Di sebuah kota yang sangat tandus terdapat sebuah kerajaan yang sangat besar dipimpin oleh Raja Hamid.
kekayaan dari Raja Hamid sangatlah melimpah Hamid seorang raja yang sangat arif dan bijaksana kehidupan rakyatnya sangat makmur dan tercukupi.
Raja Hamid memiliki seorang istri bernama Rumini, dalam pernikahan mereka Rumini melahirkan seorang Putra yang sangat tampan yaitu Usman
Usman tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dimana dia menjadi incaran dan rebutan para gadis desa yang ada di sekitar tempat itu akan tetapi tidak ada satupun yang bisa menarik hati Usman, karena dia sudah memilih seorang gadis sederhana dari keluarga yang juga sangat sederhana yaitu itu Julaiha.
Singkat cerita Julaiha dan Usman menikah dengan pesta yang sederhana dimana keduanya kini sudah resmi menjadi suami istri.
Meskipun Usman berasal dari keluarga yang cukup terpandang dan kaya Akan tetapi Usman tidak pernah mengantungkan hidupnya pada kekayaan yang dimiliki Ayah nya.
Usman memilih hidup mandiri dan memilih tinggal jauh di kota xx.
Hari ini Usman sangat bahagia ketika dirinya mengetahui sang Istri sudah hamil.
"Istriku, apa benar berita yang kamu katakan ini, jika kita akan segera memiliki seorang anak. "
"Suamiku, itu benar Aku sudah bertanya pada Bibik kalis dia mengatakan memang seperti ini tanda-tanda orang yang hamil. "
"Alhamdulillah jika semua itu benar, pernikahan kita yang hampir dua tahun belum di karuniai Anak kini kita telah mendapatkannya, kamu sudah diberi kepercayaan untuk menjadi seorang Ibu dan Aku akan menjadi seorang Ayah, Ayo istriku kita rayakan ini? '
" Suamiku bagaimana merayakan kita tidak memiliki apapun untuk bisa memberi uang pada mereka di luar sana. "
"Istriku kenapa harus resah, bukan kah kamu memiliki beras dan juga di belakang kita memiliki domba yang bisa kita sembelih."
" Iya suamiku kita memiliki domba di belakang dan aku juga memiliki beras untuk dimasak, Aku akan memasak nasi sekarang. "
"Baik, istriku aku akan meminta bantuan pada tetangga sekitar untuk membantu Aku menyembelih domba untuk kita bagikan pada tetangga yang lain, "
"Iya, Suamiku, "
Bergegas Usman pergi kerumah Adris dan Ilham, setelah bicara beberapa saat Adris dan ilham mengikuti Usman mereka mulai menyembelih Domba miliknya.
Suasana Rumah Julaiha sedikit Rame karena kedatangan dari para Tetangga yang ingin ikut mendoakan Julaiha yang sedang hamil muda.
Usman sangat bahagia dan bersyukur karena pada akhirnya mereka di beri kesempatan untuk memiliki seorang anak setelah dua tahun menikah belum juga memiliki momongan, kini sang istri telah hamil itu artinya sang istri sudah di anugrahi dan diberi kesempatan untuk menjadi seorang IBu.
Di Rumah yang sangat sederhana milik Usman dan Julaiha para tetangga yang hadir mulai pulang dengan membawa makanan masing-masing meskipun yang mereka bawa tidak begitu mewah.
Kini Rumah Usman sudah sepi dari beberapa kerumunan orang-orang yang hadir untuk memberikan selamat kepada istrinya.
Usman dan Julaiha bersama-sama membersihkan ruangan yang dipakai untuk beberapa tetangganya yang datang untuk mengucapkan selamat kepadanya setelah semua selesai dan beres Usman bergegas membersihkan tubuhnya kemudian tidur Bersama sang istri ketika malam tiba Usman menyampaikan niatnya kepada sang istri.
"Istriku, Besok Aku harus pergi ke kota, apakah kamu tidak keberatan jika Aku tinggalkan sendiri di Rumah. "
"Jangan khawatir Suamiku Aku tidak apa-apa tinggal sendiri di rumah kamu jangan mengkhawatirkan aku di sini aku ada banyak tetangga yang akan selalu menemaniku mereka juga akan sering datang kesini. "
" Baiklah istriku jika kamu tidak keberatan aku akan pergi besok pagi mungkin di kota itu aku akan berada di sana sekitar tiga bulan semoga kamu sabar menunggu dan selalu menjaga kesehatanmu."
Istri Usman menganggukkan kepala, kemudian keduanya tidur karena hari sudah malam dan ketika menjelang pagi tiba pagi-pagi sekali Usman sudah bangun dan menyiapkan segala sesuatu yang akan Usman bawa ke kota keduanya kemudian duduk di meja makan untuk menikmati sarapan pagi.
Julaiha sudah mempersiapkan segala sesuatu yang akan dibawa oleh suaminya termasuk memberikan sang suami bekal untuk di perjalanan karena hari ini suaminya akan pergi ke kota bersama salah satu tetangganya yang bernama Adris.
" istriku tidak perlu membawa terlalu banyak bekal, Aku rasa ini sudah cukup nanti di perjalanan juga kami bisa singgah di sebuah warung dan untuk makan Jadi tidak perlu membawa terlalu banyak bekal, "
"Baiklah Suamiku Aku do'akan semoga semua lancar dan cepat pulang, Suamiku tolong kamu bawa juga saputangan ini, Nanti jika lelah bisa untuk membersihkan keringat. "
"Trimakasih istriku, Jaga Dirimu baik-baik juga bayi yang ada di dalam kandungan mu, "
"Tentu Suamiku, Aku juga berharap kamu juga menjaga dirimu dengan baik agar kita bisa kumpul bersama lagi. "
setelah mencium kening Julaiha, Usman membelai lembut perut istrinya kemudian berbisik dengan lirih.
"Ayah pergi dulu jangan Nakal dan jangan merepotkan ibu. " ucap Usman dalam suara yang lirih.
Adris segera memenyiapkan dua ekor unta ketika Usman sudah sampai di luar pintu, kedua unta itulah yang akan membawa mereka pergi.
Julaiha memandang dan mengantar kepergian Usman sampai di depan pintu.
Usman yang sudah berjalan dan sampai di depan unta Dan meletakkan semua barang-barang bawaannya di atas punggung unta, Usman kembali turun kemudian kembali berjalan mendekati Julaiha yang kela itu berdiri di depan pintu, serasa ada sesuatu hal yang sangat berat di hati Usman untuk meninggalkan istrinya yang sedang hamil muda, satu perasaan yang entah mengapa sangat berat baginya ,
sementara Julaiha mencoba menahan buliran bening air mata yang tiba-tiba membasahi dan menetes di pipinya Entah mengapa perpisahan kali ini terasa sangat menyesakan dada seolah-olah ini adalah kali terakhir mereka bersama.
Julaiha segera membuang jauh-jauh pikiran buruknya.
" Mengapa perasaanku tidak enak sekali dan kenapa serasa berat Aku melepaskan kepergian dari suamiku Apakah ini suatu pertanda atau firasat buruk tidak ini bukan firasat burut atau pertanda apapun tapi ini karena bawaan Aku sedang hamil muda, untuk itu sangat rentan sekali dan sangat ingin sekali selalu bersama dengan suami."
berkali-kali Julaiha menepis semua perasaan yang ada di dalam hatinya terlebih ketika Usman yang sudah Naik diatas unta tiba-tiba turun dan berjalan menghampiri nya.
Ada satu perasaan berat yang teramat sangat, tidak jauh berbeda dengan perasaan Usman yang tiba-tiba turun dari unta kemudian berjalan mendekati istrinya semua dikarenakan ada perasaan berat dan ada perasaan, takut dan khawatir sehingga membuat dirinya ingin memeluk istri nya untuk yang kesekian kalinya sangat berat dan sangat
Usman melepaskan genggaman tangannya dan melangkah pergi sesekali Usman menoleh kebelakang sambil melambaikan tangan dan tersenyum yang juga dibalas senyum oleh Julaiha
Dengan perasaan berat itulah naik ke atas unta kemudian mulai penari tali sehingga foto itu berjalan semakin lama unta yang ditunggangi oleh itulah dan Adris mulai jauh meninggalkan desanya.
Satu bulan setelah kepergian suaminya Julaiha selalu menunggu kabar yang selalu di dapat dari seekor burung dengan melemparkan daun lontar kepadanya.
Di situlah sang Suami menulis pesan padanya, selalu dibuat bahagia, karena Sang Suami selalu berkirim pesan dan selalu menanyakan kabar kehamilan nya apakah dalam keadaan baik dan sehat.
Tidak lupa Usman pun memberikan kabar tentang dirinya yang berada di kota xx.
Dia sangat bahagia karena dagangannya bisa diterima di kota itu sehingga dalam waktu dekat Usman akan pulang dan membawa dagangan nya lebih banyak lagi.
Tentu saja Julaiha sangat senang dan gembira karena dagangan suaminya di kota xx sangat laku dan artinya sangat diminati oleh orang-orang yang berada di kota xx.
karena Usman sering mengirim pesan kepada Julaiha akhirnya Julaiha tidak lagi merasa sepi dan rindu akan tetapi di bulan kedua Aminah mulai merasakan resah dan sedih dikarenakan sudah dua minggu burung yang selalu mengirimkan kabar tentang suaminya tidak lagi datang.
"Leha, Kenapa kamu belum makan aku lihat makananmu masih utuh Apa yang kamu pikirkan tanya salah satu tetangganya yang kebetulan datang ke rumah Leha dan memberikan beberapa susu hasil dari hewan peliharaannya untuk diberikan kepada Aminah agar Julaiha bisa menjaga kesehatannya dengan minum susu murni.
"Aku sedang bingung Ainun sudah dua minggu Suamiku Usman belum berkirim kabar. '
" Mungkin suamimu lagi Sibuk Leha, sudahlah kamu Jangan berpikir yang terlalu jauh, Aku lihat di meja makanmu masih utuh semua itu Pastinya kamu belum makan kamu harus makan kamu harus jaga kesehatan kamu terlebih kamu sedang hamil sekarang kamu harus cepat makan agar kandunganmu memiliki gizi.
" Terima kasih Ainun tapi Entahlah kenapa Aku memiliki perasaan yang tidak enak sekali bahkan aku merasa semangatku juga menurun Aku ingin tidur saja rasanya aku sangat lelah meskipun Sesungguhnya aku tidak melakukan apa-apa tapi Entahlah aku merasa lelah dan aku ingin tidur, "
"Jangan Leha kamu jangan tidur pagi-pagi seperti ini, itu tidak baik untuk kesehatan dan janin yang ada di dalam kandunganmu, lebih baik kamu keluar untuk berjemur Siapa tahu suamimu segera segera mengirimkan kabar, Memangnya sudah berapa kali suamimu tidak mengirimkan kabar kepadamu Leha dan ketika dia mengirimkan kabar apa yang dia katakan Apakah suamimu di sana dalam keadaan susah dan sulit? "
" tidak Ainun suamiku berkirim kabar dia mengatakan dalam keadaan baik-baik saja dagangannya juga sangat diminati di kota itu dan suamiku bilang akan segera pulang untuk mengambil dagangan kembali karena di sana banyak sekali yang berminat dengan dagangan Suamiku."
" kalau begitu Jangan sedih lagi anggap saja suamimu lagi sibuk di sana sehingga dia tidak berkirim kabar kepadamu. '
" Kamu benar Ainun mungkin suamiku sedang sibuk sehingga dia tidak sempat untuk berkirim kabar Mungkin besok dia akan berkirim kabar, "
" Nah sekarang ayo kamu makan untuk kesehatan janin yang ada dalam kandunganmu jangan sampai Dia menderita disada karena ulah orang tuanya yang lagi tidak bersemangat Setelah itu kamu minum susu ini aku bawakan susu semoga susu ini bisa membuat kamu sehat dan janin kamu semakin kuat. "
" Terima kasih Ainun kamu begitu pengertian dan baik kepadaku Baiklah aku akan makan aku tidak akan membiarkan janin yang ada di dalam kandunganku menderita karena kelakuanku yang sangat egois yang tidak selera makan dikarenakan memikirkan suamiku yang belum berkirim kabar. "
dengan tersenyum dan mulai dengan hati yang sudah tidak Lagi bersedih Julaiha mengambil makanan kemudian mengambil minum setelah dia menyelesaikan makannya.
******
Di kota xx tepatnya di sebuah rumah tampaklah seorang laki-laki yang berusia sekitar 40 tahun wajahnya yang cukup tampan dengan sorban yang ada di kepalanya sedang duduk bersandar di dinding kamarnya.
wajah tampannya terlihat sangat pucat dan bibirnya mulai terlihat kering.
" Ayo paman kamu makan lah agar badanmu bisa kembali cepat sehat dan pulih."
" Adris Apakah kamu bisa memberiku kertas Aku ingin menulis surat kepada istriku, "
" sebentar Paman akan aku ambilkan. "
Adris segera mengambil kertas dan memberikannya kepada Usman yang kala itu sedang duduk, tubuhnya terlihat tidak sehat bibirnya kering wajahnya memerah sehingga kulit putihnya berubah warna menjadi kemerahan apabila disentuh kulit itu terasa sangat panas.
" Ini paman Apakah Paman mampu menulis? "
Melihat Usman memegang kuas dengan tangan bergetar dan terlihat sangat kesusahan Adris segera mendekati Usman.
"Paman biar Aku bantu menulis kan pesan jika Paman kesulitan. "
Usman tersenyum melihat Adris yang begitu perhatian ingin membantunya dengan senang hati Usman memberikan kuas kepada Adris dan meminta Adris untuk menuliskan pesan kepada istrinya.
"Apa yang ingin Paman katakan kepada Bibi Leha Apakah Paman ini mengatakan jika Paman saat ini sedikit tidak enak badan, "
Usman menggeleng kan kepala dengan lemah.
"Bukan, bukan itu yang ingin Aku tulis, Aku tidak ingin Julaiha tahu jika aku sedang sakit katakan kepada Julaiha aku sedang sibuk dan Aku baik-baik saja di sini, Aku khawatir Julaiha memikirkanku karena Aku sering sekali melihat dan merasakan apabila Aku sedang tidak baik-baik saja, Julaiha bisa merasakan keadaanku, Aku ingin Aminah tidak mengkhawatirkanku dan katakan padanya aku baik-baik saja, "
" Baiklah paman aku akan Tuliskan apa yang paman katakan aku akan katakan kepada Bibi, jika paman dalam keadaan baik-baik saja agar Bibi tidak mengkhawatirkan paman dan meminta Bibi untuk selalu menjaga kesehatan Bibi, "ucap Adris menyakinkan membuat hati Usman senang dan tenang.
Adris segera menulis pesan kepada Aminah istri dari Usman yang sudah dianggap seperti pamannya sendiri.
Setelah menuliskan dengan tinta kemudian Usman mengajarkan kepada Adris untuk pergi keluar dengan membunyikan sebuah suitan yang tiba-tiba akan muncul burung yang akan membawa pesan dari Usman kepada istrinya.
"Paman sudah tiga hari kamu sakit Apakah tidak sebaiknya kamu mengatakan kepada Bibi Julaiha dan juga kepada Paman Hamid jika paman dalam keadaan sakit agar mereka mengerti dan ada yang menjenguk paman di sini,
Usman' tersenyum mendengar perkataan dari Adris yang begitu mengkhawatir kan dirinya akan tetapi Usman bersikeras untuk tidak memberitahukan kepada keluarganya tentang sakit yang dia derita yang mana tiba-tiba membuat dirinya merasa sangat lemas dan tidak bertenaga serta rasa sakit yang tiba-tiba tidak bisa ditahan.
"Tidak Adris Aku tidak ingin istriku dan juga keluargaku tahu tentang keadaanku, sudahlah Aku baik-baik saja tidak perlu dikhawatirkan pasti dua hari lagi Aku pasti sembuh,"ucap dullah kepada Adris.
karena tidak ingin memaksa dan tidak mau mengecewakan hati pamannya akhirnya Adris menerima dan mendengar apapun perataan dari pamannya.
Satu minggu sudah Usman mengalami sakit yang tiba-tiba membuatnya lemah dan harus berbaring di Ranjang. Adris yang menemani Usman akhirnya harus mengantikan Usman untuk berdagang, banyak para pedagang yang menanyakan tentang Usman, Karena itulah adalah seorang pedagang yang sangat jujur dan juga baik hati dan mereka sedikit merasa kehilangan ketika Usman tidak lagi berdagang dan melimpahkan semua barang dagangannya kepada address dikarenakan itulah tidak mampu untuk berjalan apalagi memperdagangkan dagangannya.
kini sudah terhitung tiga minggu sudah Usman mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh meskipun Adris sudah membawa Usman untuk pergi ke berobat, dan sudah meminum obat ramuan yang di racik orang yang ada di kota itu dia terkenal dengan keahlian nya dalam menyembuhkan segala penyakit.
Banyak Masyarakat yang datang ke tempat orang pintar itu untuk minta obat untuk kesembuhan orang itu dan banyak di antara mereka yang sudah lolos dan sudah sembuh sehingga sesepuh orang yang ada di situ adalah orang yang sangat hebat dalam ilmu pengobatan .
Akan tetapi ketika Usman datang dan meminta obat untuk kesembuhan dirinya Entah mengapa sudah hampir 4 hari keadaan Usman bukan membaik Tetapi semakin memburuk.
Adris yang tidak tega melihat dulah sakit Adris membujuk Usman untuk mengizinkannya memberi pesan kepada keluarga Usman dan kepada Julaiha jika Usman di kota ini sedang sakit, akan tetapi lagi-lagi apa yang diminta dan di harapkan Adris tidak tercapai di mana Usman tetap bersikeras untuk merahasiakan penyakitnya, Usman yakin dia bisa sembuh sementara Adris sudah sangat berputus asa.
" Tenanglah Adris Aku tidak apa-apa setelah kamu menyelesaikan urusan dagang di sini kita bisa kembali ke kampung kita kamu tidak perlu khawatir sebentar lagi Aku juga akan sembuh Pergilah kamu berdagang selesaikan dagangmu Jangan pikirkan Aku dan tidak perlu kamu mengatakan kepada keluargaku jika Aku dalam keadaan sakit karena Aku tidak ingin mereka mengkhawatirkan Aku terlebih kepada istriku Julaiha, jangan sampai dia mengetahui tentang sakitku kamu tahu Adris istriku sedang hamil muda, Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang sangat tidak aku inginkan karena Julaiha mendengar berita buruk sehingga janin dalam kandungan istriku akan terganggu, Aku harap kamu mau mengerti dan berjanji jangan sampai kamu memberitahu keluargaku maupun istriku tentang keadaanku ini Apakah kamu mau berjanji? "
Dengan sedikit ragu Adris menganggukkan kepala bersedia berjanji untuk tidak mengatakan kepada keluarga Usman jika Usman di kota ini sedang mengalami sakit, semua Adris lakukan demi Julaiha istri dari Julaiha agar tidak merasa terbebani sehingga janin dalam kandungannya tidak terganggu karena suatu berita yang sangat tidak menyenangkan ini.
Melihat Adres menganggukkan kepala Usman tersenyum bahagia.
"Kau benar-benar anak baik Adris, Andai Aku memiliki seorang putri yang sudah dewasa dan remaja sudah pasti aku akan menjodohkannya denganmu, Akan tetapi karena aku tidak memiliki Putri dan istriku juga masih dalam keadaan mengandung maka aku tidak bisa menjadikanmu menantuku. Sungguh kamu sangat berhati mulia dan Sungguh Aku sangat menyukaimu Seandainya aku memiliki seorang putri pasti aku akan senang menjadikanmu sebagai menantu, '
Adris tersenyum tipis mendengar perkataan dari Usman pamannya yang mana sebenarnya Usman hanyalah tetangga kampung yang ada di desanya karena kebetulan Adris bekerja pada Usman sehingga mereka sering berdagang berdua dari satu kota ke kota yang lainnya.
Suka duka pernah dilewati Usman bersama dengan Adris dan Usman sangat senang dan bahagia dengan kinerja Adris yang begitu sangat gigih ulet dan juga pemberani karena dia juga memiliki sifat yang jujur dalam berdagang
Hari itu Adris meminta izin kepada Usman untuk kembali pergi berdagang dan meninggalkan Usman sendirian di dalam kamarnya karena Usmanbmasih dalam keadaan sakit, untuk itu Usman tidak bisa berdagang bersama dengan Adris dan segala urusan dagang kini sudah menjadi tanggung jawab Adris, Usman sangat mempercayakan semuanya kepada Adris, Usman yakin Adres mampu menangani semuanya.
****
Julaiha bersukacita ketika dirinya kembali mendapatkan surat dari sang suami yang mana Sudah beberapa hari ditunggunya dan tidak kunjung datang dan kini surat itu baru sampai di tangannya sungguh Julaiha sampai menitipkan air mata ketika mengambil surat itu dari tangan burung yang menyampaikannya.
Dengan tidak sabaran Julaiha langsung masuk kedalam Rumah dan membuka gulungan kertas yang di tuliskan Usman kepadanya.
Sungguh hati Julaiha tidak sabaran ingin segera membaca tulisan dari suaminya yang mana Julaiha sudah sangat merindukan suaminya bahkan makan pun Julaiha serasa tidak enak, dan tidak nyaman ketika belum mendapatkan kabar berita dari suaminya dan kini perasaan itu bisa Julaiha buang setelah mendapatkan surat dari Usman suaminya.
Perlahan-lahan Julaiha mendudukkan bokongnya di atas kursi kemudian mulai membuka lembaran kertas yang baru saja didapatkannya, bibir Julaiha mengulum senyum ketika membaca tulisan dan nasehat dari suaminya jika dia harus menjaga kesehatan dirinya dan juga kesehatan bayi yang ada dalam kandungannya dan di Pesan Terakhir Usman mengatakan sangat merindukan dirinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!