Halo semuanya Mince pindah di sini yang ada di sebelah ya 😁 karena Mince lupa caranya masuk jadi Mince pindah aja di sini 😁
Happy Reading
🥀🥀🥀
Kegagalan dalam pernikahan jangan dibuat untuk menutup hatimu,
Tapi jadikan untuk sebuah pelajaran yang harus kau hati hati lagi,
Pernikahan adalah hal yang sangat diinginkan setiap insan tapi,
Apalah daya jika Takdir Tuhan berkata lain tentang hidup kita,
Karena apa yang kita jalani hanya bisa mengikuti skenario Tuhan yang sudah dituliskan untuk kita.
_________
Plak !! Satu tamparan yang dilayangkan oleh wanita itu membuat tunangannya membeku di tempat.
Dia tak menyangka tunangannya kini memergokinya di dalam hotel dengan seorang wanita yang menjadi selingkuhannya.
Mata wanita itu menatapnya dengan penuh tatapan amarah dan begitu membencinya.
" Jadi ini yang kau maksud bertemu klien?, Kau bertemu dengan selingkuhan mu di sini?" Wanita itu kini melipatkan tangannya di dada dengan menatap tunangannya yang hanya menunduk terdiam.
" Jadi kau selingkuhan tunangan ku?, Menjijikan!!" Cibirnya dengan benar benar jijik menatap ke arah mereka berdua.
" Jadi dia wanita yang kau katakan bahwa dia tak ingin kau sentuh itu?" Wanita itu malah bersikap manja kepada laki laki yang menjadi tunangan dari wanita lain.
" Saya tidak mau di sentuh karena saya bukan murahan seperti mu…" Tunjuknya dengan kesal.
" Kau mengatakan apa, ulangi?" Wanita itu kini malah ingin menyerang dari tunangan laki laki tersebut.
" Hentikan omong kosong mu itu…" Ucapnya untuk mencegah pertengkaran tersebut.
" Sayang aku bisa jelaskan ini semua…" Laki laki itu kini masih ingin mencoba peruntungannya dia masih ingin menjelaskan kepada tunangannya.
" Tak ada yang perlu dijelaskan lagi semuanya sudah jelas dan aku akan mengakhiri ini semua…" Wanita itu melepaskan cincin pertunangannya dan melemparnya dengan segera ke arah laki laki itu.
" Dan ambil sampah tak berguna ini…"
Wanita itu kini dengan cepat meninggalkan kedua orang yang sudah tak bisa berkata apa apa lagi.
" Charlotte tunggu.. Charlotte jangan seperti ini, aku bisa jelaskan semuanya…" Laki laki itu kini mengejar tunangannya yang kini lari meninggalkan mereka.
Wanita itu adalah Charlotte Blossom wanita berparas cantik, berambut panjang dan memiliki tubuh yang ideal untuk tubuh wanita.
Wanita itu kini lari meninggalkan hotel tersebut dengan derai air mata yang tertahan dari tadi. kini tangisan nya pecah tak terhingga.
Charlotte kini terus berlari meninggalkan tempat di mana semuanya berantakan tak karuan.
Impinan yang menjadikan dia wanita yang paling bahagia kini hilang lenyap di bawah oleh air mata yang terus keluar deras membasahi pipinya.
" Charlotte tunggu aku bisa jelaskan ini semua.. Charlotte…" Laki laki itu adalah Barnard Balvo seorang arsitek terkenal di negara ini. Seorang arsitek yang selalu menjadi incaran setiap wanita di sekelilingnya.
Charlotte dan Barnard adalah sepasang kekasih yang sepakat akan menikah tiga bulan lagi, tapi sayangnya pernikahan itu gagal karena ulah dari laki laki tersebut.
Klakson dari mobil Charlotte kini terdengar dengan kencang ketika Barnard berdiri di depan mobil yang akan membawa wanita itu pergi.
" Turun sayang aku bisa jelaskan.. kamu tak bisa seperti ini tiba tiba pergi dan memutuskan pertunangan kita…" Gedoran pada kaca mobil tak di hiraukan oleh wanita yang sedang kecewa tersebut.
Charlotte kini menginjak gas nya melajukan mobil itu dengan kecepatan tinggi, meninggalkan mantan tunangannya yang merasa kesal karena tidak bisa mencegahnya.
" Sial.. sial…" Umpatnya dengan menendang udara yang melewatinya.
Barnard kini dengan segera masuk ke dalam mobilnya dan mengejar mobil tunangannya yang entah sekarang sudah pergi kemana.
" Barnard..Barnard…" Wanita yang menjadi selingkuhannya itu kini berteriak kencang ketika melihat mobil kekasihnya meninggalkan dia begitu saja.
" Barnard kau tak bisa meninggalkan aku seperti ini, ku pastikan kau dan dia berpisah dan aku yang bisa memilikimu…" Ujar sinis dari wanita itu.
***
" Aku tidak ingin bertemu dengan mu, sebaiknya kau pergi dari sini…" Charlotte kini dengan nada tinggi mengusir mantan tunangannya yang datang ke apartemennya.
" Charlotte sayang kita bisa bicara baik baik, jangan seperti ini."
" Tak ada yang perlu kita bicarakan Bar…" Tolak wanita yang sedang rapuh saat ini. Meskipun Charlotte rapuh tapi dia masih bisa mengusir laki laki itu dengan tegas.
" Sayang kau tak bisa tiba tiba marah pada ku dan mengusirku serta membatalkan pertunangan kita seperti ini, ini tak adil bagi ku."
" Tak adil bagimu?, Dimana letak keadilan bagi ku jika begitu?, Kau pikir aku akan menerima bekas sampah orang lain?, Dengar Bar aku bukan wanita bodoh yang hanya akan diam dan menangis melihat kau selingkuh di belakang mu. Laki laki di dunia ini tak hanya kamu, jadi jangan sok seakan aku adalah wanita yang harus mempertahankan laki laki brengsek sepertimu…" Charlotte kini meninggikan suaranya bahkan dia menunjuk muka dari laki laki yang ada di depannya.
Barnard kini hanya diam dia tak tak menyangka bahwa wanita yang biasanya hanya akan mengatakan 'iya' kini malah menentang dirinya.
" Jika kau tak ingin pergi, maka aku yang pergi dari sini…" Charlotte kini yang ingin melangkah kini tertahan.
" Aku yang pergi dari sini…" Barnard kini yang akhirnya mengalah untuk pergi meninggalkan wanita. " Tenangkan dulu dirimu setelah kau tenang kita akan bicara lagi…" Barnard yang ingin memeluk nya kini dihindari oleh wanita itu.
Barnard hanya menghela nafasnya dan langsung menatap ke arah kekasihnya yang tak ingin dipeluk sama sekali. Charlotte kini malah tak ingin menatap kearah laki laki yang membuatnya kini kecewa.
Charlotte kini menghempaskan bokongnya ke sofa dia kini hanya bisa memejamkan matanya merasakan dadanya yang sesak. Wanita yang tadi kini menentang laki laki itu kini menjadi rapuh kembali.
Wanita mana yang tak sakit hati, wanita mana yang tak kecewa dan wanita mana yang tak rapuh mempergoki tunangannya malah bersama wanita lain di dalam kamar hotel. Wanita itu kini menangis menumpahkan rasa sakit yang begitu sesak di hatinya.
Sekuat kuat nya wanita pasti mereka akan menemukan titik di mana dia merasakan kehancuran yang begitu mendalam.
Sedangkan di tempat lain laki laki yang gagah kini masih bergelut di atas ranjang dengan istrinya. Laki laki itu kini masih terus memompa pinggulnya.
" Argh.. Sayang kenapa lama sekali, aku lelah…" ******* wanita itu malah membuat suaminya kini tak bersemangat.
Laki laki itu kini bergerak dengan cepat hingga membuat istrinya yang di bawah terguncang hebat.
" Ugh…." Geraman dari Suaminya kini membuat sang istri bersorak gembira karena kegiatan panas itu terselesaikan.
Suami itu kini akhirnya dengan cepat melepaskan penyatuan tersebut dia langsung ambruk di sebelah istrinya. Sedangkan sang istri kini langsung terbangun dari terlentangnya.
" Apa kau tak enak badan Beb?" Tanya sang suami dengan menatap punggung istrinya.
" Tidak, hanya merasa lelah karena kamu terlalu lama bermain tadi…" Jawabnya dengan sedikit dingin.
" Lain kali tak akan aku sebentar…" Suami itu hanya bisa menatap langit langit kamarnya ketika istrinya meninggalkannya setelah melakukan adegan tersebut.
Terhitung dari sejak pertama pernikahan bersama sang istri ini sudah kesekian kalinya sang istri selalu protes jika dirinya bermain terlalu lama. Jika di ingat ingat sang istri nampaknya tidak memiliki gairah untuk suaminya.
Laki laki tampan yang selalu di gandrungi oleh wanita di luar sana kini malah mendapatkan istrinya yang selalu bersikap dingin jika di dalam kamar dan jika di depan publik dia selalu memberikan sikap manjanya.
Laki laki tampan, laki laki gagah yang juga memiliki kekuasan dia adalah Donzelo Fousto laki laki yang menjadi pimpinan di kapal pesiar tempat yang di miliki oleh dirinya sendiri. Perusahan yang di mana menyediakan kapal pesiar untuk berlibur.
Donzelo mengambil ponselnya dia melihat jadwal kapal nya yang berlayar besok. Donzelo kini memilih untuk ikut serta dalam pelayaran dari pada di rumah bersama istrinya yang tak bisa di sentuh.
" Kamu mau kemana?" Istrinya yang baru menyelesaikan urusan mandinya kini bertanya kepada suaminya yang memasukan sedikit bajunya di dalam kopernya.
" Salah satu kapal kita ada perjalan di Karibia barat sepertinya aku harus ikut karena aku lama tak mengontrol para pekerja…" Jawabnya dengan memasukan baju bajunya.
" Berapa lama kamu akan ikut mereka?" Zelo kini melirik istrinya yang malah bersikap acuh dan seakan seperti tak peduli dengan dirinya yang akan berlayar.
" Tuju hari kalau gak dua belas hari tergantung perjalanan."
" Baiklah, tapi jangan lupa untuk mengirimkan aku uang sebelum kau pergi…" Zelo hanya menghela nafasnya ketika mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya.
Zelo kini memilih untuk masuk ke dalam kamarnya dengan rasa kesalnya dia sedijit menutup pintu sedikit kasar. Sedangkan wanita itu hanya bersikap acuh kepada suara pintu yang tertutup tersebut.
" Apa dia sudah tak memiliki rasa cinta untuk ku?, Jika tidak kenapa dulu menerima lamaran ku…" Pikiran laki laki bercemimuk tak karuan, berbagai pertanyaan seakan menghantui pikirannya.
Lima tuhan pernikahan itu dan sejak saat itu sang istri pun seakan bersikap menghindar jika dirinya meminta kewajiban sebagai seorang istri. Denzelo yang bergelut dengan pikirannya sendiri kini tak sadar dia sudah sangat lama di bawah guyuran air shower.
" Jangan menangis karena laki laki brengsek seperti dia tak pantas kau tangisi…" Sahabat dari Charlotte kini memberikan semangat untuk sahabatnya yang sedang bersedih.
" Aku tak menangisi nya, aku menangisi diriku sendiri yang terlalu bodoh tidak tau jika selama dia berbohong tentang dirinya yang setia."
" Sudahlah jangan menangis oke, di luar sana banyak laki laki yang akan mengantri dengan mu. Aku sebenarnya mau memberimu ini dengan Bar. Kado sebelum kalian menikah tapi dia mengacaukan semuanya, dan aku tak bisa pergi karena aku ada pekerjaan…" Sahabatnya mengeluarkan dua tiket holiday kapal pesiar yang sangat langkah di jaman sekarang.
Charlotte yang menangis kini langsung terdiam dengan mengambil tiket tersebut. Dia membacanya bahwa kapal itu akan menuju Karibia Barat.
" Aku akan ambil satu tiket saja, aku akan berlibur untuk menghilangkan kesialan ku di sana."
" Buang sial keperawanan mu itu di pantai."
Charlotte memukul sahabatnya dengan kasar membuat wanita itu hanya bisa meringis kesakitan tapi setidaknya biarkan dia seperti ini daripada harus menangis tak jelas gara gara laki laki brengsek tersebut.
Charlotte kini dengan segera menyiapkan semua keperluan dirinya selama berada di kapal. Dia tak lupa juga mematikan ponselnya untuk menghindar dari laki laki brengsek.
" Kau akan membawa ponsel mu yang ini saja?"
" Hemm.. aku tak ingin diganggu oleh siapa pun. Termasuk kamu."
" Baiklah sahabat ku yang kurang ajar aku tak akan mengganggumu tapi kau harus bercerita setelah kembali."
Kini malam ini mereka tidur bersama dengan menghabiskan waktu untuk mengobrol semuanya, tak ada kesedihan yang dia rasakan oleh Charlotte. Mungkin rasa sakit itu masih ada tapi dia berusaha untuk tetap kuat dan menerima nya.
Kini mereka tertidur dengan sisa cerita yang mereka bawa di alam tidurnya. Malam terakhir di mana wanita itu akan memulai hidupnya dengan status dia yang menjadi Single. Kini mereka berdua terlelap dalam tidurnya.
Sedangkan Zello kini yang malas berada di dalam kamarnya sendiri lebih menghabiskan malam di ruang kerjanya. Zello yang pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan sifat istrinya selama ini.
Zello menekan nomor seorang dia menghubunginya dengan bicara secara perlahan. Tak lama mereka saling mengobrol. Zello kini yang sudah mematikan panggilan itu kini langsung berdiri dan merebahkan tubuhnya di sofa.
Sofa itu begitu panjang tapi tak cukup untuk menampung tubuh laki laki tersebut. Zello yang enggan kembali kekamar kini terpaksa dia merebahkan tubuhnya di sana, dia tak peduli dengan tubuhnya yang terasa sakit setelah bangun nanti.
Sinar mentari pagi kini menerobos masuk ke sela sela setiap jendela setiap rumah. Cahaya panas itu kini menyingsing membuat wajah seorang wanita cantik yang tertidur merasakan silau.
Wanita itu kini menggeliat pelan sebelum membuka matanya dengan pelan. Lentik matanya yang indah kini terbuka dengan menatap sekelilingnya. Dia yang segera bangun dan menyelesaikan urusannya.
Sedangkan laki laki itu kini sudah rapi dengan pakaian nya dia kini sudah siap untuk datang ke kapal miliknya, dia ingin ikut serta dalam perjalanan kali ini. Zello yang memakai dasi sendiri kini masih memasang wajah dingin nya, rasa kecewa itu kini masih menyelimuti hatinya.
" Kamu jadi ikut mereka berlayar?"
" Hem…" Gumamnya.
" Ya sudah…" Jawabnya dengan tenang. Zello berharap bukan itu jawaban yang dia nantikan dia ingin mendengar satu kalinya saja dia mencegah dirinya tapi sepertinya sang istri memang tak peduli dengannya.
" Aku harus pergi, jaga dirimu…" Zello kini tak memberikan sikap manisnya dia yang setelah mengatakan hal itu kini langsung keluar dari kamarnya yang membawa koper kecil miliknya. Sedangkan sang istri hanya bisa melihat tanpa mau menyusul suaminya.
Istri Zello hanya mengangkat kedua bahunya merasa acuh oleh sikap dingin yang diberikan oleh suaminya, dia kembali dengan selimut tebalnya, memejamkan matanya kembali menikmati masa sendiri yang tak ada suaminya.
Sedangkan Charlotte kini sudah berada di pelabuhan melihat kapal besar itu yang masih bersandar di sana. Mereka semua yang akan menikmati kapal pesiar itu menatap kagum kapal besar yang masih bersandar. Kemewahan kapal itu kini masih menjadi pertanyaan kepada para orang orang yang menatapnya di luar.
" Baiklah kau harus hati hati jika ada apa apa kau hubungi aku, ingat jangan bersedih nikmati liburanmu yang gratis…" Godanya.
" Baiklah terima kasih sahabat cerewet ku…" Mereka berpelukan dengan erat.
" Aku pasti akan merindukanmu, perjalananmu pasti akan menyenangkan jadi jangan berpikir yang membuatmu sedih."
" Aku juga akan merindukanmu…" Kini mereka saling melepaskan pelukan itu.
Kini mereka berdua hanya bisa melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan mereka. Sahabat itu kini juga meninggalkan tempat ketika melihat sahabatnya yang sudah mulai masuk ke dalam kapal.
Charlotte kini berjalan dengan sedikit berlari dia terlalu gembira ketika melihat pertama kemewahan yang disajikan oleh kapal tersebut.
"Aduh…" Charlotte dan seorang itu kini saling bertabrakan dan mereka saling terpental dan terjatuh.
" Maafkan saya Nona, saya tidak sengaja."
"Tidak apa saya juga minta maaf yang tidak sengaja menabrak anda juga…" Mereka saling berdiri dan kedua orang itu kini saling bertatapan. " Maafkan saya, saya permisi…" Charlotte memberikan senyuman tipisnya tapi masih dapat tergambar jelas senyuman manis itu terukir.
Laki laki itu terpanah bahkan dia masih tak bergerak dari berdirinya. Laki laki itu menatap punggung Charlotte dengan senyum tipis. Laki laki itu kini tersadar ketika sebuah sentuhan pada bahunya kini dia rasakan.
" Sir anda di sini, kami mencari anda?" Seorang staf nya yang dari tadi mencari bos nya kini melihat bosnya yang termenung dengan menatap kedepan.
" Ah iya ayo…" Laki laki itu adalah Donzello Fausto. Laki laki yang sempat terpanah oleh senyum tipis yang diberikan oleh Charlotte wanita cantik yang periang padahal hatinya saat ini masih dibalut rasa sedih dan kecewa.
Siapa wanita itu kenapa dia begitu cantik, cantiknya polos. Batin Donzello yang masih memikirkan wanita yang bertabrakan dengannya tadi.
Hatinya sedikit memiliki rasa ingin sekali berkenalan tapi hatinya tau bahwa hal itu tak akan mungkin terjadi. Statusnya yang memiliki istri tak mungkin dia hapus begitu saja.
Astaga sadar Don kau sudah memiliki istri dirumah. Batinnya yang berusaha membuang pikiran tentang wanita itu.
Apakah ada pertemuan yang membawa mereka ke dalam cinta?, Atau malah ada sosok laki laki lain yang akan membuat Charlotte membuang kesialan perawananya?, Atau malah dia yang ingin membuang sial nya?,
Temukan jawaban di bab berikutnya. Seperti biasa cerita Mince gak ada yang nama nama nya naif ya setiap orang memiliki budaya dan pemikiran masing masing, sudah gak jaman pacaran hanya berpegangan tangan jadi jangan judge orang dengan apa yang mereka lakukan di jaman sekarang
" Selamat pagi semuanya…" Donzello kini menyapa para anggotanya yang ada di sana. Kini mereka menjawab dengan serentak. " Saya di sini akan ikut serta dalam perjalanan kalian, saya akan memantau dari kejauhan kegiatan kalian semua yang ada disini…" Donzello yang sebagai pimpinan di perusahan kini ikut serta dalam perjalanan mereka yang akan membawa para tamu untuk berlayar.
" Kapten kita akan berlayar kemana beberapa hari ini?"
" Sir kita akan berlayar menuju Karibia Barat. Kita akan berangkat dari sini menuju Texas Sir, ada beberapa tamu yang juga menunggu kita di pelabuhan sana…" Kapten dari kapal itu kini memberi tau rute yang akan mereka lewati.
" Kita akan mendarat di Meksiko, Bellze, Kosta Rika dan ada pulau pulau besar yang akan kami ambil juga Sir. Ada Jamaika dan Republik Dominika. Agar tamu tamu kita bisa menjelajahi Reruntuhan suku Maya Kuno dan Mendaki Hutan Hujan atau pergi Snorkeling…" Kapten itu masih menjelaskan semua rute yang akan mereka lakukan.
Donzello kini hanya bisa mengangguk ini untuk pertama kalinya dia ikut serta dan untuk pertama kalinya juga dia begitu terkejut ketika mendengar kan perjalanan mereka yang begitu terinci.
" Lalu apa saja yang kalian sajikan di dalam kapal agar kita tak bosan di dalam perjalanan?"
" Banyak acara yang bisa mereka ikuti Sir…" Seorang yang menghandle salah satu kegiatan di dalam kapal kini mulai bicara.
" Mungkin nanti akan hanya ada Live Musik yang akan kami sajikan untuk para tamu pada malam hari, dan akan ada pesta kembang api untuk menyambut para tamu yang datang dan siap di perjalanan. Sedangkan di malam berikutnya akan ada pesta dansa bertopeng serta banyak acara lagi yang akan kami sajikan untuk para tamu."
Donzello hanya mengangguk mengerti di tak sabar ikut bergabung dalam setiap acara yang mereka lakukan untuk para tamu.
" Baiklah, semoga perjalanan kita menyenangkan dan kita kembali dengan tetap selamat."
Kini mereka semua berdoa dalam keyakinan mereka agar perjalanan mereka kini selamat dan tak terjadi hal yang tidak tidak tentang semua para tamu yang berada di dalam kapal.
Sedangkan Charlotte kini yang sudah berada di dalam kamarnya merebahkan tubuhnya dengan menatap langit langit yang ada di dalam kamarnya.
Rasa sedih itu kini seakan kembali menyelimuti hatinya kembali. Rasa sedih itu kini kembali menghampirinya.
Charlotte yang memiliki harapan tinggi bisa menikah dengan kekasihnya kini seakan di banting di dasar pantai hingga dirinya terluka parah. Hati dan raganya seakan lenyap berkeping keping seakan tak memiliki raga kali ini.
Charlotte yang merasakan sakit serta kecewa kini dia duduk dengan segera, dia membuang nafasnya dengan kasar. Charlotte kini berdiri dan sedikit membenarkan make up tipisnya.
" Baiklah Nona Charlotte kau di sini untuk senang senang bukan untuk bersedih jadi kau lupakan saja laki laki bajingan itu dan mulai hidup mu, siapa tau di sini kau menemukan laki laki lain…" Tawanya dengan geli karena dia merasakan geli karena bisa berkata seperti itu.
" Baiklah ayo kita berjalan jalan di sini dan cari teman mu untuk tujuh hari perjalanan…" Sambungnya dengan membenarkan make up nya yang sudah rapi lagi.
Charlotte kini melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya dia dengan wajah tenangnya dan wajah yang berseri seri dia melangkah berkeliling melihat lihat dalam kapal pesiar yang begitu indah dilihat dari luar tadi.
Matanya kini menatap sekelilingnya banyak fasilitas yang ada di sana, dia hanya bisa membaca nya di sebuah dinding untuk menunjukan semua fasilitas yang ada di sana.
Ada sebuah Diskotik di sana, ada juga lapangan Golf beserta tempat olahraga lainnya. Ada Restoran yang menyediakan Live Musik setiap hari. Ada sebuah cafe kecil yang ada di ujung kapal tersebut.
Charlotte kini melangkahkan kakinya menuju ke sebuah cafe kecil untuk mencari sebuah kopi untuk lebih menyegarkan pikirannya yang terasa penat.
Suara musik kini terdengar begitu saja di telinga wanita itu, matanya menatap orang orang yang sedang menikmati liburannya. Hatinya seakan terasa terluka ketika melihat semua orang membawa pasangannya sedangkan dia tak membawa orang lain untuk di gandeng.
Charlotte kini duduk di sana di depan air laut yang bisa dilihat dengan jarak dekatnya. Sebuah pesanan yang dia pesan sebelum dia duduk kini telah datang.
" Apa cuma aku yang datang sendiri di sini…" Gumamnya dengan lirik sedihnya.
" Tidak hanya kamu…" Jawaban dari laki laki pengantar minuman itu membuat Charlotte melihatnya.
" Bukankah anda yang tadi-"
" Saya sengaja meminta minuman anda agar saya yang mengantarnya, ini untuk ucapan saya meminta maaf karena saya menabrak anda tadi."
" Astaga tak perlu seperti ini Tuan, saya juga bersalah tadi…" Charlotte kini malah merasa tak enak karena sebenarnya dia yang menabrak tadi.
" Tak apa Nona, saya yang bersalah tadi…" Laki laki itu kini tetap berdiri di sana. " Boleh saya duduk di sini?"
" Duduklah asal jangan ada yang tiba tiba datang dan menjambak rambut ku karena menudu saya menggoda anda."
Laki laki itu kini malah tertawa dengan dia yang langsung duduk di sana dengan cepat. Laki laki itu kini menatap wanita yang sedang menyesap minumannya.
" Maaf Tuan saya merokok,apa anda perokok?" Charlotte kini menawarkan rokok yang di bawah oleh dirinya.
" Saya tidak perokok."
" Sorry, rokok menurut saya bisa menghilangkan rasa jenuh dan rasa bosan ketika sedang sendirian."
" Apa anda sendiri?, Di mana kekasih atau suami anda?"
" Lalu di mana kekasih atau istri anda?" Charlotte malah melemparkan pertanyaan itu kembali.
Mereka saling berpandangan dengan kemudian disusul dengan tawa mereka yang sama sama bersamaan.
" Saya sendiri, saya ingin menenangkan diri dari rutinitas yang membuat kepala saya pusing."
" Saya juga sendiri, saya ingin lari dari masalah saya."
Mereka saling mengganggu pelan dengan mata mereka yang memandang air laut yang begitu tenang.
" Saya Donzello, anda bisa memanggil saya Zello atau Don terserah anda."
Charlotte menatap laki laki itu yang duduk di sampingnya dengan menatap ke arahnya. Charlotte yang menyesap rokok itu kini membuang asap rokoknya pas di depan muka laki laki itu.
" Anda ingin menjadikan aku kencan buta mu selama di sini?"
Zello kini kembali tertawa dengan keras dia tak menyangka bahwa wanita itu bisa menuduh nya seperti itu.
" Astaga apa setiap wanita memiliki pikiran yang seperti ini…" Ujarnya di sisa tawanya.
Charlotte hanya mengangkat kedua bahunya dan kembali menatap ke arah lautan lagi.
" Kau sendiri dan aku juga sendiri kita bisa menjadi teman selama di sini, tak ada salahnya bukan?"
" Teman semacam apa yang anda inginkan dari saya?"
" Astaga hanya seorang teman, aku janji itu. Setelah kita selesai dengan perjalanan maka semuanya akan berakhir dan tak akan ada teman lagi, kita akan kembali menjadi orang asing jika itu maumu."
Tawaran yang menggoda menurut Charlotte. " Baiklah Teman hanya Tuju hari…" Charlotte kini menyetujuinya dari pada dia hanya sendiri dan tak memiliki teman yang diajak ngobrol.
" Teman…" Mereka saling berjabat tangan dengan saling tersenyum.
" Charlotte."
Kini mereka saling berkenalan dan sepakat menjadi teman selama perjalanan mereka dan akan menjadi asing setelah turun dari kapal ini.
Mampukah mereka menjadi orang asing setelah semuanya kembali ke posisi mereka atau malah mereka saling terikat satu sama lain.
Temukan jawabannya di bab berikutnya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!