NovelToon NovelToon

Hasrat Liar Pamanku

Bab 1. Syok berat

Hari ini, Ciara tiba di sekolahnya. Gadis itu terlihat sangat bersemangat dan ceria karena belakangan ini ia sudah berhasil lepas dari ancaman pamannya, ya itu semua berkat bantuan Galen sang kakak yang sudah berhasil menghapus video panas dirinya dari ponsel milik sang paman, tentu saja Ciara sangat senang akan hal itu karena kini hidupnya telah bebas tanpa perlu merasa takut lagi.

Namun, betapa terkejutnya ia ketika mendengar cibiran dari orang-orang di sekolahnya mengenai dirinya. Ya saat Ciara berjalan melalui lorong, tampak cukup banyak siswa maupun siswi yang mencibirnya dengan ucapan aneh. Sungguh Ciara tak mengerti apa maksud mereka melakukan itu, karena ia sama sekali tak mempunyai kesalahan.

"Eh eh, tuh lihat tuh si Ciara. Kok masih berani ya dia datang kesini?"

"Iya, gak malu apa ya setelah videonya kesebar?"

"Gue sih gak nyangka guys, Ciara ternyata begitu. Padahal selama ini dia kalem banget, tapi malah sang3an."

Ciara terdiam mendengar kata-kata mereka, ia mencoba tetap kuat meski tak mengerti apa maksud mereka berkata seperti itu. Lalu, Ciara pun dicegat oleh Hanum yang dahulu sempat berselisih paham dengannya. Ya terlihat Hanum menatapnya dengan jijik seraya memutar bola matanya.

"Hanum, ngapain kamu berdiri disitu? Awas aku mau lewat, kamu jangan halangi aku ya!" tegur Ciara yang merasa kesal.

"Hahaha, lihat guys si cewek gak tahu diri ini masih berani nampakin dirinya disini. Kayaknya dia udah gak punya malu deh, bisa-bisanya dia masih datang dan muncul disini," ujar Hanum.

"Iya tuh, emang kayaknya dia udah gak punya harga diri deh. Tubuhnya aja rela dia sebar-sebar ke cowok mesum, dasar lon!" sahut temannya, Kania.

"Kalian bicara apa sih? Aku gak ngerti deh sama maksud kalian, tolong jelasin kenapa kalian bilang aku ini suka sebar tubuh!" pinta Ciara yang mulai terbawa emosi.

"Halah gausah sok pura-pura gak tahu deh lu! Kita disini semuanya udah pada lihat video lu di sosmed, jadi lu mending ngaku aja deh!" ujar Hanum.

"Hah? Video aku di sosmed? Maksud kalian apa ya? Video apa?" tanya Ciara sangat kaget.

Hanum tersenyum seringai seraya menggelengkan kepala, lalu ia meraih ponselnya dari saku baju dan menunjukkan sebuah video kepada Ciara. Sontak saat itu juga Ciara terperangah kaget melihat video panas dirinya ada di ponsel Hanum, ia sama sekali tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.

"Gimana? Lo sekarang udah lihat kan kelakuan lu sendiri? Dasar cewek murahan!" cibir Hanum.

Ciara hanya bisa terdiam, pikirannya kacau dan suasana jantungnya tidak teratur setelah melihat semua itu. Pantas saja sedari tadi banyak sekali orang yang mencibirnya saat berjalan di lorong, ternyata video panasnya itu sudah tersebar di media sosial dan dilihat hampir seluruh orang.

Sementara Hanum beserta dua temannya tampak terus mengucilkan Ciara, mereka dengan brutalnya meledek gadis itu hingga membuat Ciara semakin tertekan. Namun, Ciara tidak dapat berbuat apa-apa karena ia sendiri tahu bahwa yang ada di dalam video itu memang dirinya.

"Kenapa lu diam aja? Syok ya karena video lu kesebar di medsos? Makanya Ciara, jangan murahan jadi cewek!" cibir Hanum.

"Hey kalian!" tiba-tiba suara teriakan keras terdengar dan membuat mereka kompak menoleh ke asal suara, disana mereka menemukan Terry sang guru magang yang tengah menghampiri mereka.

"Eh pak Terry, pagi pak!" ucap Hanum dengan genit.

"Pagi, ada apa ini? Kenapa kalian bertiga ngeledekin Ciara sampai Ciara ketakutan begini?" tanya Terry.

"Loh emang bapak belum tahu ya soal video yang viral di sosmed itu? Kan di dalamnya ada Ciara pak, dia itu wanita murahan!" jawab Hanum.

Deg!

Seketika Terry terkejut dan reflek menatap wajah Ciara, entah kenapa ia yakin sekali kalau bukan Ciara lah yang ada di video tersebut. Ya Terry tahu betul kalau Ciara adalah perempuan baik-baik, tidak mungkin Ciara berbuat seperti itu dengan melecehkan dirinya sendiri.

"Sudah sudah, kalian jangan buat keributan disini! Ini itu sekolah, jadi seharusnya kalian belajar bukan malah membully siswa lain! Sana gih kalian masuk ke kelas, sebentar lagi bel bunyi!" sentak Terry.

"Tapi pak, beneran kok yang saya bilang tadi. Kalau bapak gak percaya, nih bapak lihat aja sendiri!" ucap Hanum kembali menunjukkan video panas Ciara di depan Terry dengan menggebu-gebu.

Terry melotot lebar, matanya benar-benar menangkap sosok Ciara ada di video itu dengan kondisi setengah naked. Tentu saja semua orang yang melihatnya pasti beranggapan kalau memang Ciara lah yang ada di dalam video itu, namun Terry tetap yakin jika itu bukanlah Ciara.

"Ya saya sudah lihat sekarang, tapi tetap aja kalian gak boleh mencemooh Ciara gitu aja. Lebih baik kalian pergi, dan kamu Ciara ayo ikut saya!" ucap Terry.

Ciara mengangguk lemah, dengan langkah perlahan ia melangkah mengikuti Terry pergi dari sana. Sedangkan Hanum dan kedua temannya sama-sama terkekeh, mereka mengira jika Terry akan membawa Ciara ke ruang kepala sekolah dan menghukum gadis itu atas perlakuan buruknya.

Tapi semua pikiran Hanum itu ternyata salah, sebab Terry malah membawa Ciara ke taman sekolah dan mengajak gadis itu duduk bersamanya. Ciara pun sedikit kaget, tapi ia memilih menurut saja dan ikut duduk disana bersama sang guru magang. Meski Ciara masih merasa gugup dan syok dengan apa yang terjadi padanya hari ini.

"Ciara, saya tahu banget perasaan kamu seperti apa. Rasanya dikucilkan satu sekolah itu benar-benar gak enak, makanya saya bawa kamu kesini. Sekarang saya minta kamu buat ceritakan semuanya sama saya!" ucap Terry pelan.

Ciara menoleh dan menatap wajah Terry dari samping, dua tangannya sudah ia kepalkan dan tampak matanya berkaca-kaca menahan air mata yang hendak menetes. Terry melihat itu, sontak ia pun meraih satu tangan Ciara dan menggenggamnya dengan erat.

"Pak, tolong jangan sentuh saya kayak gini! Saya gak mau ada siswa yang lihat dan malah sangka kalau saya lagi menggoda bapak," pinta Ciara.

"It's okay Ciara, saya minta maaf ya?" Terry langsung melepas tangan Ciara dan tersenyum tipis.

"Jadi, kamu mau cerita kan ke saya? Siapa tahu saya bisa bantu kamu, selain itu kamu pasti butuh tempat curhat untuk menenangkan diri kamu," sambungnya.

Ciara mengangguk, "Saya emang lagi syok banget pak, saya kaget waktu tau ada video itu dan semua orang disini sudah melihatnya," ucapnya.

"Saya juga gak nyangka Ciara, tapi saya tetap yakin kalau yang di video itu bukan kamu. Benar begitu kan Ciara?" ucap Terry.

Deg!

Ciara terdiam sejenak, ia menundukkan wajahnya dan bingung harus menjawab apa, karena memang yang berada di video itu adalah dirinya dan ia akan menjadi pembohong jika tidak mau mengakui semuanya.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Bab 2. Tak memiliki siapapun

Ciara kini masih berada di taman sekolah bersama Terry, pria itu tampak sedikit membungkuk agar bisa lebih jelas menatap wajah Ciara yang menunduk. Terry juga masih menantikan jawaban dari gadis itu atas pertanyaan yang ia lontarkan tadi, sedangkan Ciara terlihat belum tahu harus berkata apa pada Terry karena dirinya sendiri pun bingung.

Ciara juga sangat sedih dengan semua yang terjadi itu, ia tak menyangka pamannya akan setega ini dengan menyebarkan video panasnya ke media sosial. Selain itu, Ciara sungguh tak percaya karena ternyata kakaknya telah berbohong dengan mengatakan kalau video itu sudah terhapus, nyatanya video itu masih ada dan malah sudah tersebar ke sosial media tanpa sepengetahuannya.

"Kamu kenapa diam aja Ciara? Gak mau jawab pertanyaan saya ya? Sudahlah, kamu jujur saja Ciara dan ceritakan semuanya ke saya!" pinta Terry.

Bukannya menjawab, Ciara justru bangkit dari tempat duduknya dan berniat pergi. Tentu Terry langsung terperanjat melihat Ciara yang beranjak dari kursinya itu, Terry berusaha menahan Ciara untuk tetap disana bersamanya karena Terry sangat ingin Ciara menjelaskan semuanya.

"Maaf pak, saya gak bisa berlama-lama disini. Bel sebentar lagi bunyi, jadi saya harus kembali ke kelas. Sekali lagi saya minta maaf ya pak, saya cuma gak mau ada yang salah paham!" pamit Ciara.

"Tunggu Ciara, kenapa kamu begini sih? Kalau kamu emang gak bersalah, harusnya kamu jujur sama saya! Pasti saya akan bantu kamu Ciara sebisa saya, tapi tolong kamu ceritakan dulu seperti apa kronologisnya!" ujar Terry.

"Gak perlu pak, untuk saat ini saya tidak membutuhkan bantuan dari siapa-siapa. Saya permisi dulu ya pak?" ucap Ciara.

Disaat Ciara berbalik dan hendak pergi, dengan cepat Terry mencekal lengannya dari belakang seolah tak mengizinkan gadis itu pergi. Sontak Ciara merasa kesal, ia menghentak tangannya sampai lepas dari genggaman pria itu. Ciara memang sedang dilanda masalah, tapi ia tidak ingin menyusahkan orang lain lagi.

"Tolong ya pak, jangan cegah saya! Saya harus pergi sekarang, bapak juga lebih baik kembali ke ruangan bapak sana!" sentak Ciara.

"Ciara, kamu itu kenapa sih? Dengan sikap kamu yang kayak gini, justru malah bikin orang-orang makin yakin loh kalau di video itu kamu. Atau jangan-jangan itu memang benar?" ujar Terry.

"Bapak gausah ikut campur, ini masalah saya dan biar saya yang urus semuanya!" ucap Ciara kesal.

Kali ini Terry membiarkan Ciara pergi dari sana, ia sudah tidak tahu lagi harus bagaimana untuk bisa membuat Ciara bertahan. Ia juga bingung kenapa Ciara terlihat ketakutan seperti itu, padahal jika memang itu bukan dirinya mengapa Ciara harus takut dan seolah menghindar darinya.

Ciara masuk ke kelasnya untuk mengikuti pelajaran pertama, namun aura kelas langsung berubah menyeramkan karena orang-orang disana kompak mencibirnya, termasuk tentu Hanum yang memang juga berada disana. Ciara lagi-lagi harus menguatkan diri, meski saat ini hatinya sungguh hancur setelah mendapat perlakuan buruk itu.

Namun, Ciara memilih diam tak menggubris perkataan mereka semua. Gadis itu duduk pada tempatnya dan menaruh tas di lantai seperti biasa, ia berusaha mengabaikan semua cemoohan itu dengan cara memakai earphone di telinganya dan menyetel musik cukup keras.

Tak lama kemudian, dua sahabatnya yakni Anin juga Cleo muncul dan masuk ke kelas bersama-sama. Sontak Ciara langsung melepas earphone nya dan menyambut kedua sahabatnya itu, ia berharap mereka mau percaya padanya dan menjadi pendengar yang baik seperti biasa.

"Anin, Cleo!" sapa Ciara disertai senyum manisnya.

Akan tetapi, di luar dugaan reaksi Anin dan Cleo justru tampak ketus melihat Ciara ada di depan mereka. Kedua gadis itu seolah malas berdekatan dengan Ciara, mungkin karena video panas yang tersebar di sosial media dan terapat tubuh Ciara di dalamnya.

"Ka-kalian kenapa begitu? Sini yuk kita duduk bareng!" ucap Ciara.

"Sorry ya Ciara, tapi kita udah gak mau temenan sama kamu lagi. Kita kaget banget lihat kamu yang kayak gitu, ternyata kamu bukan seperti Ciara yang kita kenal!" ujar Anin.

"Maksud kamu apa sih Anin? Kita kan sahabatan udah lumayan lama loh, masa kalian gak ada yang percaya sama aku?" ujar Ciara.

"Udah deh Ciara, percuma juga kita buang-buang waktu bicara disini. Aku sama Cleo gak akan mau dekat-dekat sama kamu lagi, kita juga gak mau kali kena getahnya nanti," ucap Anin.

"Iya tuh, mending kamu sendiri aja atau cari teman lain sana! Ya kalau ada yang mau sih," sahut Cleo.

Deg!

Hati Ciara benar-benar hancur kali ini, saat kedua sahabat yang ia sayangi itu kalau tidak percaya padanya dan pergi begitu saja meninggalkannya. Seketika tetesan air mata mengalir di wajahnya, kesedihan sudah tak dapat ia tahan lagi karena perlakuan dua sahabatnya tadi.

Tiba-tiba, Hanum yang semula duduk kini berdiri menghampiri Ciara bermaksud menambah penderitaan gadis itu. Tampaknya Hanum memang masih sangat dendam pada Ciara, sehingga Hanum terus saja memanfaatkan momen ini untuk bisa menekan Ciara.

"Kasihan deh, gak punya teman ya? Makanya jadi cewek jangan kegatelan!" cibir Hanum tepat di telinga Ciara.

Ciara hanya diam tak mau terpancing, ia ikhlas dengan semua cemoohan itu karena memang inilah yang harus ia terima setelah kebodohan yang ia lakukan bersama pamannya kala itu.

Kriiingg Kriiingg...

Saat istirahat tiba, Ciara benar-benar merasa kesepian karena kini ia tidak memiliki siapapun untuk bisa diajak pergi bersama. Anin dan Cleo memilih pergi berdua dan menolak ajakannya tadi, sungguh Ciara sangat hancur saat ini karena semua di sekolah memusuhinya.

"Eh Ciara!" tiba-tiba seorang pria mendekatinya dan menyapanya, Ciara pun menoleh ke arahnya.

"I-i-iya.." Ciara tampak gugup dan ketakutan saat tiga orang pria berdiri di depannya.

"Sendirian aja lu, gak punya teman ya?" ledek salah seorang dari mereka disertai tawa.

"Hahaha, oh iya omong-omong lu open gak? Kebetulan gue sama yang lain pengen nyobain tubuh lu nih, lu bilang aja lu butuh berapa biar gue transfer nanti!" ucap yang lain.

Ciara kali ini sudah tidak bisa menahan emosinya, ucapan pria itu amat menyakitkan dan terasa menusuk jantungnya, ia tak terima tentu dilecehkan seperti ini di depan banyak orang dan menjadi bahan tertawaan. Sontak Ciara langsung mengangkat tangannya dan berniat menampar lelaki itu, tetapi si lelaki lebih dulu menahan tangannya.

"Eits, mau apa sih Ciara? Lo gak bisa marah begini, harusnya lu senang dong dapat orderan dari kita berlima," ujar si pria.

"Lepasin, dasar kurang ajar!" kesal Ciara yang berusaha melepaskan diri dari cengkraman lelaki itu, tetapi usahanya gagal.

"Hahaha, gausah sok-sok nolak deh Ciara. Kita tahu lu gatel dan pengen dianuin kan? Udah lah lu terima aja tawaran kita Ciara!" ucap si pria.

"Ish lepasin aku!" sentak Ciara.

Namun, mereka berlima seolah tak mendengarkan perkataan Ciara. Mereka justru semakin menggoda gadis itu dan sesekali mencolek tubuhnya, sontak Ciara semakin emosi tetapi tidak dapat berbuat apa-apa karena kedua tangannya dicengkeram kuat. Orang-orang yang lewat di sekitar sana juga tak mau menolongnya, mereka hanya lewat dan ada yang memotret kejadian pelecehan itu.

"Heh kalian, lepaskan Ciara!" kelima lelaki itu tersentak kaget saat mendengar suara teriakan seorang pria dari arah belakang mereka.

"Pak Terry?" ya lagi-lagi Terry lah yang muncul disana menyelamatkan Ciara.

"Lepasin dia! Kalian ini apa-apaan sih? Ini sekolah loh, jangan bertindak yang aneh-aneh disini atau saya akan laporkan kalian berlima ke kepsek!" sentak Terry.

"Waduh, ja-jangan pak! Iya ini kita lepasin Ciara kok, tadi kita cuma bercanda aja," ucap si pria melepaskan tangan Ciara.

"Yasudah, sana kalian pergi! Jangan pernah kalian ulangi ini lagi!" perintah Terry.

"I-i-iya pak, ayo guys kita cabut!" kelima pria itu pun pergi dari sana dengan tergesa-gesa.

Kini Terry beralih menatap Ciara, ia tersenyum dan membantu menenangkan Ciara yang tampak menangis setelah mengalami kejadian yang buruk. Terry sangat merasa kasihan pada gadis itu, ia juga tak tahu kenapa rasanya ia tak terima dengan semua yang dialami Ciara saat ini.

"Ciara, kamu tenang ya! Oh ya, kepala sekolah panggil kamu tuh," ucap Terry.

Deg!

Ciara terbelalak kaget, kini ia semakin khawatir kalau kepala sekolah sudah mengetahui perihal video tersebut dan akan menghukumnya atau malah mengeluarkannya dari sekolah itu.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Bab 3. Ada masalah?

Ciara telah tiba di ruang kepala sekolah sesuai yang diperintahkan Terry, ya sebelumnya memang Terry mengatakan jika dirinya dipanggil oleh kepala sekolah untuk diajak bicara. Tentu Ciara merasa sangat gugup saat ini, tetapi ia tak memiliki pilihan lain karena tidak mungkin jika ia menghindar dari panggilan sang kepala sekolah, bisa saja nantinya ia akan dikeluarkan karena tak mau datang.

Gadis itu mengetuk pintu, lalu kepala sekolah memintanya masuk ke dalam dan menyuruhnya duduk karena ia akan segera berbicara. Ciara semakin gugup saat bertatapan langsung dengan kepala sekolah berkumis itu, apalagi pria itu terlihat memberikan tatapan tajam yang seolah menjurus ke sebuah amarah.

"Ada apa ya pak, kenapa bapak panggil saya kesini?" tanya Ciara sedikit menunduk.

"Kamu santai aja Ciara, gausah takut gitu! Saya minta kamu kesini karena saya ingin menanyakan perihal video yang sedang viral itu, banyak dari para murid disini sudah melihatnya. Apa benar itu video kamu Ciara?" ucap kepala sekolah.

Deg!

Jantung Ciara seolah berhenti berdetak, ia menelan saliva nya susah payah dan tak berani menatap wajah kepala sekolah secara langsung. Ciara pun bingung harus mengatakan apa, jika jujur maka sama saja ia mencari mati karena pasti kepala sekolah akan langsung mengusirnya dan mengeluarkannya dari sekolah itu.

"Eee..." Ciara terlihat kesulitan saat hendak menjawabnya, hingga membuat kepala sekolah menaruh curiga padanya.

"Kenapa Ciara? Apa itu semua benar sampai kamu tidak bisa menjawab dengan mudah?" tanya kepala sekolah lagi.

"Bu-bukan begitu pak, saya cuma bingung aja harus jawab gimana. Saya masih gugup banget pak, saya syok dengan semua ini," jawab Ciara.

"Oh gitu, ya wajar sih kalau kamu syok. Apalagi saya juga dapat kabar kalau murid-murid disini semuanya pada mengucilkan kamu," ucap kepala sekolah.

"Iya pak, itu dia kenapa saya belum bisa cerita semuanya ke bapak," ucap Ciara.

Kepala sekolah pun tersenyum dan mencoba memaklumi kondisi Ciara saat ini, ia mengerti betul apa yang Ciara rasakan setelah menjadi bahan cemoohan dari para murid disana karena video syur yang tersebar di sosial media. Namun, biar begitu kepala sekolah juga tetap harus berbuat tegas jika memang benar itu adalah video Ciara.

"Saya paham kondisi kamu Ciara, tetapi disini saya harus tegas dalam menyikapi kasus yang menimpa kamu. Jika memang itu benar video kamu, maka terpaksa pihak sekolah akan mengeluarkan kamu dari sini," ucap kepala sekolah.

Sontak Ciara terkejut bukan main, "Apa pak? Saya bisa dikeluarkan dari sekolah??" ujarnya tak percaya.

"Tentu saja, karena kelakuan kamu di video itu tidak bisa ditolerir lagi. Maka dari itu saya minta kamu kesini untuk menjelaskan semuanya," ucap kepala sekolah dengan tegas.

"Tapi pak, saya juga gak tahu kenapa ini bisa terjadi. Disini saya jadi korban loh pak," ucap Ciara.

"Intinya gini aja deh, itu benar kamu atau bukan? Kalau memang bukan, tolong tunjukkan buktinya yang bisa saya percaya!" ucap kepala sekolah.

Ciara hanya diam menunduk, ia memang tidak bisa menyangkal video itu lagi karena perempuan di video tersebut adalah dirinya. Lagipun, semua orang juga sudah dapat melihat dengan jelas bagaimana wajah wanita yang ada di video itu dan memang sangat mirip dengannya.

"Kamu tidak bisa memberi buktinya Ciara? Okay, kalau begitu saya akan menskors kamu selama satu Minggu ke depan Ciara," ucap kepala sekolah.

"Apa??" Ciara terkejut bukan main, yang benar saja ia diskors satu Minggu karena video panas tersebut.

Ciara yang sudah tak memiliki semangat lagi, akhirnya pulang ke rumah dan melupakan sekolahnya sejenak. Ciara benar-benar galau dan tak tahu harus apa saat ini, rasanya hidupnya seperti tidak ada harapan lagi setelah semua yang ia alami saat ini karena ulah pamannya.

Gadis itu pun sampai di rumah kakaknya dengan ojek yang mengantar, ia turun dari motor lalu membayar ojek tersebut dengan uang miliknya. Ia beruntung karena tukang ojek barusan tidak mengenali dirinya sebagai wanita di video syur yang sedang viral, sehingga Ciara masih bisa bernafas lega karena belum semua orang tahu tentang itu.

Saat hendak masuk ke dalam, tiba-tiba saja Tiara alias kakak iparnya keluar dari rumah itu dan terkejut melihat Ciara yang sudah pulang padahal jam masih menunjukkan pukul sebelas siang. Tiara pun terlihat penasaran, sebab tak biasanya Ciara pulang lebih cepat seperti ini.

"Loh Ciara, kamu kok udah pulang aja sih? Emang di sekolah kamu ada apa?" tanya Tiara.

"Eee iya kak, di sekolah ada rapat makanya semua murid-muridnya pada dipulangin. Gapapa kan kak kalau aku pulang kesini?" jawab Ciara bohong.

"Ohh, ya gapapa lah Ciara. Aku kira tadi kamu bolos gitu, eh ternyata ada rapat," ujar Tiara.

"Kalo gitu aku masuk dulu ya kak? Aku mau istirahat di kamar, capek banget rasanya walau sekolah cuma setengah hari," pamit Ciara.

"Okay, hati-hati ya!" pesan Tiara.

Ciara mengangguk lemah, lalu setelahnya ia melangkah melewati Tiara dengan perlahan. Melihat kondisi Ciara yang seperti itu sontak membuat Tiara terkejut, Tiara merasa ada sesuatu yang sedang disembunyikan Ciara darinya. Tiara pun yakin bahwa ada alasan mengapa Ciara jadi lesu seperti itu.

"Oh ya kak, kalau kak Galen udah pulang nanti tolong kasih tau aku ya! Aku ada perlu sama dia, aku pengen bicara sama dia," pinta Ciara.

"Eh iya iya, nanti aku bilangin ke mas Galen deh. Kamu istirahat aja sekarang, kasihan tuh kamu udah kecapekan begitu! Pasti di sekolah tadi kamu sibuk banget ya?" ucap Tiara.

"Umm.." Ciara menunduk lesu dan memilih tak menjawab apapun.

"Yaudah ya kak, aku permisi dulu." gadis itu akhirnya melanjutkan langkahnya menuju kamar.

Tiara yang merasa aneh hanya bisa terdiam dengan wajah menggeleng disana, ia tak tahu apa yang terjadi pada adik iparnya itu sampai tampak lemas dan lesu saat berbicara dengannya tadi. Namun, ia sendiri yakin jika Ciara tengah mengalami musibah yang cukup besar di dalam dirinya.

"Kira-kira Ciara kenapa ya? Aku curiga dia lagi sembunyiin sesuatu deh," gumam Tiara yang masih terus memperhatikan punggung Ciara dari sana.

"Tiara!" tiba-tiba seseorang menyapa dan menepuk pundaknya dari belakang, sontak Tiara terkejut lalu menoleh ke arah sosok tersebut berdiri.

"Haish, Rifka??!" Tiara merasa lega karena ternyata yang datang adalah Rifka, sahabatnya.

"Hehehe, sorry Tiara kalo gue ngagetin lu. Gue kesini karena gue mau main aja, abis gue bosen sendirian di rumah lu," ucap Rifka tertawa.

Tiara memutar bola matanya, ia pun mengajak Rifka masuk ke dalam rumah dan duduk bersama di sofa ruang tamu. Ya sudah lumayan lama Rifka tak bertemu dengan sahabatnya itu, tepatnya sejak Tiara menikah dengan Galen.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!