Dikediaman Cristian Darwin.
Cristian sedang menikmati sarapan bersama istrinya dan sesekali bercakap-cakap membicarakan banyak hal seperti pekerjaan, rumah tangganya dan juga anak mereka
"Aku berencana akan menjodohkan Larissa dengan salah satu karyawanku, aku mengagumi pemuda itu dan berniat akan menjadikannya menantu" ucap Cristian.
"Karyawan kamu mas? Siapa orangnya?" tanya istri Cristian.
"Namanya Reyhan dia seorang staff marketing diperusahaan kita" ucap Cristian.
Cristian kemudian menceritakan semuanya tentang Reyhan, yakni Reyhan yang genius dan selama tiga tahun pemuda itu bekerja diperusahaannya selalu mencapai target pasar perusahaan, dari situlah Cristian mengagumi Reyhan dan menurutnya pria itu akan cocok menjadi menantunya.
Istri Cristian tentu saja tidak langsung setuju namun mendengar cerita dari suaminya membuat dirinya penasaran.
"Aku ingin tahu dengan karyawan kamu yang bernama Reyhan itu mas, apa aku boleh ikut kekantor?" tanya istri Cristian.
"Boleh sayang nanti kamu ikut aku kerja saja biar bisa melihat Reyhan" jawab Cristian.
"Iya mas" ucap istri Cristian.
Cristian dan sang istri kemudian berangkat kekantor dan tiba disana bersamaan dengan Reyhan dan kawan-kawannya yang baru saja datang.
Cristian menunjuk pada seorang pemuda pada istrinya saat masih didalam mobil. Dilihat olehnya pemuda tersebut berpostur tubuh berisi, dengan tinggi sekitar 185 cm, tampan dan berkulit lumayan putih.
"Apa itu orangnya?" tanya istri Cristian.
"Iya sayang dia adalah Reyhan yang aku bicarakan tadi" jawab Cristian.
"Wah, dia tampan sekali mas" ucap istri Cristian dan membuat pria itu tersenyum.
Keduanya terus memperhatikan Reyhan hingga pemuda itu masuk dan antri dilobi untuk absen.
Setelah melihat Reyhan masuk kedalam gedung kantornya, Cristian bergegas mengajak istrinya masuk juga. Mereka berdua melewati lobi dan melewati beberapa karyawan yang sedang antri untuk absen.
Kedua orang itu terus saja memperhatikan Reyhan yang menundukan kepalanya dan tersenyum hormat pada pimpinannya dan istri yang melewati lobi kantor tersebut.
Cristian dan istri akhirnya tiba diruangan CEO dan pria itu segera membuka biodata Reyhan yang ia dapat dari manager HRD.
"Ini biodata Reyhan" ucap Cristian kemudian menyerahkan data tersebut pada istrinya.
Istri Cristian menerima biodata Reyhan dan ia baca dengan jelas.
Nama: Reyhan Anggara
TTL: Semarang, 21 Februari 1998
Pendidikan Terakhir: S1 Managemen Pemasaran
"Sudah jelas data dirinya kan?" tanya Cristian.
"Jelas mas tapi aku ingin melihat dia saat bekerja" ucap istri Cristian.
"Nanti pukul 10 ada meeting dengan teem marketing, kamu bisa mengamati Reyhan lebih jauh lagi" ucap Cristian yang dijawab dengan anggukan kepala oleh istrinya.
...****************...
Disisi lain tepatnya diruang kerja Reyhan dan ketiga staff marketing lainnya.
Setelah absen masuk Reyhan bergegas masuk keruangannya dan duduk didepan komputer yang baru ia hidupkan.
Reyhan kemudian memulai kerjanya, ia membuka email ada delapan belas email belum dibuka, ia kemudian membukanya satu persatu. Dari email tersebut menyatakan bahwa pengirim email menerima tawaran rumah yang Reyhan tawarkan alias membelinya dengan cara beragam ada yang kredit dan ada yang langsung lunas.
"Yess!" ucap Reyhan senang.
"Berhasil lagi?" tanya Adam pada Reyhan.
"Tentu saja" jawab Reyhan sembari tersenyum melihat balasan email setuju dari target pasarnya.
"Woww, kamu benar-benar genius Rey" ucap Edwin.
"Tapi kenapa kamu masih menjadi staff seperti kita ya?" tanya Satria.
"Entahlah, aku juga tidak tahu" jawab Reyhan.
Mereka saling mengobrol sambil bekerja dikubikel masing-masing.
Reyhan, Adam, Edwin dan Satria bersahabat sejak tiga tahun terakhir mereka bekerja bersama. Mereka tinggal dikost yang sama dan bekerja dibagian yang sama yaitu staff marketing.
Mereka berempat sama-sama merantau kejakarta, Reyhan berasal dari Semarang, Edwin dari Bogor, Adam dari Bandung dan Satria dari Jogja.
Mereka sudah seperti keluarga, berbagi makanan, pakaian dan tempat tidur.
"Kenapa kamu tidak mengajukan promosi jabatan pada pak Arya manager kita?" tanya Adam.
"Tidak perlu. Mungkin saja aku dianggap belum mampu untuk mendapatkan promosi jabatan" jawab Reyhan.
"Tidak Rey, kamu sudah sangat mampu. Kamu bahkan berhasil mencapai target pasar disetiap kesempatan" ucap Edwin.
"Iya betul Rey, seharusnya kamu sudah menjabat sebagai Manager Marketing saat ini. Mengingat selama tiga tahun bekerja kamu tidak pernah gagal dan selalu mencapai target" ucap Satria.
"Biar sajalah, lagi pula aku nyaman dengan jabatan sebagai Staff seperti ini. Coba kalian lihat pak Arya yang menjabat Manager ia bahkan pulang lebih akhir dibandingkan kita karena pekerjaannya belum selesai. Intinya semakin besar kedudukan kita maka akan besar pula tanggung jawab yang harus diemban" ucap Reyhan.
Ketiga teman Reyhan itu menganggukan kepalanya, mereka kemudian melanjutkan pekerjaannya karena data yang mereka input akan digunakan saat meeting satu jam lagi bersama seluruh teem marketing dan CEO yang saat ini diduduki oleh Cristian Darwin.
Tepat pukul sepuluh pagi meeting dimulai.
Cristian benar-benar mengajak istrinya agar bisa mengamati kinerja Reyhan secara langsung. Awalnya kehadiran istri dari pimpinan membuat hampir semua orang diruangan meeting terkejut, namun Cristian memperkenalkan istrinya dan mengatakan bahwa istrinya sedang belajar, sehingga meeting tersebut tetap berjalan lancar dengan Arya yang membukanya selaku manager marketing. Satu per satu staff marketing mempresentasikan hasil pencapaiannya selama satu bulan terakhit.
Terhitung ada 12 orang staf yang mengikuti meeting dan kini giliran Reyhan yang mempresentasikan hasil kerjanyanya didepan Cristian.
"Pencapaian saya satu bulan kemarin untuk penjualan rumah yaitu sebesar 100% yang artinya sesuai dengan target perusahaan yang dipercayakan pada saya. Dari 100% itu terdiri dari penjualan rumah tipe 36 sebanyak 20 unit, tipe 45 sebanyak 20 unit, tipe 54 sebanyak 15 unit, tipe 60 sebanyak 15 unit, tipe 70 sebanyak 10 unit, tipe 90 sebanyak 10 unit, dan tipe 120 sebanyak 10 unit juga. Rumah-rumah tersebut sudah dibayar lunas sebanyak 40% dan 60% pembayarannya akan dilakukan secara kredit" ucap Reyhan kemudian mengakhiri presentasinya.
Prok prok prok.
Semua orang yang berada diruangan meeting tersebut bertepuk tangan, mereka kagum pada Reyhan ia benar-benar pria yang genius.
Istri Cristian yang mengamati Reyhan pun terkagum-kagum, baru sekali ia melihat pria itu saja sudah bisa merasakan kalau nanti perusahaan akan aman dikelola oleh pemimpin seperti Reyhan.
"Bagaimana sayang apa kamu masih ragu dengan Reyhan?" tanya Cristian pada istrinya sembari berbisik.
"Tidak mas. Aku yakin sekali Larissa dan perusahaan akan aman dipegang oleh Reyhan" ucap istri Cristian.
Cristian mengangguk, ia akan membicarakan ini pada putrinya setelah putrinya itu datang keindonesia.
Cristian kemudian mengakhiri meetingnya dan meminta para karyawannya untuk langsung beristirahat pasalnya kurang lima menit lagi tepat pukul 12 siang.
...****************...
Jam istirahat berakhir, Reyhan dan para karyawan lainnya kembali keruangannya untuk bekerja.
Pria itu mengerjakan perencanaan dan pengembangan strategi pemasaran perusahaan.
Kring. Kring.
Dering telepon kantor dimeja Reyhan berdering dan pria itu langsung mengangkatnya.
"Selamat siang, dengan Reyhan dari bagian marketing yang bicara" ucap Reyhan.
"Rey ini saya" ucap Arya.
"Pak Arya? Apa ada yang harus saya kerjakan pak?" tanya Reyhan.
"Tidak ada Rey, datang lah sekarang keruangan saya" titah Arya.
"Baik pak" ucap Reyhan.
Panggilan telepon kantorpun terputus. Reyhan segera bangkit dari tempat duduknya dan langsung berjalan menuju arah pintu. Pria itu tidak menanggapi pertanyaan teman-temannya yang menanyakan dia mau kemana.
Reyhan terus melangkah kan kakinya menuju ruangan Arya, dan disinilah Reyhan berdiri tepat didepan pintu ruangan atasannya.
Tok tok tok
Reyhan mengetuk pintu ruangan Arya dan terdengar olehnya suara seseorang mempersilahkan dari dalam ruangan tersebut.
Ceklek.
Reyhan bergegas membuka pintu ruangan Arya karena sudah dipersilahkan untuk masuk.
"Duduk dulu Rey" titah Arya.
Reyhan mengangguk, ia kemudian melangkahkan kakinya menuju kursi depan meja Arya dan mendudukinya.
"Ada apa ya pak?" tanya Reyhan.
"Begini Rey, kamu tahu kan kalau selama ini kamu selalu diberikan pekerjaan yang berbeda dengan yang lainnya dan tentu saja pekerjaanmu itu lebih banyak" ucap Reyhan.
"Iya pak saya tahu, tapi saya kira itu hal yang wajar karena saya mampu mengerjakan dan menyelesaikannya dengan baik.
"Tidak Rey, semua itu karena perintah langsung dari pimpinan yaitu pak Cristian. Beliau sangat mempercayai kamu sepenuhnya dan ia juga kagum pada mu" ucap Arya.
Reyhan mengangguk ia baru tahu kalau pekerjaan yang diberikan padanya atas dasar perintah pimpinannya. Ia terheran kenapa bisa pimpinannya kagum padanya padahal dia hanya seorang staff biasa yang jarang sekali dilirik oleh atasan apa lagi yang meliriknya adalah Cristian Darwin.
"Saya memanggil kamu kemari ingin memberi tahukan kalau kamu diminta pak Cristian untuk menemui beliau besok jam 9 pagi" ucap Arya.
"Baik pak saya mengerti, besok pagi saya akan menemui beliau" ucap Reyhan.
"Iya Rey, kalu begitu kamu boleh kembali" ucap Arya.
"Baik pak saya permisi" ucap Reyhan yang diangguki oleh Arya.
Reyhan melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan Arya, sembari berjalan ia terus memikirkan ucapan atasannya itu yakni pimpinan yang mengaguminya hingga tiba diruang kerjanya.
Reyhan masuk kedalam ruang kerja dan duduk dikursinya dimana komputer yang ia gunakan tadi masih menyala. Reyhan kemudian melanjutkan pekerjaannya yang sedang mengerjakan perencanaan dan pengembangan strategi pemasaran perusahaan hingga jam kerja berakhir.
"Ayo Rey kita pulang" ajak Edwin.
"Iya Win" ucap Reyhan kemudian mematikan komputernya dan pulang kerumah kost.
...****************...
Keesokan harinya.
Reyhan tiba dikantor pukul delapan kurang lima belas menit, hari ini tidak seperti hari kemarin ia bertemu Cristian dan istri yang membuatnya gugup.
Seperti biasa sebelum masuk kerja ia terlebih dahulu absen masuk, tepat pukul 8 barulah pekerjaan dimulai. Reyhan menghidupkan komputernya membuka email dan membalas satu persatu email tersebut hingga pukul 9 kurang 5 menit Reyhan bangkit dari tempat duduknya dan berpamit pada teman-temannya kalau ia hendak menemui pimpinan.
"Oke Rey" ucap ketiga sahabatnya.
Ketiga sahabat Reyhan semalam sudah diberitahu kalau dirinya pagi ini diminta menemui pimpinan. Reyhan melangkahkan kakinya berjalan menuju ruangan pimpinan yang berada dilantai 10. Selama 3 tahun bekerja diperusahaan itu iya belum pernah masuk kesana hanya lantai satu bagian lobi dan lantai 4 tempat ia bekerja, bertemu dengan Cristian Darwin saja bisa dihitung beberapa kali saat meeting dan kemarin pagi yang kebetulan bertemu dilobi.
Reyhan menggunakan lift karyawan untuk menuju lantai 10.
Setiba disana ia disambut oleh sekretaris Cristian Darwin bernama Gunawan Agung yang usianya sepuluh tahu lebih tua dari dirinya.
"Selamat pagi Reyhan silahkan masuk, anda sudah ditunggu oleh pak Cristian didalam" ucap gunawan sembari membukakan pintu untuk Reyhan.
"Terimakasih pak" ucap Reyhan kemudian masuk.
Melihat Reyhan yang sudah datang, Cristian segera meletakan pekerjaannya.
"Selamat pagi pak. Ada perlu apa ya pak saya diminta menemui anda?" tanya Reyhan.
"Silahkan duduk dulu Reyhan" titah Cristian sopan.
Reyhan mengangguk ia kemudian duduk disofa yang ada diruangan itu. Setelah Reyhan duduk Cristian segera bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan menghampiri Reyhan dan ikut duduk disofa kemudian mulai mengutarakan tujuannya.
"Saya ingin meminta tolong untuk menjemput putri saya dibandara. Hari ini putri saya akan kembali dari Paris setelah menyelesaikan pendidikan Designnya disana" pinta Cristian.
Reyhan mengernyitkan keningnya merasa bingung dengan perintah yang diberikan pimpinannya itu. Melihat ekspresi bingung dari Reyhan, Cristian segera membuka suara.
"Kamu pasti bingung ya kenapa saya meminta kamu menjemput putri saya" ucap Cristian.
"Iya pak, kenapa saya yang menjemputnya?" tanya Reyhan.
"Tidak apa-apa hanya saja supir saya sedang sibuk dan tidak bisa menjemputnya" jawab Cristian.
"Mohon maaf pak, tapi saya tidak pernah melihat putri anda, lagi pula saya menjemputnya pakai apa?" tanya Reyhan.
"Kalau itu nanti saya kirim foto putri saya keponselmu. Kamu bisa mengendarai mobil juga kan?" tanya Cristian.
"Kalau mengendarai mobil saya bisa pak, saya pernah kurus mengemudi" ucap Reyhan.
"Oke, pukul 8 malam putri saya tiba dibandara, jadi sebaiknya kamu menjemputnya dari pukul 7. Sebelum pulang kamu datang dulu kerumah saya kamu bisa pilih mobil mana yang akan kamu gunakan nanti saat hendak menjemput Larissa" ucap Cristian.
"Nama putri Anda Larissa?" tanya Reyhan memastikan.
"Iya Larissa, Larissa Darwin. Dia baru lulus kuliah design diparis umurnya 22 tahun" ucap Cristian.
"Iya pak akan saya usahakan agar tidak terlambat menjemputnya" ucap Reyhan.
"Oke. Sekarang berikan nomor ponselmu" ucap Cristian kemudian menyerah ponselnya pada Reyhan.
Reyhan menerima ponsel itu kemudian mengetik nomor teleponnya dan diberi nama Reyhan kemudiaan menyerahkan kembali ponsel tersebut.
"Ini pak" ucap Reyhan.
Cristian mengangguk dan menerima ponsel yang diberikan Reyhan padanya.
"Saya akan kirim foto Larissa, kamu sekarang boleh kembali" ucap Cristian.
"Kalau begitu saya pamit kembali bekerja pak" pamit Reyhan.
"Iya" ucap Cristian kemudian mengambil ponselnya dan mengirimkan foto Larissa pada Reyhan.
Reyhan keluar dari ruangan Cristian untuk kembali melanjutkan pekerjaannya. Pria itu melewati Gunawan yang lagi-lagi membukakan pintu untuknya.
"Permisi pak Gunawan" ucap Reyhan.
"Iya Reyhan" ucap Gunawan.
Reyhan melanjutkan langkah kakinya dan segera masuk kedalam lift.
Tring.
Ponsel Reyhan berbunyi tedengar suara notifikasi, dan segera dibukanya takut-takut ada hal penting untuknya. Rupanya ada nomor baru yang mengirim foto seorang gadis.
'Ini foto anak saya Larissa Darwin. Simpan juga nomor ponsel saya'
Itulah pesan dari nomor baru tersebut.
Reyhan bergegas menyimpan nomor Cristian yang diberinama Pak Cristian dan segera mengunduh foto yang ia terima. Unduhan berhasil, foto Larissa telah diunduh dan tersimpan diponsel Reyhan.
"Jadi ini putri pak Cristian" gumam Reyhan.
...****************...
"Jadi ini putri pak Cristian" gumam Reyhan.
Tidak terasa pintu lift terbuka, Reyhan kembali keruang kerjanya.
Seperti biasa ketiga sahabat Reyhan itu ingin tau.
Begitu Reyhan masuk kedalam ruang kerjanya Adam langsung memberikan pertanyaan.
"Apa yang pak Cristian katakan?" tanya Adam.
"Beliau hanya meminta tolong padaku untuk menjemput putrinya jam 8 malam dibandara" jawab Reyhan.
"What!" Ucap ketiga sahabat Reyhan mereka terkejut.
"Pak Cristian minta kamu untuk menjemput putrinya dibandara?" tanya Edwin mengulangi ucapan Reyhan tadi.
"Iya, dan nanti sepulang kerja aku minta tolong padamu Win untuk mengantarkan aku kerumah pak Cristian mengambil mobil yang hendak dipakai menjemput putrinya" ucap Reyhan sembari melihat Edwin.
"Pasti kawan" ucap Edwin sembari menyenggol bahu Reyhan.
"Apa putri pak Cristian cantik?" tanya Satria.
"Dari foto yang aku lihat diponsel dia sangat cantik" jawab Reyhan jujur.
"Apa kamu punya fotonya?" tanya Adam.
"Iya, tadi pak Cristian mengirimkan fotonya keponselku" jawab Reyhan.
"Mana fotonya aku ingin lihat" ucap Edwin.
"Iya Rey mana fotonya, kasih lihat kami" ucap Satria.
"Sabar. Sabar. Ini aku carikan dulu diponselku" ucap Reyhan.
Reyhan mengeluarkan ponselndari dalam saku celannya kemudian membuka riwayat chat dengan pak Cristian.
"Ini Foto anaknya pak Cristian" ucap Reyhan.
"What!" ketiga sahabat Reyhan terkejut.
"Ini cantik sekali Rey" ucap Adam.
"Dapat rejeki nomplok kamu Rey" ucap Edwin.
"Mimpi apa kamu semalam Rey?" tanya Satria.
"Apaan si, kalian semua itu berlebihan. Aku hanya diminta menjemputnya saja" ucap Reyhan kemudian berjalan menuju kubikel kerjanya.
Reyhan kesal dengan teman-temannya yang menurut dia berlebihan.
"Ini tandanya sinyal Rey. Masa kamu tidak sadar kalau pak Cristian memintamu untuk menjemput putrinya itu agar kalian bisa lebih dekat" ucap Edwin asal.
"Hush. Kamu ini Win kalau bicara jangan sembarangan, gimana kalau ucapanmu itu salah dan didengar oleh pak Cristian itu akan menjadi bencana untukmu bisa-bisa kamu dipecat" ucap Satria.
"Ups. Iya ya Sat, kenapa mulutku ini tidak bisa dijaga ucapannya" ucap Edwin sembari memukul mulutnya.
"Sudah-sudah ayo kita lanjutkan kerjanya" ucap Reyhan.
Mereka kembali fokus pada pekerjaannya.
Jam pulang kerja akhirnya tiba.
Seperti biasa Mereka pulang kerja bersama, namun bedanya saat ini Reyhan meminta Edwin mengantarkan kerumah pak Cristian.
"Kamu tahu alamat rumah pak Cristian?" tanya Edwin pada Reyhan.
"Iya, ini pak Cristian sudah mengirimi aku alamat rumahnya" ucap Reyhan sembari memperlihatkan ponselnya.
"Jl. Kenanga no.30, wah itu perumah orang-orang kaya Rey" ucap Edwin melihat singkat alamat rumah pak Cristian.
"Kamu tahu alamatnya?" tanya Reyhan.
"Iya tahu, aku pernah jalan-jalan kesana kerumah Monalisa" ucap Edwin.
"Ah iya aku baru ingat kamukan pernah dekat dengan anak orang kaya" ucap Reyhan.
"Ya sudah ayo Rey aku antar kesana, ngobrolnya sambil jalan saja" ucap Edwin.
"Iya Win" ucap Reyhan.
Reyhan dan Edwin pergi kerumah pak Cristian, mereka mengobrol sepanjang perjalanan hinga tiba didepan gerbang rumah mewah milik pak Cristian barulah mereka menyudahi obrolannya.
"Waahh rumahnya besar sekali" ucap Reyhan tecengan, dia kagum dengan rumah Cristian yang sangat besar.
"Rey" panggil Edwin sembari menyenggol bahu Reyhan.
"Iya Win" ucap Reyhan tersadar.
"Sana masuk aku tunggu disini saja, kita pulang kekost nanti sama-sama" titah Edwin.
"Ayolah kita masuk sama-sama" ucap Reyhan.
"Ya sudah ayo" ucap Edwin.
Reyhan dan Edwin berjalan menuju pos satpam.
"Permisi pak saya hendak bertemu pak Cristian" ucap Reyhan pada satpam yang bernama Herman.
"Apa kamu Reyhan?" tanya Herman.
"Iya pak saya Reyhan" jawab Reyhan.
"Kalau begitu silahkan masuk, pak Cristian sudah menunggu didalam" ucap Herman kemudian membukakan pintu gerbang.
"Terimakasih pak" ucap Reyhan dan Edwin bersamaan dan Herman hanya mengangguk.
Reyhan dan Edwin masuk, kedatangannya sudah ditunggu oleh Cristian.
"Silahkan masuk Reyhan dan_ " ucapan Cristan terpotong saat sadar dirinya tidak tahu nama teman Reyhan.
"Edwin pak. Nama saya Edwin" ucap Edwin memperkenalkan diri.
"Oh Edwin ya. Ayo silahkan masuk dulu" ucap Cristian.
"Maaf pak tapi sebaiknya saya langsung saja ambil mobilnya, mengingat waktunya mepet jadi saya harus segera bersiap takut terlambat menjemput putri bapak" ucap Reyhan menolak secara halus.
"Baiklah, ayo kita kegarasi" ucap Cristian.
Cristian, Reyhan dan Edwin masuk kedalam garasi mewah milik Cristian. Reyhan dan Edwin tercengang melihat begitu banyak mobil mewah yang berjejer disana.
"Kamu pilih saja Reyhan mobilbmana yang akan kamu gunakan untuk menjemput Larissa" Ucap Cristian.
Reyhan bingung memilih mobil mana yang akan ia gunakan, semua mobil-mobil digarasi itu mewah dan mahal.
"Apa tidak ada mobil yang biasa saja pak? Mobil-mobil ini terlalu mewah, saya takut akan merusaknya pasti biaya perbaikannya juga mahal" tanya Reyhan.
"Biasa seperti apa yang kamu maksud? Pakai saja mobilnya, tidak perlu memikirkan biaya perbaikian" ucap
Cristian.
"Ya sudah pak, saya pakai mobil ini saja" ucap Reyhan.
Pada akhirnya ia memilih mobil Fortuner hitam.
"Yakin kamu pilih mobil itu?" tanya Reyhan.
"Iya pak ini saja" jawab Reyhan.
"Ya sudah kalau begitu ini pegang kuncinya" ucap Cristian.
"Baik pak" ucap Reyhan sembari menerima kunci mobil dari Cristian.
Edwin disana hanya diam memperhatikan Reyan dan Cristian memilih mobil.
Reyhan masuk kedalam mobil kemudian mencoba mengemudi mengeluarkan mobil dari garasi kehalaman rumah Cristian merasa tidak ada kesulitan mengemudikan mobil itu Reyhan turun dan berpamit pada Cristian.
Reyhan membawa mobil Cristian kerumah kostnya yang diikuti oleh Edwin dibelakang mobil dengan mengendarai sepeda motornya.
Reyhan dan Edwin tiba dirumah kost pukul setengah tujuh malam.
"Rejekimu Rey bisa naik mobil mewah" ucap Adam.
"Ini juga karena aku diminta menjemput putri pak Cristian. Ya sudah aku hendak bersiap dulu" ucap Reyhan kemudian masuk kedalam rumah kost.
Reyhan segera bersiap.
Pukul 7 malam ia selesai bersiap dan pamit pada ketiga sahabatnya untuk pergi menjemput putri Cristian.
Ditengah-tengah perjalanan Reyhan mampir diminimarket untuk membeli kertas karton, spidol dan air mineral.
Kertas karton tersebut Reyhan beri tulisan "LARISSA DARWIN" untuk memudahkan Larissa menemukan orang yang akan menjemputnya.
Perjalanan dari rumah kost menuju bandara memakan waktu 45 menit.
Reyhan tiba dibandara 15 menit sebelum pesawat yang dinaiki Larissa landing.
Reyhan segera masuk kedalam bandara dan menunggu Larissa di lobi bandara.
Tepat pukul 8 pesawat yang dinaiki Larissa mendarat.
Reyhan masih setia menunggu Larrisa dilobi sembari berdiri dan membentangkan kertas karton bertulisan "LARISSA DARWIN" didadanya.
Lama Reyhan menunggu Larissa namun tidak ada seorang pun yang menghampirinya.
Reyhan bergegas menghampiri rombongan penumpang yang baru saja turun dari pesawat sembari berucap.
"LARISSA DARWIN"
"LARISSA DARWIN"
"LARISSA DARWIN"
Namun tidak ada yang merasakan namanya dipanggil.
Reyhan kemudian membuka ponselnya untuk melihat foto Larissa Darwin, namun tidak ada seseorangpun dari rombongan itu yang mirip dengan foto gadis diponselnya.
"Huhh" Reyhan menghela nafasnya kasar.
"Yang mana namanya Larissa?" tanya Reyhan pada dirinya sendiri.
"Rupanya mencari seseorang yang tidak pernah dilihat akan sesulit ini" gumam Reyhan pelan.
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!