Pagi ini, seorang gadis bernama Ei sedang buru-buru berangkat ke kampus untuk mengikuti mata kuliah pertamanya yang terjadwal di hari senin tepat pukul 07.00 pagi. Karena tergesa-gesa, Ei tidak sempat sarapan. Begitu turun dari halte bis, Ei menyempatkan diri membeli sebuah burger yang ada di pinggir jalan untuk isi ulang tenaganya.
Ei tak bisa makan sambil berjalan, jadi ia memutuskan untuk duduk di kursi yang tersedia di pinggir trotoar sambil menikmati keramaian orang berlalu lalang. Di sampingnya, ada seorang pria yang juga sedang sarapan pula. Dua pemuda dan pemudi tak saling kenal itu menikmati sarapan sambil memerhatikan orang-orang yang berlalu lalang dihadapan mereka.
“Aku paling benci hari senin!” gumam Ei sambil memakan burgernya lalu membuka minumannya. Ada pesan masuk dari ponselnya dan ia langsung membaca pesan tersebut.
Karena keasyikan balas pesan, Ei bingung mencari dimanakah burger yang dia makan barusan. Ia menatap sekelilingnya tapi tidak mendapatkan burgernya. Alhasil, ia menoleh pada pria yang duduk di sampingnya dan mendapati burger sama persis seperti punyanya hendak disantap pria itu. Tanpa izin, Ei langsung mencomot burger yang hendak di makan sang pria lalu membawanya pergi begitu saja tanpa sepatah kata.
Sang pria cuma bengong saja saat burgernya yang belum sempat masuk kemulutnya tiba-tiba dicuri Ei tanpa izin. Bukannya marah, pria itu malah tersenyum dan menatap Ei yang semakin jauh darinya. Apalagi Ei sempat memelototinya dan memberikan kode cocok 2 mata padanya. Wajah Ei jadi imut dan menggemaskan kalau bersikap aneh begitu.
Awas kau! Itulah makna kode colok 2 mata yang dilakukan Ei pada sang pria.
“Dasar pencuri burger, wajah tampan tapi tidak mampu beli burger sendiri! Main makan punya orang lagi!” gumam Ei masih belum sadar kalau burger miliknya yang asli, dari tadi masih nyantol dibibirnya dan gadis itu baru tahu setelah burger yang ia comot dari si pria hendak ia makan.
Loh … ini kan burgerku, berarti ini … batin Ei sambil melirik mulutnya sendiri. Ia baru sadar kalau ia telah berbuat kesalahan.
Ei langsung bingung dan membuka mulutnya sendiri sehingga burger yang ia gigit itu jatuh ketangannya dalam keadaan untuh. Hanya ada bekas gigitannya saja.
“Astaga, kok bisa aku jadi oneng markoneng begini!” ujarnya dan langsung balik menatap pria di belakangnya.
Pria itu memang sejak tadi menunggu Ei sadar sendiri. Ia berjalan pelan mendekati Ei dan tanpa suara, ia mengambil burgernya lagi.
“Mengambil milik orang lain tanpa izin, itu namanya pencuri, tapi … mencuri itu memang lebih enak daripada membeli. Aku ambil burgerku lagi, kau tak keberatan, kan? Nona pencuri,” ujar pria itu sambil tersenyum meledek Ei akibat ulah konyolnya.
"E ...." Ei bingung harus bagaimana, mau minta maaf, tapi ia sungguh sangat malu.
"Tidak perlu minta maaf sekarang, kita akan segera bertemu lagi. Nona pencuri burger."
Pria tersebut berjalan lebih dulu meninggalkan Ei dan masuk ke dalam mobil sedan hitamnya setelah tersenyum melihat Ei tak bisa bicara dan hanya menundukkan wajahnya sambil memutar-mutarkan satu kakinya di tanah.
“Apa ada masalah, Tuan?” tanya sopir pria tampan yang baru saja masuk itu.
“Tidak, jalan saja, Pak!” ujarnya masih menatap Ei sambil tersenyum.
“Nona yang dijodohkan dengan Anda meminta bertemu di kantin, apa Tuan mau menemuinya?” tanya sang sopir lagi.
“Aku akan langsung menemuinya setelah ini. Kebetulan, ada yang harus aku bicarakan dengannya.”
“Anda mau menerima perjodohan ini?”
“Kau akan tahu sendiri nanti, aku menemukan emas yang terendam dalam lumpur yang sudah lama kucari-cari.” Pria tampan itu tampak sangat misterius, tidak ada yang tahu siapakah dia bahkan Ei juga tidak mengenalnya. Kalau wanita lain pasti heboh bila bertemu dengannya. “Gadis pencuri burger itu berani sekali,” gumamnya lirih.
Meski sedan yang membawa si pria tampan itu pergi, Ei tetap tak berani mengangkat kepalanya karena malu dan memutuskan berlari ke kampus karena 10 menit lagi kuliahnya akan dimulai. “Haissh sial, kenapa juga aku nyomot burger orang! Semua ini gara-gara baca chat chat mereka!” Ei terus merutuki dirinya sendiri berharap tidak bertemu dengan cowok itu lagi. Kalau tidak, mau ditaruh di mana muka cantiknya ini.
***
Saat memasuki ruang kelas jurusan Sains, tepatnya di universitas Kemala Bangsa. Ei terkejut karena seluruh teman-temannya sedang bergerombol mengerumuni Angel, salah satu teman dekat Ei sendiri. Ada seorang gadis cantik sedang menangis tersedu-sedu dibangkunya dan menjadi pusat perhatian teman-teman sekelasnya.
Perlahan, Ei berjalan mendekat ke arah temannya yang sedang menangis itu. Untuk sesaat, Ei lupa kalau dia baru saja mengalami hal buruk yang akan mengubah hidupnya. Ei sangat heran, kenapa Angel menangis histeris dan membuat bingung seisi kelas.
Tak satupun pertanyaan dari teman-teman sekelas Ei dijawab Angel. Yang ada, sahabat dekat Ei itu malah membuat berantakan seisi kelas dengan membuang tisu bekas lap air matanya berserakan dimana-mana.
“Lu nangis-nangis aja, kagak perlu buat kelas kita jadi tempat pembuangan sampah begini, dasar bengek Lu, Ngel!” protes sang ketua kelas mereka.
“Diem kau Wi! Orang lagi sedih masih aja kau omelin!” bentak Angel sambil membersitkan hidung dan mengelap ingusnya sehingga yang lain jadi jijay sendiri.
“Yeee … dibilangin nyolot! Awas aja kalau kelas ini kagak Lu bersihin!” ancam sang ketua kelas dan membubarkan kerumunan.
“Dia kenapa?” tanya Ei pada salah satu teman kuliahnya.
“Mana aku tahu, kan yang jadi temennya itu kau, bukan kita. Dari tadi kita nanya ada apa dengan Angel kagak dijawab,” jawab teman Ei agak dongkol juga.
Sebentar lagi kuliah akan di mulai, tapi semua mahasiswi di ruangan ini sibuk menenangkan Angel yang tak kunjung berhenti menangis. Bahkan ada yang mengatakan kalau Angel sudah bolak balik pingsan dan bikin heboh seisi kelas. Ei yang baru saja datang menembus kerumunan mendekati sahabatnya yang sudah seperti orang gila.
“Astaga Ngel, apa-apaan sih ini? Kau ini kenapa, sih?” tanya Ei saat melihat temannya tampak sangat berantakan seperti kuyang karena rambutnya acak-acakan.
Sebenarnya, Ei sudah bisa menebak. Kalau sahabat karibnya ini bertingkah aneh bin nyeleneh begini, pasti ia sedang patah hati. Kalau tidak diselingkuhin, pasti ya diputusin. Gadis cantik bernama Angel itupun mendongak ke arah Ei dan langsung memeluknya sambil menangis.
“Huaaaa … Ei … si Leo Ei … dia selingkuh. Dia terang-terangan selingkuh di depanku tahu nggak?” rengek Angel seperti anak kecil yang mengadu pada ibunya. Leher Ei serasa mau patah karena ditarik-tarik sama Angel.
Gadis manis bernama Ei itu langsung memejamkan mata ketika mendengar aduan sahabatnya yang memang sudah sering putus cinta. Dari awal Ei sudah tidak setuju kalau sahabatnya ini mau saja dijadikan si playboy kampus itu sebagai kekasih kesekiannya, tapi Angel tetap saja ngotot dan bersedia tanpa syarat saat dijadikan salah satu bonekanya Leo.
“Sudah kuduga bakal begini jadinya. Kau kan tahu sendiri kalau si laknatullah Leo di kampus ini memang terkenal playboy, Ngel Angeeeelll. Kenapa kau masih mau aja jadi pacarnya. Mantannya itu bejibun. Coba kalau dulu kamu dengerin aku, nggak bakal jadi begini kan?” ujar Ei ingin kesal tapi tak tega melihat kondisi mengenaskan sahabat terbaiknya.
Bukannya reda, tangisan Angel semakin kencang hingga membuat risih semua orang yang mendengarnya. “Huaaa … kok kamu jahat banget sama aku, Ei … harusnya sebagai temen kamu belain aku dong … bukannya nyalahin dan nyudutin aku kayak gini, hiks hiks … kan Leo ganteng, pinter, tajir, makhluk paling sempurna yang ada di muka bumi ini. Wajar kalau aku jatuh cinta padanya. Cuma orang nggak waras kayak kamu itu yang benci banget sama Leo.” Angel terus menangis tersedu-sedu.
“Yee, kenapa kau jadi bawa-bawa aku juga? Pakai acara ngatain aku nggak waras pula? Dasar jiwa kurang lengkap kau, Ngel!” cibir Ei dan mendudukkan kembali tubuh lemas sahabatnya di kursi.
Mendengar rengekan Angel, Ei jadi keki sendiri. Tapi ia juga mulai berpikir, sebenarnya bukan salah Angel juga sih, kalau sahabat karibnya ini jadi korban perasannya si Leo. Salah si playboy laknat itulah karena menjadikan banyak wanita sebagai permainan cintanya.
BERSAMBUNG
***
Sudah lama juga Ei ini ingin sekali melabrak itu cowok supaya berhenti bermain hati dengan semua wanita di kampus ini, tapi gadis bar bar itu terlalu disibukkan dengan tugas-tugas kuliah serta kegiatan-kegiatan pecinta alam yang diikutinya sehingga tidak ada waktu mengurusi urusan orang lain.
Lebih parahnya adalah, sebenarnya Ei ini tidak tahu seperti apa wajah Leo. Ia pernah melihat sekali sosok Leo, itupun dari belakang dan cuma sekilas ketika pria yang terkenal playboy dikampusnya sedang bersama dengan Angel. Ke-palyboy-an Leo cuma Ei dengar dari banyaknya wanita yang sering diputusin Leo dan bahkan ada yang baru saja sejam mereka jadian langsung ending.
Kalau bertatap muka langsung dengan Leo, Ei sih tidak pernah. Karena, ya itu … Ei terlalu sibuk dengan urusannya sendiri sampai artis sekelas Robert Pattinson lewat depan dia aja Ei nggak bakalan ngeh.
“Angel!” teriak seseorang dari balik pintu sehingga mengagetkan seisi kelas. Orang itu adalah Prety, gadis mungil bertubuh gempal yang merupakan teman dekat Angel dan Ei juga.
“Apaan si kau, Pret? Teriak-teriak nggak jelas begitu?” sengal Ei karena ikutan kaget mendengar suara cemprengnya.
“Ngel … Leo, Ngel!” teriaknya lagi tanpa peduli pada komentarnya Ei. Bahkan posisi Ei digeser paksa ke tempat lain dan hampir saja jatuh. Untung saja gadis cantik pecinta alam itu punya keseimbangan tubuh yang kuat.
“Kenapa dengan Leo, Pret? Dia mau ngajak balikan aku?” tanya Angel kepedean, padahal belum tentu juga. Mendengar nama Leo disebut, dia langsung antusias.
“Yeee Bukanlah! Dasar bucin batitooo. Si Leo mau nembak cewek namanya Shena. Anak Sains juga, senior kita kayaknya. Dia lagi di kantin kampus ngobrolin itu semua dengan teman-temannya. Tadi aku habis dari sana dan nggak sengaja dengar pembicaraan mereka.” Prety sengaja melaporkan apa yang ia ketahui soal Leo pada Angel.
“Apa!” pekik Angel dan semakin histerislah ia. “Huaaaa … tuh kan … dia mulai lagi, nggak cukup dengan selingkuh dariku si Leo malah mau nembak cewek lagi, huaaaa …” tangis si bucin batito Angel semakin menjadi-jadi.
Ei yang mendengar hal itu jadi geram sendiri padahal bukan dia yang dikhianati. “Sialan itu orang, ini nggak bisa dibiarin. Jangan sampai ada korban berjatuhan lagi. Wuah … orang itu benar-benar minta digampar. Ini kampus bukan sarang para buaya darat ngadalin wanita.” Ei mengepalkan kedua tangannya dan langsung beranjak pergi meninggalkan kerumunan teman-teman sekelasnya.
“Ei!” panggil Angel begitu melihat sahabatnya beranjak keluar kelas. “Kau mau ke mana? Kuliahnya bentar lagi bakal di mulai!” teriak Prety mengingatkan tapi yang diteriaki tak menggubris sama sekali. Ei sungguh kesal dengan cowok yang namanya Leo. Ini bukan kali pertama ia mendengar cewek patah hati gara-gara dia.
Selama ini Ei diam dan bodo amat karena yang jadi korban perasaannya si Leo adalah cewek-cewek yang tidak Ei kenal. Tapi kali ini berbeda, Angel sudah jadi salah satu korbannya dan sekarang seniornya yang bernama Shena mau dijadikan mainan juga. Jelas Ei tidak bisa terima.
“Shena adalah salah satu mahasiswi terbaik di jurusan Sains ini, enak saja si kamvreto somvreto itu mau ngrusak dia! Ini gak bisa dibiarin, wuah … bener-bener kelewatan!” gumam Ei sambil berjalan cepat menuju kantin.
“Pret, tolong absenin aku sama Ei,” ujar Angel tiba-tiba dan bangun berdiri dari kursinya serta membawa tasnya dengan tergesa-gesa.
“Kau mau ke mana?” tanya Prety bingung.
“Mau nyusul si, Ei!” seru Angel buru-buru.
“Ngapain disusul, biarin aja, nanti dia juga bakalan balik sendiri.”
“Ih, kau ini gimana? Si Ei kan nggak pernah ketemu langsung sama Leo. Aku khawatir dia salah orang!” teriak Angel sambil berlalu pergi menyusul sahabatnya yang gampang lupa dengan wajah seseorang kecuali cogan, kalau pas lagi ngeh. Kalau pas onengnya kumat meski Oh Sehun lewat di depan Ei juga nggak bakalan tahu si Ei ini.
“Lah iya juga, ya? Si Ei kan Oon. Berapa kali dia salah ngatain orang? Mudah-mudahan kali ini dia nglabrak orang yang bener,” gumam Prety langsung mengerti sambil berdoa sok kusuk untuk sahabatnya si Ei. Padahal belum tentu doa seperti itu bakal diijabah oleh Yang Maha Kuasa.
Semua mahasiswa di kelas ini sudah tidak kaget lagi dengan triple women trouble maker, yaitu Angel, Prety dan si bar bar tapi oneng bernama Ei. Sudah banyak ulah mereka yang bikin puyeng kepala dan kali ini mereka mulai berulah lagi. Namun, semua teman-teman sekelas mereka tidak begitu peduli karena sudah terbiasa melihat tingkah konyol mereka dan lebih memilih fokus belajar saja.
Seisi kelas Sains langsung berdiri karena dosen mereka telah tiba. Kuliahpun dimulai dengan aman tentram serta jadi sangat damai tanpa kehadiran Ei dan Angel si pembuat masalah. Kalau soal Prety jangan di tanya, begitu kuliah di mulai, dia langsung tepar menuju pulau kapuk.
***
Benar dugaan Angel, sesampainya di kantin kampus, Ei benar-benar bingung. Ada banyak sekali orang di kantin ini. Maklumlah, ini masih pagi, kebanyakan mahasiswa yang tidak ada jam pertama lebih memilih sarapan di kantin kampus yang tersedia. Selain masakannya lumayan enak, tempatnya juga sangat asyik dipakai nongkring ala anak kuliahan.
“Sial, mana orang yang bernama Leo. Apa Angel punya fotonya, ya? Ah, minta Angel sajalah!” gumam Ei dan mengirim pesan pada Angel supaya mengirimkan foto orang yang bernama Leo.
Namun, baru juga Ei mau mengirim pesannya, seseorang dari belakang yang tidak Ei kenal berteriak memanggil nama Leo.
“Oey! Leo!” seru mahasiswa yang baru saja melewati Ei.
Tentu saja ini bak pucuk dicinta, ulampun tiba bagi Ei. Ia tak perlu susah payah mencari-cari siapakah pria yang bernama Leo itu. Ia mengikuti arah mahasiswa tadi dan berhenti di sebuah meja di mana ada seorang pria tampan dan wanita cantik saling duduk berhadapan. Mereka berdua sepertinya sedang membicarakan sesuatu.
Lah pria itu kan yang tadi aku ambil burgernya. Astaga … kok bisa dia, batin Ei mau balik badan karena merasa malu. Tapi ia berhenti di tempat. Tidak, kok aku pergi, bodo amat soal kejadian pagi tadi, buaya darat itu mesti dikasih pelajaran.
Ei memantapkan hati untuk tidak goyah dan balik badan mengintai sasaran. Sementara ini, ia memerhatikan pergerakan pria yang Ei kira bernama Leo itu dari kejauhan ala detektif-detektifan. Agar tidak ada yang curiga, Ei bahkan bersembunyi di balik pot bunga yang sebenarnya tidak menutupi tubuhnya.
“Oh … jadi itu yang namanya Leo, lumayan ganteng dan tinggi juga sih … tapi sayang dia playboy,” gumam Ei sempat terpana ketika melihat wajah tampan seseorang yang tadi sempat ia ambil burgernya.
Pemuda yang diamati Ei itu sedang asyik bicara pada teman yang tadi memanggil namanya dan mengacuhkan wanita cantik yang duduk didepannya. Tanpa pikir panjang, Ei berjalan cepat dengan segudang tekat kuat. Tak lupa ia memelintir jari jemarinya sendiri terlebih dulu sambil menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri seolah ia sedang bersiap untuk bertarung tinju dengan lawannya.
Ei berdiri tepat di belakang pria yang menurutnya adalah Leo si playboy kampus. Dengan pelan, ia menepuk bahu pemuda tampan itu. Saat pria tersebut menoleh, hadiah bogem mentah langsung Ei layangkan dan mendarat mulus di pipi Leo sehingga pemuda itu terhuyung ke belakang sampai menabrak meja dan menumpahkan minuman si wanita yang duduk di seberang.
Kejadian itu begitu cepat terjadi dan langsung mengundang banyak perhatian orang. Leo sendiri sangat shock karena tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba dirinya digampar oleh wanita yang tidak ia kenal. Lebih tepatnya, wanita yang tadi pagi ia temui juga.
“Heh, tutup panci! Kau gila ya?” sengal si wanita anggun yang langsung marah karena pakaiannya kotor terkena tumpahan minumannya sendiri akibat dorongan Leo.
Sementara si pemuda tampan, langsung menatap tajam wajah Ei yang tampak menantangnya dan sama sekali tak merasa bersalah setelah menggampar mukanya tanpa sebab.
“Nona pencuri burger! Kenapa kau menamparku?” tanya pemuda tampan itu. Ia terlihat marah tapi juga penasaran kenapa dirinya digampar dadakan oleh wanita tak dikenal. Sungguh tindakan paling berani yang pernah dilihat oleh seorang pria paling digilai wanita di kampus ini.
BERSAMBUNG
***
Kekhawatiran Angel tentang keonengan sahabatnya benar-benar terjadi. Sayangnya, ia datang setelah Ei berhasil menggampar seorang pemuda tampan tanpa alasan jelas. Betapa shocknya Angel sampai ia langsung mengatupkan mulutnya karena si pria yang baru saja ditampar sahabatnya, bukanlah si playboy Leo kekasihnya yang baru saja menjadi mantan, melainkan orang lain yang Angel sendiri tidak tahu siapa pemuda tampan itu. Angel buru-buru menghampiri Ei untuk meluruskan semuanya sebelum masalahnya bertambah runyam.
“Dasar Koalang itu anak! Main gampar orang sembarangan!” Angel tepok jidat melihat sikap Ei yang oneng itu.
Kejadian Ei salah orang, bukan pertama kali ini terjadi. Sebelumnya, Ei pernah salah menjodohkan orang sehingga ia harus berakhir di kantor polisi. Untung si Ei tidak ditahan karena kejadian itu cuma salah paham belaka. Belum lagi ia salah meledek orang yang ia pikir adalah target mak comblangnya, tapi nyatanya orang tersebut adalah seorang polisi. Nggak masuk bui, si Ei ini sudah mujur banget.
Namun, sekarang malah lebih parah, sampai-sampai si oneng Ei salah gampar orang. Di hadapan banyak orang pula. Sebagai sahabat, Angel cuma bisa geleng-geleng kepala karena punya sahabat kayak si Ei.
“Hei semprol, jangan bikin malu kau, ya!” bisik Angel lirih saat ia sudah ada di samping sahabatnya dan langsung menarik tangan Ei untuk mundur ke belakang. Mereka berdua sudah menjadi pusat perhatian banyak orang apalagi ini kantin, pusatnya keramaian.
“Ngapain kamu tarik-tarik aku!” sengal Ei setelah tahu siapa orang yang menarik tangannya menjauh dari pria tampan yang baru saja digamparnya.
“Kau ini apa-apaan sih, Ei? Ayo kita pergi dari sini!” tandas Angel langsung menarik kembali lengan Ei keluar dari kantin. Ia jadi merasa tidak enak dengan yang lain.
Namun tarikan tangan Angel yang baru saja tiba itu langsung ditepis kasar oleh Ei. Matanya menatap tajam wajah pemuda yang juga sedang menatapnya.
“Kamu diem di sini!” cetus Ei marah. Ia pun kembali berjalan dan berdiri di depan sang pemuda.
“Dasar buaya laknattulloh! Gak punya urat! Bisa-bisanya kau memainkan hati semua wanita yang ada di kampus ini, ha? Kau mau jadikan Shena target selanjutnya! Jangan harap! Muka kamu aja yang tampan, tapi hatimu jauh lebih buruk dari Jurik!” bentak Ei sengaja mengatai pria yang berdiri didepannya dengan kasar sehingga terdengar sorakan ricuh disekelilingnya.
Semua orang shock mendengar ucapan Ei yang terbilang berani termasuk Angel juga, tapi untungnya Angel segera sadar dan menarik kembali tangan Ei lalu menyeretnya pergi lagi dari sini sebelum mereka berdua kena hujat netizen.
“Ayo pergi Ei! Maaf ya semua … temenku lagi sakit jiwa …” seru Angel pada yang lainnya dan sontak langsung dibantah oleh Ei.
“Enak saja! Siapa yang sakit jiwa! Cowok itu tuh yang gak punya hati! Kok kamu jadi belain dia? Katanya kamu diselingkuhin sama itu cowok! Jangan tarik-tarik …!” berontak Ei tapi tarikan tangan Angel jauh lebih kuat darinya.
“Bukan cowok itu yang nyakitin aku, Ei! Kau salah orang!” bisik Angel dengan paksa karena ia sudah tak tahan lagi dengan sikap onengnya Ei ini.
“Nah iya …” Ei tiba-tiba tersadar … “hah? Apa? Kau bilang apa barusan? Salah orang gimana?” mata Ei langsung melotot. Seketika ia langsung tegang berharap bahwa ia salah dengar.
“Itu bukan si Leo pacarku, begooo! Kau salah orang! Makanya tanya dulu sebelum labrak orang, Duduuull!” geram Angel, matanya mendelik menahan amarah dan langsung menyeret paksa Ei pergi dari kantin ini sebelum masalahnya jadi tambah parah.
Deg!
Jantung Ei seketika berhenti berdetak karena untuk kesekian kalinya ia, lagi-lagi salah orang. Bahkan kali ini lebih parah dari sebelumnya karena Ei menggampar wajah orang yang yang tidak bersalah.
“Terus gimana dong … dia ngeliatin nggak?” Ei merengek dan tak berani balik badan menatap pemuda tampan yang baru saja ia tampar dan ia maki-maki di depan banyak orang.
“Dia kayaknya bakal merencanakan pembunuhan besar untuk membunuhmu. Makanya kita pergi dari sini dasar oneng markoneng, heran aku ma kamu, ada ya manusia lutung kayak kamu ini! Bikin malu aja!” cetus Angel kesal.
Gadis itu tak bisa berkutik dan terdiam tanpa suara. Ei sungguh tak berani lagi menoleh pada pemuda yang terus saja mengamati gerak gerik Ei dari ujung rambut sampai ujung kaki.
“Cepat pergi dari sini sebelum kau ditelanjangi di depan semua orang! Dasar oneng!” geram Angel dan kedua gadis itu langsung berlari tunggang langgang menjauh dari kantin dan meninggalkan sisa keributan yang baru saja Ei buat.
“Woy! Mau lari ke mana kalian! Dasar sakit jiwaaa!” teriak si wanita yang berdiri di samping si pemuda tampan sambil membersihkan sisa kotoran dipakaiannya akibat tumpahan air nya Ei. Namun Pemuda tampan yang baru saja di gampar Ei itu meminta si wanita yang bernama Margaret agar tak memperpanjang masalah ini.
“Sudahlah, biarin aja,” ujarnya sambil terus menatap kepergian Ei yang sempat terjatuh tersungkur di taman karena terlalu kencang berlari. Sang pria tampan tersenyum ketika merintih kesakitan karena kedua lututnya terluka.
“Nggak bisa!” sengal Margaret tak terima. “Itu cewek sinting udah nggampar kamu tanpa sebab. Mana bisa dibiarin gitu aja. Aku akan tuntut dia! Dia belum tahu siapa kamu,” ucapnya marah dan mengambil ponselnya untuk menghubungi pengacaranya. Lagi-lagi, pemuda tampan itu mencegahnya.
“Berapa kali kukatakan padamu. Jangan sok care padaku. Diantara kita tidak ada hubungan apa-apa. Berhenti mendesak ibuku untuk memaksaku meladenimu. Cukup sampai di sini dan jangan campuri urusanku lagi. Jika kau terus memaksakan diri, jangan salahkan aku kalau kau kubuat malu!” ancam pemuda tampan itu dan berlalu pergi sambil mengajak teman pria yang tadi memanggil namanya dengan sebutan nama Leo.
“Hesaa! Mahesa Arleon Rajasanaghara” teriak Margaret kesal sampai memanggil nama lengkap pria tampan itu, tapi teriakannya sama sekali tak digubris oleh pria yang bernama lengkap Mahesa Arleon Savatinov Rajasanaghara.
Kalau dilihat dari nama belakangnya, sepertinya Mahesa yang juga kadang dipanggil Leo itu bukan sembarang mahasiswa. Rajasanaghara adalah nama keluarga salah satu keturunan ningrat Jawa di zaman kerajaan.
Pemuda yang tak kalah tampan dengan si playboy Leopard Pyordova terus saja berjalan masuk ke fakultas untuk menyiapkan kuliahnya yang sebentar lagi akan dimulai. Kejadian ia digampar wanita tak dikenal barusan, takkan pernah ia lupakan karena ini bukan kali pertama ia mengalami nasib sial seperti ini. Bukannya marah, Hesa … itulah nama panggilan umumnya, malah senyam senyum sendiri.
“Lain kali, jangan panggil aku Leo kalau kita ada di kampus ini. Semua orang jadi salah paham gara-gara nama panggilan masa kecilku ini, sama persis dengan si playboy kampus ini,” bisiknya pada Erson, sahabat masa kecil Hesa.
“Sorry. Udah jadi kebiasaanku manggil nama kamu dengan sebutan Leo. Kenapa ada banyak nama Leo di kampus ini? Dan orang yang bernama Leo, selalu berwajah rupawan dan digandrungi banyak wanita,” protes Erson.
“Kalau begitu, kau ganti nama saja jadi Leo, supaya kau bisa tenar seperti Leo Leo yang lain,” canda Hesa. Keduanya saling ledek meledek sampai menuju fakultas mereka.
“Apa pipimu tidak apa-apa? Merah cam 5 jari begitu. Cewek tadi tangguh juga. Kalau keluargamu tahu, dia bisa dalam masalah besar.” Erson memeriksa bekas gamparan Ei di wajah Hesa. Ia kasihan tapi juga ingin tertawa, seorang pangeran ningrat keturunan bangsawan, digampar wanita dari kaum sudra.
“Kau benar, dia memang dalam masalah besar.” Entah mengapa Hesa malah tertawa seolah ia sangat bahagia.
BERSAMBUNG
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!