NovelToon NovelToon

Bunga Daisy Di Musim Dingin

Chapter 1

Bunga Daisy, apa kalian tahu tentang makna dari bunga Daisy. Tidak hanya warna nya saja cantik, arti dari bunga Daisy itupun juga sangat cantik. Bunga Daisy memiliki arti polos, kesucian, keteguhan, kebahagian, kesederhanaan dan juga kesetiaan cinta. Cocok sekali untuk mengambarkan karakter seseorang.

Han Hyun-ri 24 tahun, ia adalah seorang wanita yang cantik, selalu ceria, memiliki hati yang lembut dan baik, dan Hyun-ri selalu bersikap sederhana walaupun sebenarnya dia adalah seorang putri dari keluarga yang cukup terpandang. Bahkan, Hyun-ri adalah pewaris tunggal dari keluarganya. Di usia Hyun-ri sekarang ia telah memimpin perusahaan sang appa. Hyun-ri termasuk wanita yang sangat pintar, bijaksana, dan memiliki jiwa pemimpin yang baik. Tidak heran dia sudah dipercayakan sang appa untuk memimpin perusahaan keluarga Han. Ketugahan dan pendirian Hyun-ri juga sudah membuktikan bahwa Hyun-ri mampu memimpin perusahaan keluarga nya.

Tok..Tok..Tok..

"Iya, Masuk..pintuk nya tidak dikunci." sahut seseorang dari dalam, saat pintu kamarnya di ketuk.

"Selamat Pagi nona Hyun-ri." sapa seseorang. Saat memasuki kamar dari pintu yang ia ketuk.

"Selamat pagi, ahjumma." sahut ramah Hyun-ri dengan senyum cantik kepada salah satu maid yang bekerja di mansion keluarga Han.

Sang ahjumma pun ikut tersenyum saat Hyun-ri membalas sapaannya dengan senyum cantiknya. Dimana setiap kali Hyun-ri tersenyum maka senyuman juga akan terukir di wajah orang yang melihat senyum Hyun-ri.

"Saya sudah siapkan sarapan untuk nona." ucap ahjumma

"aku akan turun sebentar lagi, ahjumma." jawab Hyun-ri ramah. "Dan berhenti memanggilku nona." lanjut Hyun-ri dengan muka sengaja dibuat kesal.

Sang ahjumma pun tertawa melihat raut muka Hyun-ri yang dibuat-buat agar terlihat kesal. Dimana malah terlihat menggemaskan bagi sang ahjumma. Nonanya ini masih seperti anak kecil, pikir sang ahjumma.

"Baik, Hyun-ri-a.. Maafkan ahjumma." jawab ahjumma dengan tersenyum hangat pada Hyun-ri.

"Ahjumma. Ahjumma sudah bekerja disini sedari aku kecil.. Bukankah ahjumma sudah menganggapku seperti anak ahjumma? Jadi berhenti memanggilku nona. Aku sudah peringatkan ahjumma berkali-kali tentang ini."

"Baiklah-baik, tuan putri Hyun-ri." Jawab ahjumma dengan mengelus sayang kepala Hyun-ri. "Segara turun dan sarapan." lanjutnya.

"Aku akan siap sebantar lagi, ahjumma. Dan segara turun kebawah untuk sarapan." Jawab Hyun-ri dengan senyum manis.

"Baiklah, ahjumma turun dulu." pamit sang ahjumma dan dibalas anggukan dan senyum manis Hyun-ri.

Setelah sang ahjumma keluar dari kamarnya. Hyun-ri melanjutkan bersiap untuk berangkat ke kantor nya. Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, dan Hyun-ri biasa nya pergi ke kantor di jam 7.30. Saat Hyun-ri telah selesai bersiap, bunyi getar ponselnya mengalihkan atensi nya.

*_*

"Halo.. Oppa.. Kenapa pagi-pagi sudah menghubungiku?" tanya Hyun-ri ketika ia sudah menjawab panggilan masuk di ponselnya.

"Aku hanya ingin memberitahumu, nanti siang kita makan bersama. Aku akan menjemputmu ke kantor nanti." jawab si penelfon.

"okey oppa. Aku akan menunggumu, sampai bertemu nanti siang." jawab Hyun-ri dengan ceria. Dan dijawab gumaman oleh si penelfon dan langsung dimatikan begitu saja.

*_*

"Dia tidak berubah. Setidaknya bilang okey sampai nanti, atau apa gitu. Dasar bongkahan es." ucap Hyun-ri pada diri sendiri sambil tersenyum dan menggelengkan kepala nya pelan jika mengingat sifat dingin sang penelfon.

"Tapi kenapa aku masih saja menyukainya." Ucap Hyun-ri kembali dengan senyum malu dan pipi merona.

Setelah memasukan ponsel nya kedalam tas, Hyun-ri bergegas untuk turun. Sarapan sudah menunggu nya, jadi dia harus segera bergegas turun ke lantai bawah ke ruang makan.

"Selamat pagi, nona." sapa salah satu maid lainnya pada Hyun-ri, saat Hyun-ri memasuki ruang makan keluarga di mansionnya.

"Iya selamat pagi juga.." Jawab ramah Hyun-ri dan bergegas duduk di kursinya.

"Ini jus apelnya, minum sebelum memulai sarapanmu, tuan putri." Ucap sang ahjumma saat meletakkan segelas jus apel di hadapan Hyun-ri.

"Terimakasih ahjumma. Ahjumma yang terbaik." ucap Hyun-ri dengan senyum manis. "Kenapa kalian masih berdiri, ayo kita sarapan bersama. Duduklah." Ajak Hyun-ri.

Hyun-ri tidak suka sama sekali jika harus makan seorang diri. Hari ini ia sarapan seorang diri, karena sang appa dan eommanya sedang berada di luar negeri untuk mengurus perusahaan cabang yang ada di luar negeri. Hyun-ri hanya di beri tanggung jawab sang appa untuk mengurus dan mengelolah perusahaan utama Han Group yang berada di korea selatan. Jadi, appa nya lah yang pergi jika ada masalah di perusahaan cabang. Dan sudah menjadi kewajiban jika appa dan eomma nya tidak berada di mansion, para maid harus menemani Hyun-ri makan di satu meja yang sama. Hyun-ri bukan anak orang kaya yang sombong dan membeda-beda kan status sosial. Tidak, Hyun-ri tidak seperti itu. Maid yang bekerja di mansionnya sudah Hyun-ri anggap seperti keluarga kedua nya.

Para maid dan termasuk ahjumma kesayangan Hyun-ri pun langsung duduk dan menikmati sarapan bersama dengan Hyun-ri. Sunggu anak dari majikan mereka adalah seorang anak yang berhati baik dan ramah. Para maid merasa sangat beruntung bisa bekerja di keluarga Han, dan mendapatkan atasan yang baik dan tidak membeda-bedakan tingkat status sosial. Sarapan pun dihabiskan dengan tenang, tanpa ada obrolan lagi.

"Baiklah, aku harus berangkat kerja sekarang. Ahjumma dan yang lainnya, terimakasih atas sarapannya. Aku berangkat dulu." pamit Hyun-ri setelah menyelesaikan sarapannya dan beranjak dari duduknya untuk berangkat bekerja.

Para maid pun juga ikut berdiri dan membungkuk sopan pada Hyun-ri. Sudah biasa itu dilakukan oleh para maid untuk menghormati nona mudanya, nyonya dan tuan besar mereka.

"Wah... Cuaca pagi ini begitu cerah.." ucap Hyun-ri saat sudah berada di luar mansionnya untuk menuju garasi mobilnya.

*********

Hyun-ri selalu berangkat dengan menyetir mobilnya sendiri, karena supir di mansionnya hanya diperuntukkan sang appa dan eommanya saja jika mereka akan bepergian. Hyun-ri tidak suka jika kemana-mana harus di antar supir. Ia lebih memilih mengendarai mobilnya sendiri.

"Baiklah Hyun-ri, ayo kita berangkat bekerja." ucap nya penuh semangat saat ia berada di dalam mobil mewahnya.

Hyun-ri pun melajukan mobilnya meninggalkan area mansion mewahnya. Sambil menikmati cuaca pagi yang cerah, Hyun-ri sengaja membuka kaca jendelanya untuk menikmati sedikit udara paginya. Area mansion keluarga Han begitu luas, bahkan mereka memiliki hutan buatan untuk area mansionnya. Tidak heran, suasana nya sangat asri dan udara di area mansion keluarga Han sangat menyegarkan mata dan seluru indra pada tubuh.

*****

Setelah perjalanan menuju Kantornya, yang hampir memakan waktu 45menit. Hyun-ri pun tiba di kantor. Ia berjalan masuk ke dalam gedung perusahaan Han. Semua para karyawan menyambut Hyun-ri dengan sapaan dan senyum ramah. Hyun-ri pun membalasnya dengan sapaan dan senyum ramah juga. Sudah menjadi pemandangan yang biasa saat Hyun-ri datang ke kantor. Dimana semua menyambutnya dengan ramah, Hyun-ri memang sosok atasan yang ramah tamah, murah senyum dan baik.

"Selamat pagi, nona Hyun-ri.." sapa sang sekertaris saat Hyun-ri tiba di depan ruangannya.

"Selamat pagi juga, eonni Hye-mi." Sahut ceria Hyun-ri.

"Maaf nona, kita sedang berada di kantor. Jadi, berhenti panggil saya Eonni." Ucap Hye-mi mengingatkan.

"Hmm, kau selalu saja seperti itu, Hye-mi-ssi." jawab Hyun-ri dengan sedikit membuat raut wajah kesal dan menyenggol bahu Hye-mi bercanda dengan senyum jahil.

"Anak nakal. Masuk ke ruanganmu dan cepat bekerja." Titah Hye-mi sambil mengusak kasar rambut Hyun-ri.

"Oh.. Eonni, rambutku kan jadi berantakan. Aku jadi jelek jika rambutku berantakan." ucap Hyun-ri dengan memanyunkan bibirnya.

"hahaha... Kau sangat menggemaskan Nona muda Han. Tapi, kau masih cantik walau rambutmu berantakan." Jawab Hye-mi sambil mengusak kembali rambut Hyun-ri dengan jail.

"Eonni, hentikan. Kau benar-benar menyebalkan."

"Apa kalian akan terus bercanda seperti itu? Dan tidak memulai bekerja?" tanya seseorang tiba-tiba, yang keluar dari ruang kerja Hyun-ri. Dan membuat Hyun-ri dan Hye-mi sedikit terkejut.

Bagaimana Bisa seseorang itu sudah berada di ruangan Hyun-ri pagi-pagi seperti ini, kapan dia datang? Hye-mi pun mengernyitkan alisnya bingung karena ia tidak mengetahui jika seseorang itu sudah berada di ruangan Hyun-ri, entah sejak kapan.

"Oh oppa... Kau disini? Sejak kapan kau berada disini? Oppa menunggu ku? Kau sudah sarapan? Mau ak.."

"Kenapa kau masih saja cerewet, Hyun-ri-a. Masuklah, aku sudah menunggumu selama 10menit disini." Potong seseorang itu dengan wajah yang datar tanpa ekspresi.

"Baiklah." jawab Hyun-ri dengan senyum manis. "Eonni aku masuk dulu, selamat bekerja." Pamit Hyun-ri pada Hye-mi masih dengan senyum manisnya.

"Hmm. Kau juga." jawab Hye-mi dengan senyum hangat.

Hyun-ri dan sosok pria berpawakan tinggi kekar, berwajah tampan dengan garis wajah yang tegas. Namun, sikap nya begitu dingin. Bahkan, raut wajahnya datar tanpa ekspresi atau senyum sama sekali. Seolah pria itu, tidak memiliki ekspresi kecuali hanya wajah datar dan dinginnya.

"Duduklah oppa.. Kau mau aku buatkan teh atau kopi?" ucap Hyun-ri mempersilahkan dan menawarkan minuman.

"Teh saja. Aku sudah meminum kopi pagi ini." jawab pria tersebut sambil duduk di singel sofa diruang kerja Hyun-ri.

"Okey, tunggu sebentar. Akan aku buatkan tehnya." Ucap Hyun-ri dan menuju ruang kecil di ruangan kerjanya. Yang khusus untuk ia membuat minuman dan menaruh camilannya.

Hyun-ri pun menyiapkan Teh nya dan juga beberapa camilan untuk pria yang sedang mengunjunginya ke kantor.

"Ini oppa, minumlah." ucap Hyun-ri sambil meletakkan nampan yang berisi dua cangkir teh dan camilan untuknya dan pria yang mengunjunginya.

"Oppa, kau cepat sekali kembali dari paris? Apa pekerjaan mu disana sudah selesai?" tanya Hyun-ri memulai obrolan.

"Ya, sudah aku selesaikan. Dan aku dari bandara langsung kesini untuk menemui mu." jawabnya sambil sesekali meminum tehnya.

"Wah.. Apa kau tidak lelah, oppa? Harusnya kau pulang ke mansion mu bukan malah menemui ku di kantor."

"Terserah aku." Jawab pria itu dengan acuh.

"Kenapa aku bisa bersahabat dengan pria dingin seperti mu, Oppa." keluh Hyun-ri.

"Tapi setidaknya. Kau mempunyai sahabat yang Tampan seperti ku ini, Hyun-ri-a." Jawab pria itu dengan nada biasa-biasa saja dan wajah datar-datar saja.

Astagah, Hyun-ri-a bagaimana bisa kau memiliki sahabat yang begitu dingin dan tanpa ekspresi seperti itu. Entah, kenapa sahabatnya ini begitu dingin dan datar. Tapi walaupun begitu, sahabatnya ini sangat perhatian, menjaga dan selalu ada untuk Hyun-ri.

"Kau selalu percaya diri, Seok Gwan oppa."

Ya, Seok Gwan lebih tepatnya Kim Seok Gwan. Pria tampan, berumur 26 tahun. Pewaris tunggal dari keluarga Kim. Dia adalah sahabat Hyun-ri sejak mereka masih kecil. Persahabatan mereka sangat erat walaupun karakter dan sifat mereka berdua bertolak belakang. Walaupun begitu mereka saling memberikan kasih sayang sebagai seorang sahabat, selalu ada, dan saling membutuhkan satu sama lainnya. Tidak, heran persahabatan mereka masih bertahan sampai sekarang. Persahabatan mereka bermula dari sang appa Hyun-ri yang juga telah menjadi sahabat appa Seok Gwan semasa appa mereka berada di bangku sekolah menengah atas. Karena persahabatan orang tua merekalah, mereka bisa bersahabat baik. Bukan di masa sekolah melainkan di masa kanak-kanak mereka.

"Apa kau memiliki banyak pekerjaan?" tanya Seok Gwan, setelah menghabiskan secangkir tehnya dan meletakkan kembali pada nampan.

"Tidak begitu banyak Oppa. Hanya harus menandatangani beberapa dokumen saja." jawab Hyun-ri sambil meminum tehnya yang masih tersisa.

"Kalau begitu kau bisa mengerjakan besok. Sekarang ayo ikut aku ke mansion. Aku tidak menerima penolakan." Ajak Seok Gwan tidak mau dibantah.

"Kau tidak pernah berubah oppa. Apa kau ingin aku membersihkan Mansionmu yang sudah kau tinggalkan selama ber abad-abad itu?" Jawab Hyun-ri dengan menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Kau berlebihan Hyun-ri-a.. Sudah jangan banyak tanya. Ayo."

Seok Gwan pun langsung menarik tangan Hyun-ri tanpa menyakitinya. Hyun-ri pun hanya pasrah dan mengikuti langkah Seok Gwan membawanya keluar dari ruangannya. Hyun-ri sangat tahu dan begitu mengenal Seok Gwan, pria yang tidak bisa di bantah dan ditolak. Jadi, apa yang sudah di titahkan, maka ia akan selalu menurut bagai anak kucing pada sang majikannya.

*******

"Oppa. Bisakah sebelum jam makan siang, kau mengantarku kembali ke kantor?" tanya Hyun-ri saat mereka sudah berada di mobil mewah milik Seok Gwan.

"Kenapa? Bukankah lebih baik, sekalian kita makan siang di mansion." tanya Seok Gwan balik, dan mulai melajukan mobilnya untuk ke mansionnya.

"Tidak bisa oppa. Aku sudah lebih dulu ada janji untuk makan siang bersama nanti. Jadi, kau harus mengantarku sebelum jam makan siang." ucap final Hyun-ri.

"Aku tidak berjanji." Jawab Dingin Seok Gwan.

Hyun-ri pun hanya bisa mendengus kesal. Selalu saja Seok Gwan seperti itu. Jika dia yang meminta atau memerintah dan ke inginannya tidak boleh dan tidak bisa dibantah. Giliran Hyun-ri yang meminta, maka seperti itulah jawabannya. Hyun-ri benar-benar harus sabar jika menghadapi sifat dan sikap sahabat nya itu.

"Kenapa dengan wajah mu itu? Kau sangat jelek saat cemberut seperti itu, Hyun-ri-a.." Ucap Seok Gwan saat melirik ke arah Hyun-ri yang sedang menekuk mukanya kesal.

"Kau menyebalkan. Padahalkan aku akan makan siang bersama Gun-yo oppa." Jawab Hyun-ri tanpa melihat ke arah Seok Gwan.

"Jadi, Gun-yo yang mengajakmu makan siang?" tanya Seok Gwan dan tanpa sepengetahuan Hyun-ri, ia menyunggingkan senyum tipis.

"Hmm.. Gun-yo oppa tadi pagi menghubungi ku dan bilang akan menjemputku ke kantor untuk makan siang bersama."

"Kalau begitu, aku juga akan ikut kalian makan siang bersama."

Hyun-ri pun dibuat cengoh dengan jawaban Seok Gwan. Mau bilang apa nanti Hyun-ri ke Gun-yo untuk menjelaskan kenapa dan bagaimana Seok Gwan ikut mereka berdua untuk makan siang bersama. Seok Gwan benar-benar menyebalkan, sangat menyebalkan.

"Kau sangat, sangat menyebalkan oppa."

********

Chapter 2

Senang rasa nya jika memiliki sahabat dekat, yang selalu ada, yang selalu mendukung, dan selalu menjaga satu sama lain. Begitu manis sekali bukan hubungan persahabatan itu. Namun, bagaimana jika memiliki sahabat yang begitu dingin seperti Seok Gwan, sahabat Hyun-ri. Apa masih bisa dibilang manis? Jika sahabatnya bermuka dingin dan datar seperti. Jawabannya tentu saja manis, bahkan sangat manis. Jika tidak, tidak mungkin kan persahabatan Hyun-ri dan Seok Gwan masih berjalan hingga mereka dewasa dan telah mampu untuk memimpi perusahaan keluarga mereka. Entah, manis seperti apa yang dirasakan Hyun-ri saat bersahabat dengan Seok Gwan hingga sekarang.

1jam telah berlalu, dan kini mobil mewah yang dikendarai Seok Gwan telah memasuki area mansionnya. Mansion Seok Gwan dan Hyun-ri tidak jauh berbeda. Sama-sama mewah dan juga sama-sama memiliki hutan buatan juga. Tapi, hutan buatan di mansion Seok Gwan jauh lebih luas dari hutan buatan di mansion Hyun-ri. Karena, mansion Seok Gwan berada di pinggiran Kota. Bahkan jauh lebih asri dan sedikit jauh dari lingkungan penduduk sekitar pinggiran kota.

"Wah.. padahal aku tidak kesini baru 1bulan lama nya. Tapi lihat oppa, tukang kebun dirumah mu sangat merawat pekerangan mansionmu dengan baik." Ucap Hyun-ri kagum karena keasrian area Mansion Seok Gwan.

"Tentu saja, aku membayar mereka mahal. Jadi, mereka harus bekerja dengan baik. Turun lah." Jawab Seok Gwan dan turun dari mobil.

"Ya, kau sangat kaya raya oppa, hingga mampu membayar mahal pekerjamu." sahut Hyun-ri saat sudah turun dari mobil dan berjalan beriringan dengan Seok Gwan.

"Kau juga kaya, jika kau lupa." ucap Seok Gwan mengingatkan.

"Tidak.. Aku belum kaya. maid dan pekerja di mansion appa yang membayar mereka. Bukan aku oppa." Jelas Hyun-ri.

"Terserah kau saja, nona muda Han." Sahut Seok Gwan jengah.

Ya, begitulah Hyun-ri. Selalu hidup dengan kesederhanaannya, seolah lupa jika dia anak orang kaya, seorang pewaris dan CEO di Han Group. Perusahaan yang ia pimpin.

"Duduk lah, aku ke atas dulu untuk menggantikan pakaianku." Ucap Seok Gwan, dan langsung berjalan pergi meninggalkan Hyun-ri di ruang tengah mansionnya.

"Dasar Es berjalan." Ucap Hyun-ri dengan memanyunkan bibirnya dan mendudukan dirinya di sofa.

"Nona muda Han, anda datang?" Ucap salah maid menghampiri Hyun-ri.

"Iya, baru saja tiba." Jawab ramah Hyun-ri.

"Mau saya buatkan minuman nona muda?"

"Hmm, seperti biasanya saja. Milkshake coklat." Jawab Hyun-ri dengan binar mata senang.

"Akan saya buatkan nona muda, saya permisi ke dapur dulu." Pamit sopan maid.

"Iya silahkan."

*******

*_*

"Kau dimana?" ucap Seok Gwan pada seseorang di sambungan telfon.

"Kau sehat? Kau bertanya kepada ku sedang dimana dijam ini?" sahut seseorang di sambungan telfon dengan decihan.

"Tentu saja aku di kantor. Memang dimana lagi." lanjut nya.

"Nanti siang ayo makan bersama"

"Nanti siang? Kau sudah kembali dari paris? Kapan kau sampai?"

"Tadi pagi. Nanti akan aku kirim tempat kita makan siang, ajak dia juga. Hyun-ri dan Gun-yo juga akan ikut." Jawab Seok Gwan dengan menyungginkan senyum. Walaupun orang yang disambungan telfonnya tidak dapat melihatnya.

"Gun-yo ya? Wah... Seperti nya akan seru.. Baiklah kabari aku dimana tempatnya nanti. Dan aku juga akan mengajaknya." sahut seseorang disambungan telfon.

*_*

Setelah mendengar jawaban dari seseorang yang tengah ia hubungi, Seok Gwan pun mematikan panggilannya sepihak tanpa mengucapkan apapun. Ingat Seok Gwan adalah pria dingin. Menaruh ponselnya di meja nakas di dekat ia berdiri, di pintu Balkon dan berjalan masuk ke arah kamar mandi untuk membersihan diri dan mengganti pakaiannya.

******

"Kenapa dia lama sekali di kamarnya. Aku bosan menunggunya." ucap Hyun-ri dengan dengusan kasar.

Sudah hampir satu jam Hyun-ri menunggu Seok Gwan untuk turun dari lantai atas kamarnya. Bahkan, milkshake yang dibuatkan maid tadi sudah tandas tidak tersisa. Dan Seok Gwan, masih tenang di dalam kamarnya.

"Apa dia tertidur? Waahh.. Keterlaluan sekali dia jika dia mengajakku kesini dan berakhir dia tinggal tidur nyenyak di kamarnya." Ucap Hyun-ri kesal.

"Akan aku gulingkan dia dari tempat tidur nyamannya itu. Berani sekali mengerjaiku dan mengabaikanku seperti ini." Ucap Hyun-ri kembali.

Hyun-ri pun beranjak dari duduknya dan berjalan dengan menghentakkan kakinya kesal ke arah tangga untuk naik kelantai atas tempat kamar Seok Gwan berada. Hyun-ri sudah bertekad, dia akan memberi pelajaran ke Seok Gwan karena meninggalkannya begitu saja di lantai bawah ruang tengah mansionnya.

Ceklek..

Tanpa mengetuk pintu atau apapun, Hyun-ri langsung membuka kasar pintu kamar Seok Gwan. Jangan tanya, bagaimana bisa Hyun-ri tahu letak kamar Seok Gwan. Karena Hyun-ri memang sangat tahu dan hafal setiap ruang yang berada di mansion Seok Gwan. Dan, betapa tercengangnya Hyun-ri setelah membuka pintu kamar Seok Gwan.

"aaaaaaaahhhhhhhhhh..."

Blaammm....

Setelah berteriak kencang Hyun-ri langsung menutup pintu kamar Seok Gwan dengan keras. Dengan wajah memerah bak kepiting rebus, Hyun-ri langsung berlari menuruni tangga. Dia langsung menuju dapur, mengambil gelas kosong dan membuka kulkas untuk mencari air.

"Nona muda Han, anda kenapa? Anda baik-baik saja?" tanya maid yang berada di dapur saat melihat Hyun-ri minum air dengan tergesa dan langsung menghabiskan nya dalam sekali teguk.

"Kau nakal sekali, Hyun-ri-a..."

Uhuk..uhuk...

Hyun-ri terbatuk-batuk tersedak, bukan karena air yang baru saja ia habiskan dalam sekali teguk tadi. Melainkan dia tersedak air liurnya sendiri. Dia sedikit terkejut karena ucapan tiba-tiba Seok Gwan. Bahkan, Hyun-ri sekarang bisa merasakan bahwa pipinya terasa panas. Bisa Hyun-ri pastikan, pipinya pasti sangat merah merona sekarang.

"Ak-aku.. Aku tidak nakal.." Jawab Hyun-ri dengan gugup dan tetap membelakangi Seok Gwan yang berdiri di ambang pintu dapur.

"Dasar masih bocah. Kenapa kau memunggungiku? Kemarilah. Kau ingin berada di dapur terus?" Ucap Seok Gwan dengan jengah.

"Tu-tunggu aku di ruang tengah. Aku.. Aku masih ingin minum dulu."

"Terserah kau saja." jawab Seok Gwan dan berjalan pergi meninggalkan area dapur.

Hufftt...

Helaan nafas lega Hyun-ri hembuskan. Dia akan berdiam didapur dulu, sampai pipinya tidak memerah lagi. Sungguh, dada Hyun-ri bahkan berdegup kencang setelah dia membuka paksa pintu kamar Seok Gwan.

"Haish... Kau terlalu lancang Hyun-ri-a.." ucap lirih Hyun-ri sambil memegang dadanya.

"Nona muda Han, anda baik-baik sajakan?" tanya maid yang sedari tadi masih di dapur dan melihat interaksi antara Hyun-ri dan Seok Gwan saat di dapur.

"aahh iya.. Aku baik-baik saja.. Bisa tinggalkan aku sendiri dulu, disini?" jawab Hyun-ri dengan mengatur nafas untuk tetap tenang.

"Baik Nona, jika butuh sesuatu. Nona bisa panggil saya."

"hmm tentu."

Maid tadipun meninggalkan Hyun-ri di dapur seorang diri. Hyun-ri kembali mengisi gelas di hadapannya dengan air lagi. Dia meminum airnya dengan pelan dan menetralkan degup jantungnya. Beberapa saat kemudian, degup jantungnya berangsur normal kembali dan rona merah dipipinya pun sudah kembali dengan warna kulit wajah putih yang di miliki Hyun-ri.

Dengan langkah pelan dan mengatur nafasnya, Hyun-ri berjalan keluar dari dapur dan menuju ke ruang tengah. Di ruang tengah sudah ada Seok Gwan yang duduk di tengah sofa panjang dengan tablet berada di tangannya. Seok Gwan sangat fokus pada tabletnya hingga tidak menyadari kedatangan Hyun-ri. Dengan perlahan Hyun-ri duduk di ujung sofa yang sama dengan Seok Gwan.

"Kau menghabiskan air di dapurku? Kenapa kau lama sekali berada didapur?" ucap Seok Gwan saat menyadari pergerakan Hyun-ri saat duduk di ujung sofa.

"Dan... Kenapa kau duduk jauh sekali? Tidak biasanya?" tanya Seok Gwan dengan menaikan sedikit alisnya.

"Aku tidak ingin menganggumu oppa. Sepertinya kau sedang ada kerjaan, hingga kau begitu fokus pada tab mu." Jawab Hyun-ri tenang.

"Begitukah? Bukan karena kau habis melihatku bertelanjang dadakan? Ap..."

"Berhenti berbicara oppa. Hentikan. Kau menyebalkan. Sangat menyebalkan." potong Hyun-ri dengan nada kesal dan pipi kembali merona.

"Lihat.. Pipimu merona Hyun-ri-a." Ejek Seok Gwan saat melihat rona merah pada pipi Hyun-ri.

"Kau menyebalkan. Aku akan kembali ke kantor." ucap Hyun-ri dan langsung beranjak berdiri.

Grep..

"Kau mau kemana? Kita akan makan siang bersama jadi kau akan pergi bersama ku, Hyun-ri-a." tanya Seok Gwan dengan menahan pergelangan tangan Hyun-ri agar tidak pergi meninggalkan mansionnya.

"Kalau begitu, berhentilah meledekku oppa. Aku tidak sengaja membuka pintu kamarmu tanpa mengetuk. Aku pikir kau tertidur, ja..."

"Aku mengerti, sudahlah. Kau banyak omong sekali." potong Seok Gwan dan menarik Hyun-ri duduk kembali tepat disampingnya.

Hyun-ri pun hanya menurut dan duduk manis di samping Seok Gwan, yang mulai fokus kembali pada tabnya. Seok Gwan memang pria yang gila kerja, dia tidak perduli walau dia sedang di mansionnya atau dimana pun. Dia akan tetap mengurus pekerjaannya, walau pun dia tidak sedang berada di kantornya. Dan Hyun-ri sudah biasa melihat pemandangan itu.

"Oppa.. Bisakah kau membiarkanku pergi berdua saja denga Gun-yo Oppa?" Ucap Hyun-ri dengan pelan dan hati-hati. Seolah sedang meminta izin ke orangtuanya.

"Tidak." Jawab singkat Seok Gwan.

"Kita bisa pergi makan bersama lain kali, oppa..hum.. Aku mohon, kali ini biarkan aku pergi berdua saja dengan Gun-yo oppa..huh.. aku mohon.." ucap memalas Hyun-ri dan memasang wajah imutnya untuk membujuk sahabatnya itu.

Seok Gwan yang sedari tadi fokus pada tab di tangannya itupun, langsung menolehkan kepalanya mengahadap wajah Hyun-ri dengan memasang senyum dipaksakan.

"TIDAK." Jawab Seok Gwan dengan penuh penekanan. Menandakan dia tidak ingin di bantah lagi.

Hyun-ri pun mendengus kesal. Sudah bisa Hyun-ri tebak, jika jawaban Seok Gwan tetap tidak. Walaupun dia telah merayunya sekalipun. Senyuman paksa yang Seok Gwan tunjukan itu, sudah menjadi tanda kalau dia tidak ingin di bantah dan tidak ingin membicarakannya kembali.

"Lalu, kau mengajaku ke mansion untuk apa, oppa?" tanya Hyun-ri jengah.

"Menemaniku."

"Kau bercanda oppa? Wah.. Kau benar-benar membuat ku kesal oppa."

"Aku tidak melihatmu selama sebulan. Apa salah aku minta di temani sahabatku sendiri?"

"Terserah kau saja oppa." Jawab Hyun-ri jengah, dengan muka tertekuk dan menyandarkan punggungnya ke sofa dengan bersendekap dada.

******

Tok..tok..

"Masuk.." sahut seseorang yang pintu ruangannya diketuk.

Ceklek..

"Kau masih belum menyelesaikan pekerjaanmu?" tanya seseorang yang baru saja memasuki ruangan.

"Kau datang kesini?"

"Ya, akan lebih baik kita berangkat bersama. Apa Seok Gwan sudah mengirim alamat restorannya?"

"Belum. Mungkin sebentar lagi."

"Aku tidak menyangka, Hyun-ri kita masih berhubungan dengan Gun-yo.. Gun-yo itu."

"Ya, akupun juga begitu. Tapi tidak heran, bukankah dulu, Hyun-ri pernah bercerita ke kita kalau dia menyukai Gun-yo."

"Ahh kau benar. Tapi, kita tidak bisa biarkan si Gun-yo brengsek itu untuk terus dekat dengan, Hyun-ri kan."

"Iya.. Maka dari itu kita buat si Gun-yo itu. Menjauhi Hyun-ri mulai hari ini." jawab si pemilik ruangan.

"Tentu saja."

******

Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, sudah masuk jam untuk makan siang. Hyun-ri dan Seok Gwan pun sudah berada dijalan menuju restoran tempat Hyun-ri dan Gun-yo untuk bertemu dan makan siang bersama.

"Apa kau bilang ke Gun-yo, kalau aku juga ikut bersamamu?" tanya Seok Gwan memulai obralan saat hanya hening yang terjadi di dalam mobilnya.

"Tidak. Aku belum memberitahunya. Nanti saja, saat di restoran." jawab Hyun-ri lesu.

"Hyun-ri-a.."

"Hmmm"

"Kau masih menyukai Gun-yo?"

*****

Restoran Lily...

Disebuah ruangan VVIP, sedang duduk seorang pria tampan sedang membolak balikan buku menu. Dia adalah Gun-yo, Lee Gun-yo. Pria tampan, tinggi dan seorang pembisnis muda. Dia adalah pria yang disukai Hyun-ri sejak di bangku kuliah. Ya, Gun-Yo dan Hyun-ri berada di fakultas yang sama tapi berbeda tingkat semester. Hyun-ri mengenal Gun-yo saat mengikuti perkumpulan mahasiswa dan mahasiswi sefakultas. Mulai dari situlah mereka dekat dan menjadi teman. Dan Hyun-ri diam-diam menyukai Gun-yo walaupun Gun-yo adalah pria yang dingin tapi Gun-yo sangat perhatian sekali dengan Hyun-ri dan selalu melakukan hal manis kepada Hyun-ri. Dari situlah benih-benih suka untuk Gun-yo mulai tumbuh bahkan mungkin sampai sekarang. Mungkin...

Ceklek..

Suara pintu terbuka. Gun-yo pun mengalihkan atensinya ke arah pintu, dan melihat sosok wanita cantik yang sedari tadi dia tunggu. Dengan senyum tipis Gun-yo berdiri dari duduknya untuk menyambut Hyun-ri.

"Kau sudah datang?" Ucapnya sambil berjalan mendekati Hyun-ri. Baru tiga langkah, dia pun menghentikan langkahnya saat melihat sosok yang berjalan masuk dari belakang punggung Hyun-ri.

"Apa kabar Gun-yo-ssi? Sudah lama tidak bertemu." sapa Seok Gwan yang baru saja menyusul Hyun-ri memasuki ruangan.

"Kenapa dia disini? Kau mengajaknya, Hyun-ri-a?" tanya Gun-yo pada Hyun-ri dan mengabaikan Seok Gwan.

"Maaf, oppa. Seok Gwan oppa memaksa untuk ikut. Dan kau ta.."

"Apa aku menganggu rencanamu, Gun-yo-ssi?" Tanya Seok Gwan pada Gun-yo dan sela Seok Gwan saat Hyun-ri mau menjelaskan

"Oppa. Kenapa kau menyela ucapanku?" ucap Hyun-ri dengan sedikit kesal.

"Aku masih bertanya ke Hyun-ri. Bis.."

"Apa kami terlambat? Maaf jika kami datang sedikit terlambat." Ucap tiba-tiba seseorang memotong ucapan Gun-yo saat memasuki ruangan.

"Opp..oppa.. Kalian?" Ucap Hyun-ri dengan wajah tercengangnya saat melihat kedua orang yang tiba-tiba masuk.

"Kenapa kalian juga datang kesini?" tanya Gun-yo dengan geram. Seok Gwan dan kedua orang yang tiba-tiba datang telah merusak acaranya untuk makan siang berdua dengan Hyun-ri.

"Tentu saja bergabung untuk makan siang." Ucap salah seorang yang datang tiba-tiba.

"Aku tidak mengundang kalian. Aku hanya mengundang Hyun-ri untuk makan siang bersama." Jawab Gun-yo dengan nada dingin.

"Bisa kita hentikan perdebatan ini? Aku sudah lapar. Dan kau Gun-yo, jika kau tidak ingin kita bergabung disini. Maka kita akan pergi." Sahut Seok Gwan dingin.

"Bersama dengan Hyun-ri juga." lanjut Seok Gwan saat Gun-yo mau menjawab ucapannya.

"Oppa, kenapa kalian seperti ini? Gun-yo oppa, aku benar-benar minta maaf. Ak.."

"Sudahlah." potong Gun-yo sebelum Hyun-ri melanjutkan ucapannya.

*******

Chapter 3

Pagi yang mendung sedang menyelimuti ibu kota seoul, bahkan rintik-rintik hujan juga telah turun sedari dini hari. Udara pagi semakin dingin karena mendung. Bahkan, semakin dingin di tambah dengan raut muka tiga pria tampan yang sedang duduk di sofa yang sama dan menghadap ke satu sosok wanita cantik yang duduk seorang diri di sofa berbeda dan juga beraut muka dingin.

"Kau ini kenapa, Hyun-ri-a? Kenapa kau mengabaikan kami bertiga?" Ucap salah satu seorang pria tampan.

"Kau akan terus mengabaikan kami, Hyun-ri-a?" Ucap pria tampan lainnya.

"Berhenti bertingkah kekanak-kanakan, Hyun-ri-a." Ucap Seok Gwan. Seok Gwan adalah salah satu dari tiga pria tampan yang duduk di sofa.

Hyun-ri yang mendengar ucapan dari Seok Gwan itupun mendungus kasar. Bisa-bisa nya Seok Gwan menganggapnya kekanak-kanakan. Padahal yang kekanak-kanakan adalah mereka bertiga.

Tiga pria tampan itu adalah sahabat Hyun-ri. Selain Seok Gwan, ada dua sahabat pria lainnya juga. Mereka juga sama-sama sahabat Hyun-ri dan Seok Gwan sedari kecil. Dan persahabatan mereka juga sama kisahnya. Bermula dari persahabatan para orang tua mereka masing-masing. Ketiga sahabat Hyun-ri itu memiliki sifat dan sikap yang sama. Sama-sama dingin dan bermuka datar.

Kedua sahabat Hyun-ri lainnya adalah Lee Hwan Ki 25 tahun, pria tampan, tinggi berbadan kekar dan intinya dia pria tampan. Hwan-ki adalah juga dari keluarga kaya, dia anak kedua dari keluarga Lee. Hwan-ki juga sudah diberi tanggung jawab untuk memimpin perusahaan dari keluarganya dan mampu mengembangkan bisnis kekuarganya dengan sangat baik.

Satu lagi, Park Seo Yoon usianya sama dengan Hwan Ki dan Seo Yoon juga sama-sama tampan dan dingin. Seo Yoon sama seperti Seok Gwan dan Hyun-ri, dia juga sama-sama pewaris tunggal dan anak tunggal di keluarganya. Ia juga sudah menjalankan dan bertanggungjawab penuh atas perusahaan keluarganya.

Saat ini ketiga nya sedang menemui Hyun-ri di kantornya. Hyun-ri tengah mengabaikan dan mendiami mereka bertiga. Tau karena apa? Tentu saja, karena mereka bertiga merusak acara makan siang nya dengan Gun-yo seminggu yang lalu, dan Hyun-ri sudah mendiami mereka sudah seminggu.

"Berhenti mendiami kami bertiga seperti ini Hyun-ri-a." Ucap Seo Yoon.

"Kau mau apa? Kau mau kami bertiga menyeret si Gun-yo itu kesini. Agar kau berhenti mengabaikan dan mendiami kami?" Tanya dingin Seok Gwan.

"Hyun-ri-a.. Berhenti menyukai Gun-yo, Gun-yo itu." Ucap Hwan-ki.

Hyun-ri masih saja diam dan bersendekap dada. Ia hanya duduk dan diam mendengar ketiga sahabat nya itu terus mengoceh tanpa ada kata meminta maaf karena telah menghancurkan rencana makan siangnya dengan Gun-yo waktu lalu.

"Dasar para lelaki tidak peka." ucap Hyun-ri dalam hati dan semakin membuat raut muka kesal.

"Hyun-..."

"Diam, kalian terus saja mengoceh tanpa meminta maaf. Harus nya kalian minta maaf kepada ku dan Gun-yo oppa. Karena kalian, Gun-yo oppa waktu itu langsung pergi meninggalkan restoran. Dan sampai sekarang dia juga mengabaikanku." Potong Hyun-ri cepat.

Hyun-ri berucap panjang kali lebar dengan rasa kesalnya kepada tiga sahabatnya yang tidak merasa bersalah sama sekali. Sungguh, jika ada tukar tambah sahabat, Hyun-ri akan menukar tambah ketiga sahabat nya yang dingin dan bermuka datar itu, dengan kulkas 15pintu sekalian. Menyebalkan sekali...

"Untuk apa kami meminta maaf? Kami tidak melakukan kesalahan apapun." Ucap Seok Gwan dengan nada acuh.

"Seok Gwan benar." Sahut Hwan-ki.

"Hmm.. Aku setuju." Sahut Seo Yoon.

"Kalian..." ucap Hyun-ri geram. "Keluar dari sini.. Aku tidak ingin bertemu dengan kalian. Sebelum kalian mengakui kesalahan kalian." Lanjut Hyun-ri dengan muka kesal dan cemberut.

"Lihat.. Hyun-ri kita yang sedang marah makin terlihat lucu." Ucap Hwan-ki dengan senyum tipis.

"Hyun-ri kita memang tidak bisa marah. Karena dia terlalu polos." Sahut Seo Yoon.

"Dia kekanak-kanakan." Ucap Seok Gwan dingin.

Oh, siapa pun selamatkan Hyun-ri dari ketiga manusia tampan ini. Sungguh, Hyun-ri sudah tidak bisa menahan emosinya lagi. Ia benar-benar ingin memasukkan ketiga sahabat nya ini dalam karung dan ia akan buang ke samudra atlantis. Oh.. Tidak..tidak.. Jangan, bisa-bisa samudra antlantis membeku karena mereka bertiga.

"Kalau kalian bertiga gak mau pergi dari sini. Oke, aku yang akan pergi. Aku mau menemui Gun-yo oppa, untuk meminta maaf." ucap Hyun-ri kesal.

Mendengar itupun ketiga sahabatnya itu langsung berdiri dari duduk nya secara bersamaan. Dan membuat Hyun-ri sedikit terkejut karena ketiga sahabatnya yang tiba-tiba langsung berdiri.

"Tetap di kantormu, Hyun-ri-a." Ucap Seo Yoon.

"Berani kau temui dia, aku kunci di kantormu." Ucap Seok Gwan.

"Kau tetap disini." Ucap Hwan-ki penuh penekanan.

Hyun-ri pun hanya diam mematung dan mengedip-ngedipkan matanya berkali-kali mendengar ucapan dan ancaman dari ketiga sahabatnya. Ada apa dengan mereka? Kenapa sampai sebegitu nya? Begitulah kira-kira pemikiran Hyun-ri tentang reaksi ketiga sahabatnya.

"Kami bertiga akan pergi. Tapi kau, jangan menemui Gun-yo lagi." Ucap Seok Gwan dan di angguki Hwan-ki dan Seo Yoon.

Setelah mengucapkan itupun ketiga pria itu benar-benar meninggalkan ruang kerja Hyun-ri dan meninggalkan Hyun-ri yang masih dengan wajah cengohnya.

"Ada apa sebenarnya dengan mereka." Ucap Hyun-ri sambil menggelengkan kepala cepat.

"Kenapa mereka tidak suka aku dekat dengan Gun-yo oppa."

******

"Haruskah kita beritahu Hyun-ri saja?" tanya Hwan-ki memulai obrolan.

Kini mereka bertiga tengah di bar, milik dari Seok Gwan. Setelah dari kantor Hyun-ri mereka bertiga tidak kembali ke kantor meraka masing-masing, tapi ke bar untuk minum bersama.

"Tidak sekarang. Kita belum cukup bukti untuk membongkar kebusukan, bajingan itu." Ucap Seok Gwan dingin.

"Seok Gwan benar. Lagi pula Hyun-ri masih menyukai Gun-yo, kan? jadi dia pasti tidak akan mendengar ucapan kita." sahut Seo Yoon.

"Kau benar. Hyun-ri masih menyukainya, ia mengakui sendiri waktu itu." Jawab Seok Gwan membenarkan dan teringat percakapannya dengan Hyun-ri saat menuju restoran.

Flasback seminggu yang lalu...

"Kau masih menyukai Gun-yo?" *tanya Seok Gwan sambil fokus menyetir.

Hyun-ri yang mendengar pertanyaan Seok Gwan itu pun tersenyum manis dan mengangguk pelan.

"Iya, aku masih menyukainya sampai sekarang."

"Lalu, apa dia sudah tahu kalau kau menyukainya dari dulu?" Tanya Seok Gwan kembali dengan nada dingin.

"Tidak, sepertinya dia tidak tahu. Lagipula dari dulu dia hanya menganggapku temannya saja. Tapi.. Bagiku itu sudah cukup, karena aku bisa dekat dengannya."

"Kau ini bodoh atau naif? Sudah jelas kalau dia tidak menyukai mu. Lalu untuk apa kau masih menyukainya? Membuang waktu saja." Sahut Seok Gwan dengan Jengahnya dan hanya di jawab dengan keterdiaman Hyun-ri.

Flasback off*...

"Apa yang sebenarnya Hyun-ri suka dari Gun-yo itu?" ucap Seo Yoon tak habis pikir.

"Entahlah, yang jelas. Gun-yo bukan Laki-laki yang baik untuk Hyun-ri kita." Ucap Seok Gwan sambil meminum wine nya dan menghabiskan dalam sekali tegak.

"Ya, kau benar."

********

Semua pasti punya cerita masing-masing. Bagaimana kita bisa mulai tertarik, menyukai dan mencintai seseorang. Perasaan akan tumbuh secara tiba-tiba jika kita mendapatkan perhatian, kasih sayang, keperdulian, kenyamanan dan perlindungan. Maka, dengan sendirinya perasaan itu akan tumbuh. Entah berupa perasaan suka yang hanya suka, atau perasaan cinta yang benar-benar tulus dari hati dan ingin memiliki, bukan hanya sekedar ucapan saja. Jika hanya ucapan, semua orang juga mampu mengucapkan cinta suka dan nyaman. Bukan?. Tapi tidak dengan hatinya. Perasaan yang di ucapkan memang kadang sulit untuk diartikan. Namun ketika semua nya tulus dari hati, maka itu semua murni dan layak untuk di genggam.

"Haruskah aku mencoba menghubungi nya lagi dan meminta maaf?" Ucap Hyun-ri sambil memandangi ponselnya.

"Baiklah. Aku hubungi saja dia, pasti kali ini dia akan menjawabnya." ucap Hyun-ri dan mengambil ponselnya untuk menghubungi Gun-yo yang sudah seminggu mengabaikannya.

Dengan perasaan gugup dan berharap Gun-yo mau menjawab panggilannya dan bicara padanya.

*_*

"Hallo.. Hyun-ri-a?" Ucap Gun-yo yang akhirnya menjawab panggilan Hyun-ri.

"Oppa.. Akhir nya kau menjawab panggilanku." Sahut Hyun-ri dengan senang.

"Maaf.. Oppa sibuk sekali akhir-akhir ini. Jadi, oppa tidak sempat menjawab dan membalas pesanmu. Maaf Hyun-ri-a."

"Ah.. Begitu.. Aku pikir oppa marah kepadaku karena kejadian minggu lalu. Aku benar-be.."

"Hyun-ri-a... Oppa tidak ingin membahas itu lagi dan oppa tidak marah padamu. Jadi, lupakan." potong Gun-yo.

"Baiklah oppa, maaf. Apa kau sekarang sedang sibuk oppa?" tanya Hyun-ri.

"Hmm tidak, aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku. Bagaimana kabarmu? Kau sedang di kantor?"

"Ah..iya, kabarku baik oppa dan ya, sekarang aku sedang di kantor. Tapi, sebentar lagi aku akan pulang."

"Kau pulang sore? Bagaimana kalau kita makan malam bersama? Aku jemput ke mansion dan jangan ajak ketiga sahabatmu itu lagi. Bagaimana?kau mau?"

"Tentu oppa, aku mau." Ucap Hyun-ri antusias menerima ajakan Gun-yo untuk makan malam.

"Baiklah. Jam 7 aku akan menjemputmu."

"Aku akan menunggumu, oppa."

*_*

Dan sudah biasa bagi Hyun-ri jika Gun-yo akan langsung memtuskan panggilannya secara sepihak ketika Hyun-ri bilang akan menunggunya. Dan itu bukan hal tabu lagi bagi Hyun-ri.

"Hmm... Aku akan dandan cantik malam ini." Ucap Hyun-ri dengan senang. Ia pun memutar-mutar kursi kerjanya karena senang.

Kali ini Hyun-ri tidak akan memberitahu ketiga sahabatnya jika ia akan keluar makan malam bersama Gun-yo jika tidak. Maka, makan malam kali ini akan berakhir sama seperti makan siang minggu lalu.

"Aku tidak akan biarkan ketiga manusia es itu menghancurkan makan malam ku dengan Gun-yo oppa."

*Flasback makan siang minggu lalu...

"Sudahlah." potong Gun-yo saat Hye-jin akan menjelaskan.

"Maaf, Hyun-ri-a.. Aku harus kembali ke kantor. Lebih baik kau makan siang bersama ketiga sahabat mu ini." ucap Gun-yo dingin.

"Permisi." pamitnya dan meninggalkan ruang VVIP di restoran tempat mereka akan makan siang.

"Oppa.." panggil Hyun-ri mencoba menahan Gun-yo yang sudah keluar dari ruangan tersebut.

"Kalian menyebalkan." ucap Hyun-ri kepada ketiga sahabatnya.

flasback off*...

"Mereka memang benar-benar menyebalkan. Tapi, mereka tetap sahabatku." ucap lirih Hyun-ri dan sedikit merasa bersalah karena mendiami ketiga sahabatnya itu selama seminggu.

******

Setiap orang memiliki rahasia dalam hidupnya. Setiap orang pasti juga punya sisi lain dari hidupnya. Kadang orang akan menunjukkan sisi lain dalam hidupnya, terkadang juga ia menyimpan dengan baik sisi lain dari hidupnya. Dan tidak akan ada yang mengira bagaimana sisi lain setiap orang. Apakah baik atau buruk? Tapi yang pasti, baik buruknya semua akan terlihat seiringnya waktu. Terkadang orang juga akan tertipu dengan sisi yang selalu di tampakkan oleh setiap manusia. Dimana itu bukanlah jatidiri yang sebenarnya. Terlalu banyak wajah yang di tampakkan hingga manusia lainnya akan sulit mengartikan yang sebenarnya.

"Oppa, kau menunggu lama?" Tanya Hyun-ri pada Gun-yo saat ia baru turun dari lantai atas.

"Tidak, aku baru sampai dan baru duduk." Jawab Gun-yo sambil beranjak dari duduknya. "Kau selalu cantik, Hyun-ri-a." Puji Gun-yo sambil mengenggam tangan Hyun-ri.

"Terimakasih oppa." Jawab Hyun-ri sedikit tersipu malu.

"Kita berangkat sekarang, Tuan putri yang cantik." Ucap Gun-yo sambil menekuk lengan tangannya memepersilahkan Hyun-ri menggandeng tangannya.

Dengan senyum manis Hyun-ri menggandeng lengan Gun-yo, dan mereka pun berjalan keluar dari mansion Hyun-ri dengan bergandengan. Mereka sudah seperti sepasang kekasih tapi mereka hanya berteman. Siapa saja yang melihat mereka sekarang pasti akan beranggapan kalau mereka adalah sepasang kekasih yang sangat serasi. Pria yang tampan dan juga wanita yang cantik dan anggun. Perpaduan yang cocok sekali bukan.

"Silahkan masuk tuan putri." Ucap Gun-yo mempersilahkan Hyun-ri untuk masuk kedalam mobil setelah ia membukakan pintu mobil untuk Hyun-ri.

"Oppa, kenapa kau bersikap manis seperti ini. Tapi, terimakasih." ucap Hyun-ri dengan tawa kecil gemas karena Gun-yo bersikap manis.

Hyun-ri pun masuk kedalam mobil disusul Gun-yo juga masuk dan duduk di kursi pengemudi bersebelahan dengan Hyun-ri. Gun-yo pun langsung melajukan mobilnya meninggalkan area mansion keluarga Han. Kali ini rencana makan malam mereka, sepertinya akan berjalan lancar tanpa ada gangguan dari tiga sahabat es Hyun-ri.

"Oppa. Kita akan makan malam kemana?" tanya Hyun-ri membuka obrolan untuk menghilangkan suasana hening di dalam mobil.

"Restauran di hotel King. Makanan mereka terkenal enak, jadi aku mengajakmu makan malam disana." Jawab Gun-yo sambil memperhatikan jalanan didepannya.

"Hotel King? Bukankah itu salah satu hotel bintang 5 di pusat kota, oppa?"

"Humm.. Kau benar."

"Aku tidak sabar untuk mencoba makanan di restauran itu. Seenak apa hingga oppa mengajakku ke situ. Biasanya oppa akan mengajakku makan di restauran jepang."

"Ah.. Kau benar. Sampai si pelayan restauran selalu hafal dengan menu yang selalu kita pesan saat makan bersama di restauran jepang itu." jawab Gun-yo sambil tertawa kecil.

Ya, Gun-yo dan Hyun-ri sudah sering untuk keluar makan bersama. Terkadang juga mereka menghabiskan waktu bersama, seperti nonton, belanja, dan terkadang liburan bersama. Tapi, walaupun begitu mereka berdua tidak punya hubungan yang spesial walau sering menghabiskan waktu bersama. Hanya sebatas teman, dan tidak pernah berubah sedari mereka duduk di bangku kuliah hingga sekarang.

******

Restauran Hotel King....

Setelah perjalanan hampir 1jam, mereka pun telah sampai dihotel King. Hyun-ri dan Gun-yo juga sudah berjalan beriringan untuk memasuki area restauran. Sebelumnya Gun-yo sudah reservasi lebih dulu, agar ia mendapatkan meja saat sudah sampai direstauran. Dan benar saja saat mereka memasuki restauran. Semua meja sudah penuh oleh tamu yang sedang makan malam. Sepertinya makanan di restauran tersebut benar-benar enak. Hingga banyak yang makan malam di restauran tersebut. Mereka pun sudah menempati meja mereka yang dekat dengan jendela kaca besar. Hingga mereka dapat melihat pemandangan malam dikota.

"Lihat siapa yang datang." Ucap seseorang.

*******

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!