NovelToon NovelToon

My 100th Secretary

Ajeng Pratiwi

Sebuah Butik di Soho New York

"Dipecat? Dipecat? Saya dipecat? What? Seriously! Yang salah konsumen itu! Kenapa saya yang dipecat?" teriak seorang gadis Indonesia berambut hitam panjang dengan wajah galak.

"Karena kamu tidak melayani dengan baik dan dia mengkomplain sikap kamu" jawab wanita yang sudah berumur itu.

"Hah? Konsumen itu yang memulai! Dia yang meminta saya mengeluarkan semua koleksi dan dia juga yang menolak semua koleksi lalu melemparkannya ke saya? Apa anda mau diperlakukan seperti itu? Pembeli memang raja tapi kalau dia, gayanya saja tapi aslinya tidak punya uang!!" balas gadis Indonesia itu.

"Pokoknya kamu saya pecat!"

"Fine! Saya juga tidak mau bekerja di perusahaan yang tidak menghargai dan melindungi pegawainya! Berikan gaji saya dua Minggu ini! Saya bisa menjual lima baju Minggu ini plus gaji mingguan saya!" Gadis itu menatap tajam ke manager yang akhirnya memberikan gajinya senilai $200 plus bonus $100.

Setelahnya gadis itu keluar dari butik itu lalu berjalan menuju apartemennya yang terletak hanya sekitar tiga blok dari sana. Sesampainya di apartemen kecilnya, gadis itu mulai mondar-mandir di ruang tengah merangkap ruang tamu. Apartemen model studio itu lah yang mampu dia sewa $50 perminggu atau $200 per bulan.

"Nggak bisa dibiarkan! Aku harus cari pekerjaan lagi! Brengseeekkk tuh konsumen!!!" Gadis cantik itu mulai ngomel-ngomel dan setelah sepuluh menit akhirnya dia bisa duduk dengan tenang sambil mengemil Cheetos.

"Ayo Jeng, cari pekerjaan yang gajinya sepuluh kali lipat dari yang sekarang! Kalau perlu seratus kali lipat!"

Gadis itu mulai surfing dan mencari lowongan pekerjaan di mana - mana sampai akhirnya dia mendapatkan iklan.

Dibutuhkan segera seorang sekretaris yang cekatan, tahan banting, bersedia bekerja keras dan lembur. Gaji, insentif dan bonus besar. Gadis itu tersenyum lalu segera memasukkan lamaran ke perusahaan itu.

***

Giandra Otomotif Co at PRC Group Building Manhattan

Bayu mendatangi kantornya dengan Gemma di belakangnya sembari membawa iPad dan buku agenda. Hari ini sekretaris nya yang ke 99 memutuskan resign hingga dirinya harus meminjam kekasih sepupunya, Gemma Bernardi yang seharusnya sudah terbang ke Dubai untuk bekerja di AJ Corp bersama dengan tunangannya Gasendra Schumacher.

Gara-gara sekretaris nya yang terakhir harus resign karena hendak merawat ibunya yang mengalami kecelakaan, Bayu O'Grady kelimpungan. Meskipun DeeDee, sekretaris nya yang sekarang tidak secakap dan segesit Gemma, tapi dia mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Bayu suka DeeDee karena dia pendiam bukan tipe cewek ganjen dan dia fokus untuk bekerja.

"Maaf ya Gemma, aku sudah meminjam kamu lagi" ucap Bayu O'Grady yang merupakan cicit Edward Blair dan Abimanyu Giandra.

"Biar hari ini aku sekalian seleksi calon sekretaris kamu yang baru, Mas Bayu" jawab Gemma yang memanggil Bayu dengan panggilan informal meniru Gasendra jika sedang berdua tapi jika di lingkungan formal, tetap memanggil pria bertubuh tinggi besar itu dengan panggilan resmi.

"Iya, Gem. Carikan segera. Aku tahu Sendra dongkol tapi mau gimana lagi..." ucap Bayu sambil manyun.

Gemma Bernardi hanya tersenyum melihat calon iparnya cemberut. Gemma sendiri adalah mantan pegawai Antonio Bianchi, sepupu dan ipar Bayu O'Grady. Karena saat itu Bayu membutuhkan sekretaris, Antonio menawarkan Gemma untuk Bayu dan ternyata pria bermata biru itu cocok. Gemma adalah sekretaris Bayu yang ke 98. ( Baca Mengejar Cinta Savrinadeya dan Raveena ).

Selama bekerja dengan Bayu, Gemma bisa paham bagaimana pria itu bekerja sangat keras. Bayu adalah seorang jenius yang bekerja di dua perusahaan, Giandra Otomotif Co yang merupakan warisan Ogan buyutnya, Abimanyu Giandra dan Jang Corp, milik sang Tante Jang Geun-moon, istri jenius Benjiro Smith yang memiliki perusahaan senjata dan alat - alat spionase manufacturing. Beberapa alat yang dibuat Jang Corp, ada ciptaan Bayu dan adiknya Shinichi Park.

Akibat ritme kerjanya yang gila-gilaan selama sepuluh tahun bekerja, Bayu sampai harus gonta ganti sekretaris. Bayu masuk MIT di usia 16 tahun jurusan matematika dan usia 18 tahun mulai bekerja di perusahaan Ogan dan tantenya sambil kuliah. Karenanya Bayu membutuhkan sekretaris dan hingga usianya yang ke 28, sudah 99 kali pria itu berganti sekretaris.

Dan sekarang dirinya mencari sekretaris lagi. Yang ke Seratus! Bayu menggelengkan kepalanya. Ini benar-benar rekor! Mengalahkan mencari kaki Cinderella untuk dipasangkan sepatu kaca.

***

Gemma duduk di meja kerjanya sembari menyortir lamaran yang masuk. Pihak HRD yang membuat iklan lowongan kerja itu tidak menyebutkan perusahaan Bayu yang mencari karena sudah banyak orang yang mundur saat tahu dicari sekretaris CEO Giandra Otomotif Co yang rewel.

Gadis berdarah Italia itu tertarik dengan sebuah CV yang berisikan kalimat menggelitik hingga dia merasa bahwa calon pelamar ini akan cocok dengan Bayu. Wajahnya mirip dengan Tante Gandari, apalagi dia orang Indonesia. Kayaknya cocok dengan mas Bayu.

Gemma pun menghubungi nomor telepon gadis itu. "Halo, dengan nona Ajeng Pratiwi? Saya Gemma Bernardi. Anda mengirimkan lamaran untuk menjadi sekretaris? ... Iya. No, it's not prank... No, it's no hoax... Apakah anda bisa datang besok pagi jam sembilan? Saya kirimkan alamat perusahaan kami dan lokasinya. Terimakasih."

***

Sementara itu di sebuah apartemen kecil dekat area Soho

"Yaaaayyyyy! Alhamdulillah! Semoga kali jadi rejeki aku!" pekik gadis berambut hitam itu. "Semangat Jeng!"

***

PRC Group Building Manhattan New York

Ajeng Pratiwi menatap gedung megah yang berada di jantung area Manhattan dimana tempat pusat bisnis New York disana. Gadis itu sampai harus memeriksa share location yang diberikan oleh seorang wanita bernama Gemma Bernardi.

"Benar kok...Tapi apa disini? Duh, kok aku berdebar - debar macam orang belum waktunya buka puasa tapi sudah kelaparan..." gumam Ajeng. "Bismillah! Semangat Jeng! Demi membayar apartemen dan biaya hidup lainnya!"

Gadis itu pun masuk ke dalam gedung mewah itu dan bertemu dengan resepsionis untuk memberitahukan bahwa dirinya sudah ada janji dengan Gemma Bernardi.

Setelah diberitahu bahwa dirinya naik ke lantai 15, gadis itu pun masuk lift dengan id card khusus visitor dan memencet tombol angka 15.

Sesampainya di lantai 15, Ajeng celingukan dan melihat seorang wanita cantik berambut coklat sedang berada di meja kerja dan Ajeng menghampiri nya.

"Excuse me. Saya mencari Miss Gemma Bernardi" ucap Ajeng.

Gadis itu tersenyum dan Ajeng terpesona dengan wajah cantik khas Italia nya. "Saya Gemma Bernardi. Anda Miss Ajeng Pratiwi?"

Ajeng mengangguk. "Benar, saya Ajeng Pratiwi." Kedua gadis itu saling bersalaman.

"Mari miss Ajeng Pratiwi, kita membicarakan tentang pekerjaan yang kami tawarkan." Gemma mengajak Ajeng ke sebuah ruangan yang merupakan tempat meeting.

Ajeng melihat bagaimana lingkungan kerja disana tampak hangat meskipun agak serius. Semoga aku betah disini.

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaaa

Lisus launching todey

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Bayu O'Grady

PRC Group Building Manhattan New York

Ajeng mengikuti gadis Italia cantik itu dan melihat sebuah cincin berlian di jari manis tangan kirinya. Sudah bertunangan rupanya.

"Mari miss Pratiwi."

"Oh Ajeng saja" jawab Ajeng tidak enak.

"Kalau begitu panggil saya Gemma. Kan kita sebaya" senyum Gemma. "24 tahun kan?"

"Iya, saya 24 tahun."

Gemma dan Ajeng duduk di kursi tempat meeting.

"Jadi begini Ajeng, tugas kamu adalah mengurus bayi besar yang super sulit dihadapi" ucap Gemma serius. "Pernah mendengar nama Bayu Blair O'Grady?"

"CEO Perusahaan ini kan?"

"Yes. Dan kamu yang akan menjadi sekretaris nya" jawab Gemma membuat Ajeng nyaris terjatuh dari kursinya.

"A...apa? Saya jadi... sekretaris CEO? Saya kira... jadi sekretaris Manajer atau ... bukan CEO pokoknya." Ajeng memegang pelipisnya dengan kedua tangannya. Rasanya kok dunia muter macam gasingan.

"Bagaimana Ajeng? Bersedia? Kalau kamu bisa tahan setahun dengan Mr O'Grady, akan ada bonus senilai enam digit" ucap Gemma.

Mata Ajeng berbinar mendengar bonus enam digit. "Serius?"

"Serius. Semua ada di klausal kontrak kerja anda, Ajeng." Gemma memberikan map yang berisikan kontrak kerja Ajeng dan gadis itu mempelajari semuanya.

Wow! Bonus, uang lembur, gaji, bonus tahunan ... Bisa beli pulau di Indonesia ini...

"Maaf Gemma tapi ini apa tidak terlalu berlebihan?" tanya Ajeng.

"Well, ini sepadan dengan beratnya pekerjaan kamu."

Berat kah? Seberapa kilo? "Tugas utama saya?"

"Melayani semua schedule, kebutuhan dan berkas pekerjaan Mr O'Grady. Dengar, Bayu O'Grady adalah orang yang paling susah kamu hadapi. Dia orang yang demanding ( penuntut ) bahwa semua orang harus bisa mengikuti ritme kerja dia. Mr O'Grady adalah workaholic sejati. Oh, kamu ada pacar? Calon suami?"

"Kenapa kalau saya punya pacar?" balas Ajeng bingung.

"Harus siap-siap akan dikacangi" kekeh Gemma yang mengingat Gasendra sampai ngamuk gara-gara Bayu kalau sudah bekerja lupa dengan sekitarnya. Akibatnya lupa kalau Gemma masih di kantor bersamanya padahal jam pulang gadis itu sudah dari tadi hanya karena Gemma malas bolak balik jika dibutuhkan Bayu. Untung pacarku adiknya sendiri.

"Gemma sendiri sudah punya pacar" goda Ajeng sambil menunjuk jari manis Gemma.

"Karena inilah aku harus mencari pengganti ku" senyum Gemma.

"Memangnya sudah berapa banyak sekretaris Mr O'Grady?"

"Apakah kamu percaya kalau kamu adalah sekretaris ke 100?" ucap Gemma yang membuat Ajeng melongo.

"Whaaattt?"

***

Seminggu ini Gemma dengan telaten mengajari Ajeng. Keduanya bisa leluasa tanpa gangguan karena Bayu sedang berada di Tokyo Jepang untuk simposium di bidang engineering dan urusan bisnis selama dua Minggu.

"Kopi gula satu setiap jam sembilan pagi dan jam lima sore. Makanan tidak ada pantangan tapi harus ada Snack pagi dan sore. Gemma, namanya Mr O'Grady kan Bayu. Apakah dia orang Jawa?"

"Dia blasteran bule dan Jawa tapi lebih kuat ke bulenya."

Ajeng mengangguk.

Ponsel Gemma berbunyi dan segera mengangkat nya. "Ya Mr O'Grady? Baik... Sudah ada. Baik." Gemma mematikan panggilan di ponselnya. "Siap-siap, Mr O'Grady sudah naik lift menuju kemari."

Tak lama suara lift berbunyi dan tampak seorang pria bertubuh tinggi besar keluar dengan mengenakan suit biru navy plus kaos turtle neck dengan warna senada serta kacamata hitam. Pria itu berjalan melewati meja Gemma dimana dua gadis itu berdiri menyambutnya. Pria itu lalu menempelkan jempol kanannya ke scanner pintu ruangan sebelah meja Gemma

Bayu Blair O'Grady

"Gemma..." suara bariton yang menurut Ajeng sangat seksih mengingat bentuknya orang yang berbicara agak berbanding terbalik dari sangkaannya.

Kukira suaranya macam berat banget seperti perokok tapi kok nggak. Ajeng melirik ke arah Gemma.

"Yes Mr O'Grady?"

"Itu yang baru?" tanya pria itu lagi sambil membuka pintu ruang kerjanya.

"Yes Mr. O'Grady."

"Suruh masuk ke ruangan saya lima menit lagi." Pria itu pun masuk ke dalam ruangannya.

"Baik." Gemma menoleh ke Ajeng yang masih memasang wajah auto melongo. "Say hello to Mr Bayu O'Grady."

Ganteng tapi kok njelehi kayake wonge... - batin Ajeng. Duh Gusti, moga-moga iso betah aku. ( bisa betah aku ).

***

Lima menit kemudian Ajeng sudah duduk di hadapan Bayu O'Grady yang sedang mempelajari CV milik gadis itu.

"So, kamu orang Indonesia? Suku Jawa?" tanya Bayu.

"Yes Mr O'Grady. Saya Jawa tulen."

"Jawanya mana?"

"Jawa Tengah."

"Miss Pratiwi. Jawa Tengah itu luas. Apa perlu saya kasih peta?" Mata biru Bayu menatap tajam ke Ajeng.

"Solo. Kedua orang tua saya wong solo. Bapak tahu kan artinya wong solo? Wong Solo itu..."

"I know, miss Pratiwi!" potong Bayu. "Saya juga masih ada keturunan Solo jadi tidak usah dijabarkan arti wong Solo."

"Tapi bapak nggak kelihatan Solonya apalagi Jawanya. Cuma nama doang yang ketahuan masih ada keturunan Jawa" celetuk Ajeng.

Bayu menaikkan sebelah alisnya. "Kamu sendiri. Bagaimana bisa nyasar ke New York?"

"Well, saya mulai dari mana Sir?"

"Jangan dari jaman kamu brojol!"

Ajeng tertawa. "Pak Bayu lucu deh! Jadi begini, kedua orang tua saya mendapatkan pekerjaan disini saat saya masih SMA. Ketika saya kuliah, kedua orang tua saya meninggal karena wabah saat berada di Amerika Selatan, di Suriname tepatnya. Ayah dan ibu saya adalah dokter yang dikirim untuk membantu keadaan disana saat terjadi wabah. Tapi mereka menjadi korban."

Bayu mendengarkan dengan serius.

"Karena itu saya memilih tinggal di New York, mendapatkan green card, berkerja apa saja asal halal dan bisa memenuhi kehidupan saya disini. Oh kalau Mr O'Grady bertanya soal uang asuransi orang tua saya, sebagian saya simpan dan tidak di utak Atik sedangkan sebagian untuk biaya kuliah saya."

"Memangnya saya mau tanya soal uang asuransi kedua orang tua kamu?" balas Bayu dengan nada sinis.

"Mbok menowo bapak nanya" jawab Ajeng dengan bahasa Indonesia. "Eh pak Bayu bisa bahasa Indonesia kan? Saru lho pak, jenenge Bayu gak iso bahasa Indonesia ( Nggak pantas lho pak, namanya Bayu tapi tidak bisa bahasa Indonesia ). Iso mewek mbah buyut, Mbah canggah nya pak Bayu ( bisa nangis eyang buyut, eyang canggahnya )."

"Saya bisa bahasa Indonesia, Ajeng Pratiwi. Bahkan wajib bisa!" jawab Bayu dengan bahasa Indonesia fasih.

"Alhamdulillah. Jadi kalau saya pakai bahasa Indonesia sama bapak, nggak masalah ya? Terkadang saya bosan ngomong bahasa Inggris. Rindu bisa bicara dengan orang yang bisa bahasa ibu saya."

Bayu hanya menggelengkan kepalanya. "No. Tetap menggunakan bahasa Inggris disini!"

"Tapi pak..."

"Ajeng Pratiwi, kalau kamu masih ribut saja..."

"Baik pak." Ajeng menggigit bibir bawahnya untuk diam yang entah kenapa membuat Bayu merasakan sesuatu yang aneh di dirinya.

"Saya kasih waktu seminggu untuk percobaan. Kalau bisa bekerja sesuai dengan ekspektasi saya, kamu baru diangkat menjadi pegawai tetap. Paham?"

"Paham pak."

"Sudah, kamu keluar belajar sama Gemma" usir Bayu.

"Baik pak. Terimakasih mau menerima saya bekerja disini. Permisi." Ajeng mengangguk lalu keluar ruangan Bayu.

Pria bermata biru itu melihat foto profil Ajeng Pratiwi. Kok mirip mommy?

Ajeng Pratiwi

***

Yuhuuuu Up Siang Yaaaaa

Bayu dan Ajeng cerita nya receh Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Hari Pertama Bekerja Dengan Mr Kal-el

PRC Group Building Manhattan New York

Pagi ini Ajeng sudah tiba di kantornya yang baru tepat pukul delapan pagi. Bagi Ajeng, on time itu penting! Dia tidak suka menunggu dan orang ngaret, jadi dirinya pun menerapkan hal yang sama. Hari ini adalah hari pertama dirinya bekerja sebagai sekretaris Bayu O'Grady, CEO Giandra Otomotif Co dan MB Enterprise, tanpa Gemma di sampingnya.

Dua Minggu selama Bayu pergi kemarin, digunakan oleh Gemma untuk mengajari dirinya. Ajeng bukan gadis jenius tapi dia mau bekerja dan belajar apalagi dia termasuk cerdas.

Antara pintar dan cerdas itu berbeda, Dengan kata lain pintar merupakan sebuah perilaku yang dapat dipelajari sedangkan cerdas merupakan sebuah hal yang didapatkan tanpa harus mempelajari sesuatu sebagai bahan acuannya atau dalam kata lain cerdas merupakan suatu hal bawaan.

Ajeng membawa buku agenda hitam yang merupakan buku turun temurun dari sekretaris sebelum - sebelumnya yang berisikan semua jadwal Bayu. Ajeng mempelajari semua karakter Bayu di apartemen nya karena dirinya harus bisa bertahan bekerja dengan pria itu jika ingin bonus enam digit.

"Good morning" sapa Ajeng ke para pegawai yang datang. Kemarin usai Bayu resmi mengangkat dirinya sebagai pengganti Gemma, bersama dengan gadis Italia itu menuju ke ruang HRD yang tampak tidak antusias karena tahu bagaimana Bayu merepotkan mereka! Hanya ucapan 'Good luck' diberikan ke Ajeng saat menerima tag name khususnya.

"Good morning. Kamu sekretaris baru Mr O'Grady ya?" tanya seorang gadis yang sama-sama masuk ke lift pegawai.

"Iya. Kenapa?" balas Ajeng dengan wajah ceria.

"Aku hanya bisa mengatakan. Selamat berjuang! Mr O'Grady junior itu jauh lebih menyusahkan dibandingkan dengan Mr O'Grady Senior. Jadi jika kamu tidak betah dengan sikap Mr OGJ aka O'Grady Junior, tidak apa kamu pergi."

Ajeng mengerenyitkan alisnya. "Apakah Mr O'Grady sebegitu menyebalkan?"

"Kamu akan tahu sendiri nanti. Oh namaku Magdala, biasa dipanggil Mag." Gadis berambut coklat itu mengulurkan tangannya ke Ajeng.

"Ajeng. Kamu di divisi mana?" tanya Ajeng sambil menyambut tangan Magdala.

"Aku sekretaris nya Mrs Hamilton, Tante Mr OGJ."

Ajeng mengangguk. Duh, aku harus hapal deh semua keluarga OGJ. Tunggu OGJ itu bisa berarti Orang Gila Jangkung kan? Ajeng tertawa dalam hati.

"Aku keluar dulu Ajeng. Senang berkenalan denganmu dan Good luck!" pamit Magdala saat lift tiba di lantai ruang kerja Alea Hamilton.

"Thanks Mag!"

***

Ajeng langsung menyiapkan semua jadwal hari ini yang sudah disusun oleh Gemma hingga akhir bulan.

"Menjelang seminggu akhir bulan, kamu harus membuat schedule jadwal karena Mr O'Grady suka main pergi seenaknya jadi kamu buat yang pasti-pasti dulu karena biasanya jadwal rutin itu tidak pernah berubah dari dulu" ucap Gemma.

Ajeng menyalakan iMac nya dan menuju pantry untuk menyiapkan kopi hitam kesukaan Bayu sesuai dengan takaran yang diajarkan Gemma. Tadi sebelum berangkat ke kantor, Ajeng membelikan camilan berupa cheese bread dan croissant.

Tepat pukul sembilan pagi, Bayu datang dan segera menuju ruangannya. Ajeng pun mengekor bossnya itu di belakangnya.

"Good morning, Mr O'Grady" sapa Ajeng sembari meletakkan cangkir kopi dan roti di atas meja kopi.

"Good morning, Miss Pratiwi. Apa kamu sudah menscan sidik jari kamu di pintu?" tanya Bayu sambil melepaskan jas nya.

"Belum Sir. Saya tidak tahu kodenya Sir" jawab Ajeng apa adanya.

"Sini, scan jempol kamu." Bayu memerintahkan Ajeng untuk meletakkan jempolnya di tempat yang disediakan dan membuat password nya.

"220627?" Bayu menatap Ajeng. "Tanggal?"

"Yes Mr O'Grady. Hari berdirinya kota Jakarta, 22 Juni 1527."

Bayu menggelengkan kepalanya. "Apa jadwal saya pagi ini?"

Ajeng keluar sebentar untuk mengambil iPad dan buku agenda hitamnya.

"Ada jadwal bertemu dengan Pemimpin Bank of America jam makan siang di Hilton, lalu ada jam dua siang bertemu dengan Mr Rama McCloud di McC Csutom di Park Avenue." Ajeng membacakan jadwal Bayu hari ini.

"Pagi ini tidak ada jadwal?" tanya Bayu.

"Tidak ada Sir. Apa mau dibuat jadwal baru?"

Bayu menggelengkan kepalanya. "Nope." Mata biru pria itu menoleh ke piring yang berisikan cheese bread dan croissant. "Ini roti keju apa? Brioche?"

"Yes Sir. Saya belum tahu selera bapak apa" ucap Ajeng dengan bahasa Indonesia.

Bayu menatap datar. "No Indonesian language in here!"

"Lho tapi pak Bayu..."

Mata biru Bayu menatap Ajeng. "Ajeng, no Indonesian language!"

"Ish, bapak nggak asyik. Bentuknya mirip Kal-el kelakuan beda jauh!" omel Ajeng membuat Bayu melotot.

"What?!"

"Kal-el. Itu lho pak, nama aslinya Superman..."

"Saya tahu itu Ajeng!" potong Bayu. "Mulai hari ini saya panggil kamu Ajeng."

"Kan nama saya memang Ajeng, pak" eyel Ajeng masih memakai bahasa Indonesia.

"Astaghfirullah! Ajeng!" hardik Bayu kesal.

"Dalem pak?" jawab Ajeng dengan wajah polos.

"Keluar kamu! Mulai persiapkan untuk pertemuan nanti!" perintah Bayu.

"Njih pak! Duh senangnya bisa ngomong bahasa Jawa sama orang yang paham bahasa Jawa" pekik Ajeng bahagia. "Permisi pak Bayu." Gadis itu lalu keluar dari ruangan Bayu.

"Gemma Nemu dimana sih!" sungut Bayu yang kemudian membuka kembali file Ajeng. Ketika membaca describe yourself, mata biru Bayu terbelalak.

Ingin bekerja dengan orang yang paham bahasa Indonesia dan Jawa.

Bayu mengusap wajahnya kasar. Pantesan Gemma langsung ambil bocah ini! Kita lihat saja apa dirinya bisa tahan banting sesuai dengan recehnya!

***

Ajeng mulai bekerja menyusun agenda pertemuan nanti sesuai dengan catatan yang ditinggalkan Gemma dan DeeDee, sekretaris sebelumnya. Meskipun tinggal melanjutkan kasarannya, tapi Ajeng punya pola sistematis tersendiri yang membuatnya menjadi lebih praktis. Dirinya memang bukan lulusan sekolah sekretaris tapi dua Minggu bersama Gemma ditambah sudah terbiasa bekerja sejak kedua orangtuanya meninggal, Ajeng bisa memahami kinerja tempat dia bekerja.

Setidaknya yang dia openi paling utama adalah Bayu O'Grady, hanya satu orang. Tidak perlu melayani banyak orang macam di butik tempat dia bekerja sebelumnya.

"Semangat Jeng! Ingat, bahasa Indonesia kalau cuma berdua sama Kal-el, diluar in English only!" ucap Ajeng bermonolog dan mengingatkan dirinya agar tidak kepeleset lidah akibat excited bisa bertemu dengan orang yang paham bahasa ibunya.

***

Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!