NovelToon NovelToon

Om Commando Vs Ketua Genk Jebeber'S

Nara menyapa.

Haii.. Apa kabar semua. Yang bosan dengan cerita yang terputus tolong jangan mampir. Please. Nara nulis sesuai mood dan yang lebih penting.. Nara mengutamakan rupiah. Tolong mundur sekarang juga bagi yang tidak sabar agar tidak ada pertanyaan :

Kenapa ceritanya selalu menggantung?

Selesaikan dulu baru buat bab yang baru..!!

Niat menulis atau tidak?

Cerita yang tidak jelas.

Nara sarankan untuk yang julid agar tidak subscribe atau ❤️.

Pembaca tidak pernah tau apa yang Nara perjuangkan. Mohon maaf agar tidak saling menyakiti, tolong patuhi rambu-rambu di atas.

Nara adalah Nara. Bukan penulis seperti kebanyakan. Ada kurang dan lebihnya.. Nara mohon maaf.

Note : Belajar tegas menghadapi yang tidak bisa menerima kehadiran saya dan belajar menekan emosi dalam diri sendiri. Semua untuk 'suatu tujuan'.

.

.

.

.

1. Kapten Seba.

Seorang gadis kabur dari pelataran Kesultanan daerah Utara. Dia berlari sangat kencang sampai dapat mengelabui hulubalang dan abdi dalem kerajaan tradisional di daerah Utara. Tapi saat itu ada seorang abdi dalem yang melihatnya pergi dari kesultanan.

"Putriiiii.. Janganlah pergi..!! Nanti awak bisa kena hukum Raja..!!" Pinta abdi dalem tersebut sembari mengejar Putri yang kemudian naik ke atas motor miliknya dan biasa di pergunakan untuk balap liar di manapun ada jalan proyek yang belum di resmikan.

"Jangan kejar aku..!! Aku sudah lulus SMA..!!!" Teriak Raya.

"Jangan putriiii..!!!!! Ya ampun mati aku. Abdi dalem tersebut segera melapor pada atasannya.

...

Motor melaju dengan sangat kencang, Raya sangat kesal karena ada peserta yang menyamai kedudukannya. Ia tidak ingin uang sejumlah tiga puluh juta melayang dari tangannya. Ini adalah event yang sangat membutuhkan uang tersebut.

"Minggir..!!!!!" Pinta pria yang melaju kencang bersama Raya.

"Apaaa??" Teriak Raya.

"Saya bilang minggir..!! Kegiatanmu ini ilegal. Ini adalah tanah perluasan bandara..!! Harus steril..!!" Ucap Bang Seba.

Raya tak menggubris dan malah menarik volume gas semakin kencang.

Bang Seba pun ikut menarik gasnya. Raya yang kesal sengaja menendang motor Bang Seba hingga pria tersebut nyaris tergelincir dan celaka di pinggir jalan 'sirkuit' dadakan. Dalam hitungan detik mereka sampai juga di garis finish secara bersamaan. Namun mereka harus mengetahui motor milik siapa yang menang lebih dahulu.

~

Bang Seba merasa puas dengan hasil akhirnya namun Raya tidak terima dan langsung mengarahkan tendangan pada Bang Seba. Perkelahian pun tidak bisa di hindarkan dan pada akhirnya Bang Seba yang sudah sangat kesal karena tingkah brutal lawan tandingnya segera membekuknya tanpa ampun.

"Genk mu target kami.. menyerahlah..!!" Bentak Bang Seba sembari menyergapnya dari belakang. Namun saat tangannya tak sengaja meremas dada lawan tandingnya tersebut, lawannya tersebut langsung balik melakukan penyerangan hingga menendang rudal sakti kebanggaannya.

"Aaahh b*****t, astagfirullah..!!" Bang Seba sampai keringat dingin merasakan sakit yang luar biasa.

"Kapten.. anda tidak apa-apa?" Tanya para anggota yang lain.

"Abang baik-baik saja?" Bang Nicko pun ikut mencemaskan keadaan seniornya.

"B******n..!!!!!!!" Saking kesalnya, Bang Seba menarik tangan lawan tandingnya lalu membuka paksa helm yang masih menutupi lawannya tersebut. "Haaaahh.. Astagfirullah hal adzim..!!!!" Bang Seba terhenyak melihat rambut nan indah wangi terurai. Desir dalam dadanya bergetar tidak karuan. Jiwa lelakinya bergejolak meskipun rudal saktinya masih dalam mode failed.

"Kenapa? Terpesona melihat kecantikanku??" Tanya Raya setengah meledek.

Bang Seba yang memiliki gengsi dan harga diri tinggi, refleks langsung membanting Raya ke aspal.

"Aaaawwwhh.." pekiknya kesakitan. "Kau gila ya..!!!!!"

"Putriiiiii..!!!" Pekik abdi dalem yang jumlahnya belasan orang langsung menghampiri Raya dan sebagian orang lagi langsung menyergap Bang Seba.

"Beraninya kamu menghajar putri..!!"

Tak banyak bicara, Bang Seba pun langsung melumpuhkan para abdi dalem bagian utara itu tanpa ampun.

"Stop Bang, jangan di hajar. Mereka bisa mati." Bang Nicko menarik bahu Bang Seba agar amarahnya bisa terkendali.

"Putri siapa??" Bentak Bang Seba menginterogasi para Andi dalem yang sudah berhasil di lumpuhkannya.

"Putri Raja Agung pulau Utara." Jawab seorang abdi dalem.

"Baaang, anak Raja." Bang Nicko cemas bukan main.

"Halaaaahh.. masa bodoh. Salah tetap salah. Ringkus mereka semua dan bawa ke kantor POM..!!" Perintah Bang Seba kemudian berjalan pelan. Dirinya masih memercing merasakan nyeri.

Bang Seba melirik Raya. "Kau akan membayar mahal atas ulahmu ini..!! Bocah sialan..!! Awas kau ya..!!" Gerutu Bang Seba.

Seringai Raya terlihat sengaja meledek Bang Seba bahkan menirukan gaya jalan Bang Seba. Para anggota ingin tertawa tapi mereka masih memberi muka pada komandannya.

"Apa yang kalian lihat.. cepat jalan..!!" Perintah Bang Seba.

"Siaap..!!"

...

"Kenapa kamu menghajar perempuan?? Gadis yang kamu hajar itu adalah putri Raja Agung pulau Utara." Danyon menegur keras tindakan Bang Seba.

"Ijin Bang, pertama saya tidak tau kalau dia adalah putri raja. Kedua saya tidak memandang status apapun, yang saya ringkus adalah pembuat onar di daerah tersebut. Bukankah perintah sudah mengatakan untuk menangkap siapapun yang menggunakan jalan proyek bandara. Saya bekerja sesuai dengan surat perintah dan Abang juga telah menyetujui." Kata Bang Seba.

"Jadi kamu mau menentang saya???" Danyon sangat kesal dengan jawaban Bang Seba yang terkesan menantangnya.

"Siapa yang mau menentang Abang, tapi saya bekerja sesuai jalur Bang."

Danyon menarik kerah jaket Bang Seba namun pria tersebut menepisnya.

"Jangan sentuh saya selama saya tidak melanggar aturan yang berlaku. Atau Abang ingin saya mengubah aturan itu sekarang juga dan Abang jadi bahan prakteknya?" Ucap Bang Seba tak kalah mengancam.

"Pantas hingga saat ini kamu masih sendiri. Watakmu itu terlalu keras dan kaku."

"Jodoh tidak ada hubungannya dengan karir Bang. Tidak usah mengurusi orang kalau rumah tangga Abang saja masih sering ribut." Bang Seba pun keluar dari ruang Danyon.

//

"Kapten kalian itu sudah melakukan pelecehan pada saya..!!"

Para anggota POM saling pandang, mereka masih menerka apakah sungguh Kapten yang begitu tegas seperti Kapten Sabda Palinggih sanggup melakukan tindakan asusila sedangkan dengan hewan kecil saja beliau tidak bisa membunuh terkecuali di dalam medan tugas.

"Eeeh kremi, kalau saya melakukan pelecehan, lalu apa yang kamu lakukan pada saya tadi. Kalau saya mandul.. apa kamu mau tanggung jawab???" bentak Bang Seba.

"O GE A HA.. Ogah. Saya hanya suka pembalap, ganteng, dia fotogenik nggak malu-maluin di ajak nongkrong dan yang pasti kulitnya nggak hitam, juga bukan bagian keamanan." jawab Raya yang sama sekali belum mengetahui profesi Bang Seba yang sesungguhnya.

"Apa kau ini bidadari sampai menginginkan laki-laki berkriteria setinggi langit?? lagipula mana ada bidadari pendek dan pesek sepertimu. Lap dulu ingusmu, sudah haid atau belum, kalau sudah dewasa baru boleh mikir laki-laki." balas Bang Seba.

.

.

.

.

2. Todongan mendadak.

Hari sudah tengah malam saat semua sedang mendapatkan interogasi. Para anggota POM mulai resah karena Raya satu-satunya wanita yang terlibat dalam Genk motor tersebut bahkan gadis tengil itu lah ketua Genk-nya.

"Ijin Kapten, apa gadis itu harus di biarkan satu ruangan bersama anggota Genk motor tersebut atau di pisah?" Tanya seorang anggota ikut bingung.

"Biar saya yang jaga..!!" Jawab Bang Seba sembari menghisap rokoknya.

Para abdi dalem pun tidak di ijinkan untuk menunggu di seputaran ruang ataupun kantor penyelidikan agar tidak menghambat pekerjaan para anggota.

"Hheehh.. puas kamu sudah buat saya jadi seperti tahanan???" Ucap keras Raya dengan gaya berkacak pinggang.

Bang Seba membiarkan saja gadis kecil itu berteriak-teriak bak orang gila. Ia tetap menikmati rokoknya seakan tidak ada gangguan.

"Eehh kau tuli ya??" Suara Raya semakin meninggi.

Tak mendapat jawaban dari Bang Seba, ia pun menyambar batang rokok di samping Bang Seba lalu menyulut dan menghisapnya.

"Uhuuukk...!!!" Raya terbatuk tak karuan di samping Bang Seba. "Rokok macam apa ini?? Pasti rokok murahan." Gerutu Raya.

Tanpa di duga Bang Seba mengambil rokok di sela jari Raya lalu menghisapnya dan menghembuskan ke segala arah. "Kalau tidak bisa merokok tidak usah macam-macam. Sayangi rahim mu..!!"

"Kata siapa tidak bisa? Aku ini jagonya merokok." Ucap Raya dengan sombongnya.

Bang Seba mengangguk. Lalu kemudian memanggil junior nya. "Nicko.. tolong ambilkan rokok jagung di bagasi mobil saya..!!"

~

Rokok tersebut memang sengaja di siapkan untuk memberi sanksi pada para anggota atau pria yang menggangu kenyamanan warga di manapun berada.

"Ini kehormatan. Habiskan dua batang..!!" Perintah Bang Seba.

"Ciihh hanya dua. Begini saja kecil..!!" Jawab Raya dengan sombong tapi Bang Seba tau betul gadis itu tengah menutup rasa takut dan cemasnya.

Bang Seba tak menjawab dan tetap pada sikap dinginnya. Ia terus menghisap rokoknya karena memang dirinya adalah seorang perokok berat.

Tak ingin di remehkan, raya menyulut dan menghisap rokok dari kulit jagung tersebut. Baru sekali menghisapnya, Raya sudah terbatuk lumayan parah hingga akhirnya harus muntah hebat tak jauh dari Bang Seba.

Pria itu bukannya tak mau menolong tapi dirinya pun jengah dengan kelakuan gadis kecil yang minim sopan santun padanya.

"Bagaimana rasanya??? Enak???" Kata Bang Seba kemudian.

"Kau.. kau benar-benar pria paling kurang ajar yang pernah kutemui. Awas saja kau. Kau akan menerima akibatnya dengan tunai..!!" Ancam Raya tak kenal takut. "Kau tidak tau sedang berurusan dengan siapa."

"Ya dengan kau, siapa lagi." Balas Bang Seba ringan dan santai.

Tak ada yang mengira saat itu Raya melayangkan tendangan dan pukulan langsung mengarah pada Bang Seba. Lagi-lagi dengan santai Bang Seba meladeni ulah Raya yang menyerangnya bagai murid sedang latihan beladiri.

"Kuda-kuda mu salah..!! Lenganmu luruskan..!!" Kata Bang Seba mengarahkan.

"Kau pikir aku bodoh???????" Bentak Raya sembari melayangkan semua jurus yang ia miliki.

"Rayaaaaaa...!!!!!!" Teriak seseorang dari dalam mobil.

"Giih.. berhenti..!!!!!!" Bentak Papa Sanca.

Namun saat itu langkahnya tidak seimbang dan seketika itu kaki Raya terkilir, ia bingung mencari pegangan dan hanya pakaian Bang Seba saja yang bisa ia raih. Bang Seba yang tidak siap akhirnya ikut terjerembab hingga pada posisi menindih Raya.

"Aaaaaaa...."

Tangan Bang Seba sigap melindungi kepala Raya. Ia mencoba menjaga diri agar tidak sampai benar-benar menindih seorang gadis.

"Saa_kiiiit." Rintih Raya terdengar sangat imut, gadis itu sampai terisak dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

"Gigiiiihh..!!!!!!" Papa Sanca menarik kerah jaket Bang Seba lalu menampar putranya itu. "Apa begitu caranya memperlakukan wanita???? Berani benar laporan dari pusat kalau kamu memukuli wanita????"

Bang Seba bungkam seribu bahasa dengan wajah datar. Ia pun langsung menyulut rokok seakan tidak terjadi apapun.

"Sanca????" Sapa seseorang yang berdiri di samping Raya.

"Nelson???? Ya Tuhan.. ada angin apa kita bertemu disini?"

Papa Sanca dan Papa Nelson saling berpelukan melepas rindu sahabat lama tanpa mempedulikan Raya yang masih terbaring disana.

"Aku sungguh minta maaf atas kelakuan putraku pertamaku." Kata Papa Sanca tidak enak hati.

"Aaahh tidak perlu sungkan, aku yang paham bagaimana tingkah putri bungsuku. Dia itu ketua Genk yang tidak berguna." Imbuh Papa Nelson ikut resah.

Bang Seba menggeleng melihat kedua pria setengah baya asyik sendiri dengan dunianya untuk mengenang masa lalu hingga melupakan gadis yang masih terbaring dalam tangisnya. Ia menggapit rokok di bibirnya lalu segera membantu Raya untuk berdiri namun ternyata Raya tidak sanggup untuk berdiri.

"Aawwhh.. kakiku sakit." Ucapnya lirih.

Bang Seba hanya membuang nafas panjang lalu mengangkat Raya dan menjauh dari kedua bapak yang sibuk dengan dunianya.

//

"Benar, mungkin ini takdir Tuhan dan candaanku benar-benar terjadi. Aku punya anak gadis."

"Kau sudah punya banyak cucu. Sedangkan aku satupun belum dapat. Dua kali gagal dalam menjalin hubungan membuat putraku malas dengan makhluk bernama wanita." Kata Papa Sanca.

"Tapi putriku masih bodoh. Apa tidak menyusahkan putramu saja?" Tanya Papa Nelson.

"Tenang saja. Pernikahan itu beda dengan pacaran." Jawab Papa Sanca.

//

Raya sampai meremas pundak Bang Seba saking sakitnya menahan rasa sakit saat Bang Seba membantunya memijat kakinya yang terkilir.

"Masa ketua Genk nangis??" Ledek Bang Seba.

"Aku tidak pernah sakit selama hidupku."

"Lebih baik kakimu yang sakit daripada hatimu." Jawab Bang Seba dengan ribuan makna.

Raya masih berpikir tapi kemudian para Papa berdiri di hadapan mereka berdua.

~

"Apaaaa????? Aku nggak mau..!!" Tolak Raya.

"Aku juga nggak mau." Bang Seba tak kalah dingin.

"Kamu jangan malu-maluin Gih. Sampai kapan senjatamu itu nganggur???? Rugi di bentuknya? Atau jangan-jangan kamu memang tidak jantan?? Atau kamu nggak suka perempuan???" Kata Papa memicu keributan dengan Bang Seba.

"Maksud Papa apa?? Papa mau bilang kalau aku nggak normal??? Aku nggak percaya perempuan bukan karena aku nggak suka sama perempuan." Jawab Bang Seba terpancing emosi.

"Ya sudah.. kalau begitu nikah saja..!!"

"Menikah itu nggak main-main Pa. Aku belum sanggup jaga dan hidupin anak orang." Tolak Bang Seba.

"Kamu menolak anak saya??? Pantang putri kesultanan di tolak. Saya akan membuat perhitungan dengan kesultanan milik keluargamu karena telah menghina kami..!!!" Bentak Papa Nelson.

Bang Seba sangat kaget. Bagaimana pun juga dirinya harus ikut andil untuk perdamaian dua kubu kesultanan yang dulu pernah bersenjata pada jamannya.

Papa Nelson dan Papa Sanca saling lirik lalu keduanya mengeluarkan senjata masing-masing, senjata kecil kebanggaan keluarga.

"Putramu memulai pertikaian lebih dulu. Di antara kita harus ada yang berdarah untuk menyelesaikannya."

Seketika pikiran Bang Seba menjadi buntu. Jika ada hal yang menyangkut kepentingan orang banyak maka dirinya tidak akan membiarkan hal buruk terjadi.

"Baik.. saya akan menikahi putri. Sekarang pun saya siap..!!"

Papa Sanca dan Papa Nelson memasukkan kembali senjata mereka sembari menyembunyikan senyum.

.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!