NovelToon NovelToon

Cinta Dalam Persahabatan

Bab 1 Pagi Hari

Matahari bersinar dari ufuk timur menandakan pagi hari telah tiba, pagi hari itu di kediaman keluarga Pradipta.

“Vira ayo bangun, nak sudah pagi!” ucap seorang wanita berusia 36 tahun. Wanita itu membangun kan putrinya dengan mengguncang tubuh seorang remaja perempuan yang tengah tertidur pulas.

Wanita itu adalah Ghea Crissilla Pradipta Mama dari Vira, merupakan designer ternama yang mempunyai sebuah butik Bernama "Pradipta Butik.” Merupakan salah satu butik yang cukup ternama di Jakarta. Bahkan sekarang barang yang di ciptakan dari Pradipta Butik sudah menembus pasar dunia. Berusia 36 tahun merupakan mama dari Vira. Mempunyai seorang suami bernama Kevin Aditama Pradipta.

Sedangkan seorang remaja perempuan itu adalah Devira Arabella Pradipta atau yang kerap disapa Vira. Merupakan Anak semata wayang dari pasangan Ghea Crissila Pradipta dan Kevin Aditama Ptadipta. Vira baru berusia 16 tahun.

“Hoam.” Vira menguap sembari mengerjapkan mata nya menyesuaikan cahaya yang ada.

“Iya ma,” jawab Vira, ia pun bangun dari tempat tidur kemudian mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

“Nanti kalau sudah selesai mandi langsung turun terus sarapan ya!” ucap sang mama yang sudah berada di luar kamar putrinya.

"Iya Mama ku cantik,” sahut Vira ketika ia sudah berada di dalam kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, terdengar suara langkah kaki dari ujung tangga. Vira melangkahkan kakinya menuju ruang makan, kemudian ia pun duduk di kursinya.

“Ehem.” Seorang pria berdehem membuat semuanya menoleh ke arah pria itu.

Pria itu adalah Kevin Aditama Pradipta adalah seorang pengusaha sukses di bidang pembangunan. Berusia 40 tahun, tetapi tubuhnya masih bugar dan sehat. Mempunyai perusahaan bernama Pradipta Group, sebuah perusahaan yang dirintis oleh Kevin mulai dari nol, hingga sudah sukses seperti sekarang.

“Vira,” ucap Kevin memanggil putrinya sembari mentap Vira.

“Eh- Iya pa?” sahut Vira gelagapan, sembari melihat ke arah Kevin.

“Ini kan sudah mau tahun ajaran baru kamu mau sekolah di mana?” tanya papa Kevin.

“Kalau Vira terserah papa aja,” jawab Vira kemudian tersenyum kearah Kevin.

“Bagaimana, kalau Vira, kita sekolahkan di SMA Angkasa ?" usul mama Ghea, kemudian menatap Vira dan Kevin secara bergantian. SMA Angkasa adalah salah satu Sekolah Menengah Atas berstandar Internasional yang berada dibawah naungan keluarga Azkara.

“Kalau menurut papa sih bagus juga, apalagi kalau Vira mau sekolah di sana,” jawab Kevin sembari memainkan garpu di piring nya.

“Bagaimana Vira? Apa kamu mau bersekolah disana?” tanya kevin berharap Vira menyetujuinya.

“Ya sudah deh, Vira mau sekolah di sana,” jawab Vira sembari tersenyum kini impiannya untuk bersekolah di SMA Angkasa akhirnya terwujud.

Setelah pembicaraan pagi itu berakhir, suasana ruang makan itu pum hanya terdengar dentingan sendok dan garpu yang saling beradu.

"Vi, Papa sama Mama berangkat kerja dulu ya! Kalau mau keluar nanti bilang sama Bibi, ya,” pamit Kevin sembari mengambil tas kerjanya.

“Iya.” Vira pun ber salaman dan kemudian mencium punggung tangan, kedua orang tua nya.

Lalu Vira pun mengantar kedua orang tuanya sampai halaman rumah.

“Bye - bye ma, pah, semoga selamat sampai tujuan,” teriak Vira ketika mobil yang di tumpangi orang tuanya mulai keluar dari gerbang.

Setelah melihat mobil kedua orang tuanya sudah pergi, Vira pun masuk ke dalam rumahnya kemudian melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Di kamar itu, kemudian ia merebahkan tubuhnya di kasur king size miliknya.

“Huh, liburan gini enaknya ngapain ya,” gumam Vira sembari menatap langit-langit kamarnya.

“Apa keluar sama teman saja, aku juga membutuhkan udara yang segar,” ucap Vira.

Setelah berfikir cukup lama, akhirnya Vira memutuskan untuk keluar bersama teman-temannya.

Vira mengambil ponsel milik nya yang berada di atas nakas samping tempat tidur, benda pipih itu berlogo apel digigit. Lalu Elena membuka aplikasi whatsapp yang berada di ponselnya.

Ia pun mencari-cari grup chat bersama kedua temannya. Hingga akhirnya Vira sudah menemukan grup tersebut. Grup itu berisi oleh tiga peserta yaitu Vira, Naya, dan Ayura.

Didalam room chat itu, Vira berinisiatif untuk mengirim pesan terlebih dahulu.

“Guys, keluar yuk!” ajak Vira melalui aplikasi chat.

“Males gue di rumah.” Vira pun mengirim pesan kembali di room chat itu.

Vira menatap layar ponselnya dengan tatapan sebal. Bagaimana tidak pesan yang sudah ia kirim belum ada yang menjawabnya sama sekali.

Hingga beberapa menit kemudian, sebuah notifikasi yang berada di ponsel Vira. Membuat Vira yakin jika pesan nya baru saja dibalas. Vira pun bergegas membuka kembali ponselnya.

“Ayok, kita keluar cari udara segar! Gimana girls? setuju nggak?” sebuah pesan yang dikirim oleh Naya di room chat itu.

“Setuju.” tiba-tiba saya Yura mengirim pesan di room chat itu.

“Kita enaknya kemana nih?” tanya Vira melalui aplikasi whatsapp.

“Gimana kalau ke Young Cafe?” usul Naya melalui chat.

“Boleh, setuju,” balas Yura.

“Kalau begitu kita, siap-siap yah.” Vira mengirim pesan tersebut kemudian mematikan ponselnya.

Young Cafe adalah salah satu cafe yang sedang viral di kalangan anak muda. Selain tempat nya yang nyaman untuk berkumpul, harganya juga pas untuk kantong pelajar.

Vira pun meletakkan ponselnya diatas nakas, kemudian mengambil handuk berwarna putih dan secepat kilat masuk ke dalam kamar mandi.

Hari ini Vira memakai kaos berwarna putih dengan lengan pendek dipadukan dengan celana levis berwarna hitam dan dilapisi jaket denim diluar nya. Tak lupa sepatu sneaker berwarna putih senantiasa di kakinya. Vira kemudian mengambil kaca mata berwarna hitam di laci lemari nya, kemudian ia juga mengambil tas selempang wanita di atas meja riasnya. Ia kemudian memakai kacamata itu bertengger di hidungnya.

Vira berdiri didepan cermin, ia pun menatap dirinya melalui pantulan cermin itu. “Perfect, juga penampilan ku,” batin Vira sembari tersenyum.

Vira pun segera bergegas menuju dapur untuk berpamitan dengan Bi Atun. Bi Atun adalah Asisten rumah tangga yang sudah mengurus rumah keluarga Pradipta dari Vira kecil.

“Assalamualaikum bi, Vira izin mau keluar sama teman,” pamit Vira ketika sudah sampai dapur.

“Iya, non boleh. Tapi pulang nya jangan malam - malam ya, dan hati - hati di jalan,” sahut Bi Atun mengingatkan Vira.

“Iya, bi siap,” sahut Vira sembari tersenyum. Kemudian ia mengambil tanpa Bi Atun untuk bersalaman tak lupa, Vira juga mencium punggung tangan Bi Atun sebagai tanda menghormati yang lebih tua.

Orang tua Vira mengajarkan anak nya untuk hormat kepada siapa pun tanpa harus memandang harta, kasta, dan kedudukan.

Vira kini berjalan menuju garasi diambil nya motor matic miliknya. Di dalam garasi itu terdapat dua sepeda motor, yaitu kawasaki ninja warna hitam dan scoopy hitam dan satu mobil ferrari.

Sebenarnya Vira lebih suka menaiki motor kawasaki ninja, tetapi sebuah kejadian dua tahun yang lalu membuat Vira ketakutan untuk sekedar mengendarai motor itu.

Mendadak Vira teringat akan kejadian dua tahun lalu yang pernah menimpanya.

.

Bersambung.....

Bab 2 Teringat

Mendadak Vira teringat akan kejadian dua tahun lalu yang pernah menimpanya.

Dua tahun yang lalu, pagi itu Vira berangkat ke sekolah dengan mengendarai motor kesayangan nya.

“Ma, Vira berangkat dulu takut telat,”

ucap Vira kepada mamanya sembari berlari cepat. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 06:55.

“Iya, hati - hati di jalan yah Vi.” Mama Ghea mengingat kan Vira.

Tetapi ternyata Vira sudah keluar dari rumahnya, sehingga ia tidak mendengarkan perkataan mamanya. Vira pun menaiki motor kesayangannya yaitu kawasaki ninja berwarna hitam.

Motor itu melaju dengan sangat cepat, menyelip setiap kendaraan yang dilaluinya. Hingga Vira lupa akan keselamatan dirinya sendiri.

“Brummm....”

“Brummm...”

“Brummm...”

Ketika telah sampai dijalan raya, Vira melihat jam yang ada di pergelangan tangannya. Sontak ia pun melotot kan matanya bahwa mengetahui jika tiga menit lagi gerbang sekolah akan ditutup, apalagi hari ini adalah jadwal ulangan harian matematika.

“Harus cepat nih,” batin Vira, ia pun menambah kecepatan motornya.

“Brummm...”

“Brummm...”

“Brummm...”

Asap dari motor yang sedang ditumpangi Vira pun mengepul.

“Bull...”

“Bull...”

“Bull...”

Tak disangka ketika Vira menarik rem nya justru, motor yang ditumpangi Vira mengalami rem blong, sehingga motor itu tidak bisa berhenti sama sekali.

“Aduh, gimana ini rem nya blong. Aduh rem depan, tidak bisa, coba rem belakang aduh kok juga nggak bisa gimana Ini,” gumam Vira was-was.

“Apalagi ini jalan tikungan,” ucap Vira.

"Ya Allah selamat kan hamba,” gumam Vira.

Di sisi kanan dan kiri jalan adalah jurang dan sekarang di depan ada tikungan Vira harus belok kanan kalau tidak masuk jurang. Dan sekarang tidak ada rem percuma jika gas di kecilkan tetap saja tidak bisa berhenti karena tadi nya terlanjur Vira meng gas pol motornya itu.

"Mama, papa, Yura, Naya, Bi atun, Ya Allah tolong Hamba.”

Detik berikutnya.

Bruakk.

Sedangkan di kediaman rumah keluarga Pradipta.

‘“Pyarr”

Sebuah gelas yang berisi teh jatuh ke lantai. Gelas itu pun pecah, sedangkan kaca nya bertaburan dimana-mana.

"Astagfirullah ada apa ini?” ucap mama Ghea sembari mengusap dada nya. "Kok perasaan ku Jadi tida enak ya? kenapa aku jadi kepikiran Vira,” sambung Ghea.

Sedangkan kini motor yang di kendarai Vira masuk kedalama jurang.

Vira saat ini masih sadar, ia masih teringat akan detik-detik ia kecelakaan. Ketika ia keluar dari pembatas jalan dan langsung masuk ke dalam jurang.

Kondisi Vira sekarang kakinya terjepit dengan roda yang berada di dalam motor.

Banyak luka di siku, lengan dan kaki, karna terperosok masuk jurang sedalam 5 meter.

Darah berada di mana - mana, Vira masih sadar ingatnya akan kejadian ini pasti masih berputar - putar di otak nya. Ia hanya bisa menangis menahan semua luka yang di tubuhnya. Lama kekelamaan cahaya mulai hilang dan berganti gelap. Kini, Vira sudah pingsan ia sudah menutup matanya.

Sedangkan kendaraan lainnya yang melalui jalan ini, langsung bergegas bergerumbul menyelamatkan Korban.

Sedangkan di kediaman rumah Vira.

“Kring - kring - kring.” Suara bunyi telepon rumah berdering dengan sangat keras.

Mama Ghea dengan sigap mengangkat telepon itu, lalu menjawab panggilan.

“Hallo,” ucap Ghea ketika ia sudah berhasil mengangkat telepon itu.

“Dengan orang tua dari saudari Devira Arabella Pradipta?” tanya seseorang diujung telepon.

“Iya, saya Ibunya, memangnya ada apa?” tanya Ghea, ia penasaran mendapatkan telepon yang bertanya soal anaknya.

“Kami dari pihak kepolisian ingin mengabarkan bahwa saudari Devira Arabella Pradipta hari ini mengalami kecelakaan, dan sekarang tengah di larikan di Rumah Sakit Wiratama,” ucap seorang pria diujung telepon yang diketahui bahwa ia adalah seorang anggota polisi.

Mendengar hal tersebut membuat Ghea sonta menjatuhkan telepon yang ia pakai. Telepon itu pun jatuh ke lantai.

“APA?" teriak Ghea dengan panik.

"Vira? apa benar yang dikatakan orang itu adalah kau nak?” ucap Ghea sembari menangis dengan terisak.

Tiba-tiba saja mendengar suara tangisan dari nyonyanya membuat Bi Atun bergegas menemui Ghea.

"Nyonya, ada apa?” tanya bi Atun dengan wajah paniknya.

"Vira, bi Vira kecelakaan hiks.” Tangis Ghea semakin meraung - raung.

"Inalillahi non Vira kecelakaan,” ucap Bi Atun lalu ia mengabari tuan nya.

Kini, di rumah sakit Wiratama.

“Sus, asien atas nama Devira Arabella Pradipta dimana ya?” tanya papa Kevin kepada seorang suster yang sedang berjaga di tempat resepsionis.

"Pasien atas nama Devira Arabella Pradipta sedang ditangani Dokter di IGD pak,” jawab Suster itu, setelah melihat komputer untuk mencari nama pasien.

“Oke, terima kasih ya sus.” Setelah mengatakan itu Kevin segera lari ke IGD untuk melihat keadaan putrinya.

Sedangkan mama Ghea dia pingsan karna syok atas kejadian yang dialami putrinya, dan sekarang Ghea tengah beristirahat di kamar inap rumah sakit VVIP NOMOR 2. Tentu di dampingi oleh Bi Atun yang sabar menjaga mereka.

"Sus, putri saya di dalam kan?, saya ingin masuk!” teriak papa Kevin ketika ada beberapa suster yang mencoba menahan nya ketika ingin masuk ke ruang rawat Vira.

"Saya mohon tenang pak, putri anda memang sedang berada didalam

Sekarang masih di tangani oleh Dokter, Bapak jangan masuk sekarang, takutnya nanti mengganggu Dokter yang tengah menangani pasien.”

Suster tersebut memberi pengertian kepada Orang tua Vira.

“Iya, sudah kalau begitu saya tunggu di sini saja,” ucap Kevin sembari duduk di kursi depan ruang IGD.

Beberapa menit kemudian pintu ruang IGD pun terbuka, dan munculah seorang dokter yang mengenakan baju berwarna putih.

"Dengan keluarga pasien?" tanya dokter itu kepada Papa Kevin.

"Iya saya Ayah pasien" jawab Kevin kemudian ia bangkit dari duduk nya.

"Boleh ikut saya ke ruangan saya?” pinta dokter itu.

"Tentu.” Kevin pun mengikuti langkah dokter yang ada didepannya.

“Bagaimana kondisi putri saya dok?” tanya Kevin ketika mereka sudah berada di ruang dokter itu.

"Kondisi putri bapak tidak mengalami cedera serius pada fisik nya," ucap dokter pun menjelaskan kondisi Vira.

Kevin yang mendengar hal tersebut langsung bernafas lega.

“Hanya saja kecelakaan tersebut berdampak pada mental, pikiran, dan psikis nya. Saya sarankan anda untuk mencari Dokter Psikolog ataupun psikiater ketika pasien sudah diizinkan untuk keluar dari rumah sakit. Karena saya yakin di waktu detik - detik pasien kecelakaan pasien masih dalam keadaan sadar. Sehingga ketika pasien sudah sadar pasien akan mengalami trauma,” jelas sang dokter panjang - lebar mengenai kondisi Vira.

“Iya, dok saya paham nanti saya akan carikan dokter Psikolog.” Akhirnya Kevin pun pamit untuk keluar dari ruangan itu

“Kalau begitu saya permisi dok," ucap Kevin sembari melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan itu

Tiga hari kemudian, setelah kecelakaan yang menimpa Vira. Kini, Vira sudah di per bolehkah untuk pulang. Tapi setiap minggu harus rajin kontrol ke Psikolog.

Kecelakaan yang dialami Vira kini sudah di usut oleh pihak kepolisian dan hasil nya kecelakaan itu memang di sengaja pelakunya adalah rival bisnis Kevin.

Sejak kejadian itu, Vira sampai sekarang mengalami trauma akan motor kesayangan nya. Bukan hanya motor nya saja, tapi semua motor bermerek yang sama dengan motor kesayangan nya Vira. Pasti Vira akan teringat dan menyebabkan trauma.

Dulu, ketika beberapa hari setelah kecelakaan, motor Vira ingin dijual oleh kedua orang tuanya. Tetapi tidak diizinkan oleh Vira. Hingga kini trauma yang dialami Vira belum hilang.

.

Bersambung....

Bab 3 Bertemu di Cafe

Vira berjalan menuju garasi kemudian ia mengambil motor scoopy nya. Vira pun memakai helm kemudian menyalakan mesin motornya. Melaju dengan santai, hanya membutuhkan waktu lima belas menit perjalanan dari menuju Young Cafe.

Hingg kini, sampai lah Vira di Young Cafe. Ia memarkir motor nya di parkiran dan melangkahkan kakinya untuk segera masuk.

Vira menengok kan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk mencari keberadaan temannya.

"Dimana itu si Yura sama Naya,” batin Vira.

“Ting”

Suara nada dering dari salah satu aplikasi bernama whatsapp menandakan bahwa ada panggilan masuk.

Vira segera membuka ponsel nya. ternyata pesan itu dari Yura sahabat Vira.

"Heh... Lu sampek belum?" tanya Yura di ujung telepon.

“Sudah, sekarang lu dimana?” tanya balik Vira.

“Gue ada di lantai dua, nomor sebelas yang di outdoor,” sahut Yura melalui sambungan telepon.

“Oke yur, gue kesana sekarang,” balas Vira.

Setelah percakapan via telepon itu berakhir, Vira pun menutup ponselnya.

Vira pun segera melangkahkan kakinya menuju ke lantai dua, nomor sebelas di outdoor. Vira berjalan dengan sangat tergesa-gesa bahkan sampai-sampai Vira tidak melihat lurus ke depan.

Dan.

“Brukk.”

Vira tidak sengaja menabrak seseorang yang ada di depannya. Tepat di dada bidang nya orang itu.

"Aduhh, maaf permisi,” ucap Vira tanpa melihat orang yang ia tabrak barusan.

"Cantik juga,” batin seorang laki - laki yang di tabrak Vira, kemudian seorang laki-laki itu melihat punggung Vira yang mulai menghilang di pandangan nya. Hingga seringai licik muncul di bibir seseorang tersebut.

Sesampai nya di ruangan yang dituju, Vira pun melihat jika sudah ada Yura dan Naya yang sedang menunggunya sedari tadi.

"Maaf ya guys, gue terlambat,” ucap Vira sembari menundukkan kepalanya.

“Iya, gakpapa Vir santai aja,” sahut Yura tersenyum.

Sedangkan Naya sedari tadi hanya diam dan menatap ke layar ponsel nya.

Vira pun ikut duduk tepat di depan Naya

"Woy, lu mikirin apa sih?” tanya Vira menatap ke arah Naya yang masih tak bergeming.

"Apa Vi?" tanya Naya balik karena ia kaget.

"Sini, lhat ponsel lu !" Vira dengan segera langsung merebut ponsel Naya dari tangan Naya.

Vira melihat jika isi ponsel Naya adalah pesan antara Naya dengan ibunya.

Whatsapp Naya

”Nay, Tahun ajaran baru sekolah di SMA angkasa ya !" pesan dari Bunda Naya.

“Iya, aku mau. Tapi kalau aku sendiri kesana nya ya nggak mau bun.” pesan dari Naya kepada Bunda nya.

”Ajaklah si Vira sama Yura!” pesan dari Bunda Naya

“Iya nanti aku bilang ke Vira sama Yura.” Pesan dari Naya kepada bundanya.

"Yaelah Nay, kirain apaan ternyata sekolah toh.” Vira pun mengembalikan ponsel Naya.

"Hehehe, kalian tahun ini SMA nya mau dimana?" tanya Vira membuka percakapan.

"Kalau gue sih di suruh Nyokap ke SMA Angkasa, tapi kalau sendiri ya nggak mau.” Naya menjeda dan menghirup udara dan mengeluarkan nya. "Lu semua tau kan sifat gue kayak apa nggak mudah bergaul sama orang,” lanjut Naya.

Naya Franciskha Wiratama, adalah seseorang yang pendiam tidak banyak bicara jika bersama orang baru. Tapi sifat nya ini akan berubah ketika bersama orang terdekat seperti, hanya Ayah Farhan, Bunda Jesica, Adik nya Lili, dan kedua teman nya pastinya Vira dan Yura.

Bahkan bersama tantenya, Om nya, sepupunya, kakeknya, neneknya sifat Naya adalah pendiam hemat bicara.

Ternyata sifat nya pendiam ini juga ada penyebab nya loh. Karena dulu sewaktu Kelas 2 SMP Naya pernah merasa kan jatuh cinta dan itu pun cinta pertama nya. Naya jatuh cinta dengan Gio kakak kelas nya, yaitu kelas 9B dulu Gio adalah salah satu Most Wanted Boys yang ada di SMP nya dulu. Singkat cerita Gio ternyata juga memiliki rasa yang sama dengan Naya.

Mereka berdua menjalin hubungan berpacaran selama lebih dari sembilan bulan. Detik - detik ketika putus Gio ternyata selingkuh dengan Rosalia teman sekelas Gio. Mereka terciduk ketika Rosalia dan Gio berada di belakang gedung sekolah SMP dan mereka bermesraan.

Hati naya hancur berkeping - keping melihat orang yang status nya masih pacar nya berduaan dengan wanita lain apalagi sampai seperti itu.

Naya pun segera menghampiri Gio, dan setelah di tanya alasannya, ternyata jawaban Gio tidak masuk akal. Jawabannya adalah “Karna lu kaku buat di ajak pacaran, cuma mau di pegang doang,” ucapan Gio diwaktu itu masih berputar di kepala Naya. Memang benar Naya memang kaku tapi itu juga untuk menjaga kesucian nya dari laki - laki yang ingin berbuat keterlaluan.

Setelah kejadian itu Naya menjadi orang yang tertutup, pendiam, dan dingin. Sejak saat itu juga Naya menutup pintu hati nya dari semua orang yang ingin masuk ke hatinya. Naya hanya akan membuka hatinya ketika ia mendapatkan cinta sejati. Naya pernah mengatakan, “Kalau lu siap jatuh cinta, berarti lu juga siap patah hati.”

"Eh, gue juga mau sekolah di SMA Angkasa loh,” ucal Vira seraya tersenyum ke arah Naya.

"Wahh sama dong, tos yuk Vi!” ajak Naya dan mereka berdua ber tos ria.

"Kalo lu mau kemana Yur?" tanya Vira kepada Yura.

"Gue juga mau ke SMA Angkasa.” Akhirnya Yura bisa buka suara sedari tadi. "Lumayan di sana bisa dapat mangsa,” lanjut Yura sambil tersenyum Dengan licik, yang mampu membuat Vira dan Naya bergidik ngeri.

Vira dan Naya pun menggelengkan kepala.

"Jadi, fiks ya semua nya di SMA Angkasa?” tanya Vira memastikan kembali.

"Iya Vi," jawab Naya dan Yura secara serentak.

"Panggil waiters gih!, udah lapar nih dari pagi belum makan.” Suruh Yura kepada Vira.

"Mbakkk!” panggil Vira kepada seorang pelayan yang tidak jauh dari meja nya dengan mengangkat satu tangan nya ke atas.

"ini silahkan dipilih.” Pelayan tersebut menyerah kan buku menu. "Mau pesan apa?" sambung pelayanan itu.

"Jus jeruk sama beef steak, mbak,” seru Vira sembari mengembalikan buku menu.

"Saya samain aja.” Yura pun memesan menu yang sama.

"Saya juga.” Tidak ketinggalan Naya pun ternyata memesan menu yang sama.

"Jadi, jus jeruk tiga sama beef steak nya tiga?" tanya pelayan itu, untuk memastikan.

"Iya, mbak,” jawab Vira karena memang dari ketiga nya yang paling sopan adalah Vira. sedangkan Naya sebenarnya juga sopan tetapi karna sifat diam nya jadi tidak banyak bicara. Yura dia sudah di sibukkan menjawab chat - chat para pacar nya.

Sembari menunggu makanan di hidang kan Vira membuka obrolan kembali.

"Ehemm.” Dehem man Vira mengalihkan pandangan semua nya berpusat ke Vira. Sedangkan Yura hanya menatap sekilas.

"Gue baru dapet informasi bahwa pendaftaran siswa/siswi baru tahun pelajaran 2021/2022 di SMA Angkasa udah mulai buka besok, kita daftar nya bareng - bareng Yah,” ucap Vira, berharap teman - teman nya menyetujui ucapan nya.

"Kalau gue yang pasti bareng lah, gue gak mau daftar sendiri. Ntar di kira gue orang ilang,” sahut Naya dan di akhir tawanya keluar.

"Lu, Yur?" tanya Vira ke arah Yura dan ternyata Yura masih melihat ke ponsel milik nya.

"WOYYYY AYURA!” teriak Vira karena Yura masih tidak bergeming.

"Iya - iya, gue besok daftar nya bareng kalian,” jawab Yura kemudian tersenyum ke arah Vira dan Naya seperti tidak mempunyai salah.

Beberapa menit kemudian makanan yang mereka pesan ternyata sudah tersaji di atas meja.

.

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!