"apa tujuan mu datang dan bertamu ke rumah kami yang sederhana ini?". Tanya ustad dzaki pada pemuda parlente yang berdiri tegak di hadapan nya itu.
"Saya datang kesini, untuk meminta izin ustad untuk menikahi dokter Fajrina, putri anda". elang memberitahu ustad Zaki alasannya datang ke kediaman nya. pria Tampan itu menatap yakin sang ustad, tanpa ragu dan takut ia menyampaikan keinginan nya untuk menikahi dokter muda putri sang ustad.
"Kau mau menikahi putri ku?". Ustad Zaki tersenyum menatap elang.
"Iya ustad, izinkan aku menikahinya". Di balik pintu Fajrina Masih terpaku tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. pria kurang ajar itu melamar dirinya untuk di jadikan istri.
Ustad dzaki menatap netra pemuda itu, beliau tau pemuda itu yakin akan semua yang ia katakan barusan. Lagipula beliau sangat mengenal kedua orang tua pemuda itu, orang tua nya sangat aktif dan selalu menghadiri setiap kali beliau mengadakan kajian di pondok pesantren yang letak nya tak jauh dari kediaman beliau.
"Apa kau yakin, elang?". Ustad dzaki kembali bertanya.
"Saya yakin ustad". Elang menjawab mantap. ia sangat yakin dengan apa yang barusan ia sampai kan. namun elang tak yakin sang ustad mau merela kan putrinya menikah dengan pemuda brandal yang terkenal nakal itu.
"Baiklah, elang.. bawa semua anggota keluargamu ke sini besok, sehabis isya, aku akan menikahkan kau dengan putriku besok". Fajrina merosot ke bawah, ia tak menyangka sang ayah malah menyetujui lamaran itu. fajrina sangat kecewa dengan keputusan sang ayah tanpa harus bertanya terlebih dahulu padanya.
"kenapa Abi, kenapa abi terima lamaran nya". Fajrina berurai air mata, meminta penjelasan pada sang ayah.
"Abi mengenal betul siapa dia, siapa orang tuanya , abi sangat tau ". Ucap ustad dZaki sambil mengelus kepala putrinya.
"jika Abi tau, mengapa Abi setuju". fatma menatap suaminya, ia tak habis fikir suaminya akan merela kan putrinya menikah dengan pria yang terkenal brengsek dan playboy itu.
"umi tenang lah, dia tak kan datang". dzaki tau bahwa elang tak kan datang, makanya ia dengan gampang nya meminta elang datang kembali besok dengan membawa semua anggota keluarga nya.
"tapi jika ia bener-bener datang bagaimana Abi". Fajrina tersedu
"Jika dia datang, berarti kalian memang berjodoh". ujar fatma sambil mengusap air mata putrinya.
"Ah, umi.. aku masih belum mau menikah ". Tangisan Fajrina semakin nyaring terdengar.
"Dengar umi ya sayang, waktu umi menikah pun umi di jodohkan, umi dan abimu bahkan sama sekali tak saling kenal, kami bertemu setelah akad nikah selesai, nah sampai sekarang hidup kami bahagia, bahkan di karuniai putri cantik dan pintar sepertimu". perkataan fatma yang barusan tak membuat hati fajrina lega.
Fajrina mengusap air matanya, memandang umi dan abinya. Ia tak terima, kemudian berdiri dan berlari memasuki kamar dan kembali menangis.
elang menatap ayah dan bunda nya, kemudian menghembuskan nafas nya.
"Aku sudah melamar seorang gadis untuk ku, dan aku mau ayah, bunda dan keluarga besar manggala datang untuk menghadiri pernikahan ku besok sehabis isya". keadaan di ruang makan tiba-tiba hening, mereka saling pandang sebelum dapat mengcerna apa yang telah di ucapkan oleh elang.
"apa maksud mu? apa kau akan menikah?". tanya seorang gadis berambut pendek ber mata coklat yang duduk tepat di sebelah elang.
"Iya kak dini, aku akan menikah besok ". elang tersenyum dan menatap ke arah dini, sang kakak.
"apa kau bercanda". dini tertawa, namun ia segera diam ketika pria di sebelah menyentuh jemarinya.
"sayang". ujar pria itu.
"Kenapa? apa aku tak boleh tertawa. tak usah ikut campur, ini urusan keluarga ku". dini menatap pria di sisinya dengan sinis.
"Dini, apa kau tak bisa menghormati suami mu sedikit saja". pria di ujung meja memberikan tatapan mengintimidasi ke arah Dini.
"ayah mu benar sayang, hormati Joyo, bagaimana pun dia suami mu". ujar seorang wanita cantik yang baru saja memasuki ruang makan. wanita itu berjalan menuju ujung meja makan kemudian mencium pipi pria yang baru saja memerahi dini.
"Kenapa kau baru pulang". ujar pria itu.
"pesawat ku terlambat Tuan Agung tersayang, apa kau menunggu ku". wanita itu tersenyum menatap pria itu.
"bisa kah kalian bersikap lebih elegan, apa kalian mau bermesraan di sini di meja makan, ayah". elang menatap pria itu, pria yang berada di ujung meja makan itu.
"bukan kah kau mau menikah elang, tak perlu iri begitu". Agung menatap sengit mata putra kesayangan nya itu.
"ah, benarkah?". wanita yang baru saja datang itu langsung berjalan mendekati elang dan memeluk nya.
"lepas kan aku bunda". Elang mencoba melepaskan dirinya dari pelukan sang ibu.
"Wanita seperti apa yang ingin kau nikahi Elang, dari keluarga mana, siapa orang tuanya?". tanpa basa basi Agung mempertanyakan latar belakang dan siapa wanita beruntung yang mampu menaklukkan hati putra kesayangan nya itu.
"Aku tak yakin akan pernikahan ini, dan ngomong-ngomong Elang, apa wanita itu salah satu gadis yang sering menemani mu bersenang-senang tiap malam? jalang yang mana lalu apa aku kenal?". ujar dini sambil menyender kan punggung nya di kursi. mendengar kata-kata Dini barusan membuat elang kesal kemudian menatap kakak nya dengan tajam.
"kau sendiri, pria seperti apa yang kau nikahi ?". Dini meloto ke arah elang kemudian memukul meja.
"Jaga bicara mu". Elang tertawa sini melihat amarah sang kakak. Dini berjalan mendekati elang.
"apa kau pikir ucapan mu yang barusan itu lucu , HAH". Di teriaki begitu oleh kakaknya, elang merasa tak senang. Elang berdiri kemudian mengarah kan jemarinya pada pria yang di sebut suami oleh dini.
"Lalu siapa dia, bagaimana latar belakang keluarganya, kau sendiri apa tak sanggup mencari pria lain yang lebih mampu, bukan sampah seperti dia". elang mencemooh pilihan kakak nya.
"Apa kalian tidak menghormati ku dan ibu kalian di sini". Agung meneriaki ke dua anak nya. Dini menatap mata adik nya, namun elang merasa tak gentar sama sekali, ia malah tersenyum dan tertawa.
"maaf ayah". ujar elang, ia kembali duduk dan tak memperdulikan kakak nya. agung meminta dini untuk duduk, karna mereka harus mendengar kan ucapan elang soal pernikahan yang ia katakan tadi.
"siapa dia sayang". elang langsung menatap mata sang bunda sembari memberikan senyuman lembut pada ibu nya itu. elang tau ibunda nya tak kan menolak gadis yang ia ajukan kali ini.
"Fajrina, putri ustad Zaki, guru mengaji ayah dan bunda". Cindy terkejut, dan secara tak sengaja menjatuhkan garpu yang sejak tadi ada di tangan nya.
"Kau serius , elang?". Tanya sang ayah.
"Aku serius". Jawabnya.
Cindy bisa mengingat betapa santunya gadis itu, ia lulusan universitas ternama di Jakarta. Ia merupakan dokter muda yang sangat cemerlang. Cindy pernah beberapa kali bertemu gadis itu ketika ia mengikuti kajian-kajian dari ustad Zaki.
"Bunda setuju". Cindy langsung berdiri.
"Baik, kalau begitu". Agung kembali menyantap makan malam nya kemudian tersenyum. gadis yang di maksud elang adalah dokter muda yang sangat cemerlang dan berbakat. Agung sangat menyukai gadis itu jauh sebelum elang bilang bahwa ia akan menikahi nya.
"apa ayah bahagia?". elang bertanya kepada sang ayah.
"tidak juga". jawab Agung
"Kenapa?". dari elang berkerut, ia bingung atas jawaban ayah nya.
"Kenapa, bukan kah ayah yang meminta ku menikah dalam waktu dekat , karna jika aku tidak menikah ayah akan menarik semua aset-aset serta perusahaan ku". elang mendengus kesal. tanpa mereka sadari, pria yang duduk di samping dini tertunduk kesal, ia bahkan hampir saja memecah kan gelas yang tengah ia genggam.
"ada apa dengan mu". Dini memukul bahu suaminya saat tiba-tiba saja gelas itu jatuh ke bawah dan airnya mengenai kakinya.
"maaf..maaf.. aku tidak sengaja ". pria itu berdiri dan hendak pergi untuk mencari sesuatu untuk membasuh kaki istrinya.
"Sudah Joyo, kau duduk lah, itu hanya air tak perlu panik begitu". Agung meminta agar menantu laki-laki nya kembali duduk.
"kau sangat tidak berguna". dini berdesis marah pada joyo.
"elang, ku ingatkan padamu untuk jangan bermain-main dengan gadis yang satu ini, gadis itu sangat terhormat, jika kau melakukan itu aku sendiri yang akan membunuh mu". elang yang sejak tadi menatap joyo langsung mengalihkan pandangan nya ke arah sang ayah.
"Baiklah". Jawab elang cepat.
"Apa kau yakin gadis itu akan menerima mu elang, ayolah.. siapa yang tak mengenal dirimu". dini tertawa.
Elang tersenyum dan menatap sang kakak.
"Aku yakin, aku akan menikahi nya dan dalam setahun aku akan melahirkan penerus untuk keluarga ini, dan kau kak, hati-hatilah". Elang berdiri , mendekati sang ibu mencium pipinya dan melangkah pergi.
Ia memasuki kamarnya, merebahkan tubuhnya. Ia mengingat kembali bagaimana ia bisa mengenal Fajrina.
Siang itu udara sangat panas, elang bersusah payah memapah tubuh teman perempuan nya. Wanita itu overdosis obat-obatan terlarang. Ketika elang memasuki unit gawat darurat kebetulan sekali , Fajrina dokter jaga di sana.
"Dia kenapa?". Tanya Fajrina sambil memeriksa gadis itu.
"Dia overdosis". Jawab elang enteng. Fajrina menatap elang, lalu meminta staf administrasi rumah sakit menghubungi pihak kepolisian.
"Apa yang kau lakukan". Elang membentak Fajrina, jika sampai ayah nya tau bisa tamat riwayat nya.
"Teman wanita anda overdosis, saya rasa nyawanya tak kan tertolong , denyut nadinya sangat lemah, tangannya mulai membiru, saya tak mau mengambil resiko". Ujar Fajrina dengan wajah datar. Tak lama kemudian tanda-tanda kehidupan menghilang dari gadis itu. fajrina meninggalkan elang, mencoba memberikan pertolongan pertama bagi gadis itu. namun usaha nya gagal.
gadis itu meninggal dunia, kini Elang hanya bisa menatap wajah teman perempuan yang tadi pagi masih bermesraan dengan nya. sangat di sayang kan, padahal gadis itu benar-benar cantik dan sexy.
"Anda lihat, kandungan obat-obatan terlarang yang ia pakai sangat tinggi, dan jelas sekali Anda sangat terlambat membawanya kesini". Ujar Fajrina sambil menandatangani bebrapa berkas.
Elang menatap gadis cantik berhijab itu, ia bisa dengan jelas membaca nama yang tertera di jas kebesaran wanita itu
"Dokter Fajrina". Fajrina mengangkat kepalanya menatap elang.
"Kita akan bertemu lagi"
Elang Manggala prawira merupakan putra dari pengusaha properti paling kaya di Asia. Mereka memiliki puluhan hotel bintang 5 yang tersebar di seluruh asia. Bahkan mereka memiliki beberapa rumah sakit internasional di beberapa tempat. Orang tuanya bernama agung Manggala putra & Tiara Cindy Putri. Ayahnya kelahiran Jogja asli sedangkan ibu nya memiliki darah Portugal.
Elang sangat tampan, ia memiliki wajah ibunya , sepak terjang nya dalam dunia bisnis tak di ragukan lagi, ia salah satu pria muda berpengaruh dalam dunia properti. elang juga terkenal playboy dan suka main perempuan. banyak wanita berlomba untuk sekadar tidur dengan nya. Sedangkan sang kakak yang bernama dini merupakan gadis biasa dan terkenal senang menghambur hamburkan uang.
-FLASHBACK-
3 bulan yang lalu.
"Bukan gadis-gadis seperti itu yang ayah ingin kan". Ujar agung sambil membaca koran paginya
"Lalu ayah ingin aku memperistri wanita seperti apa". Elang sudah pusing dengan sikap orang tuanya. mereka memaksa nya menikah, namun mereka menolak semua gadis yang elang bawa kerumah.
" wanita baik, berpendidikan dengan masa depan yang cemerlang". ujar cindy
"Aku tidak punya teman wanita yang seperti itu, mereka hanya suka ber pesta, belanja dan menghabiskan uang ". elang menghembuskan nafasnya dengan berat
"Bunda tidak bilang kau harus menikahi teman mu". Cindy menjawab
"Lalu aku bisa mendapatkan gadis seperti itu di mana, bunda tau sendiri ruang lingkup pekerjaan dan pergaulan ku". Elang menutup matanya sambil menyandarkan tubuhnya ke sofa santai.
Cindy tersenyum , namun tidak dengan agung
"Dengar kan aku elang, waktumu 3 bulan menikah dengan gadis yang sesuai kriteria kami, atau semua perusahaan atas namamu akan ku alihkan ke Kakak iparmu". Elang melotot mendengar ucapan ayah nya.
"Ayah, apa yang ayah lakukan, perusahaan itu berkembang atas usahaku, kerja keras ku". Elang memandang tajam sang ayah.
"Jangan lupa, perusahaan yang kau pimpin tetap milik ayah". dengan santainya agung menjawab pernyataan putranya.
"tapi tidak bisa begitu ayah, ayah mempertaruhkan hasil kerja keras ku dalam masalah pernikahan ini". elang tak terima.
"seharusnya kau memikirkan hal ini sedari dulu, berapa usia mu sekarang?. tapi kau hanya bermain-main dengan para gadis-gadis mu itu, menghamburkan uang, berpesta". Agung tak mau kalah.
"Aku sudah sangat lelah bekerja ayah, sudah sewajarnya aku bersenang-senang setelah menyelesaikan semua urusan perusahaan ku, apa aku salah?". elang bangun dan berjalan mendekati sang ibu lalu memeluk nya.
"tidak salah, hanya saja usia mu sudah sangat matang untuk menikah, kau tau rumor tentang mu sudah merebak kemana-mana". ujar cindy sambil menepuk pundak putranya. Namun tanpa mereka ketahui, dini dan Joyo tengah menguping pembicaraan mereka.
"Kau dengar tadi sayang, ayahmu bilang jika dalam waktu 3 bulan adik mu tak menikah, maka semua perusahaan akan jatuh ke tangan ku". Joyo memeluk istrinya bahagia
"Kau benar sayang, elang tak kan menemukan wanita seperti itu, kau tau kan teman-teman wanita elang seperti apa". Dini setuju dengan suaminya
"Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang". Ujar Joyo.
"Menikmati hari-hari kita sayang sambil menunggu kejatuhan elang". Dini tersenyum.
Siang itu elang sedang mengadakan pesta di salah satu club miliknya. Ia sudah hampir mabuk ketika salah seorang teman nya menghampirinya.
"Apa kau sudah menemukan gadis yang tepat". Ujar capung padanya
"Belum..". Elang menghembuskan nafas berat.
"Sulit menemukan gadis seperti itu, lihat saja, kita selalu menghabiskan waktu di tempat sperti ini, dan mana ada wanita dari keluarga baik-baik menghabiskan waktu di sini". Capung berkata sambil menuangkan segelas minuman beralkohol pada elang.
"kau benar". ujar elang, namun kehadiran seorang gadis mengalihkan pandangan nya dari capung.
"apa yang kau lihat". capung mengikuti pandangan mata sahabat nya itu.
"pegang". elang memberikan gelas kosong itu pada capung dan berjalan cepat ke arah gadis cantik yang tadi sudah menarik perhatian nya.
"hai". elang menarik lengan gadis itu.
"oh hai". gadis itu tersenyum. mendapat kan signal elang langsung menjabat tangan gadis itu.
"siapa namamu?". elang sangat to the pintu sekali, tanpa basa basi ia menanyakan nama gadis itu dan mengajak nya bergabung bersama capung
"amara , apa kau sudah punya pacar?". elang mengendus wangi tubuh gadis itu. amara tersenyum lalu menatap elang kemudian dengan berani mencium bibir elang.
"menurut mu?". gadis itu semakin lama semakin merapatkan tubuh nya pada elang. elang tersenyum ketika tangan kekarnya berhasil meremas bokong indah milik Amara.
"Bagaimana jika kita pindah saja".
Di kamar mandi elang dengan bergerak di belakang tubuh amara. elang meremas-remas pinggul serta dada amara.
"oh.. sayang". amara berteriak ketika elang mampu memberikan kenikmatan yang sudah lama ia tidak rasa kan.
"Bagaimana?". elang menarik rambut amara, karna ia belum sampai pada puncak nya. ia terus bergerak. tak ada yang berani memasuki kamar mandi itu. pintu di jaga ketat oleh pengawal dan keamanan club itu.
"kau luar biasa". gadis itu terengah lalu berbalik dan memeluk elang. namun elang malah mendorong gadis itu.
"Jangan mendekat". elang terduduk lemas di atas toilet. ia sudah tak bertenaga.
"Kenapa kau marah?". amara mengenakan pakaian nya lalu duduk tepat di depan kaki elang. akhirnya amara tau mengapa elang marah, ia belum selesai dengan urusan nya , namun tenaga nya telah habis ter kuras. elang sudah mabuk saat ia merayu gadis itu.
amara membuka kaki elang lalu tersenyum. kini teriakan elang yang terdengar dari kamar mandi itu.
gadis itu sangat pintar, mata elang terpejam, tangan nya meremas rambut gadis itu menarik dan mendorong dengan cepat.
"kau hebat". ujar elang ketika tuntas sudah hasrat yang sudah sejak tadi ingin meledak namun tak bisa. elang memakai celananya kemudian merapih kan pakaian nya dan berjalan keluar. ia meninggal kan gadis itu begitu saja. namun belum juga duduk, elang melihat capung menggendong seorang gadis di tangan nya.
elang menatap gadis itu, dan di baru ingat, gadis itu adalah gadis pertama yang ia rayu, namun gadis itu pergi begitu saja ketika ia bilang bahwa ia sedikit tidak enak badan.
"Sial .." elang memaki ketika ia melihat jarum suntik masih ter tancap di leher gadis itu . "Aku ingin rekaman cctv kejadian ini ada di meja ku besok, kalian mengerti". Elang berteriak pada semua karyawannya lalu berlari bersama capung membawa gadis itu .
Capung mengendarai mobil secepat mungkin, Karna gadis itu tak henti-hentinya mengeluarkan busà dari mulut nya.
Sesampainya di rumah sakit, elang langsung memapah wanita itu kemudian merebah kan gadis itu di ranjang rumah sakit. kemudian elang berlari mencari pertolongan. dokter pertama yang ia temukan adalah Fajrina.
"dokter, tolong kami".
"Dia kenapa?". Tanya Fajrina sambil memeriksa gadis itu.
"Dia overdosis". Jawab elang enteng. Fajrina menatap elang, lalu meminta staf administrasi rumah sakit menghubungi pihak kepolisian.
"Apa yang kau lakukan". Elang membentak Fajrina.
"Teman wanita anda overdosis, saya rasa nyawanya tak kan tertolong , denyut nadinya sangat lemah, tangannya mulai membiru, saya tak mau mengambil resiko". Ujar Fajrina dengan wajah datar. Tak lama kemudian tanda-tanda kehidupan menghilang dari gadis itu.
"Anda lihat, kandungan obat-obatan terlarang yang ia pakai sangat tinggi, dan jelas sekali Anda sangat terlambat membawanya kesini". Ujar Fajrina sambil menandatangani bebrapa berkas.
Elang menatap gadis cantik berhijab itu, ia bisa dengan jelas membaca nama yang tertera di jas kebesaran wanita itu
"Dokter Fajrina". Fajrina mengangkat kepalanya menatap elang. "Kita akan bertemu lagi". Ujar elang sambil berjalan ke arah administrasi sambil menunggu pihak kepolisian datang.
"Dokter itu sangat cantik". Ujar capung
"Iya, menurutmu bagaimana jika dia orangnya". Elang menatap ke arah Fajrina
"Dia tak kan mau menikah dengan pria seperti mu elang, sadar dirilah sedikit". Capung terbahak melihat tingkah laku sahabatnya itu
"Aku tau, mungkin jika aku melamarnya langsung ia tak kan menerima ku, tapi besar harapan jika aku melamar langsung ke orang tuanya". Elang terseyum dan menatap capung.
"Kau mengenal orang tuanya". Capung balik menatap sahabatnya
"Iya, orang tuanya guru mengaji kedua orang tua ku, aku sudah bebarapa kali melihat gadis itu, namun ia sama sekali tak pernah melihat ku". Elang berkelakar
"Benarkah? Artinya hanya dia yang tak tertarik pada mu elang, luar biasa sekali".
"Mungkin sudah ajaran orang tuanya agar selalu menundukan pandangan ny". Ujar elang.
"Tetapi ia tadi menatap mu tajam".
"Itu beda cerita, ia bekerja di sini, sangat tak mungkin jika ia tak menatap para pasien nya". Capung mengangguk kan kepala nya tanda ia mengerti situasinya.
"Baiklah, kau akan memulai nya dari mana?" Capung kembali bertanya
"Aku akan mulai dari orang tuanya". Elang msih memandang Fajrina dari kejauhan. Dokter itu sangat cantik, tegas dan berwibawa. Usianya masih sangat muda tapi aura yang terpancar dari dirinya bukan aura yang biasa.
Ia mampu menaklukkan hati setiap pria, namun tak sembarang pria dapat menakhlukkan nya.
Fajrina sangat terkenal akan kesantunan nya, ia sangat menjaga martabat sang ayah. Ia juga merupakan anak yang sangat penurut . Jadi tak kan sulit bagi elang untuk melamarnya. Tugasnya hanya satu, meyakin kan orang tua Fajrina bahwa ia serius dengan putrinya dan akan menikahinya.
"Jika kau mampu lakukan".
Elang dan capung kembali ke club' itu, pesat telah di bubarkan. Elang memasuki ruang cctv, dengan seksama ia memindai segala sesuatunya. Sampai di mana ia bisa melihat kedatangan wanita itu bersama dua orang pria .
"Kau lihat, obat-obatan itu di bawa dari luar, bukan dari tempat kita". Ujar capung ketika melihat salah satu pria memberikan obat itu.
"Sepertinya kita harus memperketat keamanan club', aku tak ingin nama baik club' ku tercoreng Karna hal ini". Elang menarik nafas panjang.
"Kau benar sekali, lalu bagaimana dengan wanita itu, apa kau tau nama dan alamatnya?". Capung mengambil sebatang rokok dan menghisapnya
"Aku sudah membayar semua biaya rumah sakit, aku juga menemukan kartu identitas wanita itu di dalam tasnya, usianya baru 16 tahun". Elang terbelalak
"Apa.. ".
"Ya 16 tahun, aku sudah menitipkan sejumlah uang pada pihak rumah sakit untuk di berikan kepada keluarganya". Elang menatap capung tajam
"Panggil semua petugas keamanan, aku ingin memberikan peraturan baru pada mereka". Capung berdiri dan meninggalkan elang.
---
Elang mengambil nafas panjang sebelum melangkah menuju pintu utama rumah itu, rumah sederhana namun indah. Elang tau Fajrina merupakan putri kesayangan dan kebanggaàn keluarga itu, jadi ia tak mau ada kesalah dalam hal ini.
Dengan gugup dan hati-hati elang mengetuk pintu rumah itu. Dan sangat kebetulan sekali bahwa yang membuka pintu adalah ustad Zaki.
"Assalamualaikum". Ujar elang
"Waalaikumsalam ". Ustad dzaki membalas salam elang.
"Apa saya mengganggu waktu ustad saat ini". Dengan berhati-hati elang membuka pembicaraan.
Ustad dzaki tersenyum.
Sehabis isya elang beserta ibu dan ayahnya mendatangi kediaman ustad Dzaky. Mereka di sambut oleh keluarga besar ustad Dzaky. Para tamu undangan yang terdiri dari ustad ternama di kota dan para santri murid ustad Dzaky.
akad nikah itu sangat singkat tanpa halangan yang berarti, elang mengucapkan nya dengan sangat lantang dan percaya diri. kini ia telah resmi menikah, namun ia tak berfikir untuk berhenti bermain-main dengan wanita lain diluar sana. jika perhitungan nya benar, gadis yang telah sah menjadi istrinya itu pasti sangat kaku. ia tak kan bisa mengimbangi elang dalam bercinta.
Fajrina menatap tajam mata pria berandal yang kini telah sah menjadi suaminya itu. Matanya bengkak tanda dia telah menangis semalaman. Lalu Fajrina mencium punggung tangan elang.
Acara akad telah selesai di lanjut oleh acara pengajian. Fajrina terus terdiam meskipun satu persatu tamu undangan menyalaminya dan memberikan selamat padanya.
Fajrina masih menangis tersedu, ia sangat bersedih karna harus meninggalkan Abi dan uminya yang telah merawat nya dengan sangat baik itu. Uminya masih dengan setia memeluk tubuh Fajrina kemudian dengan lembut mengusap punggung putri semata wayang nya itu.
"Berhenti menangis ". Ujar fatma pelan , air matanya pun akhirnya mengalir tak tertahan kan. Putri kesayangan nya ternyata sudah besar dan sudah sah menjadi istri dari seorang pria yang dengan berani dan percaya diri mempersunting nya.
"Umi..". Fajrina menatap fatma, air matanya Masih terus mengalir. ia tak sanggup jika harus pergi meninggalkan kedua orang tuanya.
"Sayang, mulai saat ini semua tanggung jawab tentang mu sudah kami serah kan kepada elang, jaga harkat dan martabat suamimu, layani dia dengan penuh rasa ikhlas dan tanggung jawab". Ujar fatma sambil terseyum .
"Apa aku masih boleh datang ke rumah ini".
"Tentu saja, kau masih putri kami.. tapi jika kau ingin datang, mintalah izin dari suami mu terlebih dahulu, kau mengerti". Fajrina mengangguk tanda ia mengerti. Kemudian ia melepaskan pelukan nya dari sang ibu kemudian berjalan menuju ustad dzaki
"Abi.." . Ustad dzaki tersenyum dan memeluk tubuh putri kesayangan nya, matanya berkaca-kaca. Rupanya hari ini segala kewajiban nya menjaga Fajrina harus dia berikan kepada menantunya. Pria yang baru saja mempersunting putri kesayangan nya.
"Jangan menangis putri Abi yang cantik". Namun bukan nya berhenti menangis , tangis fajrina semakin menjadi saja. Dari jauh ustad Zaki melihat elang berjalan menuju ke arah nya. ia tersenyum sambil melepaskan pelukan itu meskipun berat rasanya.
"Abi.. " ucap elang. Kemudian ustad dzaki meraih jemari Fajrina dan memeberikan nya kepada elang
"Sejak saat ini dan seterusnya , aku titipkan dan kuberikan kau tanggung jawab menjaga putriku, jika ia melakukan kesalahan jangan segan-segan menegurnya, namun jika suatu saat kau sudah tak menghendakinya lagi, maka antar ia pulang ke sini, aku dan uminya akan menerima dia, Karna bagaimanapun ia adalah putri kesayangan dan kebanggaàn kami".
"aku berjanji". Elang tersenyum lalu meraih jemari fajrina kemudian mengenggam nya.
"Tersenyumlah". Ujar elang sambil mengusap punggung Fajrina.
"Jangan sentuh aku". Fajrina menatap tajam elang, elang tersenyum.
"Kau pikir siapa yang mau menyentuhmu". Kata elang sambil membalas senyum manis fajrina.
"Lalu kenapa kau menikahiku". Fajrina menatap para tamu sambil tersenyum.
"Agar semua perusahaan yang ku bangun dengan susah payah tidak jatuh ke tangan yang salah". Ujar elang.
"Jadi aku hanya tameng bagimu". Fajrina menekan kan kata-katanya.
"Ya". ucap elang tanpa rasa bersalah sedikit pun. fajrina menatap pria yang baru saja menikahi nya itu.
"Hari sudah semakin larut, tamu pun sudah pulang semua, elang bawalah istrimu pulang bersama mu". Ujar ustad dzaki sambil memandang haru sang putri.
Fajrina menangis kemudian memeluk abinya. Malam itu Fajrina harus meninggalkan kedua orang tuanya, ia harus mengikuti langkah sang suami. meskipun ia tak menerima pernikahan itu namun mau tak mau fajrina harus mengikuti kemana pun suami nya pergi.
"Memangnya aku gak boleh tinggal di sini lagi, biasanya Abi melarang ku menginap di rumah orang lain". Fajrina berkata sambil terisak pilu
"Kamu boleh main dan menginap di sini atas izin suamimu, lalu dia bukan orang lain, dia suami kamu sayang". Ucap fatma sambil membelai pipi indah sang putri.
Elang menatap keluarga bahagia itu, elang tak salah pilih wanita. Fajrina bahkan belum pernah keluar rumah sendirian. Ia tak pernah menginap di rumah siapapun. Sepertinya menarik. fajrina sangat berbeda dari wanita wanita yang pernah tidur dengan nya. para wanita itu sangat agresif.
"Ini kamar kita, kau bisa meletakan pakaian mu di lemari itu". Elang menunjukan sebuah lemari besar yang berada di ruangan lain, namun masih tetap di kamar itu.
Fajrina mengedarkan pandangan nya, hanya ada 1 ranjang di sana, kemudian ia berjalan ke sofa panjang yang berada di sisi Kamar itu, dengan cepat ia merebahkan tubuhnya. ia merasa sangat lelah.
Elang menatapnya bingung.
"Hey, mandi dulu baru tidur". Ucap elang sambil menarik pergelangan tangan Fajrina, dengan enggan fajrina membuka matanya kemudian menatap elang dengan marah.
"Jangan sentuh aku". Fajrina berdiri dan menarik tangan nya dari genggaman elang.
"Sombong sekali, aku juga tak berniat menyentuhmu, aku hanya memintamu mandi"
Elang berkacak pinggang , ia menatap balik Fajrina.
"Jangan ganggu aku, aku mau tidur, besok aku harus bekerja". Fajrina kembali memejamkan matanya. tanpa permisi elang mengangkat tubuh fajrina Dan membawanya ke dalam kamar mandi.
Byurr.
Fajrina jatuh dengan sempura ke dalam bathtub, ia basah kuyup. Hijabnya terlepas, rambut panjang itu sukses tergerai. Elang menatap takjub wanita yang sekarang sudah sah menjadi istrinya. dengan pakaian yang basah kuyup, elang bisa melihat dengan jelas lekukan tubuh fajrina.
"Apa yang kau lakukan". Fajrina menatap marah pada elang, tubuh nya basah sedangkan jilbab nya terlepas sudah.
"Mandilah, aku tak terbiasa berdekatan dengan orang yang jorok". Ujar elang enteng. ia mencoba menyembunyikan perasaan nya.
"Siapa yang kau bilang jorok". Fajrina melangkah menuruni bathtub
"Kamu". Elang mundur, dadanya berdebar. Ternyata di balik hijab itu ada sosok wanita cantik yang ternyata mampu membuat dadanya berdebar tak karuan.
"Aku". Rahang Fajrina mengeras ingin rasanya ia memukul pria yang berdiri di depannya.
"Ya, sekarang kau mandi lah, atau mau aku yang memandikan". Elang cengengesan.
"Elanggggg". Fajrina berteriak. Hanya saja elang tidak memperdulikan hàl itu. Fajrina bingung, ia sama sekali tak membawa pakaian ganti ke kamar mandi, kemudian ia membasuh tubuhnya, dan memakai handuk kimono yang tergantung di sana.
"Punya siapa ini ". Fajrina berteriak, namun tak ada jawaban. Dia berfikir elang sudah tertidur maka dengan cepat melangkah keluar. tetapi ia salah , ternyata elang tengah duduk di sofa menunggu nya keluar.
Fajrina sangat cantik, rambutnya hitam bergelombang, bulu mata yang lentik, bibir yang penuh dan kulit yang putih. hal itu sukses membuat elang tak berkedip.fajrina mundur perlahan, ia takut jika elang melakukan hal-hal yang tidak sopan padanya.
"Apa yang kau lihat". Ujar Fajrina
"Kamu". Jawab elang. Elang menelan ludah nya, ia tak dapat menghilangkan rasa gundar nya ketika menatap istrinya, naluri kelaki-lakian nya muncul. tubuh nya panas dingin. elang berdiri dan berjalan melewati Fajrina kemudian menaiki ranjang.
fajrina sama sekali tak menghiraukan elang, ia fokus mencari baju gantinya di dalam lemari dan kembali ke kamar mandi. Setelah selesai berpakaian ia berjalan ke arah sofa merebahkan tubuhnya dan bersiap untuk tidur. Namun kembali ia melayang. Elang mengangkatnya dan meletakan tubuh Fajrina di atas kasur dengan lembut.
"Kau mau apa ". Ujar Fajrina sambil menatap mata suaminya.
"Aku meminta hak ku sebagai suami". Ujar elang, ia cengengesan.
"Tidak, lepaskan aku". Fajrina hampir saja menangis, tubuhnya gemetaran. fajrina menarik selimut untuk menutupi tubuh nya, ia menangis. melihat hal itu elang malah tertawa.
"Tenang saja, aku tak kan menyentuh mu". Ujar elang sambil menaiki ranjang, Fajrina menggeser tubuhnya sampai ke ujung hingga tubuhnya bersentuhan dengan tembok.
"Aku tidur di sofa saja". Fajrina siap bangun ketiak jemari elang menangkap tangannya.
"Tidur di situ, aku berjanji tak kan menyentuhmu". Elang menatap tajam istrinya.
"Kalau aku tak boleh meminta hak ku sebagai suami, maka kau harus menuruti ku segala perintahku sebagai kewajiban mu. dan pasti kau sangat mengerti soal itu". Kemudian elang melepaskan Fajrina dan kembali merebahkan tubuhnya.
Fajrina menatap elang, kemudian perlahan merebahkan tubuhnya. Namun malam itu ia tak bisa tertidur bahkan sampai adzan subuh berkumandang. Ia dengan hati-hati menuruni ranjang, memasuki kamar mandi lalu keluar dan melakukan ibadan sholat subuh di kamar itu.
"Assalamualaikum". fajrina menoleh, mendapati sang suami sedang menatap nya. fajrina salah tingkah kemudian ia melepaskan mukena itu lalu melepasnya.
"kemarilah". elang menepuk-nepuk kasur kosong di samping nya.
"tak mau".
"apa harus ku paksa"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!