NovelToon NovelToon

Beautiful Thief And The King

Sang Pencuri

Seorang pencuri yang baru saja melakukan aksinya untuk mencuri sebuah artefak dari sebuah museum berusaha melarikan diri dari kejaran para polisi malam itu. Pencuri itu adalah Freya Walner, dia adalah seorang pencuri profesional yang sedang mengumpulkan artefak-artefak kuno yang berada di beberapa museum. Freya sesungguhnya adalah seorang arkeolog tapi akibat sesuatu yang tak diinginkan, Freya merubah profesinya menjadi seorang pencuri.

"Kejar dia!" teriakan terdengar disusul dengan suara tembakan dari para polisi yang mengejar Freya.

Freya terus berlari menghindari peluru sambil membawa hasil curian dan sesungguhnya benda yang dia ambil adalah milik ayahnya.

Semua itu berawal beberapa bulan yang lalu, ketika Freya sedang melakukan penelitian di Kairo, Mesir. Freya yang sangat menyukai sejarah sangat senang menemukan sebuah penemuan dan itu adalah penemuan yang pertama kali dia dapatkan. Freya masih ingat hari itu, hari sebelum dia harus menjadi seorang pencuri profesional.

Pada saat itu, Freya yang sangat senang karena keberhasilannya justru harus dikejutkan oleh perkataan sang ayah yang menghubunginya dan itu terakhir kali dia berbicara dengan ayahnya. Freya pun masih ingat, apa yang ayahnya katakan padanya. Saat dia sedang bahagia karena penemuan yang dia dapatkan, pada saat itu pula dia harus sedih akibat kehilangan ayahnya.

Freya yang saat itu tidak mengeri dengan apa yang ayahnya ucapkan, meminta ayahnya menjelaskan apa yang terjadi tapi sayangnya, ayahnya tidak menjelaskan apa pun sampai pembicaraan mereka berakhir. Freya tahu ada yang salah, dari nada bicara ayahnya yang terdengar panik dan ketakutan, dia tahu ada yang salah.

Freya yang kala itu harus membuat pilihan antara melanjutkan penelitian atau kembali untuk tahu apa yang terjadi pada ayahnya sempat dibuat bimbang tapi pada akhirnya dia memutuskan kembali untuk melihat keadaan ayahnya yang lebih berarti dari apa pun.

Tentunya apa yang dia lakukan ditentang oleh para arkeolog lain tapi Freya tidak peduli, dia tetap dengan pendiriannya untuk kembali ke Amerika meski pun jarak tempuh yang sangat jauh. Dia pun masih ingat, apa yang terjadi saat dia sudah kembali ke rumahnya.

Rumah yang sudah berantakan akibat senjata api, bercak darah yang bercecerah dia atas lantai membuat Freya sangat panik apalagi ayahnya tidak dia temukan di mana pun. Semua hancur, tidak ada yang utuh bahkan semua artefak yang ditemukan ayahnya menghilang. Freya yang tidak mendapati ayahnya panik luar biasa, seluruh rumah di geledah namun tidak ada yang dia temukan tapi dia ingat apa yang ayahnya katakan saat di telepon. Ayahnya berkata jika dia sudah meninggalkan petunjuk di sebuah tempat rahasia.

Dari tempat itu pula Freya menemukan sebuah rekaman. Tanpa membuang waktu, Freya memutar rekaman yang sepertinya diambil oleh ayahnya beberapa jam yang lalu.

..."Freya, mungkin Daddy sudah mati saat kau melihat rekaman ini. Daddy juga tidak mau hal ini terjadi tapi Daddy tidak menduga dan tidak bisa mencegah. Daddy harap kau menjaga diri baik-baik dan jangan mencari Daddy jika terjadi sesuatu pada Daddy tapi temukanlah batu yang Daddy sembunyikan. Batu itu berbentuk merah, persegi. Daddy sudah menyimpannya di tempat aman yang tidak akan bisa ditemukan oleh siapa pun. Semua yang terjadi gara-gara batu yang Daddy temukan tiga minggu lalu jadi kau harus menemukan batu itu sebelum ditemukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Ingat perkataan Daddy, temukan batu itu dan jangan sampai jatuh ke tangan orang yang salah apalagi beberapa kelompok menginginkan batu itu. Daddy tidak bisa lama karena bisa saja ada yang menyadap telepon kita. Ingat pesan Daddy, temukan batu itu dan carilah petunjuknya. Malam gelap, Dewa Osiris menampakkan dirinya untuk mengambil nyawa raja Tutankhamun. Pecahkan teka teki itu dan temukan tempat di mana Daddy menyembunyikan batu berharga itu!" itu adalah isi rekaman singkat yang dibuat oleh ayahnya namun memberikan teka teki aneh yang harus dia pecahkan....

Freya benar-benar terpukul akibat kejadian itu dan sesungguhnya Freya adalah putri dari seorang Arkeolog ternama. Ayahnya adalah Nathan Walner dan dia adalah seorang ilmuwan yang sudah melakukan banyak penelitian. Tidak itu saja, ayah Freya mengoleksi banyak artefak kuno juga beberapa tembikar yang ditemukan di Meksiko. Kedua orangtua Freya adalah ilmuwan oleh sebab itu, Freya memutuskan untuk menjadi ilmuwan seperti kedua orangtuanya meskipun ibunya sudah meninggal setelah melahirkan dirinya.

Saat itu Freya tidak bisa menerima keadaan, dia tidak mengerti dengan situasi tapi setelah ayahnya menghilang beberapa waktu, Freya mulai mencari dan mendapati benda milik ayahnya berada di sebuah museum. Freya tidak terima benda milik ayahnya bisa disebar seperti itu oleh sebab itulah, Freya ingin mengambil kembali benda yang ayahnya miliki.

Semenjak ayahnya menghilang, Freya tidak lagi menjadi arkeolog. Dia sudah tidak pergi ke Mesir atau ke Meksiko untuk melakukan penelitian tapi dia merubah profesinya menjadi seorang pencuri. Hal itu dia lakukan untuk mengumpulkan artefak milik ayahnya yang hilang dan mulai dijual oleh pelaku ke beberapa museum.

Selain mencari artefak milik ayahnya, dia juga mencari keberadaan ayahnya yang hilang entah ke mana. Sudah beberapa waktu berlalu, Freya melatih dirinya dengan keras untuk menjadi pencuri yang handal. Selain melatih diri, dia pun berusaha memecahkan teka teki yang ayahnya buat. Dia tahu ayahnya tidak mungkin membuat teka teki sederhana. Dia pun tahu tempat ayahnya menyimpan batu yang dia maksud tidak di Mesir apalagi Patung Dewa Osiris berada di berbagai tempat dan replika Mumi Raja Tutankhamun juga tersebar di beberapa museum yang ada di belahan dunia. Sepertinya batu itu sangatlah berharga, oleh sebab itu ayahnya menyembunyikan batu itu dengan baik.

Freya yang masih dikejar oleh para polisi terus melarikan diri, sang arkeolog benar-benar sudah menjadi seorang pencuri tapi dia tahu jika dia ingin semua barang milik ayahnya kembali, dia harus melakukannya.

Beberapa mobil polisi pun mengepung dari segala sisi, Freya sudah terpojok di atas jembatan. Para polisi pun menodongkan senjata api mereka dan sebuah helikopter menyinari Freya dengan sebuah lampu sorot.

"Angkat tanganmu dan letakkan benda yang kau ambil dengan hati-hati lalu berbalik!" perintah itu pun Freya dapatkan.

Freya berbalik, dia tidak meletakkan artefak milik ayahnya yang ada di dalam tas namun kedua tangannya sudah terangkat.

"Sekarang letakkan benda yang kau curi!" perintah itu kembali diberikan.

"Sorry!" Freya mengangkat satu jari tengahnya tinggi-tinggi lalu dia berlari menuju sisi jembatan karena dia akan melompat ke bawah.

"Tembak!" suara tembakan terdengar karena para polisi menghujani Freya dengan timah panas bahkan tembakan juga didapatkan dari polisi yang ada di atas helikopter.

Freya terus berlari dan ketika dia sudah berada di sisi jembatan, Freya melompat di mana di bawahnya adalah sungai. Para polisi berlari menuju sisi jembatan untuk melihat tubuh Freya yang mencebur ke dalam air.

"Siapkan perahu untuk mencari pencuri itu!" kini polisi menambah armada yang akan mencari pencuri yang telah membuat repot. Beberapa perahu dikerahkan, dua helikopter terbang di atas untuk menyinari sungai yang gelap tapi sayang, pencuri lebih pintar karena Freya sudah melarikan diri.

Kembali Mencuri

Berita akan kekacauan yang Freya lakukan semalam menjadi berita hangat pagi itu. Sebuah artefak yang sedang dicari oleh polisi berada di atas meja di sisi sebuah laptop yang menyala.

Suara laptop berbunyi yang menandakan jika apa yang Freya cari sudah ditemukan. Freya yang saat itu sedang berlatih dan bergelantungan di atas ruangan melihat ke arah laptop. Sepertinya dia kembali menemukan keberadaan salah satu artefak ayahnya. Bagus, dia tidak menyangka begitu cepat.

Freya menggoyang kain panjang yang dia gunakan untuk bergelantungan, lalu dia melompat untuk meraih kain lainnya yang memang sengaja dia ikat di langit-langit ruangan. Freya kembali melompat ke kain yang lain namun tangannya terasa licin sehingga membuatnya tergelincir.

"Oh, tidak!" Freya berteriak karena tubuhnya terjun bebas ke bawah.

Freya berusaha meraih kain yang tinggal sedikit, hal seperti itu memang sering terjadi. Biasanya akan ada matras di bawah sana tapi kali ini sudah tidak ada lagi karena dia tidak bisa mengandalkan matras itu terus menerus. Sang pelayan yang baru saja masuk ke dalam ruangan bahkan terkejut melihat Freya sudah akan terjatuh..

"Nona!" sang pelayan berteriak dan tampak panik.

"Kursi!" teriak Freya. Sang pelayan begitu sigap, mendorong sebuah kursi tepat ke bawah Freya akan jatuh. Kini Freya sudah yakin, dia pun tidak lagi berusaha meraih kain dan membiarkan tubuhnya terjun bebas. Teriakan pelayannya terdengar, Freya berputar sesekali di udara dan setelah itu dia mendarat di atas kursi empuk namun dia kembali melompat sehingga dia mendarat sempurna ke atas lantai.

Sang pelayan bernapas lega, hampir saja. Freya pun tampak lega, sepertinya dia masih harus lebih banyak berlatih agar tidak melakukan kesalahan saat sedang mencuri.

"Nona Freya, ada sebuah surat untukmu," ucap sang pelayan yang memberikan sebuah surat untuknya.

"Surat?" Freya mengambilnya dan melihat nama pengirim yang adalah dari rekan sesama Arkeolog, Gabriel. Dia menebak Gabriel pasti memintanya untuk kembali melakukan penelitian tapi sebelum dia menemukan keberadaan ayahnya dan mengumpulkan semua barang ayahnya yang hilang maka dia tidak akan kembali menjadi ilmuwan.

"Kenapa tidak kau baca, Nona?"

"Isinya selalu sama, aku malas!" Freya sudah melangkah menuju laptopnya.

Lokasi salah satu artefak milik ayahnya sudah dia temukan dan artefak itu berada si sebuah museum yang ada di pulau Hawaii. Pulau itu tdak jauh dan dia bisa mencuri benda itu malam ini juga. Tidak akan dia biarkan milik ayahnya menjadi milik orang meskipun berada di museum karena dia tahu benda itu pasti dijual dengan harga tinggi oleh pelaku.

"Siapkan barang-barangku, aku akan berangkat ke pulau Hawaii sebentar lagi!"

"Kau baru saja mencuri, apa kau ingin pergi mencuri lagi, Nona?" tanya sang pelayan.

"Tidak!" Freya melepaskan ikatan rambutnya dan melangkah pergi, "Aku hanya ingin mengambil benda milik ayahku kembali!" ucapnya sebelum Freya masuk ke dalam kamar.

Sang pelayan menggeleng, dia sudah bekerja dengan Freya begitu lama dan ketika kejadian itu terjadi, dia tidak ada di tempat. Saat kembali, dia justru mendapati Freya sedang bersedih dengan rumah yang berantakan. Dia benar-benar tidak tahu tapi Freya mengajaknya langsung pergi dari tempat itu. Itu dilakukan karena Freya khawatir pelaku yang telah menculik ayahnya akan kembali karena apa yang dicari belum didapatkan.

Freya bergegas, menuju Hawaii. Sebuah motel pun sudah dia dapatkan karena dia akan menginap di pulau itu. Bukan untuk menikmati indahnya Waikiki Beach, tapi dia datang untuk mengambil barang ayahnya kembali. Freya datang tepat waktu, dia beristirahat sebentar dan setelah itu Freya bersiap-siap untuk mencuri.

Sebuah museum menjadi target, dia tidak peduli benda itu disumbangkan atau dijual yang dia tahu benda itu harus dia dapatkan kembali. Jika hendak disumbangkan pun, harus ayahnya yang melakukan agar ayahnya dikenang bukan orang yang tanpa melakukan apa pun tapi mau tenar.

Semua sudah siap, Freya mengambil perlengkapan dan segera bergegas. Tidak mungkin ada yang bisa memergoki dirinya, seperti yang sudah-sudah dia pasti akan mendapatkannya tapi malam itu akan terjadi kejadian yang tidak terduga. Entah itu keberuntungan atau kesialan, dia tidak tahu.

Bishop museum menjadi tujuan, penjagaan di sana sangatlah ketat. Dia tidak bisa menerobos dengan mudah. Freya melakukannya dengan hati-hati, sebuah artefak yang ayahnya temukan di Mesir menjadi incaran. Freya mengendap, melewati inframerah yang berbahaya. Tiga orang security berjaga di mana dia berada, dia benar-benar harus waspada.

Freya kembali bergerak, bersembunyi ke sebuah patung yang terbuat dari tanah liat. Pergerakan yang dia lakukan membuat para security itu curiga, mereka semakin berjaga dengan ketat. Freya hanya bisa mengumpat, museum besar memang sangat berbahaya. Setelah security itu pergi ke tempat lain, Freya kembali bergerak ke tengah ruangan untuk mengambil artefak milik ayahnya. Bagus, dia sudah mendapatkannya tapi sialnya, saat artefak itu diangkat, suara sirine berbunyi.

"Siapa di sana?" terdengar teriakan seorang security yang berada tidak jauh darinya.

"Sial!" Freya membungkus artefak itu menggunakan kain lalu berlari melewati inframerah yang menyala.

"Ada pencuri, kejar!"

Para security itu mengejar, sirine yang berbunyi mengundang para polisi untuk datang ke lokasi. Freya terus mencari jalan keluar, dia tidak boleh tertangkap.

Freya kembali mengumpat, beberapa security sudah mengepung. Tidak ada yang berani menembak karena bisa merusak barang yang ada di museum.

"Kembalian itu pada kami!" pinta salah seorang security yang sedang mengepungnya.

Freya melihat sekitar, cara satu-satunya yang dia miliki hanya melarikan diri dari atas. Para security semakin banyak mengepung, mereka pun siap menangkap Freya.

"Sorry!" ucap Freya pelan seraya menembakkan pistol pelontar talinya ke sebuah tiang yang ada di atas.

"Tembak!" perintah kepala security itu namun tubuh Freya sudah tertarik ke atas. Freya langsung menerjang keluar dari area terbuka yang ada di atas. Dia kira sudah selesai tapi dia disambut dengan timah panas oleh para polisi yang ada di luar sana.

Freya terus berlari menghindari timah panas yang menghujaninya dan melompat ke bawah. Di bawah para polisi sudah siaga dan mengejar juga menembakinya. Freya berlari menuju dermaga karena dia akan melarikan diri dari dermaga.

Seorang pria asing sedang menikmati waktunya di dermaga saat Freya berlari ke arahnya. Freya yang panik dan berusaha menghindari tembakan para polisi pun tanpa sengaja menabrak pria itu sehingga mereka berdua terjatuh.

"Apa kau tidak punya mata?!" pria itu berteriak marah.

"Aku minta maaf," pinta Freya. Mereka berdua saling pandang namun tembakan para polisi menyadarkan Freya sehingga dia beranjak dengan cepat dan mengambil artefak yang baru saja dia curi.

"Itu dia, kejar!" terdengar teriakan para polisi itu.

"Tolong bawakan benda ini!" Freya melemparkan artefak ke arah pria yang baru saja dia tabrak.

"Apa maksudnya?" pria itu justru bertanya.

"Lari jika tidak ingin tertangkap!" teriak Freya yang sudah mengambil langkah seribu.

Pria itu melihat benda yang ada di tangan, firasat buruk. Para polisi bahkan menembak ke arahnya karena mereka mengira pria itu adalah komplotan Freya sehingga mau tidak mau, pria itu pun berlari untuk menyelamatkan diri dari kejaran para polisi yang sedang mengejar Freya.

Sang Raja Yang Sial

Norman Elouis adalah pria yang baru saja ditabrak oleh Freya. Norman adalah seorang raja dari Swedia, dia baru dilantik dan diangkat menjadi raja tapi Norman ingin menikmati waktunya sebentar sebagai rakyat biasa. Kehidupan di istana membuatnya sedikit bosan dan sesuai dengan saran dari adiknya, Norman datang ke Hawaii untuk berlibur.

Identitasnya disembunyikan, tidak ada pengawal, tidak ada mahkota di atas kepala tapi malam keduanya di pulau itu justru sudah membawanya ke dalam masalah. Entah siapa wanita yang menabraknya karena wanita itu menggunakan topeng yang pasti gara-gara wanita itu dia harus melarikan diri dari kejaran polisi dan lari dari perbuatan yang tidak dia lakukan.

"Cepat lari!" teriakan Freya kembali terdengar. Larinya cukup kencang oleh sebab itu para polisi yang mengejar kewalahan.

Suara letusan senjata api memecah keheningan malam itu, para polisi masih berusaha melumpuhkan dua pencuri yang sedang melarikan diri. Mereka benar-benar mengira Norman adalah komplotan Freya, itu karena pria itu juga berlari sambil membawa barang curian. Beruntungnya dermaga cukup gelap sehingga para polisi tidak melihat rupa Norman.

"Seharusnya aku tidak mengikuti saranmu datang ke pulau ini, Vanila!" umpat Norman sambil berlari. Jika adik dan suaminya tahu dia mengalami hal itu, mereka pasti akan menertawakan dirinya tiada henti.

"Tunggu!" Norman berteriak, meminta Freya berhenti karena dia ingin mengembalikan benda yang ada di tangan karena dia tidak mau terlibat.

"Lari saja jika tidak mau tertangkap dan jangan sampai benda itu hilang!" teriak Freya.

"Berani mengancam aku, hah? Akan aku lempar benda ini!" ancam Norman.

"Kau sudah terlibat, coba saja jika berani!" teriak Freya lagi.

Norman melihat benda yang ada di tangan, sial. Yang diucapkan oleh wanita asing itu sangatlah benar. Dilihat bagaimanapun benda yang ada di tangannya adalah benda curian. Jika benda itu rusak, dia tetap akan disalahkan tapi jika masih utuh benda itu bisa dia kembalikan dan dengan kekuasaan yang dia miliki dia bisa membersihkan namanya dengan mudah.

"Awas kau nanti!" teriak Norman. Lebih baik lari dulu dari pada mati konyol tertembak karena dia tidak bisa melawan aparat kepolisian.

Mereka berdua terus lari lalu berpencar. Freya berlari ke kanan tapi Norman tidak mengikuti karena dia ingin lihat siapa wanita asing yang telah menyeretnya ke dalam masalah itu. Jika wanita itu masih menginginkan benda yang ada di tangannya wanita itu pasti akan datang mencarinya.

Para polisi yang masih mengejar pun mulai berpencar saat menyadari pria yang membawa artefak yang dicuri berlari ke sisi lain. Freya yang menyadari hal itu memutar arah, sungguh pria yang tidak bisa diajak bekerja sama tapi yeah... Dia juga sadar jika pria itu adalah orang asing yang terlibat tanpa sengaja jadi dia tidak akan memaksa. Freya berlari sambil bersembunyi sana sini untuk mengelabui polisi namun dia tetap mengejar Norman yang lari ke arah lain. Apa pun caranya dia harus tetap mendapatkan artefak milik ayahnya agar usahanya malam ini tidak sia-sia.

"Ke mana mereka? Terus cari!" teriak salah seorang polisi itu.

Mereka mulai kehilangan jejak, kedua pelaku yang mereka kejar sudah tidak terlihat lagi. Beberapa personil ditambah untuk mencari dua pelaku yang tidak terlihat wajahnya akibat lampu jalan yang temaran.

Norman terus berlari sampai dia mendapat tempat aman untuk beristirahat. Sial, dia sungguh bodoh. Sekarang dia baru sadar, untuk apa dia lari seperti itu? Dia yakin wanita itu adalah seorang pencuri dan bodohnya dia yang ikut lari padahal dia bisa memberikan benda itu pada polisi dan mengatakan jika dia tidak terlibat tapi akibat kebodohannya, dia justru seperti terlibat.

Untuk seumur hidup, ini kali pertama dia merasa jika dia melakukan sesuatu yang sangatlah konyol gara-gara seorang wanita asing. Sepertinya liburannya kali ini akan mendapatkan sedikit gangguan. Norman melihat benda yang ada di tangan, dia sangat yakin wanita itu akan mencarinya demi mendapatkan benda itu.

Sekarang waktunya kembali ke hotel dan menunggu kedatangan wanita itu karena hal itu bisa dia jadikan sebagai kesempatan untuk menangkap wanita yang sudah menjebaknya. Saat wanita itu datang dia akan menariknya ke kantor polisi dan memberikan penjelasan pada para polisi jika dia tidak terlibat agar liburannya di pulau itu kembali damai.

Norman bergegas pergi dengan hati-hati, sungguh sial. Freya yang sedang bersembunyi dari kejaran polisi pun mengintai keberadaan Norman. Pria itu pergi dengan cepat tentunya Freya yang sudah melepaskan topengnya mengikuti Norman untuk tahu ke mana pria itu pergi.

Para polisi yang mengejar sudah kehilangan jejak Freya dan Norman karena mereka berdua sudah menghilang. Para polisi itu terus mencari mereka tapi sayangnya sudah tidak ada.

Norman kembali ke hotel di mana dia menginap sesuai rencana. Freya benar-benar hanya mengikuti tapi setelah Norman masuk ke dalam hotel, Freya segera bertanya karena dia ingin tahu.

"Boleh aku tahu siapa pria yang baru masuk ke dalam dan nomor berapa kamarnya?" tanya Freya sambil menunjuk ke arah Norman yang masih melangkah menuju lift.

"Maaf, Nona. Kami harus menjaga rahasia setiap tamu yang menginap di hotel kami," tolak sang resepsionis.

"Tolonglah aku, Nona. Aku harus tahu!" pinta Freya memohon.

"Maaf, tidak bisa!"

"Nona, anak-anakku kelaparan di rumah," mendadak Freya memasang wajah sedih tentunya dia hanya berakting agar resepsionis itu iba.

"Ini tidak ada urusannya denganku!" ucap sang resepsionis.

"Dengarkan, pria itu kemungkinan adalah orang yang memperkosa aku tiga tahun silam dan karena hal itu, aku melahirkan 3 anak kembar dan sekarang mereka menangis karena lapar dan aku, setelah sekian lama mencari keberadaan ayah mereka dan ini kali pertama aku bertemu dengannya setelah tiga tahun berlalu. Apa aku harus menyia-nyiakan kesempatan?" Freya meraih tangan resepsionis itu dan kembali memohon, "Tolonglah aku, Nona. Aku hanya ingin meminta pertanggungjawabannya agar ketiga anakku tidak kelaparan lagi," air mata dipaksakan mengalir agar resepsionis itu percaya, sungguh akting yang sempurna.

Sang resepsionis itu jadi iba, akting Freya yang sangat meyakinkan sudah menyentuh hatinya sehingga resepsionis itu tidak punya pilihan selain memberikan nama dan nomor kamar pria yang Freya maksud. Dia melakukan hal itu untuk membantu Freya dan demi anak tiga malang yang sesungguhnya tidak ada.

"Baiklah, aku akan membantumu!"

"Terima kasih, Nona. Terima kasih," ucap Freya namun senyuman licik menghiasi wajah tanpa sang resepsionis itu tahu. Berhasil, dia berhasil.

Kini Freya sudah mendapatkan nomor kamar Norman, agar tidak ketahuan dia tidak akan langsung meminta benda miliknya malam ini tapi dia akan datang besok. Freya segera pergi, dia sangat berterima kasih pada resepsionis itu dan berkata dia akan datang besok bersama dengan ketiga anaknya sehingga sang resepsionis percaya.

Norman meletakkan artefak yang dia bawa setelah dia berada di dalam kamar, benda itu sudah membuatnya seperti orang bodoh. Sial, jangan katakan setelah ini dia jadi buronan. Sungguh memalukan bagi seorang raja yang hendak liburan tapi justru menjadi buronan. Jika besok wanita itu tidak datang mengambil benda itu, maka dia akan meminta seseorang mengantarnya ke kantor polisi tapi dia sangat ingin menangkap orang yang sudah membuatnya lari karena dia tidak terima.

Tunggu saja, dengan kedua tangannya dia akan menyeret wanita itu ke kantor polisi serta membersihkan namanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!