NovelToon NovelToon

Skandal Pernikahan (Diam-diam Mencintaimu)

Bab 1 Aku tidak baik-baik saja

Jika aku bercerai maka karirku akan hancur.

Larasati. Artis yang lagi naik daun berkat aktingnya yang bagus. Menarik perhatian produsernya dan menjadi istrinya hanya dalam waktu dekat tidak lama setelah film perdananya begitu sukses dipasaran.

Zaki sang produser yang ternyata hanya menikahinya demi menutupi banyak scandal percintaannya. Menggunakan dirinya untuk topeng kebahagiaan palsu. Anak yang manis buah cinta mereka tak luput dari permainan ini.

Tiga tahun pernikahan, telah melahirkan anak yang manis. Namun sikap Zaki semakin buruk saja.

Dia mencintai istri orang yang tidak lain adalah rivalnya. Namanya Irene. Dia adalah istri CEO sebuah rumah sakit terkenal. Mereka menjalin hubungan gelap dan Irene menyarankan pernikahan Zaki demi hubungan itu.

Bobi suaminya tidak percaya pada gosip yang mengatakan jika istrinya punya hubungan gelap dengan Zaki. Zaki dan Larasati sangat bahagia di depan umum juga di mana saja disetiap pesta.

Dan gosip itu tidak menggoyahkan keyakinannya pada sang istri. Hanya Larasati yang menderita dalam scandal ini. Karena dia tahu semuanya.

Dua hari dalam satu Minggu, dia akan tidur sendirian dan suaminya akan keluar kota bersama Irene. Zaki akan terus mengatakan jika tidak usah menunggunya. Namun Larasati diam-diam selalu menunggu kedatangannya.

Malam ini, tiba-tiba Zaki harus kembali karena tiba-tiba saja Irene menggagalkan pertemuan mereka berdua. Dan saat pulang, Zaki terkejut saat melihat Larasati ada di teras sendirian.

"Lara....!" Lara kaget melihat suaminya kembali.

"Mas...."

"Ngapain kamu disini?" Tanyanya kaget.

"Aku....aku tidak bisa tidur. " Jawab Larasati yang diam-diam mulai mencintai Zaki. Dan Zaki tidak boleh tahu hal itu. Atau pernikahan ini harus berakhir jika dia mengetahui nya.

"Ayo masuk!"

Mereka lalu masuk kedalam dan Lara membuatkan minuman untuknya. Mereka lalu duduk berhadapan.

"Kenapa kau kembali? Apakah tidak jadi pergi?"

"Malam ini sepertinya dia tidak bisa pergi. Mungkin lusa kami akan pergi. Bajuku tidak usah di bongkar. Biarkan didalam koper saja," ucap Zaki datar. Sementara Lara terus menatap wajahnya penuh cinta dan kasih sayang.

"Mas...."

"Ya....Al susah dua tahun. Dan pernikahan kita sudah tiga tahun,"

"Lalu?" Tanya Zaki.

"Bagaimana jika saat besar nanti dia tahu jika pernikahan kita hanya pura-pura," kata Larasati perlahan.

Zaki nampak menghela nafas dalam dan menghembuskan nya dengan berat.

"Dia tidak akan tahu sampai kapanpun. Seperti perjanjian kita. Semua akan berakhir saat salah satu merasa tersakiti. Kau dan aku menikah karena scandal. Dan tidak akan pernah ada cinta didalam pernikahan ini. Karena kau dan aku sama-sama tahu untuk apa kita menikah,"

Nampak Larasati mengulas senyum kecut. Dan dia menelan salivanya yang getir. Tenggorokannya rasanya tercekat ingin dia mengatakan padanya jika dia mulai tidak nyaman dengan sikapnya karena dia diam-diam mencintai nya dan dia takut jika tiga kata darinya justru membuat dia harus kehilangan suaminya.

"Aku akan tidur sekarang. Kau juga tidur ya,"

"Iya mas.

....

Irene saat ini sedang merayakan hari ulang tahun suaminya yang nyaris dia lupakan. Untunglah anaknya Mishel mengingat kan dirinya. Hingga dia yang harusnya berkencan dengan Zaki, terpaksa dia batalkan dan akan di tunda lain hari.

"Sayang.... terimakasih...!" Kata suaminya sambil mengecup kening Irene.

"Kau tahu, kau adalah anugerah terindah dari Tuhan untukku. Kau hanya tercipta untuk menjadi istriku. Dan aku sangat bahagia memiliki mu..."

"Iya mas. aku juga," kata Irene.

"Kenapa orang diluar sana terus meragukan cinta kita. Mereka mungkin iri karena aku punya istri secantik dirimu..." Kata Bobi.

"Jangan dengarkan mereka Mas. Aku adalah istrimu. Dan selama nya akan tetap menjadi istrimu...."

"Tentu sayang. Kita menjadi ikon rumah tangga yang sempurna. Mungkin karena itulah mereka iri pada kita," kata Bobi.

"Hhmm...."

...

Pagi hari nampak Zaki masih berolah raga di luar rumah. Handphonenya sedang di cas dan tiba-tiba ada telepon berdering.

Saat Lara melihat siapa penelpon itu, hatinya menjadi gusar.

"Mbak Irene... menelpon sepagi ini?" batin Larasati saat melihat layar.

"Mas...ada telepon....!" teriaknya dari jendela kamar.

"Angkat saja!" jawab Zaki.

"Halo...." Katanya pelan.

"Kenapa kau yang mengangkat teleponnya. Mana suamimu?" Tanya Irene ketus saat tahu yang mengangkat bukan Zaki.

"Ehm, dia sedang lari pagi. Dia memintaku untuk mengangkatnya.

"Ohh, begitu ya. Katakan padanya kita akan keluar kota malam ini. Jangan lupa ya...." Irene berkata tanpa rasa canggung padanya.

Lara diam saja. Hatinya sakit mendengar semua ini.

"I..iya..."

Zaki berdiri dikamarnya.

"Siapa yang menelpon?"

"Mbak Irene,"

"Apa katanya?" Tanya Zaki.

"Dia minta kau bersiap. Kalian akan pergi nanti malam ke pulau Bali,"

"Ohh."

Zaki lalu mandi sementara Lara keluar dan pergi kedapur untuk menyiapkan sarapan.

Kenapa hatiku sakit? Ini hanya pernikahan pura-pura. Tapi kenapa aku merasa dadaku sesak melihat suamiku pergi dengan Mbak Irene.

.....

Malam ini Lara bolak-balik sendirian didalam kamarnya. Dia tidak bisa tidur. Dia memikirkan suaminya dan terus memikirkan apa yang sedang dia lakukan bersama kekasih gelapnya itu.

Kenapa aku cemburu padanya? Dia suamiku, tapi kita tidak pernah mengungkapkan saling cinta. Lalu atas dasar apa aku cemburu padanya?

Aku benar-benar manjadi gila karena semua ini.

.....

Pesan singkat dari CEO.

"Lara. Kita akan ke bali malam ini. Kau akan mendapatkan peran baru dari penulis dari sana," kata CEO pada Lara melalui pesan singkat.

"Baiklah...."

Lara bersiap untuk ke Bali esok paginya. Dia akan menitipkan anaknya pada orang tuanya yang tinggalnya tidak jauh dari nya.

Setelah itu dia ke bandara dan akan pergi ke Bali. Di bandara dia sudah di tunggu oleh CEO.

Mereka tiba di Bali disalah satu Mansion milik CEO. Lara baru kesini satu kali ini saja.

"Apakah aku bisa menemui mas Zaki?" Batinnya dalam hati. Kata Mbak Irene, mereka pergi ke Bali.

....

Hari ini sebelum bertemu dengan penulis itu CEO mengajak Larasati berjalan-jalan dipantai .

"Lara...kau sangat beruntung. Penulis ternama itu ingin kau menjadi pemeran utama wanitanya. Aku harap kau menggunakan kesempatan ini dengan sangat baik. Jika film mu sukses, maka kau akan semakin terkenal," kata CEO itu ketika mereka berjalan bersama.

"Iya. Saya pasti akan melakukan yang terbaik..." Kata Lara.

Dan tanpa diduga CEO melihat Zaki sedang berenang bersama seorang wanita. Dan wanita itu juga sangat dia kenal. Mereka berteman, dia adalah Irene.

"Lara....bukankah itu suamimu?"

Lara terkejut. Dia kaget melihat Zaki dan Irene berenang bersama di pinggir pantai.

Dan CEO tidak boleh tahu rahasia di balik semua ini. Atau karirnya akan hancur. Dan dia akan di ceraikan oleh Zaki.

"Hmm....itu....iya mereka memang ada disini. Dan karena itu saya setuju untuk datang ke sini..." Jawab Lara terbata.

CEO nampak menatap tajam wajah Lara dan menembus ke jantungnya. Ingin tahu apa yang tersimpan didalam hati wanita ini. Bagaimana sikapnya bisa senormal ini melihat suaminya berenang bersama wanita lain?

Bab 2 Dalam diam aku mencintaimu

Mereka makan bersama di restoran dan saat ini sedang bicara dengan penulis terkenal itu.

Dan setelah menandatangani kontrak mereka lalu makan bersama. Dan yang membuat Lara salah tingkah, adalah karena Zaki juga sedang makan bersama di restoran yang sama. Lara benar-benar mengkhawatirkan karirnya saat ini yang sedang akan melambung tinggi.

"Lara....makanlah. Bukankah makanan enak. Tapi sepertinya kamu tidak menikmati nya..." Kata CEO saat melihat gerak gerik Lara yang aneh.

"Ehm, aku sedang menikmati nya. Ini sangat enak sekali..." Kata Lara dan sekali lagi dia menatap di kejauhan dimana suaminya sedang bicara mesra dengan Irene.

Tiba-tiba CEO menatap ke arah yang sama dan lagi-lagi dia bingung saat melihat Lara tidak memanggil suaminya padahal mereka ada di restoran yang sama.

CEO dalam hati mengatakan jika hal seperti ini bisa menjadi sandungan dalam film yang sedang di garapnya.

"Kau harus memanggil mereka untuk makan bersama kita. Itu suamimu bukan?"

"Eh....iya..."

"Aku akan memanggil mereka,"

"Ehm tapi...."

CEO yang sudah berdiri dan akan berjalan kaget dan menoleh ke arah lara saat mendengar nada keberatannya. Dalam hati berbisik ini sangat aneh.

"Kenapa? Kau keberatan?"

"Ehm, tidak. Kau boleh mengajak mereka bergabung..." Kata Lara lagi dan dalam hati berdebar kencang.

Zaki yang sedang makan dengan mesra kaget saat melihat CEO berdiri disamping meja mereka.

"Aku datang bersama istrimu. Dia disana. Maukah kalian bergabung bersama kami?" Kata CEO seakan menekan seluruh hal aneh yang dia rasakan.

"Ohh. Benarkah? Lara ada disini?" Tanya Zaki kaget dan dalam sekejap wajah Irene berubah kesal. Namun dia berusaha menyembunyikan nya.

"Baiklah. Kami akan kesana..."

Mereka bertiga lalu berjalan ke meja Lara. Dimana dia duduk sendirian dan sangat gelisah saat ini.

Lara tersenyum bingung saat melihat mereka bertiga datang dan bergabung dengannya.

"Kami ada urusan pekerjaan. Dan kami datang kemari..." Kata Lara pada suaminya yang duduk didekatnya. Irene merasa cemburu dan menjadi salah tingkah saat ini.

Mereka makan dengan canggung dan tidak nyaman, saling bertukar pandang secara diam-diam dan hal itu menjadi pertanyaan tersendiri dalam hati nya.

.....

Selesai makan bersama Zaki terlihat sangat bingung antara akan pulang bersama Irene atau Larasati.

"Lara...pulanglah bersamaku..." kata Zaki agar CEO itu tidak curiga padanya dan melindungi Irene dari gosip.

Irene tersentak kaget karena Larasati akan pulang bersama dirinya dan Zaki.

"Eh...baiklah...." Larasati kaget atas ajakan itu dan mengangguk. Mereka bertiga naik ke mobil Zaki, dan tiba-tiba saja Irene dan Larasati membuka pintu depan secara bersamaan. Hal itu membuat kaget CEO.

Tentu saja dia bingung, biasanya istrilah yang duduk disamping suaminya.

Ceklek!

Larasati dan Irene saling berpandangan. Namun, akhirnya Larasati sadar jika memang tempat itu untuk Irene, bahkan dihari suaminya, hanya ada tempat untuk Irene saja.

Larasati lalu tersenyum pahit dan membuka pintu dibelakangnya. Apa yang terjadi justru membuat CEO terbelalak.

Bagaimana tidak? Istrinya duduk di belakang dan teman wanita Zaki duduk didepan? Apa yang terjadi? Kenapa Larasati diam saja? Ada apa dengan mereka? Pikir CEO dalam hati.

Didalam mobil ketika mobil itu melaju meninggalkan restoran dan akan ke hotel.

"Irene, aku akan mengantarmu dulu ke hotel. Setelah itu aku akan mengantar lara mengambil bajunya," kata Zaki menoleh pada Irene.

Irene kelihatan kesal karena rencananya untuk berduaan dan bersenang-senang dengan Zaki terganggu karena kehadiran Larasati yang tiba-tiba.

"Kenapa begitu?" Irene sepertinya tidak rela Zaki bersama istrinya itu.

"Jika aku tidak mengantar Lara, maka CEO akan curiga. Benarkan Lara?"

"Eh, i-iya....." Lara tersentak karena sejak tadi dia hanya melamun saja.

"Baiklah jika begitu. Tapi kau harus kembali padaku setelah mengantar nya...!" kata Irene tersungut.

"Tentu....!"

Deg. Entah kenapa hati Lara sakit mendengar jawaban "tentu" yang terdengar manis dan lirikan Zaki yang penuh cinta menatap Irene.

"Kalau begitu aku turun dulu. Kamu jangan lama-lama ya...aku menunggumu..." kata Irene sebelum turun.

Zaki menoleh pada Larasati dan menyuruhnya pindah ke depan.

"Kau bisa pindah kedepan..." kata Zaki.

"Eh, apa...?" Lara seakan salah tingkah.

"Kemarilah. Kita suami-istri. Aku bukan sopirmu, sehingga kau akan duduk dibelakang..." kata Zaki.

Lara lalu mengangguk dan pindah kedepan.

Sepanjang jalan menuju ke resort nampak diam-diam Lara mencuri pandang menatap wajah suaminya itu.

Hatinya syahdu dan terus berdebar setiap kali berada didekatnya.

"Kenapa menatapku? Apa ada yang ingin kau bicarakan...." Zaki merasa tingkah Lara aneh akhir-akhir ini.

"Ehm, tidak. Aku hanya tidak sabar untuk bermain di film baru yang baru saja aku tandatangani..."

"Oh, selamat ya. Aku senang kau serius dengan karirmu,"

"Iya. Terimakasih..."

Ah, kenapa aku selalu mengganti topik pembicaraan secara tiba-tiba. Aku ingin mengatakan hatiku berdebar kencang setiap kali menatapmu. Dan hatiku sakit jika melihat kau pergi bersama dia. Tapi lidahku kelu untuk mengatakannya.

"Kenapa lagi?" Tanya Zaki karena Lara benar-benar aneh. Dia menatap dirinya tak berkedip.

"Emm, tidak. Apakah menurutmu CEO itu curiga pada kita?" kata Lara lagi.

"Sepertinya tidak. Aku kaget saat kau melihat kami bersama. Apakah kau tidak papa?" Tanya Zaki dan pertanyaan nya itu benar-benar seperti menggugah perasaannya.

"Aku? Aku....apa maksudmu? Aku tidak mengerti..." kata Larasati salah tingkah.

"Maksudku...apakah kau merasa nyaman dengan semua ini?"

Ah, kenapa kau bertanya aku nyaman atau tidak?

"Aku...tentu saja aku tidak nyam.... maksudku terserah padamu. Kita bukan suami istri seperti yang orang lihat,"

"Benar. Kita hanya teman biasa. Pernikahan ini adalah kesepakatan bersama,"

"Aku hanya istri bayaran saja..."

"Ah, itu sangat kasar," kata Zaki menoleh pada Lara.

"Kau benar. Sangat kasar. Lalu apa aku? Aku butuh uang untuk bertahan di dunia entertainment ini. Dan kau membayarku,"

"Ah, sudahlah. Kita sudah sampai. Kau bisa ambil bajumu sekarang. Lalu kita akan ke hotel...." Kata Zaki.

Larasati lalu turun dan tidak lama dia kembali dengan koper disalah satu tangannya.

.

Mereka menuju ke hotel. Dimana Irene juga menginap disana. Zaki menyewa kamar bersebelahan dengan kamar Irene untuk Larasati.

"Ini kamarmu....dan aku menginap disini bersama Irene. Jika kau butuh sesuatu, kau bisa panggil aku..." Kata Zaki sebelum pergi.

Larasati hanya mengangguk pelan menahan sesak di dadanya.

Suaminya menginap denganya di hotel yang sama. Tapi malam ini dia akan menghabiskan malam bersama Irene, wanita yang sangat dia cintai. Dan aku... seperti biasa...hanya akan gelisah tidak bisa tidur karena menunggu dan memikirkan nya.

Cinta...kenapa harus merasakan sakit karena mencintainya. Orang yang tidak boleh aku cintai. Tapi aku juga tidak tahu kapan aku mulai mencintai nya. Sejak hidup bersamanya, aku menjadi terbiasa dan akhirnya cinta itu tumbuh didalam hatiku. Sayangnya hanya didalam hatiku dan bukan di hatinya juga. Cinta diam yang bertepuk sebelah tangan, terasa sangat menyakitkan.

"Zaki....jangan pergi...." Tanpa terasa terucap kata itu untuknya dan membuat langkah Zaki terhenti dan dia terkejut mendengar nya. Ini pertama kalinya aku meminta dia untuk jangan pergi menemui kekasihnya.

Dia menatap Larasati dengan tajam dan hati bimbang mendengar istri bayarannya meminta dia untuk jangan pergi.

Bab 3 Bertepuk sebelah tangan

Zaki menoleh terpana menatap istrinya. Larasati segera memperbaiki kesalahannya.

"Maksudku, jika kau pergi, bagaimana jika ada yang melihatnya," Larasati bicara dengan canggung setelah keceplosan bicara.

"Ah, sudah tiga tahun kita seperti ini. Dan tidak ada yang pernah curiga..." kata Zaki tersenyum kecil lalu pergi.

Aku bilang jangan pergi.....

Bisik Larasati lirih nyaris tak terdengar. Dan suaminya sudah meninggalkan kamarnya dan pergi ke kamar sebelah.

.

Dikamar sebelah, Irene sudah menunggu Zaki dengan gelisah.

"Aku pikir kau tidak akan datang...." Kata Irene saat melihat Zaki masuk ke kamarnya.

Irene melenggang anggun dan memeluk pinggang pria ini. Dia menentukan sedikit kancing di bawah lehernya. Lalu merangkul nya dengan manja. Mereka lalu duduk di pinggir ranjang.

"Larasati gadis yang polos dan lugu," kata Irene tiba-tiba.

"Ya. Dia lugu sekali. Untunglah aku cepat m nikah denganya. Dan sekarang tidak ada lagi yang perlu kita khawatir kan," kata Zaki mencium punggung tangan Irene yang lembut.

"Entah kenapa, kadang-kadang aku merasa takut jika kau jatuh cinta padanya..." kata Irene tiba-tiba.

"Ah, mana mungkin. Aku hanya mencintai mu saja. Selamanya," kata Zaki tersenyum hangat.

"Bagaimana jika kita bercerai bersama saja,"

"Apa maksudmu?" Zaki terkejut.

"Menjalani hubungan seperti ini, kamu pikir akan sampai kapan? Semakin lama, semakin membuatku khawatir. Bagaimana jika suamiku tahu kita seperti ini?" kata Irene menyandarkan kepalanya di bahu Zaki.

"Jika kita bercerai lalu menikah. Maka karirmu juga dalam bahaya. Aku tidak mau hal itu terjadi," kata Zaki.

"Tapi menurutmu sampai kapan kita akan seperti ini?" tanya Irene.

"Kita jalani saja. Jangan terlalu memikirkan semuanya," Zaki lalu memeluk Irene dan mencium keningnya.

.

Seorang pelayan hotel kaget saat melihat Zaki masuk ke kamar Irene dan tidak segera keluar dari sana. Dia lalu berkata pada temannya tentang apa yang dia lihat itu.

"Hush! Jangan katakan apapun apa yang kau lihat! Atau kau bisa dipecat dari sini!"

"Tapi..."

"Jika tidak mau menjadi pengangguran. Maka jangan ikut campur urusan orang lain. Mereka tamu, dan kita hanya bekerja untuk melayani nya. Bukan menjadi detektif atau mata-mata.

"Ah, kau ini....okey....selamat bekerja. Semoga kau diangkat menjadi manajer. Karena kau pegawai yang baik hati,"

"Issshhh...."

Kedua pelayan itu tersenyum sambil bergurau.

....

Pagi harinya, Zaki keluar dari kamar Irene dan masuk ke kamar Larasati. Lara sudah bangun dan menoleh kaget saat melihat suaminya masuk.

Apa yang mereka lakukan semalaman?

Ahh, pikiranku, kenapa memikirkan yang tidak-tidak.

Lara segera menepiskan segala pikiran kotor itu dari benaknya.

"Kau sudah bangun?" Tanya Zaki sambil masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Ehm, ya...dan kau..apakah kau ada acara hari ini?" tanya Lara.

Nampak Zaki terdiam sesaat.

"Sepertinya hanya akan jalan-jalan bersama Irene. Kau mau ikut? Kau akan bosan disini sendirian. Lebih baik kau ikut saja," kata Zaki karena mereka akan pergi ke acara karnaval.

"Ehm, baiklah...." lanjut Lara tersenyum kecil lalu merias dirinya.

Lama dia terpaku menatap kaca didepannya. Lama sekali matanya menatap wajah yang belum di poles make up itu.

"Apakah aku tidak cantik?"

"Kaca ajaib...katakan padaku...apakah aku jelek?"

"Kau cantik...." jawab Zaki sambil tertawa terkekeh.

"Ah...kau sudah selesai..." Larasati benar-benar hilang akal karena jatuh cinta pada Zaki yang jelas-jelas tidak mencintainya sama sekali. Bahkan dia sampai bertingkah aneh tanpa dia sadari.

"Oh ya...kenapa bertanya pada kaca itu? Jelas-jelas dia tidak bisa bicara?" pertanyaan Zaki membuat Lara malu-malu dan wajahnya bersemu merah.

"Ehm...itu...aku...sedang menghafalkan beberapa adegan film..." kata Lara berkilah. Padahal dia tidak sedang memegang teks apapun.

"Ohh...begitu ya? Apakah itu film yang baru?" Tanya Zaki sambil mengeringkan rambutnya.

"Eh...i-iya..."

Dia habis keramas. Dan saat rambutnya basah seperti itu. Kenapa aku ingin sekali menyentuhnya. Ahh, aku benar-benar mulai tidak waras, batin Lara saat diam-diam menatap suaminya.

Lagi-lagi Zaki tersenyum hangat dan manis sekali. Membuat Lara benar-benar berdebar setiap kali menatap senyuman itu. Ingin memeluknya namun dia tidak punya sedikitpun keberanian untuk melakukannya.

.

Irene sedikit kesal karena Zaki mengajak istrinya untuk jalan-jalan bersama. Jadi ngga asyik kan? Aku maunya hanya berdua saja denganmu? Kenapa dia harus ikut?

Zaki sepertinya cepat melihat sikap Irene yang cemberut.

"Lara sendirian siang ini. Jadi karena itu aku mengajaknya serta..."kata Zaki menjelaskan pada Irene.

"Kenapa dia tidak bersama CEO itu. Bukankah mereka pergi bersama?" kata Irene ketus ketika menunggu Lara yang tiba-tiba mulas dan mendadak ingin ke toilet.

Hati yang berdebar, cinta yang membuncah, karena akan jalan bersama suaminya di tempat umum, membuat perutnya menjadi mulas karena ekspresi cinta yang berlebihan.

"Apa yang dia lakukan didalam toilet? Lama sekali!" Kesal Irene saat lama menunggu Lara.

"Sabarlah. Dia akan segera datang..." kata Zaki melihat ekspresi kesal wajah Irene yang semakin membuatnya cantik didalam penglihatannya.

"Kamu tambah cantik kalau lagi marah..." goda Zaki.

"Ah, jangan meledekku. Aku benar-benar tidak senang jalan bertiga seperti ini...."

"Hanya kali ini saja. Lain kali kita hanya akan berdua saja," kata Zaki agar Irene tidak cemberut lagi.

Sementara dari kejauhan, Lara menatap dua sejoli itu yang saling memegang hidung kekasihnya dan tersenyum kecil sangat romantis, entah apa yang mereka guraukan.

Ahh, andai saja....rasaku ini berbalas. Tapi itu mustahil.

Tetap saja...hatiku ini keras kepala. Sudah tahu jika dia mencintai orang lain. Tapi tetap saja aku mengharapkan cintaku akan bersambut...

"Hai, cepatlah!" Teriak Irene.

"Jalan saja kayak siput. Apakah dia sedang menguji kesabaran kita?" ketus Irene lirih.

"Maaf...aku tadi lama. Entah kenapa perutku tiba-tiba mulas," kata Lara pelan.

"Cepat naik! Kau sudah membuat kami menunggu selama setengah jam! Kau duduk di belakang!" kata Irene sedikit ketus.

"Iya...."

Larasati duduk dibelakang dengan rasa senang. Sebenarnya hatinya sedikit sakit, saat dia diperlakukan seperti ini. Namun lagi-lagi dia sadar, memang dia adalah kekasih Zaki. Dan aku? Aku saat ini menjadi nyamuk pengganggu.

Hmm, meskipun begitu...aku senang karena Zaki dan aku bisa jalan dan bersenang-senang. Sejak menjadi istrinya, aku hanya dirumah saja mengurus dirinya dan anak kita.

Saat sampai ditempat karnaval, tiba-tiba dari seberang jalan ada yang memperhatikan mobil itu.

"Itu sepertinya aku kenal," batin pria itu.

Zaki turun dan membukakan pintu untuk Irene. Sedangkan Lara, dia membuka sendiri pintunya. Lalu Irene dan Zaki jalan didepan, beriringan dan Lara dibelakang mereka dan benar-benar tidak di hiraukan saat ini.

"Lara....?"

CEO lagi-lagi terkejut melihat hubungan Lara dan Zaki yang aneh seperti ini.

"Suaminya membukakan pintu untuk wanita lain. Dan membiarkan istrinya duduk di belakang mereka. Aku benar-benar tidak mengerti, ini aneh sekali..." Gumam CEO dan berjalan mengikuti mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!