NovelToon NovelToon

Aku Bukan Dokter

Episode 1

Langit tampak cerah, sang awan bergelayut manja saling berdempetan satu sama lain di bawah langit biru dengan pancaran matahari di siang itu.

Burung Burung beterbangan kesana kemari, daun daun pun saling bergesekan satu sama lain, akibat terkena tiupan angin sepoi-sepoi.

Dari atas langit tampak seorang lelaki dewasa tertidur dalam hamparan rumput yang hijau, merasakan angin sedang yang menusuk hingga dasar aliran tubuh.

"Apakah Ini surga.''

Mata nya terbuka, dengan keindahan pesona alam yang alami, sang burung beterbangan dan gesekan daun daun yang terdengar halus di telinga nya itu.

"Hampir terbunuh sewaktu melakukan exfrerimen. Hidup ku sungguh sangat menyedihkan.." Ucap pemuda itu dalam hati.

"Ehk, tunggu kenapa surga tampak terlihat jelek sekali dan lagi rumput rumput pun tampak liar.." Batin pemuda itu bergejolak.

Wajar saja dia beranggapan bahwa dirinya sudah berada di surga, karna masih teringat dan terbayang oleh pikiran dan otak yang bercabang ketika itu. Dia sedang berada di gedung tempat dirinya ber exfrerimen untuk membuat formula penambah umur manusia tiba tiba laboratorium itu meledak dan dia sendiri pun ikut meledak.

Sebelum gedung itu meledak. Sahabat ku datang dan tampak terlihat mencurigakan dengan berjalan ke setiap sudut ruangan yang ada dalam laboratorium itu. Pikir ku Nova nama sahabat ku tak membuat rencana apa apa, hingga aku menghiraukan dan mengacuhkan nya apa yang di perbuat oleh nya.

"Rizki selamat tinggal dan kamu terlebih dahulu untuk masuk surga.." Saat itu Nova berkata itu dengan seringai licik di bibir nya..

Aku yang tak mempunyai rasa curiga sedikitpun, hanya mengacuhkan saja kata kata dari sahabat sejati itu, namun selang beberapa menit kemudian aku mendengar suara seperti bunyi alarm dan gedung laboratorium pun meledak sangat dahsyat.

*****

"Tap.. Tap.. Tap.. Tap..

Suara langkah kaki yang sedang berlari tergesa gesa melewati lelaki dewasa di bawah yang baru terbangun dan kedua mata nya menatap keseluruh yang di sangka dirinya itu tempat ini surga.

"Uhk.... Masih seberapa jauh toilet nya. Aku sudah tak tahan untuk menahan nya." Pikir wanita yang sedang berlari.

Sang lelaki yang baru terbangun itu, segera menatap kearah langkah suara kaki dan tampak seorang wanita yang sedang menahan sesuatu yang akan membuat dirinya malu seumur hidup.

"Perempuan di surga ini berpenampilan agak kuno. Terlihat seperti puluhan tahun yang lalu." Pikir Rizki pemuda itu namanya.

Sedangkan sang wanita yang usia di bawah lelaki itu, menengok kesana kemari memastikan tidak ada seseorang yang mengintipnya.

"Syukur lah tidak ada orang di sekitar sini. Aku sudah tak tahan, terpaksa harus di lakukan di sini.." Ucap nya seraya buru buru melepaskan celananya dan mengucurkan air pancuran yang sudah tak bisa di bendung lagi oleh Goa Sigotaka milik nya.

Sang lelaki yang posisi nya berada di bawah bukit itu, melihat perempuan itu membuka celananya langsung tersentak kaget dan berkata dalam hati dengan exfresi wajah penuh keterkejutan.

"Ya ampun apa yang akan di lakukan oleh perempuan itu.

"Pepatah kuno pernah berkata. Mata air yang jernih mengalir ke timur. Bintang bintang di langit mengarah ke Utara.

Karna rasa terkejut nya itu Rizki hanya bisa melongo dan tak beranjak dari tempat dia pertama terbuka, hingga air yang mengalir dari Goa Sigotaka milik perempuan surga itu terus mengalir kearah dirinya.

Air kencing itu semakin mendekat ke arah Rizki dan kedua mata nya menatap kearah lobang goa yang tampak terlihat rumput rumput yang tumbuh di sisi kanan kiri Goa milik perempuan itu.

"Astaga bencana apa ini. Aku harus cepat cepat bersembunyi kalau tidak bisa mampus untuk kedua kali nya.." Ucap nya dalam hati.

"Sssssssssssttttttt."

Namun tiba tiba ketika dia hendak beranjak untuk bersembunyi, terdengar suara yang tampak tidak asing di sekitar rumput yang tak jauh dari tempat wanita itu mengeluarkan air pancuran nya.

Jelas itu seekor ular mulai merayap menuju kulit putih yang tak bercelana dan tampak jongkok di lihat oleh Rizki.

"Hei hati hati ada ular beracun.." Teriak Rizki refleks mulut nya berteriak dan memberi tahukan kepada perempuan tersebut.

"Arhk.... Siapa.?" Ada orang di sini.?" Kaget wanita itu, jelas Ia sangat malu karna barang berharga nya terbuka lebar tanpa ada penutup sehelai benangpun.

"Haap.."

Ular itu langsung mematuk bagian belakang goa sigotaka perempuan itu.

"Ahhhhhhhhhhhh...."

Perempuan itu langsung melompat seraya menahan sakit. Sial nya karna dirinya memakai celana jins yang ketat hingga Ia pun terangkat keatas dan langsung terjatuh.

Naas bagi Rizki yang posisi nya di bawah, Kedua mata nya tak berkedip sedetik pun, sesaat perempuan itu keatas dan jatuh langsung jatuh tepat bokong dan goa sigotaka perempuan itu pada wajah Rizki seketika saat itu merasakan asam manis sisa air pancuran menempel di mulut nya.

"Ahkkkkkkk.. Sakit sekali.." Ringis perempuan itu dan langsung membalikkan badannya.

Kini posisi nya sedang menindih lelaki yang menjadi tameng dia terjatuh.

Karna jiwa labil nya Rizki, mendapatkan sebuah kenikmatan yang membuatnya pusaka nya itu menjulang tinggi tegak bagaikan tongkat yang sangat keras, dan itu juga di rasakan oleh perempuan itu bahwa tongkat pria itu tepat mengenai goa milik nya.

"Apa yang kau lakukan hah. Dasar mesum." Teriak Perempuan itu.

"Plakk...!

"Plakk...!

"Bugh....!

"Bugh....!

Rizki walau pun menerima tamparan dan pukulan dari perempuan itu, tak merasakan rasa sakit atau pun marah, pukulan dan tamparan itu, kalah dengan rasa nikmat yang dia dapat karna sebuah kecelakaan baru saja.

"Apakah baru saja itu bunga persik.?" Atau bunga persik yang baru mekar, sungguh sangat kenyal dan nikmat.." Pikir Rizki.

Kedua nya berdiri dan sedikit menjauh, Rizki membela dirinya.

"Nona aku tidak bermaksud buruk. Yang barusan itu tidak di sengaja.." Kilah Rizki.

"Aku bukan orang jahat." Kukuh Rizki pada pendirian dan pembelaan nya.

"Hah."

"Apakah orang jahat, akan mengaku kalau dirinya jahat?" Tanya Perempuan itu.

"Tidak... Aku bersungguh sungguh. Aku melihat ada seekor ular beracun. Karena itu aku........

Ucapan Rizki langsung di potong oleh perempuan itu dengan pertanyaan yang sangat mematikan buat Rizki.

"Kalau begitu, sebelum ular itu datang apa yang kau lakukan hah.?" Kenapa kau bisa di sini.?"

"Aku tidak mungkin mengatakan bahwa aku melihat mu sedang buang air kecil bukan.

"Tidak mungkin kalau kebetulan ada seekor ular........

"Kau bener bener mesum...."

"Aduh kepala ku pusing dan sakit sekali.." Perempuan itu langsung memegang kepala nya setelah beberapa kali pertanyaan yang memojokkan Ia berikan kepada lelaki tersebut.

"Racun dari gigitan ular beracun mulai beraksi.." Kata Rizki mencoba memegang pergelangan tangan perempuan berusia belasan tahun itu.

"Ja.. Jangan mendekat. Ahhhhhhhhhhhh...." Kau baru saja mengintip ku. Kau... Kau... Jauh jauh dariku.." Perempuan itu seketika berontak menjauh dari pegangan tangan Rizki.

Bersambung.

Episode 2

"Heii.. Nona racun dari ular ini sangat berbahaya. Racun nya harus segera di keluarkan.." Kata nya Rizki peduli terhadap perempuan itu.

"Hoss.... Hoss.... Hoss..." Irama nafas nya mulai tak beraturan.

"Nona.. Nyawa mu lebih penting. Kalau kau begini terus dan memberontak terus kau bisa mati.." Sambung Rizki dengan suara nada tinggi.

"Biarkan aku mati, aku tak ingin lelaki mesum seperti mu memperdulikan ku.." Lirih perempuan itu dengan keras kepalanya.

Perempuan itu langsung memberontak, mencoba melepaskan tangan yang di pegang oleh Rizki yang berusaha untuk mencoba membantu mengeluarkan racun ular yang ada di dalam tubuhnya.

"Ada yang datang.." Gumam Rizki.

Refleks pikiran nya kini tertuju kepada suara langkah kaki yang kemungkinan ada seseorang yang datang, maka pertahanan kaki nya pun lemah hingga Ia terjatuh tepat menubruk perempuan yang ada di hadapannya itu.

"Tap... Tap... Tap... Gadis kecil.. Gadis kecil.. Kau ada dimana.?" Ayo kita pulang bersama Kakek dan beristirahat." Ucap lelaki tua itu seraya mata nya menatap kesana kemari.

Sesampainya di dekat sebuah pohon besar dengan rumput rumput yang liar, kakek tua itu langsung tersentak kaget, kedua mata nya melotot dan berteriak kencang.

"Gadis Kecil."

Tampak Cucu satu satu nya itu sedang di tindih oleh seorang lelaki dewasa, yang membuat dirinya berpikiran macam macam bahwa gadis kecil nya itu sedang di lecehkan.

"Anak sialan.."

"Bangsat.." Teriak Kakek tua itu, seraya mengacungkan celurit tajam nya kearah Rizki yang sedang menindih Cucu nya itu.

"Tu... Tunggu.. Tunggu.." Kata Rizki seraya tangannya mengacungkan untuk tidak gegabah melayang kan senjata tajam itu.

"Kau berani melecehkan cucu ku."

"Aku akan membunuh mu bocah tengik."

Kakek tua itu langsung mengarahkan celurit nya. Namun dengan sigap Rizki langsung menahan senjata itu dengan kedua tangan nya, seraya berkata."

"Jangan kau bunuh aku. Aku ini tidak sengaja. Cepat hentikan kalau tidak nyawa cucu mu tak akan terselamatkan.

Gadis kecil yang sedang terbaring lemah menahan sakit akibat racun ular yang sudah mulai menyebar di seluruh tubuhnya, mendengar suara Kakek nya itu sedang beradu argument dengan lelaki mesum itu.

"Kakek.. Aku kedinginan.." Lirih suara perempuan itu.

"Gadis kecil." Sang Kakek langsung beranjak kearah Cucu nya yang tergeletak tak sadarkan diri.

"Gadis kecil apa yang terjadi pada mu. Jangan membuat Kakek panik.?"

Rizki yang baru saja bisa bernafas lega, karna sudah terbebas dari ancaman pembunuhan yang di lakukan oleh Kakek dari perempuan itu. Kedua mata nya menatap seluruh wajah perempuan itu yang mulai membiru.

"Ini Gawat."

Rizki langsung melompat dan sang Kakek di paksa untuk menyingkir dari hadapan cucu nya. Lalu ia pun langsung membuka celana nya perempuan tersebut, hingga amarah sang kakek pun langsung meluap sekali lagi.

"Bocah tengik apa yang kau lakukan hah." Gertak Kakek tua itu.

Dengan santai Rizki pun membalas gertakan Kakek tua itu.

"Tentu saja melepaskan celananya."

Sang Kakek melotot tajam, aura membunuh nya muncul lagi, tangannya gemetar mencoba menarik paksa celurit yang ada di tangan nya untuk di arahkan kepada Rizki.

"Kakek Tua tidak masalah kau ingin membunuh ku. Tapi saat ini kau harus memikirkan cara untuk menolong cucu mu.?"

"Dia baru saja di gigit oleh ular beracun. Dan ular itu ular Kobra kalau tidak segera di tangani cucu mu akan mati.." Terang Rizki menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi saat ini.

"Aku harus segera menghisap dan mengeluarkan racun nya." Rizki berkata lagi mencoba meyakinkan kepada Kakek tua itu yang tampak amarahnya belum juga menurun.

"Kalau untuk menghisap racun nya, biar aku saja yang melakukan nya.." Kini Kakek Tua itu berkata walaupun amarah belum sepenuhnya turun.

"Uhk.." Dengus Rizki.

"Baiklah kau saja yang melakukan nya. Sekalian memberi tahumu. Bagian yang di gigit ular itu adalah pantatnya.." Kata Rizki acuh seraya kedua tangannya di simpan dalam samping kiri dan kanan perut nya.

Tak ada jawaban sama sekali dari kakek tua itu. Rizki pun lalu berkata lagi dengan ucapan yang santai tapi mampu menusuk dalam ulu hati kakek itu.

"Kakek Tua kau yakin akan menghisap pantat cucu mu itu.?" Apa kau tidak takut Cucu mu mengetahui nya dan yang lebih utama harus hidup menanggung malu.

"Ii.. Ini.........." Kakek tua itu tak bisa berkata apa apa. Apa yang di katakan oleh bocah tengik itu memang bener.

"Bagaimana tidak ada cara lain kan.."

"CEPAT MINGGIR.." Kata Rizki dengan nada yang sangat tinggi.

"TUNGGU."

"Kau tidak boleh menyentuh pantat Cucu ku." Kata Kakek tua itu menahan Rizki dengan cara memeluk dari belakang.

"Baiklah. Kau yang melakukan nya, akan tetapi bila cucu mu merasa malu jangan salahkan aku sudah mengingatkan nya." Rizki menatap kepada perempuan itu dengan tatapan penuh arti.

Kakek tua bergeming, pikiran nya berkecamuk antara menyetujui atau tidak.

"Ka.. Kau saja yang melakukan nya.." Kakek tua itu melepaskan pelukannya dan berkata seraya membelakangi Rizki.

"Huh.." Nafas Rizki di hentakan sangat keras, Cucu dan Kakek sama sama keras kepala.

"Racun nya sudah menyebar."

"Kalau di paksakan masih bisa tertolong. Kalau terlambat sebentar saja, nyawa nya sudah tak ada di dunia ini." Kata Rizki seraya tangan nya di simpan dalam dagu.

"Hah.! Ka... Kau serius?" Tanya Kakek tua itu tersentak kaget mendengar nya.

"Walaupun aku ini cukup berpengalaman dalam dunia kedokteran. Tapi aku juga belum pernah menghisap racun di pantat wanita. Apalagi pantat wanita di hadapannya sangat begitu menggoda." Rizki berkata dalam hati.

"Tuan. Ku mohon aku hanya memiliki seorang cucu." Rengek kakek tua itu.

Tadi saja kakek tua ini mau membunuh ku, sekarang merengek memohon pertolongan ku, huh dasar.

"Sial aku harus menolong nya sekuat tenaga hah.!!

"Sruupp................."

"Fuhh.................."

"Sruupp................"

"Fuhh...................."

"Sruupp................."

"Fuhh......................"

Hampir beberapa kali bolak balik Rizki menghisap dan meludahkan racun yang ada di seluruh tubuh perempuan itu, hingga akhirnya selesai juga.

"Darah yang terkena racun ular kobra sudah ku isap dan ku keluarkan. Kakek Tua cepat kau carikan obat penawarnya. Di antaranya satu tanaman Mimosa pudica Linn. Dua Tanaman Mongoose. Tiga Lavender. Empat Kunyit dan yang ke Lima Daun Kari." Terang Rizki kepada Kakek tua agar secepatnya Cucu nya itu pulih.

"Se... Semua obat yang kau sebutkan itu tidak ada yang aku kenal.." Jawab nya seraya menggaruk garuk kepalanya.

"Hmmmmmmmm.. Lupakan lah, aku sendiri yang akan mencari nya. Kau sebaiknya tunggu di sini untuk menjaga Cucu mu itu.." Kata Rizki, lalu berlalu pergi meninggalkan mereka setelah anggukan kepala dari Kakek tua itu.

Bersambung.

Episode 3

Hampir dua jam lamanya, Rizki mengelilingi hutan itu untuk sekedar mencari tanaman obat yang di butuhkan untuk melawan racun ular kobra yang mematuk pantat perempuan itu. Bukan tanaman itu saja yang Ia cari tetapi berbagai macam tanaman pun dirinya ambil untuk membuat serbuk serbuk yang nanti akan berguna dalam kehidupan sehari-hari nya.

Sesampainya di lokasi yang semula, Rizki pun langsung menumbuk tanaman tanaman itu, dengan cara tradisional dan si Kakek Tua pun di suruh untuk mencari perban atau pun hansaflas untuk membungkus luka yang di alami oleh Cucu nya itu.

"Fuih................." Dengus nafas Rizki seraya di hempas kan, dan tampak terlihat di raut kelelahan di wajahnya itu.

"Tuan.. Kau ternyata adalah seorang Dokter.?" Tanya Sang Kakek Tua.

"Apa kau meragukan aku.?" Kalau kau tidak percaya aku akan menghentikan proses penyembuhan nya.! Rizki sesaat menatap tajam kearah perempuan itu yang tergolek lemah tak berdaya.

"Bukan..... Aku hanya bertanya saja." Kakek Tua itu buru buru menggoyangkan kedua tangannya, dan berkata secara terbata bata, takut bahwa penyelamat Cucu nya itu tersinggung.

"Tenang lah, aku tidak akan menggunakan nyawa seseorang untuk bercanda.." Kata Rizki.. Ia tahu kakek tua di hadapannya itu meragukan kemampuan nya.

"Huhuhuhu.." Terima Kasih.." Kini Kakek tua itu perasaan sedikit lega.

Rizki terdiam sesaat, dalam hati nya ada sesuatu yang sangat mengganjal."

"Ohk. Ya Kakek Tua. Sekarang ini tahun berapa?" Pakaian mu dan Cucu mu terlihat kuno sekali. Seperti model keluaran puluhan tahun yang lalu.?" Tanya Rizki.

"Walaupun kami berasal dari desa. Tapi kami tidak seterbelakang itu. Sekarang adalah TAHUN 2020." Ucap Kakek seraya tersenyum, hal itu membuat anak muda di hadapannya berkerut keningnya dan pikirannya tak percaya, lalu berkata tinggi.

"Apa.........!

"Apa yang kau bilang.?" Sekarang tahun berapa..?" Rizki bener bener tak percaya dengan apa yang baru saja di dengar nya itu.

"Tentu saja tahun 2020. Apa ada yang aneh.? Lebih baik kau pulang dan melihat kalender di rumah mu.." Titah Kakek Tua itu dengan kepala menggeleng kan kepalanya beranggapan bocah ini sangat gila.

"Ayo sekarang kita pergi ke rumah mu, untuk melihat nya." Ajak Rizki masih tak percaya dengan ucapan dari Kakek Tua itu.

Rizki menarik paksa lelaki tua itu untuk segera beranjak pergi menuju rumah nya.."

"Tunggu dulu. Cucuku masih terkapar dan belum memakai celana, kau tidak boleh mengabaikan nya." Sang lelaki tua mencoba melepaskan paksaan tangan dari Rizki yang akan membawanya pergi ke rumah untuk sekedar melihat kalendar dan membuktikan ucapannya itu.

"Hehehehe... Hehehehe... Sory, biar aku yang menggendong nya. Kau tunjukkan saja jalan menuju rumah mu.." Rizki dengan tergesa gesa langsung memakai kan celana perempuan itu dan menggendong nya.

Beberapa menit kemudian. Rizki sampai di rumahnya Kakek Tua itu, dan langsung melepaskan perempuan yang Ia gendong ke kamar sang Cucu Kakek itu. Tatapan nya kearah tembok dan terlihat sebuah kalendar, dia pun langsung melangkah untuk membuktikan ucapan dari pemilik rumah tersebut.

"Sekarang bukan tahun 2099. Bagaimana mungkin bisa berubah menjadi tahun 2020. Ba.. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi.." Batin Rizki bergejolak dia bener bener tak percaya dengan semua yang kini di lihatnya.

Lalu, dia pun menggeser langkah kaki nya dan tampak sebuah cermin di hadapannya. Ia lagi dan lagi tersentak kaget sesaat melihat wajahnya yang bukan dirinya sendiri.

"I.... Ini.. Aku.!

"Ya Tuhan. Kok hidung ku jadi pesek begini. Tahi lalat ku yang indah.! Bentuk dahi ku yang sempurna. Kenapa semua nya hilang.." Racau Rizki tak percaya dengan semua ini.

Melihat exfresi dan rentetan perkataan tentang pemuda itu memuji dirinya sendiri, kakek tua yang menatap nya hanya bisa berkata membatin.

"Anak muda jaman sekarang memang terlalu percaya diri.." Ucap Hati Kakek tua itu.

"Kakek Tua. Siapa sekarang yang menjadi ketua persatuan negara.?" Tanya Rizki, masih penasaran dengan semua ini.

"Ketua persatuan negara apa.?" Apa yang sedang kau bicarakan." Kakek Tua itu bener bener bingung di buat nya oleh pertanyaan yang di lontarkan oleh Rizki.

"Ina adalah negara Huanzho. Dan di sekitar nya masih banyak negara lainnya. Negara Tianzu, Negara Ying dan sebagainya. Bagaimana mungkin ada persatuan negara." Terang sang Kakek tua sambil geleng-geleng kepala nya.

"NEGARA HUANZHO.."

"Memang bener sebelum persatuan negara di buat. Setiap negara memang adalah negara yang berdiri sendiri. Jangan Jangan saat exfrerimen ku meledak. Rohku pergi ke masa lalu.?" Dan pergi ke puluhan tahun yang lalu.

**

"Kakek..!

"Kakek. Aku.."

Satu suara yang baru kenal beberapa jam dengan Rizki, terdengar suara nya terbata bata.

Sang Kakek pun tersenyum dan berkata."

Gadis kecil kau sudah siuman... Syukur lah kau tidak apa apa.. Syukur lah.!

"Apa yang terjadi pada ku?" Bagaimana aku bisa berada di rumah.?" Bukan kah kita sedang berada di atas Gunung untuk menebang pohon.?" Tanya Gadis kecil itu.

"Dasar kau gadis kecil. Kau ini telah membuat Kakek panik. Kau telah di gigit ular beracun. Untung saja ada pemuda ini yang telah menolong mu." Terang Sang Kakek.

Perempuan yang di panggil gadis kecil oleh kakek nya itu, lalu menoleh kearah pemuda yang di tunjuk sopan oleh sang Kakek nya, dan pas di lihatnya perempuan itu langsung berteriak dengan umpatan kata kotor.

"BRENGSEK. HIDUNG BELANG.

"Gadis kecil jangan tidak sopan begitu.." Kakeknya mencoba menyela makian cucu nya itu kepada pemuda yang menolong nya itu.

"Kakek... Kenapa malah membela nya. Doa telah melihat pantat ku." Keluh Gadis kecil itu.

Rizki yang sedari tadi mendengarkan ocehan gadis kecil itu, tersenyum sinis dan tampak seringai licik di wajahnya.

"Biar aku saja yang menjelaskan pada nya. Sebaiknya kau merebus obat nya dan langsung bawa kesini untuk di berikan kepada Cucu mu itu." Titah Rizki kepada Kakek tua itu.

"Baiklah. Aku akan menyiapkan nya.." Pasrah Sang Kakek lalu beranjak pergi keluar dari kamar Cucu nya itu.

"Ja... Jadi kau yang mengobati ku.." Ucap Gadis itu kata kata nya terbata bata seraya menahan ketakutan, ketika Rizki mulai melangkahkan kaki nya kearah dirinya.

"Ya.. Obat yang sekarang menempel di pantat mu. Aku lah yang mengoleskan nya. Dan juga racun di tubuhmu juga aku lah yang menghisap nya keluar. Apa kau puas.?" Pertanyaan penuh intimidasi di berikan oleh Rizki kepada gadis kecil itu.

"Ahk.... Kau.. Kenapa kau melakukan ini terhadap ku.?" Apakah aku masih bisa menikah nantinya..?" Tanya Gadis kecil itu histeris.

Sudah hal yang tabu bagi gadis kecil itu atau perempuan lainnya, yang hidup di perdesaan, semua anggota tubuh yang tak bisa di lihat oleh para pria, hanya di perbolehkan untuk lelaki yang berhak menikahi nya itu.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!