NovelToon NovelToon

Menikahi Bodyguard Buruk Rupa

Part 1

Amora Dwi Hauria atau yang lebih akrab dipanggil Amora baru saja memasuki rumahnya. Anak yang baru berumur 5 tahun tersebut adalah anak angkat dari Tuan muda Karel.

Akan tetapi Karel sangat menyayangi putri angkatnya dan tidak membeda-bedakan yang mana anak kandung dan juga yang mana anak angkat. Karel memiliki anak sulung laki-laki akan tetapi ia sudah hilang 5 tahun yang lalu.

"Amor, apa yang baru saja terjadi di jalan? Aku khawatir sekali," ucap ibu angkatnya Diana.

Diana pun menghampiri Amora dengan langkah yang tergesa-gesa dan lalu memeluk tubuh Amora dengan perasaan lega. Harinya mulai berpikir hal-hal yang buruk dan selalu saja menakutinya karena mengingat musuh suaminya yang sangat banyak.

"Mama," ucap Amor kecil tersebut dan kemudian melemparkan senyum manisnya kepada sang ibu.

Melihat senyum manis milik Amor tersebut membuat hati Diana tersentuh. Ia pun meraih tangan kecil Amor dan kemudian membawamya masuk.

Sang ayah pun langsung menghampiri Amor saat melihat anak perempuannya yang sangat disayanginya tersebut selamat dari kejaran musuh-musuhnya.

"Cukup Yonathan yang hilang. Kau jangan, aku tidak ingin kehilangan anak ku lagi," ucap Karel dengan perasaan takut luar biasa bahwa tragedi 5 tahun yang lalu kembali lagi menimpa anaknya.

"Papa, Mama, kalian tidak perlu khawatir." Walaupun Amor tergolong cukup kecil, akan tetapi ia sedikit mengerti mengenai penculikan.

Amor saja tadi sampai ketakutan saat dikejar oleh orang-orang yang tidak dikenal dan ingin menangkapnya. Untunglah ia masih selamat dan dibawa ke rumah.

Sang ayah pun lantas pembawa Amor ke dalam suatu ruangan yang tidak dikenal oleh anak tersebut. Amor bertanya-tanya dalam hatinya lalu kemudian ia menatap seorang pria yang bertopeng dan mengenakan pakaian serba hitam.

"Papa, dia siapa?" tanya Amor dengan polosnya.

Sang ayah pun menghela napas panjang dan kemudian membawa Amor kepada pria itu. Ia pun menyuruh agar Amor melihat orang tersebut.

"Dia adalah bodyguard mu saat ini. Namanya Liam, dia yang akan menjaga mu kemana pun. Papa tidak ingin kau kenapa-kenapa."

Amor yang tidak mengerti apapun hanya menganggukkan kepalanya denbn polosnya. Sang ayah pun tersenyum saat melihat Amor yang cukup senang dengan bodyguard yang ia bawa.

"Kenapa dia menggunakan topeng, Mama? Papa? Apakah dia buruk rupa?" tanya Amor kepada ibunya tersebut dengan bingung.

Sang ibu dan ayahnya itu pun sangat panik saat mendengar anaknya yang sembarang berbicara. Mereka takut jika Liam akan tersinggung.

"Tidak masalah," ucap Liam dengan suaranya yang bass dan jhga terkesan dingin.

Liam baru berumur 15 tahun namun ia memiliki pengalaman dan bela diri yang matang. Karel sengaja mencari bodyguard yang masih muda agar ia terus mengawal Amor hingga dewasa.

Karel pun menghela napas dan menatap ke arah istrinya tersebut yang saat ini sedang tak enak hati. Akan tetapi ia juga tengah dirundung oleh beberapa masalah yang terus berdatangan. Ia tahu keamanan dirinya sudah terancam.

Diana terus memikirkan bagaimana nasib ia dan suaminya sebab pasti mereka, musuh-musuh suaminya itu akan terus berusaha untuk membunuhnya.

Karena ada yang ingin dibicarakan berdua dengan sang istri, Karel meminta agar Liam membawa Amor ke kamar.

"Pa, bagaimana dengan kita ke depannya. Aku tidak masalah jika harus dibunuh, tapi bagaimana dengan Amor? Walaupun dia hanya anak angkat dan pengganti Nathan yang hilang, tapi tetap saja aku sangat menyayanginya dan tidak ingin terjadi sesuatu kepadanya. Dia masih kecil, kita harus bisa menyembunyikannya."

"Kau benar Diana. Aku harus merahasiakan Amor dan lalu menyerahkan seluruh harta kita kepadanya daripada harta tersebut jatuh ke tangan musuh."

Tetap saja hal tersebut tidak mengurangi rasa takut yang dirasakan oleh Diana. Perasaannya sekarang benar-benar sangat bercampur aduk.

"Kau tidak bisa mengatakannya dengan gampang. Apalagi kau tahu jika musuh kita bukanlah orang luar melainkan orang dalam."

_________

Amor merasa sangat berbeda dengan Liam. Ada perasaan takut ketika merasakan aura Liam yang benar-benar sangat mengerikan. Tidak biasanya ia bertemu dengan orang seperti ini. Yang hannya Diam tidak banyak bicara.

"Kakak, apakah kau memiliki Mama dan Papa juga?" Liam mendengar pertanyaan anak kecil tersebut merasa tidak senang. Kebetulan sekali ia bekerja di sini bukan karena ingin mengabdi akan tetapi memiliki rencana lainnya.

Terpaksa ia harus mengorbankan dirinya untuk mengurusi anak sekecil ini yang membuatnya sangat kewalahan. Apalagi ia tak terlalu menyukai anak kecil.

"Kau tidak perlu bertanya yang tidak penting. Masuklah ke kamarmu dan jangan lupa tidur. Jangan membuat pekerjaanku terasa lebih berat."

Amor benar-benar sangat ketakutan saat mendengar ucapan Liam yang jelas-jelas tidak menyukainya. Anak perempuan tersebut pun masuk ke dalam kamarnya dengan tubuh yang bergetar.

"Kenapa dia sangat menyeramkan sekali?" ucap Amor seraya menutup pintunya.

Anak tersebut pun menghampiri tempat di mana mainannya terletak. Ia sangat senang bermain boneka Barbie miliknya. Sementara itu Liam berjaga di luar.

Banyak pekerja dan bodyguard di sini yang tidak menyukai Liam. Namun anak itu sama sekali tidak peduli.

Liam terus berjaga di depan pintu kamar Amor. Hingga tiba-tiba ia mendengar suara kegaduhan yang terjadi di luar. Beberapa tembakan pun terdengar dan Liam mendobrak kamar Amor lalu ia pun masuk dan menghampiri Amor yang ketakutan saat mendengar kericuhan di luar.

"Cepat, kau harus bersembunyi agar bisa selamat."

Liam pun membawa Amor secepatnya keluar dari rumah melalui pintu belakang. Ia harus bisa menyelamatkan Amor.

Sementara itu ia tak bisa berpikir jernih apa yang terjadi di luar yang pasti bahaya yang sangat besar tengah menyerang mereka.

"Kakak, apa yang terjadi?"

"Tidak apa-apa kau tenang saja."

Seseorang berpakaian hitam dan membawa senjata api tengah menghadang jalan Liam. Anak itu pun menatap laki-laki tersebut cukup berani. Walaupun ia masih 15 tahun tapi nyali Liam sangat hebat begitu juga dengan kemampuan pria itu.

Ia pun melawan siapa saja yang berusaha untuk menghadangnya. Hingga akhirnya perkelahian dan tembak-tembakan pun terjadi. Tapi untungnya Liam bisa membunuh mereka semua.

Liam menatap ke arah Amor yang bersembunyi di balik semak-semak sambil menangis. Kepala Liam rasanya sangat pening saat mendengar suara tangisan anak-anak.

"Kaka, apa yang sebenarnya terjadi? Di mana Mama dan Papa? Apakah mereka baik-baik saja?"

Liam tidak menjawab sama sekali akan tetapi ia langsung menggendong bocah tersebut dan kemudian membawa mobil yang telah Ia siapkan. Walaupun Liam masih di bawah umur akan tetapi ia telah bisa mengendarai mobil.

___________

TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.

Part 2

Amor membuka matanya secara perlahan dan wanita itu memandang ke arah atap rumahnya dengan tatapan kosong. 16 tahun sudah berlalu kejadian itu akan tetapi bayang-bayang masa lalu terus menghantuinya. Amor harus merasakan depresi dan ketakutan setipa malam. Paska tragedi di malam itu ia harus kehilangan ibu yang paling dicintainya dan juga ayahnya yang harus terbaring di rumah sakit selama 12 tahun.

Amor pun perlahan turun dari ranjangnya dan kemudian anak itu membersihkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum keluar dari dalam kamarnya untuk bergabung dengan keluarga om nya di ruang makan.

Amor diasuh oleh Alexander setelah ia tak lagi memiliki siapapun. Ia juga memiliki Abang sepupu yang bernama Oliver. Ia kebetulan hanya tua dua tahun dari Amor.

Selama ini keluarga Alexander menjaga Amor dengan cukup baik dan sama sekali tidak ada kejanggalan dalam hidupnya. Wanita itu bersyukur sangat disayang oleh keluarga angkatnya.

"Amor!" panggil Oliver yang kemudian hendak menarik tangan Amor. Akan tetapi Liam menahan tangan Oliver seolah-olah melarang pria itu untuk menyentuh Amor.

Memang dari dulu Liam selalu bersikap ketus dan sinis kepada keluarga Alexander seakan-akan ia tidka menyukainya. Amor sama sekali tidak mengerti kenapa Liam selalu bersikap seperti itu padahal dia hanyalah seorang bodyguard.

Oliver yang melihat Liam sengaja menahan tangannya pun menatap pria itu dengan tajam. Akan tetapi ia tetap berusaha untuk menstabilkan emosinya yang sangat menggebu-gebu.

"Liam," peringat Amor.

"Amor kau pergi sekolah bersama dengan Oliver saja, kebetulan dia satu jalan dengan mu," ujar Abigail yang merupakan Tantenya yang selalu mengurus Amor dengan baik.

Amor pun mengangguk setuju. Wanita itu menyunggingkan senyumnya dan kemudian duduk dekat dengan Abigail. Abigail adalah sosok yang sangat disayangi oleh Amor dan sudah menganggapnya sebagai ibu kandungnya sendiri.

"Tante, baiklah. Kalau begitu aku harus cepat-cepat makan, pasti Oliver terburu-buru."

"Tidak juga," ucap Oliver yang dengan lapang dada untuk mengantar Amor.

Oliver terlihat sekali sangat menyayangi Amor dan ia rela melakukan apa saja demi wanita itu. Amor adalah satu-satunya perempuan yang paling dekat dengan Oliver.

"Tidak bisa. Amor akan ikut dengan ku, dan sebelum kau ke sekolah bukannya kau ingin menjenguk Tuan Muda Karel terlebih dahulu? Jika Oliver yang mengantarnya takutnya akan menghabiskan waktu yang cukup banyak karena berbeda arah." Oliver langsung menatap ke arah Liam dengan sinis. Kenapa Liam bertindak sesukanya padahal pria itu hanyalah seorang bodyguard. Itulah yang paling tidak disenangi oleh Oliver terhadap Liam karena sudah banyak mencampuri urusan.

Amor terkejut mendengarnya walaupun yang dikatakan oleh Liam ada benarnya tapi ia bisa saja kan menjenguk ayahnya saat pulang saja. Wanita itu menarik napas panjang dan kemudian menghembuskannya secara perlahan dan mencoba untuk menasehati Liam yang Sudja berada di luar batas haj pria tersebut.

"Liam, tidak apa-apa. Kau tidak perlu sampai sebegitunya. Aku bisa saja menjenguk ayah saat pulang nanti." Liam tampak tidak senang dengan ucapan Amora.

Oliver dan juga keluarga besar wanita itu juga menyetujui apa yang diucapkan oleh Amor. Tapi seorang bodyguard yang seharusnya tak memiliki hak untuk bicara akan tetapi selalu saja melarang Amor.

Amor sendiri geram karena ruang geraknya sangat terbatas. Pria tersebut benar-benar sangat menyebalkan.

"Tidak bisa."

Alexander yang melihat keanehan dari Liam pun menatap nyalang ke arah pria tersebut. Akan tetapi seperti terlihat jelas bahwa mereka saling bermusuhan.

"Kenapa kau melarang Amor? Dia adalah salah satu orang yang sangat berharga buat kami, tapi kau orang tidak dikenal dan hanyalah seorang bodyguard selalu saja membatasi ruang gerak Amor. Dia adalah nona mu jadi kau tak berhak untuk mengurusinya."

Liam pun menatap ke arah Alexander lebih berani. Ia tak mungkin kalah dengan Alexander. Mengenai pemotongan gaji? Sayang sekali Karel sudah menggajinya dari pertama kali masuk dengan jumlah gaji untuk seumur hidupnya, makanya ia juga tidak takut dengan kata dipecat.

"Kenapa memangnya? Saya diberi amanat oleh tuan muda Karel. Jadi kau tak bisa melarang ku sesuka hati mu."

Part 3

Amor menatap ke arah Liam yang membawa mobil dan pria itu sama sekali tak membiarkan jika Amor akan pergi bersama dengan Oliver. Entah kenapa pria itu tampaknya terlihat sangat kejam sekali. Bukan hanaya kali ini akan tetapi pria itu sudah seringkali mengekang hidupnya dan selain itu ia irit bicara dan tak pernah peduli dengannya.

Amor pun mencengkram tangannya dan berusaha untuk setenang mungkin. Tapi entah kenapa perasaannya terus saja tidak enak. Wanita itu memandang ke arah Liam dengan berani dan ingin mempertanyakan semua sikap Liam kepadanya.

"Kenapa kau melakukan itu? Kau hanyalah seorang bodyguard tapi kau tak pernah peduli dengan orang lain dan perasaan ku sendiri."

Kemudian Liam pun langsung memberhentikan mobilnya yang membuat Amor terkejut dan hampir saja kepalanya terjedot.

"Kau," ucap Amor dengan marah. Tapi wanita itu tetap berusaha untuk bersikap sabar.

"Kau sangat berisik sekali. Tidak usah mempertanyakan hal yang tidak seharusnya kau tahu." Mata Amor pun langsung membulat mendengar laki-laki tersebut seolah-olah berkuasa dalam hidupnya.

"Kau pikir dirimu itu siapa? Kenapa kau malah bersikap seenak-enaknya saja? Aku ini adalah Nona mu, seharusnya kau menuruti apa yang aku katakan. Kan selalu melarang aku berhubungan dengan keluarga sepupuku dan Oliver. Selain itu kau terus mengetahui hidupku tanpa aku mengerti apa penyebabnya," ucap Amor yang selama ini hanya bisa dipendamnya. Akhirnya hari ini ia pun mengatakannya dengan sangat tegas dan menjelaskan bagaimana perasaannya yang tidak bisa dikekang oleh pria itu tersebut.

"Aku tahu ini sangat menyulitkan bagimu, tapi tidak kah kau tahu aku tidak perlu meminta pendapatmu apapun yang aku ingin lakukan. Kau pikir siapa dirimu? Kau hanyalah anak angkat dari tuan muda Karel."

Jelb

Rasanya sungguh menyakitkan untuk didengar. Tapi untungnya wanita itu berusaha menahan kesabaran di dalam hatinya. Ia pun membuang wajahnya dengan tatapan muak.

"Memangnya kenapa jika aku anak angkat? Tuan muda Karel sangat menyayangiku, pun begitu pula aku. Tidakkah kau tahu, bahwa di sini aku yang lebih berhak untuk mengatur hidupku sendiri." Liam yang mendengar setiap kalimat yang dilontarkan oleh Amor pun hanya tertawa kecil. Seakan-akan pria itu meledeknya dan menertawakannya dengan remeh.

Kemudian Liam pun menjalankan mobilnya ke arah rumah sakit. Pria itu sama sekali tidak berbicara lagi dan hanya tinggallah Amor yang sangat kesal kepada pria itu namun tak bisa melakukan apapun.

"Hidupku ini adalah milikku, walaupun kau sudah dikasih oleh ayahku dan diberi amanat untuk menjaga ku, seharusnya kau tidak bersikap mengekang ku."

"Lantas apakah kau tahu bahwa, Aku melakukan ini karena demi kebaikan mu. Di sana masih banyak yang mengincar nyawa mu, sayangnya kau sangat naif dan tidak bisa menyadarinya. Apakah kau itu hebat? Jika selama ini tidak ada aku kau mungkin sudah lama tidak bisa bertahan dan kemudian ayah mu akan meninggal."

Amoorea mendengar kata-kata tersebut langsung menatap tajam ke arah pria itu. Kata-kata yang sangat terlarang untuk didengar olehnya karena Amor tidak ingin terjadi apapun lagi di masa depan.

"Ya aku tahu ini semua demi kebaikanku, tapi apakah harus mengorbankan perasaan dan kebebasanku?"

"Ya kau harus."

Amor menghela napas berat mendengar jawaban yang tak diharapkan oleh pria tersebut. Tampaknya memang ia tak memiliki hak-hak masa mudanya.

_________

TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!