Suasana pagi di Desa Pucuk sudah mulai ramai dengan aktivitas warga. Meski jauh dari kota, tidak sedikit anak-anak di sini yang tidak bisa bersekolah karena kehidupan yang sangat kurang. Tetapi beda dengan Hayu yang masih memegang teguh harapan dan impian supaya menjadi kenyataan. Dan dia berkeinginan untuk menyekolahkan adiknya sampai kuliah.
"Kak Hayu, mau berangkat kerja ya?" tanya Dina ketika melihat kakaknya sudah rapi.
"Iya dek, kamu cepetan berangkat, ntar telat Lo" jawab Hayu
"Hayu..... sayapan dulu Ndok ( anak)" teriak ibunya dari dapur sambil membawakan sepiring nasi untuk anaknya.
"Ya udah kak... Dina berangkat dulu.... assalamualaikum...." sambil mencium tangan kakak dan ibunya,Dina langsung berlari keluar.
"Hati-hati dek" suara Hayu sedikit kencang.
Setelah selesai menyantap sarapannya, Hayu mulai berfikir bagamaina memberi tahu ibunya kalau dia ingin bekerja ke Luar negeri untuk mengadu nasib disana. Dia berfikir dengan bekerja ke Luar Negeri dia bisa menyekolahkan Dina dan membangun rumahnya yang sering kali bocor bila hujan tiba.
"Aku ingin jadi orang sukses Tuhan" teriak Hayu dalam hati.
"Hayu, kenapa kamu melamun Ndok? apa yang kamu pikirkan". ibunya bertanya sambil memegang bahu anaknya.
"Ibu, mengagetkan ku he...he...?
"Buk... Hayu ingin minta izin, Hayu ingin bekerja ke Luar Negeri, aku mau ikut kak Siti kerja di Hongkong." Hayu menjelaskan kepada ibunya sambil memegangi tangan ibunya.
Sontak ibunya mengeluarkan air mata
"Ndok...! maafkan ibu, semua karena ibu yang tidak bisa memberikan kalian kehidupan yang layak,"
Kata-kata ibunya membuat Hayu sedih dan langsung memeluk ibunya
"Ibu jangan bicara seperti itu, Ibu adalah Ibu yang terbaik bagi Hayu dan Dina. Ibu izinkan aku membalasnya dengan aku bekerja aku ingin membantu meringankan bebanmu Bu..."
"Tapi ndok, itu sangat jauh... bagaimana kalau?" jawab ibunya yang masih sesenggukan.
" Sebenarnya aku sudah bilang tentang keinginan ku ini pada Pak Dhe....Buk!"
"Lalu apa kata Pak Dhe mu..." jawab ibunya lagi.
"kata Pak Dhe, persyaratan kerja ke Hongkong minimal 20 tahun Buk....! Jadi untuk menunggu, Pak Dhe menawarkan untuk mencari pengalaman dulu disini"
Dengan tenang Hayu menjelaskan pada ibunya.
"Pak Dhe juga bilang, kalau saudara Bu Dhe di Kota ada yang membutuhkan pengasuh anak, aku iyakan saja tawaran Pak Dhe" jelas Hayu lagi
"Apa kamu mau bekerja ke kota ndok?" tanya ibunya.
"Iya buk,...Hayu minta izin ya buk?" rengek Hayu dengan memegang tangan ibunya.
"Iya Ndok, ibu cuma bisa mendoakan yang terbaik untukmu, kapan kamu berangkat ?" tanya ibunya
"Minggu depan bu" jawab Hayu
"Ya sudah, kamu cepat jualan.. para nelayan pasti sudah pada menunggu" senyum ibunya mengantar Hayu ke depan pintu.
Meski keinginan Hayu kerja ke luar negeri belum tersampaikan, dia tetap memiliki semangat untuk meraih impiannya, dengan bekerja di Kota sambil menunggu usianya 20 tahun.
Hari-hari Hayu berjualan nasi pecel keliling, diraut wajahnya sangat bahagia karena ibunya sudah mengizinkan untuk bekerja ke Kota.
Hari yang dinantikan sudah tiba, Hayu bangun tidur dari pukul 04.00 pagi, Ibunya menemani mempersiapkan kebutuhanya. Ibunya juga memberikan semangat kepada anaknya.
" Tuhan... lindungi anak-anak ku di manapun mereka berada" dalam hati ibunya berdoa.
''tok...tok...tok..."
"Pak Dhe ..... ayo masuk" suruh Dina,sambil membuka pintu, mempersilahkan masuk
"IBU....KAK....! ada Pak Dhe didepan" Dina berteriak memberi tahu kedatangan Pak Dhe pada mereka
"Gimana Ndok(nak)... kamu sudah siap?' kita harus cepat berangkat ke Kecamatan, Travelnya sudah menunggu di sana." tanya Pak Dhe
"Ya Pak Dhe, Hayu sudah siap...."
"Ibu aku berangkat dulu ya buk, nanti kalau aku sudah dapat uang, akan aku titipkan Pak Dhe... Buk" ucap Hayu sambil mencium tangan Ibunya, dan Ibunya langsung memeluk Hayu.
"Kamu hati-hati ya Ndok, ibu akan selalu mendoakanmu." Jawab Ibunya sambil meneteskan air mata, dan tak bisa berkata apa-apa lagi.
"Kak..! ntar kalau udah punya uang, belikan aku boneka ya?" rengek Dina yang lugu dengan menarik- narik kakaknya.
sontak Hayu langsung memeluk adiknya
" Iya dek...! nanti kakak belikan boneka yang besar ya ?" ucapnya sambil mencium kening Dina
Mungkin dia akan rindu dengan suasana rumahnya.
Akhirnya Hayu berjalan keluar meninggalkan halaman tercintanya, dan tak tahu kapan akan kembali lagi melepaskan rindu pada keluarganya.
Terimakasih readers yang udah mampir, jangan lupa mampir ke cerita baru ku ya.
Setibanya di depan kecamatan, travel yang Pak Dhe sewa sudah menunggu di pinggir jalan raya. Hayu dan Pak Dhe langsung menaiki mobil, dan segera berangkat menuju Kota.
Diperjalanan Hayu hanya diam dan sedikit mengusap air matanya yang tiba-tiba keluar.
"Kamu ndak papa Ndok?" tanya Pak Dhe yang mengagetkan Hayu
"He...he... gak papa Pak Dhe, hanya sedikit sedih ninggalin ibuk dan Dina." jawab Hayu
" Kamu harus semangat Ndok,,,,! kasihan Ibumu harus banting tulang sendiri sejak ditinggal bapakmu, yang tidak ada kabar sampai sekarang." Pak Dhe mulai menjelaskan tentang bapak nya yang pergi sepuluh tahun lalu.
"Bapak mu, pergi merantau ke Malaysia sejak 10 tahun lalu, seingatku dia tidak pernah memberikan kabar ataupun surat, sejak itulah ibu mu terlihat sedih dan jarang tersenyum sampai sekarang ini"
" Kamu dan Dina adalah harapan hidup Ibumu Ndok...! jadi kamu harus semangat bekerja untuk membantu ibu mu, dan jangan cengeng seperti ini" jelas Pak Dhe sambil menenangkan keponakannya.
"Iya Pak Dhe... terimakasih Pak Dhe sudah banyak membantu kami, meski aku tidak mendapatkan kasih sayang Bapak, aku dapatkan itu darimu Pak Dhe" kata Hayu mulai sedikit tenang
"Pak Dhe sayang sama kamu dan Dina, karena kalian ponakan Pak Dhe'!...
"Oya ...Pak Dhe?.... tolong ceritakan sedikit tentang majikan ku. Biar nanti saya tidak canggung." tanya Hayu
"Majikan mu itu namanya David, ia seorang pengusaha yang baru ditinggalkan istrinya, karena meninggal akibat kecelakaan.
Dia mempunyai anak perempuan umur 3 tahun,dan anak itulah yang nantinya akan kamu asuh"
"Ooooo.... gitu ya Pak Dhe ceritanya, kasihan ya!... Pak David dan anaknya". jawab Hayu lagi
Tak terasa ditengah-tengah obrolannya Hayu tertidur pulas. Perjalanan ke Kota membutuhkan waktu 1hari penuh.
keesokan harinya mereka tiba di rumah David.
Pak Phe langsung membangunkan Hayu.
"Ndok... bangun, kita sudah sampai" Pak Dhe membangunkan Hayu dengan membelai rambutnya.
"hoammmmm...." Hayu menguap menutup mulutnya
"sudah sampai ya Pak Dhe....? ini rumahnya besar sekali Pak Dhe." jawab Hayu sambil mengusap usap matanya, melihat rumah besar yang megah seperti di sinetron TV kesayangannya.
"Ting..... tong"!!!!!!!!!
"jegreeegggggg.......mari silahkan masuk,... silahkan duduk..!
Sebentar saya panggilkan tuan David dulu." ucap Bu Inah, wanita berumur 50 tahunan yang bekerja sebagai pembantu David, ia membuka pintu dan mempersilahkan masuk.
Tak berapa lama David pun datang
"Pak Agus...! ucap David sambil berjabat tangan
"Ini nak David, Hayu yang saya ceritakan Minggu lalu. Sebenarnya dia ingin sekali kerja ke Hongkong nyusul Siti. Tapi karena umurnya masih 18 tahun, harus nunggu 2 tahun lagi baru bisa berangkat.
Jadi sambil nunggu, dia bisa bekerja dulu di rumah nak David" jelas Pak Agus
"Hayu pak" sambil berjabat tangan memperkenalkan diri, Hayu terkagum kagum melihat sosok David yang sangat tampan dan memiliki tubuh tinggi kekar.
David segera melepaskan tangan Hayu tanpa bicara 1 patah katapun padanya.
Hayu sangat malu kerena lupa melepaskan tangan David.
"Ya sudah nak David, tolong harap maklumi Hayu ya...! dia masih lugu. Mudah mudahan anaknya mas David suka diasuh oleh Hayu..." ucap pak Agus
"Saya pamit dulu nak David, kamu hati-hati ya Ndok, jangan sampai ceroboh dalam bekerja" pesan Pak Dhe pada Hayu dan segera berpamitan pulang ke kampung.
"Makasih ya Pak Dhe, hati-hati dijalan dan salam buat Ibu dan Dina" jawab Hayu sambil bersalaman pada Pak Dhe-nya
"Bapak tidak beristirahat dulu disini" tanya David
"Tidak nak.... terimakasih,bapak tidak bisa lama disini karena harus mengurus para nelayan di kampung." jawab Pak Agus
Lalu beliau meninggalkan rumah David dengan menaiki travel yang disewanya kemarin.
Setelah kepulangan Pak Agus,
"Kamu mandi dulu, biar di antar bi Inah ke kamarmu, dan ini jadwal yang harus kamu kerjakan setiap hari" ucap David menyodorkan selembar kertas pada Hayu.
Hayu langsung mengambilnya " terimakasih pak, saya permisi."
Hayu diantar BI Inah menuju ke kamarnya,
sampai di kamar Hayu merebahkan diri di kasur single bed yang empuk dan nyaman.
"Wah, kamar pembantu aja bagus begini.Ada kasur empuk, meja kursi, laci dan almari. benar benar jauh lebih bagus dari kamarku di kampung" gumam Hayu dalam hati.
Setelah selesai mandi Hayu beranjak ke dapur untuk membantu bi Inah mempersiapkan makan malam.
Ia mendengar suara ""***praaakkk" """bruk"... prang"" dan ia melihat anak kecil yang sedang menangis membanting vas bunga serta mainanya.
Hayu langsung mendekatinya,
"Halo dek... nama kamu siapa? boleh kita berteman" perkataan Hayu membuat Elisa berhenti menangis dan membalas jabat tangan Hayu.
"Aku Elisa..!..Tante ini siapa?" jawab Alice lucu
"Kenalin sayang,...nama kakak 'Hayu'"
"El cantik banget pake baju itu? kaya ratu di film 'Frozen'
"Hore aku mirip princess Elsa.... hore...." Elisa meloncat loncat kegirangan sambil bertepuk tangan.
Tanpa disadari David yang duduk di depan Tv melihat percakapan anaknya dengan Hayu, ia menggeleng geleng tidak percaya. Pasalnya anaknya tak pernah segembira ini sejak ditinggal ibunya 6 bulan lalu.
" Lihat itu Vi..?
anak kita, dia sangat gembira saat bertemu gadis itu!!!!, andai kamu masih ada...pasti Elisa tidak akan kesepian lagi" "*Aku sangat mencintaimu Vi, semoga kamu tenang di sana"* kata David dalam hati
David tersenyum dari kejauhan melihat anaknya yang asik bermain dengan Hayu. David tidak percaya kalau Hayu bisa secepat itu Akrab dengan anaknya, padahal Elisa sangat pemarah dan tidak suka bersosialisasi dengan orang lain yang tidak dikenal.
"Maaf tuan, makan malamnya sudah siap" kata Bi Inah menghampiri David
"Sayang... waktunya makan malam?" teriak David berjalan mendekati anaknya.
"El... gak mau makan Pah.' El masih mau main sama Tante Ayu" jawab El yang lebih suka memanggil Ayu daripada Hayu.
"El,sayang... kita makan dulu ya..? habis itu kita main lagi. Ntar Tante kepang rambut El, biar kaya Ratu Elsa." bujuk Hayu sambil menggendong Elisa ke meja makan.
Suasana makan malam hari ini berbeda dari biasanya, biasanya Elisa yang suka melempar makanan kesana kemari, dia terlihat tenang saat disuapi Hayu.
Mungkin dia merindukan sosok Mamanya, dan sekarang dia merasa senang diperhatikan oleh Hayu.
David tetap tidak percaya melihat Hayu yang begitu dekat dengan anaknya, di dalam hati David bertanya " Mungkin sebelum datang kesini, dia pergi ke dukun untuk membuat anakku lulut padanya". David memang tidak begitu suka dengan Hayu, karena kesan pertama bertemu Hayu, ia agak kecentelian.
Selesai makan malam. Elisa langsung mengajak Hayu ke kamarnya.
"Tante Ayu....udah kenyang..! ayo ke kamarku, kita main princess di kamar. " seru Elisa sambil menarik tangan Hayu.
" Wah, ada yang nyuekin Papa nih...?
"Hix....Hix.... " David pura pura sedih.
"Cup...cup..." Elisa langsung mencium pipi
Papanya lalu berlari bergandengan dengan Hayu menuju kamarnya.
Dimeja makan David Masih terdiam mendapatkan perubahan anaknya, yang begitu drastis, sebelumnya Elisa adalah anak yang ceria, dan aktif. Tetapi setelah kepergian ibunya, dia menjadi pribadi yang selalu murung dan pemarah. Apabila marah, dia suka membanting barang apapun yang didekatnya.
Sebelum Hayu, memang sudah banyak babysitter yang berhenti bekerja karena tidak tahan dengan kemarahan anaknya. Mereka hanya mampu bertahan dalam hitungan hari saja, setelah itu mengundurkan diri."Coba saja!!!! kamu belum lihat kemarahan anakku. " Kamu bisa bertahan sampai berapa hari.... ha..ha..ha.."dengan senyuman David berbicara sendiri.
Sedangkan di Kamar, Hayu tengah asik bercerita sambil mengepang rambut Elisa.
"Tante Ayu bekerja disini kan? jadi babysitter ku kan...?" tanya Elisa
"Tidak El... Tante bekerja jadi pengasuh kamu" dengan senyum Hayu menjawab pertanyaan Elisa
"***ha...ha..ha..." Tante Ayu lucu," Elisa tertawa lepas
" Pengasuh anak itu bahasa Inggrisnya 'babysitter' Tan." ha...ha...ha..." Elisa menjelaskan sembari tertawa lagi.
"Emh... gitu ya, maaf Tante gak ngerti bahasa Inggris" ucap Hayu sambil malu.
Tok....tok...." suara ketukan pintu dari luar.
David langsung membuka pintu dan segera masuk kamar anaknya.
"Sayang lagi main apa?" tanya David sambil mendukukkan tubuh kekarnya di tempat tidur Elisa.
"Lihat Pa? Tante Ayu mengepang ku seperti Princess Elsa." jawab Elisa sambil memperlihatkan kepangan rambutnya.
Disitu Hayu hanya terdiam, sambil sesekali mengarahkan pandangannya pada David.
"Oya Pa!!!! Tante Ayu lucu... tadi aku tanya kalau Tante apa babysitter ku yang baru, tapi Tante jawabnya tidak. Dia bilang bekerja jadi pengasuh ku. ha...ha...ha..." Elisa menjelaskan pada Papanya sembari tertawa lepas.
"Ha...ha....wk....wk....wk...." sontak David pun ikut tertawa mendengar cerita anaknya.
Hayu senang melihat mereka tertawa, dan ikut tertawa juga melihat tingkah lucu mereka berdua.
"Kenapa kamu ikut tertawa" tanya David pada Hayu
"Tidak tuan, karena saya tidak tahu bahasa Inggris. Jadi mungkin menurut tuan itu lucu" jawab Hayu gemetar sedikit ketakutan
"Setelah selesai menidurkan El. Kamu temui aku di kolam koi." David meminta pada Hayu
Setelah itu dia mengecup pipi anaknya " Good night sayang.... sweet dreams my sweet heart" David sengaja berbicara bahasa Inggris untuk menyindir Hayu yang tidak mengenal English.
Setelah David keluar dari kamar, Hayu segera membereskan mainan Elisa.
"Ayo naik ke tempat tidur El...? Tante akan ceritakan dongeng "Si Kancil mencuri timun di ladang Pak Tani."
Ditengah dia mendongeng, Elisa sudah tertidur lelap. Dia terfikirkan tentang omongan bosnya, segera dia pergi keluar menuju kolam koi, untuk menemui David.
Dia berjalan mencari keberadaan bosnya.
Rumah yang begitu besar membuat dia kebingungan mencari kolam ikan. Bahkan dia juga mencari di lantai atas, tetapi masih tak menemukanya.
Karena David bosan menunggu babysitter barunya, dia pun bergegas mencari keberadaan Hayu. Dengan muka masam dia berteriak memanggil Hayu, tetapi tetap tak ada sahutan dari Hayu. Itu membuat David sedikit geram.
"Buk......" kepala Hayu terbentur di dada David ketika membalikkan badannya.
Dia langsung mundur 1 langkah,dan merasakan sesuatu yang aneh saat mukanya menempel di dada David. Dadanya berdetak sangat kencang, mencium aroma bosnya membuat dia sedikit terpesona akan tubuh kekar bosnya.
"Kamu darimana?"
"Sudah kubilang temui aku di kolam koi, lalu kenapa kamu disini?" tanya David kesal
"Saya mencari tuan, tapi saya tidak menemukan keberadaan tuan" jawab Hayu gugup
"Kamu itu beneran bodoh, apa pura pura sih? mana ada kolam ikan di lantai atas"
"Kolam ikan itu dibelakang rumah... gadis bodoh" ucap David sembari tertawa kecil melihat tingkah konyol Hayu
"Maaf tuan, saya tidak tahu...!" jawab Hayu lagi.
"Duduk disitu. Saya ingin bicara padamu" ucap david memulai percakapannya dengan Hayu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!