NovelToon NovelToon

Ternyata Aku Ini Anak Pungut

Part 1

Ini apa ya ?" Kutemukan sebuah kertas yang jatuh dari map berwarna merah ketika aku membuka lemari hendak mencari surat kelulusan sekolah menengah atas yang akan aku gunakan untuk melamar pekerjaan di salah satu perusahaan yang sedang membutuhkan karyawan.

"Surat Adopsi ?" Siapa yang di adopsi mama dan papa ataukah ini bukan milik mereka tapi milik orang lain karena ayahku adalah seorang petugas polisi yang sering di titipi berkas - berkas orang lain. Tapi ku fikir ini seperti bukan berkas orang lain karena aku lihat dari cara penyimpanan nya sangat berbeda map ini di simpan di tutupi dengan buku yang sangat tebal.

""Nanti akan aku tanyakan ke mama dan papa." Segera ku raih map itu dan aku beranjak di tempat mama dan papa yaitu di ruang tengah.

"Mah, ini berkas nya siapa ya mah kok ada tulisan surat adopsi ? Ini milik siapa?" Tanyaku.

Mama pun tersentak kaget dengan terus terpaku melihatku. "Mah, kenapa mama seperti melihat hantu ?" Tanyaku kembali.

"Ehhh...itu..itu berkas teman mama yang dititipkan ke mama. Emangnya kamu sudah buka isi map nya?" Tanya mamaku dengan suara terbata - bata.

"Gak mah, aku gak baca isi suratnya karena aku fikir surat ini berharga dan milik mama jadi nya langsung aku tanyakan kepada mama dan papa." Tanyaku kembali

" Ah itu milik teman mama Susi karena dia ingin mama menyimpan nya. Memangnya sedang apa kamu membuka isi lemari mama apakah ada yang sedang kamu cari?" Ucap mama dengan mimik yang sulit diartikan.

"Itu aku ingin mencari ijazah dan berkas - berkas yang aku perlukan untuk membuat lamaran kerja mah." Jawabku sambil meneguk segelas air yang ada di atas meja.

"Ya sudah lain kali bilang dulu kalau mau ambil berkas atau barang - barang dari dalam lemari mama, karena banyak berkas - berkas penting punya mama." Ucap mama dengan wajah yang tegas.

"Iya mah, maaf lain kali aku akan ijin terlebih dulu mah." Jawabku tertunduk

" Ini ijazahmu dan berkas yang kamu perlukan untuk lamaran, jangan sampai hilang!" Ucap mama seraya memberikan satu buah map.

" Terima kasih mah, baik mah akan aku balikin kalau sudah selesai " ucapku lalau beranjak ke kamar milikku.

**

Didalam kamar aku segera menyelesaikan berkas lamaran yang akan aku kirimkan besok ke sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang ekspor impor. Tiba - tiba saja handphone yang ada di atas meja berdering dan layarnya menampilkan nama Mega, dia adalah sahabatku.

" Halo Rin, kamu sedang apa? Apa sudah kamu siapkan berkas lamaran kerja nya? besok jangan lupa jam 7 pagi kamu sudah berpakaian rapi karena aku gak mau menunggu tuan putri berdandan." Ucap Mega dengan keras.

"Oke sahabatku tersayang, pasti besok aku udah siap dong!" Jawabku dengan tertawa.

"Ingat lho ya jangan sampai terlambat!" Ucap Mega sekali lagi.

"Iya cerewet, ya sudah aku mau tidur dulu karena besok kita berangkat pagi - pagi. Assalamualaikum." Ucapku sambil menutup telepon.

Setelah itu mataku pun langsung terpenjam hingga kumandang adzan subuh menggema sayup - sayup terdengar di telinga. Aku pun segera merapikan tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap untuk melaksanakan shalat subuh.

Setelah melaksanakan shalat subuh aku pun segera memakai pakaian untuk aku gunakan untuk melamar kerja dan memoles wajah dengan natural.

Akupun segera beranjak ke meja makan disana sudah tersedia menu nasi uduk beserta pelengkap nya yaitu gorengan yang masih hangat. Segera aku pun menyantap makanan yang terhidang, selesai makan aku akan menuju kamar mama dan papa untuk pamit dan mohon doa restu untuk kelancaran melamar pekerjaan hari ini.

"Mah, Pah, aku berangkat dulu. Hari ini aku akan melamar pekerjaan doakan aku diterima kerja ya. Aku juga sudah sarapan makasi mah udah menyiapkan menu sarapan nya " Ucapku seraya menyalami kedua tangan orang tuaku.

" Ya sudah hati - hati dijalan jangan lupa berdoa untuk kelancaran hari ini." Perintah mama dengan mengelus rambutku.

" Iya mah, itu pasti. Ya sudah aku pamit ya. Assalamualaikum." Jawabku.

""Walaikumsalam." Ucap mama dan papa berbarengan.

Ketika aku sampai di teras rumah kulihat Mega sedang duduk memandang jalanan lalu-lalang. " Hey, Meg. Udah lama belum?" Tanyaku. " Baru 5 menit yang lalu Rin. Ayo cepat kita berangkat nanti takut kita terlambat!" Mega menarik tanganku ke arah motornya.

Dalam perjalanan tak ada percakapan di antara kami, karena sibuk dengan pikiran kita masing - masing. Sesampainya di sebuah Perusahaan tambang yang cukup terkenal Mega memberhentikan laju kendaraan motor nya

" Ini Rin, tempatnya ayo kita temui satpam untuk menanyakan ada tidak lowongan pekerjaan di perusahaan ini." Ucap Mega seraya mengeluarkan berkas lamaran nya.

" Iya Mega." Sahutku sambil berjalan ke arah pos satpam.

" Permisi Pak, saya mau tanya apa disini sedang membutuhkan karyawan tidak pak?" Tanyaku dengan sopan.

"Kebetulan neng, Perusahaan hari ini sedang memerlukan pegawai untuk ditempatkan di bagian administrasi. Interviewnya langsung dengan membawa berkas lamaran." Penjelasan Pak satpam dengan lugas.

" Wah kebetulan sekali pak kami ingin memasukkan berkas lamaran di bagian administrasi. Bisa minta tolong antarkan kami ke tempat interviewnya Pak?" Tanya ku dengan wajah bahagia.

"Baik nanti neng ikut Bapak di bagian HRD. Ayo mari silahkan." Sahut Pak Satpam berangkak dari tempat duduknya.

" Iya pak terima kasih." Sahut Mega sambil mulai mengikuti arah Pak satpam berjalan.

Setelah beberapa ruangan kami lewati, tiba di sebuah ruangan bertuliskan " Ruang HRD" Pak satpm itu pun berhenti.

" Ini neng ruangan nya, kalau begitu Bapak permisi dulu karena harus menjaga gerbang." Ucap Pak Satpam.

" Oh iya pak terima kasih banyak." Sahutku dengan cepat.

Pak satpam pun meninggalkan kami.

Kamipun dengan hati - hati membuka ruangan tersebut di dalam terdapat beberapa orang yang sedang duduk. Mungkin mereka juga menunggu giliran untuk di panggil di depan untuk melakukan sesi interview dengan seorang wanita yang ada di depan kami.

Tibalah saatnya giliran aku dan Mega maju kedepan untuk melakukan interview, kami menjawab dengan lugas dan tegas setiap pertnyaaan yang diberikan kepada kami.

Kini saatnya hasil pengumuman siapa saja yang akan diterima kerja, kami menunggu dengan harap - harap cemas. Dan pada akhirnya namaku dan Mega disebut sebagai orang yang diterima kerja di Perusahaan ini.

Kami pulang dengan wajah bahagia, tentu saja kabar ini akan kami sampaikan kepda kedua orang tua kami masing - masing.

" Meg, aku gak nyangka banget kita bisa diterima di Perusahaan ini." Ucapku dengan mata berkaca - kaca.

" Sama Rin, tapi aku bahagia. Pokoknya sepulang ini kita kabari keluarga kita karena mulai besok kita sudah mulai berkerja. Kita harus bekerja dengan sungguh - sungguh." Ucap Mega dengan tersenyum.

Kamipun segera melanjukan kendaraan kami untuk pulang kerumah masing - masing untuk .memberi kabar bahagia kepada keluarga mereka.

Harapan Baru

Sesampainya aku dirumah dengan di antar motor Mega. Aku pun langsung turun dan menawarkan Mega untuk mampir minum teh.

" Meg, mau minum dulu nanti aku bikin kan yang paling enak." Ucapku sambil tersenyum.

" Enggak, Rin. Makasi aku harus cepat - cepat sampai rumah karena aku sudah tidak sabar memberi tahu kabar gembira ini kepada ibuku " ucap Mega. Ku akui perasaan nya ini sangat bahagia dan ingin cepat - cepat memberi tahukan ibunya karena selama ini dia tinggal hanya berdua dengan ibunya karena ibunya seorang single parent dan ayah nya Mega sudah lama meninggal dunia. Mungkin ada kebanggaan tersendiri di hati Mega untuk membuat bangga orang tuanya.

" Ya sudah hati - hati di jalan jangan ngebut." Ucapku dengan tegas.

" Ok Rin, besok jangan sampai terlambat!" Sahutnya cepat. Aku hanya mampu mengangukkan kepalaku dengan tersenyum, hingga tanpa terasa Mega sudah beranjak jauh.

Aku pun segera membuka pintu rumah, masih tampak sepi mungkin penghuninya sedang tertidur apalagi kalau suasana diluar sangat panas seperti sekarang ini.

" Assalamualaikum." Ku ucapkan salam.

" Walaikumsalam Rin, kamu sudah pulang rupanya gimana udah masukin berapa lamaran dan ke Perusahaan apa saja ?" Tanya Papa dengan wajah penasaran.

" Tadi Rina cuma memasukkan berkas lamaran kerja ke satu Perusahaan aja Pah, karena alhamdulilah Perusahaan itu langsung menerima aku kerja." Ucapku bercerita dengan antusias.

"Wah yang bener Rin, kamu beruntung sekali langsung masuk kerja tanpa menunggu berhari - hari untuk panggilan interview." Ucap Papa dengan wajah bahagia.

" Iya bener Pah, doakan aku lancar terus dalam bekerja ya Pah. Nanti kalau aku sudah dapat gaji pertama akan aku ajak Papa dan mama serta Diana dan Tono untuk jalan - jalan ke luar kota kalau ada hari libur." Ajakku kepada Papa sebagai bentuk rasa syukur.

" Papa gak ingin apa - apa yang penting kamu bisa mencukupi kebutuhanmu sendiri orang tua sudah cukup bahagia." Ucap Papa bijaksana.

" Tidak apa - apa Pah aku ingin membahagiakan Papa dan Mama." Sahutku dengan penuh harapan untuk selalu membuat kedua orang tuaku bahagia.

**

Tiba jam makan malam tiba aku dan kedua orang tuaku dan kedua adik ku bersiap untuk makan malam. Malam ini mama memasak ayam goreng dan sayur bayam lengkap dengan sambel nya.

Tiba - tiba mama bertanya padaku " Rin, tadi gimana udah kamu masukkan berkas lamaran berapa Perusahaan?" Aku pun segera menjawab " Cuma satu mah, karena kebetulan sekali pas aku dan Mega datang di salah satu Perusahaan yang mau kami masukkan berkasnya ternyata membutuhkan karyawan saat itu juga jadi kami langsung melakukan interview. Dan Alhamdulilah kami berdua langsung diterima mulai besok pagi kita sudah bisa bekerja." Aku coba menjelaskan kepada Mama dengan panjang lebar.

"Oh ya sudah syukur kalau begitu." Cuma itu yang dikatakan oleh mama sedangkan kedua adikku hanya tersenyum sambil terus memakan hidangan di atas meja.

Akupun segera menyelesaikan makan malam dan langsung membersihkan dan membereskan meja makan dan masuk ke kamar untuk mempersiapkan besok pagi.

Tiba - tiba pesan Wa datang

( Rina, aku deg - degan besok sudah mulai kerja bagaimana perasaanmu?)

Ternyata pesan dari Mega lalu kujawab

( Tentu saja aku juga sama tapi aku lebih antusias karena ini pengalaman pertamaku berkerja semoga saja kita bisa melakukan perkerjaan dengan baik dan tidak ada masalah di kemudian hari ).

Dia pun menjawab

( Sama aku juga berharap semoga kita bisa bekerja sama dengan baik karena di sana kita rekan kerja. Ya sudah sekarang lebih baik kita istirahat karena besok kita mulai kerja jangan sampai terlambat karena kita harus memberikan kesan yang bagus dan layak untuk di terima di Perusahaan itu).

( Iya ini sebuah awal yang baru dan harapan baru menuju arah yang lebih baik).

Kututup layar handphone ku lalu aku beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri untuk bersiap shalat Isya karena terdengar suara adzan menandakan umatnya untuk segera melaksankan ibadah.

Selesai melaksanakan ibadah aku pun bersiap untuk beristirahat karena badan sudah mulai lelah dan butuh rehat untuk persiapan besok berkerja hingga tak terasa mata ini pun mulai terpejam.

**

Keesokan pagi nya saat adzan subuh berkumandang aku segera membersihkan diri melakukan shalat subuh dan bersiap untuk mengenakan pakaian kerja.

Ketika keluar dari kamar aku pun segera menuju keluar rumah untuk membelikan sarapan nasi uduk yang terletak di depan gang untuk Papa, Mama dan kedua adikku.

" Hei Rin tumben pagi - pagi sudah rapi mau kemana ? " Tanya Bi Surti pedagang nasi uduk bertanya karena biasanya aku tidak sepagi ini untuk membeli nasi uduk.

" Iya Bi, soalnya hari ini aku sudah mulai kerja jadi aku beli nasinya agak pagian." Jawabku sambil tersenyum.

" Biasa tah Rin, nasi uduk 5 sama gorengan 6 ribu ?" Tanya Bi Surti sambil terus membungkus nasi uduk pesanan ku.

" Iya Bi kaya biasanya, ini uangnya ya bi." Ku serahkan uang pas agar tidak usah berlama - lama menunggu kembalian.

" Iya Rin, makasi." Ucap Bi Surti sambil mengantongi uang yang ku beri.

Sesampainya di rumah ku susun nasi uduk yang telah ku beli di meja makan berserta gorengan nya. Lalu aku pun segera melahap nasinya, sengaja aku makan duluan karena aku harus pergi kerja pagi - pagi.

Setelah selesai aku pun beranjak ke ruang tv disana ada Mama dan Papa sedang melihat acara ceramah di layar televisi sedangkan kedua adikku mungkin sedang bersiap ganti pakaian untuk berangkat ke sekolah.

" Ma, Pa. Aku berangkat kerja dulu ya takut terlambat karena hari ini aku berangkat naik kendaraan umum." Aku berpamitan kepada kedua orang tuaku inilah rutinitas sehari - hari yang tak boleh sampai lupa.

" Kamu sudah sarapan?" Tanya Mama sambil mengulurkan tangan untuk ku cium.

" Sudah mah, di meja sudah aku belikan untuk Mama, Papa, Diana dan Tono." Gantian sekarang tangan Papa yang kucium.

" Ya sudah hati - hati di jalan kalau ada apa - apa telepon Papa." Ucap Papa sambil mengelus rambutku.

" Siap Pah. Assalamualaikum."

" Walaikumsalam." Ucap mereka berbarengan.

**

Suasana angkotan umum yang ku tumpangi untungnya masih sangat lenggang hingga aku tak perlu bersempit - sempitan ku ambil handphone yang ada di tas, lantas ku kirim pesan Mega untuk menanyakn apa dia sudah berangkat dari rumah atau belum.

(Meg, kamu ada dimana?) Lama pesan ku tak di jawab hingga layar handphone ku kembali menyala.

( Sudah sampai kantor Rin, kamu ada dimana?) Tanya Mega mungkin dia khawatir aku belum juga datang di Kantor.

( Ini sebentar lagi sampai nanti tunggu ku ya kita masuk bareng - bareng ke ruangan.) Ajakku karena aku merasa kikuk kalau harus berjalan sendirian menuju ruangan.

(Oke) Jawab Mega.

Akhirnya mobil angkutan umum yang kutumpangi sampai ke tempat tujuan. Disana sudah menunggu Mega dengan tersenyum ke arahku.

" Ayo Rin, kita bareng masuknya!" Ku anggukan kepala tanda setuju. Kita melangkah berbarengan dengan harapan baru dengan perasaan bahagia semoga saja cita - cita kita untuk membahagiakan orang tua kita tercapai. Aamiiin.

Awal Pertemuan

Ku mulai Pekerjaan di hari pertama dengan perasaan semangat dan riang gembira. Hingga tiba jam makan siang pun tiba aku dan Mega pun segera meninggalkan tempat duduk kerja kami menuju kantin yang letak nya di bawah gedung kantor ini, hingga kami harus menggunakan lift untuk sampai ke kantin.

Setiba di kantin mataku langsung tertuju ke salah satu menu di kantin tersebut.

"Mega, kamu makan apa ? " Tanyaku tak sabar karena perut sudah keroncongan.

"Aku soto ayam aja Rin, kayaknya gak terlalu ramai karena aku sudah kelaperan." Aku hanya tersenyum menimpali perkataan Mega dan dia pun beranjak ke tempat penjual soto.

Aku menjatuhkan pilihan ke nasi goreng. Hingga semua pesanan kami sudah terhidang di meja kantin, segera kami pun melahap nya.

Tiba - tiba saat kami sedang menyantap makan siang kita ada yang menyapa kami.

" Hai, kalian anak baru ya boleh gak aku gabung duduk di sini?" Tanya seorang pria yang perawakan kulit nya putih dan matanya sipit. Aku dan Mega hanya menjawab dengan anggukan. Hingga dia pun bertanya lagi,

" Kalau gak keberatan boleh gak kita berkenalan. Nama saya Revan kalian namanya siapa ? " Pria itu mengulurkan tangan nya.

Ku raih uluran tangan nya, " Aku Rina salam kenal." Ku jawab sekedarnya saja.

" Kalau aku Mega, kamu di bagian apa disini ?" Tanya Mega menimpali.

"Aku bagian Kepala HRD, semoga betah ya kerja disini. Dan gak bosen kalau sering ketemu, he...he..he" Kekehnya sambil melirik kearahku. Ku jawab dengan senyuman.

Hingga tak terasa jam istirahat makan siang sudah selesai dan selesai juga perbincangan Mega dan Revan.

" Gak kerasa ya waktu cepet banget kalau lagi seru ngobrol. Oh ya boleh tidak aku minta no handphone kalian supaya kita bisa saling ngobrol." Tanyanya sambil memegang handphonenya.

" Boleh, tapi jangan di sebar ya he...he..he.." Timpal Mega becanda. Ku perhatikan wajah Mega kali ini agak berbeda apa dia merasa tertarik dengan pria ini atau cuma perasaanku saja. Ahhh, biarkan saja toh Mega sudah dewasa.

"Rin, nomor telepon mu berapa?" Tanya Revan membuatku tersentak.

" Ya boleh." Hingga akhirnya ku sebut beberapa digit nomer telepon handphoneku.

" Ya sudah terima kasih ya Meg, Rin. Semoga kamu mau berteman denganku. Ini kayaknya jam makan siang sudah selesai aku masuk kantor duluan ya?" Pamitnya kami hanya menjawab dengan menganggukkan kepala.

**

" Hei Rin, Kayaknya Revan orang nya asik ya? Menurutmu dia gimana?" Bisik Mega ketika kami sampai di pintu lift.

" Kayaknya baik, jangan - jangan kamu naksir ya Meg?" Selidikku karena bisa kulihat dari cara pandang nya ke Revan.

" Jangan ngaco kamu Rin, mau dikemanain si Nico. Aku cuma pengen berteman saja." Ku hanya tersenyum menahan tawa.

"Ya sudah sekarang waktunya kerja, jangan ngomongin Revan melulu. Fokus cari duit."

Kami berbincang hingga kami berdua sampai di tempat meja kerja masing - masing.

Kami pun melanjutkan perkerjaan yang sempat tertunda saat jam makan siang.

Hingga tak terasa jam pulang kantorpun tiba.

Kami pun bersiap untuk merapikan meja kerja dan membereskan peralatan kantor.

Tiba - tiba handphone ku berbunyi

"Triiiinnng..."

( Rin, kamu pulang sama siapa ? Kalau gak ada yang jemput bareng aja yuk.!" Ku baca pesan singkat dengan perasaan bingung siapa yang mengirim pesn karena namanya tidak ada di kontak telepon ku.

(Ini siapa ya? Maaf aku gak merasa memberikan nomer kepada orang asing )

Ku jawab dengan lugas karena bisa jadi ini perbuatan lelaki iseng yang mengerjainya.

"(Ya ampun Rin, ini aku Revan kamu lupa ya? Tadi kan di kantin kamu memberikan nomermu ke aku) balas Revan cepat.

Ku tepuk jidat lalu ku balas pesan singkatnya

( Oh ya maaf aku lupa, gak usah Van aku pulang sama Mega karena tadi sudah janjian. Terima kasih aku takut merepotkanmu). Jawabku tak enak karena pasti kedua orang tuaku marah kalau aku diantar pulang lelaki asing.

( Gak papa sekalian saya antar kan arah pulang kita searah).

Akhirnya aku pun menyetujui permintaan Revan walaupun agak ragu bagaimana sikap kedua orang tua ku ketika melihat aku diantar dengan laki laki kerumah.

Aku pun segera memberitahukan kepada Mega untuk pulang duluan saja tidak usah menunggu aku di parkiran.

Kutelepon Mega hingga dering ke empat terdengar suara Mega.

"Meg, kamu pulang duluan aja ya. Revan mengajakku pulang bareng karena kan arah pulang kita searah." Jelasku takut Mega berprasangka yang tidak - tidak.

" Cieee...gak apa - apa lagi. Udah ada yang mulai pendekatan nih." Goda Mega membuat wajahku memerah.

"Ngaco kamu, kita gak ada apa - apa. Yaudah sana nanti keburu malam kamu pulang nya. Hati - hati dijalan!" Jelasku.

Setelah menelepon Mega kulangkahkan kakiku menuju basement kantor disana aku agak bingung untuk mencari dimana mobil Revan. Akhirnya sebuah klakson mobil menyadarkan ku.

" Tinnnnn..." Sebuah mobil sedan berwarna merah dan seseorang yang melambaikan tangan.

" Rin, ayo kesini." Ajak nya. Kulangkahkan ke arah mobil itu dan segera masuk ke dalam mobil.

" Kamu mau sekalian pulang apa makan malam dulu ?" Tanya Revan tiba - tiba kepadaku.

" Langsung pulang aja, aku takut orang rumah mencariku kalau pulang terlambat." Jawabku karena agak grogi juga didekat Revan hanya berdua saja.

**

Diperjalanan di dalam mobil Revan tidak ada percakapan diantara kami hanya suara lagu yang mengiringi keheningan kita.

" Rin, kamu punya berapa saudara?" Tanya Revan kemudian.

" Aku punya adik dua laki - laki dan perempuan." Jelasku.

" Kalau aku anak satu - satunya, kayaknya asyik ya punya saudara." Ucap Revan sambil tersenyum aku hanya menjawab tersenyum.

Akhirnya mobil Revan sampai ke depan pagar rumahku.

" Terima kasih Revan, kamu mau mampir dulu gak ?" Tanyaku basa - basi.

" Nanti saja lain kali Rin, soalnya ibuku sudah menungguku." Jawab Revan.

" Ya sudah sekali lagi terima kasih. Hati - hati di jalan." Mobil Revan pun segera meluncur meninggalkan rumahku, akupun segera masuk karena sudah waktunya untuk shalat maghrib.

" Assalamualaikum." Ku jawab salam ketika aku melangkahkan kakiku ke ruang tamu.

" Walaikumsalam Rin, kamu pulang sama siapa? " Tanya mama dengan raut tanda tanya.

" Sama temen mah, dia rumah nya satu arah jadi dia menawarkan tumpangan sama aku." Jawabku.

" Perempuan atau laki - laki ?" Tanya mamah penuh selidik.

" Laki - laki mah, cuma temen biasa kok mah." Jelasku takut mama berpikir macam - macam.

" Ya sudah hati - hati, jangan terlalu dekat dengan laki - laki sebelum tahu latar belakangnya." Tegas mama penuh penekanan.

" Iya mah." Jawabku.

" Ya sudah sana mandi, terus langsung shalat." Perintah mama.

Aku pun menganggukkan kepala dan segera masuk ke kamar untuk membersihkan diri dan bersiap untuk shalat maghrib.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!