Dia sudah lelah menjadi orang miskin. Apalagi dengan menghidupi istri dan kelima anak-anaknya yang masih kecil. Keluarga istrinya yang notabene dari keluarga kaya selalu merendahkan nya. Sampai akhirnya, dia memutuskan untuk mencari pesugihan dan kekayaan yang melimpah sesuai yang diinginkan nya terwujud.
Apakah dengan jalan pintas melakukan perjanjian dengan makhluk gaib itu mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian?
Ikuti cerita selengkapnya di novel horor berjudul
PESUGIHAN
☠️☠️☠️☠️☠️
"Apakah kamu sanggup dengan syarat perjanjian itu? Setiap malam di bulan purnama, aku akan mendatangi kamu dan kamu harus menunaikan kewajiban kamu sebagai suamiku. Tapi sebelum ini kamu telah terikat dengan ku secara gaib menjadi suamiku. Bagaimana? Apakah kamu sanggup, menjadikan aku istri gaib kamu. Dan aku akan memenuhi semua apa yang kamu minta termasuk kekayaan serta kemewahan dunia yang kamu harapkan," kata suara makhluk gaib dengan jenis kelamin wanita.
Dia adalah siluman ular dengan mahkota bermata batu permata hijau di atas kepala nya.
"Saya sanggup, nyai!? Saya sudah capek menjadi orang susah dan miskin. Sedangkan anak-anak saya masih kecil dan banyak. Saya sangat benci dengan penghinaan dari keluarga istriku yang selalu menghina ku. Aku ingin kaya, nyai!? Aku rela terikat kontrak nikah dengan mu, nyai," ucap Akram panjang lebar.
"Setiap satu tahun sekali saat malam bulan purnama kamu harus mempersembahkan tumbal untuk ku. Seorang pemuda yang masih perjaka kepadaku. Kamu juga harus menyiapkan satu kamar khusus untuk pertemuan ritual kita. Kamar itu tidak boleh seorang pun masuk ke dalam kamar itu termasuk istri maupun anak-anak kamu. Di kamar itulah kamu melakukan ritual penyerahan mu padaku dan juga persembahan dari tumbal yang akan kamu serahkan kepada ku. Mengerti?!" ucap nyai jelmaan siluman ular.
Saat ini nyai siluman. ular itu sedang berwujud wanita cantik dengan buah d@d@ besar.
"Saya mengerti, nyai!?" kata Akram yang memposisikan dirinya tunduk dan sujud di depan nyai siluman ular hijau.
"Panggil aku nyai Abhiruka!? Mendekat lah kamu Akram!?" perintah makhluk gaib wanita jelmaan siluman ular itu. Akram mendekati nyai Abhiruka seraya kepala nya tetap menunduk.
Kini nyai Abhiruka mulai menjulurkan lidahnya hingga panjang menembus mulut Akram. Akram pasrah dengan semua yang dilakukan oleh nyai Abhiruka jelmaan siluman ular itu.
"Mulai sekarang, kamu terikat kontrak secara gaib dengan ku. Kamu adalah budak ku sekaligus suamiku yang setiap satu bulan sekali di bulan purnama, aku akan datang mencari mu," ucap nyai Abhiruka.
"Ingat, Akram!? Kamu harus menyiapkan kamar khusus untuk ku. Supaya kita bisa melakukan ritual suami istri," kata nyai Abhiruka.
"Siap, nyai!?" sahut Akram.
☠️☠️☠️☠️☠️
"Mas Akram!? Orang-orang dari suruhan bu Subangun telah datang ke rumah untuk menagih hutang-hutang kita, mas!? Besok kalau kita tidak bisa membayarnya beberapa barang berharga yang ada di rumah ini akan mereka ambil dengan paksa. Jika mereka mengambil televisi di rumah kita, bagaimana anak-anak kita mendapatkan hiburan? Sedangkan bagi mereka televisi adalah hiburan satu-satunya untuk mereka," ucap istri dari Akram panjang lebar.
"Sabar, Azzura!? Katakan pada orang-orang suruhan bu Subangun itu, jangan lagi mengambil barang berharga milik kita yang ada di rumah ini. Karena satu minggu lagi, kita akan membayar semua hutang-hutang kita sekaligus dengan bunganya. Kita tidak akan lagi berhutang dan bergantung dengan nya lagi. Karena mas akan segera mendapatkan pekerjaan. Kita akan kaya, Azzura!?" kata Akram sambil memeluk istrinya.
"Benarkah, mas?! Kamu mendapatkan pekerjaan yang bagus, mas?! Syukur lah mas, aku ikut senang!" sahut Azzura.
"Yang terpenting, aku tidak akan pernah lagi di hina oleh keluarga kamu lagi Azzura. Selama ini aku telah sakit hati di hina terus menerus oleh keluarga kamu," kata Akram.
"Maafkan mereka, mas!?" sahut Azzura.
"Aku akan tunjukkan pada keluarga kamu, khususnya orang tua kamu. Bahwasanya aku bisa memberikan kebahagian dan kemewahan pada kamu dengan banyak harta dan kekayaan," ucap Akram.
"Mas Akram, selagi kita hidup rukun dan damai. Aku tidak menginginkan kekayaan yang berlimpah-limpah, mas!? Kita bersyukur bisa hidup sederhana," sahut Azzura seraya memeluk suaminya.
"Ini uang untuk membayar hutang-hutang kita ke rentenir itu. Sisa nya buat kamu berbelanja dan membeli susu anak-anak kita. Kalau masih kurang, nanti akan aku kasih lagi," ucap Akram sambil memberikan uang lembaran-lembaran berwarna merah, ratusan ribu rupiah. Bahkan Azzura melebar matanya melihat begitu banyak uang yang diterimanya dari suaminya itu.
"Alhamdulillah, terimakasih mas Akram! Syukur lah, kamu mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus. Aku ikut senang, mas!?" ucap Azzura.
"Iya, setelah ini aku ada rencana besar untuk membeli rumah, mobil dan membuka toko yang menjual kebutuhan sehari-hari. Aku ingin menunjukkan pada bapak ibu kamu, bahwasanya aku juga bisa memberikan kebahagiaan untuk kamu berupa materi," ujar Akram penuh percaya diri.
"Mas Akram, maafkan kedua orang tua ku yah, mas!? Mereka selalu membandingkan mas Akram dengan menantu bapak ibu yang lain. Sebenarnya maksud mereka baik supaya mas Akram lebih maju. Dan sekarang, mas Akram sudah menunjukkan semua kalau mas Akram juga bisa sukses dan berhasil," ucap Azzura.
"Oke, baiklah! Walaupun dia adalah orang tua kamu yang sudah pernah menyakiti aku, tapi aku tetap menghormati beliau," kata Akram.
"Iya, mas!? Mas Akram mau aku buatkan kopi?" tanya Azzura.
"Tidak usah! Lebih baik kamu ke tempat bu Subangun untuk membayar hutang-hutang kita. Bagaimana kalau aku mengantarkan mu?" kata Akram.
"Sekarang yah, mas!? Baiklah, anak-anak biar di jaga oleh bude sebentar," sahut Azzura bersemangat.
☠️☠️☠️☠️☠️
Dua minggu kemudian.
"Wow, bagus sekali rumah nya mas!? Selain luas, megah, kokoh, bangunan nya sangat elegan. Selera mas Akram benar-benar keren. Isi perabotan di rumah ini pun pasti mahal yah, mas!? Ternyata kamu benar-benar mewujudkan semua keinginan dan harapan kamu untuk membeli rumah untuk kita sekeluarga," ucap Azzura dengan mata berbinar. Akram tersenyum lebar dengan dada yang membusung ke depan.
"Semua untuk kamu dan anak-anak kita! Kamu senang, sayang?! Ayo, ikut aku!?" kata Akram sambil mengajak Azzura ke samping rumah itu. Mata Azzura semakin melebar tatkala dirinya melihat satu unit mobil mewah nangkring di dalam garasi rumah itu. Mobil itu berwarna putih.
"Mas Akram?! Ini mobil siapa, mas?!" tanya Azzura. Akram tersenyum lebar lalu meraih tubuh istrinya dan memeluk nya.
"Tentu saja mobil kita dong sayang!? Kamu senang bukan?" ucap Akram.
"Senang banget mas!? Ini benar-benar nyata kan, mas?? Kamu membeli rumah, mobil dalam waktu singkat. Kamu tidak sedang mempermainkan aku kan, mas?!" kata Azzura.
"Tidak dong sayang!? Bahkan aku sudah membeli satu ruko di dekat pasar. Nanti aku akan mencari orang untuk menjaga toko kita itu," sahut Akram.
"Hah, benarkah mas?! Mas Akram sudah memiliki rumah toko di dekat pasar?" ucap Azzura.
"Benar, sayang!? Kamu senang?" sahut Akram.
"Senang banget, mas!? Kalau begitu, aku besok akan mengundang ibu-ibu pengajian untuk datang ke rumah. Aku akan membagikan sedikit sedekah buat mereka. Selain itu kita akan mengadakan acara doa bersama untuk rumah baru kita ini, mas!?" ucap Azzura. Akram menyipitkan bola matanya.
"Eh?? Jangan! Eh em, maksudnya kamu boleh memberikan sedekah pada ibu-ibu pengajian itu. Tapi jangan dulu mengundang mereka ke sini untuk melakukan doa bersama," sahut Akram.
"Tapi kenapa, mas?!" ucap Azzura.
"Pokoknya, mas tidak setuju. Oke?!" kata Akram. Azzura menyipitkan bola matanya melihat ke arah suaminya.
☠️☠️☠️☠️☠️
"Azzura, khusus kamar ini, kamu dan anak-anak tidak boleh masuk yah!? Kamar ini sengaja khusus untuk aku bekerja dan tidak seorang pun boleh masuk dan mengganggu. Kamu mengerti kan, Azzura?" ucap Akram saat berjalan beriringan dengan azzura, istrinya.
"Kamar khusus untuk kamu bekerja yah, mas?! Baiklah, aku mengerti!?" sahut Azzura.
"Benar! Aku butuh sendiri supaya konsentrasi dengan kerjaan ku," kata Akram.
☠️☠️☠️☠️☠️
Di ruko milik Akram.
"Ini ruko milik kita, sayang!? Kamu senang bukan kalau sekarang aku sudah mulai sukses?" ucap Akram sambil menunjukkan ruko milik nya yang kini sudah penuh dengan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang akan dijual.
"Senang banget, mas!? Bapak ibu kalau mengetahui mas Akram sudah memiliki pekerjaan yang bagus, mereka pasti akan senang mas!?" kata Azzura.
"Bagaimana kalau kita ke tempat bapak ibu kamu? Kita bawakan banyak makanan untuk mereka. Sekalian kita ajak anak-anak berkunjung ke nenek kakek nya," sahut Akram.
"Benarkah, mas? Kita akan ke tempat bapak ibu? Kalau begitu, ayo kita menjemput anak-anak kita dan mengajaknya ke rumah nenek kakeknya," ucap Azzura bersemangat.
"Bapak lihat, kamu sudah sukses, Akram. Bapak dan ibu sangat senang melihat kehidupan rumah tangga kalian yang mulai sejahtera," ucap pak Kojim, bapaknya Azzura. Akram terlihat tersenyum lebar. Dia sangat puas sekali bisa menunjukkan bahwasanya dirinya saat ini bisa sukses dan kaya raya.
"Alhamdulillah, pak! Ini semua berkat doa dari bapak ibu juga sehingga saya bisa berhasil dan sukses seperti sekarang ini," kata Akram.
Dalam hati Akram tertawa penuh kepuasan bisa menunjukkan bahwa dirinya bisa berhasil dan sukses. Apalagi dengan kekayaannya sekarang ini, dia akan menjadi orang yang dihargai dan dihormati. Orang-orang akan mendekati dirinya bahkan akan tunduk pada ucapannya.
"Ah kamu terlalu merendah sekarang, Akram. Jadi sekarang ini apa usaha yang sedang kamu geluti sekarang ini? Sehingga kamu bisa meraih pundi-pundi kekayaan yang melimpah dalam kurun waktu sangat dekat," ucap pak Kojim. Akram sedikit berpikir dia harus menjawab apa. Sedangkan toko sembako nya baru juga ia buka di dekat pasar.
"Sebenarnya ini masih saya rahasiakan pak. Tapi karena bapak bukan orang lain, maka saya akan jujur dengan bapak. Sebenarnya saya menanam saham di perusahaan penambangan batubara. Dari sanalah saya sukses mengeruk keuntungan yang berlipat-lipat. Bahkan modal awal pun sudah kembali. Selain itu sekarang ini saya mulai membuka toko-toko sembako dan kebutuhan sehari-hari di setiap titik-titik pasar di kota ini," cerita Akram. Pak Kojim yang mendengar cerita dari Akram hanya manggut-manggut sambil mengelus dagu nya sendiri.
"Hem, begitu rupanya!?" sahut pak Kojim.
"Mungkin kalau bapak butuh modal usaha, saya akan mengusahakan nya," kata Akram.
"Eh, tidak tidak Akram!? Bapak cukup senang dan lega saja. Kamu bisa membahagiakan anak dan cucu-cucuku. Bapak dan ibu sudah lebih dari cukup dengan gaji pensiunan kami. Kami sebagai orang tua sudah ikut senang melihat kalian berhasil," ucap pak Kojim.
"Saya ingin merenovasi rumah bapak ibu ini. Jika bapak mengijinkan. Rumah ini adalah bangunan lama yang seharusnya diperbarui," ucap Akram sambil melihat ruangan rumah milik mertuanya itu yang terlihat kuno.
"Tidak perlu Akram. Selagi rumah ini masih kokoh dan kuat berdiri, kami sudah sangat bersyukur, Akram!?" kata pak Kojim.
"Tidak apa-apa pak!? Kami akan malu jika orang-orang akan berkata pada kita kurang memperhatikan bapak ibu. Apalagi keadaan rumah bapak ibu seperti ini. Apa kata orang jika rumah saya seperti istana sementara rumah bapak ibu seperti ini," ucap Akram.
"Tidak usah, nak Akram!? Biarkan saja mereka berbicara yang tidak-tidak," sahut pak Kojim.
"Jangan khawatir pak!? Sekarang ini uang saya sudah banyak. Usaha saya sudah mulai berjalan dengan lancar," kata Akram. Pak Kojim hanya bisa tersenyum saja saat dipaksa seperti itu. Apalagi Akram memberikan dan menyodorkan banyak uang beberapa gepok warna merah di depan pak Kojim.
"Ini untuk kebutuhan bapak ibu sehari-hari. Semoga cukup yah, pak!?" kata Akram.
"Ini lebih dari cukup, nak Akram. Bapak jadi merasa malu pernah merendahkan kamu," ucap Pak Kojim.
"Yang lalu biarlah berlalu, pak!?" kata Akram.
☠️☠️☠️☠️☠️
"Ayah, ibu ada ular di dalam mobil ayah!?" teriak salah satu anak pertama Akram dan Azzura.
Semua yang mendengar teriakan salah satu anak Akram itu segera terperanjat dan berlari ke arah suara anak Akram yang berteriak ketakutan.
"Ada apa ini? Apakah nyai datang dan mengganggu anak-anakku?" batin Akram yang segera berlari ke arah suara teriak kan anak-anak nya.
"Mana ada ular nak!?" kata Akram sambil membuka pintu mobilnya.
"Tadi ada ayah?! Ular itu berkepala manusia. Dia sangat jelek, ayah!?" ucap salah satu anak Akram menjelaskan. Akram mengerutkan dahinya.
Pak Kojim dan juga bersama dengan istrinya ikut memeriksa. Apakah benar ada ular yang dimaksud oleh cucu nya.
"Kamu mungkin saja sedang mengigau, nak!? Bukannya kamu tadi sedang tidur siang?" ucap pak Kojim sambil menggendong cucu nya yang paling kecil yang berusia sekitar empat tahun.
Akram dan juga Azzura berusaha menenangkan anak-anak nya.
"Ya sudah, yuk! Kita pamit dengan kakek dan nenek. Kita pulang dulu. Lain kali kita kembali main ke rumah nenek kakek lagi," ajak Akram yang disetujui oleh Azzura, istrinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!