NovelToon NovelToon

WARISAN LELUHUR

Kisah Anak Kecil

Di suatu kota ada sebuah keluarga Devano kusuma wijaya, keluarga tersebut keluarga yang memiliki kekayaan, sehingga banyak yang mengincar harta tersebut baik dari saudara pak devano sendiri. Suatu malam terjadi sebuah tragedi, dimana rumah pak devano di rampok, para penjaga pun masuk menemui pak devano memberitahukan bahwa telah terjadi perampokan dan menyuruh pak devano untuk masuk ke ruang rahasia di rumah tersebut. Pak devano pun takut terjadi hal yang tidak terduka untuk itu menyuruh isteri yang baru melahirkan anak pertama mereka melarikan diri, beliau pun memberikan sebuah kalung kepada isterinya supaya memakaikan kalung tersebut di anaknya. Beliau berpesan supaya isterinya kalau bisa menitipkan anaknya tersebut terlebih dahulu karena khawatir akan menjadi sasaran penjahat.

isteri pak devano pun pergi dengan seorang sopir sekaligus penjaga yang terpercaya melalui pintu belakang, sedangkan pak devano pergi ke ruang rahasia. isteri pak devano dan sopir tersebut pergi ke daerah asalnya. Sepanjang perjalanan sang sopir selalu melihat ke belakang melalui kaca spion mobilnya. Karena jarak yang lumayan jauh dan waktu pergi sudah larut malam, di waktu pagi hari mereka sampai di sebuah kampung, isteri pak devano mengambil keputusan untuk menyimpan anak bayinya di sebuah box dan meletakannya di pematang sawah, sambil menangis dia menulis sepucuk surat dan meletakannya di box bayi tersebut, tak lupa dia pun memakaikan kalung pemberian suaminya.

Karena khawatir keselamatan suaminya, dia dan sopir kembali ke rumah, sepanjang perjalanan dia menangis karena harus meninggalkan anak pertamanya dan khawatir keselamatan suaminya.

...****************...

Evan kecil di temukan oleh pak Braja di pematang sawah dipinggir kali, waktu itu pak braja pulang mencangkul sawah mendengar tangisan bayi lalu dia mencarinya, akhirnya dia menemukan bayi tersebut sedang menangis karena kedinginan dan mungkin kelaparan juga. pak braja membawa evan kekediamannya, pak braja hanya tinggal dengan ibu surti istrinya, mereka tidak memiliki anak karena waktu itu mereka mengalami kecelakaan sehingga rahim ibu surti harus diangkat demi menyelamatkan nyawanya.

evan pun di urus seperti anaknya sendiri, evan terkadang suka mendapatkan hinaan dari anak anak lainnya. Pak braja dan ibu surti selalu menasehati evan jangan di lawan dan biarkan hinaan tersebut menjadi tempaan untuk dia menjadi lebih kuat, kalau di lawan berarti sama saja seperti mereka. sejak kecil pak braja selalu membawa evan ke ladang atau ke hutan untuk mencari rumput.

evan tumbuh remaja, menjadi anak yang tampan. suatu ketika dia pergi mengambil rumput ke lereng gunung sendiri, selesai mengambil rumput dia duduk dibawah pohon untuk istirahat, evan mendengar suara raungan kesakitan dari semak semak, dia pun berdiri dan berjalan ke arah suara tersebut, evan melihat anak harimau yang sedang terluka karena perangkap pemburu liar.

evan menghampiri dan berusaha untuk melepaskan anak harimau tersebut dari perangkap, setelah terlepas dari perangkap evan mengobati luka anak harimau dengan dedaunan yang ada disana, lalu menyobek kaosnya untuk mengikat luka anak harimau tersebut.

evan tidak tau bahwa disamping semak semak tersebut ada jurang, pas waktu melangkah mau kembali ke tempat tadi istirahat dia terpeleset dan jatuh ke dalam jurang tersebut, evan berusaha menggapai rerumputan dan akar pohon supaya tidak terus masuk ke dalam jurang tapi usahanya pun gagal karena licin akhirnya dia pun terjatuh ke dalam jurang tersebut. evan pun pingsan.

evan merasakan bahwa ada yang menjilati mukanya, dia pun terbangun dari pingsannya, setelah bangun dia melihat anak harimau yang tadi dia tolong dan ada beberapa harimau dewasa disana, karena takut dan kondisi tubuhnya masih belum stabil evan pun pingsan lagi.

didalam pingsannya evan melihat dirinya dikelilingi harimau, akan tetapi harimau tersebut bisa bicara. " kamu tidak usah takut, saya mengucapkan terimakasih atas pertolongan kamu kepada anak saya." lalu anak harimau yang tadi evan tolong muncul.

" kalau tidak kamu tolong anak saya, saya tidak tau harus berbuat apa dan mencari dia kemana, untuk itu jika kamu membutuhkan pertolongan sebut saja nama DULJA tiga kali maka saya dan anak buah saya akan datang. bangun lah.". evan pun mulai sadar kembali.

Anak harimau menunjukan supaya evan naik keatas punggung salah satu harimau, evan menurutinya dan naik di atas punggung harimau yang di tunjukan anak harimau tadi. Harimau bergerak menuju ke atas lereng tempat tadi evan terjatuh. Tak berselang lama evan sudah sampai di atas sana, evan turun dari punggung harimau lalu mengucapkan " Terimakasih." karena telah menolongnya. Harimau harimau itu pun pergi, setelah kepergian harimau tersebut evan istirahat di bawah pohon waktu awal dia istirahat.

Karena cape dan badannya masih terasa sakit evan tertidur lalu bermimpi bahwa dia berada disebuah padepokan, evan melihat sekeliling padepokan tersebut lalu melihat kakek kakek memakai baju zaman dulu seperti pendekar sedang duduk bertapa." duduk cu, kamu orang yang terpilih, hati kamu bersih, mau menolong sesama mahluk hidup, kakek akan turunkan ilmu kanuragan dan ilmu pengobatan kepadamu, pakai ilmu itu untuk kebaikan menolong sesama, masuk lah kamu ke dalam kolam itu.". Evan pun menuruti perkataan kakek tersebut masuk kedalam kolam yang ada di depannya.

Seketika tubuh evan menggigil dan di otaknya tergambar berbagai macam jurus persilatan, setelah itu evan pun merasakan tubuhnya menjadi kuat, tak lama di otaknya tergambar ilmu pengobatan tradisional dan ilmu akupuntur, entah dari mana datangnya evan merasakan di tangannya ada benda setelah dilihat itu adalah jarum akupuntur.

" pakailah itu untuk mengobati orang, jika kamu berlaku sombong akan ilmu kamu maka secara sendirinya akan hilang dari ingatan mu, tapi jika dipakai untuk kebaikan maka ilmu mu akan semakin kuat.".

" sekarang bangunlah cu, kasian bapak dan ibu mu."

" terimakasih kek.". Evan pun terbangun dari tidurnya dan mendapati jarum akupuntur tadi ada di tangannya, evan pun memasukan ke dalam sakunya. melihat waktu sudah sore dia pun pergi dengan memikul rumput pulang ke rumah.

Pak braja yang melihat evan datang dan melihat kaos yang dia pakai robek. " nak kenapa sore hari baru pulang, mengapa baju kamu robek dan kotor."

" tadi evan nolong anak harimau pak, dan baju ini evan robek untuk mengikat lukanya." kata evan

" kamu gak apa apa kan nak, iya sudah kamu mandi dan ganti baju terus makan, ibu kamu khawatir dari tadi segera temui dia." pak braja merasakan ada suara yang berbeda dari tubuh evan

" iya pak, evan mandi dulu ya." kata evan lalu bangkit pergi ke kamar mandi

Selesai mandi evan menemui ibunya, Ibu surti yang melihat kedatangan evan langsung memeluk evan.

" kamu gak kenapa napa kan nak.", " enggak bu, evan baik baik aja kok bu."

" iya sudah ayo kita makan dulu." ajak ibu surti

mereka pun makan bersama, selesai makan evan pun pergi istirahat

Perampokan

Keesokan paginya evan pun bangun melihat ibunya tidak ada di dapur, dia lalu pergi ke kamar ibunya. Ibunya sedang berbaring, " ibu sakit ya." kata evan

" sakit biasa aja meriang nak." kata ibu surti

evan melihat tubuh ibunya itu, seketika otaknyanya pun bekerja dan membuat analisis setelah melihat penyakit ibunya tersebut.

" sini evan obati bu, ibu bukan meriang, tapi gejala angin duduk, ibu sakit kalau mau menggerakan badan, pinggang juga sakit, nafas ibu juga sesak." kata evan

" kok kamu tau nak, darimana kamu bisa tau." kata ibu surti kaget atas diagnosis evan

" ibu tiduran saja, biar evan obati." kata evan menyuruh ibunya, lalu dia mengambil jarum akupuntur di sakunya dan menusukan sesuai apa yang ada di kepalanya. Jarus tersebut dia peroleh dari pemberian kakek di padepokan. 10 menit kemudian evan mencabut jarum jarum tersebut. ibu surti pun meresa tubuhnya tidak sakit lagi, keringat bercucuran sehingga membasahi pakaiannya.

" wah kamu belajar dari mana nak, badan ibu terasa enteng dan seger sekarang, ibu merasakan badan ibu pun lebih nyaman." kata ibu surti

" evan juga gak ngerti bu, kemarin setelah menolong anak harimau, evan bermimpi ketemu kakek kakek dan memberikan ilmu kanuragan dan ilmu pengobatan dan beliau memberikan jarum ini juga untuk melakukan akupuntur." kata evan

Setelah itu Evan menceritakan semua kejadian yang terjadi kepada ibunya

" nak kamu anak terpilih, jadi gunakan apa yang kamu bisa itu untuk kebaikan, menolong kepada sesama ya, jangan jadi sombong apalagi kamu pergu akan untuk menyakiti orang lain." kata ibu surti

" iya bu, evan akan pergunakan ilmu ini untuk menolong orang lain, semiga saja bisa membantu." kata evan

tak lama terdengar suara teriakan dari luar rumah

" bu surti.. Bu surti, pak braja bu." kata Tomi salah satu warga kampung, bu surti dan evan pun keluar rumah

" bapak kenapa pak." tanya evan

" bapak kamu lagi di cegat perampok di pintu masuk kampung." kata tomi

" ibu tinggal di rumah aja bu, biar evan yang pergi kesana." kata evan

" hati hati nak, jangan sampai kamu kenapa kenapa." kata ibu surti. Evan pun berlari menuju pintu masuk kampung itu. Sampai disana benar saja pak braja sedang di hajar sama 4 orang perampok.

" hentikan. Kalau gak kalian akan tau akibatnya." kata evan yang sudah emosi melihat bapaknya di pukul

" dasar bocah ingusan." kata prampok itu

" PLAAAAAK."

" PLAAAAK."

" PLAAAAAK."

" BUUUM."

" KRETEEEEK." suara tulang patah, dan suara pukulan evan menghajar para perampok itu, mereka tersungkur di tanah. Pimpinan prampok pun bangun sambil terhuyung huyung.

" bocah.. Ku habisi kamu." kata pimpinan perampok itu sambil mengeluarkan goloknya. Evan pun menghentakan tiga kali kakinya ke tanah sambil menyebut.

"DULJA."

"DULJA."

"DULJA."

Seketika terdengar auman harimau dan langsung menerjang ke arah para prampok itu, evan menghampiri pak braja

" bapak tenang aja mereka teman teman evan." kata evan disaat kedatangan 7 ekor harimau

" kalian bawa para perampok ini, supaya hilang dari muka bumi ini." kata evan

" AUM..... AUM.... AUM." harimau itu mengaum. Lalu membawa para perampok itu pergi dari sana. Dalam proses tersebut para warga tidak ingat apa yang sedang terjadi, mereka menyangka bahwa para perampok itu melarikan diri.

Evan melihat kondisi pak braja, hanya lebam akibat pukulan dan ada sayatan golok di tangannya. Evan mencari dedaunan disana lalu mengobati luka luka pak braja. Setelah pulih evan membawa pak braja pulang ke rumah dengan memapahnya.

Sesampainya di rumah ibu surti langsung menyambut mereka.

" pak, bapak gak kenapa kenapa kan." kata ibu surti

" gak bu, untung saja evan datang menyelamatkan bapak, dan luka bapak juga sudah diobati dia." kata pak braja

" terus kamu gak apa apa kan nak." kata ibu surti

" gak bu, evan gak apa apa." jawab evan

" syukur kalau kalian gak kenapa kenapa, ibu gak tau harus berbuat apa, semenjak tadi setelah mendapat kabar bapak di rampok, ibu gemetaran." kata ibu surti, lalu dia membawa dua gelas air minum

" mudah mudahan aja kedepannya kampung kita aman bu." kata evan

" oh iya nak mereka trus dibawa kemana sama teman teman kamu itu" kata pak braja

" di bawa jadi santapan mereka pak, kalau gak seperti itu mereka akan terus berbuat jahat, jujur aja evan juga baru tau bahwa apa kata kata harimau waktu itu benar benar kenyataan dan bisa membantu evan." kata evan

" memang mereka suka bikin warga kampung resah dan selalu membuat onar juga di kampung lainnya ." kata pak braja

" tapi kamu harus lebih hati hati lagi nak, ibubtakut teman teman mereka balas dendam." kata ibu surti khawatir

" iya bu, evan pasti akan lebih hati hati lagi." jawab evan,

Setelah makan siang evan pergi ke lereng gunung untuk mencari rumput karena pak braja masih merasa sakit dan masih syok atas kejadian yang menimpa kepadanya.

Setelah selesai mengambil rumput, evan istirahat di bahan pohon yang waktu itu. Tak lama datang anak harimau yang waktu itu ditolong.

" hai, kamu sudah sembuh, aku kasih nama kamu Hacu ya Harimau lucu." kata vian, sang anak harimau menganggukan kepalanya seperti mengerti apa yang evan ucapkan, dia pun menjilati kaki evan, evan pun bermain dengan Hacu seperti betmain dengan anjing saja.

" hacu sudah sore, mainnya sudah ya, besok kita main lagi, kamu harus hati hati jangan sampai terkena jebakan pemburu lagi." kata evan, si hacu hanya mengangguk tanda setuju. Evan pun pergi pulang ada rasa berbeda di tubuhnya, merasa kekuatannya bertambah. Hacu pun pergi terlebih dahulu, evan pun pulang membawa rumlut yang dia ambil tadi, se tibanya di kandang evan langsung memberikan rumlut tersebut ke kambing kambingnya.

Di malam hari, di luar rumah terdengar suara orang mengobrol beberapa pemuda dan orang tua yang sedang mengadakan ronda malam karena di kampung tersebut sering ada maling ternak. Tak lama terdengar suara teriakan yang memberitahu bahwa ada maling ternak.

" maliiiiiiing, maliiiiiiiing.....maliiiiiiiiing."

Evan pun keluar rumah melihat ada 2 orang yang sedang membawa kambing sedang di kepung warga. maling tersebut mengangkat golok mengancam para penduduk. Disaat itu evan maju menerjang kedua maling tersebut.

" Buuuuuuk."

" Buuuuuuk."

" Plaaaaaak."

" Plaaaakkk."

tanpa ada reaksi dari para maling yang kaget dengan kecepatan tendangan dan pukulan dari evan. Para perampok itu pun berhasil di ringkus warga, Warga pun sempat terkejut dengan kejadian tersebut.

" ayo bawa orang orang ini, kita serahkan ke kepala desa." teriak evan yang melihat warga masih bengong.

" ayo kita bawa maling ini." kata salah satu warga yang sudah sadar... mereka pun membawa maling tersebut ke balai desa.

Mimpi tentang Identitas Asalnya

Evan kembali ke rumah, di rumah pak braja dan ibu surti menunggu kepulangan evan dengan cemas.

" gimana nak, malingnya ketangkap." kata pak braja

" iya pak, sudah dibawa ke balai desa sama warga." kata evan

" syukur kalau begitu, kamu enggak kenapa kenapa kan nak." kata ibu surti. Lalu menyerahkan minum

" gak bu, aku baik baik aja." jawab evan, sambil menerima air minum yang diberikan ibunya. Setelah mengobrol mereka pun pergi ke kamar masing masing untuk istirahat.

Di pagi hari evan, pak braja dan ibu surti duduk di dapur didepan tempat memasak dari tungku kayu bakar sambil menikmati singkong bakar dan teh. Setelah sarapan pak braja pamit pergi ke sawah sedangkan evan pergi mencari rumput untuk kambing kambingnya ke lereng gunung.

Setelah mendapatkan rumput, evan istirahat di tempat biasa dibawah pohon, sambil selonjoran, karena lelah dan dengan susana tertiup angin sehingga evan pun tertidur. Dalam tidurnya, evan bermimpi, dalam mimpinya tersebut evan melihat rumah besar, didalam rumah orang orang sedang berbahagia atas kehadiran seorang bayi laki laki yang lucu. Ayah dari bayi tersebut memberikan kalung kepada isterinya untuk di pasangkan di leher anaknya.

Akan tetapi seketika terjadi keributan dari luar. para penjaga keamanan sedang menghadang para perampok, melihat situasi seperti ini, bapak dari bayi tersebut menyuruh isterinya membawa bayi pergi dari sana. Sang isteri membawa bayi tersebut bersama pelayan pergi dari rumah dengan menyelinap melalui pintu belakang.

Mereka pergi ke daerah pegunungan, karena masih khawatir akan keselamatan bayinya sang ibu menyuruh pelayannya untuk meletakkan bayi tersebut di keranjang bayi, sang ibu pun menulis pesan sambil menangis " tolong selamatkan anak ini, tolong kasih benda ini ke dia kalau dia sudah berumur 17 tahun, saya sangat berterima kasih atas pertolongannya, saya melakukan ini untuk kebaikan anak ini, saya akan datang lagi kesini setelah kondisi keluarga membaik. Terimakasih.".

Pelayan itu disuruh ibunya untuk menaruh keranjang bayi di prmatang sawah di pinggir sungai. Lalu mereka pergi lagi.

Di rumah mewah itu sang ayah dibawa paksa sama pelayan untuk masuk ke dalam kamar rahasia yang ada di rumah tersebut supaya dia tidak kena bahaya. Akan tetapi seketika ada api yang membesar sehingga rumah tersebut hangus terbakar.

Evan pun tersadar dari mimpinya karena ada yang menjilati pipinya, si hacu sedang membangunkan evan dengan menjilati pipi evan, dia mengajak bermain. Lalu seketika evan memegang kalung yang ada di lehernya. Dia merasa kalung tersebut sama dengan kalung yang di pakai bayi tadi di dalam mimpinya. " aku akan tanyakan nanti ke bapak sama ibu, siapa aku sebenarnya." fikir evan. Setelah beberapa saat evan pun main bersama hacu. Disaat bermain hacu melihat kelinci, dia pun mengejarnya dan menangkapnya lalu dia memakannya.

" hacu apa yang kamu makan." kata evan. Hacu menghabiskan kelinci tersebut lalu mendekat ke evan.

" kamu lapar ya. Iya sudah kamu pulang sana, besok kita bermain lagi ya." kata evan, hacu pun pergi ke dalam hutan.

Evan pun pergi dari sana dengan memikul rumput yang dia ambil tadi. Setibanya di kandang, evan memberikan rumput tersebut ke kambing kambing miliknya. Setelah memberikan makan ke kambing kambingnya vian bersih bersih lalu masuk ke dalam rumah, ibu surti menyuruh evan untuk makan karena tadi siang belum makan. Evan menurut apa yang ibunya bilang. Evan pun belum menanyakan perihal mimpinya tadi. Setelah makan dia pergi ke halaman rumah untuk membelah kayu untuk masak, selesai membelah kayu di pergi untuk mandi dan berganti pakaian.

Di sore hari Pak braja pun datang dari sawah, lalu pergi mandi dan duduk bersama di dapur di depan tungku memasak sambil makan ubi bakar.

Di malam hari mereka bertiga berkumpul di dapur di depan tungku untuk masak, mereka pun makan malam bersama.

" pak, bu, tadi habis mengambil rumput, selagi istirahat evan tertidur dan bermimpi, dalam mimpi tersebut evan melihat satu keluarga di rampok, tapi sang ayah menyuruh isterinya untuk membawa bayinya pergi, karena khawatir keselamatan sang bayi sang ibu pun meletakan bayinya di pematang sawah di pinggir kali. Evan merasa hal itu ada keterkaitan sama evan." kata evan. Setelah mendengar cerita evan Pak braja pergi ke kamarnya dan mengambil kotak dari dalam lemari, kotak tersebut yang ada dalam ketanjang bayi waktu itu.

" nak, sekarang sudah waktunya bapak memberitahukan kamu. Bacalah." kata pak braja sambil menyerahkan kotak dan surat ke evan. Evan pun membacanya sambil dia menangis, sang ibu pun mengelus kepala evan.

" nak, kamu memang bukan anak kami, tapi ibu dan bapak sudah menganggap kamu seperti anak sendiri." kata ibu surti

" terimakasih pak, ibu sudah bersedia merawat evan." kata evan sambil terisak.

" kalau kamu mau mencari keberadaan orang tua mu bapak dan ibu tidak akan menghalangi kamu, tapi jangan lupakan bapak dan ibu ya setelah kamu bertemu mereka, juga kalau kamu tidak bisa bertemu mereka kamu kembali kesini, ini rumah kamu juga." kata pak braja

" evan enggak akan melupakan kebaikan bapak sama ibu." kata evan lalu memeluk bapak dan ibunya tersebut.

" nanti kalau kamu mau pergi mencari keberadaan orang tua kamu bapak izinkan. dan kamu juga harus tau bahwa rumah ini kapan pun itu terbuka untuk kamu selamanya, bapak dan ibu selalu akan merindukan kamu, walaupun kamu bukan darah daging kami, tapi bapak dan ibu sudah menganggap kamu anak kami, jika kamu sudah menemukan orangtua kandung kamu, jangan lupakan kita ya." kata pak braja

" iya nak, ibu akan bahagia melihat kamu bahagia, jangan lupakan kami ya." kata ibu surti

" bapak dan ibu memang orang tua evan, walaupun evan bukan anak kandung bapak dan ibu akan tetapi berkat ibu dan bapak, evan bisa ada seperti saat ini, bapak dan ibu yang telah merawat evan, evan enggak akan melupakan kasih sayang ibu sampai kapanpun itu." kata evan

Setelah mengobrol dan makan malam, evan pergi ke kamar membawa kotak dan surat tadi. Sampai di kamar dia melihat kembali surat dan isi dari kotak tersebut sambil memegang kalung, sampai dia tertidur. evan pun bermimpi kembali tetang kejadian yang sama seperti tadi dia siang, evan melihat bahwa ayahnya sangat memperhatikan ibu dan dia sampai kejadian itu terjadi, ayahnya bersikukuh untuk menyelamatkan ibu dan dia tanpa mempedulikan keselamatannya. Evan pun terbangun tak terasa air matanya menetes. " pak, ibu kalian ada dimana, aku udah besar sekarang, aku kangen kalian." gumam evan, dia pun tertidur kembali.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!