NovelToon NovelToon

Bukan Salahku Menjadi Madu

Si biang Onar

Di Tengah Tengah gedung mencakar langit ini, Seorang Gadis cantik berjalan begitu angkuh menyusuri setiap Lorong - Lorong kelas.

Dia memiliki Kulit yang putih dan mulus terawat. badannya bagus dengan proporsi tinggi dan Langsing yang membentuk lekukan bak gitar spanyol. Bola matanya besar, hitam legam, tajam bak elang yang sigap memangsa siapapun yang berpapasan dengannya.

Eveline Granith wang, Dialah gadis itu. Gadis keturunan Asia, yang terkenal dengan julukan si biang onar SMA 99 Jakarta.

Seperti biasa, Eve memasuki ruang kelas dengan menyerobot siapapun yang menghalangi jalannya . Tak jarang pula mereka mereka nyaris terjungkal dan terjatuh.. Ckk..

Eve menghentakkan bokongnya dengan kesal. Wajahnya merengut tak ramah sedikitpun mengingat perdebatan nya tadi pagi sama mamahnya yang menyita mobil kesayangannya sehingga ia harus berangkat sekolah menggunakan taksi.

" Gue lihat tadi pagi cindy di bonceng Darrel " bisik Cloe di telinga kiri Eve.

"What ? " Pekik eve dengan suara meninggi. mata mendelik ke arah Cloe mengartikan meminta penjelasan lebih.

Livy melototi Cloe. Memukul lengan Cloe dengan keras. Menegur gadis Rambut pirang itu yang Cepu dan bermulut los dol.

Langsung saja Amarah Eve kian memuncak. tanpa aba - aba Eve ngacir keluar kela Liks mendatangi kelas cindy yang terletak persis di sebelah kelasnya.

Brakkkkk !

Suara gedubrak meja mengagetkan seisi kelas Cindy.. Para penghuni kelas sontak berdiri.. Melipir mengerumuni drama pagi ini.

Eve menendang kursi yang diduduki cindy, membuat Cindy yang masih merebahkan kepala di meja terjingkat kaget.

Tak Ada rasa takut, Cindy berdiri dengan amat santai.

" Apa lo? " Celetuk Cindy mendorong tubuh Eve.

dengan sigapnya, Cloe dan Livy menopang tubuh eve.

" Nggak usah gatel lo ya ! " tuding eve galak tepat di wajahnya cindy.

Cindy menghempaskan kasar telunjuk Evebyqng persis di depan mata.

" Ngomong yang khatam dong, nggak usah setengah - setengah " Nyolotnya.

" Ngelunjak lo yah ! " dengan amat muak, Cloe mendorong bahu Cindy namun Cindy tetap bergeming

" Lo beraninya main keroyokan ? Oke,, gue juga bisa " Cindy memberi isyarat sama 3 temannya buat mendekat.

Eve maju selangkah lalu menarik sebelah kerah cindy.

" Gue udah peringatin ke Elo nggak usah deketin Darrel "

" Lo siapanya darrel? bininya? " tanya cindy songong.

" Gue pacarnya boge.... Lo amnesia apa pikun? " berang Eve

Cindy tersenyum sinis sembari memainkan kuku jarinya yang di cat purple, " cuma pacar kan ? " Cindy menatap Eve dengan senyum mengejek.

" Lo bilang cuma pacar ? " berang eve, wajahnya memerah karna amarah.

" Iya kan cuma pacar? masih bisa di obral dong. Hahah " imbuh cindy di iringi tawa renyah mengundang gelak tawa 3 temannya.

Di ruang kelas Cindy sudah mulai rame karena memang beberapa menit lagi jam pelajaran di mulai.

" Ngomong lagi Lo, Gue blender mulut Lo, setan ! " berang Eve mencengkeram kedua kerah cindy sekaligus.

Cindy menghempaskan tangan eve.

" Lo pikir gue takut? Lo cuma tikus got yang di pungut sama Darrel. "

Plakkk !

Plakkk !

Hilang Kesabaran, Eve melayangkan dua kali tamparan ke wajah menyebalkan cindy.

" Jing ! " Umpat Cindy Disusul kedua tangan meraih rambut Eve dan menjambaknya.

" Aaaa " Pekik Eve.

Tak mau tinggal diam, Eve balas menjambak Rambut Cindy dengan kedua tangannya. adu jambak pun terjadi membuat seluruh kelas heboh dan bersorak haduh. Mereka hanya mengerumuni, bahkan beberapa mengabadikan di ponsel. tak ada yang berniat melerai. Justru itu drama lelucon bagi mereka. Karena kapan lagi kedua geng populer saling bertengkar.

Kedua Cowok jangkung yang baru tiba di kelas saling adu pandang. Mereka adalah Darrel dan Faris si ketua kelas . Kedua cowok itu dengan sigap memisahkan para gadis yang saling adu mekanik itu. darrel menarik tubuh Eve yang sedang duduk di perut cindy dengan tangan yang menjambak rambut Cindy. Sedangkan Faris menarik teman teman Eve yang masih adu Jambak dengan teman Cindy.

" Lepasin ! gue mau remes tuh mulut comberan " Eve memberontak Hebat dengan kedua tangan yang sudah di cekal oleh Darrel.

" Cukup Ve, ini di sekolah bukan di pasar. berhenti berbuat Onar" bentak Darrel Menyiptakan keheningan seketika.

Eve menoleh cepat, melayangkan tatapan protes mendengar Kalimat menohok dari sang kekasih. Eve mendorong tubuh Darrel seketika membuat Cowok itu jatuh terduduk.

Cindy bergerak cepat, mengulurkan tangan dan membantu Darrel berdiri " Ya Ampun Rel, Elo nggak papa ? "

" Ve, Sekasar itu Elo sama cowok sendiri ? Jahat Lo ya ? " Protes Cindy berlagak baik hati

" Diem Elo ya nggak usah sok baik. lepasin cowok gue Lont " Bentak Eve

" Diem Lo ! " Tunjuk Darrel ke wajah Eve dengan penuh peringatan.

Tangan eve mengepal erat dengan rahang mengeras. Apalagi nampak wajah Cindy penuh kemenangan.

" Lepasin tangan murahan lo itu ! " titah galak eve menuding Cindy.

" Bisa nggak sih lo sehari aja nggak bikin ulah Ve, ! " ucap Darrel frustasi.

" Maksud lo apa ? gue nggak bikin ulah. gue cuma mau ngasih pelajaran sama cewek gatel kaya dia " Eve menunjuk cindy dengan dagunya.

Darrel tersenyum sinis. wajahnya udah muak banget menghadapi tingkah anarkis Sang kekasih " Lo ngomong kaya gitu. nggak sadar diri lo yang harusnya di kasih pelajaran ! "

Eve membola " Kenapa Gue yang harus di kasih pelajaran ? Lo nggak tau? dia itu jelmaan Blorong. dia terang terangan deketin Lo. masa Lo nggak nyadar. Lo itu cowok gue Darrel "

" Ya terus kenapa? gue cuma temenan sama Cindy " kilah Darrel

" Emang temen harus boncengan? lo aja nggak pernah boncengin gue ? Jujur deh kalian ada affair kan ?" tegas Eve

" Kita cuma boncengan eve, astagah " Darrel menjambak rambutnya frustasi.

" Gue juga udah bilang tadi rel, kita cuma temenan. tapi Eve malah marah - marah " Dusta cindy

Eve melotot hendak melayangkan tamparan. namun tangan nya di cekal oleh Darrel.

" Gue bilang cukup ve, berhenti buat onar " Darrel menghempaskan tangan Eve dengan kasar.

" Nggak usah kasar gitu sama cewek " Protes Cloe lalu menarik tubuh eve.

" Lo nggak usah ikut campur Cloe. ini urusan gue sama Eve ! " bentak Darrel menuding wajah cloe

" San lo Ve, gue bukan peliharaan Lo yang bisa Lo atur sesuka Hati. gue juga butuh kebebasan nggak bisa Lo kekang se enak dengkul. "

" Kebebasan apa yang lo maksud? " sinis eve

" Lo lebih milih belain jalang kaya dia dari pada pacar lo sendiri ? " Imbuh Eve

" Rutup mulut lo !, dia bukan cewek kaya gitu " bentak Darrel.

Cindy tersenyum puas.

" Apa yang udah cewek racun ini kasih buat Lo? sampe Lo belain dia mati matian ?. dia ngasih tubuhnya ke Elo? iya ? " Kesal Eve

Plakkkk !

Darrel melayangkan tamparan yang cukup keras ke wajah putih Eve, bahkan menimbulkan bekas kemerahan di pipi kiri itu.

Eve memegang pipi bekas tamparan itu dengan mata berkaca - kaca. Mata bulatnya seakan nggak percaya.

Hening kembali Tercipta. Bahkan Cloe dan Livy menutup mulut tak percaya. Darrel yang terkenal lemah lembut, sampai berani menampar Evendi depan umum. Beribu asumsi berputar di otak mereka semua.

" Bro Sabar ! " Faris gelagapan. Dia bahkan tak berani berbuat banyak.

Dengan Masih di kebisuan, Eve mundur satu langkah dengan badan yang sedikit terhuyung. ini lebih menyakitkan dari jambakan nya Cindy tadi. sekuat tenaga Eve menahan tangisnya agar tak pecah. Dan pada akhirnya gadis yang terkenal kuat dan berandal itu nampak hancur dan rapuh.

Darrel memandang nanar tangan yang menampar Eve. Rasa kebas tangannya itu menciptakan rasa penyesalan yang perlahan menyusup ke dada. selama ini dia nggak pernah berbuat kasar sama Eve. bahkan berkata kasar pun nggak pernah. entah mengapa hatinya begitu dongkol saat kekasihnya itu berbicara tak senonoh sehingga tangannya menjadi khilaf.

Kedua tangan darrel berusaha meraih tubuh Eve namun secepat kucing nyomot tengu Eve menghindar dan keluar tanpa sepatah kata pun dari kelas itu

Di Belakangnya Cloe dan Livy mengacungkan jari tengah ke arah darrel.

darrel hendak mengejar namun tangannya di cekal oleh Cindy.

" Biarin dia tenang dulu rel, kalau sekarang kamu kesana percuma, dia nggak bakal mau dengerin kamu. anggap ini pelajaran buat dia. biar dia nggak semena mena " bujuk cindy bergelayut manja dan mengelus dada Darrel.

lain dengan hatinya yang bersorak penuh kemenangan. satu langkah, dua langkah telah ia capai kini tinggal langkah terakhir cindy membuat darrel mendepak eve.

÷÷

Di kantin yang masih sepi karena masih jam pelajaran. Eve mengaduk - aduk bakso di dalam mangkuknya tanpa berniat menyantapnya.

Livy dan Cloe menatap iba sahabatnya.

" Gue yakin deh ada sesuatu antara Darrel sama cindy "Celetuk livy sambil mengunyah bakso.

" Di Telen dulu markonah. muncrat najis ! " sungut Cloe mengusap mukanya dengan tissue

Eve masih diam mengaduk makanannya nggak minat menyahut cerocosan temannya.

Livy mendelik " nggak sampe muka woy ! mulut gue estetik nggak bakal muncrat " protes Livy

" Estetik Estetik. Bibir lima centi gitu dibilang estetik. estetik dari alam barzah kali " Sahut Cloe diiringi gelak tawa .

Livy melotot judes. tangan kanannya segera mengapit leher teman laknatnya.

" Uhukkkk,, mati gue boge ! " Cloe berontak

" Bocah Dajjal " Livy mendorong kepala Cloe hingga membentur bahu Eve.

Dengan kesal, Eve mendorong balik tubuh Cloe.

" Temen nggak ada akhlak emang " sungut Cloe mendorong kedua temannya.

"Najong.. Gue jitak pala kalian kalau masih berisik " Ancam Eve bersungut-sungut.

" Pan Tiba - tiba gue kepengin bakar nih kantin " Celetuk eve tanpa beban sembari menepuk meja.

Cloe dan Livy saling pandang. pasalnya, ucapan yang keluar dari mulut Eve itu seperti kun fayakun, jika menginginkan pasti akan terjadi. keduanya bergidik ngeri lalu menatap mbak Tuti dengan iba. kening mbak Tuti mengerut nggak paham karna sedari tadi dia nggak menggubris cerocosan tiga bocah itu.

Eve itu nggak pernah mellow ataupun nangis nangis kalau punya masalah. paling dia melampiaskan dengan hal - hal extreme.

Eve beranjak, lalu menyampirkan tas ke bahu. Meninggalkan bakso yang tak tersentuh sama sekali.

Cloe dan eve spontan memegangi tangan eve erat - erat.

" Dih nazong, ngapain pegang - pegang ! " eve menghempaskan tangan kedua temannya.

Cloe dan Livy beranjak berdiri lalu memegang tangan eve dengan erat. Menggeleng keras dengan wajah mengiba.

" Apaan sih lo pada? lepasin nggak " marah Wve

" Gue nggak bakal biarin Lo bakar nih kantin gue nggak mau masuk penjara ! " ucap Livy

Eve memutar bola mata malas " siapa sih yang mau bakar kantin, gue mau pulang, lepas ! "

Cloe dan Livy nyengir kuda " oh kirain "

Eve mendorong kening kedua temannya lalu melangkah mendahului mereka.

Cloe dan Livy mengejar lalu mensejajari langkah kaki Eve.

" Lo mau pulang boss? kan masih jam 9 "

" Mending kalian masuk kelas sana ! gue udah nggak mood sekolah " Eve mempercepat langkahnya.

Cloe menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sesekali melongok kelas yang memang sudah memulai pelajaran.

" Kita bolos bareng elah, kan setia kawin " ucap Livy menarik turunkan alis

cloe menoyor kening Livy " setia kawan boge "

Gelak tawa mengiringi langkah ketiganya di sepanjang lorong kelas tak memperdulikan beberapa guru yang mengajar di setiap kelas. mereka sudah sering membolos. jikapun ditegur mereka pasti akan tetap membolos bahkan kadang kala mereka berlari kocar kacir jika kedapatan guru.

Cloe dan Livy saling toyor - toyoran. eve hanya menggelengkan kepala melihat tingkah random kedua temannya.

" Ke rumah gue ajah yok " ajak Livy menaiki motor maticnya setelah sampai di parkiran.

" Mau ngapain ke rumah lo ? " sahut Eve

" Terus kemana? " tanya Cloe

" Kerumah gue ajah ! bonyok lagi pergi " jawab eve memasang helm

" Lah helm cuma satu bos. gue pake apa?" protes livy

"Noh pakek helmnya Samsul " telunjuk eve menuding helm di atas jok motor gede.

Dengan enggan Livy menurut lalu mengambil helm samsul yang bergambar hello kitty.

Kedua motor matic itu melaju meninggalkan area parkir sekolah.

Sah

Nana memijit pelipisnya sesekali melirik anak gadisnya yang tertunduk sambil memainkan jarinya.

" Kapan kamu tobat sih ve, astaghfirullah. sabar,, sabar " Nana mengusap - usap dadanya.

" Kemarin kamu bakar ban mobil pak andre, dan hari ini kamu hancurin rukonya mas Abdel, besok kamu mau hancurin apa lagi? nggak sekalian rumah ini kamu hancurin? mau jadi preman kamu? iya ? sok yes kamu ! " sembur Nana beruntun

Kejadiannya udah seminggu yang lalu, tepatnya insiden itu sehari selepas drama dengan Cindy di sekolah. Tepatnya sih pelampiasan.

Eve melirik sebal mamanya yang masih terlihat kinyis kinyis di usianya yang menginjak kepala empat. " Terus mama nggak nanya gitu, aku ngelakuin itu karena apa? "

Nana memutar bola matanya malas. " emang ada alasan bermutu dari kamu untuk menjawab perbuatan kamu ? "

" Aku punya alasan teractual mah, kalau mama mau tau ! " eve melirik jengkel mamahnya.

" Oke jelasin ke mamah " tantang Nana

" Emang penting ? udah basi " Eve membanting bantal ke sofa lalu beranjak menaiki tangga menuju kamarnya.

" Dih Aneh " Sewot Nana.

Nana menutup muka dengan kedua telapak tangannya. Bayangan bayangan insiden ekstreme ulah anaknya membuat batinnya resah. pada akhirnya wanita itu hanya tergugu dengan bahunya bergetar. entah kesalahan apa di masa lalu sehingga mempunyai anak super seperti Eve.

Di kamar bernuansa putih ini, Eve membanting tubuhnya ke atas kasur. menatap langit - langit kamar dengan mata berkaca - kaca. dia ini suka melampiaskan kekesalannya dengan melakukan hal - hal extreme, tetapi dia tipe cewek tertutup yang enggan menceritakan permasalahannya.

Bukan tanpa alasan Eve membuat ulah. Pak Andre adalah salah satu karyawan TU yang terkenal cabul. Livy temannya di lecehkan di ruang TU saat gadis itu meminta stempel sekolah. bukan Livy yang geram, tapi Eve. cewek itu nggak suka ketenangan temannya ataupun dirinya terusik.

Sepulang sekolah beberapa hari kemarin, dengan mata kepala pak Andre yang ingin sekali Eve colok itu, melihat Eve sedang membakar ban mobilnya.

Eve mengajak teman premannya di pasar untuk menghancurkan ruko mas Abdel. lantaran pria bertato itu dengan kurangajarnya menyentuh pantatnya.

Masih banyak kejadian lainnya karena ulah Eve, bahkan di sekolah pun Eve nggak segan menghancurkan apapun untuk melampiaskan kekesalannya.

Terkesan berandal memang, tapi itulah Eve.

kurangnya kasih sayang kedua orang tua memang sangat berpengaruh untuk mental seorang anak. didikan orang tua di masa puber anak itu sangat dibutuhkan. kedua orang tua Eve yang sibuk dengan pekerjaannya membuat Eve menjadi gadis berandal yang terkontaminasi tindakan kriminal

÷÷

" Kita mau kemana sih ma? " tanya Eve dengan raut bingung. Dia menatap heran mamanya yang sibuk merias wajahnya

Nana berkacang pinggang " Mulai hari ini kamu akan tinggal di rumahnya temen mama.

Kening Eve mengkerut " temen mama yang mana? "

" Tante Rini,, mamahnya Shakti " jelas Nana yang kini mengemasi pakaian eve ke dalam koper.

Eve menghembuskan nafas kasar " segitunya ya mama nggak menginginkan aku? "

Nana menoleh dengan wajah datar " ini demi kebaikan kamu Eve,, mamah udah pusing sama kelakuan kamu yang kayak preman itu.. kalau kamu di rumah tante Rini,, mama yakin kamu akan berubah. kamu pasti akan mandiri karena jauh dari mama "

Eve berdecak" kenapa nggak mama ajah yang ngurusin eve sih? kan mama orang tua aku "

" Nggak bisa eve,, mama masih ada kontrak Sama perusahaan dan besok mama harus terbang ke jepang " jelas Nana

" Mama egois,, mama lebih mentingin urusan mama dibandingkan urusan aku " kesal Eve menunduk dengan mata berkaca - kaca.

Entah mengapa jikalau sudah berhadapan dengan ibunya ia akan berubah menjadi mellow.

" Mama tau nggak sih? kenapa aku sampai kayak gini,, itu semua karna mama yang nggak pernah ngasih perhatian sama aku " imbuh eve

Nana menghela nafas beranjak duduk di sebelah Eve.

" Mungkin menurut kamu mama egois. tapi,,, asal kamu tau sayang,, nggak ada seorang ibu pun yang ingin menelantarkan anaknya. seorang ibu selalu ingin yang terbaik untuk anaknya. mama kayak gini cuma ingin kamu nggak ngerasain hidup susah kaya mama.. mama ingin hidup kamu terjamin Ve,, jadi tolong sekali ini aja,, turuti permintaan mama " jelas Nana panjang kali lebar kali tinggi.

Eve mendongak dengan buliran bening yang membasahi pipi. dia emang kesel sama mamahnya tapi dia nggak mau jauh dari mamahnya.

Eve memeluk Nana begitu erat untuk menumpahkan semua yang bercokol di hatinya. Nana mengusap lembut punggung anak semata wayangnya dengan hati yang sama.

' Setelah ini mungkin kamu akan benci sama mamah,, maafkan mamah ya sayang,, mamah cuma ingin yang terbaik untuk kamu ' batin Nana bermonolog.

" Mamah ngapain sih nyuruh aku pakai kebaya ? " protes Eve. setelah sesi mellow alias bersedih itu, Nana menyuruh eve untuk mengenakan kebaya yang telah ia siapkan.

" Kita mau ke mantenan sayang " Nana tersenyum lembut sembari menatap lama wajah cantik putrinya.

" Anak tante Rini mau nikah? bukannya udah punya istri? Siapa itu, mas Kavi. Tante Rini kan cuma punya anak Dua.. Masa Shakti uang mau kawin " Ujar Eve

Nana jadi salah tingkah, bingung mau menjelaskan bagaimana.

" Nanti mama jelasin,, ini udah terlambat ya,, kita harus cepet - cepet "

Eve memutar bola matanya malas " mah ini nggak lucu yah, mama nyuruh aku bolos sekolah cuma buat nemenin mama kondangan? "

" Udah,,, jangan bawel papa udah nungguin di bawah " Nana mendorong pelan tubuh eve...

Kening eve semakin mengkerut, tumben sekali ayahnya mau meninggalkan pekerjaannya yang segudang hanya karena mau kondangan.

÷÷

Mobil SUV berwarna hitam berhenti di halaman rumah mewah berlantai dua bergaya eropa klasik.

Nana mengapit lengan putrinya untuk memasuki rumah tersebut. kedatangan mereka di sambut antusias oleh para pelayan.

terdapat dekorasi mewah yang di hiasi bunga bunga beserta janur kuning di depan halaman tersebut.

Kening eve mengkerut, ini acara pernikahan tetapi nggak banyak tamu yang hadir terlihat kendaraan di luar yang memang cuma beberapa.

saat memasuki ruang utama tempat diadakannya ijab qobul, Eve di buat tercengang karena dekorasi di dalamnya jauh lebih mewah dan menakjubkan.

Wanita paruh baya yang Eve kenal tante Rini, berdiri menyambut kedatangan keluarga Eve dengan senyum mengembang.

Eve memasang wajah linglung saat lengannya di tarik lembut oleh Rini dan didudukan disamping lelaki dewasa berwajah dingin dan kaku yang Eve kenal dengan Sosok Kavian, putra sulung tante Rini.

Ayah Eve duduk di sebelah kiyai dan menjabat tangan Kavian. hati Eve mulai berdebar Kencang tak tenang.

" Kavian elvano albuzer " sebut ayah Eve.

" Ya, saya " sahut Kavian mantap.

" Saya nikahkan dan kawinkan engkau saudara Kavian elvano albuzer bin Efraz albuzer dengan putri saya ananda Evelyn granith wang binti Junior wang dengan mas kawin seperangkat alat sholat beserta mas kawin senilai 200 juta dibayar tunai " ucap Junior lantang.

" Saya terima nikah dan kawinnya Evelyn granith wang binti Junior wang dengan mas kawin tersebut di bayar tunai " ucap Kavian dengan satu tarikan nafas.

" Bagaimana para saksi? sah ? " tanya junior kepada tamu yang hadir mungkin ada 10 orang.

" SAH " ucap mereka serempak.

Lalu mereka semua mengucapkan hamdalah bersama dan do'a di pimpin oleh seorang kiyai.

Setelah acara ijab qobul, semua tamu undangan di persilahkan untuk menikmati hidangan prasamanan.

Eve masih terduduk linglung. satu butiran bening terjun ke pipi mulusnya. sebuah tangan halus menyentuh pundaknya, namun Eve enggan menoleh. hatinya masih syok menerima kejutan yang sangat tidak lucu menurutnya.

Nana duduk mensejajari putrinya dengan wajah tertunduk.

" Ve,,, " ucap Nana lemah.

Eve mengangkat tangannya memberi isyarat ibunya untuk diam. Junior segera menghampiri dua wanita yang sangat dicintainya.

tangis Nana pecah saat melihat putrinya menangis tanpa bersuara.

" Ve, maafkan mama " ucap Nana dengan suara bergetar. Junior mengusap bahu istrinya dengan lembut

Eve menoleh kearah wanita yang sangat di cintainya itu dengan sorot mata dingin.

" Apa perminta maafan mama bisa membalikan keadaan?"

" Apa boleh aku minta pernikahan ini di akhiri sekarang juga? "

Nana mendongak dengan raut wajah terkejut kentara sekali kalau dia nggak setuju sama permintaan Eve.

Eve tersenyum patah - patah dan tangisnya pun pecah. nggak nyangka banget kedua orang tuanya bisa melakukan hal sekejam ini. bahkan mendiskusikannya saja tidak.

" Sayang, tolong terima pernikahan ini, suatu saat nanti, kamu akan mengerti maksud kami " Junior meraih tangan putrinya. secepat kodok nyambar nyamuk, Eve menepis tangan ayahnya.

Rini menghampiri mereka dengan senyum yang terus mengembang.

" Ve, selamat ya sayang,, sekarang kamu udah resmi jadi anak perempuan mama. jangan nyalahin mama kamu yah, ini juga ide dari mama " ucap Rini mengelus bahu Eve.

Eve menatap nyalang perempuan paruh baya itu " apa tante nggak memikirkan perasaan aku, atau perasaan mas Kavi? bukankah mas Kavi sudah beristri ? "

" Kamu nggak usah khawatir,, Kavi bersedia kok. dan istrinya juga mengizinkan " sahut Rini tersenyum manis tanpa dosa.

Eve menghempaskan tangan Rini dari pundaknya " tante nggak berhak ngelakuin ini, bahkan mamah pun nggak berhak ngelakuin ini ke aku. " Eve menuding rini dengan sorot mata membunuh.

" Eve, jangan kurang ajar kamu " Nana menurunkan telunjuk Eve

" Jangan sentuh aku ! aku benci sama mamah. " Eve menghempaskan tangan Nana.

Setelah mengatakan itu, Eve berlari keluar dari rumah itu. nggak tau mau kemana, yang jelas Eve ingin menenangkan diri, rasanya ini terlalu menyakitkan untuknya.

Eve berjalanan di sepanjang trotoar dengan masih menggunakan kebaya. nggak perduli sama tatapan aneh dari setiap orang yang berpapasan dengannya.

Dirasa kakinya mulai perih, eve melepaskan heelsnya dan membuangnya ke sembarang.

" Awww " pekik seseorang

Eve tak menggubris tetap berjalan dengan pandangan yang lurus kedepan. seorang Cowok yang masih mengenakan seragam sekolah itu mendekat dengan sepatu heels di tangannya.

" Woy !! lo budeg ya ! " seru cowok itu menghadang Eve .

Eve menghentikan langkah dengan wajah datar.

Kening cowok itu mengkerut " Loh,, Ve,, Lo ngapain jalan sendirian kayak orang bego? "

Eve hanya melirik judes ke arah cowok itu.

Cowok itu menelisik penampilan Eve dari atas ke bawah.

" Lo,, abis cosplay jadi pengantin? "ntanyabsi Cowok sekenanya.

Eve mendelik kesal " bisa diem nggak Lo,,, nyerocos terus kayak burung cendet Lo "

Cowok itu menopang dagu dengan ibu jari dan telunjuknya.

" Lo, abis kondangan ? "

" Gue abis kawin,,, puasss ! " galak eve Lalu mendorong cowok itu.

Cowok itu melotot sampai bola matanya nyaris keluar. " eh seriusan lo ? " teriaknya karena Eve sudah berjalan cukup jauh.

Percuma teriak - teriak, nggak bakal di gubris. mood Eve lagi memburuk masih untung nggak kena tinju.

Eve terus berjalan tanpa memperdulikan teriakan cowok itu. yang pasti dia mau. pergi sejauh jauhnya dari orang - orang yang sangat menyebalkan itu.

Menantu Lucknut

Eve memasuki kembali rumah mewah yang sekarang ini menjadi tempat tinggalnya. Rumah modern dengan cat warna putih.

Tepat pukul 09.00 malam, orang suruhan Kavian menemukan eve sedang duduk di Taman kota. setelah berbagai ancaman, akhirnya mau tidak mau, Eve harus menuruti jake tangan kanannya Kavian untuk kembali ke rumah besar.

Eve memasuki rumah itu dengan langkah gontai, seakan akan cuma raganya yang hidup . Rini yang sedari tadi menunggu di ruang utama, langsung beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri menantunya.

" Ya ampun sayang,,, kamu darimana sih? " tanya Rini dengan raut wajah khawatir

Eve memutar bola mata jengah, kedua tangan bersedekap dengan bibirnya terkatup rapat. Nggak ada sahutan apapun. Hanya wajah judes dan tak ramah dari Eve.

" Mihhh " dari arah tangga sana suara manja terdengar nyaring.

Rini menoleh, mendapati putra bungsunya berjalan ke arahnya.

" Ce,,, kenalin ini anak bungsu tante,, namanya Shakti "

" Udah tau " sahut Eve sewot .

Shakti mendelik protes. Nggak suka dengan jawaban judes Evelyn. Shakti maju satu langkah, namun dengan gesit rini mencubit perut putranya mengisyaratkan untuk diam.

" aeumh, kamu pasti capek kan? kamu naik ke atas gih,, nanti biar bik Siti nganter makan malem ke kamar kamu " ujar Rini dengan senyum manis.

" Nggak usah di kasih makan mih, cewek songong gitu. " ucap Shakti jengkel.

" Lo yang sopan dong, gini - gini gue kaka ipar Lo tau ! " berang eve. Nggak terima di katai songong.

Shakti memutar bola mata jengah. Nggak salah sih omongan Evelyn. sedangkan Rini mengulum senyum senang.

"ulUdah dong jangan berantem yah,, mulai sekarang kalian harus terbiasa rukun. karna sekarang ini kita adalah keluarga "Rini merangkul shakti dan eve,

" Dihh.. Najis, lebay, Nora " dengan gesit eve menangkis tangan Rini di pundaknya dan berjalan menaiki tangga menuju kamar nya.

" Menantu lucknut Lo, kualat Lo " seru shakti berteriak.

" Husst nggak boleh kayak gitu ah.. biarkan ! Dia masih marah " tegur Rini

" Dihhh, bisa - bisanya mamih mungut si biang onar itu sih ? " protes Shakti mendudukkan pantat ke sofa.

Rini menghembuskan nafas berat " kenapa sih kesel gitu?,,, Eve anaknya baik Kok. Di sini dia adalah mantu mami jangan coba coba bikin masalah sama dia. Ngerti ! "

" Baik dari alam kubur kali,, di sekolah ajah kerjaannya gelud " protes Shakti.

"Iyah kayak kamu, kan ! " sahut Rini enteng

" Ishhh,,, " shakti menghentakkan kakinya kesal, berdiri, lalu meninggalkan ibunya menuju ke kamar.

Rini tertawa kecil, lalu menggelengkan kepala melihat tingkah merajuk anak bontotnya.

Ceklek...

Epve menoleh saat mendengar bunyi pintu terbuka. kedua remaja itu melotot. Eve menarik diri dari berbaring nya.

" Ngapain lo kesini? " galak Eve serasa tuan rumah.

" Lo yang ngapain disini? ini kamar gue " sahut Shakti tak kalah galak

Eve menelisik setiap sudut kamar itu, kamar bernuansa abu - abu dengan beberapa poster pemain bola di dinding.

Shakti mendekat lalu berdiri tepat di depan Eve, cowok itu membungkuk, mencondongkan wajahnya hingga hidungnya nyaris menyentuh hidung Eve.

" Berhubung mas Kavi lagi dinner sama mbak Laura, gimana kalau malam pertama ini Lo sama gue aja?," goda shakti menyeringai menekankan kata dinner

Bulu kuduk Eve merinding saat Sapuan hangat nafas Shakti menerpa wajahnya. Eve mematung dengan bibir yang terkatup rapat.

" Kalau diliat - liat lo cantik juga "

godanya lagi menaikkan alis sok cool.

Eve membuang muka menyembunyikan pipinya yang merona " L-Lo baru tau ? " ucapnya sedikit terbata.

Shakti terkekeh membuat eve mengerutkan kening " iya,, cantik kalau diliat dari negara spanyol,, behahahaha "

Bughhh !

" Bocah Dajjal " Eve melempar bantal dengan kesal. namun dengan sigap shakti Menangkapnya. Shakti terus saja tertawa puas hingga punggung gadis itu menghilang di balik pintu.

Brakkk

Eve membanting pintu dengan kasar, tubuhnya merosot kebawah. eve memegangi dadanya karna jantungnya berdegup kencang. berada sedekat itu dengan Shanti nyaris membuatnya sesak nafas.

" Sialan !, " umpatnya tangannya memukul daun pintu

" Awwww " pekiknya mengibaskan tangannya. yang terasa panas.

Eve mengedarkan pandangannya, tatapannya berhenti di sudut kamar dimana kopernya berada di samping lemari berukuran besar.

Eve beranjak berdiri menghampiri kopernya, lalu menendang koper itu dengan kesal. " bisa - bisanya baju gue masih di koper "

Ceklekkkk...

Eve menoleh, mendapati seorang wanita paruh baya yang berdiri dengan nampan di tangannya.

" Maaf non, ini makan malamnya saya taruh di meja yah " ucap wanita itu.

Eve hanya melirik judes tak menyahut membiarkan saja wanita itu meletakkan makanannya.

" Saya permisi ya non, kalau butuh bantuan bisa panggil saya " imbuhnya lagi

Eve masih tetap bergeming, tangannya bersedekap. karena nggak mendapat respon, akhirnya wanita yang di ketahui Eve adalah seorang ART itu keluar dari kamarnya.

" Eh lo yang namanya siti? " seru Eve dengan tangan masih bersedekap.

Wanita paruh baya itu menoleh dengan wajah syok. bagaimana bisa ada seorang gadis yang sangat tidak sopan. walaupun dia ini seorang pembantu tetapi kedua tuan mudanya nggak pernah memanggilnya dengan nama. mereka selalu memanggilnya dengan embel - embel bibi.

Walaupun begitu sebisa mungkin bik siti memberikan senyum manis semanis madu.

" Iya non, kenapa?" tanya bibik dengan senyum yang alih - alih terlihat manis malah itu terlihat seperti ngampet kentut.

" Nih, masukin baju saya ke lemari "

Bik siti sedikit menggeram. Bukan nggak mau ya.. Tetapi sikap Evelyn sangat kurang sopan.

" Maaf non, itu bukan pekerjaan saya "

" Terus kerjaan lo disini ngapain ? arisan? " ketus eve.

Bik siti memejamkan mata dengan sentaan nafas pelan

" Saya disini cuma masak non, kalau yang beres - beres sama bersih - bersih ada sendiri " jelas bik siti masih dengan senyum ngampet kentut.

Eve mencebik " ya udah sono,,, panggilin yang lain "

" Maaf sejuta maaf non, itu juga bukan ranah saya " tolak bu siti

Eve mendelik dengan gigi mengerat

" Mending lo pulang kampung sana !!! nggak becus jadi pembantu " bentak Eve geram

bik siti sedikit tersentak, baru kali ini mendapat bentakan dari majikannya. bahkan Kavian yang dinginnya bak freezer kulkas saja nggak pernah berkata keras.

" Bisa beresin sendiri kan? manja benerrr " tiba - tiba Shakti melongok di balik pintu.

Eve menghentakan kaki kesal " gue ini nyonya disini,, masak gue harus kerjain ini sendiri sih "

" Bakar ruko aja bisa Lo,, masa naruh baju di lemari nggak bisa,, nggak usah males,, disini Lo itu menantu, harusnya Lo yang rajin dong "

Mata bik Siti membola, lalu menatap ngeri ke arah Eve.

" Kenapa Lo? kena sawan? " galak Eve menatap judes bik siti.

Bik Siti merubah raut wajahnya menjadi tenang , takut kena semprot nyonya mudanya yang bermulut seblak itu.

Eve berdecak lalu menjatuhkan tubuh ke atas kasur. Shakti mendekat meraih koper Eve, menumpahkan semua baju milik eve ke lantai.

" Ehh tai kambing, Lo apain baju -baju gue ?" berang Eve memukul - mukul tangan Shakti.

" Kalau nggak kaya gini lo nggak bakal mau beresin. "

" Ya nggak usah di tumplekin juga dong. !" ketus eve beranjak berdiri.

" Emang gue pikirin wleeee "

" Lo perlu di slepet emang " berang Eve meraih kerah kaos Shakti.

Shakti menghempaskan tangan Eve " awas lo, kalo nggak di beresin gue aduin lo sama mas Kavi"

" Dih lo pikir gue takut " sinis Eve

" Emang lo mau jadi gembel??,, asal lo tau ya,, kata mamih, sekarang hidup lo itu udah di tanggung sama mas kavi,. kalau lo nggak di kasih duit sama dia,,mampus lo ! "

" Lo pikir gue nggak punya duit? lo pikir gue semiskin itu ?, gue nggak butuh duit keluarga lo " jawab eve tak kalah nyolot

Shakti menggelengkan kepala " emang belagu lo, songong juga,, pantes di buang."

" Apa lo bilang?? " berang eve

" SO-NGONG " ucap shakti tepat di wajah eve. lalu secepat kilat berlari keluar dan menyeret bik siti yang tertawa cekikikan.

" WOYY SHAKTI,, KESINI LO !! " teriak eve menggedor gedor pintu dari dalam.

sedangkan Shakti dan bik siti tertawa cekikikan sambil memegangi handle pintu.

Eve menendang daun pintu dengan kesal, ingin sekali dia merobohkan rumah ini. namun keadaannya sekarang sudah berbeda.

Tiba - tiba eve terpikir untuk kabur saja dari rumah itu. eve menepuk keningnya karena melupakan ponselnya. ia mencari cari ponselnya yang berada di tas lalu mengobrak - abrik suruh isi di dalamnya.

Eve mendesah, tak menemukan ponselnya. nggak ada sesuatu yang berharga di dalam tasnya. hanya ada perlengkapan make up miliknya. bahkan dompetnya pun nggak ada. bahu eve melemah, perasaan tadi pagi dia meletakkan ponsel dan dompetnya di tas. lalu kemana benda itu?

Eve berjalan mondar mandir dengan gelisah.

memutar otak dan mengingat kembali dimana ia meletakkan ponselnya. tetapi nihil dia nggak ingat sama sekali karena memang terakhir kali dia menyimpannya di tas.

tok tok tok

Eve tersentak saat mendengar suara ketukan pintu. gadis itu berjalan meraih handel pintu dan membukanya.

di ambang pintu rini berdiri dengan senyum mengembang.

" Kamu belum tidur? kok belum mandi sih? " rini menelisik penampilan eve yang masih mengenakan kebaya.

bibir Eve masih terkatup rapat dengan wajah datarnya.

Rini melongok kedalam kamar dan membeliak mendapati baju baju eve berceceran. namun rini berpura - pura saja tak melihat.

" Loh, makanannya juga belum dimakan? "

eve menengadahkan tangan membuat kening Rini mengkerut bingung.

" Apa? " tanya rini bingung.

" Hp " jawab eve singkat, masih dengan wajah datar

Rini menautkan dua jari telunjuknya, merangkai kata yang pas untuk menjelaskan.

" Tadi mamih sama mama kamu sudah berdiskusi,,, dan,, mulai sekarang semua kebutuhan kamu akan di tanggung oleh suami kamu,,, untuk ponsel,,rekening,, dan uang keperluan sekolah,, kavi yang akan mengurus." jelas rini

Mata eve melotot terkejut, rupanya ucapan Shakti tak main- main. eve memijit pelipisnya lalu menatap sengit ke arah Rini.

Tanpa sepatah katapun eve menutup pintu dengan membantingnya cukup keras.

Brakkkk !

Rini beringsut mundur mengusap - usap dadanya.

" Ya ampun,, harus stok sabar satu ton ini "

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!