NovelToon NovelToon

CINTA SEMALAM

AKU MEMBENCIMU!

"Lepaskan aku, Raditya! Lepaskan!" Lauren berteriak keras. Wanita itu sangat panik saat tiba-tiba Raditya datang kemudian memeluknya.

Raditya bahkan memanggilnya dengan sebutan Dara, sang mantan istri yang hari ini resmi menikah dengan pria lain.

"Dara, Sayang, kamu datang? Aku tahu, kamu pasti masih mencintai aku karena itu kamu datang ke sini." Suara Raditya terdengar serak. Lelaki itu dengan kuat memeluk dan mencium Lauren.

Tidak peduli perempuan itu berteriak. Raditya tetap melakukan aksinya.

Sementara itu, Lauren terus memberontak. Namun, tenaganya kalah kuat. Apalagi, saat itu dirinya sedang demam. Tubuhnya lemas hingga dia tidak bisa melawan Raditya yang terus menyerangnya.

"Lepaskan aku, Raditya. Aku kakakmu!" teriak Lauren. Namun, Raditya tidak mendengarkannya.

Raditya dengan paksa merobek pakaian yang dikenakan Lauren.

"Radit! Aku mohon, lepaskan aku. Aku kakakmu Raditya, bukan Dara!"

"Sayang, aku merindukanmu." Raditya dengan kasar terus memaksa Lauren.

Lelaki yang sedang dalam pengaruh alkohol itu terus menyerang Lauren. Semakin Lauren memberontak, Raditya semakin memaksa.

Tangis Lauren pecah saat Raditya berhasil membuka seluruh pakaiannya. Gadis itu tidak lagi mampu memberontak. Tenaganya habis, ditambah kondisi tubuhnya yang sedang sakit membuat Lauren tidak mampu melawan keganasan Raditya.

"Aku membencimu, Raditya. Sangat membencimu!" isak Lauren saat rasa sakit menjalar di bagian tubuh intinya.

Malam itu, hidupnya hancur seketika di tangan pria yang merupakan adik tirinya.

"Terima kasih, Sayang, aku mencintaimu."

***

Raditya perlahan membuka matanya. Lelaki itu memijit kepalanya yang terasa pusing. Raditya mengerutkan kening saat indera pendengarannya menangkap suara tangis.

Lelaki itu menoleh ke arah samping tempat tidurnya. Raditya merasa terkejut saat melihat seseorang yang kini sedang menangis di sampingnya.

"Siapa ka–" Kedua mata Raditya membola saat ia membalikkan tubuh wanita itu ke arahnya. Raditya menatap tak percaya melihat wajah Lauren yang kini bersimbah air mata.

"Kak–Lauren, kenapa kakak di sini? Kenapa kakak–"

Raditya melihat keadaan Lauren dan juga dirinya. Saat ini, mereka berdua berada dalam selimut yang sama dan dalam keadaan sama-sama polos.

"Kak Lauren, a–apa yang terjadi? Kenapa kita bisa seperti ini?" Raditya terlihat gugup. Lelaki itu berusaha mengingat kejadian sebelumnya, tetapi, tidak ada satupun ingatannya yang mengingatkan tentang kejadian semalam.

Raditya hanya ingat, semalam dirinya menghadiri pesta pernikahan Dara, setelah itu, dia pergi ke klub malam dan minum-minum bersama kedua sahabatnya untuk menghilangkan rasa sakit hatinya karena ditinggal menikah oleh mantan istri yang masih sangat dicintainya.

"Bajingan!"

Suara makian Lauren menyadarkan lamunan Raditya.

"Brengsek, kau Raditya! Teganya kau melakukan semua ini padaku. Memangnya apa kesalahanku padamu sampai kau tega melakukan ini padaku, Radit? Aku ini kakakmu!" teriak Lauren sambil menangis.

Hatinya terasa sangat sakit dengan apa yang sudah dilakukan oleh Raditya padanya.

"Aku benar-benar tidak mengingat apapun, Kak. Sungguh!" Melihat kemarahan dan kesedihan pada wajah Lauren membuat Raditya panik.

Segala pikiran buruk bersarang di kepalanya saat mendengar makian Lauren. Namun, satu sisi hatinya menolak dengan semua pikiran buruknya.

"Tidak mungkin ... Tidak mungkin aku melakukan hal yang seharusnya aku lakukan pada Kakak bukan? Kau kakakku! Tidak mungkin aku melakukan sesuatu yang tidak pantas pada Kakak. Aku–"

"Dasar brengsek kau, Raditya!" Tangis Lauren pecah.

"Kak Lauren ... aku sungguh tidak mengingat apapun. Aku mabuk semalam." Raditya menjambak rambutnya sendiri. Mencoba mengingat kejadian semalam, tapi hasilnya nihil.

Raditya tidak mengingat apapun. Namun, jika dilihat dari keadaan mereka berdua sekarang, Raditya bisa menyimpulkan kalau telah terjadi sesuatu padanya dan Laura.

Laura semakin menangis. Tubuhnya bergetar. Perempuan itu kembali mengalami demam tinggi. Wajahnya pucat dengan air mata yang terus mengalir pada pipinya.

"Kak Lauren–"

"Aku membencimu, Raditya! Sangat membencimu!" teriak Lauren. Wanita itu mencoba bangkit dari tempat tidur. Namun, tubuhnya kembali limbung dan kembali terjatuh ke atas ranjang.

"Kakak!" Raditya mendekati Lauren yang kembali terisak. Tubuh wanita itu bergetar. Raditya tersentak saat merasakan suhu tubuh Lauren.

Raditya menempelkan punggung tangannya pada kening Lauren.

"Ya, Tuhan ... Kak Lauren demam!" pekik Raditya kaget. Tubuh Lauren terasa panas.

Raditya dengan panik bangkit dari tempat tidur. Lelaki itu sepertinya lupa kalau dirinya saat ini sedang dalam keadaan tidak mengenakan apapun.

Kedua matanya melotot saat melihat tubuh polosnya di depan cermin. Lelaki itu buru-buru mengambil bajunya yang berserakan di lantai kemudian memakainya. Raditya keluar kamar untuk mengambil kotak obat yang ia letakkan di atas nakas.

Sementara itu, Lauren terus menangis dalam keadaan menggigil kedinginan. Hatinya terasa sakit karena lelaki yang sangat dia sayangi seperti adik kandungnya sendiri itu justru melakukan hal tidak bermoral seperti yang telah dilakukannya semalam.

Semalam, Raditya pulang dalam keadaan mabuk, kemudian lelaki itu dengan penuh gairah merenggut kesucian Lauren.

"Aku membencimu, Raditya. Kenapa kamu melakukan ini padaku?"

BERSAMBUNG ....

Yuk, ikuti kisah Raditya bareng Lauren di sini.

Semoga kalian suka ❤❤❤

MAAFKAN AKU

Raditya sangat panik saat mengukur suhu tubuh Lauren. Wanita itu mengalami demam tinggi. Lelaki itu kemudian mengambil obat penurun panas.

Raditya juga menyiapkan air dan handuk untuk mengompres Lauren. Lelaki itu memeras handuk kemudian meletakkannya pada kening Lauren.

Sebelum Raditya memberikan obat penurun panas lelaki itu berlari ke arah dapur. Raditya membuat sarapan terlebih dahulu agar Lauren bisa meminum obat.

Dengan cekatan Raditya membuat sup ayam. Lelaki itu masih ingat saat dirinya merawat Dara saat istrinya itu terserang demam. Jangan lupakan tingkah laku Raditya yang memang selalu bersikap baik dengan Dara meskipun lelaki itu mengkhianatinya.

Raditya bolak-balik ke kamar dapur. Lelaki itu balik lagi ke kamar untuk mengompres Lauren kemudian kembali lagi ke dapur untuk menyelesaikan masakannya.

Tidak berapa lama kemudian, masakan Raditya sudah matang. Lelaki itu membawanya masuk ke dalam kamar.

"Kak Lauren, Kakak makan dulu, habis itu minum obat," ucap Raditya pelan.

Lauren terdiam tak menanggapi ucapan Raditya. Kepalanya terasa berdenyut. Tubuhnya terasa panas, tetapi, ia merasa kedinginan.

Raditya membantu Lauren untuk duduk. Lauren menurut. Gadis yang baru saja direnggut keperawanannya secara paksa itu hanya diam dengan perlakuan Raditya.

Lauren membuka mulutnya saat Raditya menyuapinya. Tubuh wanita itu masih berbalut selimut tanpa mengenakan apapun di dalamnya.

Raditya meringis saat melihat begitu banyaknya tanda merah di bagian leher dan pundak Lauren. Rasanya, Raditya ingin menangis sekarang. Bagaimana bisa dia begitu tega memperlakukan Lauren seperti itu?

"Maafkan aku. Sungguh! Semalam aku benar-benar tidak sadar." Raditya meneteskan air mata. Sementara itu, Lauren berhenti mengunyah. Air matanya kembali turun karena ucapan Raditya mengingatkannya pada peristiwa semalam.

Raditya mengusap air matanya dengan kasar kemudian kembali menyuapi Lauren. Tetapi, wanita itu menepisnya.

Lauren tidak lagi mau menerima suapan dari Raditya. Wanita itu bermaksud kembali membaringkan tubuhnya. Akan tetapi, Raditya mencegahnya. Lelaki itu memberikan obat penurun panas pada Lauren.

"Minumlah! Agar demamnya segera turun." Raditya memberikan air putih pada Lauren.

Wanita itu menurut. Setelah meminum obat, Lauren kembali merebahkan tubuhnya yang terasa sakit. Apalagi, pada area sensitifnya.

Namun, detik berikutnya, wanita itu mencoba bangun dengan susah payah. Ia memegangi selimutnya agar tidak merosot.

"Kakak mau kemana?"

Raditya yang melihat Lauren kesusahan, berniat membantunya.

"Aku mau ke kamar mandi," ucap Lauren tanpa melihat ke arah Raditya.

"Aku akan membantu Kakak." Tanpa meminta persetujuan Lauren, Raditya menggendong tubuh Lauren menuju kamar mandi.

Lauren yang tidak bisa berbuat apapun tidak protes saat Raditya menggendong tubuhnya. Lelaki itu menurunkan Lauren di dalam kamar mandi.

"Hati-hati, takut kamu jatuh. Tubuhmu masih lemah."

Lauren menatap tajam ke arah Raditya. Tubuhnya memang masih lemah. Kepalanya bahkan terasa berputar. Namun, Lauren bersikeras.

Akan tetapi, detik berikutnya tubuh Lauren benar-benar limbung. Wanita itu hampir terjatuh seandainya Raditya tidak menahannya.

Lelaki itu mendudukkan Lauren di atas closet. Lelaki itu sudah menyingkirkan selimut tebal yang menutupi tubuh Lauren hingga wanita itu tidak memakai apapun sekarang.

Lauren hanya pasrah dengan tubuh gemetar kedinginan. Dia sedari tadi menahan pipis. Lauren tidak kuat lagi karena itu ia membiarkan Raditya menyingkir selimut tebal yang menyusahkannya. Toh! Semalam laki-laki itu juga sudah melihatnya.

Raditya bergegas keluar kamar mandi sambil membawa selimut. Lelaki itu dengan cepat keluar dari kamar mandi untuk mengambil handuk dan pakaian untuk Lauren.

Lauren sudah selesai saat Raditya sampai di kamar mandi sambil membawa handuk. Adik tirinya itu langsung membungkus tubuhnya dengan handuk kemudian kembali menggendong Lauren dan mendudukkannya di sofa.

Tubuh Lauren masih terasa panas dan menggigil. Raditya segera memakaikan kaos miliknya yang kebesaran pada Lauren.

"Kakak tunggu di sini sebentar. Aku akan membereskan tempat tidur terlebih dahulu." Tanpa menunggu jawaban dari Lauren, Raditya langsung membuka kain sprei. Hatinya bergetar saat melihat noda merah darah di atas kain sprei berwarna putih tersebut.

Lelaki itu kemudian dengan cepat mengganti dengan kain sprei yang baru. Kemudian kembali menggendong Lauren dan membaringkannya di tempat tidur yang sudah terlihat rapi.

Lauren meringkuk. Tubuhnya menggigil. Raditya yang berada di samping perempuan itu memeluk tubuh Lauren kemudian menumpahkan tangisnya.

"Maafkan aku, Kak. Aku sungguh tidak sengaja. Semalam aku mabuk. Aku tidak ingat apapun. Maaf!" Raditya terisak sambil terus memeluk Lauren.

"Maafkan aku."

BERSAMBUNG ....

RAHASIAKAN SEMUA

Raditya membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Selama lebih dari satu jam tadi, Raditya menangis. Lelaki itu memeluknya Lauren sambil menangis dan meminta maaf pada perempuan itu.

Sungguh! Raditya tidak mengingat apapun semalam. Raditya hanya ingat kalau dirinya pergi ke klub malam menyusul dua sahabatnya.

Patah hati karena melihat Dara menikah lagi dengan Davin membuat Raditya meluapkan amarahnya dengan meminum minuman beralkohol itu sampai mabuk.

Raditya juga tidak menyangka kalau Lauren ternyata ada di dalam apartemennya. Wanita itu bahkan tidur di dalam kamarnya. Dalam kepala Raditya, semalam dia bertemu dengan Dara. Tidak disangka kalau perempuan yang dikira Dara itu ternyata adalah Lauren. Putri papanya alias kakaknya sendiri.

Kakak yang lahir dari ibu yang berbeda dengannya dan ayah yang belakangan ini baru diketahui kalau ternyata bukanlah ayah kandungnya.

Pratama, lelaki yang dari semenjak dirinya kecil ia sebut sebagai papa itu ternyata bukanlah papa kandungnya. Lelaki itu menikahi ibunya saat ibunya sedang hamil anak dari lelaki lain.

Saat sang ibu hamil, Pratama menikahi ibunya dan bertanggung jawab penuh bahkan mengakui kalau bayi itu adalah anaknya. Sungguh! Lelaki baik hati yang begitu bodoh. Bagaimana mungkin dia mau menerima wanita yang jelas-jelas menjebaknya?

Hamil anak orang lain, tetapi, malah meminta Pratama bertanggung jawab. Bukan hanya itu, Pratama bahkan rela mengorbankan putri kecilnya yang lahir dari istri pertamanya.

Pratama menitipkan anak perempuannya pada orang lain hanya demi Mira. Wanita yang telah menjebaknya.

Raditya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan sang papa saat mengetahui kalau putrinya telah menjadi korban kejahatan seksual dari laki-laki yang telah dianggap sebagai putranya dari semenjak bayi.

Raditya mengerang frustasi membayangkan kemarahan dan kekecewaan Pratama. Begitupun dengan Lauren yang sampai sekarang tidak ingin berbicara dengannya.

Raditya keluar dari kamar mandi dengan tubuh segar. Lelaki itu menatap Lauren yang masih tertidur. Demam wanita itu sudah turun membuat Raditya menarik napas lega.

Raditya berganti baju kemudian kembali mendekati Lauren, memastikan kalau wanita itu baik-baik saja. Pria itu menatap kakak tirinya dengan tatapan tak terbaca.

Lauren Pratama, gadis cantik yang belum lama ia ketahui sebagai putri dari ayahnya. Gadis itu sangat pendiam, cuek, bahkan terkesan dingin untuk seorang berpenampilan cantik seperti Lauren.

Meskipun mereka belum lama saling mengenal, tetapi, Raditya sangat tahu kalau Lauren adalah gadis yang sangat baik.

Lauren sangat mencintai ayahnya meskipun Pratama sudah menelantarkannya demi Mira dan Raditya juga Monika. Lauren bahkan terkesan tidak mempermasalahkan masa lalu ayahnya yang tidak mau mengurusnya karena mempunyai keluarga baru.

Raditya benar-benar tidak pernah bermimpi apalagi membayangkan kejadian yang menimpanya saat ini.

Bagaimana bisa dia meniduri kakaknya sendiri? Meskipun dia adalah kakak tiri, seharusnya Raditya tidak melakukannya bukan?

Raditya menjambak rambutnya sendiri. Ia berharap, semua yang terjadi padanya adalah sebuah mimpi. Namun, saat dirinya membuka mata, ia melihat dengan jelas bekas-bekas percintaannya dengan Lauren.

Raditya benar-benar merasa frustasi dengan apa yang telah terjadi. Dalam hati, ia bersumpah, tidak akan pernah lagi menyentuh minuman haram yang membuatnya terjebak dalam masalah seperti sekarang ini.

"Maafkan aku, Kak." Raditya menggenggam tangan Lauren sambil menatap wanita itu.

"Maafkan aku." Raditya meneteskan air mata. Menyesali perbuatannya yang tanpa sengaja telah merenggut kesucian Lauren.

"Kata maafmu tidak bisa mengembalikan apa yang telah kamu ambil dariku, Raditya." Lauren membuka mata. Menatap Raditya penuh kebencian.

"Aku tahu. Tapi aku bersumpah padamu, aku sungguh tidak sengaja melakukannya padamu, Kak. Aku dalam keadaan tidak sadar."

"Apapun alasannya, tetap tidak bisa menghilangkan fakta kalau kamu sudah menghancurkan hidupku, Radit!"

Raditya mengusap air matanya yang menetes di pipinya. Sungguh mati, ia sangat menyesali semua yang terjadi.

"Aku tahu, Kak. Aku salah. Perbuatanku tidak pantas untuk dimaafkan. Aku ...." Raditya menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Papa pasti akan sangat marah dan kecewa padaku karena aku sudah melakukan hal yang tak pantas padamu. Papa pasti akan membunuhku saat tahu aku telah menodaimu." Raditya terisak. Begitupun Lauren.

Gadis itu pun tidak pernah menyangka kalau keputusannya untuk mencari Raditya ke apartemen karena sang papa yang merasa khawatir pada Raditya menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.

"Rahasiakan semua ini dari papa atau siapapun!" Lauren menatap Raditya dengan rasa sakit dihatinya.

"Aku tidak mau semua orang tahu kalau hidupku hancur di tangan adikku sendiri!"

"Kak Lauren ...."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!