Di dalam gedung kosong terlihat seorang wanita yang duduk di sebuah kursi dengan tangan dan kaki di ikat menggunakan tali. Di depannya berdiri sepasang kekasih. Dapat di lihat dari tatapan sepasang kekasih tersebut bahwa mereka sangat membenci wanita yang duduk di depannya.
"Tidak menyangka kan, kamu akan berakhir seperti ini?" ucap seorang wanita yang berdiri dengan kekasihnya.
Wanita yang kejam nan keji itu bernama Safira. Dia mengikat sahabatnya karena rasa iri yang di milikinya terhadap sahabatnya itu.
"Ya, aku tidak menyangka akan di bunuh oleh sahabat dan kekasihku. Aku menyesal telah menyayangi kalian berdua dan menganggap kalian orang yang paling baik terhadapku," ucap wanita yang di ikat di kursi.
Dia bernama Naila, memiliki nama lengkap Naila Pratista. Naila adalah anak dari seorang pria duda yang berusia 45 tahun. Ibunya meninggal saat Naila di lahirkan karena kehabisan nafas.
"Salahkan kamu yang b0doh terlalu percaya terhadap kami. Tetapi menyesal juga tidak ada gunanya, silahkan nikmati api neraka dan bertemu dengan Ibu mu di sana!" ucap Safira.
Pria yang berdiri di sampingnya mulai menuangkan bensin ke lantai tanpa mempedulikan teriakan mantan kekasihnya. Pria ini bernama Fernando.
'Jika aku memiliki kesempatan hidup aku akan pergi untuk balas dendam terhadap kalian!' batin Naila dengan isakan tangis yang masih tersisa.
Api sudah mulai menyala dan dia tinggal sendirian di dalam gedung tersebut. Naila hanya bisa pasrah karena baginya untuk keluar dari dalam gedung sudah tidak memungkinkan. Sedikit demi sedikit penglihatan Naila kabur dan akhirnya menutup matanya dan tak sadarkan diri.
...***...
"Naila bangun sayang, nanti kamu telat sekolahnya!" teriak seorang pria di balik pintu kamar.
Naila samar-samar mendengarkan suara pria tersebut. Sedikit demi sedikit matanya terbuka dan melihat ke sekeliling.
"Naila, Ayah masuk ya!" ucap seorang pria yang suaranya tak asing di telinga Naila.
Pria tersebut masuk setelah memberitahu Naila, dia menghampiri Naila yang sedang bengong.
"Kok malah melamun, sana cepat mandi!" usir ayahnya sambil menarik selimut yang masih menutupi badan putrinya.
"Aku di rumah Yah?" tanya Naura bingung.
Seorang pria yang bernama Peter tersebut lebih bingung. Kenapa tiba-tiba anaknya bersikap seperti bukan anaknya?.
"Kamu melawak ya Naila? kalau tidak di rumah lalu kamu di mana?. Sudah-sudah jangan mengundur waktu lagi, Ayah tahu kamu cari-cari alasan biar gak sekolah kan?" ucap Peter yang telah mnegenal sifat putrinya.
Naila bangkit dari tidurnya, dia lalu bercermin melihat wajahnya. Dia tidak percaya dengan wajah yang ada di cermin, lalu berbalik melihat kalender.
"Yah, sekarang tahun 2018 ya?" tanya Naila berbalik menghampiri Peter yang duduk di atas ranjang.
"Naila kamu kenapa sih? kok bangun-bangun seperti orang yang lupa ingatan?" Peter balik bertanya.
Tidak biasanya Naila bersikap aneh seperti ini.
Mendengar jawaban ayahnya, Naila tidak lagi membahasnya. Dia izin ke kamar mandi untuk mandi dan berangkat sekolah dengan penuh semangat.
'Tumben anak ini semangat banget pergi ke sekolah?' batin Peter.
Peter keluar dari kamarnya dan menyuruh Naila untuk cepat-cepat berangkat ke sekolah.
Sedangkan Naila yang berada di kamar mandi masih bingung dengan apa yang di alami.
"Apa aku tadi cuma mimpi ya? Tapi mimpi itu seperti nyata. Atau jangan-jangan aku terlahir kembali?" tanya Naila pada dirinya sendiri.
"Ya! Ini pasti terlahir kembali. Itu terlalu nyata untuk di jadikan sebuah mimpi," ucap Naila.
Beberapa saat kemudian, Naila keluar dari kamarnya dengan membawa sebuah tas di bahunya.
"Anak ayah cantik banget sih," puji Peter ketika melihat anaknya mengenakan sebuah sweater.
"Ayah bisa saja!" ucap Naila sambil duduk di kursi sebelah ayahnya.
"Kamu semangat kuliahnya. Ingat jangan tidur lagi di kelas, harus rajin belajar!" Pesan Peter kepada Naila.
Beberapa hari ini Peter selalu mendapat laporan kalau Naila sering bolos atau bahkan tidur di kelas. Nilai Naila juga sangat rendah di mata pelajaran apapun. Ini membuat Peter khawatir karena telah memanjakan putri satu-satunya.
Peter berencana untuk mengajak Naila bergabung ke dalam perusahaan. Membagi waktunya untuk kuliah dan bekerja mungkin Naila sadar susahnya mencari uang.
"Yah, aku berangkat dulu ya. Aku janji gak akan tidur di kelas lagi!" ucap Naila bangkit dari kursinya.
Dia mencium ayahnya dengan roti yang masih ada di tangan.
"Hati-hati ya, ingat belajar yang rajin!" ucap Naila.
Beberapa saat kemudian, Naila sudah sampai di kampus. Seorang wanita melambaikan tangan kepadanya. Namun Naila pura-pura tak melihatnya, dia ingat di kehidupan yang lalu dia berselingkuh dengan kekasihnya. Dan bersama-sama membunuhnya.
'Kali ini aku tidak akan di tipu oleh kalian lagi,' batin Naila.
"Naila, kenapa kamu abaikan aku?" tanya wanita tadi yang melambai kepada Naila.
Dia mengejar Naila dan mendapatkan tangannya sehingga Naila dengan terpaksa menghentikan langkahnya.
"Maaf, aku tadi gak lihat kamu!" ucap Naila tersenyum.
"Aku kira kamu marah sama aku," ucap Safira yang ikut tersenyum juga.
Naila kemnali melangkahkan kakinya di ikuti oleh Safira. Naila memainkan handphonenya tanpa mempedulikan sahabatnya.
"Naila, aku ingin sekali punya handphone seperti kamu. Tapi....," Safira dengan sengaja menggantung kalimatnya agar Naila merasa iba terhadapnya.
"Kalau mau beli saja, untuk apa kamu ngadu ke aku!" Sahut Naila tidak peduli.
"Kamu tahu aku tidak punya uang, dan harga handphone itu pasti sangat mahal. Jadi aku kapan-kapan aja deh belinya," sahut Safira yang mulai memancing rasa iba Naila.
"Oh ya udah, tunggu kamu punya uang baru beli. Itu lebih baik daripada kamu meminta uang dengan orang lain," ucap Naila.
"Naila kok kamu ngomongnya gitu sih? aku merasa tersinggung,"
"Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu. Lagipula kalau kamu bukan orang yang seperti itu untuk apa kamu tersinggung?" ucap Naila sambil menghentikan langkahnya.
"Kamu...,"
"Udah ya, aku sudah sampai kelas nih. Aku mau masuk dulu!" ucap Naila lalu pergi meminggalkan Safira.
Safira merasa ada yang aneh dengan Naila saat ini. Tidak seperti biasanya Naila bersikap dingin terhadapnya apalagi sampai berani menyinggung perasaannya. Safira kemudian menghubungi Fernando untuk di ajak bertemu.
Mereka telah menjalin hubungan setelah beberapa bulan sebelum Fernando pacaran dengan Naila. Ini memang kemauan Safira, dia berniat untuk memanfaatkan kekayaan Naila untuk hidup enak.
Dengan begitu Fernando dan Safira bisa sekolah dengan nyaman berkat Naila. Mereka juga tidak perlu membayar uang kuliah karena kampus tersebut milik ayah Naila.
Di sisi lain, Naila duduk di meja seperti biasa dia sekolah dulu. Tidak ada yang mau mendekatinya karena ulah Safira.
Safira selalu membuat ulah dan tidak mendapat hukuman dari kampus setelahnya berkat Naila. Ini membuat Naila terkena imbasnya dan di jauhi oleh teman-teman sekelasnya.
Naila duduk termenung di dalam kelas. Dia masih memikirkan reinkarnasi yang terjadi dengan dirinya.
'Aku masih tidak menyangka kalau aku dapat terlahir kembali setelah di khianati oleh kedua orang itu. Ini tahun 2018 yang artinya aku terlahir kembali satu tahun yang lalu,' pikir Naila.
'Sepertinya aku harus memperbaiki hubunganku dengan teman-teman sekelas,' batin Naila.
"Tumben dia melamun pagi-pagi, biasanya juga selalu nempel sama Fernando," bisik salah satu teman sekelasnya.
"Mungkin sedang bertengkar," sahut yang lainnya.
Naila ingat di kehidupan yang lalu dia sudah terbiasa mendengar perkataan yang seperti ini. Tetapi dia tidak peduli, karena sahabatnya berkata bahwa itu semua karena mereka iri kepadanya.
Tetapi sekarang, Naila sadar dirinya telah di ikat oleh sahabat dan pacarnya. Naila tidak ingin hal itu terjadi kembali di kehidupan yang sekarang.
...***...
Sebelum jam istirahat, Naila berdiri di depan papan tulis kelasnya. Dia memberikan pengumuman sebelum teman-temannya keluar dari kelasnya untuk istirahat.
"Teman-teman, saya minta maaf kalau selama ini saya memiliki salah terhadap kalian. Untuk itu, saya ingin mentraktir kalian satu kelas di kantin. Bebas mau pesan apa," ucap Naila setelah memberanikan dirinya untuk berbicara kepada teman-teman satu kelasnya.
'Ada apa? kenapa tiba-tiba berubah menjadi baik? Bukannya dia kemarin-kemarin sombong?' bisik salah satu teman kelasnya.
'Apa ini beneran tulus?' bisik yang lainnya.
Tak mudah bagi Naila untuk menerima maaf dari mereka semua. Meskipun dulu prilaku buruk terhadap teman sekelasnya di sebabkan oleh Safira, tapi tetap saja yang salah di mata teman-temannya adalah Naila.
Fernando yang mendengar pengumuman Naila merasa semakin bingung. Dia baru saja menerima laporan Safira dan ternyata itu benar, Naila memang sudah berubah.
KRINGG!!!
Bel istirahat sudah berbunyi, Naila mengingatkan sekali lagi untuk tidak membayar makanannya di kantin. Naila akan membayar semuanya sebagai gantinya.
Namun pengumuman itu tidak di hiraukan oleh teman-temannya. Naila sangat sedih, betapa buruknya dia di masa lalu.
"Kamu jangan sedih, mereka mungkin masih benci kamu tapi aku tidak. Aku tahu kamu orang baik," ucap seorang wanita yang tiba-tiba menghentikan langkah kakinya di depan Naila.
"Kamu?" Naila berusaha mengingat wajah yang tidak asing itu.
"Aku orang yang kamu tolong waktu aku di ganggu pria nakal di sekolah ini. Waktu itu kamu memberanikan diri untuk mengancam mereka demi aku. Aku tidak sempat mengucapkan terimakasih, karena kamu pergi dengan tergesa-gesa," sahut seorang wanita yang bernama Erni.
'Iya, aku ingat. Waktu itu takut ketahuan oleh Safira aku langsung meninggalkannya begitu saja tanpa bertanya keadaannya!' batin Naila yang baru mengingat kejadian tersebut.
"Maaf aku ada urusan waktu itu, tapi kamu baik-baik saja bukan setelah itu?" tanya Naila tidak enak hati.
"Tidak apa-apa, justru aku yang minta maaf karena belum bilang makasih. Makasih ya Naila," kata Erni dengan wajah yang senang.
"Sama-sama! Apa kamu mau ke kantin bareng aku?" tanya Naila.
"Boleh!" ucap Erni.
Namun tiba-tiba tangan Naila di pegang oleh Fernando dari belakang saat dia hendak berjalan keluar kelas bersama Erni.
Naila membalikkan badannya, melihat orang yang telah menggenggam tangannya tersebut.
"Ada apa Fernando?" tanya Naila dengan wajah kesalnya.
"Kamu kenapa berubah? kamu lupa kata Safira, jangan temenan sama anak miskin mereka pasti memanfaatkan kamu!" ucap Fernando tanpa mali berbicara di depan Naila dan Erni.
"Aku tidak,..."
Naila menahan Erni untuk tidak menjawab perkataan Fernando. Naila menghempaskan tangan Fernando yang masih menggenggamnya.
"Fernando, kita putus mulai hari ini!" ucap Naila lalu mengajak Erni kembali ke kantin sebelum jam istirahat berakhir.
"Naila apa alasannya? Kenapa begitu tiba-tiba?" tanya Fernando yang berdiri di belakang Naila.
Naila tidak mempedulikannya lagi, dia juga melarang Erni untuk peduli terhadap Fernando dan terus berjalan menuju ke arah kantin.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Erni yang merasa kasihan terhadap Naila.
"Aku tidak apa-apa. Justru aku merasa lega setelah lepas dari dia, kamu tahu sendiri dari perkataannya tadi kan?. Dulu dia mengatakan hal yang lebih kejam dari ini dan aku percaya karena aku cinta," kata Naila sambil berjalan di samping Erni.
"Lihat, betapa b0dohnya aku karena Cinta," sambungnya.
Erni tersenyum ke arahnya membuat Naila menjadi bingung sendiri.
"Kamu kenapa senyum?" tanya Naila canggung.
"Kamu terlalu polos Naila, tapi menurutku kamu sudah mengambil keputusan yang tepat!" kata Erni.
Naila hanya tersenyum ke arah Erni, dia sudah melihat kantin yang penuh dengan para mahasiswa.
"Naila, kamu mau pesan apa? Biar aku pesankan," tanya Erni.
"Aku mau pesan nasi goreng aja deh, kamu mau pesan minum apa? Aku pesankan aja sekalian ya!".
"Aku mau Jus alpukat satu!"
Setelah sepakat, Naila dan Erni berpisah untuk memesan masing-masing kebutuhannya. Sangat ramai, namun dengan kantin yang luas mereka tidak perlu berdesakan.
5 menit kemudian, Naila sudah selesai membeli minuman. Dia menemui Erni yang duduk sebuah meja dengan nasi goreng di depannya.
"Rasa laparku bertambah setelah melihat nasi goreng ini," ucap Naila setelah duduk di kursinya.
Naila memberikan minuman yang di pesan Erni kepada Erni.
"Ini pertama kalinya aku makan semeja denganmu. Kemarin-kemarin untuk menyapa saja aku tidak berani," kata Erni sambil memakan nasi gorengnya.
"Apa aku semenakutkan itu?" tanya Naila.
"Tidak setelah aku kenal kamu. Tapi rumor di sekolah mengatakan kalau kamu sombong dan tidak ingin bergaul dengan kami yang miskin,"
Naila tidak menjawab, dia menyadari perbuatan jahatnya.
'Itu semua karena Fernando dan Safira. Pasangan kejam itu, kalau aku tidak mengenal mereka sejak awal mungkin hidupku akan baik-baik saja,' batin Naila.
"Naila, kita perlu bicara sebentar!" ucap Safira yang tiba-tiba datang sambil menarik tangan Naila.
"Kamu gak lihat Naila sedang makan?" tanya Erni merasa kesal dengan perbuatan Safira.
"Aku gak bicara sama kamu ya!" sahut Safira dengan mata melotot yang membuat Erni takut.
"Kalau mau ngomong, ngomong saja di sini. Toh juga sama saja, Erni juga sahabat aku kok," kata Naila melanjutkan makan.
"Tidak bisa, kita perlu bicara berdua!" sahut Safira.
Naila mengabaikan perkataan Safira yang membuat Safira marah. Dia dengan terpaksa mengatakan hal yang ingin di katakan kepada Naila. Safira sendiri kenapa sikap Naila berubah bahkan tidak hanya kepada dirinya sendiri, melainkan terhadap Fernando juga.
"Aku tidak memiliki alasan untuk pertanyaanmu itu. Aku hanya ingin putus dengan Fernando karena aku sudah merasa bosan, dan aku tidak pernah merubah sikap ku terhadap kamu," kata Naila.
"Atau kalau kamu anggap aku berubah karena aku tidak polos seperti sebelumnya aku maklumi. Tapi jika kamu ingin aku kembali seperti dulu, mungkin kamu harus mencari mangsa baru untuk makananmu sendiri!" kata Naila lalu mengajak Erni pergi setelah selesai makan.
Safira masih berdiri diam seperti patung, dia sangat marah bahkan lebih marah ketika Naila tidak mempedulikannya.
BRUK!!!
Naila di tabrak oleh sepasang kekasih saat dia akan kembali ke kelas bersama Erni. Wanita tersebut tidak sengaja menumpahkan minuman yang dia bawa ke baju Naila.
Namun bukannya meminta maaf, wanita itu justru memberikan tatapan marah terhadap Naila. Naila tahu wanita tersebut adalah bunga sekolah yang sangat populer di kampusnya. Dan pria yang berjalan dengannya adalah kekasihnya yang merupakan pria tertampan dan juga sangat populer di kampus.
"Kamu gak punya mata ya, main tabrak saja!" ucap wanita tersebut dengan berteriak ke arah Naila.
"Itu jelas-jelas kamu yang menabrak, jalan sambil main handphone dan menumpahkan minuman ke pakaian seseorang. Bukannya minta maaf justru marah-marah, kamu tidak bisa bilang kata 'Maaf' ya?" sahut Naila dengan emosi yang meledak-ledak.
Awalnya Naila tidak akan mempermasalahkan pakaiannya yang kotor, tetapi melihat perilaku bunga sekolah yang tidak seindah namanya dia menjadi sangat marah.
Pria yang berdiri di samping wanita tersebut membukakan sebuah tisu kecil dan memberikannya kepada Naila. Tetapi sebelum di terima oleh Naila, wanita itu justru mengambil tisu tersebut.
"Vania ada apa dengan kamu?" tanya pria yang di sampingnya dengan nada tinggi.
Pria tersebut memberikan sebungkus tisu yang masih tersisa terhadap Naila.
"Kamu kenapa kasih dia tisu? toh juga dia yang salah. Di kampus ini seorang bunga sekolah tidak pernah salah, atau tidak nanti akan di serbu oleh fans-fansnya," ucap wanita yang bernama Vania tersebut dengan nada angkuh.
"Bukannya sadar justru menjadi-jadi. Kamu tidak pernah di ajari sopan santun ya?. Model orang seperti kamu di dijadikan bunga sekolah, aku yakin fans kamu itu cuma orang yang hanya memandang harta dan kecantikan kamu saja," ucap Erni yang ikut memarahi Vania.
"Saya mewakili pacar saya meminta maaf kepada kamu ya," ucap pria tersebut.
"Tolong ajari pacar kamu berbicara seperti manusia normal, aku yakin cuma kamu yang dia dengar!" ucap Naila lalu pergi dari hadapan pria tersebut.
"Tunggu Nai!" Teriak Erni yang dengan segera mengejar langkah kaki Naila.
Sedangkan Vania masih marah dengan kekasihnya itu.
"Kamu kenapa sok baik sih sama mereka?" tanya Vania sekali lagi kepada pasangannya.
"Itu kamu yang salah! untuk apa kamu marah-marah kepada mereka tadi? Bikin malu tahu gak!" ucap pria tersebut.
"Angkasa kamu g*la ya? Justru harusnya yang bikin kita malu bukan aku!" ucap Vania dengan kekasihnya.
Angkasa sudah tidak tahan dngan wanita yang ada di depannya saat ini. Dia sudah sering melihat sifat kekanak-kanakan Vania, namun dia mencoba bersabar dengan itu.
"Kita putus saja! Aku sudah gak cocok sama sikap kamu," ucap Angkasa yang membuat Vania terkejut.
"Kamu minta putus sama aku? itu semua pasti gara-gara wanita tadi kan?" ucap Vania menuduh Naila yang tidak salah apa-apa.
"Bukan karena dia tapi kalau kamu anggap itu karena dia aku tidak masalah untuk menghemat kata ku menjelaskan kepada kamu!" ucap Angkasa lalu pergi meninggalkan Vania begitu saja.
"Angkasa, kamu jangan menyesal setelah putus dengan aku. Aku memiliki banyak fans dan masih banyak yang menanti kita putus untuk pacaran sama aku!" teriak Vania kepada Angkasa.
Angkasa membalikkan badannya dengan senyuman yang merendahkan, lalu berkata, "Selain itu apa yang kamu punya? Aku tidak tertarik dengan itu semua. Benar yang di katakan wanita tadi kamu fans kamu pasti sudah buta telah me-ratu-kan kamu!".
Setelah meninggalkan jejak luka di hati Vania, Angkasa langsung pergi kembali. Tentu saja hal itu membuat Vania sangat marah.
...***...
Di lain tempat, terlihat Safira bersama dengan Fernando tengah makan di kantin memanfaatkan sisa waktu istirahat.
"Jadi, kamu resmi putus dengan Naila?" tanya Safira kepada Fernando.
"Iya, lagipula itu bukan masalah besar kan? Kita bisa cari mangsa lain untuk kita manfaatin!" ucap Fernando.
"Tapi dokumen yang aku minta belum berhasil kita dapatkan! Aku ingin dokumen itu dan satu-satunya cara adalah kamu membujuk dia. Tapi justru kamu tidak becus membuat wanita b0doh itu jatuh cinta terhadapmu!" kata Safira menyalahkan Fernando.
"Sepenting apa sih dokumen itu? lagipula tidak ada hubungannya kan dengan hubungan kita?"
"Ada! Itu sangat penting untuk aku. Dan sebelum kita pacaran kamu akan menuruti semua permintaanku, dan ini adalah salah satunya!" kata Safira mengingatkan kembali janji Fernando terhadapnya.
"Mari kita coba sekali lagi!" ucap Fernando terhadap Safira.
Safira tersenyum, dia berharap kali ini Fernando tidak akan gagal untuk mencuri hati Naila dan membujuknya kembali untuk mengambil dokumen milik ayahnya.
"Jika hal ini gagal lagi, aku akan putus dengan kamu!" ucap Safira mengancam Fernando.
Fernando hanya tunduk, dia sangat mencintai Safira.
"Aku akan bekerja dengan keras. Tapi setelah aku berhasil, aku harap kamu tidak lupa memberiku hadiah di hotel nanti," ucap Fernando kembali.
"Tentu saja. Aku tidak pernah ingkar janji," kata Safira.
'Tidak apa aku harus tidur dengannya beberapa kali, yang penting ayah akan sangat bangga terhadapku dan berhenti membandingkan aku dengan saudaraku yang lainnya,' batin Safira.
Safira memiliki dua saudara yang di mana mereka adalah kakak-kakaknya yang telah sukses. Mereka selalu menjadi juara pertama di bidang akademi sehingga membuat orang tuanya bangga terhadap mereka. Sangat berbeda dengan Safira yang tidak memiliki prestasi apapun selama sekolah.
Justru Safira banyak membuat masalah untuk ayahnya, sehingga Safira di anggap anak yang berguna bagi keluarganya. Safira tidak memiliki kontribusi apapun di keluarganya, hingga akhirnya ayahnya tahu kalau Safira bersahabat dengan Naila.
Ayahnya Safira yang bernama Mahendra memanfaatkan persahabatan anaknya. Awalnya dia hanya ingin bekerja di perusahaan Peter melalui Naila dengan posisi yang tidak terlalu rendah. Namun lama-kelamaan Mahendra menjadi tamak dan memiliki rasa iri terhadap Peter sehingga dia ingin menerima kerja sama dari saingan Peter.
Mahendra memberi tugas kepada Safira untuk mendapat dokumen yang dia mau melalui Naila. Dengan begitu baru lah Safira menjadi anak kebanggaan ayahnya.
'Aku sudah sampai di tahap seperti ini dan aku tidak mau berhenti. Banyak hal sudah aku lakukan tetapi itu belum cukup membuat ayah bangga terhadapku!. Ini semua gara-gara kamu Naila, jika aku sampai gagal orang yang akan aku cari adalah kamu!' batin Safira penuh kebencian.
Meskipun mereka di bilang sahabat yang sangat dekat, namun persahabatan itu palsu bagi Safira. Dia tentu saja tidak memerlukan persahabatan, yang di butuhkan adalah harta dan kekuasaan.
Beruntung bagi Safira menemukan pria yang tergila-gila dengannya sehingga bisa di manfaatkan begitu mudah bahkan tanpa membayarnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!