NovelToon NovelToon

Ku Akhiri Hidup Ayah Tiriku

Bab 1.

''Dengan ini Saudari Laura Jackson dinyatakan bersalah atas  tuduhan pembunuhan  berencana terhadap kematian saudara Adam. Karena itu, sesuai keputusan Hakim  saudari Laura Jackson di tuntut dengan hukuman penjara dua puluh tahun lamanya.'' Hakim membaca tuntutan hukuman Laura.

Tok...tok...tok...

Ketukan palu berbunyi.

Itu artinya menandakan Laura Jackson sah masuk penjara. Laura kaget dengan tuntutan Hakim karena dirinya tidak menduga dia akan dihukum seberat itu karena semua tidak sepenuhnya salah Laura.

Air mata Laura jatuh membasahi pipinya, dia kecewa Jaksa dan Hakim tidak sepenuhnya mendengar semua pembelaan dirinya padahal dia membawa semua bukti yang bisa saja membawa ia bebas dari hukuman penjara. Laura Sedih, tentu Laura sangat sedih karena hukuman itu sangat tidak pantas untuk dirinya. Bukan hanya Laura yang tidak terima dengan tuntutan hukuman yang di luar dugaan mereka tetapi keluarga Adam dan keluarga Laura yang ikut hadir di persidangan itu mereka semua sangat kecewa dengan tuntutan Hakim yang menurut mereka sangat tidak adil bagi Laura.

Setelah tuntutan hukum dibacakan polisi datang dan memasangkan borgol di kedua tangan Laura. Laura pasrah, ia di tuntun menuju ruang penjara. Disana dia hanya seorang diri di ruangan sempit, ditemani lampu remang-remang dan sebuah karpet kecil sebagai alas tidur Laura tanpa alas kepala. Kamar itu berbanding terbalik dengan kamar miliknya dirumah mewahnya.

Wanita dua puluh tujuh tahun itu menjatuhkan tubuhnya di lantai kamar ia duduk bersender di dinding penjara menatapi langit-langit ruangan itu.

"Akhh...semua karena kau.Coba saja kau tidak melakukan itu aku pasti tidak akan membunuh kau." Laura menarik kasar rambut panjangnya. Frustasi karena ia tidak menduga ayah tirinya tega melakukan hal itu kepada dirinya.

*****"

Laura Jackson nama lengkapnya. Wanita cantik yang memiliki perusahaan properti yang diberi nama 'Laura Jackson Properti.' Selain memiliki perusahaan properti Laura juga memiliki bisnis desain interior, saat ini ia berusia dua puluh tujuh tahun ia lahir dari keluarga kaya raya Ibunya bernama Maria berasal dari Spanyol sementara Ayah kandungnya bernama Jackson berasal dari Amerika. Laura dan keluarganya terkenal cukup harmonis ayahnya pengusaha Properti di dua negara yakni Spanyol dan Amerika.  Namun, di usia sepuluh tahun Laura harus menerima kepahitan dalam hidupnya di mana kedua orang tua yang sangat ia sayangi memutuskan untuk bercerai.

''Daddy, no daddy!'' Laura histeris saat sang Daddy memutuskan pergi dari rumah yang selama ini mereka tempati bertiga untuk  kembali ke  Amerika. Negara asal Jackson. Gadis berusia sepuluh tahun itu berlari  keluar dari kamarnya ia  menuruni anak tangga  untuk mengejar Jackson yang sudah berada di pintu pagar dengan membawa  tas ransel berada di punggung belakang sementara dua koper miliknya di bantu oleh sopir sudah dimasukkan ke dalam mobil milik Jackson.

Pria berusia empat puluh tahun itu menghentikan langkahnya di depan rumah mereka. Tangannya yang hendak menutup pintu pagar besi itu berhenti ketika mendengar Laura histeris, ia menoleh ke belakang ternyata Laura berlari sembari menangis mengejar dirinya.

Jackson melebarkan pintu pagar berwarna hitam itu lagi, Ia lalu berjongkok seraya melebarkan kedua tangannya menunggu untuk memeluk putrinya.Ketika sampai didepan ayahnya gadis berusia sepuluh tahun itu langsung melingkarkan kedua tangan di leher sang ayah begitupun dengan Jackson dia memeluk Putri kecilnya itu seraya mengecup ujung kepala anaknya, ''Sayang, Daddy hanya pergi sebentar." ucapnya seraya mendaratkan satu kecupan di pipi Laura lagi.

"NGGAK! Laura tau Daddy di usir Mommy!" sahut Laura seraya mengusap air matanya dengan punggung tangan kecilnya.

Jackson tersenyum dia menarik tubuh Laura menjauh dari tubuhnya lalu kedua tangannya menyentuh bahu kecil Laura, manik mata biru milik Jackson menatap  dalam bola mata coklat milik Laura, ternyata Putrinya itu sudah mengerti tentang keadaan rumah tangga mereka selama ini, " No, Mommy sama sekali nggak ngusir Daddy." elak Jackson. Karena, bagi Jackson seburuk apapun  Maria. Tetap Maria, ibu kandung Laura. Anaknya itu harus menghormati Maria, ibunya.

"Laura mendengar semua itu, Dad."Laura kembali melingkarkan tangan kecilnya di leher Jackson kali ini dia meletakkan kepalanya di bahu lebar sang Daddy.

Jackson memejamkan matanya hatinya seperti ditusuk sembilu. Kakinya berat untuk pergi meninggalkan sang Putri tunggal bersama Mommynya tapi mau bagaimana lagi takdir kebersamaan mereka hanya sampai Laura berusia sepuluh tahun.

Jackson memikirkan cara untuk meyakinkan Laura," Sayang, dengarin Daddy baik-baik. Daddy pergi dari rumah ini  bukan berarti daddy tidak mencintai kamu dan Mommymu. Tapi, ini jalan terbaik untuk Daddy dan Mommy. Daddy janji setiap akhir pekan Daddy akan menjemputmu dan kita liburan bersama, bagaimana?''Jackson membawa tubuh kecil Laura kedalam gendongannya kemudian ia berdiri lalu berjalan kembali ke rumah untuk mengantar Laura kembali kepada Maria.

''Janji? Daddy harus tepati  janji Daddy.'' Laura menunduk dengan bibirnya maju kedepan air matanya terus mengalir membasahi pipi chubby itu. Ia mengangkat tangannya lalu menunjukkan jari kelingking ke arah Jackson meminta pria berusia empat puluh tahun itu berjanji dengan cara melingkarkan jari kelingking di jari kelingking kecilnya.

''Okey. Deal!'' Jackson tersenyum seraya melingkarkan jari Kelingking di kelingking Laura. Usai berjanji keduanya tertawa bersama, tangan Jackson mengusak rambut pirang Laura. Kemudian, Ia menurunkan Laura tepat didepan pintu masuk rumah. Di mana ada Maria yang sedang duduk di sofa ruang tamu seraya menelpon seseorang.

Jackson menatap Maria lalu menggelengkan kepalanya. Mantan istrinya itu tidak pernah berubah, meluangkan sedikit waktu untuk merangkul Laura yang tengah bersedih. Akan tetapi, ia justru sibuk menelpon sembari tertawa bahagia. Apakah Maria sangat bahagia dengan perpisahan mereka? Berbeda dengan Jackson dia justru sangat terpukul dengan perpisahan ini.

bab 2.

Jackson pun mengabaikan Maria, ia mencium kedua pipi Laura bergantian. Lalu Jackson berdiri dia melambaikan tangan kepada Laura.

"See you next time my princess." ucapnya seraya kembali berjalan menuju mobil yang sudah menunggunya di depan jalan.

"Daddy, harus tepati janji Daddy." teriak Laura seraya menangis.

"Siap, princess cantik." Jackson tersenyum seraya mengangkat tangannya sembari membungkuk tanda ia akan menepati janjinya.

Mendengar Laura menangis Maria sangat kesal, "Suster, bawa Laura ke dalam kamarnya. Anak itu selalu menangis ketika lihat ayahnya pergi." omel Maria.

"Baik, Nyonya." Suster yang sedang berada di belakang bergegas lari ke depan menghampiri Laura.

"Non.Yuk main sama suster di kamar?" ajak suster itu.

"Nggak! Laura masih mau lihat Daddy pergi." tolak Laura tangan kecilnya menepis tangan suster yang hendak menggendong dirinya.

"Ayo, nanti Mommy marah." bisik suster itu tepat ditelinga Laura, ekor matanya melirik majikannya yang masih asyik menelpon.

"Nggak mau. Biarin aja Mommy marah."salak Laura kesal.

"Baiklah. Laura janji setelah Daddy pergi Laura sama suster masuk ke kamar ya." Suster itu memasang wajah melasnya agar Laura mau menurut.

"Ya." Laura mendelik. Karena, selain Jackson, Laura juga sangat menyayangi susternya. Orang yang selalu menemani dia, tidak seperti ibunya yang selalu mengutamakan kumpul-kumpul dengan teman-teman sosialitanya.

"Anak pintar." Suster itu tersenyum senang setidaknya Laura mau menurut.

Jackson masuk ke dalam mobil, tangannya berat untuk menutup pintu mobil, ia memandangi Putrinya yang masih terisak menatap ke arahnya, helaan napas berat keluar dari mulut pria itu,ia harus pergi karena Hakim sudah mengetuk palu dia dan Maria sudah sah bercerai.

Sebelum mobil berjalan, Jackson melambaikan tangannya lagi kepada Laura lalu melakukan kiss bye jarak jauh. Laura pun membalas lambaian tangan Jackson.

"Aku akan selalu merindukan Daddy." teriak Laura berurai air mata.

Akhirnya roda mobil bergulir membawa Jackson menuju Airport. Karena, jam keberangkatannya pukul lima sore sekarang sudah pukul tiga sore itu artinya tinggal satu jam lagi dia sudah meninggalkan Spanyol.

Melihat Daddynya pergi, Laura semakin sedih ia pun masuk ke rumah Laura menghentakkan kakinya keras di lantai lalu berlari masuk ke kamarnya disusul Susternya dari belakang. Maria yang mendengar hentakan kaki Laura, ia menatap tajam Laura, "Anak kurang aj*ar. Sana susul daddymu kalau kau tidak ingin ditinggal Daddymu pergi," geram Maria.

Laura tidak menghiraukan omelan Maria, ia menaiki anak tangga menuju kamarnya. Sesampainya di depan pintu kamar, Laura masuk dia cepat-cepat menutup pintu tidak lupa ia mengunci dari dalam.

Susternya yang sudah berdiri di depan pintu hanya bisa menghela napas. karena, pintu diketuk pun Laura sama sekali tidak membuka pintu untuk dirinya.

"Non, tolong buka pintunya." Panggil suster dari depan pintu.

"Nggak mau. Pokoknya Laura mau sendirian di kamar. Sebaiknya suster pergi aja dari pintu kamarku." balas Laura.

Maria yang mendengar teriakan suster, ia segera berlari ke lantai atas. Maria marah ia langsung menggedor-gedor pintu kamar Laura. Namun, gadis itu sama sekali tidak menghiraukannya.

Tok

Tok

Tok

"Laura buka pintunya!"

"Nggak, mau!"

"Kau sudah berani membantah Mommy?" Wanita tiga puluh delapan tahun itu mengacak pinggang, kesal di depan pintu kamar Laura.

Namun, percuma ancaman Maria tidak berarti karena Laura sudah menutup kedua telinganya dengan earphone dan memutar musik dengan volume kencang.

bab 3

Tok

Tok

Tok

Maria mengetuk pintu lebih keras lagi.

"Buka pintunya, Laura Jackson!"

Karena pintu tetap tidak dibukakan Laura. Maria pun akhirnya menyerah.

''Suster.''Maria balik menatap suster yang berdiri di belakangnya.

''Iya, Nyonya.''

''Tinggalkan saja dia sendirian di kamar itu. Sebentar lagi dia pasti bangun.'' 

''Tapi, Nyonya.''

''Sstt...tidak ada tapi-tapian. Di rumah ini saya yang bosnya bukan Laura.'' Maria meletakkan jari telunjuk di bibirnya sementara satu jari telunjuknya digerakkan ke kiri-kanan meminta Suster itu tidak membantah dirinya.

'Gawat kalau saya dipecat nenek lampir ini. Bagaimana pengobatan ibu di desa? Baiklah, saya harus menurut dia. Non, maafin suster ya kali ini suster tinggalin kamu sendiri di kamar." batin Suster.

"Baik, Nyonya." Sebelum meninggalkan kamar Laura, suster itu menatap pintu kamar Laura. Kemudian, dia pun menurut  mengekor dari belakang mengikuti Maria yang menuruni anak tangga satu persatu menuju lantai bawah.

Maria masuk ke kamarnya dia membaringkan tubuhnya di ranjang, ia menatap bantal Jackson yang masih berada diatas ranjang mereka. Maria menghela napas, ''Seandainya aku tidak egois pasti kita masih bersama. Maafkan aku, Jack.'' Maria meraih bantal bekas Jackson lalu mengusapnya lembut kemudian dia meletakan pipinya diatas bantal itu beberapa menit menghirup aroma tubuh Jackson yang masih menempel di bantal itu.

Akhirnya, Maria yang selama ini terkenal egois, arogan itu menitikkan air mata. Ia sangat menyesal dengan berpisah mereka.

"Ternyata begini rasanya perpisahan, aku pikir di sidang kemarin dia akan mempertahankan rumah tangga kami tapi dia pria lemah.Dia sama sekali tidak membantah semua tuduhan palsu yang aku karang." gumam Maria.

Ya, semua pekerja di rumah itu tau penyebab perpisahan Maria dan Jackson.

Jakson pria gila kerja tapi dia juga selalu mengutamakan keluarganya, karena ia bekerja keras menghantarkan pasangan suami istri menjadi kaya raya bahkan Jackson masuk dalam catatan orang terkaya di Spanyol urutan kedua puluh.

Karena, sangat mencintai Maria. Apapun yang di minta sang istri tercintanya, Jackson selalu menuruti semua kemauan Maria. Hingga Maria melupakan tugasnya sebagai istri dan seorang ibu. Dimana diusia Laura yang masih kecil tentu anak itu masih sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu begitupun dengan Jakson dia juga ingin dilayani Maria, istrinya.

Tapi, Maria yang selalu ingin terlihat baik didepan mata para teman sosialitanya. Dia tidak pernah ada waktu untuk anak dan suami biarpun  sudah di tegur Jackson, wanita itu tidak  menghiraukannya.

♥️♥️♥️♥️

Malam itu Jackson baru pulang kerja dia masuk ke kamar mereka namun tidak menemukan sang istri. Jackson berjalan ke arah kamar mandi karena mendengar suara gemericik air.

"Sayang kamu mandi?" tanya Jackson dari depan pintu kamar mandi.

"Iya sayang. Kamu sudah pulang?" Sahut Maria dari dalam kamar mandi.

"Ya." Jackson pun kembali ke ranjang. Ayah satu anak itu melonggarkan dasi di lehernya, lalu ia merebahkan tubuhnya diatas ranjang sebentar untuk menghilangkan lelahnya. Seharian bekerja dikantor, membuat tubuhnya sangat lelah.

Sepuluh menit kemudian Maria keluar dari kamar mandi.

"Tumben sekali mandinya malam. Sekarang jam sembilan loh." Jackson membuka matanya ketika mendengar pintu kamar mandi terbuka, ia lalu menatap jam tangan mahal yang melingkar ditangannya.

"Ya, aku baru saja pulang dari ulang tahun si Janet, teman arisan aku." Maria menarik kursi meja rias kemudian duduk.

"Sayang, kau itu sesekali luangkan waktu untuk aku dan Laura.Kasihan Laura itu masih kecil mana bisa kau biarkan dia setiap hari hanya bersama suster?" ucap Jackson.

"Sayang, please deh.Kita bayar Suster untuk bekerja bukan untuk enak-enakan di rumah ini. Aku ini setiap hari ada arisan para ibu-ibu masa iya aku tidak hadir gengsi dong, sayang. lagian tadi pulang malam karena merayakan ulang tahun si Janet."  Maria duduk di kursi meja rias seraya mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.

"Bukan begitu konsepnya sayang. Dulu kita awal menikah kau selalu menurut apa yang aku katakan tapi sekarang setelah kita bergelimang harta kau mulai menunjukkan taringmu. Kau egois hanya memikirkan dirimu saja." Jackson melepas kemeja kerjanya lalu melemparnya di keranjang baju yang terletak disamping lemari. Ia melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket karena keringat seharian bekerja.

"Mesti selalu protes, Laura, Laura, Laura." gumam Maria seraya memakai skincare di wajahnya.

Besok paginya, Jackson bangun, ia tidak menemukan Maria di sampingnya. Jackson lalu memilih membersihkan dirinya karena hari ini ada meeting pagi. Usai mandi Jackson menuruni anak tangga menuju ruang makan ternyata di ruang makan sudah ada Maria yang sedang sibuk menata sarapan pagi diatas meja makan. Semua ia lakukan karena tadi malam dia di tegur Jackson.

Maria takut kartu miliknya diblokir sang suami jadi mau tidak mau dia harus bangun pagi untuk membuat sarapan.

Mendengar ada hentakan kaki turun dari tangga Maria melihat ke arah tangga ternyata sang suami yang sudah rapi siap berangkat ke kantor, "Pagi, sayang." sapa Maria. Ia memasang senyum manisnya. Tanganya masih sibuk menata sandwich dan susu yang barusan ia buat.

"Pagi juga sayang." sahut Jackson.

Jackson berjalan menghampiri Maria, dia berdiri dari belakang seraya kedua tangannya melingkarkan dipinggang sang istri tidak lupa ia mendaratkan satu kecupan di punggung belakang Maria.

"Sayang, aku masih bau." Maria menoleh dia menatap Jackson dengan merona karena malu barusan dilihat salah satu pelayan dirumah.

"Kau tetap wangi."Jackson melepas pelukan dipinggang Maria. Istrinya itu semakin dibuat meleleh dengan gombalan pagi sang suami.

"Sandiwich buatan kau, sayang?" Jackson menarik kursi kemudian ia duduk. Maria pun duduk di kursi berhadapan dengan Jackson.

"Tentu, sayang aku yang membuatnya special buat suamiku tercinta dan anakku tersayang." Maria mengambil satu sandwich lalu meletakkan di piring Jackson.

"Terima kasih sayang. Kau istri terbaikku." puji Jackson tulus.

Ini yang Jackson inginkan diperhatikan istri. Walaupun hanya membuat sandwich tapi bagi Jackson nikmatnya sangat luar biasa.

"Ahh...kau terlalu berlebihan sayang." sahut Maria. Dia salah tingkah dipuji sang suami.

Namun, kebersamaan manis itu Bertahan hanya sepuluh tahun. Di mana hari itu Jackson baru pulang kerja. Maria di kamar tidak menyadari sang suami pulang, wanita itu asyik menelpon bukan hanya menelpon tapi dia melakukan video call dimana bukan bersama teman sosialitanya tapi bersama lawan jenis.

Hati Jackson sangat sakit, dia berjalan ke arah ranjang tangannya langsung merebut ponsel itu dari tangan Maria. Kemudian melempar ponsel itu hingga hancur tak berbentuk.

"Tega kau Maria Mercedes! Kau menusuk aku dari belakang." Satu tetes air mata jatuh dari sudut mata Jackson. Dia mengangkat tangannya ingin sekali menampar wanita di hadapannya ini tapi Jackson masih mencintai  ibu dari anaknya itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!