Jika melihat diriku di cermin, aku selalumerasa muak dengan diriku sendiri. Alasannya mudah, aku selalu merasa bahwa aku adalah manusia gagal, produk yang gagal. Kenapa begitu? Ada banyak alasan.
Seperti ini salah satu contohnya. Saat sekolah guru bertanya di kelas: apa
impian kalian? Apa cita-cita kalian? Semua anak di kelas dapat menjawabnya
dengan cepat: aku ingin jadi dokter, aku ingin jadi guru, aku ingin pilot, aku
ingin jadi model terkenal, aku ingin jadi seperti orang tuaku. Dan di antara semua anak, hanya aku saja yang
tidak tahu harus mengatakan apa impianku dan apa yang ingin aku lakukan di masa
depan.
Keadaan itu terus berlanjut.
Saat sekolah, guru bertanya lagi: siapa sosok yang kamu idolakan? Sosok yang jadi
panutanmu? Sekali lagi, semua anak di kelas dapat menjawab dengan cepat, bahkan
jawaban yang mereka berikan benar-benar mengagumkan menurutku. Dari presiden,
sosok berpengaruh di dunia, orang tercerdas di dunia, penemu terkenal hingga
sosok paling berpengaruh dalam agama. Dan sekali lagi ... hanya aku saja yang
tidak dapat memberikan jawaban untuk pertanyaan itu karena memang di hidupku
belum ada sosok yang bisa aku jadikan panutan menurutku.
Lalu ketika sekolah berakhir dan harus memilih kuliah, semua anak bisa menentukan
tujuan mereka: kuliah di mana dan ingin mengambil jurusan apa. Dan seperti
keadaan sebelum-sebelumnya, aku lagi-lagi masih tidak tahu apa yang ingin aku
lakukan di masa depan. Aku masih tidak tahu di masa depan, aku harus jadi apa
untuk menghidupi diriku. Keadaan terus berlanjut, setelah lulus kuliah dan semua
anak mulai menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan studi mereka, aku kembali
tidak tahu apa yang aku inginkan. Alhasil sama seperti keadaan
sebelum-sebelumnya, aku hanya mengikuti arus dan melamar ke sana kemari dan
diterima bekerja di salah satu perusahaan.
Tapi sekali lagi ... sama seperti sebelum-sebelumnya, aku merasa hampa dengan apa
yang aku pilih, dengan apa yang aku jalani. Pilihan yang aku ambil karena
mengikuti arus itu, tidak membuatku merasa senang, tidak memberikanku gairah
yang membuatku merasa menikmatinya dan pada akhirnya aku tertekan dengan
keadaan. Setelah hampir empat tahun bekerja, aku keluar dari tempatku bekerja,
menolak promosi yang diberikan dan mengambil lagkah pertama dalam hidupku:
menemukan apa yang aku sukai.
Sayangnya ... pilihan itu sepertinya adalah sebuah kesalahan lain dalam hidupku.
*
“Bagaimana hasil editan videonya?” Alena bertanya kepada Gala yang bertugas sebagai editor
dan kameramen dalam tim kecilnya. Alena adalah wanita berusia 29 tahun yang
sempat menganggur bekerja selama dua tahun lamanya sebelum akhirnya menekuni
pekerjaannya saat ini sebagai youtuber dengan akun screamnight. Alena bersama
dengan dua rekannya: Gala dan Manda membuat akun screamnight dan menjadi
youtuber spesialis bidang horor di mana Alena bersama dengan dua rekannya
selalu datang ke tempat-tempat horor dan membagikan pengalamannya di
tempat-tempat horor kepada penonton setianya.
“Sudah bagus. Setelah ini aku akan memberikannya kepada Manda agar diupload di akun
kita.” Gala menjawab sembari meregangkan otot-otot lehernya yang kaku setelah
dua hari dua malam tidak tidur untuk mengedit video rekaman Alena dan Manda.
“Kerja bagus, Gala. Setelah ini, kau bisa tidur, biar aku dan Manda yang mengurus akun
dan mencari lokasi lain untuk rekaman lain.” Alena menepuk bahu Gala sebelum
meninggalkan ruang kerja milik Gala.
Setelah dua tahun lamanya menganggur dan tidak bisa menemukan apa yang disukai, Alena
kemudian bertemu dengan Manda-teman sekolahnya secara tidak sengaja. Sama
seperti Alena yang merupakan penggemar sesuatu yang berbau horor, Manda juga
sangat menyukai sesuatu yang berbau horor. Pertemuan tidak sengaja itu dan
kesamaan pada hal yang berbau horor, membawa Alena dan Manda membuat akun
youtube dengan nama screamnight. Alena dan Manda kemudian merekrut Gala yang
merupakan teman kuliah Manda, sebagai editor yang membantu untuk mengedit video
sebelum diupload di akun secreamnight. Setelah setahun lamanya dan jumlah
subcriber di akun screamnight mencapai angka satu juta, Gala resmi bergabung
dengan tim Alena dan Manda, dan kini ketiganya sering bepergian untuk video
menarik yang mampu menarik jumlah sucriber akun screamnight.
Setahun kemudian tepatnya dua tahun setelah akun screamnight dibuat, jumlah subcriber
meningkat hingga empat juta orang dan membuat jumlah pemasukan bagi tim dengan
tiga orang ini cukup memuaskan.
“Manda, kita sudah bisa menguploadnya!” Alena berlari ke arah ruang tengah di mana
Manda sedang duduk dan sibuk bermain dengan laptopnya untuk membalas
komentar-komentar yang masuk dan mampir untuk melihat video mereka di akun
screamnight.
“Oke, aku akan menguploadnya sekarang,” Manda yang telah menerima video yang telah
diedit oleh Gala, kemudian menguplod hasil kerja mereka seminggu ini akun
mereka: screamnight.
Alena mengambil makanan yang dimasaknya, menyisakan bagian untuk Gala dan sisanya
membawanya untuk makan bersama dengan Manda. Alena bersama dengan Manda
kemudian duduk bersama, makan bersama sembari melihat bagaimana hasil kerja
Gala selama dua hari dua malam.
“Bagaimana menurutmu, Manda?” Alena bertanya setelah menelan satu sendok besar nasi
gorengnya.
“Bagus seperti biasanya. Kita hanya perlu melihat jumlah viewernya dan
komentar-komentar yang masuk.” Manda menjawab sebelum menelan nasi goreng
buatan Alena sebagai koki di tim screamnight.
“Gala memang tidak pernah mengecewakan.” Alena menganggukkan kepalanya sembari
melihat wajahnya sebagai host di akun screamnight.
“Tapi ... “ Manda bertanya sembari mengunyah nasi goreng di dalam mulutnya. “Kau
benar-benar tidak merasa takut saat mengambil rekaman ini, Alena??”
Alena menganggukkan kepalanya lagi. “Ehm begitulah. Meski aku ini adalah penggemar
sesuatu berbau horor dan mistis, aku sama sekali tidak bisa melihat sesuatu
yang gaib atau yang kalian sebut dengan kasat mata. Meski ke tempat paling
mengerikan sekalipun, aku sama sekali tidak merasa takut bahkan ketika bulu
kuduk kalian berdiri semua, aku merasa baik-baik saja dan tidak takut sama
sekali.”
Klik. Manda menghentikan video Alena yang sedang berjalan di kuburan Desa Trunya yang
terkenal dengan keangkerannya. “Kau benar-benar beruntung, Alena. Jika bisa ...
aku ingin punya kemampuanmu itu. Dengan begitu sebagai host khusus horor, aku
tidak akan merasa takut. Saat datang ke tempat ini, aku benar-benar merasa
takut. Rasanya seperti ada banyak mata yang sedang mengawasi dari kejauhan,
yang selalu mengikuti setiap langkah kita dan menunggu kesempatan yang tepat
untuk menangkap kesalahan kita sebagai alasan. Perasaan itu bercampur dengan
hawa dingin yang menusuk dan tidak lama kemudian bulu kuduk berdiri bersamaan
dengan datangnya rasa takut. Kau benar-benar beruntung, Alena.”
Alena tersenyum tipis mendengar ucapan Manda yang tidak tahu harus dianggap apa oleh
Alena. Bagi orang lain yang mendengarnya, ucapan Manda itu adalah bentuk pujian
untuk Alena. Tapi bagi Alena ... ucapan itu tidak sepenuhnya bisa disebut
sebagai pujian karena Alena sendiri berharap bisa melihat makhluk-makhluk tak
kasat mata itu. Ya, awal Alena membuat akun screamnight dan alasan menjadi
youtuber spesialis horor adalah Alena ingin bisa melihat makhluk-makhluk tak
kasat mata itu dan menemukan arwah seseorang di antara makhluk-makhluk tak
kasat mata itu.
Pepatah mengatakan bahwa cinta ibu kepada
anaknya adalah sepanjang masa. Cinta ibu
kepada anaknya adalah cinta tulus yang mungkin tidak akan pernah bisa tergantikan.
Ibu mengandung, melahirkan dan merawat anaknya dengan taruhan nyawa dan segala
hal yang dimilikinya. Ketika seorang wanita memiliki anak, maka wanita itu akan
memprioritas segala hal untuk anaknya dan hanya demi anak-anaknya: yang penting anakku kenyang, yang penting anakku tidur dengan nyenyak, yang penting anakku hidup dengan nyaman, yang
penting anakku bisa sekolah dengan baik, dan banyak hal lainnya.
Kukira ibuku juga adalah wanita seperti gambaran di atas. Menyayangiku dengan segala
hal dalam hidupnya, menjagaku dengan segala caranya dan membesarkan dengan
penuh kasih sayang. Tapi kenyataan hidup tidaklah semudah ucapan pepatah yang
terlihat indah. Ibuku mungkin menyayangiku tapi aku tidak tahu apakah cinta
ibuku padaku sepanjang masa seperti ucapan pepatah tua itu.
Aku meragukan pepatah tua itu dan di saat yang sama meragukan cinta dan kasih
sayang ibuku padaku.
“Sampai kapan kau mau menganggur, Alena??”
“Sampai kapan kau hanya diam di rumah dan tidak bekerja, Alena?”
“Sampai kapan kau akan terus begini??”
“Apa kau tidak lihat anak tetangga semuanya sudah pada menikah dan punya keluarga?”
“Apa kau tidak ingin menikah, Alena?? Apa kau ingin jadi perawan tua dengan terus
menganggur?? Apa kau ingin terus jadi beban ibumu ini hingga tua kelak??”
“Apa kau tidak ingin punya rumah sendiri, mobil sendiri, Alena?? Anak tetangga
semuanya sudah punya rumah sendiri, mobil sendiri?? Dan kau di usiamu yang
menginjak 27 tahun, kau tidak punya apapun, Alena?? Apa kau tidak malu,
Alena??”
“Ibu malu sekali ketika datang ke arisan hari ini. Semua tetangga memamerkan
anak-anak mereka yang sukses: punya rumah, punya mobil, punya jabatan tinggi di
perusahaan, punya keluarga yang membuat iri.”
Selama dua tahun bekerja, aku terus mendengar keluhan itu dari mulut ibuku. Dan setiap
kali mendengar keluhan itu, aku hanya bisa diam mendengarkan saja. Aku diam
mendengarkan ucapan ibuku sembari mengumpat keras dalam benakku. Aku mengumpati
tetangga yang sibuk memamerkan ini dan itu di hadapan ibuku dan membuatku
selalu mendengar keluhan ibuku.
Ya, berkat mulut para tetangga yang hobi memamerkan banyak hal terutama memamerkan
anaknya, aku meragukan pepatah lama tentang cinta sepanjang masa dari ibu untuk
anaknya. Di saat yang sama, aku meragukan cinta ibuku untukku. Aku bahkan
pernah berpikir, ibuku membesarkanku hanya sebagai bentuk investasi di masa
depan agar kelak di masa tuanya, ibuku bisa hidup dengan nyaman dari uang yang
aku hasilkan dari bekerja atau bahkan ketika aku memiliki suami yang mapan.
*
Alena menatap dirinya di cermin sebelum akhirnya menutup cermin di kamarnya dengan
kain penutup yang telah disediakannya. Cermin sialan!! Kenapa tetap tidak
berubah??? Meski sekarang aku punya penghasilan yang cukup, mobil yang bagus,
mampu membeli rumah meski mencicil dan punya cukup tabungan di rekeningku,
kenapa rasanya wajahku masih saja terlihat memuakkan?? Apa setelah memiliki
banyak hal yang selama ini ibuku katakan, aku tetap menjadi produk gagal di
antara banyak manusia di dunia ini??
Kesal, Alena menjauh dari cermin besar di kamarnya yang kini tertutup oleh kain. Alena
melemparkan dirinya ke atas tempat tidur dan menatap layar laptop miliknya yang
terbuka. Alena membaca satu persatu komentar yang masuk di akun screamnight
sembari membalasnya jika memang perlu. Mata Alena kemudian terhenti pada
beberapa komentar negatif yang muncul di kolom komentar dan menyadari komentar
negatif kali ini jauh lebih banyak dari sebelumnya.
Unknown 1: Melihat Alena sebagai host, aku merasa bahwa video ini terlihat palsu.
Apakah mereka benar-benar datang ke lokasi yang menyeramkan?
Unknown 2: Alena tidak pernah merasa takut bahkan di tempat yang paling horor
sekalipun. Aku bertanya-tanya apakah mereka benar-benar datang dan mengunjungi
lokasi horor yang sebenarnya? Jangan-jangan mereka tidak benar-benar masuk ke
lokasi horor dan hanya berkeliling di bagian pinggir saja.
Jika sebelumnya Alena hanya akan memilih untuk mengabaikan komentar-komentar negatif
yang menyerang dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa dirinya tidak cantik dan
sebagainya, tapi kali ini ... Alena benar-benar tidak bisa menerima komentar
negatif yang mengatakan bahwa usahanya mengambil rekaman ke berbagai penjuru
negara Indonesia ini adalah kebohongan belaka.
Alena bangkit dari posisi berbaringnya, membawa laptop miliknya dan membangunkan Manda
dan Gala yang tertidur. Alena mengumpulkan dua rekannya dan mulai berdiskusi
dengan kedua rekannya yang masih membuka separuh penglihatannya.
Alena menyodorkan laptopnya ke hadapan dua rekannya dan menunjukkan alasan mereka
terbangun. “Kalian lihat ini!! Komentar-komentar ini lebih banyak dari
sebelumnya!”
Manda menganggukkan kepalanya masih dengan setengah pandangan yang tertutup. “Aku
juga melihatnya kemarin. Bukankah hal ini adalah hal yang biasa, Alena?
Pekerjaan seperti ini selalu menarik perhatian manusia yang iri dengan
keberhasilan kita. Baik selebgram, model, youtuber dan bidang lainnya, selalu
mengalami hal ini.”
“Tapi kali ini komentar negatif ini lebih banyak dari sebelumnya dan setelah aku cek beberapa komentar negatif ini berasal dari subcriber kita sendiri!” Alena masih bersikeras.
Gala mengucek matanya karena kedua matanya yang masih ingin menutup. Gala mengucek
beberapa kali dan memaksa matanya untuk terbuka. Huft. Setelah paksaan kecil
pada kedua matanya, Gala mulai angkat bicara. “Apa yang Alena khawatirkan tidak
salah dan apa yang Manda katakan juga tidak salah. Pekerjaan ini memang akan
selalu menghadapi masalah yang sama: komentar negatif dan rasa bosan penonton
selalu menghantui kita.”
Gala mengambil laptop milik Alena dan mulai membuka semua isi akun dari screamnight.
“Kalian lihat!”
Alena dan Manda mengikuti ucapan Gala dan melihat video di akun mereka.
“Seperti yang kalian lihat jumlah viewer untuk beberapa video terakhir kita menurun.”
Gala melanjutkan ucapannya yang sempat terhenti sembari berjalan ke arah ruang
kerjanya mengotak-atik komputer kerjanya. Tidak lama kemudian beberapa grafik
muncul di latyar komputer milik Gala. “Kemari dan lihatlah!”
Alena dan Manda bangkit dari duduknya dan berdiri di samping kursi Gala.
“Grafik apa ini?” Mnada bertanya kepada Gala karena belum pernah melihat grafik yang
ditunjukkan oleh Gala.
“Diam-diam selama bekerja dengan kalian berdua, aku membuat grafik ini. Grafik yang kalian
lihat adalah grafik yang aku buat berdasarkan jumlah penonton, jumlah like,
jumlah dislike dan jumlah subcriber yang dimiliki setiap video kita upload
dalam akun screamnight. Dari grafik-grafik ini, kita bisa melihat peningkatan
atau penurunan dari penonton yang datang ke akun kita.” Gala menjelaskan.
Alena mengerutkan alisnya karena dirinya bersama dengan Manda belum pernah melihat
grafik-grafik ini sebelumnya. “Jika kau membuat ini selama bekerja dengan kami,
kenapa baru sekarang kau menunjukkannya pada kami, Gala?”
“Aku membuatnya untuk berjaga-jaga jika suatu hari kita mengalami penurunan kualitas
dan hal buruknya kita kehilangan penonton. Selama ini ... penurunan yang kita
alami masih diambang batas dan selalu kita berhasil lalui dengan memperbaiki
kualitas video kita di minggu berikutnya. Tapi kali ini ... setelah tiga minggu
berturut-turut, kita terus mengalami penurunan. Itu artinya kita mungkin akan
berada dalam situasi yang berbahaya jika terus seperti ini.”
“Ada ide untuk mengatasi situasi ini?” Manda bertanya sembari melihat ke arah Alena
dan Gala secara bergantian.
Gala menggelengkan kepalanya. Kebanyakan selama ini ide selalu muncul dari Alena dan
Manda karena keduanya adalah penyuka genre horor. Gala tidak terlalu menyukai
genre horor. Kalau saja Gala tidak menganggap Manda adalah teman baiknya,
mungkin selama ini pekerjaan dengan penghasilan yang cukup baik ini tidak akan
pernah diterima oleh Gala.
Sementara itu ... Alena berusaha mencari jalan keluar untuk mengatasi krisis yang mungkin
akan dialami oleh screamnight dalam beberapa pekan ke depan. Alena melihat-lihat
komentar-komentar yang masuk dalam akun screamnigh dengan harapan dapat
menemukan sebuah jalan, sebuah ide.
Tangan Alena kemudian terhenti pada sebuah komentar dan matanya berbinar melihat
komentar itu. Alena menunjukkan laptop miliknya ke arah Gala dan Manda dengan
wajah cerah. “Bagaimana jika kita melakukan hal ini??”
Aku ingat semasa kecilku, aku pernah bertanya pada Ibuku. “Bu, kenapa temanku bilang dia bisa melihat hantu seperti kuntilanak dan teman-temannya, Bu?”
“Kenapa, Alena? Kau juga ingin melihatnya??”
“Ya.” Saat itu usiaku 6 tahun. Sebagai anak polos yang belum tahu apapun, aku tidak tahu apa yang aku katakan itu. Ketika temanku bisa ini dan itu, aku juga ingin bisa melakukannya. Hal itu sudah jadi hal wajar bagi anak-anak yang selalu penasaran dan sering meniru.
“Harusnya kau bersyukur bahwa kau tidak bisa melihat makhluk-makhluk itu, Alena.”
“Kenapa begitu, Bu? Temanku bisa melihat, kenapa aku tidak bisa melihatnya juga?”
“Apa yang terlihat dari makhluk-makhluk itu tidak seperti gambaran yang kamu lihat di TV, Alena sayang. Terkadang wajah makhluk-makhluk itu jauh lebih mengerikan. Mereka terkadang akan terus mengikutimu baik itu ke kamarmu atau ke rumah. Dan jika hal itu terjadi, Alena hanya akan terus menangis karena takut melihat wajah mereka yang sangat-sangat menakutkan.”
Dulu kukira ... ucapan Ibu hanyalah ucapan Ibu semata yang didasari niat untuk membujukku. Tak pernah kukira apa yang Ibuku katakan adalah kebenaran. Tidak lama setelah aku mengajukan pertanyaan itu, temanku yang selalu membanggakan dirinya karena bisa melihat makhluk-makhluk tak kasat mata itu jatuh sakit selama sebulan lamanya. Dari yang aku dengar, beberapa makhluk halus itu mengganggu temanku hingga membuatnya tidak tenang hingga jatuh sakit.
Tapi ... meski aku pernah punya pengalaman pahit mengenai orang-orang yang bisa melihat makhluk-makhluk seperti itu, aku tidak pernah merasa bosan dan takut dengan hal-hal yang berkaitan dengan makhluk-makhluk itu. Apalagi sekarang, aku merasa benar-benar ingin melihat makhluk-makhluk itu dan berharap bisa menemukan arwah seseorang di antara makhluk-makhluk itu.
Itulah alasanku memulai akun screamnight.
*
Kebanyakan video yang diambil untuk diupload di akun screamnight adalah video di beberapa lokasi horor terkenal seperti Lawang Sewu yang ada di Semarang, Wisata tengkorak Desa Trunyan yang ada di Bali, Alas Purwo yang ada di Banyuwangi, Gunung Lawu yang ada di Jawa Tengah dan beberapa tempat terkenal lainnya. Alena dan Manda memilih tempat-tempat itu karena lokasi itu adalah lokasi terkenal yang sudah dipastikan tingkat kemistisannya, nuansa horornya dan dikenal horor oleh kebanyakan orang. Sisanya lagi adalah beberapa tempat yang cukup terkenal horor di tingkat kecil seperti urban legenda di beberapa kota.
Di antara beberapa tempat itu, Manda dan Gala beberapa kali merasakan tubuh mereka ketakutan atau merasakan perasaan buruk khas dari tempat-tempat berbau mistis dan horor seperti. Tidak hanya itu, beberapa gangguan pun juga terjadi seperti kamera yang merekam bayangan, gambar kamera yang rusak atau beberapa keadaan di mana tim Alena merasa mereka bukan hanya tiga orang saja seolah ada beberapa yang mengikuti tim Alena bergerak merekam lokasi horor. Dan dari banyak kejanggalan itu, hanya Alena yang tidak pernah merasakan dan melihat kejanggalan itu. Gala dan Manda bahkan merasa benar-benar heran dengan keadaan Alena karena Alena bisa berjalan dengan santainya seolah tempat horor yang mereka rekam adalah taman bermain yang terlihat menarik dan bukan menakutkan.
“Tantangan pertama, mana yang akan kita pilih?” Manda bertanya kepada Alena dan Gala setelah menyaring beberapa komentar pengunjung setia di akunnya yang memberikan beberapa ide mengenai tempat-tempat horor yang belum mereka kunjungi. Selama dua hari ini, Manda memosting komentar di akun screamnight, bahwa tim screamnight sedang mencari lokasi horor yang menarik sebagai lokasi berikutnya. Manda juga memosting komentar bahwa saran terbaik dari pengunjung screamnight yang terpilih nantinya akan mendapatkan hadiah yang menarik dari akun screamnight.
Manda menunjukkan beberapa potongan gambar yang berisi komentar yang telah disaringnya, di layar proyektor. Tuk ... tuk .... Gala mengetukkan beberapa jarinya membaca satu persatu komentar yang telah disaring oleh Manda, sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya. “Aku tidak tahu mana yang tepat. Apa kau sudah memeriksa latar belakang tempat-tempat itu. Manda?? Komentar yang muncul itu terasa asing di telingaku.”
“Biar aku saja yang memberikan penjelasan, Manda.” Alena bangkit dari duduknya dan membiarkan Manda untuk duduk setelah menunjukkan hasil pencariannya selama beberapa hari. Alena tahu menyaring komentar yang masuk itu bukanlah hal yang mudah sama seperti mengedit video seperti yang dilakukan oleh Gala.
Alena kemudian menunjuk komentar pertama yang telah disaring oleh Manda. Komentar itu berisi: Ini adalah cerita yang beredar di kampusku. Dengar-dengar ada alasan di balik larangan kuliah malam. Dulunya ada mahasiswi yang kuliah hingga malam. Mahasiswi itu ingin turun ke lantai bawah dan saat berjalan ke lantai bawah, mahasiswi itu melihat sosok perempuan yang mengikutinya. Awalnya mahasiswi itu berpikir perempuan itu adalah mahasiswi lain sama seperti dirinya. Tapi karena sosok perempuan itu terus mengikutinya, mahasiswi itu akhirnya melihat kembali ke arah sosok perempuan itu dan menemukan bahwa sosok perempuan itu tidak memiliki wajah alias muka rata. Mahasiswi itu berteriak kencang dan lari terbirit-birit ke lantai dasar hingga keluar area kampus.
“Ini adalah urband legend yang terkenal dari salah satu kampus di kota Malang. Aku pernah membacanya dan mendengarnya dari temanku yang kuliah di kota Malang.” Alena memberikan penjelasan kepada Gala.
Komentar pertama berakhir. Alena kemudian lanjut ke komentar kedua yang berisi: Ini adalah cerita yang dipercaya di sekitar rumahku. Pernah dengar pantai Kanjeran? Pantai ini hampir setiap tahunnya memakan korban. Warga sekitar percaya pantai itu dulunya adalah tempat kerajaan ular. Maka dari itu tempat itu masih memiliki hawa mistis yang kuat dan banyak orang harus berhati-hati ketika datang ke tempat itu untuk berkunjung.
“Kalau aku tidak salah, pantai ini berada di kota Surabaya dan menjadi satu dari beberapa urband legend terkenal di kota itu.” Alena menjelaskan lagi kepada Gala dan Gala memberikan anggukan kepala sembari membuka laptop milik Alena untuk mengecek ucapan Alena beserta kebenaran dari urband legend itu.
Lanjut ke komentar ketiga: Ini adalah kisah terkenal di kota tempat di mana Kakek dan Nenekku tinggal. Konon di tempat ini adalah tempat menghilangnya gadis pertapa karena putus cinta. Konon jika pasangan datang memadu kasih ke tempat ini, dalam empat puluh hari hubungan mereka akan kandas. Awalnya ... aku tidak percaya dengan tempat ini, tapi beberapa kenalanku di kota itu benar-benar mengalami hal itu: hubungan mereka kandas setelah datang ke tempat itu. Tempat itu adalah Air Terjun Nglirip. Tertarik untuk ke sana?
“Kalau aku tidak salah, lokasi ini ada di kota Tuban. Sama seperti sebelumnya, lokasi ini adalah satu dari beberapa urband legend yang terkenal di kota Tuban dan beberapa air terjun lain memiliki kisah yang sama dengan kisah di air terjun tersebut: pasangan yang memadu kasih di sana, hubungannya akan kandas. Hanya saja yang membedakan adalah detail dari alasan kejadian di tiap lokasi.” Alena memberikan penjelasan lagi kepada Gala.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!