NovelToon NovelToon

Sahabatku Maduku

Bab 1 Ketahuan

"Bukankah itu mas Damar sama Risa? sedang apa mereka disini, kok gandengan tangan?"

Ya siang ini ketika Aku akan belanja bulanan tanpa sengaja Aku melihat suamiku dengan Risa jalan bergandengan tangan keluar dari sebuah toko pakaian dalam wanita. Tanpa pikir panjang langsung aku ikuti mereka diam - diam.

Mereka masuk ke sebuah restoran cepat saji, Aku pun mengikuti mereka dan duduk tepat di belakang mereka hanya di batasi kursi yg lumayan tinggi jadi Aku tidak terlalu terlihat, beruntung Aku sedang memakai masker. Ku keluarkan ponselKu untuk merekam pembicaraan mereka. mereka pun mulai mengobrol

"Mas mau sampe kapan kita sembunyi kan hubungan kita sama Riana? apalagi Aku sedang hamil anakMu."

Aku ternganga mendengar penuturan Risa. Sejak kapan mereka berhubungan kok Risa sudah hamil.

"Sabar dulu sayang, tunggu waktu yang tepat, kamu tau sendiri Semua aset yang Aku miliki atas nama Riana, Aku akan bujuk Riana agar Semua aset di atas namakan Aku, setelah itu akan Aku cerai kan Dia, jadi Kamu sabar dulu yah"? ujar Mas Damar

Degh

Apa? Br**ngs*k Kamu Mas bener - bener laki - laki gak tau diri. Rencanamu gak akan terealisasi mas, akan Aku pertahankan apa yang menjadi hak Ku.

"Lagian Kamu juga ngapain semua aset di atas namakan Riana? kan jadi susah kayak gini?" ujar Risa

"Entahlah Aku juga bingung kenapa, udah jangan manyun gitu jadi gemes? " sambil mencolek hidung Risa

Mukaku sudah merah padam menahan amarah. Hatiku sakit di khianati seperti ini, oleh suamiku dan sahabatku sendiri yang sudah aku anggap saudara, akan aku balas kalian tunggu saja.

Karena kesal aku langsung pergi dari sana, bulir air bening mengalir tanpa bisa aku tahan. Sambil terisak ku laju kan mobil ke arah rumah, langsung aku masuk kamar dan pecahlah tangisku, kenapa orang yang aku cintai bisa berkhianat, dan lagi selingkuh dengan sahabatku.

Semua berputar di kepalaku,3 tahun yang lalu saat pertama kali aku bertemu dengan mas Damar, saat aku masih bekerja di kantor yang sama dengan mas damar, dia sebagai seniorku jadi kita sering berinteraksi dan akhirnya kita saling jatuh cinta.

Bagaimana tidak jatuh cinta mas damar lelaki yang gagah, tampan, berkulit bersih dan berhidung mancung, banyak perempuan yang mendekati mas damar tetapi aku yang di pilihnya. dan akhirnya kita menikah. awal menikah aku sangat bahagia karena mas damar sangat perhatian dan romantis.

Namun sejak Beberapa bulan ini mas damar mulai berubah, sering pulang larut dengan alasan lembur, sejak Risa mulai menjadi sekertaris nya. Risa sahabatku sejak SMA aku yang merekomendasikan dia di kantor mas damar, karena kasihan Risa baru di tinggal meninggal suaminya. ternyata itu menjadi bumerang bagiku. Rasa kasihan ku di manfaatkan rubah betina itu. Aku harus kuat jangan lemah di depan mereka, akan aku buat mereka menyesal dan aku tunjukkan bahwa Riana tidak lemah.

Aku usap air mataku dan menuju ke kamar mandi membersihkan diri, aku akan pura pura tidak tau hubungan mereka, dan mencari bukti bukti perselingkuhan mas damar.

Setelah membersihkan diri aku langsung menuju dapur untuk menyiapkan makan malam untuk mas damar.

Walau bagaimanapun mas damar masih suamiku, aku harus berbakti. Setelah selesai aku menunggu mas damar pulang.

Bab 2

Malam semakin larut namun tak tampak batang hidung mas Damar, ku raih ponsel yang berada di meja, ku ketik kan pesan ke mas damar [ mas kamu dimana? sudah malam kok belum pulang.]

pesan langsung ceklis biru namun aku tunggu sampai 30 menit tidak ada tanda2 balasan pesan ku. sampai tak terasa aku tertidur si atas sofa karena lelah menunggu mas damar.

setelah beberapa jam berlalu, sayup sayup terdengar suara mobil berhenti di garasi, aku pun segera bangun dan melihat jam di dinding menunjuk pukul 1 pagi, kerja apa sampe jam segini?

suara langkah kaki mas damar terdengar mendekat ke arah Riana, tanpa basa basi q pun bertanya ke mas damar

" Dari mana kamu mas! jam segini baru pulang! "

" Apaan sih kamu, suami pulang bukannya di kasih minum malah di tanyain." sentak mas damar dengan nada tinggi.

"Apa sih apa sih, harusnya tu pas aku kirim pesan kamu balas dong kasih kabar apa gimana, emang kamu anggap aku apa? "balas ku tak kalah tinggi

" berisik kamu udah cape cape kerja buat kamu pulang malah di omelin, tadi aku lembur ngerti gak?"

Tanpa menjawab aku beranjak menuju kamar untuk melanjutkan tidurku, kesal banget sama sikap mas damar semakin ke sini dia semakin ketus terhadapku.

" ish perempuan aku belum selesai ngomong dia sudah pergi, gak ada sopan santunnya sama suami." gumam mas damar yang juga terdengar oleh ku.

mas damar pun mengikutiku ke kamar, dia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

tanpa buang waktu aku cari ponsel suamiku, akan aku duplikat aplikasi per pesanan nya, dan aku cari bukti bukti perselingkuhannya dengan Risa, namun tidak ada sama sekali jejak pesan pesan yang aneh di ponsel mas damar.

Pesan dengan Risa pun hanya seputar pekerjaan.

" Kamu sedang apa rin pegang ponsel ku?"

Tiba tiba mas damar sudah berada di belakangku yang sedang memegang ponselnya.

" Eh itu mas emm aku mau pinjam ponsel buat telepon papah, iya itu mau telepon papah. Ponsel ku tadi habis baterai!" Aku sangat gugup takut ketauan mas damar kalo aku sedang cek ponselnya.

" Oh gitu sudah telepon belum? Sini in ponselku, lain kali jangan asal buka ponsel ku ya. Harus ijin dulu!" Sungut mas damar

" Iya iya maaf. " Sambil menyerahkan ponsel ke mas damar, dan aku beranjak ke ranjang untuk tidur.

Malam itu kami tidur dengan lelap hingga adzan subuh berkumandang dan aku segera bangun untuk membersihkan diri dan membangunkan mas damar untuk shalat berjamaah.

Seperti biasanya mas damar enggan untuk bangun,Tanpa menunggu lama aku langsung saja melaksanakan kewajibanku. Setelah shalat subuh aku beranjak ke dapur untuk membuat sarapan seperti biasa.

Setelah sekitar 30 menit terlihat mas damar sudah terlihat rapi berjalan menuju pintu depan

"Mas gak sarapan dulu? tumben jam segini ke kantor? biasanya nanti agak siangan." tanyaku

" Gak aku ada meeting pagi ini sama klien nanti sarapan di jalan aja." sahut mas damar sambil terlihat gugup.

" Oh meeting ya." balas ku sambil melanjutkan sarapan.

" iya udah akh aku mau berangkat dulu kamu di rumah aja jangan kemana2" pamit mas damar sambil berjalan menuju pintu depan.

Cepat cepat aku selesaikan makanku, langsung aku sambar tas yang udah aku siapin di kursi samping, langsung buru buru keluar rumah, jadi pagi ini aku akan ikuti mas damar bener apa gak dia ke kantor atau mampir kemana dulu, ku starter motor lama ku, langsung ku ikuti mobil mas damar, untungnya mas damar baru sampe depan komplek, jadi masih bisa di kejar.

kok mas damar ke jalan ini? mau kemana mas Damar pagi pagi gini?terus aja aku ikuti mobil mas damar belok ke arah sebuah perumahan. tak berapa lama mobil mas damar berhenti di sebuah rumah bercat biru, dan terlihat cukup asri. aku pun berhenti di sebuah warung yang tidak begitu jauh dari rumah itu.

sambil terus melihat ke arah rumah itu. terlihat mas damar keluar dari mobil.

deg

terlihat seorang wanita keluar dari rumah itu dengan pakaian yang cukup seksi, menyambut mas damar, langsung di gandeng untuk masuk ke rumah. sangat familiar wajah wanita itu, ya dia Risa. ternyata rumah Risa disini, tanpa pikir panjang langsung aku foto mereka, agar aku punya bukti perselingkuhan mas damar. Dadaku sangat sesak, kecewa dan sakit hati ketika di khianati 2 orang yang aku sayangi. tapi aku harus tegar, gak boleh cengeng. aku akan cari bukti sebanyak banyaknya dan akan aku beri pelajaran.

Aku turun dari motor berjalan ke dalam warung kelontong itu, pura pura beli Air mineral.

" Bu air mineralnya satu ya."

" oh iya mbak, mbak bukan orang sini ya?"

"iya Bu, aku tinggal di kecamatan sebelah, lagi cari rumah teman daerah sini, cuma ini orangnya di telpon gak di angkat." sahut ku

" wah jauh ya mbak, emang nama temannya siapa mba?siapa tau ibu kenal orangnya."

" Nama temen ku Risa Bu, Risa nur Angraeni ibu kenal gak? yg orangnya tinggi, putih rambutnya pirang."

" Oh neng Risa? ibu ya kenal banget wong rumahnya depan itu yang temboknya cat biru, pantes telponnya gak di angkat wong tadi aku liat suaminya pulang, mungkin lagi sibuk sama suaminya, mbaknya kesana aja." balas ibu warung

deg

Tercengang dengan perkataan ibu warung, suami Risa? mas damar? akh.. ku kepalkan tanganku menahan amarah mendengar berita ini.

" Loh bukannya Risa janda ya Bu kok ada suaminya?" sambil menetralkan emosiku

" Mbaknya gak tau kalo neng Risa sudah menikah? neng Risa baru beberapa bulan ini ngontrak di rumah itu, dia ngenalin laki laki yang di rumah itu sebagai suaminya, karena kebetulan ibu istrinya pak RT jadi ya tahu klo Mereka suami istri." jelas ibu warung

" oh gitu ya Bu, oke deh Bu nanti aku tanya sendiri ke Risa, aku pamit dulu Bu terima kasih informasinya." pamit ku ke ibu warung

" loh gak jadi ke rumahnya neng Risa mbak?"

heran ibu warung

" gak jadi Bu besok aja, gak enak ada suaminya, nanti malah ganggu. permisi ya Bu"

" oh iya mbak hati hati ya."

"iya Bu terima kasih." sambil berjalan menuju motorku. ku lajukan motorku menuju ke rumah, aku akan melaksanakan rencana ke 2 ku. setalah sampai rumah langsung menuju kamar, ku ambil berkas berkas penting yang aku simpan di sebuah brangkas kecil di sudut kamar.

BAB 3

POV : Damar

Hai kenalkan namaku Damar, aku seorang direktur keuangan. Aku menikah dengan wanita cantik juniorku di kantor yang bernama Riana Prameswari, pertemuan pertamaku dengan Riana ketika aku masih menjabat menjadi manager dia karyawan baru yang menggantikan assisten ku yang resign karena hamil. karena seringnya berinteraksi jadi tumbuhlah benih benih cinta di hati ini.

Beberapa bulan setelahnya ku beranikan diri mengungkapkan perasaanku terhadap Riana dan ternyata perasaanku di sambut baik oleh Riana. Akhirnya kita berpacaran selama kurang lebih 1 tahunan, dan aku mantapkan hati melamar Riana, kedua orang tua ku dan Riana pun memberikan restunya, dan beberapa bulan setelahnya kita berdua pun menikah, aku pun sangat bahagia bisa mempersunting pujaan hatiku, setelah menikah langsung aku boyong Riana untuk menempati rumah baru yang telah aku siapkan, dan sudah ku atas namakan Riana sebagai pemilik rumah itu.

Setelah menikah aku menyuruh Riana untuk resign dari kantor, Aku ingin dia fokus menjadi ibu rumah tangga saja biar aku yang bekerja.

Bulan berganti bulan tahun berganti tahun, akhirnya pernikahan kami menginjak tahun ke 3, tapi belum ada tanda tanda Riana hamil. padahal ibu Sama bapak sangat menginginkan cucu.

"Damar kapan kamu beri ibu cucu, ibu malu setiap arisan pasti di tanya udah punya cucu apa belum? apa Riana mandul? udah nikah 3 tahun tapi belum hamil juga." tanya ibu ketika aku berkunjung ke rumahnya. untung aja Riana tidak ikut jadi Riana tidak sakit hati mendengar perkataan ibu.

"Sabar dong Bu, baru 3 tahun kita menikah, kita berdua sehat Bu cuma belum di kasih aja sama Allah." ya hanya itu yang bisa aku katakan ke ibuku. di lubuk hatiku yang paling dalam sebenarnya juga sangat menginginkan seorang anak.

setelah dari rumah ibu aku selalu kepikiran oleh semua perkataannya, apa benar Riana mandul tapi pas kita periksa kita berdua baik baik saja. hanya belum di kasih aja. ah sudahlah biarin aja.

Hingga suatu hari Riana menanyakan apakah ada lowongan di kantor. aku pun bertanya untuk siapa, dia bilang untuk sahabatnya karena baru di tinggal meninggal oleh suaminya, dan butuh kerjaan untuk menghidupi anak nya, karena kebetulan sekertaris ku beberapa hari yang lalu mengajukan resign jadi aku suruh aja sahabat Riana untuk segera menyiapkan berkas lamaran kerja dan langsung ke kantor esok paginya.

"Mas nanti siang Risa bakal ke kantor ya buat nyerahin berkas lamaran kerjanya." kata istriku ketika sarapan

"iya sayang kamu tenang aja, nanti aku liat dulu aja ya."

" iya mas."

Setelah perbincangan itu aku bergegas pergi meninggalkan rumah untuk ke kantor. tiba di kantor aku berkutat dengan pekerjaanku, hingga tanpa terasa hari beranjak siang.

setelah beberapa saat terdengar ketukan pintu.

tok.. tok..

"Ya masuk". jawabku tanpa melihat ke arah pintu,

"Selamat siang pak damar, ada yang ingin bertemu dengan bapak, namanya Risa katanya sudah janjian sama bapak" kata sekertaris ku

" oh iya suruh masuk aja ren, makasih ya".

" baik pak sama sama".

Lalu masuk lah seorang wanita cantik, bodynya sangat seksi dengan pakaian yang menonjolkan lekuk tubuh, sebagai pria normal aku sedikit tergoda dengan penampilannya. Apa ini sahabat Riana? tidak tampak dia seorang ibu dengan satu anak, malah terlihat seperti masih gadis. aku tersentak dalam lamunanku saat dia menyapa.

"Siang pak damar." sapa wanita itu. wah suaranya pun merdu,

" eh.. si- ang, ehm silahkan duduk, kamu sahabat istriku? semalam istriku bercerita katanya kamu butuh kerjaan? apakah sudah bawa berkas lamarannya? jawabku dengan agak tergagap karena terpesona dengan kecantikan nya.

"iya pak saya sahabat Riana nama saya Risa, sudah saya bawa pak ini berkasnya", lalu dia menyodorkan berkas lamaran ke hadapanku

aku pun langsung membuka dan melihat lihat berkasnya,

"Baiklah karena kamu memiliki pengalaman manjadi sekertaris yang lumayan lama, kamu saya terima bekerja disini, menjadi sekertaris saya." tanpa pikir panjang langsung aku terima Risa jadi sekertaris ku,

"Beneran pak saya di terima? terima kasih pak, kapan saya mulai bekerja pak? ucap Risa senang

" kamu bisa bekerja mulai besok, kamu akan di dampingi sekertaris ku yang Minggu depan resign, jadi gunakan waktu sebaik mungkin untuk belajar dari dia."

" baik pak terima kasih."

Setelah Risa keluar ruangan aku langsung memanggil iren agar besok dia mulai dampingi sekertaris yang baru, iren pun mengangguk paham. Semenjak hari itu lambat laun ada perasaan yang berbeda saat aku berdekatan dengan Risa, perasaan cinta yang menggebu gebu terhadap Riana pun semakin hari semakin berkurang, di gantikan rasa cinta ku terhadap Risa, dan akhirnya hubungan terlarang itu pun terjadi.

Karena aku tidak ingin berzina akhirnya aku menikah siri dengan Risa tanpa sepengetahuan Riana, aku bercerita dengan ibuku bahwa aku sudah menikah siri dengan Risa, dan kalian tahu ibuku sangat mendukungku karena dia ingin segera menimang cucu. Dan 2 bulan setelah menikah dengan Risa kabar baik itu pun datang, Risa mengatakan kalo sekarang dia hamil.

suatu hari Risa memintaku untuk menemaninya ke mall dia ingin membeli sesuatu, kuturutilah keinginannya, ternyata dia membeli sebuah lingeri merah yang sangat menggoda

" Nanti malam kamu harus pakai loh ya". Bisik ku di telinga Risa.

" Iya sayangku akan ku layani kamu sampe puas." Goda Risa kepada ku,

Sial tadinya aku ingin menggoda Risa malah aku yang tergoda, tak beberapa lama setelah selesai, perut terasa keroncongan kita pun beranjak dari toko itu menuju ke sebuah restoran cepat saji untuk makan.

" Mas mau sampe kapan kita sembunyikan hubungan kita sama Riana? Apalagi aku sedang hamil anakmu."

" Sabar dulu sayang, tunggu waktu yang tepat, kamu tau sendiri Semua aset yang aku miliki atas nama Riana, aku akan bujuk Riana agar Semua aset di atas namakan aku, setelah itu akan aku cerai kan dia, jadi kamu sabar dulu yah"?

Ya itu lah yang menjadi alasanku masih bertahan dengan Riana, aku yang terlalu bodoh kenapa semua aset aku atas namakan Riana.

"Lagian kamu juga ngapain semua aset di atas namakan Riana? kan jadi susah kayak gini?" ujar Risa

" Entahlah aku juga bingung kenapa, udah jangan manyun gitu jadi gemes? " sambil mencolek hidung Risa, ku tutupi kebucinanku terhadap Riana dengan berkata seperti itu, aku takut Risa akan ngambek dan Joni tidak dapat jatahnya.

" Udah cepet di makan, aku sudah gak sabar ingin makan kamu."

" Ish iya iya ini juga lagi makan, nanti mas balik ke rumah Riana atau ke kontrakan dulu?" Tanya Risa sambil melahap makanannya.

" Aku ke kontrakan kamu lah, ngapain pulang ke rumah,"

Sebenarnya hari ini adalah hari libur namun aku beralasan ke Riana kalau aku ada kerjaan mendadak jadi harus ke kantor.

Padahal aku ingin menghabiskan waktuku dengan Risa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!