung karena buahnya tidak kunjung muncul.
“Di mana buahnya?” tanya Leon sambil duduk di permukaan tanah.
Saya telah memasukkannya ke ruang dimensi tanpa batas yang bisa Master gunakan sebagai penyimpanan sementara.
Sistem menjelaskan cara penggunaan ruang dimensi, yaitu tangan lurus ke depan sambil menutup mata lalu membayangkan sebuah pintu terbuka. Selanjutnya, Leon memasukkan tangan lalu mengeluarkannya ketika merasa memegang sesuatu yang diinginkannya. Saat berhasil seketika Leon dapat melihat kembali buah apel merah yang terlihat sangat segar.
“Apel merah!” teriak Leon.
Apel merah merupakan salah satu buah yang pernah Leon tanam sebelum reinkarnasi.
Buah-buahan di toko buah ini merupakan produk dengan kualitas terbaik dan siap dibudidayakan!
Bukannya mendengarkan, tetapi Leon ingin sekali menyantap apel merah untuk mengingat kembali rasa buahnya.
“Aku boleh mencobanya?” tanya Leon dari tadi menatap apel merah.
Silakan Master!
Leon menggigit apel merah lalu perlahan mengunyah untuk menikmati rasa manis buah. Dia menghabiskan apel merah dengan ekspresi puas dan menyisakan biji apel merah untuk ditanam.
Misi baru telah diberikan yaitu berhasil menumbuhkan pohon apel merah dengan hadiah 10 poin buah!
“Mari kita mulai menanam buah ini," ucap Leon dengan penuh semangat.
Saya akan memandu Master untuk bercocok tanam di dunia sihir. Jadi, dengarkan baik-baik!
Pertama, Leon disuruh memakai sihir tanah untuk mengubah permukaan tanah menjadi humus. Dia hanya perlu menyentuh permukaan tanah lalu memikirkan tanah humus yang diinginkannya.
“Sihir sungguh luar biasa," ucap Leon dengan menatap kagum telapak tangan yang barusan memakai sihir tanah.
Setelah reinkarnasi, Master diberkahi Mana berlimpah sehingga sihir apa pun bisa anda gunakan tanpa kendala.
“Akan kumanfaatkan berkah itu,” ucap Leon sambil menabur biji buah apel merah.
Kedua, Leon disuruh memakai sihir air untuk membuat hujan buatan agar biji apel merah basah di dalam tanah. Dia hanya perlu mengangkat satu tangan ke atas langit seketika awan terbentuk lalu mengeluarkan tetesan air.
Master perlu mengingat metode kedua karena penyebaran benih harus dilindungi memakai sihir air agar biji apel merah tidak dimakan oleh serangga tanah.
"Serangga tanah?" tanya Leon tidak mengetahui ada hama seperti itu di dalam tanah.
Serangga tanah adalah monster yang suka memakan apa pun yang ada di dalam tanah. Monster ini adalah hama jika tidak dicegah maka tanah akan beracun, bahkan gagal tumbuh. Maka dari itu, pemakaian sihir tanah dan sihir air yang tadi bisa mengatasi dan mencegah serangga tanah.
"Aku mengerti. Jadi, arah tadi bermaksud melindungi biji apel merahku." Ucap Leon, membungkus biji apel merah memakai sihir air.
Ketiga, Leon disuruh mengalirkan Mana dalam dirinya sebagai pengganti matahari. Dia hanya perlu mengalirkan sejumlah Mana dari tubuhnya lalu disalurkan ke biji apel merah. Di dunia sihir cara tersebut biasa digunakan petani untuk mempercepat proses pertumbuhan tanaman.
“Sihir benar-benar praktis sekali. Aku hanya perlu menyalurkan Mana dan memberikan air setiap dua kali dalam sehari yaitu pagi dan malam. Sisanya berharap biji apel merah tumbuh dengan baik dan sempurna,” ucap Leon.
Setiap harinya, Leon menyalurkan Mana dan memberikan air secara rutin sesuai jadwal. Biji apel merah sudah berbentuk kecambah lalu membentuk tunas dengan satu daun kecil berwarna hijau. Leon sangat bahagia melihat tanamannya berhasil tumbuh.
Di minggu berikutnya. Leon sangat terkejut yang awalnya tunas kini mempunyai batang, banyak daun dan akar. Di lahan ada tiga tanaman apel yang berhasil tumbuh. Dia kembali fokus dan rutin mengalirkan Mana serta menyiramnya.
Dua minggu atau tepatnya sudah satu bulan.
Pohon apel merah tumbuh sehat dengan batang kuat dan kokoh, daun banyak berwarna hijau serta buah muda mulai bermunculan. Leon masih sabar menunggu hasilnya sempurna lalu tiga minggu atau tepatnya sudah dua bulan.
Pohon apel merah telah tumbuh sempurna, bahkan tidak ada kerusakan dan jumlah buahnya yang terbilang cukup. Leon segera memetik apel merah di tiga pohon sekaligus. Buahnya memiliki warna merah yang sangat cantik, bahkan di Bumi bisa sangat mahal harganya karena tergolong buah prima.
“Manisnya,” ucap Leon menikmati apel merah.
Misi menumbuhkan pohon apel merah telah diselesaikan dan poin buah telah diberikan!
Bersambung...
Leon berhasil menumbuhkan tiga pohon apel merah. Awalnya, Leon bingung padahal di bumi sekali panen di satu pohon bisa mencapai 50 buah. Namun, di dunia sihir hanya menghasilkan 30-40 buah di satu pohon apel merah.
"Mungkin pengaruh dari mengalirkan Mana," ucap Leon.
Benar sekali. Master juga harus mengetahui bahwa pohon apel merah hanya bisa berbuah tiga kali. Setelahnya, pohon apel merah akan layu lalu mati!
"Oh, jadi begitu." ucap Leon.
Leon membawa beberapa buah ke rumah. Namun, saat memperlihatkan buah tersebut seketika tangan ibu memukul dan membuang buah yang dipegang Leon. Ibu langsung memeriksa telapak tangan Leon seperti mencari tanda keanehan. Dia bernapas lega karena tidak menemukan apa pun.
"Ibu, ada apa?" tanya Leon bingung dengan sikap ibunya.
"Leon jangan bawa buah aneh dan beracun di rumah ini!" teriak ibu marah.
"Aneh? Beracun? Buah itu? Ibu tenang saja, buah ini sama sekali tidak beracun!" bantah Leon mengambil kembali buah yang dibuang ibunya.
"Leon!" teriak ibu marah besar.
"Ibu lihat, aku baik-baik saja! Buah ini sungguh tidak beracun, kok!" ucap Leon berusaha menenangkan ibunya yang lagi memegang sapu
Selagi mereka berdua berdebat. Fey mengambil satu buah dan tidak ada yang sadar lalu memakannya ketika ibu melirik sisa buah yang Leon bawa. Ibu langsung syok sambil mengeluarkan sihir penyembuh, tetapi Fey bukannya kesakitan malah berteriak "Manisnya!"
"Fey, apa buah itu tidak pahit?" tanya ibu dengan wajah kebingungan.
"Ibu tidak perlu khawatir karena buah ini sangat manis!" jawab Fey sambil lanjut makan.
Ibu langsung mencobanya dan ternyata memberikan rasa manis di mulut yang membuatnya ketagihan. Ibu langsung paham kalau buah itu tidak beracun dan 10 buah yang Leon bawakan seketika habis dimakan mereka berdua.
"Enak dan manis bukan?" tanya Leon sambil senyum.
"Kak, barusan buah apa itu?" tanya balik Fey dengan sangat penasaran nama buahnya.
"Itu adalah apel merah yang kakak tanam dan sekarang sudah panen!" jawab Leon.
"Maafkan ibu karena sudah membuang buah yang Leon panen. Warna merah pada buah dan rasa pahit biasanya menandakan buah tersebut mengandung racun. Jadi, ibu sangat terkejut melihatmu membawanya dengan tangan kosong!" ungkap ibu dengan sangat menyesal.
Sebelum memberikannya lebih baik Master menjelaskan buah tersebut agar tidak terjadi keributan seperti tadi!
"Aku lupa kalau buah apel merah memang tidak ada di dunia sihir ini. Bahkan, aku lupa kalau buah berwarna merah tidak bisa di makan di dunia ini." ucap Leon dalam hatinya.
Leon menjelaskan buah apel yang ditanamnya itu secara perlahan pada ibu dan adiknya. Mereka berdua pergi ke belakang rumah dan melihat pohon apel merah seketika terkejut. Mereka terkejut karena Leon berhasil menumbuhkan tanaman di lahan tersebut. Padahal, lahan yang dijual itu memiliki risiko jika ditanam sesuatu karena sering mati yang disebabkan adanya serangga tanah.
"Tenang, aku sudah mengatasi dan mencegah masalah itu!" ucap Leon.
"Kakak luar biasa!" balas Fey kagum melihat pohon apel merah.
Di saat itu juga, Leon meminta sesuatu untuk ibunya yaitu buah hasil panen dijadikan makanan sehari-hari agar mengurangi biaya pangan. Awalnya, ibu merasa ragu tetapi Leon memaksa agar hasil panennya itu dijadikan makanan dan sudah dipastikan keamanannya.
"Baiklah, buahnya boleh di makan!" ucap ibu sambil disuap memakai buah.
Ting! Selamat Master telah mendapatkan sebuah prestasi karena sudah mengenalkan buah apel merah di dunia sihir ini. Saya telah memberikan tas ruang yang bisa menyimpan banyak barang mirip sebelumnya.
"Benarkah? Itu sangat membantuku untuk menyimpan pasokan buah tapi apa di tas ruang itu bisa membuat buah masih dalam keadaan prima?" tanya Leon dalam hatinya.
Tentu saja, karena tas ruang bagaikan ruangan tanpa waktu.
"Bagus dengan itu, aku bisa menaiki harganya." ucap Leon dengan nada semangat.
Apa Master sudah mengenal mata uang di dunia sihir ini?
"Tentu saja, di dunia ini mata uangnya memakai koin emas, perak dan tembaga. Satu koin emas berjumlah lima silver dan satu silver berjumlah sepuluh tembaga!" jawab Leon.
Master belajar dengan baik.
"Begitulah tapi masalahnya adalah aku tidak tahu harga pasaran." ungkap Leon sambil menghela napas.
Ting! Misi baru diberikan yaitu menghasilkan 1000 buah apel merah dengan hadiah berupa 300 poin buah. Master, misi ini merupakan syarat untuk membuka evolusi pada buah apel merah. Evolusi yang dimaksud adalah menjadikan buah apel merah mengandung manfaat luar biasa, untuk lebih detailnya tolong periksa di toko buah!
Leon menggeser layer toko buah lalu masuk ke Evolusi Buah ternyata ada kandungan manfaat luar biasa yaitu menyegarkan stamina. Seketika, Leon teringat item konsumsi yang pernah ayah beli untuk menyembuhkan luka yang ibu tidak bisa sembuhkan.
"Syaratnya harus kudapatkan dan membutuhkan 200 poin buah untuk menukarkan Evolusi Buah apel merahnya. Aku semakin bersemangat untuk terus menjalani kehidupan sebagai petani buah!" teriak Leon dengan penuh semangat.
Leon teringat sesuatu tentang kedewasaan yang mana bisa masuk Kerajaan Estonia. Ibunya pernah berkata "Dewasanya seseorang ditentukan oleh umur dan minimal 15 tahun agar bisa memasuki Kerajaan mana pun termasuk Kerajaan Estonia!"
Saat ini, Leon ingin menjadikan buah dalam kondisi prima dan kandungan manfaat sebagai nilai jual nantinya di Kerajaan Estonia. Masih ada 10 tahun lagi, Leon akan memanfaatkan waktunya itu untuk menanam buah lain dan meningkatkan nilai jual buahnya agar bisa bersaing cepat dengan produk lama.
"Baiklah, mari menganalisis. Pada panen hari ini, total ada 100 buah dari tiga pohon yang masing-masing menghasilkan 30 buah tetapi salah satu pohonku ada yang 40 buah. Jika berpatokan sama 30 buah untuk satu pohon apel merah dan berharap salah satu pohon menghasilkan 40 buah maka dibutuhkan 33 pohon apel merah untuk sekali panen tapi lahan pertanianku memangnya cukup?" tanya Leon pada dirinya sendiri
Leon mengukur lahan pertaniannya dan tiga pohon apel merah yang sudah tumbuh ternyata hanya cukup dua pohon lagi berarti lahannya Leon hanya bisa menampung lima pohon apel merah.
"Lima pohon apel merah kalau tiga kali panen menghasilkan 450 buah kalau di ulang sekali lagi maka hasilnya 900 buah. Selesai dua minggu ini, aku sudah menghasilkan 160 buah jadi totalnya 1060 buah apel merah. Baiklah, mari lakukan ini dengan kunci keberhasilan adalah sabar!"
Leon mulai mengerjakan misi tersebut dengan penuh kesabaran. Hari demi hari, dia dengan giat menjadi seorang petani gigih yang terus konsisten dengan targetnya. Adiknya terkadang ikut membantu memetik buah apel merah dan setidaknya buah-buahan yang Leon panen menangani sedikit kelaparan.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!