“tuk….tuk….tuk…”terdengar suara
sepatu high hels menggema sepanjang jalanan yang sepi.
Seorang wanita dengan memakai mini dress hijau melangkah di sepanjang jalan dengan suasana sepi dan udara malam yang kental akan kegelapannya dengan
hembusan angin yang cukup kencang membuat rambut wanita tersebut terbang karena tiupan angin tersebut
Melihat ada bangku panjang dihadapannya ia pun memilih untuk duduk. Wanita itu menyandarkan tubuhnya di
sandaran bangku taman, ia mendongak menatap langit dengan bintang-bintang yang bertaburan di sana “Sheryl Anandia kuatlah” gumam Sheryl berseru untuk dirinya sambil memejamkan mata dan menghela nafas panjang
Sheryl mengambil headsetnya memasang ke telinganya dan memutar lagu-lagu kesukaannya sambil memejamkan matanya meresapi setiap lagu yang ia dengarkan seolah apa yang ia dengarkan adalah gambaran kehidupannya
Saat Sheryl tengah mendengarkan lantunan musik seorang pria memakai pakaian rapih dengan setelan jas cokelat melewati Sheryl dan duduk di bangku taman tak jauh dari tempat Sheryl duduk,
pria tersebut juga melakukan hal yang sama dengan Sheryl mendengarkan suara lantunan music menggunakan headset nya.
Pria tersebut memejamkan mata melihat bayangan ,rangkaian-rangkaian peristiwa yang
tengah ia alami “bagaimana bisa aku tak sebanding dengan duniamu”batin pria tersebut yang tak lain adalah Mario Kennedy
Saat tengah asyik mendengarkan musiknya, ponsel Sheryl berdering menandakan ada panggilan masuk, Sheryl mengangkatnya dengan malas “iya ada apa?” jawab Sheryl saat meletakkan benda pipih di pipinya
“kemana kamu?” Tanya pria paruh baya di balik telfon Sheryl
Sheryl memutar bola matanya dengan malas “hanya mencari udara segar” balas Sheryl singkat
“bagaimana bisa kau malah pergi di saat acara pertunangan kakakmu!” balas pria paruh baya tersebut dengan nada cukup tinggi
Sheryl menghela nafas “dia bukan kakakku jadi aku tak ada kewajiban untuk menghadiri acara pertunangannya” balas Sheryl datar
Pria paruh baya tersebut menghela nafas kasar “apa kau masih kesal karena dia lebih memilih kakakmu dari pada dirimu, harusnya kamu itu introspeksi diri kenapa brian lebih memilih kinan dari pada dirimu” ucap pria paruh baya tersebut yang tak lain adalah burhan Aranda, ayah kandung sheryl
Sheryl membelalakkan matanya lebar “apa aku anak pungut?” Tanya sheryl menelisik sang ayah
Ayah burhan kesal dengan pertanyaan sheryl “ bagaimana bisa kau bertanya seperti itu? Tentu saja kau anak kandungku” balas ayah burhan dengan nada cukup tinggi
“lalu bagaimana bisa ayah bicara seperti itu padaku, jelas-jelas dia kekasihku selama 3 tahun dan wanita itu tahu, tapi malah dia memilih tidur dengan kekasihku makanya mereka bertunangan hari ini” teriak sheryl
Teriakan sheryl terdengar sampai ke telinga pria di dekatnya dan pria itu melepas handsetnya memandang ke arah sheryl yang sedang berteriak
“mereka itu saling mencintai sheryl makanya mereka bersama ” balas ayah burhan
“bagaimana bisa ayah begitu membedakan ku dengannya, aku yang anak kandung ayah, kenapa ayah selalu berpihak padanya biarpun dia yang salah” ucap Sheryl tak terima bahwa ayahnya selalu membela saudara tirinya padahal yang jelas anak kandung ayah burhan adalah dirinya sedangkan wanita yang di katakan ayah burhan sebagai kakak hanyalah anak bawahan istri baru ayahnya
“cinta itu tidak bisa dipaksakan Sheryl” balas ayah burhan
“aku sama sekali tidak pernah memaksakan hubunganku dengannya ayah, tapi setidaknya dia harus bisa menghargai hubungan yang selama ini kita jalin, dia bisa bicara baik-baik denganku tidak harus menusukku dari belakang seperti ini” kesal Sheryl
“sudahlah, lebih baik kau pulang acara disini belum selesai” pinta ayah burhan dengan nada memaksa
Sheryl tersenyum kecut menarik nafas dalam “yang paling melukaiku bukan kinan yang ayah buat jadi kakakku dalam sekejap mata padahal ibu baru saja pergi, dan bukan brian yang menjadi kekasihku selama 3 tahun mengkhianati diriku dalam semalam, tapi yang paling membuatku terluka adalah ayahku sendiri" terdengar nada suara kecewa dari bibir bibir sherly "bagaimana bisa ayah kandungku lebih mementingkan keluarga barunya ketimbang aku yang jelas anak kandungnya yang jelas dari seorang istri sah! ” sheryl begitu kecewa dengan ayahnya yang selalu membela istri barunya yang dulu ternyata adalah selingkuhan sang ayah semasa ibunya masih hidup
sheryl menghela nafas panjang “sudahlah percuma juga…." terdengar suara diam sejenak karena sherly mengambil nafas dalam-dalam "bersikaplah seperti yang biasa ayah lakukan,
menganggap aku tak ada, dan hanya sebuah bayangan tak terlihat” ucap sheryl menutup telfonnya sepihak
Sheryl menangkup wajahnya dengan kedua tangannya, ia menangis dengan pilu dan itu tak luput dari pandangan pria yang
sedari tadi menatapnya “ternyata aku tak sendiri” batin pria tersebut yang tak lain adalah Mario kennedy
dia menyunggingkan senyumnya dengan sorot mata pilu melihat sheryl yang ternyata sedang bersedih sama seperti dirinya
Setelah tangisnya cukup mereda, sheryl mengusap air matanya, ia berjalan dengan tertatih, saat melewati Mario, sheryl tersenyum sopan sekedar menyapa mario dengan sopan.
Melihat kepergian sheryl entah kenapa Mario ingin mengikutinya. Mario berjalan perlahan dibelakang Sheryl, mengamati setiap gerak Sheryl “menarik” gumam Mario melirik langkah kaki sheryl yang begitu berat
Saat sheryl berjalan di trotoar tiba-tiba saja hujan turun, sheryl tidak memilih untuk berteduh tapi ia lebih memilih melanjutkan langkahnya, mungkin karena hujan tak terlalu deras dan sheryl yang ingin menikmati hujan turun menimpa tubuhnya
Sheryl tersenyum menengadahkan tangannya “apa kau mau menemaniku menangis?” Tanya sheryl pada deraian hujan yang turun membasahi bumi dan membawa dirinya ikut basah karena air yang menimpa tubuhnya
sheryl menengadahkan kepalanya “aaaaaah terima kasih menemaniku” gumam sheryl “tapi aku tak bisa menangis, apa air mataku sudah kering” senyum Sheryl melihat rintik hujan di tangannya
Mario masih mengikuti sheryl dari jauh,tak memperdulikan dirinya yang juga ikut basah karena air hujan.
Mario memandangi sheryl mendengar curahan hatinya dan ikut berjalan dengan hujan gerimis yang membasahi tubuhnya “andai aku bisa sedikit saja mengurangi kesedihanmu” batin Mario ikut merasa sedih dengan derita hidup yang sedang di alami sheryl
Mario melirik sekilas jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 11 malam, makanya jalan terlihat begitu sepi
ditambah hujan yang sedang turun, mungkin membuat orang hanya ingin bersembunyi di bawah selimutnya
Sheryl menghela nafas kasar “apa aku menyusul bunda saja?” Tanya Sheryl pada dirinya sendiri “jadi ayah akan sangat bahagia bisa menikmati harta kakek tanpa halangan dariku” gumam Sheryl berjalan sempoyongan
“tin tin tin” terdengar suara bunyi klakson dan kilatan cahaya mendekat, Sheryl dan Mario menutupi sorot cahaya yang menusuk mata mereka dengan telapak tangannya
Melihat arah truk yang menuju Sheryl Mario berlari sekuat tenaga mencegah sheryl tertabrak “brak” terdengar suara benturan keras dan bunyi klakson tiada henti
Sheryl tertabrak truk besar dan tubuhnya terpental cukup jauh dari tempat tabrakan, melihat itu Mario dengan sigap berlari mendekat dan membopong Sheryl yang sudah bersimbah darah “bertahanlah” gumam Mario berlari menuju mobil yang dibawa asistennya tak jauh dari tempat kejadian, yang memang asistennya itu selalu mengikuti kemanapun mario pergi
Terdengar suara brankar yang tengah di dorong dan cahaya-cahaya lampu di sepanjang koridor
orang-orang dengan berpakaian putih berlari membawa brangkar tersebut masuk ke ruang operasi diikuti pria berkemeja coklat dengan tubuh penuh darah tapi tak begitu kentara di tubuhnya karena warna pakaiannya yang gelap
“tuan tunggu saja di sini, dan tolong anda urus administrasinya terlebih dahulu “ucap perawat menghentikan Mario mengikuti ke ruang operasi
Mario bergegas menuju tempat administrasi dan mengurus prosedur perawatan sheryl “permisi saya mau mengurus administrasi untuk wanita yang tadi dibawa kesini, dia korban kecelakaan di jalan anggrek” ucap Mario dengan suara begitu cemas
“namanya siapa tuan?” Tanya petugas administrasi yang akan mengisi formulir pasien
Mario tampak berfikir “siapa namanya? aku gak tahu lagi" batin mario bingung siapa nama wanita yang ia tolong karena memang dia tidak tahu " Ah yang penting dia ditangani dulu saja” batin Mario menjawab pertanyaannya sendiri
Mario menatap petugas administrasi “namanya Rose kennedy, dia istri saya” Mario pun mengurus administrasi sheryl atas nama rose karena memang Sheryl yang tak membawa tanda pengenal apapun dan ponsel Sheryl juga rusak akibat terlempar karena tabrakan yang baru menimpanya
Mario kembali ke kursi tunggu ruang operasi "tuan mau minum" rasta asisten mario memberikan botol air mineral pada tuannya
"terima kasih" mario mengambil air mineral itu dan menenggaknya dengan cepat
"apa tuan mengenal wanita itu?" tanya rasta
mario menggelengkan kepalanya "tidak, aku tidak mengenalnya" balas mario dengan jujur
rasta bingung sendiri kenapa mario begitu khawatir dengan orang yang tidak di kenalnya
Mario Menunggu selama lebih kurang 5 jam dan akhirnya dokter pun keluar.
Mario bergegas menghampiri dokter “bagaimana keadaannya dok?” Tanya Mario begitu cemas dengan seseorang yang bahkan ia tak kenal sama sekali
“operasi berjalan dengan lancar tuan, tapi dia masih dalam masa kritis, jika dia bisa melewati malam ini berarti diabisa selamat” balas dokter menepuk bahu Mario tanda bersimpati akan keadaan wanita yang masih ada di ruang operasi
“apa saya boleh menemuinya?” Tanya Mario
“untuk saat ini belum bisa tuan, dia harus mendapat pengawasan selama 24 jam, anda bisa menemuinya setelah dipindah ke ruang rawat jika keadaannya berangsur membaik” balas dokter meninggalkan mario
setelah observasi di lakukan kondisi sheryl bisa di katakan membaik walaupun ia masih dalam kondisi tidur
Sheryl dibawa ke ruang perawatan dengan dipasangi berbagai macam alat bantu, Mario menemani Sheryl dan duduk disamping ranjang sheryl “cepatlah sadar” gumam Mario meraih tangan sheryl dan menggenggamnya erat
Mario memang baru mengenal Sheryl tapi entah mengapa hatinya seolah tak rela terjadi apa-apa dengan Sheryl, dirinya ingin agar sheryl bisa segera pulih dan bisa menyapa dirinya
***
hari demi hari mario dengan setia menemani sheryl yang masih betah tertidur padahal ini sudah satu minggu lamanya sheryl tertidur.
Cahaya mentari mulai menyeruak memasuki setiap sudut ruangan, mata sheryl mengerjap karena pantulan cahaya matahari yang menusuk matanya , ia mengedarkan pandangannya melihat sekeliling. Matanya tertuju pada tangannya yang di genggam erat oleh seseorang
merasa ada pergerakan di tangannya Mario membuka matanya “kau sudah sadar? Aku panggilkan dokter ya”ucap Mario menatap lembut Sheryl
Mario segera memanggil dokter untuk memeriksa keadaan sheryl yang sudah tak sadarkan diri selama satu minggu itu
Dokter mulai memeriksa sheryl, dan sheryl hanya terdiam mencoba memahami apa yang baru terjadi padanya “keadaan anda sudah membaik, setelah anda menjalani pemulihan beberapa hari anda bisa pulang” ucap dokter menjelaskan kondisi sheryl secara langsung
dokter tersenyum simpul pada sheryl “anda harus cepat sembuh nyonya, suami anda terjaga setiap malam untuk menjaga anda selama seminggu ini, dia pasti sangat mencintai anda sampai membuatnya sangat khawatir dengan keadaan anda” dokter pun pamit pergi meninggalkan sheryl yang diam termenung untuk mencerna setiap ucapan dokter
Sheryl menatap kepergian dokter dengan tatapan penuh Tanya “suami?” batin Sheryl menatap Mario lekat yang sedari tadi menunggunya tak jauh dari brankar
Mario merasa tak enak hati melihat tatapan Sheryl yang seolah menelanjanginya dan membuatnya gugup “maafkan aku nona, waktu itu saya tidak tahu nama anda dan dimana anda tinggal, ponsel anda rusak dan anda tidak membawa identitas apapun jadi saya hanya bisa menggunakan nama rose sebagai istri saya pada anda ” ucap Mario menjelaskan kenapa dokter mengatakan sheryl adalah istri mario
Sheryl menerawang setiap ucapan pria di hadapannya seolah mendapatkan sebuah ide gila dan tak masuk akal “maaf” batin sheryl
“nama anda siapa dan alamat anda dimana biar saya bisa mengabari keluarga anda” Tanya Mario menyadarkan lamunan sheryl
Sheryl mengerutkan keningnya “nama? Alamat?” sheryl memegang kepalanya dengan raht wajah menahan sakit “aku tak ingat” gumam sheryl bermuka bingung dan seolah kesakitan
Mario membelalakkan mata lebar dan lekas berteriak “dokter!” Mario berlari menghampiri dokter untuk memeriksa Sheryl kembali
Dokter melakukan pemeriksaan dan bertanya pada sheryl, setelah selesai memeriksa dokter menghampiri Mario
“ istri anda terkena kehilangan memori pasca trauma” ucap dokter menjelaskan kondisi sheryl
Mario melirik Sheryl sesaat “apa ini bersifat sementara atau permanen dok?" Tanya Mario
“untuk jangka waktunya tak bisa dipastikan jadi kita harus memantaunya terus” dokter kembali menepuk bahu Mario
Sheryl tersenyum memandangi Mario “suster bilang kamu suamiku? Apa iya?” Tanya Sheryl tersenyum manis seolah dia lupa apa yang di ucapkan mario barusan
Mario mengangguk “hmmm iya” balas Mario tersenyum canggung
pasca sadar dari tidur panjangnya, Sheryl di rawat di rumah sakit selama 1 minggu, Mario dengan setia menemani sheryl, bahkan membawa semua pekerjaannya ke rumah sakit agar tetap bisa menjaga Sheryl tanpa mengabaikan pekerjaannya yang begitu banyak
Sheryl sudah berganti pakaian biasa dan melepaskan selang infusnya “apa kita pulang hari ini?” Tanya Sheryl menatap Mario
“hmmmm”balas Mario membereskan barang-barangnya dan menyuruh asistennya membawa ke mobilnya
Mario membawa sheryl pulang ke rumahnya “selamat pulang rose ke rumah kita” ucap Mario membuka pintu rumahnya memperlihatkan setiap sudut rumah megah Mario pada sheryl
Sheryl mengedarkan pandangannya di setiap sudut ruangan “ lumayan” batin sheryl menilai rumah mario
“aku bawa ke kamar untuk istirahat ya” Mario menuntun sheryl ke lantai atas tempat kamarnya berada
Sheryl melihat setiap sudut kamar Mario menyunggingkan senyumnya “apa aku yang menata ruangan ini?” Tanya sheryl
“haah” Mario terkejut dengan pertanyaan sheryl “untuk kamar aku yang menatanya” balas Mario menundukkan kepalanya sekedar menyembunyikan wajahnya yang kesulitan berbohong
“ternyata kau tidak bisa bohong” batin Sheryl tersenyum melihat Mario yang tak pintar berbohong
Mario mendudukkan Sheryl di tepi ranjang “oh ya kau tak apa kan kalau sendiri di rumah? Aku harus kekantor, soalnya sudah 1 minggu tak kesana” izin Mario untuk kembali bekerja
Sheryl tersenyum simpul “tentu saja boleh, kau kan memang harus bekerja agar bisa memberiku makan nanti kalau kamu gak kerja kita bisa tidur di kolong jembatan” kekeh sheryl
Mario mengecup kening sheryl “aku kerja dulu ya” sheryl mengangguk dengan gugup akibat kecupan singkat Mario yang terkesan begitu tiba-tiba
Sesampainya di pintu Mario komat kamit tak jelas dan menepuk jidatnya “bisa-bisanya mencium keningnya?” batin Mario bergegas kembali ke halaman menuju mobilnya yang masih terparkir di sana
Setelah kepergian Mario, sheryl
berjalan mengitari setiap sudut rumah Mario, ia ingin lebih mengenal rumah Mario dengan baik
tempat yang nantinya akan di tinggali sheryl selama beberapa waktu “maafkan aku menipumu” batin sheryl melihat bingkai foto Mario yang berada di ruang keluarga
Pelayan di rumah Mario melihat
Sheryl dan memberanikan diri menghampiri Sheryl “apa nyonya membutuhkan sesuatu?” Tanya pelayan rumah Mario yang bernama mbok nah
“apa kamu mengenalku?” Tanya sheryl ingin mengetahui persiapan apa yang dilakukan Mario selama Sheryl tinggal di rumah Mario
“ah maaf nyonya kami semua yang
bekerja disini baru mulai bekerja dari 3 hari lalu jadi kami belum tahu, tapi kata tuan, anda nyonya rumah ini yang berarti istri tuan” balas mbok nah
“ohhhhh” sheryl ber oh ria sambil
tersenyum geli “niat juga dia ” batin Sheryl terkekeh
“saya mau jalan-jalan sekitar rumah saja, nanti akan saya panggil kalau butuh sesuatu” ucap sheryl kembali melanjutkan langkahnya mengenali setiap sudut rumah Mario
Sheryl menuju taman belakang yang terdapat berbagai macam tanaman bunga mawar dan bunga krisan disana “orang seperti apa kamu sebenarnya” gumam Sheryl melihat sekeliling rumah Mario yang membuat Sheryl merasa nyaman dan perlakuan Mario yang begitu baik padanya padahal mereka tidak saling mengenal sama sekali
sheryl menarik sudut bibirnya “setidaknya aku akan bersungguh-sungguh jadi istrimu selama disini” gumam sheryl berniat ingin memberikan kesan baik pada Mario selama ia berperan jadi istri Mario
*
Sore harinya Sheryl berjibaku
memasak di dapur, setelah selesai memasak ia memutuskan untuk mandi air hangat dan menunggu kepulangan Mario di ruang keluarga
“bip bip bip “ terdengar deru
mobil memasuki pelataran rumah
Sheryl dengan semangat menuju
pintu untuk menyambut kepulangan Mario “kau sudah pulang?” sapa sheryl saat
membuka pintu untuk Mario
Mario terkejut dengan sambutan sheryl, lalu ia tersenyum ramah pada sheryl “iya, saya sudah pulang” balas Mario mengecup kening sheryl
Sheryl meresapi sentuhan di
keningnya yang terasa begitu hangat dan nyaman “apa kamu sudah makan?” Tanya sheryl
Mario menggeleng “belum, tadi tak
sempat karena terlalu sibuk” balas Mario
Sheryl mengambil tas kerja Mario dan menggandengnya menuju meja makan “ya sudah kita makan dulu ya, tadi aku masak banyak untukmu” ucap sheryl
Mario menatap heran sheryl sambil
melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 9 malam “ kamu belum makan?” Tanya Mario
Sheryl mempersilahkan Mario duduk dan mengambilkan makanan untuk Mario “kamu saja belum makan bagaimana saya bisa
makan” balas sheryl sambil menyodorkan piring berisi makanan hasil masakannya pada
Mario dan setelah itu mengambil untuk dirinya sendiri
“tapi kamu baru sembuh, harusnya
banyak istirahat, ini malah sibuk masak dan belum makan padahal ini sudah malam sekali” balas Mario yang merasa tidak benar jika sherly bekerja saat belum sembuh betul
sheryl menyunggingkan senyumnya mendengar Mario yang terlihat begitu peduli dengannya “saya hanya bosan di rumah, jadi saya memasak untuk suamiku”
balas Sheryl
Mario menyendokkan makanan ke
mulutnya “ini beneran kamu yang memasaknya” tanya Mario dengan tatapan sulit di artikan
Sheryl memandang Mario dengan
tatapan bingung “apa masakanku tak enak?” Tanya sheryl buru-buru menyendokan makanan ke mulutnya
Mario tersenyum melihat kepanikan Sheryl yang takut masakannya tidak enak “enak kok” balas Mario
Mario makan dengan lahap karena masakan Sheryl begitu pas di lidah Mario
Sheryl mengusap dadanya “aku pikir masakanku tak enak, apa dulu dengan yang sekarang berbeda? tadi kau terlihat heran mencicipi masakanku” Tanya Sheryl
Mario bingung harus menjawab apa, di satu sisi tak ingin berbohong di sisi lain tak bisa jujur pada Sheryl yang nanti akan membuat Sheryl tahu kalau mereka bukanlah pasangan suami istri “dulu aku tak mengizinkanmu memasak karena takut kamu kecapean, jadi hari ini pertama kali aku menyicipi masakanmu” balas Mario yang terpaksa kembali berbohong
“benarkah?” Tanya sheryl yang di
jawab anggukan oleh Mario
Sheryl tersenyum simpul “ternyata
kau manis sekali saat sedang bingung” batin sheryl melihat wajah Mario yang sedang kebingungan itu begitu lucu
“oh ya ponselmu sudah aku
perbaiki, apa kau mau memakainya lagi atau mau beli yang baru saja?” Tanya Mario
Kata baru membuat Sheryl
semangat, karena memang Sheryl yang suka berbelanja “apa boleh saya beli baru?" Tanya Sheryl semangat
Mario tersenyum “ tentu saja”
balas Mario
“baiklah kamu belikan saya yang
baru saja, yang lama biar di simpan saja atau di buang juga boleh” balas sheryl dengan asal
“ok” balas Mario melanjutkan
makannya
Seusai makan sheryl berniat
membereskan sisa makanannya “kau mau apa?” Tanya Mario heran saat Sheryl bersiap mengambil piring kotor sisa makan dirinya dan sheryl
“mau nyuci piring” balas Sheryl
menunjukan piring kotor yang ada di tangannya
Mario meraih tangan sheryl “sudah
itu kerjaan mbok, kamu istirahat saja kan baru sembuh” Mario menggandeng tangan sheryl masuk ke kamar mereka
saat sudah sampai depan kamar mereka, sheryl menoleh ke arah mario "mau mandi atau hanya mau ganti pakaian saja? " tanya sheryl
"kayanya mau mandi deh, gerah soalnya" balas Mario
"ya sudah aku siapin air mandi dulu ya" sheryl bergegas masuk kamar mandi untuk menyiapkan air hangat
"eh tidak us... " belum sempat Mario melarang, sheryl sudah masuk dalam kamar mandi
Mario hanya menggelengkan kepalanya melihat sheryl yang sudah menghilang di balik pintu qq" apa kamu akan tetap begini jika tahu aku bukan suamimu" gumam Mario
Mario memutuskan menunggu di sofa kamarnya sampai sheryl selesai menyiapkan air mandi untuknya
"itu sudah aku siapkan air hangat nya, langsung mandi saja. jangan terlalu lama mandinya ini sudah malam tidak baik jika terlalu lama dalam air" ucap sheryl saat keluar dari kamar mandi
Mario beranjak dari duduknya dan tersenyum "iya" Mario memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri
sheryl berjalan ke arah walk in closed untuk mengambilkan pakaian ganti untuk Mario
"ini sepertinya cocok" gumam sheryl meletakan baju tidur Mario di atas ranjang tidurnya
"eh" Tiba-tiba sheryl teringat sesuatu
"sekarang kan aku jadi istrinya" gumam sheryl berjalan bolak balik seperti mesin setrika
"kalau dia bilang ingin menyentuhku bagaimana, kan aku istrinya sekarang, bagaimana ini" batin Sheryl berkecamuk, gugup akan posisinya saat ini
"dua orang dalam satu ruangan, bisa ngapain aja" sheryl menggigit kuku jarinya karena gugup
"apa aku bilang masih kurang sehat jadi tidak bisa melayaninya ya" gumam sheryl mengacak-acak rambutnya
padahal belum tentu Mario akan menyentuhnya tapi sheryl sudah gugup sendiri jika akan meminta hak sebagai suami
sheryl mungkin lupa kalau Mario tentu tahu kalau sheryl bukanlah istrinya, mereka tidak saling mengenal sebelumnya jadi mana mungkin Mario akan mengajak sheryl untuk bercinta
"ah mending pura-pura tidur saja" sheryl naik ke atas ranjang dan menutup tubuhnya dengan selimut tak lupa ia memejamkan matanya erat agak Mario tahunya sheryl sudah tertidur
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!