NovelToon NovelToon

System Magic Power

Bab#1. Kemalangan Bertubi-tubi.

Sebuah kota dengan distrik yang berada di level paling rendah.

Tanpa sepengetahuan orang awam.

Negara Cretopya, tengah diincar oleh pemimpin dari dimensi lain. Mereka adalah keturunan iblis.

Pada distrik ke dua dan pertama di tempati oleh para manusia yang memiliki ilmu sihir. Mereka mempunyai kekuatan untuk mempertahankan negara Cretopya.

Sebuah akademi pun terbentuk demi kesejahteraan negara itu.

Orion Salzburg, baru saja bahagia karena kelahiran putra pertamanya.

Dia yang berasal dari distrik ketiga, dimana yang menempati daerah itu adalah manusia lemah yang tak memiliki kemampuan sihir. Mereka tak memiliki kelebihan apapun.

Mereka biasanya menjadi petani dan pekerja di ladang.

Akan tetapi, Orion yang memiliki ketampanan memikat hati Anastasya Georgina. Gadis yang berasal dari distrik pertama.

Keluarga Ana tentu saja memusuhi Orion. Hingga ia dan Ana memutuskan untuk melarikan diri di saat Ana sedang hamil.

Malam itu, Ana berhasil di culik oleh segerombolan orang berjubah hitam.

Orion berteriak memanggil nama wanita yang sangat ia cintai itu. Akan tetapi, para gerombolan berjubah bagaikan Dementor itu tebang secepat kilat.

"Ana! Kenapa kalian membawa istriku!" Orion berteriak kencang hingga suaranya memecah keheningan malam itu. Ia tersadar ketika mendengar suara bayi dari dalam rumahnya.

Orion segera bangkit dari atas tanah dimana ia berlutut barusan. Wajahnya telah penuh luka karena sempat melawan.

"Anakku, tenanglah. Ayah di sini," bisik Orion menimang bayinya yang baru berusia hampir tiga bulan itu.

Dan besok adalah purnama ketiga yang akan menjadi titik balik putranya.

Bayi Orion akan mendapatkan kuasa sihir ajaib dari sang leluhur George.

Akan tetapi, ternyata ada satu klan yang tau dan berusaha menggagalkan keajaiban tersebut.

Sebab, jika sampai itu terjadi maka bayinya akan menjadi penyihir terhebat sepanjang masa.

Salah satu ramalan bagi Demon yang akan menghancurkannya kaumnya.

Pria berwajah tampan ini telah penuh cakar. Darah menetes dari wajahnya. Berkali-kali ia mengusap lelehan cairan berbau anyir itu menggunakan lengan pada bajunya.

"Maafkan, Ayah. Karena tidak bisa melindungi ibumu," lirih Orion.

"Tetapi, ayah akan berjuang sampai mati untuk melindungi kamu anakku," bisik Orion sambil sambil terus menciumi pipi bayinya.

Tak lama berselang.

Baru saja Orion berhasil menenangkan buah hatinya yang menangis dengan menimang.

Terdengar suara berdentum dari luar.

Seperti ada benda yang baru saja jatuh dari langit.

"Habisi lelaki itu dan juga anaknya! Lalu hanguskan tempat ini! Jangan menyisakan jejak sedikitpun dari keturunan Salzburg!" titah dari seorang pria yang memiliki kulit pucat dengan gigi runcing dan kuku yang tajam.

Mereka adalah beberapa anak buah Demon yang tersisa.

Orion yang mendengar ancaman terhadapnya dan juga bayi yang kini berada dalam dekapannya. Seketika mencari cara untuk bisa melarikan diri.

Hingga, dirinya kini berada di pintu belakang yang mengarah ke hutan.

Orion sudah hampir membungkus putranya dengan selimut ketika sebuah kuku tajam nan panjang menembus belakang tubuh hingga tembus ke depan perutnya.

Oughh!

Orion yang terdorong, membuat pegangannya pada sang bayi lemah, dan ia pun menjatuhkan

sosok bertubuh gempal itu ke atas lantai. Dari mulut Orion keluar beberapa teguk darah hitam yang kental.

Orion bangun dan berlutut, dengan wajah meringis dan tangan yang memegangi luka di perutnya. Anak buah Demon menarik kukunya dari tubuh Orion dan pria itu kembali memekik seraya memuntahkan darah lebih banyak dari mulutnya.

Mau tak mau, tubuh Orion tersungkur ke depan. Ia menatap nanar ke arah putranya yang menangis dengan kencang. Kepala bayi itu memar efek terpental tadi.

Dengan keadaan bersimbah darah dan sakit yang luar biasa, Orion beringsut untuk menggapai tubuh bayi kecilnya itu.

"Habisi bayi itu segera sebelum fajar!" Jika dia bisa melewati malam purnama ketiga maka, bayi itu akan memiliki kekuatan sihir dari keluarga George!" titah salah satu anak buah Demon itu pada kawannya yang lain.

"Ja–jangan! Jangan kalian ... sakiti bayiku ..," ucap Orion lemah. Tangannya hampir saja menggapai kaki bayi yang ia beri nama Crux itu.

Terlambat, anak buah Demon telah mengangkat sebelah kaki Crux hingga bayi itu meronta dan menangis.

Anak buah Demon memasang seringainya.

Tangannya terangkat, dan kuku panjang yang tajam mencuat dari jemarinya.

Dengan sisa tenaganya, Orion beringsut dan berhasil memegang kaki panjang anak buah Demon.

"Turunkan bayiku. Jangan bunuh dia!" pekik Orion dengan suara dan napas tercekat. Lubang luka di perutnya menganga hingga darah mengalir deras dari sana. Wajah Orion sudah pucat macam kain kafan.

Ia takkan membiarkan makhluk kejam ini menghabisi putranya.

Dalam hati, Orion mengutuk dirinya.

"Seandainya aku punya kuasa sihir. Kenapa aku harus terlahir menjadi manusia yang lemah."

Pada saat itu juga, anak buah Demon. Melayangkan telapak tangannya.

Telapak tangan yang besar dan kotor itu melayang dan melesat cepat.

CRASSHH!

Kulit lembut nan tipis milik si bayi tak berdosa itu tercabik. Cakar tajam milik Demon itu menembus tengkoraknya yang masih lunak.

Darah merah segar muncrat di mana-mana. Bayi yang semula lucu dan menggemaskan itu kini sudah tak berbentuk.

Sebagai sang ayah, Orion hanya mampu mematung tak berdaya. Air matanya menetes, bercampur dengan cipratan darah bayi kesayangannya.

Crasshh!

Sekian kali darah muncrat di mana-mana.

Ketika tubuh mungil tanpa dosa itu tercabik-cabik.

Orion membulatkan matanya.

Darah sang putra membanjiri tubuhnya yang berada di bawah kaki anak buah Demon.

"Crux ...." Air mata meleleh di wajah Orion bercampur dengan darah.

Pria itu tak lagi memiliki tenaga untuk berteriak. Tatapan matanya kabur karena genangan air mata dan darah yang bercampur.

Dadanya sesak.

Ingin rasanya ia mati saat itu juga menyusul kepergian sang putra yang tragis.

Para anak buah Demon berlalu pergi setelah melempar benih api ke rumah itu.

Blarrr!

Seketika, api membesar dan membakar apapun yang ada di sana.

"Apakah aku akan mati.

Harus kah aku mati dengan keadaan terhina ini.

Tidak!

Aku ingin tetap hidup dan membalas kematian putraku!

Aku ... juga harus menyelamatkan istriku!"

Aaa ....!

Orion hanya bisa menjerit dalam hati.

Sebuah potongan kayu dari atap yang terbakar api hendak menimpa tubuhnya. Pada saat itu juga.

Cringg!

[ Halo tuan, saya adalah sistem magic power.]

[ Saya akan membantu anda menjadi kuat dengan pertumbuhan sihir dari sebuah misi. ]

[ Kedipkan mata anda jika mau menerima? ]

Orion yang telah berada di ujung napas, menuruti suara yang ia dengar di kepalanya.

[ Penyatuan dengan sistem di mulai. Loading ... 10, 40, 70 .... 100% ]

Aaaakkh!

Orion merasakan sebuah tenaga masuk kedalam dadanya. Tak lama setelah itu, raga Orion melayang dan menjauh dari tempatnya semula.

Debammm!

Balok kayu itu pun jatuh, hingga memercikkan api kemana-kemana.

Blarrr!

Raga Orion kini telah berdiri tegak.

Pria itu meraba bagian perutnya yang tadi berlubang karena sebuah tusukan dari kuku tajam milik anak buah Demon.

"B–bagaimana semua lukaku bisa menghilang? Kekuatan apa ini? Apa yang telah terjadi pada tubuhku?" Orion mencecar pertanyaan pada dirinya sendiri.

Hingga, sebuah suara yang berasal dari dalam kepalanya kembali berdengung.

[ Selamat tuan, anda telah menyatu dengan sistem. Dan anda mendapatkan tubuh yang baru. ]

Aaaakkh!

"Siapa kau! Katakan apa yang terjadi!" Orion berteriak sambil memegangi kepalanya. Bola mata pekat itu mengedarkan pandangannya kemana-mana.

[ Saya adalah sistem yang akan membantu anda menjadi lebih kuat. Dengan berbagai misi yang dapat menambah kemampuan anda secara bertahap. Jadilah, manusia berguna setelah ini. ]

"Sistem? Apa itu? Apakah sejenis sihir dari dewa?" cecar Orion yang kini sudah mulai menguasai napasnya.

[ Sebaiknya anda pergi dari tempat ini terlebih dulu. Sebelum bangunan ini hancur menimpa anda. ]

"Tapi ... anakku ...," lirih Orion. Tatapannya menatap penuh pilu mencari dimana potongan tubuh anaknya itu berpencar.

Orion mengeratkan gigi dan mengepalkan kedua tangannya. Sinar matanya memancarkan api dendam membara.

...Bersambung...

Bab#2. Membangkitkan Penyihir Berdarah Iblis.

"Apa yang terjadi dengan tubuhku. Kenapa dia bercahaya?" Orion masih kebingungan dengan apa yang terjadi pada tubuhnya.

Sebuah kuasa terasa mengalir di setiap aliran darahnya.

[ Sebagai hadiah penyatuan dengan sistem, anda juga mendapat kemampuan dasar ilmu sihir. Seperti menggerakkan benda serta teleportasi jarak dekat. ]

[ Anda juga harus berlatih untuk meningkatkan kemampuan anda. ]

Orion kemudian mulai berlatih benda-benda yang ada di sekitarnya. Terutama ia mulai membersihkan puing-puing bangunan yang berasal dari rumah yang terbakar itu.

Sembari menahan sesak, Orion terus berlatih. Membayangkan jika di antara puing-pui yang telah hangus terbakar itu terdapat juga tubuh bayinya yang berusia 6 bulan.

"Oh, baby Crux," lirih Orion jatuh bersimpuh.

____________

Beberapa waktu kemudian.

Di sebuah kastil yang terletak pada puncak bukit tertinggi.

Dua mahkluk yang di yakini bukanlah bangsa manusia tengah memerhatikan sosok cantik telanjang yang mengambang dalam tabung.

"Kapan wanita itu akan siap?" tanya seorang laki-laki dengan paras yang sangat tampan namun kaku bak bongkahan besi. Dagunya runcing serta tatapannya tajam dan dingin. Rambutnya berwarna putih bagaikan salju.

"Sabarlah. Kita hanya harus menunggu sembilan purnama lagi. Maka tubuhnya akan sempurna," jelas seorang penyihir tua dengan rambut berwarna biru yang berdiri kaku ke atas. Kaca mata besar bertengger di atas hidung bengkoknya. Kulitnya yang berbintik dan berbintil, membuatnya di panggil dengan sebutan profesor Kyuthile.

" Bagaimana kemampuan sihir yang dimiliki oleh wanita itu?" tanya pria yang tengah menenggak cairan kental berbau anyir serta berwarna merah. Ini adalah ritual malam baginya meminum darah manusia. Menyesap dengan nikmat bagaikan tengah meminum anggur merah.

"Wanita itu akan siap membantu dengan menjadi ratu anda di saat dia sadar nanti." Profesor Kyuthile menampilkan senyum menyeringai di wajah tua berbintilnya itu.

Pria dengan taring, yang di panggil Demon menyeringai lebar. Terlihat lelehan darah mengalir di sudut bibirnya.

" Aku tidak sabar melihat anak - anakku nanti tumbuh di rahimnya lalu lahir dan besar. Kemudian mereka semua akan kujadikan pasukan penguasa bumi." Pria bermata sebelah kuning sebelah merah itu tertawa menyeramkan.

Bahkan para tikus yang hendak keluar dari lubang persembunyian kembali masuk saking takutnya.

" Populasi manusia sudah terlalu lama menguasai Bumi ini. Sudah saatnya bangsa kami yang lebih kuat dan hebat, menguasai dunia," ucapnya lagi dengan sesekali menjulurkan lidah panjang nan lancipnya serta bercabang miliknya.

Tawa menyeramkan kembali menggelegar, hingga sepasang mata sayu milik wanita muda itu terbuka lebar.

Tubuh polos tanpa sehelai benang yang seharusnya menutupi raga indahnya itu menggeliat kecil. Raga indah itu mengambang di dalam tabung silinder besar berisi sebuah kuasa sihir.

Kelopaknya perlahan mengerjap. Meski mata indah itu terlihat begitu lugu dan menggemaskan. Akan tetapi ketika wanita itu membuka mulutnya perlahan, terlihatlah empat taring lancipnya yang membuat wajah itu terlihat kejam seketika.Tubuhnya meronta, seakan ingin segera terbebas dari tabung yang mengurung dirinya.

Mendengar keributan. Profesor Kyuthile segera membuka pintu rahasia. Sepasang matanya berbinar, tatkala sandera cantik nan seksi itu telah bangun lebih awal dari prediksinya.

"Dia ternyata bangun lebih awal. Aku sungguh tidak menyangka. Ternyata, dasar sihirnya sehebat itu."

"Kau, adalah ratu penyihir ciptaan ku. Penantian belasan tahun lamanya, akan terbayar sebentar lagi. Yaitu, saat di mana melihat bangsa manusia hancur dan musnah secara perlahan." Pria tua itu terkekeh sambil mendekat kearah tabung dan meletakkan telapak tangannya di sana.

Profesor Kyuthile menatap penuh bangga pada sosok wanita dengan rambut panjang hingga ke bokongnya itu.

"Hahaha ... sebentar lagi umat manusia akan binasa. Aku akan mengubah kalian semua menjadi pengikutku. Ras yang merasa dirinya paling sempurna akan ku hancurkan!" seru sang profesor dengan gelak tawanya yang kencang.

Profesor yang sudah berusia lanjut itu sama sekali tidak memikirkan masa tua dan bagaimana akhir hidupnya nanti. Dalam pikirannya hanyalah menghancurkan umat manusia agar dendamnya tercapai. Bekerja sama dengan partnernya Lucifer Demon. Iblis setengah manusia yang akan ia gunakan benihnya sebagai cikal bakal pasukan penerus penyihir berdarah iblis.

Sejak jutaan tahun, ras Demon membenci manusia. Begitu juga dengan ras yang terbuang yaitu bangsa penyihir setengah manusia. Jumlah mereka yang tidak terekspos semakin sedikit karena sering di buru dan dijadikan bahan percobaan oleh manusia. Usia mereka memang tidak sepanjang manusia yang bisa hidup hingga seratus tahun. Bahkan lebih.

Kecemburuan sosial ini mengakibatkan beberapa ilmuwan dari ras terbuang ini menyimpan dendam secara turun temurun. Sehingga, hal memercik api dendam yang membuat salah satu terkuat bagian dari mereka meradang.

Lucifer serta Kyuthile bertekad untuk menguasai ras yang merasa paling sempurna dan suci ini. Yaitu, manusia. Padahal, hati mereka sejatinya busuk dan penuh keserakahan.

Lalu, apa bedanya dengan bangsa mereka yang selalu menindas, memakan yang lemah demi tetap mempertahankan kekuasaan dan kekuasaan. Tirani, nyatanya sudah melekat dalam jiwa manusia.

"Sudah saatnya, kita ganti penguasa bumi dengan ras baru yang lebih baik dan lebih hebat! Hahaha!" Tawa Lucifer Demon menggema dalam ruangan serba merah.

"Kau, apakah telah menghabisi si payah dengan anaknya itu? Karena jika tidak, mereka akan menjadi batu sandungan kita di masa depan," tanya Profesor Kyuthile pada partnernya.

Lucifer menyeringai dengan sorot matanya yang tajam sekaligus menyeramkan. Sebenarnya, Kyuthile sedikit ngeri dengan aura kekejaman dari makhluk berdarah dingin itu. Hanya saja, ia berusaha tidak menunjukkannya.

Pria tua itu tidak akan membiarkan Lucifer mengintimidasinya. Mereka saling membutuhkan, tidak ada yang pantas di tekan.

"Itu hal yang mudah. Cukup, mengerahkan beberapa anak buahku yang bersembunyi dekat manusia."

"Bagus Setelah ini, kita bisa menghabisi sedikit demi sedikit para manusia itu dengan menciptakan kekacauan. Menciptakan mahluk monster yang tidak akan pernah mereka bayangkan di dunia tenang mereka ini. Sudah saatnya, mengeluarkan apa yang tertidur di ruang bawah tanah."

Inilah yang terjadi, ketika penyihir terbuang bertemu dengan ras iblis. Dua mahkluk yang berasal dari suatu tempat yang juga telah di rusak oleh tatanan manusia.

Mereka bersekutu untuk menjadikan dunia manusia sebagai tempat kekuasaan mereka. Menjadikan manusia bertekuk lutut atas kepemimpinan mereka.

Ketua penyihir terkuat telah kehabisan waktu. Ia pergi dengan sebuah pesan dan misi. Profesor Kyuthile dengan kemampuannya. Mengambil beberapa jiwa sang pemimpin dan mencampurkannya dengan salah satu, keturunan manusia yang tak sengaja memiliki darah suci di tubuhnya.

Seorang wanita biasa yang akhirnya Kyuthile temukan setelah sekian tahun. Wanita yang terlahir dari rahim perempuan yang tak sengaja pernah di tiduri oleh ketua penyihir bernama Gregorius itu.

Profesor Kyuthile, berencana menyiapkan wanita itu sebagai inang dari pecahan jiwa. Pecahan jiwa itu akan ia tanam dalam rahim, lalu sang inang akan melahirkan pemimpin baru. Sementara, Lucifer Demon, membuahi hingga terciptalah ahli sihir terhebat yang memiliki darah iblis. Sungguh sebuah rencana yang gila.

Setelah profesor Kyuthile menurunkan perintah. Di salah satu distrik terlemah telah terjadi kekacauan.

Profesor telah membangkitkan mahkluk yang telah di penjara lama di sebuah gua.

___________

...Bersambung...

Bab#3. Misi Menyelamatkan Distrik Terlemah 1.

AAKHH ...!!

Terdengar jeritan kencang orang-orang yang tinggal pada distrik paling rendah. Sebuah tempat macam perkampungan. Tepatnya di sebuah pasar dimana para petani, dan nelayan menjual hasil jerih payah mereka.

Terdapat mahkluk tinggi sekitar hampir tiga meter, badannya besar dan berwajah mengerikan. Mahkluk itu hadir di tengah-tengah manusia yang sedang menjajakan dagangan mereka. Mahkluk tersebut memiliki kedua tangan yang ukurannya lebih panjang dari kaki.

Jenis makhluk itu adalah Titan. Sejenis monster raksasa yang telah punah berabad-abad lalu.

Profesor Kyuthile berhasil membangunkannya. Dan terlihat jika kedua mata mahluk itu memancarkan cahaya merah yang menyeramkan.

Mahluk tersebut terlihat sangat marah dan tengah mencari sesuatu.

Sringg!

[ Pergilah ke pasar, Tuan! ]

Panggil sistem hingga Orion yang tengah melamun setelah ia membersihkan puing-puing rumahnya sisa semalam pun kaget di buatnya.

"Untuk apa aku ke pasar. Hari ini telah kudaulatkan sebagai hari berkabung. Aku bahkan belum menemukan jasad bayiku," ucap Orion membantah. Baginya, sangat konyol jika dia justru pergi berbelanja. Orion bahkan rela tak makan apapun sebelum ia menemukan apa yang seharusnya di temukan sejak semalam.

[ Ini adalah misi pertama anda. Kalahkan Titan yang mengamuk di sekitar pasar. Gunakan ilmu basic yang telah sistem berikan pada anda. Lalu dapatkan kekuatan baru setelah anda menyelesaikan misi. ]

"Titan? Monster itu hanya legenda!"

[ Legenda yang telah di bangkitkan kembali oleh seseorang. ]

"Apa! M–maksudmu ... apakah ini seperti sebuah tantangan?"

[ Anda benar! Pergi sekarang! ]

Walaupun masih sedikit bingung dan tidak mengerti, namun Orion menurut.

"Jika ini awal dari perubahan, maka aku siap!" ucap Orion yakin.

Dalam semalam pria itu telah menguasai ilmu sihir tingkat rendah. Memindahkan benda dari jarak jauh, juga berteleportasi sejauh sepuluh langkah.

Sihir yang terakhir cukup menguras tenaga Orion. Tubuhnya akan sangat lemas setelah menggunakan kuasa itu.

[ Gunakan sihir teleportasi agar anda lebih cepat sampai. ]

"Tetapi, aku baru bisa teleportasi jarak dekat. Sementara, jarak dari tempat ini ke pasar sejauh sepuluh kilometer." Orion menjawab perintah sistem.

[ Konsentrasikan pikiran, sistem akan meningkatkan kemampuan anda. ]

[ 3 ... 2 ... 1 ]

Zeeepp!

Sesuatu masuk ke dalam kepala Orion membuat kedua matanya bahkan tak bisa membuka. Orion kembali tersungkur, dan seketika ia teringat pesan sistem untuk konsentrasikan diri. Orion bangkit dan duduk bersila. Kemudian ia terlihat meletakkan tangan di atas lututnya.

Orion mengeratkan giginya ketika kepalanya merasakan sakit. Tak berapa lama kemudian semua berlalu.

"Aku ... akan mencobanya." Orion pun berdiri dan mengkonsentrasikan pikirannya ke sebuah tempat yang hendak Ia tuju saat ini.

"Rasanya pasti lebih sakit. Apalagi jaraknya lumayan jauh. Tetapi, aku harus mencobanya. Aku ingin berubah menjadi manusia berguna dan memiliki kemampuan sihir. Agar, tak ada lagi manusia maupun makhluk lain yang menganggap diriku lemah." Orion bergumam seraya mengeratkan rahangnya.

[ Lakukan cepat! Sebelum ada korban! ]

Tanpa ada waktu untuk bertanya lagi, kini Orion memusatkan pikirannya dan ...

Sling!

"Hah! Semudah itukah? Dan, aku hanya merasa tenaga yang berkurang lebih sedikit," gumam Orion tak percaya. Ia bahkan bisa menguasai ilmu sihir tingkat ketiga.

"Ada apa ini sebenarnya!"

Orion kebingungan ketika menyaksikan pohon-pohon besar serta beberapa bangunan di sekitar pinggir jalan tumbang, semua karena ulah dari monster yang memiliki cakar panjang itu. Entah dari mana datangnya mahluk itu dan apa yang hendak di carinya.

Beberapa bangunan tenda para penjual tertimpa reruntuhan bangunan maupun batang pohon yang tumbang. Hal itulah yang semakin membuat orang-orang panik.

Semua berlarian tak tentu arah seraya melupakan anak-anak mereka. Suara jeritan dan tangis ketakutan pun menggema di setiap penjuru kota.

Kehidupan yang semula aman menjadi ricuh tak karuan. Mereka selama ini hanya mengetahui tentang mahkluk mirip monster ini dari cerita legenda saja.

Krangg!

Suara kaca pecah dari beberapa bangunan, semakin membuat teriakan orang-orang itu menggelegar kencang.

Pasalnya, pecahan tersebut maupun reruntuhan bangunan yang rubuh dan hancur, kini luluh lantak hingga menyebabkan banyak orang yang terluka.

Zzeeep!

Makhluk itu maju ke arah sebuah pelataran tempat Di mana gerobak pengangkut bahan hasil bumi di simpan di sana. Titan tersebut bergerak dengan sangat cepat. Lalu, mengibaskan benda-benda itu menggunakan cakarnya.

BRAAKKKK!

Gerobak dan juga troli hancur berantakan, semakin hancur karena juga diinjak oleh raksasa tersebut.

Terdapat dua orang anak kecil berada di dalam sebuah mobil kuno yang terparkir tak jauh dari berdirinya hewan raksasa itu. Mereka berusaha membuka pintu mobil tapi tidak bisa. Karena kendaraan tersebut terkunci dari dalam.

Dua anak itu menangis sambil berpelukan. Terlihat sekali jika mereka sangat ketakutan. Tubuh keduanya menempel pada kaca jendela mobil. Salah satu anak tengah berusaha menurunkan kaca mobil tapi juga tidak bisa.

Air mata pun sudah turun membasahi kedua pipi chubby kedua bocah yang sepertinya kakak beradik itu, mereka panik dan ketakutan.

[ Selamatkan anak kecil itu! ]

Orion pun kembali menggunakan sihir teleportasi hingga ia bisa berpindah dari jarak satu ke jarak yang lain tanpa melangkah.

"Jangan menangis. Tenanglah, aku akan mengeluarkan kalian," bujuk Orion dengan gerakan mulutnya. Kedua bocah itu tidak akan bisa mendengar suaranya. Dengan sihir, Orion mencoba membuka pengait pintu dari dalam. Orion mengarahkan tangannya, mengeluarkan cahaya kuning keemasan untuk menggerakkan pengait pintu.

Klek!

"Berhasil!"

Orion tersenyum, ketika ia dapat menggunakan sihir yang selama ini tak pernah ia miliki.

Pada akhirnya pintu itu terbuka dan kedua bocah itu langsung menghambur kedalam pelukannya. Raga mereka bergetar ketakutan.

"Papa ...!" Anak kecil perempuan langsung menangis di dalam pelukannya.

Orion berusaha menenangkan anak tersebut dengan mengusap punggungnya. Sementara, anak yang agak besar dan nampaknya laki-laki itu hanya terlihat gemetaran.

Sejurus kemudian, monster jenis Titan tersebut melangkah sambil menyeret tangannya dengan kuku sebesar pedang. Titan tersebut mengarahkan serangan sembarang,

dimana mereka bertiga tepat berada dihadapannya.

"Daddy!" Kedua bocah itu berteriak lalu memeluk sang penolong mereka erat. Begitupun, dengan orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut.

Srekkk!!

Serangan cakar dari raksasa tersebut mengenai mobil kuno tersebut. Sebab, Orion telah membawa para bocah itu menghindar dengan kuasa teleportasi. Kalau tidak, mungkin nasib mereka akan lebih parah dari kendaraan beroda empat yang hancur itu. Orion bergidik, ingatannya kembali pada nasib baby Crux.

Zeppp!

Orion membawa dua bocah tersebut untuk segera menjauh dari tempat itu. "Kalian tetaplah di sini sampai ada yang datang menyelamatkan. Ingat, jangan kemana-mana." Orion memberi pesan yang langsung diangguki oleh keduanya.

Sringg!!

[ Anda berhasil, menyelamatkan anak-anak itu, Tuan! ]

[ Maka, kuasa sihir teleportasi tingkat ketiga akan anda kuasai sesaat lagi. Terimalah! ]

[ Meminta penggabungan ... 10, ]

Aaargg!

Orion berteriak sambil memegangi kepalanya.

[ 3 ... 2 ... 1 .... Selesai. ]

Huh ... hah!

Orion menguasai napasnya yang terengah-engah.

"Apakah selalu sakit jika ilmu itu masuk ke dalam tubuhku?" tanya Orion yang telah menormalkan kembali napasnya.

[ Perlahan anda akan bisa mengendalikannya. ]

Orion mengangguk tanda mengerti.

[ Selamatkan lagi, dan tingkatkan kemampuan anda, Tuan. ]

"Apa aku bisa melakukannya. Raksasa itu terlihat sangat hebat.

...Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!