NovelToon NovelToon

Professor Ling I Love You

Zhan Tao

Zhan Tao seorang gadis ceria yang selalu penuh dengan energi dan semangat, dia tidak cukup pandai dan tidak terlalu bodoh, hanya saja sejak kecil dia selalu menjadi anak yang sedikit ceroboh dan selalu terburu-buru, hingga dia sering di juluki sebagai gadis pembawa sial oleh teman-teman dan keluarganya sendiri, bahkan satu tahun silam kematian ibunya di anggap di sebabkan oleh dirinya karena sang ibu tertabrak mobil ketika hendak membantu dirinya menyebrangi jalan, sang ayah sudah menikah lagi dengan wanita yang usianya lebih muda dari sang mendiang ibunya, wanita itu juga membawa seorang bocah laki-laki bernama Haocun, dia adalah anak laki-laki yang cukup nakal dan selalu saja tidak pernah akur dengan Zhan Tao, maka dari itu di hari kelulusannya saat ini, dia sudah memutuskan untuk pergi merantau ke pusat kota seorang diri, hanya dengan berbekalkan tekad dan keberanian yang kuat, dia ingin meninggalkan tempat asal dan kampung halamannya tersebut untuk meninggalkan luka yang membekas di dalam dirinya.

Saat ini dia bersikap untuk membereskan semua pakaiannya ke dalam koper dan sudah membeli tiket kereta bawah tanah menuju kota besar tempat dimana universitas Gueining berada, itu adalah universitas terbesar di kota tersebut juga universitas favorit di kota tersebut, dia mengambil jurusan bahasa karena mimpinya hanya ingin menjadi orang biasa yang bahagia, tidak ada mimpi yang benar-benar ingin dia capai karena dia sudah merasa cukup dengan hidupnya yang sekarang.

"Ayah...aku akan pergi sekarang, jika kau tidak bisa mengantarku, aku bisa pergi sendiri" ucap Zhan Tao kepada ayahnya yang tengah membaca sebuah koran di ruang tengah bersama dengan adik tiri dan ibu tirinya.

Ayahnya pun segera menaruh koran yang tengah dia baca dan segera bangkit menghampiri putrinya tersebut dengan cepat.

"Sayang ayo biar ayah antarkan kamu sampai ke depan stasiun" ucap sang ayah sambil segera mengambil jaket miliknya.

Ibu tirinya juga segera memberikan bekal makanan dan sejumlah uang yang sudah dia hitung hanya cukup untuk biaya sekolah juga hidupnya selama satu bulan pertama di kota tersebut.

"Aahh....sayangku Zhan Tao, ini ibu sudah siapkan uang untuk bekalmu disana, karena dulu ibu juga pernah tinggal disana jadi ibu memahami seberapa besar pengeluaran yang akan kamu keluarkan, semoga uang ini bisa kamu gunakan dengan benar ya, ibu akan selalu mengirimkan uang padamu dalam setiap bulan di tanggal yang sama" ucap sang ibu tiri yang selalu bersikap jeli terhadap pengeluaran dan semua yang di lakukan oleh Zhan Tao.

"Eumm....iya bibi aku akan mengirim pengeluaran disana, kau tidak perlu cemas" balas Zhan Tao sambil tersenyum seperti biasanya.

Mereka saling berpelukan dan segera saja Zhan Tao dan ayahnya pergi dari sana menuju stasiun kereta bawah tanah.

Sang ayah membukakan pintu mobil untuk Zhan Tao dan dia segera masuk ke dalam mobil itu dengan cepat, sampai tidak lama kemudian hingga sesampainya di stasiun kereta bawah tanah saat Zhan Tao hendak melangkahkan kakinya masuk ke dalam kereta, sang ayah menahan tangannya terlebih dahulu.

"Ada apa ayah?" Tanya Zhan Tao merasa kebingungan sendiri,

"Ini, ambil lah uang ini untuk bekalmu di kota nanti" ucap sang ayah sambil memberikan sebuah amplop berwarna coklat secara diam-diam kepada Zhan Tao saat itu.

Melihat hal tersebut tentu saja Zhan Tao mereka heran dengan apa yang ayahnya lakukan, padahal dia sendiri tahu bahwa bibinya sudah memberikan dia uang untuk bekal di kota dan semua biaya sekolahnya, sehingga Zhan Tao segera menolak pemberian dari ayahnya tersebut.

"Ayah apa yang kamu lakukan, kenapa kamu memberikan aku uang lagi, bukankah bibi sudah memberikan aku uang untuk biaya disana dan seluruh biaya sekolahku, kau tidak perlu memberikan aku uang lagi, uang dari bibi sudah dia hitung dan pasti akan cukup" ucapku menolak pemberian dari ayah saat itu.

"Zhan Tao, ayah tahu akhir-akhir ini kamu begitu kesulitan dengan biaya untuk dirimu sendiri, aku adalah ayahmu Zhan Tao, aku bekerja untuk menafkahi kamu, bibi dan adikmu Haocun, jika mereka menikmati harta ayah, kamu juga bisa menikmati dengan jumlah yang sama, ayah tidak ingin bersikap seakan ayah tidak adil denganmu, jadi tolong ambilah ini" ucap sang ayah yang tetap mendesak Zhan Tao untuk menerima uang itu darinya.

Bahkan sang ayah terus memasukkan amplop coklat itu ke dalam tas yang di bawa oleh Zhan Tao saat itu, sehingga Zhan Tao tidak bisa menolaknya lagi.

"Ayah apa kau yakin bibi tidak akan memarahiku karena sudah memberikan aku uang tambahan ini?" Ucap Zhan Tao merasa sedikit cemas,

"Dia tidak akan tahu jika kau tidak memberitahu dia, jadi kita berdua harus sama-sama tutup mulut, apa kau mengerti?" Ucap sang ayah sambil memperagakan mulutnya yang di kunci saat itu.

Zhan Tao pun langsung saja tersenyum dan ikut memperagakannya, hingga sang ayah segera menyuruhnya untuk segera masuk ke dalam kereta bawah tanah secepatnya sebelum pintunya akan ditutup.

"Sudah.....sudah...ayo cepat kamu masuk sebelum pintunya tertutup, kau harus menjadi anak yang pandai dan belajarlah dengan giat disana ayah akan menantikanmu segera lulus dari sana" ucap sang ayah sambil menepuk kedua pundak Zhan Tao saat itu.

Zhan Tao segera mengangguk dan dia langsung masuk ke dalam kereta bawah tanah tersebut secepatnya, sambil melambaikan tangan kepada sang ayah sebagai bentuk perpisahan saat itu, dan dia terus saja berdiri di depan pintu tersebut hingga pintunya benar-benar tertutup dan dia mulai mengambil salah satu tempat untuk dia duduki.

"Fyuhhh....dasar ayah yang payah, kenapa dia malah mencemaskan putrinya akan kekurangan uang, aku memiliki banyak tabungan selama ini, dia saja yang tidak pernah tahu" ucap Zhan Tao sambil terlihat berkaca-kaca menahan kesedihan di dalam hatinya saat itu.

Dia benar-benar merasa sangat sedih dan pilu, dia tidak tahu harus menghadapi keadaan ini seperti apa, dari bertahun-tahun lamanya ini adalah pertama kalinya dia harus pergi ke tempat yang jauh dari kampung halaman dan memutuskan untuk pergi seorang diri ke tempat yang tidak dia kenali sebelumnya, di dalam kereta dia terlihat terus menangis terisak sendiri karena mengingat kebaikan dari ayahnya yang selalu saja memberikan dia uang secara diam-diam seperti itu.

"Hiks....hiks.... Kenapa hidupku sangat menyedihkan, aku harus terus bersemangat dan meraih mimpiku disana, menjadi mahasiswa bahasa yang lulus tepat waktu dan bisa mendapatkan keluarga baru disana nantinya.

Zhan Tao terus saja menghirup udara segar dan berusaha menenangkan dirinya sendiri sambil segera menghapus air mata yang membasahi pipinya saat itu, dia sudah meyakinkan dirinya bahwa dia tidak boleh menjadi wanita lemah dan cengeng, meski semua ini nampak menyedihkan, karena dia harus mendaftar ulang ke universitas tersebut seorang diri.

Hingga sesampainya di kota tersebut Zhan Tao terlihat sangat senang dan gembira melihat suasana kota yang sangat indah dan ramai, banyaknya kendaraan dan suasana disana yang sangat berbeda di bandingkan di kampung halamannya, gerbang depan universitas Gueining yang sangat indah dengan terdapat dua patung macan di setiap samping tugu tersebut terlihat berdiri dengan kokoh.

Zhan Tao terlihat sangat kagum dan terpukau atas keindahan kota tersebut yang sangat luar biasa, dia merasakan suasana yang berbeda setelah bertahun-tahun hanya tinggal di pedesaan, dia tersenyum sangat lebar dan mulai merentangkan tangannya.

"Huaaaa.... universitas Gueining aku datang!" Teriak Zhan Tao sangat senang menyambutnya.

Disaat dia merentangkan kedua tangannya dan berteriak sangat kencang sambil menghadap ke depan gerbang besar universitas Gueining tersebut tiba-tiba saja dari samping ada seseorang yang menggunakan sepeda dengan cukup kencang dan menabraknya hingga dia jatuh tersungkur ke tanah dengan keras saat itu, sampai membuat tangannya tergores sedikit akibat menahan diri.

"Hey....awas!...." Teriak seorang wanita yang memakai sepeda dengan ngebut.

Zhan Tao melirik ke sumber suara tersebut dan dia melihat seseorang dengan sepeda yang mendekatinya sangat kencang saat itu.

"Aaakkkkk....brukk" suara mereka berdua yang langsung terjatuh ke tanah bersamaan.

Sepeda yang dikendarai oleh wanita itu terjatuh ke tanah dengan kedua ban nya yang memutar terus meski sang pemiliknya sudah jatuh tersungkur ke tanah dengan luka di lututnya yang cukup dalam saat itu.

Zhan Tao langsung saja berusaha bangkit berdiri dan mulai merapihkan pakaiannya lalu segera bergegas membantu wanita yang menabrak dia sebelumnya karena dia terlihat jatuh lebih kencang di bandingkan dirinya saat itu.

"Aaaa...a..aduhh...eehh...kau apa kau baik-baik saja, ayo aku bantu berdiri" ucap Zhan Tao sambil mengulurkan tangannya kepada wanita tersebut.

Dia segera memapah wanita itu ke samping dan membantunya agar duduk di kursi yang ada disana, selain itu Zhan Tao juga langsung mengambil plaster yang selalu dia bawa kemana-mana dan mulai mengobati luka di lutut wanita itu tanpa menghiraukan luka di tangannya sendiri.

"Ehh....diam dulu, jangan banyak bergerak aku akan mengobati lukamu sebentar" ucap Zhan Tao yang membuat wanita itu tersanjung dengan kebaikan yang di berikan oleh Zhan Tao.

Wanita itu berpikiran dia lah yang telah melakukan kesalahan karena mengayuh sepeda dengan sangat kencang tanpa memperhatikan apa yang ada di depannya dengan benar sampai dia malah menabrak orang lain, namun kini justru malah dirinya sendiri yang di bantu dan di obati oleh orang yang dia tabrak, sehingga wanita tersebut langsung saja merasa tidak enak, dan segera menyuruh Zhan Tao untuk duduk di sampingnya hingga mereka saling berkenalan satu sama lain.

"Ehh...sudah...sudah.... terimakasih sudah mengobati lukaku, ayo duduk disini dan siapa namamu?" Ucap wanita itu kepada Zhan Tao.

"Oh.... perkenalkan namaku Zhan Tao aku dari pedesaan, dan aku datang kemari untuk mendaftar ulang sekaligus mahasiswa tahun ajaran baru" ucap Zhan Tao memperkenalkan dirinya.

Wanita itu terlihat berseri dan ceria dia juga langsung memperkenalkan dirinya kepada Zhan Tao meski Zhan Tao sendiri belum menanyakan tentang wanita tersebut.

"Wahh ...benarkah? Aku juga mahasiswa tahun ajaran baru disini, hanya saja aku sudah lebih dulu mendaftar ulang kemarin, bahkan aku sudah memiliki kamar, oh ya perkenalkan namaku Xinxin aku berasal dari kota sebelah tidak jauh dari sini " balas wanita tersebut.

Zhan Tao sangat senang mengetahui wanita itu satu angkatan dengannya, karena dengan begitu artinya dia bisa mulai mendapatkan teman baru, dan bisa memiliki satu kenalan di kota baru ini.

"Wahh....aku senang sekali, kalau begitu bisakah kita menjadi teman, aku sama sekali tidak memiliki siapapun yang aku kenal disini" ucap Zhan Tao yang lebih dulu mengajaknya berteman.

"Tentu saja, ayo kau aku antarkan ke tempat pendaftaran dan kau bisa satu kamar denganku nantinya, kita bisa menjadi sahabat baik" balas Xinxin yang sangat antusias membalasnya.

Zhan Tao pun segera mengangguk penuh semangat dan mereka berdua langsung pergi menuju tempat pendaftaran ulang, sampai Xinxin membantu Zhan Tao untuk melakukan daftar ulang dan membujuk penjaga asrama untuk mengijinkan Zhan Tao satu kamar degannya, sampai akhirnya mereka berhasil dan Xinxin segera membawa Zhan Tao ke kamar mereka, dimana asrama putri itu masih terlihat senggang sebab tidak banyak mahasiswa yang kembali ke asrama di awal tahun seperti ini, mereka banyak yang tinggal di luar atau masih asik dengan keluarganya setelah libur panjang sebelumnya.

Sehingga di asrama itu masih terlihat sangat sepi dan hanya ada beberapa orang saja yang terlihat lalu lalang di sekitar sana.

"Xinxin apa benar ini asrama putrinya, kenapa terlihat sangat sepi?" Tanya Zhan Tao yang merasa heran saat itu,

"Hey ..kenapa?....apa kau takut, ini hal biasa mereka masih belum kembali, baru akan kembali jika satu hari masuk sekolah, kau jangan takut kita kan berdua, aku saja kemari tinggal sendiri disini, tapi aku biasa saja" balas Xinxin kepada Zhan Tao.

"Aahhh...begitu ya...aku pikir ini terbengkalai semuanya sangat berantakan" balas Zhan Tao lagi yang tidak terbiasa dengan suasana asrama putri berantakan seperti itu.

Xinxin justru langsung saja menertawakan balasan dari Zhan Tao sebab ucapan yang di lontarkan oleh Zhan Tao membuat dia ingin tertawa sangat lebar karena pemandangan seperti itu sudah biasa dia lihat karena tidak ada yang membersihkan tempat tersebut, sebab kebanyakan mahasiswa memilih pulang dan lupa tidak membereskan dulu asramanya.

"Ahaha...kau ini sangat lucu Zhan Tao, sudahlah ayo kita masuk, ini kamar kita" balas Xinxin sambil membukakan pintu kamar yang akan mereka huni saat itu.

Zhan Tao terperangah kaget mihat kamar yang akan mereka huni terdapat empat kasur yang berada di atas saat itu, juga ada empat meja dan empat kursi di tengah-tengah ruangan tersebut, tempatnya terlihat sangat kecil dan minimalis namun cukup rapih dan bersih, dia tetap merasa kaget karena tidak pernah tinggal di tempat sekecil ini sebelumnya.

"Hah?... Xinxin apakah ini benar-benar tempat tinggal kita? Apa kita akan tinggal di sini sampai lulus nanti?" Tanya Zhan Tao yang menatap dengan wajah syok serta terperangah saat itu.

Langsung saja Xinxin menganggukkan kepalanya dan Zhan Tao langsung tertunduk dengan lesu sambil mengeluh sendiri merasa sangat lesu juga kacau.

"Hua......apakah ini pantas di sebut kamar mahasiswa dan hunian manusia, kenapa juga harus ada empat kasur memangnya kita tinggal berapa orang di dalam sini?" Tanya Xinxin lagi dengan wajah yang sudah di tekuk.

"Hey ..sudahlah kau ini benar-benar terlihat konyol dan lucu, semua kamar disini memang berbentuk kecil dan minimalis, semua kamar hanya memiliki satu kamar mandi dan ada empat anggota yang akan tinggal dalam satu ruangan, termasuk ruangan ini, maka dari itu ranjangnya ada empat, masing-masing dari kita memiliki lemari, ranjang, kursi dan meja belajar masing-masing, kita bisa sambil berbincang dan melakukan pekerjaan bersama nantinya" balas Xinxin yang sangat antusias menjelaskan semua itu.

Sedangkan Zhao Tao yang mendengar semua itu hanya bisa semakin tertunduk lemas dengan wajah yang semakin pucat juga terlihat sangat buruk dengan menghembuskan nafas yang kasar dan tidak memiliki energi lagi dalam tubuhnya.

"Huuuuhh..... bagaimana bisa kita tinggal di asrama seperti ini, padahal ini kan universitas besar dan mewah kenapa asramanya seperti ini?" Ucap Zhan Tao mengeluh,

"Hey...Tao..Tao...kau ini harusnya bersyukur mahasiswa lain ada yang memiliki kamar lebih parah dari ini, kamu harus tahu bahwa mahasiswa ajaran baru memang selalu memiliki kamar yang kecil, berbeda dengan para senior lainnya, jadi kau bersabarlah, ayo bereskan barangmu dan pilihkan tempat mana yang akan kau ambil sebelum kedua teman kita akan segera datang" balas Xinxin kepada Zhan Tao saat itu.

Zhan Tao mengangguk dan segera memilih salah satu ranjang yang berada di samping Xinxin telat berada dekat dengan jendela dan balkon kamar tersebut.

Dia rasa tempat itu adalah tempat paling baik selain berada di samping Xinxin, ranjangnya juga terlihat lebih bagus dari pada dua yang lainnya, matahari juga akan menerima dengan benar padanya ketika dia tidur nanti sehingga bisa membantunya untuk bangun lebih awal jika dia malas, selain itu dia mungkin tidak akan kepanasan jika memilih tempat yang dekat dengan jendela, itu lebih nyaman dari dua tempat yang lain.

"Wah ...Tao..Tao kau memilih tempat yang bagus, kita bisa mengobrol sebelum tidur karena ranjang kita berdampingan" balas Xinxin kepadanya.

"Itu salah satu alasan mengapa aku memilihnya" balas Zhan Tao sambil tersenyum dan memasukkan seluruh pakaian miliknya ke dalam lemari yang berada di bawah ranjangnya tersebut, dia harus menaiki tangga kecil untuk tidur di ranjangnya, benar-benar tempat yang sangat kecil dan disusun se minimalis mungkin agar bisa masuk barang-barang lainnya.

Teman Sekamar

Dia di bantu oleh teman pertamanya Xinxin agar bisa membereskan semua barangnya lebih cepat ke dalam lemari.

"Zhan Tao sini biar aku bantu, kau terlihat memiliki banyak sekali pakaian disini, apa kau membawa semua milikmu ya?" Ucap Xinxin sambil segera membantu Zhan Tao untuk membongkar kopernya saat itu.

"Ahaha ..iya aku memang membawa semuanya, memangnya kamu tidak?" Balas Zhan Tao dengan polosnya.

Mendengar semua itu Xinxin langsung saja membelalakkan matanya dengan lebar dan dia tidak bisa menahan tawa lagi dalam menanggapi ucapan dari Zhan Tao yang sangat lucu dan menggemaskan baginya, padahal saat itu dia hanya menanyakannya sebagai candaan, sebab Xinxin pikir tidak akan ada orang yang benar-benar membawa semua barang dan pakaian miliknya untuk pergi ke asrama putri di kampus seperti ini, sebab jelas sekali mereka akan banyak berpindah tempat nantinya apalagi jika hari libur tiba, tentu mereka akan pergi berlibur kembali ke rumah mereka masing-masing dan tidak bisa terus membawa banyak barang kesana kemari karena itu cukup merepotkan.

"Ahahaha....Zhan Tao kau ini sangat lucu, kau benar-benar membawa semua pakaianmu itu ya, ahaha...aku kan hanya bercanda saat menanyakannya, kenapa kau justru malah sungguh melakukan semua itu?" Balas Xinxin yang tertawa dengan lepas.

Zhan Tao sendiri hanya tersenyum kecil memperlihatkan giginya yang putih dan rapih sambil menggaruk belakang kepalanya pelan, dia sama sekali tidak tahu jika hal seperti itu saja bisa dianggap lucu oleh teman barunya tersebut.

"Aahh..ahaha...sudahlah kau membuat perutku sakit karena terus tertawa dengan lepas" ucap Xinxin yang segera berhenti tertawa karena sudah merasa lemas saat itu.

Hingga tidak lama disaat meretberdua baru saja selesai memasukkan semua pakaian dan merapihkan semua barang milik mereka berdua ke dalam tempat yang seharusnya.

"Huaaa... akhirnya selesai juga, aahhhh barang kau memang sangat banyak Zhan Tao kau seperti mau pindahan rumah selamanya" ucap Xinxin kepada Zhan Tao yang membuat Zhan Tao langsung saja terdiam dan hanya menanggapinya dengan senyuman kecil.

Zhan Tao memang berniat untuk tidak pernah pulang ke kampung halamannya hingga dia lulus nanti, sebab dia tahu dengan kepergiannya itu akan menjadi lebih baik bagi adik tirinya Haocun juga ibu tirinya yang memang tidak terlalu menyukai keberadaan dia di rumah itu, meskipun itu adalah rumah ayahnya namun Zhan Tao sama sekali tidak pernah bisa merasa nyaman semenjak ayahnya menikah dengan bibi muda tersebut.

Jadi ketika Xinxin berbicara seperti itu dia hanya bisa menanggapinya dengan senyuman kecil, sebab apa yang di katakan oleh Xinxin barusan memang benar, dia tidak akan kembali ke kediamannya dalam waktu yang sangat lama dan cara terbaik untuk menjaga barang milik dia dengan membawa semuanya tanpa sisa karena dia tahu kamarnya pasti akan di gunakan oleh Haocun, sebab sejak lama Haocun selalu ingin tinggal di kamarnya.

Dia bahkan sering menatap sinis kepada Zhan Tao dan merengek kepada bibi agar bisa bertukar kamar dengannya, namun untungnya sang ayah selalu membela Zhan Tao saat itu, sehingga dia masih bisa tetap berada di kamarnya.

Namun kini dia sudah tidak menempati kamar tidur itu lagi, yang sudah pasti Haocun memiliki kesempatan besar untuk menempatinya, Zhan Tao juga sudah merelakan semua itu, dia sudah tidak keberatan lagi jika Haocun menempati kamarnya, karena dia sudah membawa semua barang berharga yang dia miliki ke tempat itu.

Dan dia merasa seperti memiliki tempat tinggal baru juga suasana yang baru, sehingga dia bisa memulai hidup yang baru bersama dengan ibunya, meski ibunya sudah tiada, dia tetap selalu merasa sang ibu ikut dengannya kemanapun kakinya melangkah.

Ketika Zhan Tao dan Xinxin merebahkan tubuh mereka di kursi tidak lama suara ketukan pintu dari luar terdengar cukup nyaring dan dengan cepat Xinxin menyuruh Zhan Tao untuk membukanya sebab dia sudah merasa sangat lelah dan lemas, sehingga tidak memiliki energi lagi yang tersisa di dalam tubuhnya saat itu.

"Tok...tok...tok..." Suara ketukan pintu dari luar beberapa kali dan sangat kencang,

"Aahh.... Tao-Tao...bisakah kau tolong bukakan pintunya, aku sangat lelah tolong ya" ucap Xinxin mengatakannya.

Zhan Tao segera mengangguk patuh dan dia mulai membuka pintu tersebut hingga muncul dua orang wanita dengan koper yang cukup besar juga, mereka sudah pasti adalah teman sekarang selanjutnya yang akan menempati kamar itu bersama Zhan Tao juga Xinxin sehingga dengan cepat Zhan Tao mempersilahkan mereka untuk masuk.

"Hallo..." Ucap salah satu wanita tersebut kepada Zhan disaat dia pertama kali membuka kan pintu ruangan tersebut.

Zhan Tao segera menyapanya balik dan tersenyum ramah menyambut wanita itu hingga membantu dia membawa beberapa tas yang terlihat cukup merepotkan di tangannya.

"Aahhh....hallo...ayo silahkan masuk, sini biar aku bantu kau bawakan tasnya, ayo masuk...masuk" ucap Zhan Tao menyambut mereka berdua dengan hangat karena Zhan Tao adalah anak yang ceria dan periang.

Mereka mulai memperkenalkan diri kepada Zhan Tao juga Xinxin.

"Hai...kalian yang akan tinggal satu kamar dengan kami ya? Boleh kita berkenalan dulu, agar bisa saling memanggil nama satu sama lain dan kita bisa menjadi lebih dekat" ucap Xinxin yang langsung bangkit berdiri dengan cepat.

Salah satu dari wanita itu yang sebelumnya sudah menyapa Zhan Tao dia mulai mengangguk dan segera memperkenalkan namanya dengan wajah ceria yang tidak kalah asik dengan Xinxin sebelumnya.

"Baiklah...kenalkan aku Yimin aku adalah gamers sejati dan aku cukup keren juga sangat jago bermain game apapun, terutama game online yang sedang tranding saat ini, aku sangat jago dalam game itu" ucap Yimin sangat bersemangat.

Di lihat dari gaya rambutnya yang pendek dan hitam juga pakaiannya yang terlihat seperti wanita tomboi tidak heran jika dia mengatakan dia penyuka game bahkan ada sebuah earphone di telinganya, dia sangat terlihat jelas seperti wanita yang agak tomboi juga sangat keren dengan penampilannya tersebut.

Sedangkan yang satu lagi dia terlihat sangat cuek juga memakai kacama bulat dan memberikan tatapan dingin kepada Zhan Tao dan Xinxin saat itu.

Kami bertiga terus menatap ke arah wanita tersebut yang memeluk buku di tangannya, kami menunggu dia untuk memperkenalkan dirinya, tapi dia justru malah menatap balik pada kami dengan wajah terperangah tidak jelas.

"Kenapa kalian menatapku seperti itu, kalian menungguku ya?" Tanya wanita itu yang membuat mereka bertiga langsung mengangguk cukup kuat bersamaan saat itu juga.

"Ohh... Aku Xiuying, tidak suka keramaian dan aku tidak suka hal-hal yang berisik, aku manusia ambis kalian bisa menanyakan pelajaran apapun padaku, aku akan membantu kalian sebagai teman sekamar yang baik, tapi aku hanya akan ramah kepada kalian saja dan jangan mencoba menyuruhku berteman dengan orang lain, aku tidak suka itu" ucapnya begitu saja.

Dia terlihat cukup berkarisma dan terlihat jelas dia seperti seorang kutu buku yang cerdas, di lihat dari cara bicara bahkan dari postur tubuhnya sekalipun dia tetap terlihat luar biasa, bahkan penampilan dia yang sangat rapih cukup mencerminkan kepribadian dia yang sangat bagus dan dia pasti sangat disiplin pada dirinya sendiri selama itu.

Kami bertiga terperangah menatap dengan membulatkan mata menatap wanita bernama Xiuying itu sudah memperkenalkan diri dengan cara yang cukup berbeda dari orang pada umumnya, dan untuk mencairkan suasana dengan cepat Zhan Tao mengeluarkan suara lebih dulu, karena dia tidak bisa terus membiarkan kedua temannya Xinxin dan Yimin terus memberikan tatapan aneh dan terperangah kepada Xiuying seperti itu.

"Aaahh...ahaha..begitu ya, kau tenang saja kita bisa menjadi teman, sahabat atau bahkan keluarga, karena mulai saat ini kita akan terus tinggal bersama hingga lulus nanti" ucap Zhan Tao mencairkan suasana dengan cepat.

Seketika Xinxin dan Yimin ikut bersemangat dan menimpali ucapannya, mereka juga tidak kalah bersemangat dan terus berjanji untuk bersama-sama hingga akhir dan terus saling membantu satu sama lain dalam segala hal dan melewati kesulitan juga tantangan bersama-sama.

"Ya...dia benar, mulai sekarang ayo kita berjanji untuk terus bersama-sama hingga lulus" ucap Yimin menimpali dan mengulurkan tangannya untuk tos bersama-sama.

"Saling mendukung dan menjaga" tambah Xinxin menambahkan tangannya,

"Selalu bahagia dan ceria" tambahku sambil mengulurkan tanganku juga ke atas tangan Xinxin juga Yimin.

Dan di akhiri dengan tangan Xiuying dengan ucapannya yang cukup berbeda sekali dengan kami bertiga saat itu, dia terdengar lebih fokus dengan pelajaran dan nilai.

"Belajar dengan giat dan hemat" ucap Xiuying yang membuat kami bertiga kembali terperangah mendengar ucapan yang dia katakan barusan.

"Kenapa menatapku lagi, apa ucapanku salah?" Tanya Xiuying sambil menaikkan kedua alisnya dengan heran dan kebingungan.

Dengan cepat mereka bertiga langsung saja menggelengkan kepalanya bersamaan dengan cepat, hingga Xiuying kembali tersenyum lebar dan segera saja mereka berempat tos bersama dan sudah membuat janji bersama sebagai teman sekamar yang akan menjadi keluarga hingga mereka lulus nanti.

Disaat Xiuying dan Yimin sibuk membereskan pakaian mereka dan menatap semua peralatan yang mereka bawa Xinxin mengajak Zhan Tao untuk pergi mencari makanan karena ini sudah masuk jam makan malam dan mereka harus mencari makanan di luar sebelum gerbang asrama akan di tutup pada jam sepuluh malam oleh bibi penjaga gerbang disana.

"Aahh...Zhan Tao apakah kau tidak lapar, hey...apa kalian berdua lapar?" Ucap Xinxin menanyakannya dengan lantang bak seperti mereka telah berteman cukup lama.

Padahal saat itu mereka berempat baru saja berkenalan satu sama lain, namun begitulah Xinxin dia mudah sekali akur dan bergaul dengan orang baru.

"Iya aku lapar" balas Yimin sambil memegangi perutnya saat itu,

"Aku juga cukup lapar, tapi aku tidak membawa makanan sama sekali" balas ku kepada Xinxin saat itu dengan jujur.

"Kenapa kalian tidak pergi membeli makanan saja jika kalian lapar" balas Xiuying yang ucapannya selalu sedikit berbeda dengan kami bertiga, bahkan di saat kami baru berkenalan dengannya saat itu.

Dia selalu terdengar savage dalam setiap ucapannya dan semua yang keluar dari mulutnya selalu benar-benar hal yang masuk akal dan tidak salah sama sekali hanya saja ucapannya itu mungkin bisa menyakiti hati orang lain yang lembut dan yang tidak mengenal dia dengan sebaik kita bertiga, sebab semua ucapannya benar-benar terlalu saavage di bandingkan apapun di dunia ini yang pernah Zhan Tao tahu.

"Aahh...kau benar, aku baru saja hendak mengajak kalian bertiga untuk makan di luar, ayo kita pergi, aku tahu kedai makanan yang cukup enak di sekitar sini, dan harganya cukup murah" balas Xinxin mengajak mereka semua.

"Maafkan aku Xinxin, barangku terlalu banyak mungkin tidak akan sempat membereskan semuanya jika aku pergi makan terlebih dahulu, aku ingin segera menyelesaikannya agar bisa cepat bersantai dan main game" balas Yimin saat itu,

"Aku sibuk, dan masih harus belajar, kalian pergi saja" balas Xiuying yang juga menolaknya secara nyata tanpa basa basi sama sekali.

Aku dan Xinxin saling tatap satu sama lain dan kami berdua tidak tahu harus melakukan apa lagi, jika memang mereka berdua tidak bisa pergi dengan mereka untuk makan di luar mereka pun terpaksa harus pergi mencari makanan berdua saja.

"Zhan Tao jangan bilang kau juga akan menolak ajakanku, aku tidak akan menganggap mu sebagai temanku jika kau melakukannya" ucap Xinxin mengancam Zhan Tao yang membuat Zhan Tao langsung saja tertawa kecil dan langsung menyetujui ajakan dari Xinxin secepatnya, sebab dia juga tidak ingin mengecewakan temannya tersebut.

"Aishh...tidak..kok, aku akan pergi denganmu, ayo cepat kita pergi bukankah kau bilang gerbangnya akan tutup jam sepuluh? Ini sudah jam delapan malam, ayo kita pergi ke tempat yang kau maksud itu" ucap Zhan Tao yang selalu tidak bisa menolak orang lain.

Dia adalah orang yang selalu perasa terhadap orang lain dan dia selalu tidak bisa menolak permintaan orang lain padanya, selama dia bisa membantu siapapun maka dia akan melakukan yang terbaik untuk bisa membantunya, sebab dia juga bisa merasakan ketika dirinya berada dalam posisi orang tersebut dan dia tidak menyukainya atau merasakan perasaan sakit yang tidak nyaman dalam hatinya, sehingga dia selalu ingin menolong orang lain sebisa yang dia lakukan.

Akhirnya Zhan Tao pergi bersama dengan salah satu sahabatnya Xinxin untuk mencari makanan di luar, dan mereka terlihat cukup senang ketika bisa keluar malam hari, dan melihat lampu berkelap kelip di sepanjang jalanan kampus tersebut.

"Wahhh...jalanan disini cukup indah, lihatlah lampunya sangat lucu sekali, siapa yang merekomendasikan hal seperti ini, ini luar biasa" ujar Zhan Tao sambil terus mihat ke kiri dan kanan jalanan tersebut yang terdapat lampu-lampu kecil di sekitar jalanan tersebut.

Sedangkan Xinxin yang sudah mengenali wilayah itu dia terlihat biasa saja dan sedikit menjelaskan kepada Zhan Tao mengenai wilayah di kampus tersebut juga beberapa rumor yang menyebar di sekitar sana.

"Ehhh...Zhan Tao kau pasti tidak tahu kan tentang rumor di kampus kita ini" ucap Xinxin kepadanya.

Mendengar itu Zhan Tao langsung menggelengkan kepala karena dia memang sama sekali tidak tahu apapun tentang kamusnya tersebut, yang dia tahu hanya kampus itu adalah kampus yang cukup populer dan tempat dimana banyak orang jenius yang belajar disana juga terkenal dengan banyaknya dosen hebat yang mengajar disana sehingga dia memilih untuk masuk ke universitas tersebut.

Walaupun jurusan yang dia pilih adalah jurusan bahasa, karena dia cukup tertarik dengan bahasa asing juga bahasa dalam negeri, termasuk dengan sejarah dan semua hal yang berhubungan dengan semua itu, karena mimpinya adalah menjadi seorang pelukis, tapi dia tidak bisa masuk ke jurusan seni rupa tersebut jadi lebih memutuskan untuk masuk ke jurusan bahasa saja, karena dia pikir jurusan itu yang paling mudah untuk dia pelajari sambil terus mengasah skill melukisnya hingga dia bisa masuk ke jurusan seni rupa nantinya.

Tetapi ketika mendengar Xinxin yang berbicara mengenai rumor di kampus tersebut tentu saja Zhan Tao merasa sangat penasaran dan dia langsung meminta Xinxin untuk menceritakan rumor tersebut kepadanya karena dia sangat penasaran sekali.

"Xinxin apa di universitas populer seperti ini saja masih terdapat rumor ya, memangnya rumor apa yang kau maksud itu?" Tanya Zhan Tao yang terlihat sekali bahwa dia sangat penasaran dengan rumor tersebut.

Hal itu membuat seorang Xinxin semakin senang dan bersemangat untuk menceritakannya, tetapi sebelum dia menceritakan tentang rumor tersebut dia tiba-tiba saja langsung menarik tangan Zhan Tao dan menggandengnya dengan erat seakan dia takut kehilangan seorang Zhan Tao di sampingnya saat itu.

Sampai hal tersebut membuat Zhan Tao sendiri merasa sangat heran hingga dia menaikkan kedua alisnya cukup tinggi dan memasang wajah yang keheranan sendiri.

"Ehhh..eh..eh ..Xinxin apa yang kamu lakukan? Kenapa malah menggandeng tanganku seperti ini? Lepaskan ahh ini tidak nyaman" ucap Zhan Tao memintanya untuk melepaskan gandengan Xinxin kepadanya saat itu.

"Aishh ..Zhan Tao kau kan baru saja meminta aku untuk memberitahumu mengenai rumor yang beredar di kampus kita, jadi tentu saja aku harus menggandeng dirimu, karena rumor ini cukup menakutkan dan itu tentang sebuah hantu yang selalu muncul setiap malam Jumat, di wilayah kampus kita terutama di jalanan yang gelap, maka dari itu sepanjang jalan di pasangi lampu-lampu kecil yang berkelap-kelip, tujuannya untuk mengusir para hantu gentayangan yang selalu mengganggu para mahasiswa ketika pulang larut malam dari kelas lemburnya" ucap Xinxin menjelaskan semua hal itu kepada Zhan Tao sambil terus menggandengkan tangan Zhan Tao dengan sangat erat saat itu.

Zhan Tao sendiri yang mendengar hal tersebut dia langsung saja terlihat cukup cemas dengan matanya yang semakin membulat dan mulut yang langsung terbuka lebar saat itu.

Jingmi

Dia mulai merasa cukup takut karena memang pada dasarnya Zhan Tao adalah seorang gadis yang penakut, bahkan kini malah dirinya yang memegangi tangan Xinxin lebih erat di bandingkan sebelumnya, karena dia sangat gugup dan mulai merasa tidak nyaman pada dirinya saat itu.

"Xinxin bisakah kau tidak membuat aku parno seperti ini, memangnya rumor itu nyata itukan hanya cerita simpang siur saja" ucap Zhan Tao berusaha untuk tidak mempercayai hal tersebut agar dia tidak merasa takut yang berlebihan.

Namun sayangnya Xinxin yang sama sekali tidak memahami maksud dari ucapan Zhan Tao tersebut, dia justru malah terlihat semakin antusias dan membicarakan masalah rumor itu semakin jelas seakan dia sangat mempercayai tentang adanya rumor tersebut kepada Zhan Tao.

"Aishh ...Zhan Tao kau sama sekali tidak tahu apapun, rumor yang beredar itu benar-benar nyata, bahkan sudah banyak mahasiswa yang menjadi korban dari hantu gentayangan tersebut, makanya lampu ini ada dan sengaja di buat seperti ini dalam sepanjang jalan agar bisa menerima semua orang yang melewatinya, menurutmu kenapa lampu ini ada jika rumor itu tidak benar?" Balas Xinxin sangat serius.

Mendengar ucapan dari Xinxin, langsung saja Zhan Tao merasa sangat tidak enak hati dia sama sekali tidak mengerti harus berbuat apa, sebab dia semakin merasa ketakutan saat ini, dan terus saja memeluk tangan Xinxin dengan kuat hingga membuat Xinxin yang merasa sedikit risih mulai meminta Zhan Tao agar melonggarkan pegangan pada tangannya saat itu, sebab dia juga mulai merasa sedikit merinding kala itu.

"AA ..AA.ahhh..Zhan Tao kenapa kau menggandeng tanganku dengan begitu erat? Ayo lepaskan jangan memegangiku seperti ini, ini kan masih jam delapan, hantu tidak mungkin muncul di jam segini, kau tidak perlu takut dengan hal itu" ucap Xinxin membohonginya.

Dia sengaja mengatakan hal tersebut karena Xinxin pikir hanya hal itu saja yang bisa membuat Zhan Tao melonggarkan pegangan tangan kepada dirinya, sebab dia tidak bisa bergerak dengan leluasa ketika Zhan Tao terus saja memeganginya seerat itu.

Hingga apa yang di pikirkan oleh Xinxin benar-benar terjadi secara nyata, Zhan Tao langsung menarik nafasnya cukup dalam dan membuangnya perlahan untuk menenangkan dirinya sendiri, dia juga segera melepaskan pegangannya kepada tangan Xinxin karena dia pikir ini memang belum terlalu malam juga masih ada beberapa orang yang berlalu lalang di sekitar sana walau sedikit jarang.

"Aaahhh ...semoga saja hantu itu tidak muncul kali ini, aku adalah seseorang yang sangat penakut Xinxin" balas Zhan Tao berbicara jujur kepada Xinxin saat itu.

Namun tidak lama disaat mereka berdua tengah terus berjalan bersama tiba-tiba saja dari balik semak-semak yang ada di belakang mereka terdengar seperti suara-suara aneh yang membuat mereka sangat kaget ketika mendengarnya.

"Astaga...suara apa itu?" Ucap Xinxin merasa sangat kaget sambil langsung saling tatapan dengan Zhan Tao.

Zhan Tao sendiri langsung menggelengkan kepala dengan perlan karena dia sendiri memang tidak mengetahui suara apa yang baru saja dia dengan, hingga Xinxi mulai menyuruh Zhan Tao untuk diam dan kembali mendengarkan suara di balik semak-semak tersebut, hingga ketika mereka mencoba mendengarnya, itu sama persis dengan suara ringis seseorang yang terdengar seperti menahan sakit kala itu, dan suaranya sangat menyeramkan bak seperti seorang hantu yang menahan sakit juga meminta tolong saat itu.

"Aaaahh...sstt...tolong ..tolong aku...aaahhh" suara aneh yang membuat Xinxin langsung berlari kocar kacir sangat kencang, hingga dia lupa bahwa dia meninggalkan Zhan Tao di tempat itu seorang diri.

"Aarrrkkkkk.....hantu" teriak Xinxin yang langsung berlari sangat kencang meninggalkan Zhan Tao seorang diri di sana.

Berbeda dengan Xinxin, Zhan Tao justru malah diam mematung dan tidak bisa bergerak sedikitpun, ketika dia sangat ketakutan dan hal seperti itu selalu saja terjadi kepadanya, dia hanya bisa menahan rasa takutnya dan terus berusaha untuk memanggil Xinxin yang sudah berlari lebih dulu dengan sangat cepat saat itu.

"Aaahhh...astaga...Xinxin kenapa kau malah meninggalkan aku, Cincin tolong aku huhu...aku tertinggal disini, huaa...apa yang harus aku lakukan kakiku terasa sangat lemas dan sulit untuk aku gerakkan aaahh aku tidak ingin mati di makan hantu itu" gerutu Zhan Tao yang terus memejamkan matanya dan merasa sangat ketakutan.

Dia benar-benar tidak bisa membuka matanya meski dia mulai mendengar suara seseorang yang kembali meminta bantuan padanya, bahkan suaranya terdengar seperti manusia biasa, sama sekali tidak seperti seorang hantu.

"Aishh...hey...tolong aku kenapa kau malah diam mematung begitu, cepat tolong aku, ini aku di balik semak-semak ini aahhh kakiku" ucap ringisan seseorang yang meminta tolong padanya.

Setelah kembali mencoba untuk mendengarkan suara itu dengan baik-baik, Zhan Tao mulai tersadar bahwa suara itu seperti suara seorang pria dan dia segera saja mencari keberadaan orang yang meminta tolong kepadanya tersebut.

"Eehhh...tunggu itu tidak mungkin suara setan kan? Bukannya hantu tidak akan merasakan sakit, itu artinya suara itu bisa saja suara manusia sungguhan, iya kan?" Gerutu Zhan Tao yang mulai berpikir sangat keras untuk memastikannya saat itu.

"Hey...kau benar aku bukan setan aku Jingmi, aku jatuh dari sepedaku heyy...tolong aku cepat sebelum kakiku akan benar-benar luka parah" tambah seseorang yang terdengar meminta bantuan dari balik semak-semak dan pepohonan disana.

Saat mencoba mencarinya, Zhan Tao langsung merasa sangat kaget karena disana sungguh ada seorang pria yang kakinya tertimpa oleh sepeda listrik miliknya sendiri dan dia terlihat terus meringis kesakitan.

"Aaahhh...sungguh seorang manusia ya? Aduh....maafkan aku tadi aku tidak tahu, maafkan aku" ucap Zhan Tao segera mengangkat sepeda listri pria itu dan dengan cepat membantunya berdiri hingga membawanya untuk duduk di salah satu bangku yang ada di jalanan taman kampus yang cukup luas tersebut.

"Ssstt....aaahhh kakiku ini sakit sekali" ringis pria tersebut sambil memegangi kakinya yang mu gkin saja terkilir saat itu dan juga terlihat cukup meras.

Dengan cepat Zhan Tao segera berjongkok di depan pria tersebut dan dia segera mengeluarkan plester dari saku celananya, dan dia meminta agar pria bernama Jingmi tersebut diam sejenak supaya dia bisa mengobati luka di lutut pria itu dengan benar.

"Hey ..bisakah kau diam sebentar aku akan menempelkan plester ini pada luka goresan di lututmu, baru setelah itu aku akan mencoba membantumu mengobati kakimu yang terkilir" ucap Zhan Tao kepada pria itu.

Pria itu pun mengangguk dan terlihat dia menahan rasa sakit yang teramat sangat di bagian kakinya yang terkilir saat itu.

Di lihat dari lukanya Zhan Tao merasa bahwa pria itu sudah cukup lama berada disana dan dia terlihat sangat lemah juga matanya yang terlihat cukup mengantuk, sehingga membuat Zhan Tao membuat sebuah dugaan saat berbicara kepadanya saat itu.

"Apa kau sudah lama terjatuh di tempat tadi, hingga luka goresan di lututmu darahnya sudah mengering seperti ini?" Tanya Zhan Tao kepada pria bernama Jingmi tersebut.

Dan rupanya apa yang di duga oleh Zhan Tao memang benar pria itu langsung mengatakan bahwa dia sudah jatuh di tempat tersebut sekitar tiga puluh menitan lebih yang lalu, namun dia mulai mengatakan tidak ada orang yang bisa menemukan titik jatuhnya dirinya.

"Aaahh....kau benar aku sudah jatuh hampir setengah jam lebih di tempat tersebut, dan kau tahu tidak ada seorang pun yang bisa menemukanku sedari tadi, saat aku meminta tolong pada mereka bukannya mereka menolongku tetapi mereka semua justru malah langsung berlari entah kenapa dan aku tidak tahu apa yang membuat mereka terlihat seperti sangat ketakutan setiap kal mendengar teriakkan meminta tolongku, bahkan tadi kau saja hampir meninggalkan aku disini lebih lama" balas pria tersebut mengatakannya.

Mendengar itu Zhan Tao jadi mengingat tentang tannya Xinxin yang juga langsung beari kabur dengan terbirit-birit saking takutnya mendengar ucapan dan teriakkan dari pria tersebut, karena dia mengira ahwa itu adalah suara dari makhluk aneh yang ge tayangan di tempat tersebut.

Tapi sejak kejadian ini Zhan Tao merasa lebih berani saat ini, dan dia tidak lagi memikirkan rumor yang diucapkan oleh Xinxin kepadaku sebelumnya.

Karena semuanya sudah benar-benar terbukti bahwa suara itu adalah suara dari Jingmi, dan dia adalah manusia biasa bukan makhluk gentayangan yang di bicarakan oleh Xinxin sebelumnya.

Bahkan beberapa orang yang melewati jalanan itu mereka langsung melirik ke arah Jingmi dan banyak juga yang memuji ketampanan di wajah yang dia miliki saat itu, padahal bagi Zhan Tao wajah Jingmi terlihat biasa saja dan dia sama sekali tidak memiliki perasaan apapun terhadapnya, kecuali rasa kasihan ketika melihat Jingmu harus terus menahan sakit tatkala dia mengobati kakinya yang terkilir saat itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!