Setelah suami ku pulang kerja,kami berdua memutuskan untuk pergi ke rumah ibuku yang tidak terlalu jauh dari rumah kami dan mungkin hannya perjalanan satu jam saja kesana.
Aku dan suami memutuskan untuk menjemput adikku untuk merawat ku yang tiga bulan lagi akan melahirkan anak pertama kami.Selama kehamilan ku suamiku begitu perhatian kepadaku bahkan tidak membiarkan aku melakukan apa pun di rumah,semuanya di lakukan oleh pembantu yang setiap malamnya pulang ke rumahnya dan paginya akan kembali datang.
Mas Irwan tidak mempercayai orang lain untuk merawat ku semasa kehamilan dan pertimbangan itu juga yang membuatnya kami memutuskan untuk membawa adikku Naila tinggal di rumah untuk beberapa bulan ini sampai aku melahirkan dan pulih total.
Pada saat itu kebetulan Naila juga baru lulus SMA,mas Irawan berjanji akan membiayai kuliahnya tahun depan kalau dia bisa bekerja dengan baik dan aku sebagai kakak tentu saja setuju dengan usulan mas Irawan apalagi aku tau adikku sangat rajin baik dan perhatian kepada ku.
Tidak lama kami pun sampai di rumah kecil ibuku,mereka menyambut kami dengan sangat senang, karena memang walaupun tidak jauh kami jarang sekali berkunjung selain karena suamiku yang sibuk sebagai polisi kadang juga dia sibuk mengurusi toko pakaian milik ibunya yang tergolong sangat ramai.
"Aduh...Ada gerangan apa hingga anak menantu ku datang di hari yang jelas pasti sibuk ini masuk...masuk." Kedua orang tua ku menyambut kami dengan sangat gembira,mungkin karena kami sudah sangat jarang datang ke rumah itu.
"Raisa,ibu sangat bahagia karena sebentar lagi ibu akan punya cucu,iya kan pa." Ucap ibu sambil membawa ku masuk ke dalam rumah.
Mas Irawan adalah sosok menantu yang sangat di banggakan semua orang tua mungkin selain dia sangat baik dia juga sangat menghormati orang tua ku walaupun lumayan jauh perbedaan ekonomi antara keluargaku dan juga keluarga suamiku.
Aku sangat bahagia di pernikahan ini hampir saja aku tidak menemukan kekurangan mas Irwan,tampan,baik hati dan sopan.
"Bu... Maksud kedatangan kami ke rumah ini untuk menjemput Naila untuk tinggal bersama kami,aku ingin Naila yang merawat Raisa dan tahun depan aku berjanji akan menguliahkan dia,aku tidak tega Bu kalau orang lain yang merawat Raisa selain tidak percaya aku ingin keluarga yang menjaganya." Ucap Irwan dengan sopan seperti sikapnya yang biasa.
Bu deden dan pak Sardi saling menatap,mereka terlihat senang mendengar ucapan Irwan,apalagi selama ini Naila selalu meminta kepada mereka untuk kuliah tapi karena keuangan mereka kurang memadai mereka tidak bisa menjanjikan apa pun untuk Naila.
"Ibu sama bapak sangat senang dengan tawaran mu nak Irawan,aku rasa Naila juga akan senang dengan berita ini.
"Naila...Naila..." Naila yang sedang di kamar langsung keluar dan menemui kedua orang tua dan juga kakaknya yang duduk di ruang tamu mereka.
"Kenapa Bu? Tanya Naila dengan wajah masam.Raisa yang melihat wajah adiknya hannya bisa diam.Semenjak dia menikah dengan Irwan satu tahun yang lalu banyak sekali perubahan Naila,dia terlihat semakin pendiam dan sangat jarang menyapanya dia tidak tau apa yang terjadi kepada adiknya itu.
"Naila kata nak Irwan mereka akan membawa mu untuk tinggal di rumah mereka,kamu kan tau kakak mu akan melahirkan tiga bulan lagi,mereka ingin kamu merawat kakak mu dengan baik,dan tahun depan Irwan akan menguliahkan kamu,bagaimana apa kamu setuju?" Tanya Deden ibunya.Lama sekali Naila hannya untuk memberikan jawaban kepada mereka berdua.
"Naila tenang saja,Abang juga akan membelikan sepeda motor untukmu,Abang hannya tidak ingin kakak mu di rawat orang lain aku lebih percaya dengan keluarga?"
Raisa sedikit tersinggung dengan sikap adiknya yang sangat jauh berubah dia juga tidak tau apa yang terjadi hingga dia berubah seperti itu ada sorot kebencian di mata Naila kepadanya.
Ingin sekali Raisa mengajak suaminya pulang,karena sudah kesal dengan sikap adiknya tapi dia tidak enak karena suaminya sudah begitu antusias.
"Baiklah Bu aku akan ikut." Jawab Naila pada akhirnya,kedua orang tuanya dan juga suaminya menghela napas lega saat Naila menyetujui keinginan mereka lain dengan Raisa yang sudah kecewa atas sikap Naila yang kurang dia pahami.
Setelah menyalami orang tuanya dan Irwan memberikan uang kepada mereka akhirnya mereka pamit untuk pulang dan Naila ikut hari itu juga karena memang dia sudah tidak ada kegiatan di sekolah.
Sepanjang jalan Naila hannya diam saja,sangat jauh berbeda dengan adiknya yang beberapa tahun yang lalu periang dan sangat ramah serta perhatian kepadanya.
"Naila...Kamu ada masalah ya?"
"Tidak Kakak ada apa memangnya Kaka?"
"Tidak Kakak lihat kamu sekarang ini semakin pendiam dan jarang sekali menyapa Kaka apa kakak ada salah sama kamu?"
"Tidak Kaka,aku hannya malas ngomong saja." Jawab Naila.Dia membuka kaca mobilnya lalu menatap keluar seakan dia tidak ingin bicara lagi sama kakaknya.
Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah mewah milik suami kakaknya,walaupun sudah setahun Raisa menikah Naila belum pernah sama sekali mengunjungi rumah kakaknya.
Naila berdecak kagum saat memasuki rumah milik kakaknya dia tidak menyangka kalau Raisa memiliki rumah semewah itu dan kehidupan kakaknya yang begitu baik.
"Naila aku akan mengantar mu ke kamar." Ucap Irwan lalu berjalan menuju kamar belakang,sementara Raisa tinggal di ruang tamu karena dia merasa kelelahan dan kakinya juga kram.
"Naila ini kamar kamu,aku sengaja membuat kamar mu di dekat dapur supaya kalau Raisa menyuruhmu membuat susu atau makanan kamu bisa dekat.Kamu senang dengan kamar ini?"
"Senang bang terima kasih ya bang." Ucap Naila.Irwan langsung meninggalkan tempat itu tidak ada keanehan dari sikap Naila.
Raisa duduk di ruang tamu,lalu menaikkan kakinya ke atas meja,dia biasa melakukan itu kalau kakinya sedang kram,mungkin karena bulan nya sudah dekat Raisa sering merasakan sakit di seluruh tubuhnya.
"Mas...Apa Naila suka dengan kamarnya?"
"Hmm mungkin saja, karena dia tidak ada komentar apa pun saat aku menunjukkan kamar untuknya.
"Entah kenapa perasan ku tidak enak dengan dia,Naila seperti bukan adikku yang dulu,dia sangat tertutup dan pendiam." Ucap Raisa.Sejak melihat tatapan mata Naila sejak di rumah ibunya dia memang merasa tidak nyaman sama sekali malah dia merasa gelisah entah apa yang terjadi.
"Sudahlah,mungkin dia ada masalah sama pacarnya dia kan masih remaja wajar saja.Nanti lama-lama dia akan terbiasa dengan mu dan pada akhirnya kalian akan kembali akrab." Jawab Irwan.
"Entah lah mas aku juga bingung,semoga saja apa yang kamu katakan benar mas." Jawab Raisa.Dia menarik napas berat perasaanya tidak nyaman sama sekali.
💗💗💗 bersambung 💗💗💗
Sudah seminggu sejak Naila tinggal di rumah kakaknya,dia melayani Raisa dengan baik dan hubungan mereka perlahan semakin dekat walau kadang sekilas Raisa merasa aneh dengan tatapan Naila.
Raisa merasa ada tatapan iri di mata adiknya apalagi saat melihat suaminya yang begitu perhatian kepadanya.Lagi-lagi Raisa menenangkan dan menyakinkan dirinya kalau itu hannya perasaanya saja,tidak mungkin ada yang lain atau mungkin dia kelelahan karena sering melakukan olah raga ibu hamil.
"Tidak Raisa itu adikmu tidak mungkin dia iri dengan mu,tidak...Dia orang baik." Ucapnya kepada dirinya sendiri hingga tidak sadar Naila masuk ke kamarnya sambil membawa segelas susu untuknya.
"Kakak kenapa,kelihatannya gelisah,sebaiknya Kaka istrahat saja tidak perlu olah raga lagi." Ucap Naila dia duduk di pinggiran ranjang mewah miliknya dan juga suaminya.
Raisa tersenyum kecil,entah apa yang terjadi hingga perasaanya tidak tenang akhir-akhir ini dan dia selalu gelisah pada hal tidak terjadi apa pun di rumah itu.
"Naila kamu sudah punya pacar?" Tanya Raisa tiba-tiba hingga Naila mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan konyol kakaknya itu.
"Aneh sekali kakak,untuk apa juga kakak nanya hal yang tidak penting seperti itu.Aku tidak mau pacaran kakak aku ingin sukses dulu baru pacaran,tidak semua wanita seberuntung kakak memiliki suami mapan dan kaya,tapi jika aku mungkin sukses pria sukses juga akan datang kepadaku." Jawab Naila.Raisa hannya tersenyum kecil mendengar jawaban adiknya seharusnya tidak ada yang harus di takutkan tapi hati kecilnya selalu bertentangan dengan mulutnya.
Setelan Naila keluar dari dalam kamar Raisa mulai mandi karena hari sudah sore,suaminya tidak suka saat dia pulang penampilannya masih kucel dan bauk.
Walaupun Irawan pria yang sangat baik menurutnya,pria itu sangat memperhatikan penampilan Raisa,dia akan melakukan apa saja agar Raisa tetap cantik dan menarik luar dalam.
Tidak lama kemudian mobil suaminya sudah sampai di rumah,Naila membuka pintu karena pembantu utama mereka sudah kembali ke rumahnya.
"Mana kakak mu dek?"
"Ada di kamar bang."
"Hmm makasih ya sudah membuka pintu." Ucap Irawan lalu membuka dompetnya dan memberikan Naila uang sepuluh lembar pecahan seratus dia merasa kasihan dengan Naila yang tidak memiliki baju yang layak untuk di pakai.
"Beli apa pun yang kamu mau,sepertinya kamu tidak memiliki baju yang bagus beli untukmu,aku tidak mau ibu marah kepadaku karena kamu tidak ada baju selama kamu disini." Ucap Irawan lalu pergi begitu saja dari hadapan Naila.
Jantung Naila berdebat menerima uang begitu banyak dari Abang iparnya,uang yang belum pernah dia pegang selama ini.Tiba-tiba Naila merasa hatinya terharu menerima uang yang begitu banyak apalagi dari seorang pria.
"Ternyata begini rasanya menerima uang dari lelaki,enak sekali kakak Raisa pasti dia selalu mendapat uang yang banyak." Ucap Naila dalam hati.
Naila yang sangat bahagia menerima uang dari Abang iparnya langsung melayani mereka dengan semangat malam ini,wajahnya terlihat sangat ceria.
"Tumben kamu senang begitu Naila tidak biasanya?" Tanya Raisa tiba-tiba tidak di pungkiri dia juga senang melihat adiknya yang bahagia tidak seperti biasanya selalu murung dan wajahnya masam.
"Tidak papa kakak,hannya lagi senang saja." Jawab Naila.Mereka menghabiskan makan malam,setelah itu mereka semua masuk kamar masing-masing.
Raisa dan Irawan tidur berdekatan,sudah lama mereka tidak melakukan hubungan suami istri sejak kehamilan Raisa Irawan enggan melakukan hubungan badan,dia tidak bergairah sama sekali melakukan hubungan badan dengan istrinya mungkin karena tubuh Raisa yang sudah gendut dan melar membuatnya tidak selera.
"Mas....Sudah lama kita tidak melakukanya,apa kamu tidak merindukan aku?" Tanya Raisa tiba-tiba,dia menahan malu yang luar biasa untuk mengingatkan suaminya tapi ini lebih baik dari pada suaminya bermain diluar sana.
"Hahaha jangan paksakan diri sayang,kamu sedang hamil besar aku takut terjadi sesuatu dengan anak kita jadi untuk sementara kita tahan saja." Tolak Irawan selain memang dia tidak tega dengan kondisi Raisa yang hamil besar dia juga kurang selera dengan tubuh Raisa saat ini.
Mendengar penolakan dari suaminya Raisa semakin malu padahal dia mengajak suaminya karena dia takut suaminya bermain dengan wanita lain di luar sana.
Raisa langsung tidur setelah mendapat penolakan dari suaminya dia membelakangi suaminya karena dia tidak ingin suaminya melihat wajahnya yang sudah memerah.
Sementara itu,irawan memang sudah sangat mengingkan itu,sudah lebih dari satu bulan mereka tidak melakukannya,terkadang dia menuntaskan hasratnya di kamar mandi kalau memang sudah tidak tahan seperti malam ini,dia sangat menginginkan kenikmatan seperti dulu.
Tidak tahan lagi, akhirnya Irawan memutuskan ke kamar mandi dan menyelesaikan ritualnya di kamar mandi sana.Irawan menghela napas setelah dia selesai melakukan itu,walaupun tidak puas sama sekali dia yang terpenting baginya dia menuntaskan hasratnya yang menggebu.
Keesokan paginya setelah selesai melayani kakaknya,Naila pergi ke supermarket yang tidak jauh dari rumah kakaknya dia membeli semua yang dia inginkan memakai uang pemberian Abangnya.
Naila membeli dua potong baju seksi,rasanya dia ingin memaki itu kalau dia sedang tidur malam dan tidak lupa juga dia membeli beberapa scancare untuknya.
Setelah membeli semua kebutuhan yang dia inginkan Naila kembali ke rumah dengan wajah yang sangat ceria lalu melayani kakaknya seperti biasa.
"Dari tadi malam aku melihat mu bahagia sekali Naila ada apa sih?" Tanya Raisa penasaran,wajah Naila hannya tersenyum kecil seakan tidak ingin memberitahu kebahagiannya itu.
"Tidak papa kak biasa saja." Jawab Naila santai lalu dia pergi meninggalkan Kakaknya.
Sudah seminggu semenjak Irawan memberikan uang kepada Naila,malam ini Naila membuka pintu kembali untuk Abang iparnya yang kebetulan pulang sudah larut malam.
"Kamu belum tidur Naila,kamu rajin sekali membuka pintu untuk ku." Ucap Irawan.Entah hannya perasaanya saja menurutnya Naila semakin cantik,sudah beberapa malam ini dia Melihat Naila selalu memakai pakaian yang transparan dan juga pendek hingga membuat Irawan menelan saliva menahan hasratnya.
"Sadar...Sadar lah itu adik istrimu jangan tergoda." Ucapnya dalam hati saat melihat bokong Naila yang begitu menggoda imannya.
"Kalau aku tidur siapa yang buka pintu untukmu bang,tidak mungkin kakak,dia pasti lelah." Jawab Naila polos.
"Abang makan,kalau makan biar aku siapkan." Tanya Naila menggoda jiwa Irawan.
"Aku sudah makan tadi,kamu istrahat saja." Jawab Irawan mencoba untuk konsentrasi agar tidak berpikiran aneh-aneh.
Irawan meninggalkan Naila lalu masuk ke dalam kamar,dia langsung tidur di samping Raisa pikirannya melayang kepada Naila yang tidak kalah cantik dengan istrinya.
💗💗💗bersambung 💗💗💗
Tidak terasa Naila sudah sebulan tinggal di rumah kakaknya,semakin hari penampilannya semakin cantik,kulitnya juga semakin putih di tambah bodinya yang langsing membuat dia tumbuh menjadi wanita yang sangat menarik.
Tidak pernah sedikit Raisa curiga terhadap adiknya,apalagi Naila yang begitu perhatian kepadanya bahkan mengurusnya begitu baik.
"Naila semakin hari kamu semakin cantik saja apa kamu sering melakukan perawatan?" Tanya Raisa ingin tau.
"Tidak Kakak mungkin aku saja memang yang cantik dari lahir tapi kemarin-kemarin pada saat aku masih sekolah aku tidak pandai merawat diri." Jawab Naila santai.
Mereka berdua tertawa bersama,sejak hubungan mereka semakin membaik Raisa memang semakin perhatian kepada Naila,apalagi Naila yang begitu baik dan peduli dengannya.
Kalau siang hari Naila tidak punya pekerjaan apa pun, karena semua pekerjaan rumah di lakukan oleh ART.Sore harinya setelah mandi sore Naila keluar dari rumah rencananya untuk menghirup udara segar.Di perjalanan seorang pria menyapanya dengan sopan,pria itu adalah Yanto supir tetangga mereka.
Yanto sudah lama naksir Naila,bahkan diam-diam dia sering memperhatikan Naila bukannya Naila tidak tau perhatian Yanto tapi bagi dia Yanto bukan lah levelnya karena dia juga ingin seperti kakaknya memiliki suami kaya dan juga memilki pekerjaan mapan.
"Naila kamu mau kemana?" Tanya Yanto dia keluar dari halaman majikannya sambil mendekati Naila yang acuh terhadapnya.
"Mau jalan sore mas buang suntuk." Jawab Naila dengan cuek.
"Hmm...Boleh tidak mas temani?" Tanya Yanto tulus.Semenjak Naila tinggal di tempat itu ini pertama kalinya dia bisa berbicara leluasa dengan Naila karena selama ini Naila selalu cuek dan mengabaikan dia.Yanto mengira kalau Naila itu pembantu di rumah itu.
"Hmm terserah mas saja,memangnya majikan kamu tidak marah kalau kamu meninggalkan rumah?" Tanya Naila,sebenarnya dia malas untuk mengobrol dengan Yanto tapi karena tidak ingin di katakan sombong Naila akhirnya melayani dia berbicara.
"Tidak juga kalau hannya sesekali.Terus kalau kamu? majikan mu tidak marah kalau kamu keluar dari rumah?"
Naila tersenyum kesal saat mendengar pertanyaan Yanto,dia tidak menyangka kalau tetangga-tetangga disana mengira dia sebagai pembantu.
"Memangnya mas lihat aku ini mirip pembantu ya?
"Tidak juga,makanya aku heran kok wanita secantik kamu mau jadi pembantu padahal mungkin banyak pekerjaan yang menanti mu di luar sana selain pembantu." Jawab yanto dengan senyum penuh cinta.
"Aku bukan pembantu mereka,istri pemilik rumah itu kakak ku,aku disini hannya sementara menunggu aku kuliah." Jawab Naila.Dan saat itu mobil Irawan terlihat dari kejauhan hingga akhirnya sampai di hadapan mereka.
"Naila apa yang kamu lakukan di luar sini dengan pria...Masuk..." Yanto terlihat takut pada saat itu,wajahnya pucat pasi apalagi waktu itu Irawan masih memaki dinasnya.
Naila cukup senang karena Irawan datang tepat pada waktunya,dia sudah malas melayani Yanto untuk bicara bagi dia tidak ada untungnya kalau berbicara dengan orang miskin yang pekerjaannya hannya seorang supir.
"Kamu mau kemana? terus ngapain kamu berbicara dengan sembarang pria diluar sana..Kamu tidak takut kalau ada yang melihat mu dan akhirnya akan menimbulkan fitnah?"Naila merasa aneh dengan sikap Irawan yang begitu marah kepadanya saat dia melihat dirinya berbicara dengan pria lain di jalan.
"Aku bosan di rumah bang jadi aku keluar sebentar untuk cari angin." Jawab Naila.Irawan yang pokus mengendarai mobilnya tiba-tiba menoleh kearahnya.
"Kamu bosan di rumah? baiklah aku akan membawa mu jalan-jalan tapi kamu harus merahasiakan ini dari kakak mu." Ucap Irawan lalu membelokkan mobilnya dan membawa Naila keluar dari gang perumahan mereka.
"Baik bang makasih banyak.Kakau aku tau Abang mau membawa ku keluar setidaknya aku pakai baju yang lebih layak." Naila terlihat menyesal karena penampilannya yang buruk hari ini.
"Sudahlah bagaimana pun penampilan mu di mataku, kamu tetap cantik." Puji Irawan tampa sadar.Naila sangat kaget mendengar kata-kata Abang iparnya,dia menoleh ke arah Abangnya memastikan kalau abangnya tidak menyadari ucapannya itu.
"Bang kamu bilang apa barusan?" Tanya Naila menatap Irawan.
"Memangnya aku ngomong apa barusan,aku ngelantur ya,mungkin karena aku kelelahan dan pikiran ku sedang tidak konsentrasi sama sekali." Jawab Irawan.Naila juga yakin kalau irawan tidak sadar akan kata-kata Abang iparnya akhirnya dia hannya diam tidak mungkin dia memaksa Irawan untuk mengingat semua ucapannya itu.
Mobil mereka sampai di supermarket,Irawan mengajak Naila masuk ke dalam untuk jalan-jalan dan hal seperti ini kesenangan bagi Naila.
"Naila kamu beli saja apa yang kamu inginkan." Ucap Irawan.Mereka mengelilingi supermarket itu,waluapun itu hannya sekedar supermarket disana cukup lengkap segalanya dari pakaian sampai peralatan rumah tangga.
Saat melewati toko pakaian,Irawan berhenti disana dan Naila juga mengikuti langkah kaki abangnya.
"Kamu mau beli baju? beli saja kamu sudah lama tinggal di rumah aku tidak mau kamu terlihat seperti orang kampung.Pilih mana yang kamu mau." Ucap Irawan sambil mengelilingi seluruh toko pakaian hingga Irwan berhenti di toko pakaian dalam wanita.
"Kamu belikan satu ini untukmu aku rasa kamu sangat cocok memakai ini." Ucap Irwan sambil menunjukkan satu lingerie ungu yang sangat seksi.Sebenarnya Naila cukup kaget saat Irwan memberikan itu untuknya tapi karena itu pemberian abangnya dia tidak menolak sedikit pun membuat Irwan semakin berani.
Setelah memilih satu lingerie,Irwan semakin berani memberikan kepadanya beberapa biji dari warna ungu,merah dan pink.Sementara itu Naila tidak menolak sama sekali bahkan wajahnya terlihat sangat bahagia.
Setelah membeli empat biji lingerie,mereka lalu meninggalkan toko itu,setelah itu mereka kembali mengelilingi tempat itu hingga puas.
"Kamu sudah puas jalan-jalan hari ini Naila,apa masih ada yang ingin kamu kunjungi?" Tanya Irwan.Naila menggeleng tanda tidak ada dan akhirnya mereka meninggalkan supermarket dan kemabli ke rumah.
"Naila Aku tidak ingin kakak mu melihat kita bagaimana kalau kamu turun disini saja,kamu ke rumah jalan kaki!!" Ucap Irwan.Naila setuju walaupun dia merasa tidak senang sama sekali.
Sementara itu Raisa sudah menunggu Irwan dari beberapa jam yang lalu,karena tidak biasanya dia pulang terlalu sore.
"Kamu tidak tau kemana Naila pergi bibi?"
"Tidak nyonya tadi katanya dia hannya jalan-jalan sore tapi ini sudah lebih dari dua jam."Jawab Art nya.
Pada saat itu dia mendengar mobil suaminya yang memasuki halaman rumah,Raisa langsung menghampiri suaminya ke halaman rumah karena sudah tidak sabar menunggunya di rumah.
"Mas kamu dari mana lama sekali?" Tanya Raisa Irwan cukup kaget dia menyimpan barang Naila ke dalam mobil kembali takut kalau Raisa sampai melihatnya.
"Biasa banyak pekerjaan di kantor." Jawab Irwan singkat.Belum sempat menanyakan tentang Naila yang belum pulang tiba-tiba Naila masuk ke halaman rumah juga membuat Raisa sedikit kaget.
"Kalian kok bisa pulang sama?"
💗💗💗bersambung 💗💗💗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!