NovelToon NovelToon

Sakura Yang Menangis

Bab 1 Pertemuan Di Shanghai

Begitulah mungkin yang dirasakan oleh banyak orang,  cinta tak pernah memandang perbedaan fisik,  materi,  rupa dan Bahasa

 Kisah perjalanan cinta dua anak manusia yang berbeda bangsa dan Bahasa,  di pertemukan dalam sebuah perjalanan bahtera panjang mengarungi samudra yang luas.

Pagi itu, hari yang bahagia bagi Ken,  sebuah jadwal keberangkatan yang ia tunggu-tunggu akhirnya tiba juga,  sebuah surat jaminan kerja untuknya telah diaterima via email.

Singapura adalah tujuan keberangkatannya,  segera dia mencari tahu lebih pasti tujuan mana saja yang akan di lalui oleh kapal pesiaryang akan menjadi tempatnya bekerja nanti.

Malaysia,  Singapura,  Thailand,  Taiwan,  Hongkong,  China dan Jepang,  kini senyum bahagia tersimpul di bibirnya. Ken bergegas mengambil koper dan merapikan pakaiannya serta apa saja yang akan diabawa untuk berangkat berlayar.

Dinda kekasih Ken begitu bercampur perasaanya,  antara suka dan tidak suka dia harus merelakan orang yang dikasihinnya,  pergi jauh untuk meninggalkannya sementara waktu,  memang ini bukan kali pertama bagi Dinda pergi jauh ditinggal bekerja oleh Ken,  namun setiap kali Dinda mendengar kabar keberangkatan Ken,  pastilah perasaan bimbang sedih dan bahagia itu akan datang menggelayuti hati dan pikirannya.

Bergegas kemudian Ken berpamitan kepada orang tua dan kekasihnya untuk segera berangkat menuju kantor agency perusahaannya di Jakarta, dengan kereta api Ken berangkat menuju Jakarta.

Sementara itu di sisi kota yang lain,  di sebuah negara yang berjarak ribuan mil dari tempat Ken berada saat ini,  seorang wanita terlihat duduk melamun di sebuah kursi taman kota,  didekat sebuah stasiun di daerah selatan Jepang,  sebuah kota yang cukup tenang dan nyaman bagi penduduknya,

Sebuah notifikasi e-mail muncul dilayar ponselnya,  senyum mulai mengembang di bibir Sayaka,  sebuah panggilan kerja menantinya. Shanghai adalah kota tujuannya,  segera dia melihat tujuan dari setiap kota yang akan disinggahi oleh kapal pesiarnya. Tampak Jepang menjadi salah satu destinasi tujuan singgah kapal itu.

 Segeraia beranjak dari tempatnya duduknya,  dan mengayuh sepeda untuk bergegas pulang menuju ke rumahnya yang berjarak cukup jauh dari tempat dia berada sekarang,  dengan perasaaan senang bercampur sedih dia mengayuh sepeda,  rasa senang karena dia akan segera berangkat bekerja berkeliling dunia bercampur dengan rasa sedih karena di tinggal pergi oleh kekasihnya untuk selama-lamanya.

Kembali kepada Ken yang kini sudah berada di kantor perwakilan perusahaannya,  segera dia mengambil semua dokumen-dokumen keberangkatan yang diperlukannya. Namun Ken dikejutkan oleh pemberitahuan dari kantor agencynya yang memberitahukan bahwa kontrak kota tujuan kapalnya berpindah, dari Singapura menuju ke Shanghai.

 Segera Ken bergegas memburu waktu untuk melengkapi beberapa dokumen keberangkatannya yang harus dirubah,  karena kontrak keberangkatannya berubah dari Singapura menuju ke Shanghai,  tak banyak waktu tersisa baginya untuk bergegas menyiapkan segala sesuatunya

 Akhirnya usaha kerasnya tidak sia-sia,  dia berhasil melengkapi beberapa dokumen tambahan yang dia butuhkan untuk kontrak keberangkatannya.

Dengan taxi dia menuju ke bandara,  tak lupa dia menelpon Dinda kekasihnya,  dan mengatakan bahwa dia akan kembali sesegera mungkin. “Tunggulah kedatanganku,  Sembilan bulan tak akan lama.”  ucap Ken kepada Dinda. Tak banyak kata yang bisa Dinda ucapkan,  hanya harapan agar Ken bisa kembali lagi bertemu dengannya nanti.

Sebuah pesawat Boeing membawanya terbang menuju ke Shanghai,  dengan segala cerita baru yang telah menantinya,  dan tidak seorangpun yang tahu akan apa yang terjadi nanti.

Disisi kota yang lain,  Sayaka sudah berada di kantor agency perusahaan di kota Tokyo, dan dia juga sudah bersiap dengan segala kelengkapan dokumennya,  untuk terbang menuju ke Shanghai,  sambil menunggu panggilan dari head office,  dia duduk menunggu sambil menggengam gelang pemberian dari kekasihnya yang telah tiada,  dengan suara yang lirih,  dia mengucapkan janji untuk tetap setia menjaga perasaanya kepada kekasihnya yang telah tiada.

Berangkatlah Sayaka dengan menaiki bus dari kantor perusahaan,  yang membawanya menuju ke bandara untuk terbang ke Shanghai,  tampak setiap kenangan bersama sang kekasih yang selalu membayanginya,  suka dan duka selama beberapa tahun bersama menjadi sebuah cerita yang tak akan pernah bisa hilang dengan mudahnya.

Sebuah pesawat Airbus membawanya terbang jauh ke Shanghai dengan sejuta cerita yang telah menunggunya.

Kabut tipis pagi itu di langit bandara Pudong Shanghai perlahan turun mengiringi pesawat yang dinaiki oleh Sayaka,  roda pesawat kini telah mendarat sempurna di landasan bandara Pudong dan tangga penumpang mulai merapat ke pintu pesawat diiringi derap langkah parapenumpang yang turun dari pesawat.

Tak lama kemudian,  pesawat yang dinaiki oleh Ken juga kini telah tiba di bandara Pudong Shanghai.

Sayaka berdiri sambil melihat jam tangannya,  seraya menanti jemputan dari perusahaan tiba untuk menjemputnya,  dari arah berlainan terlihat Ken berjalan menuju ke arah Sayaka,  kini Ken berdiri tepat di samping Sayaka,  mereka berdua saling berdiri berdampingan namun tak saling menegur sapa satu sama lain.

Hingga akhirnya mobil jemputan yang mereka nanti telah tiba,  dan  seorang petugas penjemputan turun dari kendaraan untuk memperkenalkan dirinya kepada Ken dan Sayaka,  seraya mengeluarkan sebuah map merah yang berisi tabel nama crew untuk dijemput.

Petugas itu kemudian memanggil sesuai dengan nama yang tertera di dalam map itu, “Sayaka Megumi dari Jepang dan Riken Fauzan dari Indonesia?” Tanya petugas penjemput itu kepada mereka,  mereka berdua pun mengangguk sambil mengangkat tangan mereka.

Dari situ,  Sayaka kemudian mulai memperhatikan Ken yang ada di sebelahnya,  dia mencuri pandang berkali-kali yang membuat Ken menjadi salah tingkah, Ken juga mulai memberanikan dirinya untuk balik memandang wajah Sayaka,  tampak kini Sayaka begitu salah tingkah ketika Ken balik menatap Sayaka,  senyum manis keluar dari mulut Ken menyapa Sayaka.

Perasaan Sayaka semakin tak karuan,  apalagi setelah dia menyadari bahwa Ken begitu mirip dengan kekasihnya yang telah tiada,  namun seolah tak memperdulikan Sayaka yang terus memperhatikannya,  Ken buru-buru memasukkan koper miliknya ke dalam bagasi mobil,  dan menawarkan kepada Sayaka untuk membantunya memasukkan koper milik Sayaka kedalam bagasi mobil.

Sebuah sedan melaju menembus kota Shanghai yang berkabut saat itu,  menuju ke hotel di dekat pelabuhan Baoshan Shanghai,  kini Ken dan Sayaka berada bersama dalam satu kendaraan,  dan lagi-lagi Sayaka dengan malu duduk bersebelahan dengan Ken.

Ken yang sedari tadi,  merasa bahwa dirinya terus saja di perhatikan oleh Sayaka,  berusaha untuk mencairkan suasana dengan mengajaknya bicara.

“Hai perkenalkan namaku adalah Riken Fauzan,  panggil saja aku Ken,  kamu siapa?” ucap Ken ramah.

“Namaku Sayaka Megumi,  kamu bisa memanggilku Sayaka,  senang bisa bertemu denganmu.” Ucap Sayaka dengan ramah,  kini suasana akhirnya menjadi cair dan hangat,  terlihat tidak ada lagi rasa canggung di antara mereka.

Percakapan demi percakapan yang menarik menemani mereka sepanjang perjalanan itu,  hingga akhirnya tidak terasa Hotel tempat mereka menginap,  sudah terlihat di depan mata mereka.

Tibalah mereka di lobby Hotel,  masing-masing menunjukkan identitasnya kepada resepsionist hotel,  Ken mendapatkan kamar di lantai Sembilan,  sedangkan Sayaka mendapatkan kamar di lantai enam,  mereka berdua kini bergegas menuju ke kamar masing-masing dengan diantar oleh seorang bell boy menggunakan lift tamu.

Didalam Lift,  Sayaka secara tidak sengajamenjatuhkan foto kekasihnya dan meninggalkannya di dalam lift,  sementara itu Ken yang menggunakan lift,  kini telah sampai di kamar hotelnya, sejenak dia menata barang-barangnya,  merasa kalau ada yang kurang,  Ken menata kembali barang-barangnya,  akhirnya Ken terkejut dengan tas kameranya yang tidak ada,  setelah dia mencoba untuk mengingat kembali, Ken baru menyadari bahwa barangnya tertinggal di Lobby hotel.

Segera Ken beranjak pergi menuju ke lobby hotel untuk mengambil barangnya tersebut,  hingga tanpa sengaja dia menggunakan lift yang tadi digunakan oleh Sayaka.

Di dalam lift itu dia terkejut menemukan sebuah foto yang begitu mirip dengan dirinya,  tergeletak di lantai lift,  dan setelah melihat lebih jelas lagi,  dia menyadari bahwa foto itu adalah milik Sayaka,  gadis yang baru saja dia kenal,  karena gambar di foto itu adalah antara seorang wanita yaitu Sayaka dengan seorang lelaki yang mirip dengan

dirinya.

Sejenak Ken memandangi foto itu dengan seksama,  dan tiba-tiba saja perasaannya mulai merasa gelisah tak menentu.

Bab 2 Rasa Yang Mulai Tumbuh

Ken kini telah berada di ruang Lobby, dia menanyakan kepada resepsionist tentang barangnya yang tertinggal,  namun sayangnya resepsionist tidak mengetahui barang yang dimaksud,  karena memang itu bukanlah kelalaian dari resepsionist,  melainkan kelalaian dari Ken sendiri yang teledor dalam menjaga barangnya.

Ken yang kebingungan meminta tolong kepada resepsionist, untuk melihat rekaman kamera cctv yang berada di ruang Lobby,  sang resepsionist pun menganggukkan kepalanya tanda setuju,  dan meminta Ken untuk mengikutinya ke ruang keamanan,  karena itu adalah kewenangan dari kepala pos keamanan hotel.

Saat rekaman cctv di tayangkan,  di situ terlihat barang yang dimaksud oleh Ken yang ternyata oleh bell boy di letakkan di dalam trolly milik Sayaka,  kini Ken sudah tahu kemana dia harus menemukan barangnya yang tertinggal, bergegas dia meminta maaf dan mengucapkan banyak terima kasih kepada resepsionist dan kepala keamanan hotel,  lalu meminta kepada resepsionist untuk menunjukkan dimana letak kamar Sayaka,  kemudian resepsionist memeriksa di komputer untuk mencari lokasi kamar Sayaka,  dan Ken pergi menuju ke kamar Sayaka ditemani oleh salah seorang staff resepsionist hotel.

Sayaka yang saat itu tengah tertidur dikamarnya,  di kagetkan dengan suara ketukan pintu kamar hotelnya,  dengan mata yang masih berat dia membuka pintu,  dan terkejut karena dia melihat kekasihnya yang telah tiada berdiri di depan pintu kamarnya,  tanpa banyak kata-kata Sayaka langsung memeluk erat dan menangis sejadi-jadinya kepada Ken yang di kiranya adalah kekasihnya yang telah tiada.

Ken tidak bisa berkata apa-apa,  dia pun hanya bisa terdiam dan memeluk balik lembut Sayaka,   seraya berusaha menenangkan Sayaka agar menghentikan tangisannya.

Dari kejadian itu,  Ken mulai bisa menerka dan memahami perasaan Sayaka,  dan apa yang sedang terjadi antara Sayaka dengan kekasihnya itu,  melalui tangisan dan ocehan Sayaka saat dia memeluknya,  Ken tahu betapa besar perasaan cinta Sayaka kepada kekasihnya dan betapa sakit di tinggalkan oleh seseorang yang sangat mencintainya,  hanya saja Ken belum tahu penyebab Sayaka ditinggal pergi oleh kekasihnya karena hal apa.

Sementara itu petugas resepsionist pun hanya terdiam berdiri,  dia kaget dan kebingungan harus berbuat apa dengan kejadian yang terjadi di depan matanya,  perlahan petugas resepsionist itu menyentuh pundak Ken untuk mengingatkannya.

Sesaat kemudian, Sayaka akhirnya tersadar bahwa yang di peluknya itu bukanlah kekasihnya,  melainkan Ken,  sosok yang memang sekilas mirip dengan kekasihnya,  dengan wajah penuh malu Sayaka melepas pelukan itu dan mundur perlahan sembari menundukkan kepalanya.

“Maafkan aku,  maafkan aku.” Ucap Sayaka sembari menundukkan kepala dan membungkukkan punggungnya dalam-dalam.

“Ah,  tidak apa-apa,  tenangkan dirimu Sayaka,  aku kesini hanya ingin mengambil salah satu barangku yang terbawa di dalam trolley mu.” Ucap Ken kepada Sayaka.

“Benarkah?  tunggulah sebentar aku akan mencari di dalamkamar.” Ucap Sayaka.

Tak lama kemudian,  Sayaka kembali menemui Ken sembari memberikan barang yang dimaksud kepada Ken, “inikah barang yang kamu maksud?” ucap Sayaka sembari tangannya memberikan sebuah tas kamera berwarna hitam kepada Ken.

Dan tiba-tiba saja Ken teringat akan foto yang dia temukan didalam lift,  kemudian Ken mengeluarkan foto itu dari kantong jaketnya sembari mengambil tas kameranya dari tangan Sayaka,  “Oh iya,  benar sekali ini adalah tas kamera yang aku maksud,  dan ini aku kembalikan foto milikmu,  aku menemukannya di dalam lift tadi.”  Ucap Ken sembari memberikan foto milik Sayaka.

Betapa terkejutnya Sayaka melihat foto itu berada di tangan Ken,  dan betapa salah tingkahnya Sayaka setelah Ken tahu bahwa wajah kekasihnya mirip dengan Ken.

Ken lalu berpamitan kepada Sayaka dan petugas resepsionist,  dan bergegas kembali menuju kamarnya.

Sayaka yang malam itu begitu bercampur-campur perasaanya hanya bisa terdiam berdiri mematung di balkoni kamarnya,  kini dia mulai bingung dengan perasaanya yang mulai resah memikirkan Ken,  padahal dirinya telah bersumpah untuk tidak lagi jatuh cinta kepada orang lain selain kepada kekasihnya yang telah tiada.

Ken sekilas begitu mirip dengan Tetsuya,  dia adalah kekasih dan penyemangat hidup Sayaka yang telah meninggal sebulan yang lalu,  hanya saja keramahan dari Ken adalah hal yang tidak dimiliki oleh Tetsuya.

Sementara Ken sendiri didalam kamarnya mulai merasa gelisah memikirkan Sayaka,  entah ada sesuatu apa yang tiba-tiba muncul di dalam benaknya,  kini pikirannya melayang-layang tidak karuan memikirkan Sayaka,  hingga Dinda sang kekasih yang telah menemaninya selama beberapa tahun,  perlahan mulai terlupakan tergeser oleh Sayaka,  gadis Jepang yang baru saja dia temui dan sudah memberikan suatu kesan yang sangat berarti.

Malam berganti menjadi pagi,  kini mereka berdua harus besiap-siap untuk berangkat menuju ke kapal tempat mereka bekerja,  tetapi sebelum kendaraan penjemput tiba,  mereka pergi sarapan pagi terlebih dahulu di restaurant hotel,  saat itu Sayaka dengan kaos putihnya tampak begitu cantik dan mempesona siapapun yang melihatnya,  sedangkan Ken yang hanya seorang pemuda biasa yang tidak tahu bagaimana caranya berdandan,  hanya mengenakan jaket army kesayanganya dan membuat siapapun yang melihatnya akan merasa sangat biasa dan tidak ada daya tariknya sama sekali.

Mata Sayaka memandang ke semua penjuru mencari keberadaan Ken,  kini perasaan suka mulai tumbuh di dalam hati Sayaka kepada Ken,  mereka sarapan pagi bersama dan mulai terlibat obrolan kecil yang menyenangkan.

“Apakah kamu suka dunia photography?” Tanya Sayaka kepada Ken yang sedang melahap sarapannya.

“Iya,  tentu saja aku menyukai dunia photography,  namun bukan itu yang paling aku sukai,  bagaimana denganmu?” ucap Ken kepada Sayaka.

“Aku juga suka,  namun aku lebih suka menjadi modelnya daripada menjadi photographernya.” Jawab Sayaka sambil tersenyum.

Sejenak Ken melihat dengan seksama dari atas kebawah tubuh Sayaka. “Iya,  kamu lebih pantas menjadi model daripada menjadi photographernya,  karena akan merugi sekali dunia photography jika bidadari secantik dirimu terlewatkan begitu saja.” Ucap Ken memuji,  yang membuat Sayaka tersipu malu.

Seorang petugas penjemput dari perusahaanpun datang,  dan memberitahukan kepada mereka berdua untuk segera bersiap-siap,  karena sebentar lagi mereka akan menuju ke kapal pesiar tempat kerja mereka.

Ken dan Sayaka kemudian bergegas mengambil barang-barang mereka di lobby,  kemudian mereka berjalan bersama menuju ke mobil jemputan.

Singkat cerita,  kini mereka telah tiba di pelabuhan Baoshan Shanghai,  mereka berdua begitu takjub melihat kemegahan kapal pesiar yang berada di hadapan mereka,  walaupun ini bukan kali pertama bagi Ken bekerja di kapal pesiar,  namun ukuran kapal pesiar yang berada di hadapannya saat ini benar-benar berbeda dan lebih besar di bandingkan ukuran kapal pesiar sebelumnya.

Proses imigrasi telah selesai mereka lakukan,  kini mereka berdua telah berada di

dalam kapal pesiar itu,  Sayaka menjadi seorang staff HR sedangkan Ken

menjadi seorang pelayan restaurant di kapal pesiar tersebut.

Kamar tempat mereka tinggal juga bisa dibilang tergolong cukup jauh,  karena pembagian kamar di dasarkan kepada pembagian strata pekerjaan,  semakin tinggi strata pekerjaan dan jabatannya,  maka semakin berada di lantai atas pula kamarnya,, sebaliknya semakin rendah strata pekerjaan dan jabatannya,  makaakan semakin berada di lantai bawah kamarnya.

Sayaka dengan seragam putih dan tanda pangkat di pundaknya, kini tampak begitu cantik dan anggun,  semua staff,  crew dan perwira banyak yang terpesona dengan penampilannya,  dia mulai berjalan menyusuri lorong-lorong didalam kapal menuju ke tempat kerjanya yang beradatidak jauh dari tempat restaurant Ken bekerja.

Seorang perwira kapal bernama Pedro tampak langsung jatuh hati kepada Sayaka pada saat pandangan

pertama,  tak henti-hentinya Pedro menatap wajah dan tubuh Sayaka dari atas kebawah,  Ken yang menyaksikan hal tersebut dari tempat kerjanya, merasa begitu risih dan khawatir dengan Sayaka.

Ken membuntuti dan mengikuti kemana langkah Pedro pergi,  dia khawatir jika Pedro akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan kepada Sayaka.

Bab 3 Lahirnya Romantisme Baru

Benar apa yang di fikirkan oleh Ken,  Sayaka yang tampak kebingungan mencari tempat untuk induction crew,  tiba-tiba dia di datangi oleh Pedro, dan Pedro malah membawanya ke tempat yang sepi,  Ken yang mengetahui akan hal tersebut segera berlari mengejar Sayaka yang sedang mengikuti langkah Pedro.

Ken mencari cara bagaimana caranya agar Ken bisa menyelamatkan Sayaka tanpa harus membuat Pedro kecewa,  karena bagaimanapun juga Pedro adalah seorang perwira, yang dengan jabatannya bisa dengan mudah merekomendasikan kepada perusahaan,  untuk memecat seorang crew sepertinya.

Ken berinisiatif mengambil secangkir kopi di dekatnya,  lalu bergegas menumpahkannya tepat di seragam milik Pedro, dengan cara ini maka Ken bisa menjauhkan Pedro dengan Sayaka,  tanpa harus berurusan lebih dalam dengan Pedro,  sembari memberitahukan kepada Sayaka lokasi induction yang benar.

Pedro dengan kesalnya memaki-maki Ken yang pada saat itu hanya diam dan mengucapkan maaf berulang-ulang,  sang kapten yang Sedang lewat di tempat itu,  kemudian menyuruh Pedro untuk menghentikan makiannya kepada Ken,  Sayaka yang mengerti akan maksud dari Ken hanya tersenyum-tersenyum kecil menyaksikan kejadian tersebut.

Ken menanyakan kepada Sayaka berapa nomor kabin kamarnya,  agar dia bisa menghubungi Sayaka apabila Sayaka membutuhkan bantuan darinya,  Sayaka pun memberikan nomer kabin kamarnya kepada Ken,  dan  Ken pun bergegas pergi setelah Ken memberitahu dan mengantar Sayaka ke tempat lokasi inductionnya.

Induction sendiri adalah masa orientasi bagi staf,  crew dan perwira kapal yang baru pertama kali bekerja di kapal pesiar.

Sirene kapal berbunyi,  tanda kapal sebentar lagi akan segera berangkat berlayar,  Ken bergegas mencari deck terbuka untuk menyaksikan pemandangan indah kapal saat akan pergi meninggalkan pelabuhan,  suasana yang luar biasa tentunya bagi seluruh awak kapal menyaksikan pemandangan kapal meninggalkan pelabuhan dan bersiap mengarungi samudera luas.

Sayaka yang tiba-tiba ada di samping Ken membuat Ken terkejut,  dia memberikan segelas teh hangat kepada Ken dan bertanya kepada Ken,  kenapa dia tadi bisa menumpahkan kopi kepada Pedro,  Ken pun hanya tersenyum sambil meminum teh pemberian Sayaka.

“Aku hanya tidak suka saja dengan Pedro,  dia berusaha menyesatkanmu tadi.” Ujar Ken singkat.

Sayaka yang mendengar jawaban Ken tersebut,  tiba-tiba saja tertegun memandangi Ken.

Angin laut mulai menerpa wajah keduanya,  barisan burung layang terbang mengiringi kapal mereka beranjak pergi perlahan,  meninggalkan pelabuhan Baoshan Shanghai,  sebuah kota yang menjadi sejarah pertemuan mereka.

Ken mulai mengajak Sayaka untuk melakukan tour singkat di kapal,  dia memperkenalkan kepada Sayaka tempat tempat dimana dia bisa mengakses kebutuhannya,  mulai dari restaurant kapal untuk crew,  tempat laundry,  tempat hiburan dan tentunya tempat untuk menenangkan diri di kapal,  walaupun Ken juga masih baru di kapal itu,  namun dia paham bahwa semua kapal memiliki alur kontruksi yang tidak jauh berbeda,  pengalamannya bekerja di beberapa kapal sebelumnya membuat dia begitu mudah mengira-ira dan menghafal setiap denah kapal.

Dia berpesan kepada Sayaka untuk lebih berhati-hati mempercayai laki-laki di kapal,  karena beberapa laki-laki disini adalah orang-orang kesepian yang menginginkan kehangatan dari seorang wanita,  dan setelahnya akan pergi mencampakkan wanita tersebut.

“Kenapa engkau begitu perhatian kepadaku?” Tanya Sayaka kepada Ken,  Ken tidak menjawab dan hanya tersenyum seraya berpamitan kembali bekerja kepada Sayaka.

Hati Ken serasa berbunga-bunga,  dan kini dia benar-benar telah melupakan Dinda kekasihnya yang selalu setia menunggunya pulang berlayar,  kini perhatian dan rasa sayangnya seolah hanya tertuju kepada Sayaka.

Hati Sayaka kini dalam keadaan bimbang,  apakah dia harus melanggar ucapannya sendiri untuk tidak lagi jatuh cinta,  ataukah dia harus membunuh perasaanya sendiri kepada Ken yang dia akui sudah mulai tumbuh,  dan bisa membuatnya bahagia.

Lim teman sekamar Sayaka mengajaknya menuju ke crew bar untuk bersantai dan bersosialisasi dengan crew yang lain,  Sayaka pun mengiyakan ajakan Lim dan segera berdandan bersiap menuju ke crew bar. Disana tampak ramai sekali oleh para crew,  staff dan perwira yang sedang bersantai,  Sayakapun hanya duduk sambil menggenggam kaleng soda yang sengaja dia bawa dari kamarnya.

Sayaka sendiri bukanlah seorang wanita yang suka akan alcohol seperti kebanyakan teman-temannya,  dia adalah wanita baik-baik yang selalu menjaga kehormatan harga dirinya.

Ken yang saat itu sedang berada di crew bar melihat Sayaka yang sedang duduk seorang diri segera mendekati Sayaka,  Sayaka begitu senang dan bahagia akan kedatangan Ken,  mereka berdua terlibat obrolan panjang sepanjang malam,  tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari,  kini waktunya bagi mereka untuk berpamitan satu sama lain.

Dengan perasaan bahagia,  Ken berjalan kembali menuju kabin kamarnya,  seketika dia melihat ponselnya tampak beberapa notifikasi pesan dari Dinda yang sengaja di abaikan begitu saja oleh Ken. Gandhi teman sekamar Ken mengingatkan Ken bahwa sedari tadi ponselnya berdering keras dan mengganggu tidurnya,  namun Ken hanya mengabaikan ucapan Gandhi tersebut dan memilih untuk segera bergegas tidur.

Keesokan harinya,  Sayaka mendapat tugas untuk membantu melakukan inspeksi kebersihan di area Laundry,  dia bersama dengan timnya bergegas menuju ke ruang Laundry yang berada di deck zero atau lantai paling bawah dari kapal.

Seorang eksekutif Housekeeper sedari tadi nampak memperhatikan Sayaka dengan seksama,  dia pun mulai bergaya mendekati Sayaka dengan menggoda Sayaka dan mengajaknya untuk bertemu di Crew bar,  namun Sayaka dengan halus menolak ajakan sang eksekutif Housekeeper tersebut,  namun  sang eksekutif Housekeeper tidak menyerah begitu saja,  sang eksekutif Housekeeper masih saja terus-terusan memaksakan kehendaknya.

Seorang crew Laundry yang mengetahui hal tersebut dan merasa risih dengan ulah si eksekutif Housekeeper tersebut,  dengan sengaja mengarahkan pipa uap ke arah eksekutif Housekeeper,  dan tiba-tiba saja letupan uap menyembur mengarah ke atasannya tersebut tanpa ada penghalang apapun,  sang eksekutif housekeeper pun terkejut melihat kepulan uap yang tiba-tiba saja mengarah kepadanya,  sontak sang eksekutif Housekeeper melompat dan berteriak sejadinya menghindari kepulan uap tersebut.

Semua yang ada di Laundry area,  sontak tertawa terbahak-bahak melihat kejadian tersebut,  hal itu sengaja dilakukan oleh para crew Laundry karena mereka memang tidak suka dengan sang eksekutif housekeeper mereka sendiri.

Sayaka kini merasakan betapa kehadirannya di kapal pesiar,  bisa memberinya suatu semangat yang baru dan bisa memberikan kebahagiaan tersendiri baginya yang tengah bersedih karena kehilangan Testsuya.

Lim teman sekamar Sayaka besok akan pulang ke negaranya,  malam ini teman-teman Lim akan mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan keberhasilan Lim menyelesaikan kontraknya selama empat bulan bekerja di kapal pesiar,  Lim mengajak Sayaka untuk hadir di pesta tersebut dan berharap agar Sayaka mau menyumbangkan sebuah lagu untuknya di acara tersebut.

Sayaka merasa malu dan takut tidak bisa menyanyi dengan baik,  sehingga dia menolak permintaan Lim untuk menyanyi,  namun dia memastikan diri akan hadir di pesta Lim.

“Maaf Lim,  aku takut akan mengecewakanmu dengan suaraku yang tidak merdu,  bolehkah aku menghadiri pestamu tanpa aku harus ikut menyanyi?” pinta Sayaka kepada Lim

Walaupun dengan ekspresi agak kecewa, Lim pun mengangguk tanda setuju seraya memeluk Sayaka,  tibalah saat yang dinanti acara pesta perayaan keberhasilan Lim menyelesaikan kontrak sekaligus pesta perpisahan Lim yang akan pulang ke negaranya di mulai. Orang-orang kapal menyebutnya sebagai farewell party.

Pesta itu ternyata tidak sesederhana yang di bayangkan,  masing-masing departemen datang dan memberikan kenang-kenangan terakhir kepada Lim,  masing-masing menunjukkan kebolehannya dengan menyumbangkan apapun yang mereka bisa untuk memeriahkan acara pesta tersebut,  mulai dari menyanyi,  sulap,  pertunjukan band dan break dance.

Sayaka tampak menikmati pesta itu,  perlahan-lahan dia berjalan menuju belakang panggung dan mulai mengambil sebuah gitar akustik yang berada di sudut belakang panggung yang tidak terlalu besar.

Semua orang terkejut, saat tiba-tiba Sayaka naik ke atas panggung dan mulai menyanyikan sebuah lagu untuk sahabatnya, Lim. Suasana pesta yang sebelumnya begitu ramai penuh hiruk piuk kemeriahan pesta,  kini berubah menjadi suasana romantis yang sendu,  seluruh peserta pesta larut dalam suasana haru yang diciptakan oleh lantunan merdu Sayaka,  Lim pun tak sadar meneteskan air mata,  betapa dalam lagu yang dinyanyikan oleh Sayaka,  seolah mengisahkan tentang suasana hati seorang wanita yang harus ditinggal pergi untuk selama-lamanya.

Ken yang datang terlambat di acara itu,  langsung saja berinisiatif untuk mengambil stik drum,  dan dengan perlahan duduk di kursi drum di belakang Sayaka,  hingga pada akhirnya alunan gitar Sayaka dan tabuhan drum Ken melebur menjadi harmonisasi yang sempurna.

Kali ini baik Sayaka maupun Ken telah sama-sama larut akan romantisme baru mereka di atas bahtera mengarungi samudera.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!