Rhea Seraphina terbiasa melihat orangtuanya bertengkar sejak masih kanak-kanak. Dimata semua orang, kehidupan Rhea sangatlah enak dan nyaman, karena terlahir dari keluarga berkecukupan, namun tidak bagi Rhea sendiri, Rhea sangat merasa tertekan dan tersiksa oleh itu semua. Rhea juga sering mendapat perlakuan kasar dari ayah kandungnya. Rhea sering dicambuk oleh ayahnya.
Anshu Al-Ghifari ayah Rhea, memadu kasih dibelakang Glenca Fahreta yang merupakan istri sekaligus ibu kandung dari Rhea Seraphina.
Glenca yang sudah benar-benar tidak tahan dengan perselingkuhan dan kekerasan yang dilakukan oleh Anshu kepada dirinya dan juga Rhea, akhirnya memutuskan untuk berpisah, dan Rhea ikut dengan ibunya.
Anshu dan Glenca berpisah ketika umur Rhea masih 8 tahun, dan Glenca menikah lagi tepat di usia Rhea yang ke 10 tahun. Namun hal itu malah semakin membuat Rhea tersiksa. Rhea dicabuli oleh Jerrin Fahlevi ayah tirinya dan sering mendapatkan perlakuan kasar dari ayah tirinya itu. Jerrin selalu bersikap manis dan baik pada Rhea di depan Glenca agar Glenca tidak mencurigainya.
Rhea berusaha memberitahu ibunya akan hal itu namun ibunya tidak pernah mempercayainya, karena Jerrin selalu berlaku baik pada Rhea di depannya, sampai tibalah saat Glenca memergoki suaminya itu sedang memperkosa putri kandungnya yaitu Rhea Seraphina. Glenca dan suami barunya berpisah ketika usia Rhea 15 tahun.
Semenjak kejadian itu, Glenca melaporkan suaminya ke polisi dan Glenca pun tidak menikah lagi hingga Rhea Rhea tumbuh dewasa, karena takut jika putrinya Rhea akan mendapatkan perlakuan seperti itu lagi dari suami barunya. Glenca akhirnya membesarkan Rhea seorang diri dengan anak laki-lakinya bernama Aswangga Abimana yaitu anak Glenca bersama suami barunya yaitu Jerrin Fahlevi.
Rhea berkencan pertama kali dengan seorang pria di umurnya yang masih sangat belia yaitu 15 tahun. Rhea diperkenalkan oleh sahabatnya dengan pria itu. Namun pertemuan itu berujung kepada nasib sial yang akan terjadi kepadanya. Rhea dibawa ke kontrakan pria itu ditemani oleh sahabatnya. Di dalam sana terdapat lima orang pria, mereka menarik Rhea dan mengikat tangan dan kaki Rhea serta menyumpal mulut Rhea agar Rhea tidak bisa berteriak. Mereka berbuat perilaku tak senonoh kepada Rhea dan menelantarkan Rhea begitu saja dijalan tanpa busana dan dengan keadaan Rhea yang tak sadarkan diri.
Rhea tersadar namun tidak mengingat seluruh kejadian yang menimpanya, karena Rhea dicekoki oleh minuman yang membuatnya tidak mengingat apapun, Rhea memakai pakaiannya yang terletak disampingnya dan langsung pulang ke rumah sembari sempoyongan memegang kepalanya yang terasa sangat berat.
Rhea yang sama sekali tidak mengingat kejadian itu akhirnya berpacaran dengan pria yang sudah berbuat hal yang tidak sepantasnya pada dia kala itu. Ketika berpacaran dengannya, ternyata kekasihnya itu tega menjual Rhea kepada sahabatnya dan pria itu mengatakan betapa bodohnya Rhea mau berpacaran dengan orang yang telah menodainya dan membuangnya dijalan begitu saja layaknya sebuah sampah. Rhea yang mendengar perkataan pria itu sontak tidak menyangka jika kekasihnya akan melakukan hal seperti itu kepadanya. Setelah pria itu puas, Rhea kembali ke rumah berjalan kaki dengan air mata yang terus mengalir.
Rhea kembali menjalin hubungan bersama seorang pria namun pria itu malah tega mengkhianati Rhea dengan sahabatnya sendiri, dan hal itu terus terulang kembali saat Rhea menjalin kasih dengan seorang pria.
Rhea mengingat semua kejadian yang terjadi padanya dari kecil hingga dewasa. Kata cinta dan penghianatan selalu berdengung di telinganya yang membuat hatinya sangat teriris.
Semenjak kejadian itu, Rhea menjadi seorang wanita yang berpenampilan seperti seorang pria agar tidak ada satupun pria yang mendekatinya lagi. Setiap ada pria yang menyatakan perasaannya pada Rhea, Rhea selalu bergetar, wajahnya pucat, tubuhnya dingin, kata-kata tentang cinta dimasa lalunya selalu berdengung di telinganya dan semua kejadian pahit yang berhubungan dengan kata cinta itu selalu menghantui pikirannya.
Rhea seperti seseorang yang sangat ketakutan ketika mendengar kata "cinta" itu terlintas dari mulut seorang pria. Rhea sangat membenci kata cinta itu terlontarkan dari mulut seseorang karena baginya "cinta adalah pengkhianatan, tidak ada kejujuran, yang ada hanyalah kebohongan yang tertunda kebenarannya".
Glenca yang menyadari jika Rhea sangat anti dan ketakutan ketika mendengar kata cinta, akhirnya membawa Rhea ke psikiater untuk menjalani beberapa pengobatan. Rhea dinyatakan mengidap philophobia dan harus mengalami beberapa terapi untuk menghilangkan phobianya terhadap cinta itu. Rhea yang mengalami beberapa rangkaian pengobatan nampak sangat tertekan. Rhea selalu berteriak histeris dan meneteskan air mata ketika mendengar kata cinta dan adegan kasih sayang yang ditunjukkan oleh sepasang kekasih. Nampak sekali trauma tentang cinta yang Rhea alami sangat dalam, hingga membuatnya mengalami philophobia yang cukup parah.
Setelah bertahun-tahun menghadapi beberapa pengobatan, akhirnya Rhea bisa kembali pulih dari philophobia yang dialaminya. Rhea akhirnya menikah dengan CEO muda kaya raya bernama "Rigel Fatha Rayyan" dan hidup bahagia hingga akhir hayatnya dengan di karunia sepasang anak kembar. Glenca yang melihat pun sontak bahagia, akhirnya Rhea mendapatkan pria yang tulus mencintainya hingga mengembuskan nafas terakhirnya. Glenca tersenyum dan meneteskan air matanya ketika melihat jasad anaknya yang sudah terbaring kaku tidak bernyawa itu.
Rhea meninggal karena penyakit kanker hati yang dialaminya. Rhea terkena penyakit kanker hati karena ia selalu mengkonsumsi obat-obatan tanpa sepengetahuan Glenca untuk menenangkan pikiran dan hatinya.
Rigel membesarkan anaknya seorang diri selama bertahun-tahun karena masih sangat mencintai Rhea dan sesekali pergi menemui Glenca mertuanya.
Rigel dan Glenca pergi ke makam Rhea untuk berziarah. Rigel dan Glenca membacakan surat Yasin untuk Rhea agar Rhea tenang di alam sana.
Glenca memutuskan untuk tidak pernah memberitahukan kabar kematian Rhea kepada Anshu ayah kandungnya ataupun kepada Jerrin ayah tirinya dulu.
Glenca sengaja tidak memberitahukan hal itu pada mereka, karena perbuatan mereka pada Rhea semasa Rhea hidup sudah sangat tidak layak untuk diakui sebagai seorang ayah.
Glenca hanya meminta Anshu untuk menikahkan Rhea dengan Rigel selebihnya Glenca selalu menutupi semua yang terjadi pada Rhea dari mantan suaminya itu. Glenca tidak mempedulikan keberadaan Anshu maupun Jerrin karena baginya Anshu dan Jerrin telah lama mati, bukan raganya, namun hatinya. Hanya seseorang yang tidak memiliki hati nurani saja yang tega melakukan hal seburuk itu kepada putrinya sendiri.
"Rhea, maafin mamah nak, mamah tidak mau memberitahukan kematian kamu kepada ayah kandung kamu maupun ayah tiri kamu karena mamah sudah lama menganggap mereka berdua telah lama meninggal dunia, walaupun raga mereka masih bernyawa, tapi bagi mamah mereka sudah lama mati, maafin mamah ya sayang" ucap Glenca meneteskan air matanya menatap bingkai foto Rhea di dalam kamarnya.
"Kamu nginep di rumah aku aja sampai hujannya reda gimana Re?" tanya Glenca menatap Rere.
"Tapi aku gak enak sama suami kamu, aku langsung pulang aja deh ya" jawab Rere.
"Eh jangan dong, lihat tuh! hujannya masih deras banget, ada petir juga, aku takutnya nanti kamu malah ke sambar petir, kamu nginep disini aja ya, aku gak enak banget sama kamu, kan kita jadi kehujanan juga gara-gara aku, gara-gara aku ajak kamu nonton eh pas pulang malah mobil aku mogok, jadi mau gak mau kita harus jalan kaki karena kendaraan lewat, semalam doang kok, mau ya, plis!" pinta Glenca.
"Hm ya udah deh"
"Ya udah yuk masuk" ucap Glenca menarik tangan Rere.
"Iya"
"Assalamualaikum mas" panggil Glenca.
"Wa'alaikumsalam, iya sayang, ini siapa sayang? kok kamu basah-basahan gitu sih? nanti sakit aja" tanya Anshu suami Glenca memegang baju Glenca yang basah kuyup.
"Iya mas tadi aku kehujanan, mobil aku mogok di depan sana, tadi aku udah telepon montir sih, tapi daripada kelamaan jadi kita jalan kaki deh, oh iya mas, kenalin ini Rere sahabat aku" ucap Glenca tersenyum menepuk pundak Rere.
"Hai, aku Anshu" ucap Anshu mengulurkan tangannya.
"Hai mas, aku Rere" jawab Rere memegang tangan Anshu.
"Salam kenal ya" ucap Anshu tersenyum menganggukkan kepalanya.
"Iya mas" jawab Rere tersenyum menganggukkan kepala.
Anshu menatap Rere dari atas hingga ke bawah berulang kali dengan tangan mereka yang masih saling berpegangan, begitupun dengan Rere yang menatap Anshu dengan tatapan penuh cinta. Glenca menatap suami dan sahabatnya dengan rasa takut sekaligus kebingungan. Hati dan pikirannya bertarung. Pikirannya memikirkan hal yang tidak-tidak sedangkan hatinya berusaha menepisnya.
"Kenapa mas Anshu natap Rere kayak gitu ya? apa jangan-jangan mas Anshu suka lagi sama Rere? dan tatapan mata Rere juga kenapa seperti itu? seolah-olah ada rasa ketertarikan diantara keduanya, enggak-enggak! itu gak mungkin! gak mungkin mas Anshu dan Rere bisa langsung menyukai satu sama lain di awal pertemuan mereka" batin Glenca.
"Mas" panggil Glenca.
Anshu tidak menjawab perkataan istrinya dan masih terus menatap Rere.
"Mas" panggil Glenca menepuk pundak suaminya.
"Akh iya sayang, ada apa?" tanya Anshu terkejut.
"Aku ke kamar dulu ya mau ganti baju, Rere kamu ikut aku yuk, biar aku tunjukkan dimana kamar kamu" ajak Glenca menarik tangan Rere.
"Iya" jawab Rere.
Rere masih terus menatap Anshu di belakangnya hingga jarak memisahkan mereka cukup jauh. Nampaknya Rere jatuh cinta pada suami Glenca sahabatnya sendiri, begitupun dengan Anshu yang nampak tertarik dengan Rere yang merupakan sahabat istrinya sendiri.
"Rere, ini kamar kamu ya, untuk baju nanti aku ambilkan, untuk sementara kamu pakai baju aku aja, gak apa-apa kan?"
"Iya gak apa-apa kok" jawab Rere tersenyum menganggukkan kepala.
"Ya udah kamu masuk sana, tunggu di dalam aja, biar aku ambilkan dulu bajunya ya" ucap Glenca tersenyum.
"Iya" jawab Rere tersenyum kecil menatap Glenca.
Glenca pun pergi ke kamarnya mengambilkan bajunya untuk Rere. Anshu bersembunyi di salah satu sudut ruangan untuk memastikan apakah Glenca sudah pergi atau belum. Ketika merasa aman, Anshu keluar dari persembunyiannya dan datang menghampiri Rere.
"Hai" panggil Anshu tersenyum kecil.
"Hai mas, ada apa ya?" tanya Rere.
"Kamu temannya Glenca ya?"
"Iya mas, aku temannya Glenca, ada apa ya mas?"
"Jika aku ingin menjadi teman mu juga bagaimana?"
"Maksudnya mas?"
"Aku ingin kita lebih dekat lagi, hm maksud aku bersahabat lah gitu"
"Kamu yakin ingin bersahabat dengan aku? aku sahabat istri kamu sendiri, nanti kalau istri kamu tahu terus marah sama kamu gimana?"
"Salahnya dimana? kan aku hanya ingin kita berteman bukan untuk menikah, hm sorry"
"Iya sih mas, tapi..."
"Kamu gak mau ya?" tanya Anshu yang langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Rere.
Kini kepala Rere bersandar di dinding dan posisi mereka sangat dekat. Rere yang teringat akan kebaikan Glenca pun mendorong Anshu.
"Apa-apaan sih mas? nanti kalau Glenca lihat gimana?"
"Jawab pertanyaan aku, kamu sebenarnya suka kan sama aku?"
"Hm..."
"Jawab Rere"
Rere hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan Anshu.
"Diam mu itu sudah cukup menjawab pertanyaan ku tadi"
"Apa maksud mu mas?"
"Aku tahu kamu menyukai ku dan aku pun menyukai mu, jangan pikirkan tentang Glenca, pikirkan saja tentang kita"
"Kita?"
"Iya kita, aku dan kamu Rere"
"Lantas Glenca bagaimana?"
"Sudah ku bilang bukan? jangan pikirkan tentangnya saat kita bersama, oh iya berapa nomor wa kamu?"
"Hm..."
"Ayolah Rere, kesempatan tidak akan datang untuk yang kedua kalinya, aku menyukai mu, dan kamu pun menyukai ku, kita hanya butuh sedikit keberanian untuk bisa bersama selamanya sayang" ucap Anshu tersenyum kecil mengangkat alisnya dan memegang dagu Rere.
Rere terdiam sejenak memikirkan apa yang harus ia lakukan.
"Aku harus apa sekarang? jujur saja jika aku memang tertarik pada mas Anshu, tapi status mas Anshu adalah suami dari Glenca, mas Anshu adalah suami dari sahabat ku sendiri, apakah aku harus merebut suami sahabat ku sendiri? tapi jika aku tidak melakukannya, bagaimana dengan hati ku? mas Anshu juga mengatakan dia menyukai ku dan aku pun menyukainya, kenapa aku baru bertemu dengan mas Anshu sesudah pernikahan Glenca dengan mas Anshu? Glenca maafkan aku, hati ku lebih penting daripada hati mu, maafkan aku telah lancang mencintai suamimu, dan maafkan aku juga karena berniat untuk merebut suamimu, aku menyukai suami mu Glenca, aku harap kamu bisa mengerti perasaan ku, karena selama ini kamu selalu mengerti semua perasaan ku, dan aku yakin kamu juga pasti akan bisa mengerti jika dua hati saling mencintai tapi tidak disatukan itu menyebabkan rasa sakit yang sangat dalam diantara keduanya, lebih baik mengorbankan satu hati yaitu hati kamu, daripada harus mengorbankan dua hati yaitu hati ku dan hati suami mu itu" batin Rere menatap Anshu.
"Bagaimana honey?" tanya Anshu memegang dagu Rere.
Rere pun akhirnya memberikan nomor WhatsApp miliknya kepada Anshu. Rere tahu dan sadar yang ia lakukan salah, tapi ia tetap melakukannya dengan beralaskan cinta, tidak ada cinta yang merusak cinta dan kebahagiaan orang lain. Glenca sangat mempercayai Rere sebagai sahabatnya tetapi Rere dengan mudahnya merenggut kepercayaan Glenca dengan berusaha untuk merebut Anshu suami Glenca.
Setelah menyimpan nomor WhatsApp Rere, Anshu pergi meninggalkannya dengan senyum sumringah di wajahnya, sedangkan Rere tersipu malu tapi ada rasa takut melanda hatinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!