Keynand begitu bahagia atas kelahiran anak pertamanya yang berjenis kelamin perempuan, namun sekaligus harus menelan pil pahit atas meninggalnya sang istri ketika baru saja melahirkan buah hatinya.
Padahal sebulan yang lalu dia baru saja menyatakan perasaannya yang sudah mencintai sang istri. Namun, takdir berkata lain, istrinya pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya tepat dua tahun pernikahannya.
Bagaimanakah dia akan menjalani kehidupannya bersama putrinya? padahal disaat-saat seperti ini putrinya begitu membutuhkan kasih sayang seorang ibu.
Ditengah keputusasaan atas meninggalnya sang istri, tiba-tiba musuh datang menyerangnya dan mengincar bayinya untuk dilenyapkan, hal itu membuat Keynand langsung bertindak dan segera mengasingkan bayinya di sebuah Villa tersembunyi miliknya yang letaknya di daerah terpencil, hingga dirinya bertemu kembali dengan tawanannya.
Apakah yang akan Keynand lakukan kepada tawanannya? Lalu bagaimana Keynand menjalani hari-harinya bersama bayinya yang baru saja dilahirkan?
🍁🍁🍁🍁
Di sebuah ruangan bersalin terlihat sosok pria jangkung tengah menangis tersedu-sedu memeluk tubuh istrinya yang sudah tidak bernyawa terbaring di atas ranjang rumah sakit.
Sesekali pria itu membuka selimut yang menutupi tubuh istrinya. Lalu menciumi seluruh wajah sang istri berharap akan segera bangun. Namun sayangnya tidak sesuai dengan harapannya.
Padahal beberapa menit yang lalu dia mendapatkan kabar gembira atas kelahiran anak pertamanya, namun secepat kilat kebahagiaan itu sirna ketika dokter menyatakan istrinya meninggal dunia setelah melahirkan bayinya, akibat mengalami pendarahan dan nyawanya tidak bisa tertolong.
"Bangun sayang, kau tidak boleh meninggalkanku, kau bahkan belum melihat putri kita. Tolong, bangunlah Jasmine, aku sangat mencintaimu.....aku tidak ingin kehilangan dirimu. Bagaimana dengan nasib putri kita, bukankah kau sudah berjanji akan merawat dan membesarkan anak-anak kita bersama-sama." ucapnya sambil memeluk erat tubuh istrinya. Dia terus membangunkan sang istri, berharap mata indah yang tertutup rapat itu bisa terbuka lebar dan menatapnya dengan tatapan sendu.
"Sayang, ayo bangun, jangan bercanda seperti ini. Aku tahu kau sangat lelah habis berjuang keras melahirkan bayi kita. Kau selalu mengatakan begitu menantikan kelahiran bayi kita, buah cinta kita. Sekarang bayi kita sudah terlahir di dunia, wajahnya sangat mirip denganmu. Tolong buka matamu sayang...hiks.... hiks...."
"Bangun sayang......bangun.....aaaaa.....TIDAK!!!" Air matanya terus mengalir membasahi wajahnya. Dia tidak menyangka akan mengalami nasib menyedihkan seperti ini. Kehilangan sosok yang dicintainya. Ruang bersalin hanya mampu menjadi saksi bisu atas kesedihannya.
Pria jangkung yang baru saja kehilangan istrinya adalah Keynand Petrico Manav, pria berusia 34 tahun, seorang pengusaha sukses dan berpengaruh di negaranya.
Tidak hanya sukses di dunia bisnis, dia pun sukses di dunia bawah dan menyandang gelar bos mafia yang ditakuti di negaranya. Banyak musuh-musuhnya yang sedang mengincarnya untuk dilenyapkan. Namun tak seorangpun mampu melumpuhkannya. Dia bahkan disebut-sebut sebagai pria dengan seribu kehidupan, karena begitu sulit untuk dihancurkan.
Terlihat wanita paruh baya ditemani oleh dokter dan dua perawat memasuki ruangan bersalin. Raut wajah wanita paruh baya itu mendadak sendu hingga tangisnya pecah melihat ke arah ranjang pasien.
"Jasmine.... hiks....hiks... hiks." Wanita paruh baya itu langsung menangis histeris berdiri di samping ranjang pasien. Dia baru saja mendengar kabar atas meninggalnya sang menantu langsung dari dokter yang menangani menantunya.
"Mama, Jasmine.... Jasmine sudah tiada." ucap Keynand dengan tangis pilu.
"Yang sabar nak, dia sudah berjuang keras melahirkan anak kalian." ucap Mamanya disertai isak tangis.
Tak berselang lama kemudian, keluarga Jasmine baru saja tiba di rumah sakit setelah menempuh perjalanan jauh. Karena tempat tinggal mereka berada di kota yang berbeda, sehingga membutuhkan perjalanan yang memakan waktu berjam-jam lamanya.
Keluarga Jasmine bergegas masuk ke ruang bersalin. Hingga tangis pecah memenuhi ruangan tersebut. Mereka semua begitu terpukul atas kepergian orang tersayangnya. Setelah itu, keluarga Jasmine langsung mengurus pemakamannya hari itu juga.
Hanya keluarga inti dan kerabat terdekat yang menghadiri prosesi pemakaman mendiang Jasmine. Sementara Keynand merasa apa yang dialaminya hanyalah mimpi buruk belaka.
Dia berharap segera terbangun dari mimpinya itu. Namun ibunya selalu menyadarkannya bahwa semuanya memang kenyataan, istrinya sudah pergi untuk selama-lamanya dari hidupnya.
Pusara bertuliskan nama mending sang istri mampu dia lihat dengan jelas beserta tumpukan tanah yang masih gembur tidak lepas dari pandangannya. Di bawah sanalah istrinya berada.
"Aku masih ingin disini, sebaiknya Mama pulang." Ucap Keynand dengan tatapan sendu. Dia masih ingin menemani mending sang istri.
Ibunya seolah mengerti apa yang sedang dialami oleh putranya. Wanita paruh baya itu memutuskan untuk pulang ke rumah, setelah itu akan kembali berkunjung ke rumah sakit untuk melihat cucunya yang masih menjalani perawatan.
Setelah kepergian ibunya, Keynand hanya mampu memandangi kuburan mendiang sang istri. Tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya membasahi tempat tersebut. Keynand sama sekali tidak beranjak dari tempatnya, dia yakin hujan turun seolah ikut menangisi kepergian istri tercintanya.
Cukup lama Keynand berada di tempat pemakaman hingga waktu berganti malam. Yang tadinya pakaiannya basah kuyup perlahan mulai mengering. Dia hanya mampu memandangi tempat peristirahatan terakhir mendiang sang istri.
Tiba-tiba lamunan Keynand terbuyarkan saat mendengar ponselnya berbunyi berulang kali. Keynand tersadar dan langsung merogoh ponselnya di saku jaketnya.
Dia mengerutkan keningnya melihat panggilan masuk dari tangan kanannya.
"Halo Alex." ucapnya dengan suara berat di ujung telepon.
"Gawat Tuan, rumah sakit sudah di kepung oleh anak buah Jerox. Mereka sedang mengincar bayimu." ucap Alex, tangan kanan Keynand. Suara Alex terdengar panik di ujung telepon.
"Apa! Perketat penjagaan di ruang NICU. Terus lindungi bayiku, Alex. Aku akan segera ke sana, jangan sampai bayiku kenapa-kenapa karena nyawamu yang akan menjadi taruhannya!" ucap Keynand dengan tegasnya.
"Baik tuan." ucap Alex di ujung telepon.
Keynand langsung berlari menuju mobilnya. Setelah berhasil masuk ke dalam mobil, dia langsung menancap gas menuju rumah sakit tempat bayinya menjalani perawatan.
"Aku tidak akan mengampunimu Jerox, jika kau sampai menyakiti bayiku." ucapnya sambil mengepalkan tangannya.
Keynand berkendara ugal-ugalan, dia tidak peduli dengan pengendara lainnya. Baginya nyawa bayinya lebih penting dibandingkan dengan yang lainnya.
Bersambung.....
"Aku tidak akan mengampunimu Jerox, jika kau sampai menyakiti bayiku." ucapnya sambil mengepalkan tangannya.
Keynand berkendara ugal-ugalan, dia tidak peduli dengan pengendara lainnya. Baginya nyawa bayinya lebih penting dibandingkan dengan yang lainnya.
Tak berselang lama kemudian, mobil yang membawanya tiba di rumah sakit tempat bayinya menjalani perawatan. Keynand bergegas turun dari mobil.
Hal yang pertama yang mampu dia saksikan adalah banyaknya anak buah Jerox yang berkeliaran di halaman rumah sakit. Mereka semua terlihat berkeliaran persis pencuri yang menginginkan bayinya.
Sekitar sepuluh anak buah Jerox terlihat siaga berjaga-jaga di depan pintu masuk rumah sakit, sementara lainnya sedang mencari ruang perawatan bayinya, mereka semua seperti sedang mencari anak ayam di kandang yang luas.
Dari atas bangunan rumah sakit, terlihat kepulan asap tebal disertai percikan api yang mulai merambat melalap pada bagian sisi kiri bangunan, hingga terus merambat naik melalap lantai tertinggi rumah sakit dan perlahan mulai menyebar untuk melalap seluruh bangunan bertingkat itu.
Diyakini anak buah Jerox sudah menyabotase rumah sakit tersebut. Pihak medis dan perawat lainnya mulai berlarian untuk menyelamatkan para pasien. Mereka berlomba-lomba membawa pasien keluar dari rumah sakit.
Untuk itu, Keynand langsung berlarian menyelinap masuk ke dalam rumah sakit melalui pintu belakang. Dia bergerak cepat menuju ruang perawatan bayinya yang letaknya di lantai lima. Semoga bayinya dalam kondisi baik-baik saja.
Ketika berhasil memasuki rumah sakit dan bergerak cepat ke ruangan bayinya, dari kejauhan dia sudah melihat Alex dan beberapa anak buahnya sedang berdiri di depan pintu ruang perawatan bayinya yang terletak di lantai lima. Mereka semua bertugas melakukan penjagaan ketat di depan pintu ruangan tersebut.
Diluar dugaan, beberapa anak buah Jerox terlihat berlarian ke arahnya.
"Itu mereka." ucap salah satu anak buah Jerox dengan antusiasnya dan semakin mempercepat langkahnya menuju ke arah Keynand.
Dengan sigap Keynand menghadang mereka dan langsung melakukan perlawanan. Perkelahian sudah tak terelakkan lagi, anak buah Keynand ikut membantunya melawan anak buah Jerox.
"Tuan, biar kami yang melawan mereka. Sebaiknya anda selamatkan nona muda." ucap Alex dan Keynand langsung mengangguk, lalu bergerak cepat masuk ke dalam ruangan perawatan bayinya.
Ruangan tersebut hanya di khususkan untuk bayinya saja, mengigat rumah sakit tersebut salah satu rumah sakit miliknya. Sehingga bayinya harus benar-benar mendapatkan perawatan terbaik.
Keynand mampu melihat bayinya menempati inkubator. Dia melangkah mendekatinya, kedua matanya langsung berkaca-kaca menatap bayinya tampak terlelap di dalam inkubator. Dengan hati-hati dia mengeluarkan bayinya dari inkubator.
Kemudian dia memakaikannya selimut, supaya bisa menghangatkan tubuh bayinya. Dan tak lupa dia menyelipkan benda berwarna putih di lubang telinga sang bayi, agar bayinya tidak terbangun selama membawanya pergi.
Keynand menggendong bayinya dengan penuh kasih dan tak lupa dia mengambil tas besar yang berisi perlengkapan bayinya termasuk susu formula yang dipersiapkan sebagai pengganti ASI nya. Tas tersebut sudah disiapkan oleh Alex, tangan kanannya.
Kemudian Keynand membawa bayinya keluar dari ruangan tersebut sambil menenteng tas besar. Tiga anak buah Jerox sudah tergeletak di depan pintu ruang perawatan bayinya. Keynand hanya mampu melewatinya.
Alex langsung mengalihkan pandangannya ke arahnya. Alex sampai dibuat kagum plus terharu menyaksikan tuannya menggendong bayinya. Sekejam-kejamnya seorang mafia, tetap saja memiliki sisi lembut untuk orang terkasihnya
Di luar dugaan, salah satu anak buah Jerox yang masih tersisa langsung menembak ke arah Keynand, dengan cepat Keynand berusaha melindungi bayinya, hingga peluru meleset mengenai kaca jendela.
Bersamaan pula terdengar suara tembakan, dan kali ini yang melakukannya adalah Alex. Seketika si penembak berhasil di lumpuhkan dan tergeletak di lantai dengan bersimbah darah.
"Mari tuan." ucap Alex yang akan melakukan pengawalan untuk tuannya.
Mereka berjalan-jalan bersama-sama dengan penuh kewaspadaan.
"Apa ibuku datang berkunjung ke rumah sakit?" tanya Keynand. Pasalnya ibunya sempat mengatakan akan berkunjung ke rumah sakit untuk melihat cucunya.
"Tidak tuan, saya mendengar kabar dari kepala pelayan bahwa Nyonya jatuh pingsan saat akan berangkat ke rumah sakit. Dokter pribadi keluarga anda langsung menanganinya." jawab Alex.
"Mama pasti begitu syok dengan kejadian ini, makanya tekanan darahnya dan kolesterolnya tinggi." gumam Keynand.
Kepulan asap tebal mulai merambah masuk ke lantai yang ditempatinya, bersamaan pula tiba-tiba listrik menjadi padam. Keynand dan Alex berlari cepat menuruni anak tangga. Mereka hanya menggunakan instingnya saja dan menggunakan penglihatannya melalui pencahayaan dari sinar rembulan lewat dinding kaca anti peluru bangunan rumah sakit.
Mereka bergerak cepat keluar dari rumah sakit tersebut melewati pintu belakang yang sempat dilewati oleh Keynand. Karena api semakin merambah dahsyat melalap bangunan tersebut.
Diluar dugaan, beberapa anak buah Jerox kembali menghadangnya di area belakang rumah sakit. Mereka semua masing-masing membawa pistol dan siap menembak mangsanya.
"Kalian tidak bisa kemana-mana." teriaknya saat berhasil menghadang Keynand dan Alex.
Dor
Alex langsung menembak salah satu dari mereka yang berjumlah lima orang. Dengan cepat Keynand memilih bersembunyi di balik pintu demi melindungi bayinya. Sementara Alex sedang baku tembak dengan anak buah Jerox.
Tak membutuhkan waktu lama, Alex berhasil melumpuhkan kelima anak buah Jerox.
"Ayo tuan, anda harus segera meninggalkan tempat ini." ucap Alex berlari menghampiri mobilnya. Dan langsung bergerak membukakan pintu mobil untuk tuannya. Keynand langsung masuk ke dalam mobil, kemudian diikuti oleh Alex.
Lagi-lagi anak buah Jerox berlarian ke arahnya. Alex langsung menancap gas dan tanpa basa-basi menabrak mereka yang mencoba menghalangi jalannya.
Terdengar suara tembakan terus mengarah ke arah mobilnya, membuat Alex dengan lihainya menaikkan kecepatan laju mobilnya. Sementara itu, Para anak buah Jerox berlarian menuju parkiran. Mereka kembali akan mengikuti mobil Keynand, dan tidak akan membebaskan pria itu bersama bayinya.
Tiga unit mobil terus melaju kencang membelah jalanan pusat kota yang tampak lenggang. Ketiga unit mobil itu sedang melakukan pengejaran terhadap Keynand bersama bayinya.
Tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya, membuat Alex yang fokus mengemudi berdengus kesal melihat tiga unit mobil sedang mengejarnya.
"Bagaimana ini tuan?" ucap Alex mulai panik. Karena mobil di belakangnya dengan sengaja menabrakkan mobilnya hingga membuat kap belakang mobilnya tampak ringsek parah.
"Kita harus ke villa, di sana tempat yang aman untuk menyembunyikan bayiku." ucap Keynand dingin sambil mendekap hangat tubuh bayinya
"Baik tuan." ucap Alex.
Namun tiba-tiba peluru melesat ke arah mobilnya hingga berhasil membuat ban belakang mobilnya menjadi kempes. Laju mobilnya menjadi oleng dan tak terkendali.
Alex langsung membanting stir berharap tidak menabrak tiang listrik beserta pembatas jalan di depannya. Namun sayangnya mobilnya malah keluar jalur hingga menabrak pohon rindang di pinggir jalan dan tak berselang lama mobil tersebut mengeluarkan asap hitam hingga meledak. Untungnya mereka berhasil keluar dari dalam mobil.
Bersambung.....
Terima kasih ya sudah mampir.
Jangan lupa, like, love, komen, hadiah dan vote ya teman-teman 🙏 terima kasih 🙏🤗
Namun tiba-tiba peluru meleset ke arah mobilnya hingga berhasil membuat ban belakang mobilnya menjadi kempes. Laju mobilnya menjadi oleng dan tak terkendali.
Alex langsung membanting stir berharap tidak menabrak tiang listrik beserta pembatas jalan di depannya. Namun sayangnya mobilnya malah keluar jalur hingga menabrak pohon rindang di pinggir jalan dan tak berselang lama mobil tersebut mengeluarkan asap hitam hingga meledak. Untungnya mereka berhasil keluar dari dalam mobil.
Keynand kembali berlari membawa pergi bayinya, sedangkan Alex bertugas menghadang seluruh anak buah Jerox yang masih terus mengejar tuannya. Hingga tak berselang lama, dua unit mobil Jeep berhenti di pinggir jalan, kemudian orang-orang berpakaian lengkap berhambur turun dari mobil.
Alex bernafas lega melihat kedatangan segerombolan orang berpakaian lengkap, karena mereka semua anggota The Lion. Akhirnya bala bantuannya datang juga. Dua klan mafia yang saling bermusuhan akhirnya dipertemukan kembali, mereka semua saling bertarung. Sebagian lagi anak buah Jerox memilih untuk mengejar Keynand, untuk dilenyapkan bersama bayinya.
“Berhenti.” Teriak salah satu pria yang berusaha mengejar Keynand. Mereka berjumlah tiga orang dan masing-masing membawa pistol.
Sementara Keynand terus berlari di tengah derasnya hujan. Seluruh pakaiannya sudah basah kuyup, begitu halnya selimut yang menutupi tubuh bayinya juga sudah basah hingga mengenai permukaan kulitnya.
Seketika bayinya terbangun dan langsung menangis histeris karena terkejut permukaan kulitnya yang masih memerah terkena air hujan yang terasa dingin.
Oeee…oeeee…oeeekkk
Keynand mulai panik mendengar suara tangis bayinya semakin kencang. Dia tidak tahu harus melakukan apa. Sepertinya bayinya juga menggigil kedinginan, mengingat derasnya hujan menerpa permukaan kulit bayinya yang masih rapuh.
“Nak, bertahanlah. Kau dalam gendongan Daddy, Daddy akan terus menjagamu dan tidak akan ada yang boleh menyakitimu. Daddy janji kita pasti selamat.” Gumamnya mencoba memberikan pengertian kepada bayinya.
Namun sayangnya anak yang masih memerah itu tidak mengerti ucapannya. Suara tangisnya semakin lama semakin kencang saja dalam gendongan ayahnya.
Dor
Dor
Terdengar suara tembakan dari arah belakang, Keynand berusaha mati-matian untuk melindungi bayinya. Dia pun balik menembak kearah salah satu anak buah Jerox dan tembakannya tepat sasaran mengenai kepala pria tersebut hingga tewas.
Dua anak buah Jerox tampak marah besar melihat rekannya tewas di tangan ketua The Lion. Mereka langsung bergerak menembak ke arah Keynand secara membabi buta. Dan Keynand terus menghindari peluru yang meleset ke arahnya, namun sayangnya dia pun terkena tembakan, hingga peluru bersarang tepat di lengan kirinya.
Keynand langsung meringis kesakitan, hampir saja bayinya terlepas dari gendongannya hingga terlempar di jalan, untungnya dia masih setia mendekap hangat bayinya.
Deru nafas Keynand sudah ngos-ngosan, dia berlari sedari tadi dengan lumayan jauh. Tubuhnya pun sudah menggigil kedinginan. Dia menjadi kasihan kepada bayinya yang juga kedinginan dan masih saja terus menangis dalam gendongannya.
Keynand menjadi takut jika bayinya sampai kenapa-kenapa, mengingat bayinya masih membutuhkan perawatan dan masih perlu menempati ruangan hangat yakni inkubator, tempat yang bisa menghangatkan tubuh bayinya seolah-olah sang bayi sedang berada dalam perut ibunya.
Tidak hanya itu, bayinya masih belum bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Bagaimana tidak, bayi yang baru saja dilahirkan sudah dia bawa berkeliaran di jalan. Ditambah hawa dingin dan hujan yang semakin deras mampu membuat tubuh siapa saja akan menggigil kedinginan, termasuk bayinya yang masih merah itu. Dan otomatis bayinya bisa saja masuk angin. Sungguh keadaan yang teramat kejam dan begitu menyiksa buah hatinya.
Tapi, Keynand tidak akan menyerah dan tidak patah semangat. Dia harus melindungi bayinya dari marabahaya. Jalan satu-satunya yang bisa dia tempuh adalah membawa bayinya pergi sejauh mungkin dari pusat kota.
Selama kakinya menapaki jalan, dari kejauhan dia mampu melihat sebuah gubuk tua yang sudah terbengkalai di pinggiran jalan dengan dinding sudah rusak parah, bahkan atap gubuk sudah bolong hingga air hujan tampak leluasa masuk ke dalam gubuk tua tersebut.
Keynand berlari cepat mendekati gubuk tua, sementara kedua anak buah Jerox masih saja terus mengejarnya. Keynand mencium kening bayinya kemudian meletakkannya di atas bangku kayu bersama tas yang di bawanya.
Keynand mengepalkan tangannya menatap kedua anak buah Jerox dengan tatapan membunuhnya, lalu dia menghampiri kedua pria bertubuh kekar yang tampak santai melangkah mendekat ke arahnya.
Tanpa basa-basi, Keynand langsung bergerak cepat melayangkan tendangan begitu kerasnya ke wajah pria berambut panjang, hingga tubuh si pria terjengkang ke belakang.
Keynand kembali bergerak cepat memukuli dengan brutal wajah pria itu tanpa ampun, hingga sudut bibirnya pecah dan pelipisnya juga tampak terluka. Keynand terus memukuli wajah pria itu bahkan sampai merontokkan gigi depannya. Keynand tidak peduli dan tidak melepaskan pria itu, dia akan membunuhnya menggunakan tangannya sendiri.
Sementara pria yang satunya bergerak menendang kepala Keynand, membuat Keynand langsung mengalihkan pandangannya ke arah pria berambut ikal.
Keynand mengepalkan tangannya lalu berganti menghajar pria itu. Bogem panas terus mendarat sempurna di wajah pria itu. Tanpa belas kasih, Keynand terus memukuli wajah pria itu dengan brutal hingga babak belur.
Diluar dugaan, pria yang sudah tergeletak di jalan, diam-diam mengambil pistolnya yang tergeletak di sampingnya dan tanpa basa-basi dia langsung menembak ke arah Keynand.
Dor
Secepat kilat peluru langsung bersarang di dada bidang Keynand. Sedangkan Keynand hanya mampu terkejut melihat peluru bersarang di dada bagian kirinya. Orang yang baru saja menembaknya tampak tersenyum mengejek.
Dengan tenaga yang tersisa, Keynand langsung melempar belati kecilnya hingga tepat mengenai sebelah mata pria itu. Teriakan histeris langsung saja meluncur dari mulut pria itu. Hingga pistol dipegangnya yang baru saja menembak Keynand tergeletak di tanah. Keynand bergerak cepat mengambil pistolnya, lalu menembak kedua anak buah Jerox tanpa belas kasih.
Setelah itu, Keynand berlari mendekati gubuk tua untuk mengambil bayinya. Keynand terkejut melihat wajah bayinya memucat dengan tubuh menggigil. Dia langsung mengganti pakaian bayinya dengan baju ganti yang sudah dipersiapkan di dalam tasnya.
Dadanya begitu sesak menggendong tubuh bayinya yang masih menggigil dan sudah tidak lagi mengeluarkan suara tangisnya. Keynand mulai panik, untungnya sebuah mobil pickup melintas di jalan, seolah penyelamat datang untuknya.
Keynand langsung memberhentikan mobil tersebut. Sang pengemudi dengan baik hati memperbolehkannya menumpang di mobilnya. Kemudian mobil yang ditumpanginya mulai melaju meninggalkan tempat tersebut.
🍁🍁🍁🍁
Sementara di tempat lain....
Terlihat wanita cantik berambut panjang tengah berdiri di balkon kamarnya sambil menatap hujan yang turun semakin derasnya. Wanita itu belum juga tertidur di larut malam begini.
Kebetulan malam ini, dia hanya seorang diri menempati Villa mewah itu. Pasangan suami istri yang selama ini tinggal bersamanya menjaga Villa mewah itu mendadak harus pulang ke kampung halamannya. Pasalnya anak mereka jatuh sakit. Mungkin itulah penyebabnya dirinya tidak bisa tidur.
"Mommy, jangan khawatirkan aku. Walaupun aku hanya seorang tawanan di villa ini. Tapi, lihatlah, aku baik-baik saja di tempat ini. Setiap hari aku selalu memakan masakan Bu Mary yang super lezat. Bahkan Bu Mary dan Pak Ben sudah menganggapku seperti anaknya sendiri, Mom." ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Mommy, asal kamu tahu, aku sangat senang menempati Villa ini. Apalagi kak Keynand tidak pernah berkunjung di Villa nya dan aku berharap dia tidak akan pernah datang. Karena aku bisa bebas melakukan apa saja di villa ini, tanpa harus mendapatkan tekanan darinya." Ucapnya tersenyum yang begitu asyik memandangi langit malam yang gelap gulita.
Wanita cantik itu adalah Viona Cassandra Matteo, wanita berusia 27 tahun, seorang yatim piatu. Viona merupakan tawanan Keynand dan sudah menempati Villa mewah milik Keynand selama dua tahun lamanya.
Kejadian beberapa tahun yang lalu, membawa Viona menjadi tawanan Keynand akibat keserakahan dari Max (ayah biologisnya) yang menjualnya kepada bandot tua. Untuk melunasi seluruh hutang peninggalan Max, maka dari itu Viona menjadi tawanan Keynand dan harus mengabdikan seluruh hidupnya di Villa mewah milik Keynand selama seumur hidupnya.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!