NovelToon NovelToon

I Hate You, Brother

Bab 1

...~Happy Reading~...

Boy Pranata, adalah anak kedua dari pasangan Fellicia Sebastian dan Aiden Pranata.  Memiliki empat saudara, yang jarak umur yang begitu dekat, membuat hubungan nya dengan Chyra yang selalu anak ketiga terlihat begitu renggang.

Bukan renggang karena jauh, justru karena terlalu dekat, tinggal satu atap dan sering bersama. Membuat keduanya kerap sekali bertengkar dan berdebat.

Chyra yang saat ini sudah memasuki usia lima belas tahun, yang mana kini dirinya mulai memasuki SMA yang berada di sekolah yang sama dengan sang kakak. Membuat Boy semakin terlihat membenci adik nya.

Hingga kini, belum di ketahui mengapa Boy selalu membeda bedakan antara Chyra dan juga Els. Padahal, mereka sama sama adiknya dan berjenis perempuan.

Sementara anak pertama, Arshen Pranata, memilih untuk kuliah di luar negri bersama Deren anak dari sepupu ayah nya.

“Kak Chyra berarti udah gak bareng sama Els lagi ya? Kan arahnya udah beda sekarang?” tanya seorang gadis dengan rambut tergerai panjang itu begitu lembut.

Pagi hari, kini semua keluarga sedang berkumpul di meja makan, seperti biasa. Tapi ada yang berbeda dengan hari ini, lantaran sejak beberapa hari yang lalu perasaan Boy begitu kesal kepada orang tuanya, jadilah ia sejak tadi hanya diam dan memasang wajah kesal nya.

“Kak Chyra biar bareng sama kak Boy, Nak. Kan sekarang kakak sudah masuk SMA kaya kak Boy,” ucap mom Felly tersenyum kepada putri bungsu nya.

“Mom, kenapa Chyra gak di bolehin bawa motor atau mobil sendiri sih? Chyra bisa belajar kok,” kata Chyra akhirnya membuka suara.

“Sayang, Mom khawatir sama kamu. Kamu ini anak perempuan, mana bisa bawa mobil atau motor sendiri, lagipula kamu itu satu sekolah sama Boy,” ujar mom Felly menghela napas nya berat.

Beberapa hari yang lalu, Mom juga Dad Aiden sudah sepakat bahwa Chyra akan pulang pergi bersama dengan Boy. Karena kini, jarak mereka hanya berbeda satu kelas.

Meskipun umur mereka berbeda hampir dua tahun, namun Boy terbilang telat ketika memasuki sekolah, jadilah kini ia hanya berbeda satu kelas saja dengan Chyra.

“Dia bukan anak kecil Mom. Lagipula, sejak awla Boy juga udah bawa motor sendiri. Dari SMP malah,” saut Boy nampak cuek sambil memakan sarapan nya.

Sebenarnya, setiap apapun yang di katakan oleh Boy terhadap Chyra, membuat hati gadis itu terluka. Namun, selama ini ia selalu berusaha untuk menahan dan memaklumi sifat kakak nya. Chyra yang begitu polos, membiarkan saja Boy terus bersikap kasar padanya.

Walaupun iri, namun Chyra selalu berusaha bersikap masa bodo dan tidak perduli dengan saudara nya.

“Daddy, pliss.” Chyra sampai mengantupkan kedua tangan nya di dagu dan menatap ayahnya dengan tatapan memelas.

Berharap, permintaan nya untuk membawa motor akan di setujui.

“Enggak, Sayang. Daddy tidak mau mengambil resiko lagi kaya dulu,” ucap daddy Aiden dengan begitu tegas.

Mom felly dan Daddy Aiden masih ingat dengan begitu jelas, ketika hampir kehilangan Chyra.

Dimana saat itu, Chyra sedang berlatih naik motor bersama Arshen, saat di kampung nenek nya, namun ternyata Chyra justru menabrak beberapa anak kambing, sehingga membuat gadis itu pingsan mendapatkan beberapa luka di tubuh nya.

Sejak saat itulah, mom juga Daddy tidak mengizinkan nya menggunakan tranportasi sendiri.

...~To be continue .......

...Hayoo siapa yang udah baca cerita ini di lapak sebelah? Mommy putusin untuk pindahin karya ini kesini, dan akan TAMAT disini. So, jangan lupa like, komen dan subscribe yaa 🥰...

Bab 2

...~Happy Reading~...

“Jangan pernah bilang kalau lo, adek gue!” kata Boy sedikit berteriak lantaran kini keduanya sedang berada di atas motor.

“Kenapa sih? Perasan gue juga gak jelek banget! Lo kayaknya malu banget punya adek kaya gue!” Balas Chyra juga setengah berteriak.

“Itu lo tahu, pokoknya jangan bilang siapapun kalau kita saudara!” ucap Boy lagi dengan penuh penekanan.

Chyra enggan untuk menjawab lagi. Ia hanya diam dan mendengus, mencoba menerka kenapa dan ada apa. Mengapa Boy tidak mau mengakuinya sebagai saudara atau adik di sekolah.

Setelah beberapa saat, kini motor yang di tumpangi Boy dan Chyra sudah tiba di SMA Cempaka Putih. Chyra segera turun dan tanpa mengucapkan kata terimakasih, ia langsung meninggalkan parkiran begitu saja.

“Woy, cewek baru tuh? Cakep ya, boleh juga kayaknya.” Kata seseorang yang langsung menghampiri Boy dan merangkul bahu nya.

“Jangan macem macem lo, cari yang lain! Awas aja kalau sampai nyenggol dia, sedikit aja, gue yang turun tangan.” Ucap Boy dengan ketus.

“Hahaha, siapa sih emang? Amanda mau lo Kemanain emang hem?” tanya seorang anak laki laki bernama Dewa, yang tak lain dan tak bukan adalah sahabat Boy. Sementara Amanda, adalah kekasih Boy yang baru saja ia pacari beberapa bulan lalu.

“Dia udah datang belum?” tanya Boy justru malah mengalihkan pembicaraan.

“Belum kayaknya. Arkan juga belom dateng, entahlah hari senin pada telat semua. Heran gue tuh,” ucap Dewa sok bijak.

“Yang harusnya di heranin itu elo. Ke sambet apaan lo jam segini udah dateng, hah?” sindir Boy langsung berdecak.

Hari senin, biasanya Boy dan teman teman nya akan memilih untuk bolos di jam pelajaran pertama agar tidak mengikuti upacara.

Namun, karena hari ini Boy berkewajiban untuk mengantarkan Chyra, jadilah ia tidak bisa bolos atau keluar sekolahan lagi.

“Hehehe, gara gara mimpi, gue jadi males mau tidur lagi. Lagian nih ya, hari ini akan ada banyak adik kelas yang masuk, dan gue yakin pasti banyak yang bening, maka dari itu gue mau cuci mata. Ya kali aja gitu Boy, nemu satu gitu yang bening,” ucap Dewa dengan menyengir kuda menatap Boy.

“Terserah lo lah,” kata Boy lalu keduanya nampak berjalan bersama menuju ruang kelas nya.

Sementara itu, Chyra di dalam kelas nya, begitu senang lantaran ternyata memiliki teman yang humble dan satu frekuensi dengan nya. Jadilah Chyra dengan cepat menemukan teman baru.

“Ra, nanti kita buat satu group di wa ya. Kita bikin genk rumpi berempat hihihi,” ucap saah seorang siswi bernama Nina.

“Boleh banget tuh. Jadi kita resmiin dari sekarang ya, kita berteman!” saut salah seorang siswi lain bernama Lea.

“Boleh, kita bertiga!” imbuh Chyra langsung meletakkan tangan nya di meja dan langsung di sambut dengan tangan kedua ke taman nya dengan suka cita.

“Yesss!” seru ketiganya bersamaan lalu menarik tangan nya ke atas setelah membuat yel yel bertiga.

Hari pertama memasuki putih abu abu, Chyra pikir akan buruk atau datar. Namun ternyata ia salah, justru ia menemukan teman baru yang jauh lebih mengasikan di banding saat ia berada di sekolah putih biru.

Sebelumnya, Chyra juga mempunyai teman dan sahabat di SMP. Hanya saja, mereka memilih untuk melanjutkan sekolah di luar negri, sedangkan Chyra, ia tidak akan boleh keluar negri, kecuali saat dia kuliah nanti mungkin bisa di nego sedikit karena saat ini kakak pertama nya juga sedang berkuliah di Jerman.

...~To be continue.......

Bab 3

...~Happy Reading~...

Hari hari Chyra di sekolah cukup lancar dan menyenangkan. Bahkan, ia sudah mulai terbiasa di antar jemput oleh Boy di ujung jalan.

Sejak kejadian beberapa hari yang lalu, dimana Boy dan kekasihnya bertengkar karena cemburu dengan keberadaan nya.

Akhirnya Boy menyuruh Chyra agar menunggu nya di perempatan yang berada tak begitu jauh dari sekolah. Setidak nya, setiap harinya Boy akan mengantarkan kekasihnya terlebih dulu, baru dia akan pulang menjemput Chyra.

Bukan pulang ke rumah ya, melainkan mengantarkan Amanda cukup sampai mobil nya dan memastikan Amanda pulang.

Barulah Boy akan berbelok dan menghampiri Chyra.  Chyra tidak mengerti mengapa bisa memiliki seorang kakak laknat seperti Boy. Namun, ia tidak memiliki pilihan lain kecuali menurut.

Mungkin, nanti bila kakak pertama nya pulang ke Indonesia, Chyra barulah bisa merayu sang kakak agar membantu nya untuk membujuk sang ayah.

Tentu saja Chyra merasa lelah bila setiap hari harus berjalan kaki cukup jauh. Jarak perempatan dengan sekolah kurang lebih lima ratusan meter.

Bila setiap hari harus seperti itu, Chyra bisa kelelahan. Bahkan tak jarang Chyra hampir telat masuk kelas lantaran Boy kesiangan bangun dan tetap menurunkan nya di perempatan, sehingga membuatnya harus berlari ke sekolah.

“Daddy mau pergi lagi?” tanya Chyra saat melihat mommy nya mulai mengemasi pakaian.

“Iya Sayang. Kenapa hem?” tanya mommy Felly sambil merapikan pakaian suaminya.

“Gapapa sih, cuma Chyra sepi aja kalau Daddy gak pulang. Memang nya Daddy berapa lama mom?” tanya nya lagi, tangan nya ikut merapikan alat mandi Daddy nya.

Felly menghentikan pergerakan tangan nya, ia menatap anak ketiga nya itu dengan sayu. Sejak Arshen memilih sekolah di luar negri, Chyra memang lebih dekat dengan Aiden, dan bila Aiden tugas keluar kota maka Chyra akan selalu sendiri.

Jangan tanyakan Boy, karena memang sedari kecil ia memang tidak terlalu dekat dengan Chyra karena Chyra sangat aktif dan usil. Boy lebih suka akrab dengan Els.

“Sayang, kan masih ada kak Boy dan Els,” kata Felly mengusap kepala putri nya.

“Mommy tau kenapa Chyra tanya begini.” Kata Chyra dengan wajah datar, lalu ia menghela napas nya panjang, “Chyra ke kamar dulu mom. Mau belajar,” imbuh nya lalu ia memilih untuk pergi meninggalkan kamar orang tua nya.

‘Ya Allah, kenapa kedua anak ku bisa seperti itu?’ gumam mom Felly dalam hatinya menatap sedih pada putri nya.

Setelah sampai di kamar nya, Chyra memutuskan untuk belajar, karena besok akan ada ulangan.

Namun, ketika ia  sedang fokus belajar, tiba-tiba kamar nya di ketuk dan muncul lah sosok yang sangat tak ingin ia lihat. Mood nya selalu buruk bila melihat saudara laki-laki nya. Terlebih bila Boy selalu bicara pedas dan nyelekit.

“Ra, lo punya kain merah gak?” tanya Boy tanpa menatap ke arah Chyra, tangan nya masih sibuk memegang sebuah kardus kecil yang ia tidak tau apa isinya.

“Buat apaan?” kata Chyra balik bertanya, “Emang nya si Els gak punya?” imbuh nya dengan sedikit ketus.

“Lo  pelit banget sih Cuma di pinjemin kaen doang. Elah,” gerutu Boy berdecak kesal.

“Bukan pelit, gue cuma nanya!” kata Chyra juga tak kalah kesal.

“Ya udah, lo ada apa enggak?” tanya Boy sekali lagi.

“Bawel banget sih lo! Dasar pemaksa!” cetus Chyra semakin kesal, namun meski begitu ia tetap bangkit dan beranjak dari tempat duduk nya dan membuka lemari untuk mengambil kain yang di minta oleh Boy.

“Nih, buat apaan sih?” tanya Chyra saat menyerahkan barang yang di maksud.

“Buat bungkus ini,” ucap Boy lalu ia langsung pergi begitu saja dari kamar Chyra.

“Makasih woy!” teriak Chyra dari dalam kamar nya namun hanya mendapatkan lambaian tangan saja dari Boy, “Dasar kakak gak ada akhlak!” umpat nya lalu ia kembali melanjutkan belajar nya.

...~To be continue .......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!