NovelToon NovelToon

Sahabatku Ternyata Jodohku

Senin yang Indah

Laura Kinara Aravia gadis cantik yang merupakan putri tunggal dari sepasang suami-istri yang bernama Nia dan Nino. Laura menjadi tahta tertinggi diantara keluarga besar kedua orangtuanya karena ia merupakan Anak perempuan pertama serta cucu perempuan pertama di dua keluarga besar kedua orangtuanya.

Saat ini Laura duduk di bangku Sekolah Menengah Atas kelas 12, sebentar lagi ia akan menjadi maba tahun 2023, walaupun ia yakin bahwa dirinya tidak akan di terima di kampus tersebut karena kampus tersebut merupakan kampus ternama di luar negeri.

Laura tidak dikekang oleh kedua orangtuanya karena mereka pun pernah merasakan masa muda dan mereka tidak mau masa muda putrinya terbuang sia-sia hanya karena sebuah kekangan yang unfaedah. Nia dan Nino mempunyai aturan sendiri untuk putrinya.

Laura adalah titipan terbesar bagi Nia dan Nino, mereka tidak pernah melarang apapun yang Laura inginkan asalkan Laura tetap berada dalam ketakwaan serta ketaatan di jalan Allah.

Laura merupakan orang yang santay dalam segala hal, tetapi ia tidak pernah lalay.

 -----

"Bund, kita mau pulang udah sore" ucap Rifka kepada Nia, sudah seharian mereka berempat ada di rumah Laura untuk mengerjakan tugas bersama.

Laura memiliki sahabat yang begitu dekat dengannya semenjak SMP hingga sampai saat ini mereka satu kelas. Sahabat Laura bukan hanya satu melainkan banyak tetapi yang sering ia ceritakan kepada kedua orangtuanya hanyalah sahabat priknya yaitu Rifka, Wita, Wafa, dan Haya.

Hidup Laura beserta keempat sahabatnya bisa dibilang sempurna karena mereka semua terlahir dari keluarga yang berada, selain itu mereka juga mendapatkan kasih sayang yang cukup dari kedua orangtuanya.

"Hati-hati, nanti kalau sudah sampai kabarin jangan kebut-kebutan, salamin buat kedua orangtuanya yah" Nino dan Nia sudah sangat dekat dengan mereka berempat, Nia dan Nino sudah menganggap mereka sebagai anak-anaknya.

Nia tidak pernah khawatir ketika Laura pergi main bersama mereka berempat, karena mereka berempat merupakan orang kepercayaan Nia. Begitu juga dengan Nino, Nino tidak pernah melarang Laura untuk pergi bermain bersama dengan keempat sahabatnya karena Nino selalu melihat Laura bahagia ketika bersama mereka.

----

Hari ini adalah hari senin dimana para siswa akan kembali bersekolah dan memulai minggu baru dengan semangat baru. Seperti biasa di hari senin ini siswa serta guru akan melaksanakan upacara bendera.

Hari ini yang menjadi petugas upacara adalah kelas 12 Mipa 1 yang merupakan kelas Laura. Dengan santainya mereka tidak latihan ketika weekend kemarin karena mereka malas untuk pergi ke sekolah.

Wali kelas 12 Mipa 1 menatap sinis kepada para anak-anak nya dan ia pun memberikan peringatan kepada mereka untum melakukan upacara dengan sebaik mungkin dan buktikan kepada nya bahwa mereka bisa melakukan upacara dengan baik tanpa latihan, jika mereka gagal melakukan upacara bendera maka mereka akan dijemur selama satu jam pelajaran bukan hanya dijemur tetapi mereka juga akan dilatih upacara dan menjadi petugas lagi di minggu depan. Rifka yang merupakan ketua kelas menganggukan kepalanya tanda ia setuju.

Laura kebagian menjadi protokol atau pembawa acara upacara. Setelah semuanya sudah berbaris dengan rapih Laura membacakan kata demi kata yang ada di susunan upacara tersebut.

Wita, Wafa dan Haya mereka menjadi pengibar bendera sedangkan Rifka ia menjadi pemimpin upacara. Mereka semua dipilih oleh wali kelas dan di vote juga oleh para siswa agar tidak adanya sifat sirik dan berprasangka bahwa wali kelas mereka pilih kasih.

Upacara berjalan dengan lancar dan khidmat bahkan semua peserta upacara slient dari awal hingga akhir, mungkin karena wali kelas 12 Mipa 1 yang merupakan pembina upacara adalah guru yang dikenal paling killer di sekolah tersebut tetapi mereka belum tau saja betapa asiknya guru tersebut.

Kepala sekolah memberikan apresiasi untuk semua siswa terutama kelas 12 Mipa 1 karena mereka semua telah berhasil menjadi patung ketika upacara dan kelas 12 Mipa 1 berhasil mendapatkan pujian dari kepala sekolah.

"sangat bagus, lancar dan benar tidak ada kesalahan sedikitpun. Katanya mereka ini tidak berlatih terlebih dahulu sampai-sampai tadi wali kelasnya panik karena takut gagal tapi malah sebaliknya. Bagus tingkatkan lagi demangatnya dan untuk yang lain juga terimakasih telah mengikuti upacara dengan baik" ujar nya.

Kepala sekolah selalu memberikan sefruit pujian sehabis upacara untuk menambah semangat para siswa.

Kelas Laura terkenal dangat solid dan kompak dalam segala hal karena mereka selalu bisa memenangkan setiap perlombaan yang diadakan di sekolah bahkan piala mereka saja sudah tidak muat untuk di pajang di satu meja.

12 Mipa 1 juga merupakan kelas yang paling baik dan rame. Slient saat guru menerangkan materi tetapi ketika guru keluar kelas itu akan menjadi seperti pasar yang ramenya naudzubillah.

Laura awalnya tidak berekspektasi mendapatkan teman kelas sebaik serta sereog mereka semua, karena awal masuk sekolah mereka semua terlihat sangat kalem terkecuali 4 sahabat Naura yang kelakuannya Sksd ( sok kenal sok dekat ).

Pak Tomi-wali kelas 12 Mipa 1 masuk ke kelas 12 Mipa 1 untuk memberikan penghargaan berupa uang jajan kepada para siswa yang bertugas saat upacara tadi, Pak Tomi juga memberikan pujian kepada mereka dan bercerita betapa kesalnya ia saat anak-anaknya menolak untuk tidak latihan upacara.

Hari senin merupakan hari yang sangat menyenangkan bagi warga 12 Mipa 2, karena rata-rata mata pelajaran di hari senin gurunya pada sibuk.

Benar saja selama seharian tidak ada guru yang masuk ke kelas mereka, tetapi ada juga yang memberi tugas melalui grup WhatsApp kelas.

"Minggu depan juga bisa, jangan rajin-rajin amat lu pada, biasanya juga pada scrool tiktok sama tidur" sindir Rifka kepada Laura, Wita dan Haya

"Suka bener aja lu kalau ngomong, udahlah biarin lagi rajin mereka, lagian kalau mereka ngerjain sekarang nanti kita bisa liat" Ucap Wafa

Rifka sedang memikirkan cara lain agar ketiga sahabatnya itu tidak mengerjakan tugas di hari ini

"Aaa gue tau gue tau" Wafa menepis tangan Rifka yang berada di pundaknya

"Apaan si lo hih" Wafa bergidik ngeri melihat wajah Rifka yang tiba-tiba sumringah seperti habis menerima sumbangan BLT

"Lo diem, lo ga di ajak" Rifka berdiri dari duduknya lalu melangkahkan kakinya menuju ketiga sahabatnya yang sedang sibuk berkutat dengan buku

"Dih, untung temen" Wafa kembali membuka handphonenya untuk melanjutkan main game yang sempat tertunda karena kelakuan Rifka tadi

Rifka duduk di sebelah Laura karena Wita dan Haya duduk di depan Laura.

"Ngapain lo?" Sinis Haya

"Lo ga liat?" Tanya Rifka

"Biasa aja dong, gue juga nanya biasa aja" Jawab Haya tanpa menatap Rifka

"Gue juga biasa aja lo nya aja yang ngegas"

"BERISIK, gue nikahin lo berdua" Kesal Laura, mereka ini membuat mood belajarnya hilang seketika.

"Dih ogah gue nikah sama dia Lau, secara gue kan anggunly dan cantikly. Gue tuh cocoknya sama oppa-oppa korea bukan oppa-oppa korengan" Ucap Haya

"Dih, lu kali yang korengan hahay" Ujar Rifka

"Ngomong sekali lagi gue nikahin lu berdua" Laura menunjuk Haya dan Rifka satu persatu menggunakan pulpennya, setelah itu ia kembali mengerjakan tugasnya.

Haya dan Rifka terdiam seketika, kalau Laura sudah bilang seperti itu maka itu tidak main-main. Pernah pada saat mereka bermain disaat weekend dirumah Laura, Haya dan Rifka beradu mulut karena si Wuli-kucing berkaki pendek yang memiliki bulu coklat putih peliharaan Laura. Saat itu Laura sedang asik menulis tugas yang belum ia selesaikan, sedangkan kedua sahabatnya sibuk beradu mulut hanya karena si Wuli, Laura kesal karena mereka berantem dengan sebab yang tidak masuk akal 'hanya gara-gara kucing,why?'. Pada saat itu Laura berkata hal yang sama seperti tadi yaitu "gue nikahin lo berdua" tetapi mereka tidak mendengarnya, sampai pada akhirnya Laura menelpon orang tua Haya untuk menikahkan Haya dengan Rifka, seketika mereka berdua terdiam dan meminta maaf kepada Laura. semenjak kejadian itu mereka tidak pernah beradu di depan Laura lagi.

"Jajan, kata Bi Lala (salah satu pedagang di sekolahnya) ada risol mayo" Ajak Rifka, ia tau ketiga cewe tersebut adalah penggemar berat risol mayo bi Lala.

Mendengar hal itu sontak mereka bertiga menatap Rifka dan bertanya "Serius lu?"

"Iya, serius makanya jangan nugas mulu ayo jajan" jawab Rifka bersemangat

"Stres" Ucap Wafa yang sedang duduk di dekat meja guru

Laura, Haya dan Wafa membereskan buku dan pulpennya lalu mereka melangkahkan kakinya untuk pergi ke kantin membeli risol mayo favorit mereka.

"Nahkan mempan" batin Rifka, tak lama Rifka mengikuti langkah mereka bertiga.

Ketika Rafka melewati meja guru, Wafa menariknya sehingga langkah Rafka terhenti

"Apa?" Ucap Rafka dengan muka malasnya

"Ga ngajak gue lu?tega. Yasudah tak apa aku ikhlas mas, pergilah temani anak-anak itu jajan"

"Cocok, besok gue minta TTD lu buat tanda tangan kontrak syuting di mega series suara hati istri Indosiar" Rafka kembali melangkahkan kakinya untuk menemani ketiga sahabatnya pergi ke kantin

Wafa yang melihat Rifka kembali melangkahkan kaki, hanya bisa mengatakan "stres"

"Lu stres" Rifka menolehkan wajahnya

"Lu" jawab Wafa

"WOY AYO" Ucap Haya dengan hanya melihatkan wajahnya di pintu kelas

Rifka menarik Wafa karena anak itu tidak akan ikut jika tidak ditarik dan tentunya akan dramatis seperti artis.

"Slow neng, Handphone gue kalau lecet bahaya" Ucap Wafa kepada Rifka yang menariknya tanpa melihat situasi

"Nanti gue beliin lagi" Celetuk Rifka dengan enteng.

Laura, Haya , Wita, Rifka dan Wafa merupakan anak pengusaha besar, sehingga tak heran jika handphone mereka semua berlogo Apple digigit.

Batu kucing?

Pukul 15.45

Waktunya para siswa dan siswi SMA Galaksi untuk pulang ke rumah masing-masing. Laura berjalan menuju ke parkiran bersama keempat sahabatnya.

Setiap harinya Wafa dan Rifka akan mendadak jadi tukang parkir untuk Laura, Haya dan Wita, meskipun ketiga perempuan tersebut tidak membayarnya tetapi mereka ikhlas asalkan mereka bertiga pulang bersama mereka, meskipun rumah Wafa dan Rifka berbeda arah dengan ketiga sahabatnya itu tetapi mereka harus tetap bisa melihat ketiga perempuan itu pulang bersama dengan mereka.

Selagi Wafa dan Rifka bersekolah mereka bertiga tidak perlu repot-repot untuk mengeluarkan motor yang sudah di tata dengan rapi oleh petugas parkir.

SMA Galaksi memiliki lahan parkir yang begitu luas karena siswanya hampir mencapai 800 orang dan rata-rata dari mereka membawa motor satu persatu.

Setelah Wafa dan Rifka mengeluarkan motor milik ketiga sahabatnya, barulah mereka mengeluarkan motor mereka masing-masing.

Mereka berlima memang merupakan anak pengusaha sukses tetapi mereka tidak mau jika harus diantar jemput menggunakan supir pribadi keluarganya saat sekolah, lebih baik mereka membawa motor seperti halnya siswa dan siswi yang lain.

Mereka berlima pulang kerumah masing-masing tak lupa mereka pun memberikan salam perpisahan yang sudah menjadi kebiasaan mereka sejak dulu.

Laura sampai dirumah pukul 16.00, jika pulang sekolah Laura tidak pernah kebut-kebutan di jalan tetapi berbeda lagi ketika berangkat sekolah.

Ketika kelas 11 seringkali Laura datang terlambat ke sekolah sampai-sampai ia mendapat surat teguran dari BK. Tetapi Laura tetaplah Laura yang hanya akan melakukan sesuatu sesuai dengan mood nya jika sesuatu tersebut bisa dilakukan bukan di waktu itu juga.

Laura tidak pernah dituntut untuk pintar dan masuk 3 besar tetap Laura harus memiliki pengetahuan agama yang dalam.

Sejak Laura berusia 10 tahun, Nia sudah mengajarkannya membaca Al-Qur'an. ketika Laura berusia 11 tahun barulah ia mulai menghafal Al-Qur'an serta hadist.

Laura selalu dibebaskan untuk bermain tetapi ia selalu meluangkan waktu selama 2 jam setiap harinya untuk mengulang hafalannya agar tidak lupa. Laura sudah hafal sebanyak 27 juz yang artinya tinggal 3juz lagi yang harus ia hafal.

Setibanya di rumah, Laura melangkahkan kakinya menuju kamar tidur, ia berniat akan langsung mandi karena cuaca sangat panas sehingga cocok untuk berendam di air mineral. Fyi, Laura jika berendam selalu menggunakan air lee mineral alasannya yaitu karena ada manis-manis nya.

"LAURAAAAA" Nia menggedor pintu kamar Laura dengan bar-bar

"Lau?" Nia masuk setelah menggedor-gedor pintu kamar tetapi tidak ada respon

"LAURAA KINARA ARAVIA, Yuhu anakku dimana kamuuu?apakah sudah pulang?" Ucap Nia, sambil meneliti setiap sudut untuk mencari kehadiran Laura

Laura menepuk jidatnya, ia lupa ketika pulang tadi tidak menyalami Nia. "Baru juga mau berendam, huh sabar" Laura keluar menggunakan handuk untuk menemui Nia terlebih dahulu, lalu setelah itu ia akan lanjut mandi.

Nia merupakan tipe bunda yang sangat khawatir kepada anaknya, jika Nia sudah melihat motor Laura berada di depan rumah namun Laura tidak menyalami ketika pulang maka ia akan mencarinya hingga ketemu terkecuali ketika Laura sudah meminta izin untuk kerja kelompok atau tugas-tugas sekolah yang lainnya.

Nia dan Nino tidak pernah mengizinkan Laura main ketika pulang sekolah di jam 15.45 namun ketika Laura pulang lebih awal maka mereka dengan senang hati akan mengizinkannya dengan syarat Laura harus mengirim poto dengan siapa saja dia pergi dan kemana.

Setiap harinya Laura memiliki target setoran Al-Qur'an, walaupun satu hari hanya satu ayat tapi itu sangat bermanfaat baginya.

Laura akan menyetorkan hafalannya kepada Nia atau Nino terlebih dahulu, barulah ketika hari Jum'at Laura menyetorkan hafalannya kepada ustadzah yang Nia panggil langsung dari ponpes terbaik untuk membimbing hafalan Al-Qur'an Laura setiap hari Jum'at ba'da isya.

Setelah sholat Maghrib berjamaah di rumah dengan diimami oleh Nino, Laura mendekati Nia untuk menyetorkan hafalannya sambil murojaah dari ayat pertama sampai ayat yang sekarang ia hafal, biasanya Nia akan mengetes hasil hafalan yang hari ini terlebih dahulu setelah itu barulah ia mengetes hafalan surat yang sedang Laura hafalkan dari ayat satu sampai ayat yang sekarang.

Laura selalu merasakan senam jantung ketika akan menyetorkan hafalan karena muka Nia selalu berbeda ketika dirinya sedang menyetorkan hafalan dengan kesehariannya di rumah. Nia akan terlihat lebih serius dengan tatapan matanya yang tajam.Seringkali Laura lupa dengan awal ayatnya sehingga ia harus menghafal kembali.

Setelah selesai menyetorkan hafalan Al-Qur'an. Laura dan kedua orangtuanya akan berkumpul di ruang keluarga untuk menonton televisi dan bercerita tentang tentang hari ini sampai adzan isya berkumandang.

Setiap hari Nino selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga kecilnya meskipun itu hanya sebentar, tapi bagi mereka sangatlah berharga.

Setelah sholat isya, keluarga kecil Nino makan malam dengan masakan yang sudah di sajikan oleh ART nya.

Lalu setelah makan malam selesai,Laura berpamitan kepada kedua orangtuanya untuk ke kamar tidur, sebelum tidur Laura menyiapkan buku pelajaran untuk hari besok dan melihat takutnya ada tugas yang belum ia kerjakan ataupun ada ulangan harian.

Setelah semuanya selesai barulah ia akan memegang handphone untuk berchat ria dengan keempat sahabatnya.

Hari ini Laura bangun kesiangan, ia melewatkan sholat tahajud tetapi untungnya Laura masih bisa mengikuti sholat subuh berjamaah di rumah.

Semalam Laura tidur pukul 23.00 karena Rifka mengalami kecelakaan yaitu terjatuh dari motor saat dirinya pergi ke alfamart untuk membeli cemilan pada pukul 09.25 untungnya masih ada orang yang berkeliaran sehingga Rifka ditolong dan dibawa ke rumah sakit terdekat dengan cepat.

Laura, Wita, Wafa dan Haya pergi ke rumah sakit pada pukul 09.45 mereka tau Rifka kecelakaan karena Kayla-ibu Rifka memberitahu mereka. Mereka berempat berangkat menggunakan mobil dengan diantar oleh supir mereka masing-masing.

Sesampainya di rumah sakit Laura dan ketiga sahabatnya langsung mencari ruangan yang ditunjukkan oleh Kayla.

Ketika mereka berempat datang, Rifka sudah tersadar dari pingsannya. Wafa menahan tawa ketika melihat sahabatnya terbaring di kasur rumah sakit.

"Hust" Haya menoyor kepala Wafa cukup keras

"Tuman" sambung Wita dan Laura

"K-kok hftt lu bisa jatoh dari motor gimana maksudnya" Tanya Wafa kepada Rifka yang berada di depannya

"Berisik samsul, kata orangtua kalau ngetawain orang yang kecelakaan nanti pas pulang yang ngetawain itu bisa kecelakaan juga" jawab Rifka yang berniat menakut-nakuti Wafa agar ia tidak terus-menerus menertawakan dirinya.

"Weh selow bang, engga engga gue ga ketawa ya ga Lau?" Wafa langsung merubah ekspresi wajahnya setelah mendengar perkataan itu karena Laura pernah berkata 'Do'a orang yang terdzolimi itu cepat terkabul'

"Serah, gimana coba ceritain kok bisa-bisanya cucu Rossi nyungsep kek gini, sampai tu jidat di perban" tanya Laura krpada Rifka, nampaknya Laura sangat khawatir kepada sahabatnya yang satu ini.

"Gue bakal cerita, asalkan lu berempat janji sama gue gabakal nertawain" Rifka menyodorkan jari kelingkingnya kepada keempat sahabatnya

"IYA, JANJI" ucap mereka berempat

"Oke, jadi giniiiiiiiii, janji kan?awas lu pada kalau nertawain" Rifka memberikan tatapan tajam kepada para sahabatnya

"IYA, RIFKANA ALVIANSYAH JANJI"

"Syutttt" Kayla meletakkan telunjukkan di depan mulut

"Maaf buKay" keempat sahabat Rifka memanggil nama ibunya dengan sebutan "Bukay", yang merancang sebutan itu pertamakalinya tentu Wafa lalu lama-kelamaan diikuti oleh ketiga sahabat perempuannya.

"Tadi gue udah bilang kan sama kalian, kalau gue mau ke alfamart buat beli cemilan karena tadi siang ibu gue lupa ga beli cemilan buat stok dirumah jadi sebagai anak yang mandiri gue pergilah ke alfamart sendirian."

" Nah terus waktu berangkat masih oke semuanya aman tidak apa-apa. Nah, pas pulang gue udah ngerasa ga enak nih untung gue bawa motor yang NMAX jadi belanjaan yang gue beli gue masukin ke dalam bok motor. Pas di jalan yang lampunya aga remang-remang gitu ada koching item lagi nongki di tengah jalan, dari kejauhan gue ngiranya itu batu tapi pas gue ngelewatin tu hewan, dia jalan dong anjirt gimana gue ka kaget coba mana kucingnya item lagi" Haya, Wafa, Wita dan Laura berusaha menahan tawa agar Rifka bisa melanjutkan ceritanya.

"Teruss?" Ujar Haya

"Nah, terus gue terkejut dong karena awalnya gue kira itu batu dan dengan tololnya ni tangan spontan narik gas untung gue cuma nabrak pohon kelapa" Rifka menarik nafasnya setelah ia menceritakan kejadian yang membuatnya bisa sampai masuk rumah sakit.

"Bwahahahahaha, seorang Rifkana Alviansyah menabrak pohon kelapa gara-gara batu yang berwujud kucing hitam di tengah jalan bwahahaha" Wafa sudah tidak bisa menahan tawanya, Haya dan Wita yang mendengar ucapan Wafa ikut tertawa.

"Tapi motor lu gapapa?kasian tu motor mana baru di beli satu minggu yang lalu untung cash kalau nyicil kan sayang belum lunas udah pernah nabrak pohon kelapa. Lain kali kalau punya motor baru itu ajak cewe jalan bukan malah diajakin eksperimen nabrak pohon kelapa." Ucap Laura dengan muka polosnya

"Mata lu eksperimen, lu semua bukannya menghibur sahabatnya yang sedang terkena musibah malah nertawain abis-abisan" Rifka memalingkan mukanya dari keempat sahabatnya.

"Mu-musibah?musibah nabrak pohon kelapa maksud lu?" Tanya Haya

"Bwahahahahaha, kasian pohon kelapanya lagi diem, adem, ayem, aman tentram dan damai malah ditabrak Rifka" Wafa tidak berhenti tertawa ketika mendengar ucapan ketiga sahabat perempuannya, yang ditertawakan hanya diam serta menatap malas kepada keempat sahabatnya.

Laura pulang terlebih dahulu karena Nia sudah menelpon. Jarak antara rumah sakit dari rumah cukup jauh, untung saja pak Dio-supir keluarga Nino siap mengantar kemanapun dan kapanpun.

Hari ini Rifka tidak bersekolah, mungkin selama seminggu ini ia akan izin tidak masuk kelas agar bisa cepat pulih dan minggu depan bisa kembali ke sekolah dengan keadaan baik-baik saja.

Kelas tanpa Rifka bagaikan teh tanpa gula HAMBAR. Rifka adalah ketua kelas yang merangkap sebagai pelawak kelas, maka dari itu jika dirinya tidak bersekolah maka kelas akan sepi dan sunyi, Wafa pun mendadak jadi cool dan pendiam di kelas.

Ketika Rifka tidak bersekolah, Wafa akan mengikuti ketiga sahabat perempuannya kemanapun mereka pergi kecuali ke kantin. Wafa sudah bagaikan bodyguard bagi ketiga perempuan itu.

Mereka berlima tidak mempunyai pacar, ketika ada satu laki-laki yang mendekati Wita,Haya atau Laura yang akan maju terlebih dahulu pastinya Wafa dan Rifka. Oleh karena itu, ada 2 pilihan untuk semua laki-laki yang jatuh cinta kepada ketiga cewe tersebut, yang pertama mereka harus lebih cakep dan pintar daripada Wafa dan Rifka.

Sedangkan di sekolah yang paling pintar adalah mereka berdua, meskipun Wafa hobbynya hp miring tapi nilainya selalu melonjak tiap tahun layaknya saham kedua orangtua mereka berlima, lalu mereka harus bisa bela diri dan harus bisa mengalahkan Wafa dan Rifka karena syarat mencintai salah satu dari ketiga sahabat perempuannya adalah bisa menjadi bodyguard agar mereka selalu merasa nyaman dan aman. Pilihan kedua adalah cintai mereka dalam diam, minta langsung kepada Tuhan yang menciptakan mereka.

Wafa dan Rifka tidak pernah mencintai seorang perempuan terkecuali kepada ketiga sahabatnya, cinta mereka kepada Laura,Haya dan Wafa sama persis dengan cinta mereka kepada ibunya. Mereka bertiga sudah bagaikan adik yang harus Rifka dan Wafa jaga dengan baik.

Jika senin kemarin merupakan senin yang sangat indah, maka hari Selasa ini merupakan hari yang sangat tidak indah karena adanya ulangan harian dadakan PPKN. Hampir 75% siswa lemah dalam pelajaran PPKN, padahal ini pelajaran penting namun entah mengapa rasanya pelajaran ini lebih sulit daripada matematika, kimia dan fisika.

Ulangan harian PPKN selalu mendadak, tujuannya cukup bagus yaitu untuk mengetes siswa apakah mereka belajar ketika tidak adanya pemberitahuan ulangan atau mereka hanya belajar ketika akan diadakannya ulangan.

Kali ini, ibu Siti-guru mata pelajaran PPKN kelas 11&12 memberikan 5 soal pilihan ganda serta 5 soal essay.

"Baru jam pertama, udah dikasih beginian" gerutu Haya dengan tangan kanan yang memegang pulpen.

"Siapa itu yang berbicara?" Tanya Bu Siti yang sedang membagikan lembar soal kepada setiap meja.

"Itu bu, tadi pulpen saya jatoh terus diambil sama kecoa, mana pulpennya h-tec, baru beli lagi" jawab Haya seadanya, Wita dan Laura yang mendengar jawaban random itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Kerjakan, jangan marah-marah mulu masih pagi nanti kamu cepat tua" Bu Siti memberikan lembar soal kepada Haya dan Wita

"Loh?kamu laki kok duduk di sini Waf?" Tanya bu Siti yang baru menyadari Wafa berada di sebelah Laura

"I-itu Rifka ga sekolah jadi saya duduk disini" jawab Wafa dengan jujur. Laura duduk sendirian karena teman sebangkunya pindah sekolah sedangkan Wita dan Haya duduk di belakang bangku Laura

"Pantesan daritadi kelas sepi ternyata gaada tu anak, kenapa katanya di ga sekolah?" Bu Siti bertanya kepada Wafa sambil berjalan menuju meja guru.

"Nabrak pohon kelapa gara-gara kucing hitam" Ucap Rifka dengan santay.

"HAH?maksudnya gimana ko bisa?" Tanya bi Siti kembali, Wafa menjelaskan tragedi yang menimpa Rifka semalam, Haya, Wita dan Laura ikut serta dalam menjelaskan hal tersebut.

"Jadi gitu bu ceritanya" ujar Rifka setelah selesai bercerita, Bu Siti berusaha agar tetap cool dan tidak tertawa ketika mendengar kejadian langka yang dialami oleh Rifka.

"Yasudah, kita doakan saja semoga Rifka cepat pulih dan bisa kembali bersekolah. Kerjakan selama 45 menit nanti ibu kembali lagi harus sudah selesai, jangan ada yang nyontek ke buku jangan ada yang searching ke mbah dan jangan bekerjasama. Tuhan beserta cctv membersamai kalian semua. Assalamualaikum" Kebiasaan Bu Siti ketika tidak ada materi yang dibahas maka ia akan meninggalkan kelas lalu kembali ke ruang guru dan nanti ketika waktunya tinggal 5 menit maka ia akan kembali ke kelas untuk mengambil jawaban.

Rumah sakit

Setelah selesai mengerjakan ulangan harian PPKN mereka diperbolehkan istirahat karena waktu masih tersisa 30 menit lagi. Kelas 12 Mipa 1 berbondong-bondong pergi ke kantin untuk menyegarkan tenggorokan setelah berpikir kritis.

Laura, Haya, dan Wita membeli batagor dan risol mayo kesukaan mereka, sedangkan Wafa dirinya membeli mie ayam karena tadi pagi dirinya lupa sarapan. Setelah mereka berempat sudah selesai jajan, mereka pergi ke kelas untuk memakannya.

"Semalam lu pada pulang jam berapa dah?" Tanya Laura ketika mereka sudah sampai di kelas. Mereka berempat duduk di meja masing-masing dengan Laura dan Wafa menghadap ke belakang.

"Kalau gue sama Haya jam berapa ya?" Wita menoleh ke arah Haya yang sedang sibuk menyuapkan batagor ke mulutnya

"Ga lama dari Laura pulang kita pulang, gatau kalau tu bocah" Haya melirik ke arah Wafa yang berada di sebelah Laura.

"Gue?kalau gue jam 1" semalam Wafa pergi ke rumah sakit menggunakan motor karena ia tidak mau diantar oleh sopirnya menggunakan mobil, katanya si 'ga ah malu, aku kan cowo', padahal tujuannya agar ia bebas pulang kapan saja.

"Buset, pantesan daritadi lu ngantuk mulu Samsul" Haya menatap tajam ke arah Wafa "Kalau lagi makan itu makan dulu, jangan sambil ngegame, heran gue" Haya merebut handphone Wafa lalu menyimpannya di saku rok.

"Hem" Wafa hanya pasrah dan melanjutkan makannya.

"Bund, mau pulang mau sekolah" rengek Rifka kepada Kayla

"Sekolah apa ketemu Laura?" Ledek Kayla, Rifka selalu menceritakan tentang Laura kepada Kayla sehingga Kayla menganggap bahwa anaknya itu mempunyai rasa suka kepada Laura.

Kayla mengakui bahwa Laura adalah gadis yang sangat cantik dan perhatian meskipun perhatiannya tidak seperti perempuan pada umumnya, Laura memiliki cara tersendiri.

"Appaan sih, Laura mulu" Rifka kembali scrool tiktok setelah mendengar jawaban dari Kayla

"Terus siapa?Haya?atau Wita?" Kayla duduk di sebelah Rifka, untuk melihat wajah kesal sang putra.

"Terserah bunda yang penting jangan Wafa karena aku masih waras" kesalnya.

"Yaudah, nanti bunda suruh Laura buat mampir ke sini setelah pulang sekolah, sekalian jagain kamu karena bunda mau pulang terlebih dahulu buat ngasih makan si Michi" Kayla memiliki kucing yang sangat gemas yang ia beri nama Michi, kucing itu adalah hadiah ulang tahun Kayla kemarin.

"Kan ada ayah, ada bibi (ART) juga ga mungkin kalau mereka tega ga ngasih makan si Michi sedangkan tu kucing kalau ga dikasih makan mukanya bakal imut banget sambil ngedeketin terus ngeong-ngeong" Ujar Rifka

"Ayahmu kan kerja sayang" jawab Kayla sambil membereskan baju kotor Rifka ke dalam tas, agar nanti ketika Laura datang ia langsung bisa pulang.

"Kan ada para bibi bund, bunda mau kemana sih?kalau bunda pulang aku juga pulang, titik" Rifka melihat kesal kepada Kayla yang sedang membereskan baju

"Sebentarr doang, lagian nanti kan ada Laura yang nemenin kamu. Udah diem, bunda udah izin sama Nia, Laura nya juga mau ko" Kayla menutup resleting tas yang berisi baju, lalu ia kembali duduk di kursi yang berada di sebelah Rifka

"Serah" final Rifka

 

Ketika sedang istirahat jam ke-2 ada pesan WhatsApp masuk ke handphone Laura lantas ia membukanya, ternyata itu chat dari Kayla yang menyuruhnya untuk mampir ke rumah sakit sepulang sekolah.

"kenapa Lau?" Tanya Haya yang menyadari Laura kebingungan ketika membuka handphone.

"Ouh itu, kata Bukay nanti sepulang sekolah kita mampir ke rumah sakit dulu soalnya Bukay mau pulang buat nyimpen cucian" jelas Laura lalu ia kembali memakan mie instan yang tadi ia beli bersama dengan Haya dan Wita.

"Boleh, tapi kayaknya gue gabisa lama soalnya tadi mamiNat nyuruh gue pulang cepet" ucap Haya, ibu Haya bernama Natalia tetapi keempat sahabatnya memanggil Natalia dengan panggilan mamiNat

"Gue nebeng, soalnya gue gabawa motor karena tadi pagi dia bocor" timpal Wita

"Waf, nanti lu bawa Wita yah" ujar Laura

"Kenapa ga sama lu aja atau sama Haya?" Tanya Wafa tanpa menatap mereka bertiga karena ia sedang sibuk maen game

"Lu tau sendiri, Wita kalau dibonceng gabisa diem gue takut kalau nyungsep kalau sama lu kan gabakal nyungsep secara lu laki" Jawab Haya, tidak ada kata diam bagi Wita ketika sedang dibonceng entah mengapa anak itu selalu ada saja tingkahnya yang bisa membuat celaka.

Jam 15.45

Bel pulang berbunyi semua siswa berhamburan keluar kelas menuju parkiran terkecuali siswa yang piket. Hari selasa jadwal piket Laura, Haya, Lina, Aini dan Kiko. Wafa dan Wita terpaksa harus menunggu mereka terlebih dahulu, Laura sudah mempersilahkan keduanya untuk pergi duluan tetapi Wafa kekeh tidak mau.

Laura dan Haya memilih untuk menyapu kelas agar cepat sedangkan Lina dan Aini kebagian untuk mengepel dan Kiko menghapus bor serta membuang sampah ke bank sampah yang berada di belakang kelas.

Setelah Wafa dan Wita menunggu cukup lama akhirnya mereka berdua selesai, mereka pamit kepada Aini dan Lina yang masih ngepel setelah itu mereka melangkahkan kakinya menuju parkiran. Haya dan Wafa mengeluarkan motornya sendiri karena parkiran sudah sepi jadi tidak susah untuk mengeluarkan motor seperti di hari-hari biasa.

Laura dan Haya jalan terlebih dahulu lalu disusul oleh Wafa dan Wita. Sebelum berangkat ke rumah sakit, Laura ditelpon oleh Kayla karena takutnya ia lupa untuk mampir ke rumah sakit dan Kayla pun berkata bahwa dirinya sudah meminta izin kepada Nia agar Laura menjaga Rifka sampai isya nanti, Nia menyutujui nya asalkan Laura pulang tidak sendirian.

Sesampainya di rumah sakit mereka memarkirkan motor terlebih dahulu.

"Bukain woy, aduh pusing kepala gue kayak bawa beban idup lu" ucap Wita kepada Wafa, Wita memakai helm Wafa saat berangkat tadi awalnya ia tidak mau karena helm itu bukan helm bogo tetapi Wafa memaksanya, akhirnya ia pasrah memakai helm tersebut. Wafa sengaja memakaikan helm yang biasanya ia pakai ke sekolah kepada Wita dengan tujuan agar Wita diam serta tidak banyak tingkah saat berada di motor, Wafa tidak masalah jika dirinya tidak memakai helm asalkan orang yang dibelakangnya diem.

"Ekhem" dehem Haya yang melihat adegan Wafa melepas helm dari kepala Wita

"Batuk bu haji, minum buku komik. Batuk hilang, halu lancar" ucap Laura

Setelah melalui percakapan random akhirnya mereka memasuki rumah sakit karena Kayla sudah menelpon Laura agar cepat-cepat sampai di rumah sakit.

Wafa langsung membuka pintu ruangan Rifka tanpa mengetuknya terlebih dahulu "Apakabar brodi, kelas sepi tanpa lu, tadi Bu Siti juga nanyain lu kemana terus dia bilang pantesan daritadi kelas ini sepi, sunyi, aman dan damai" Wafa duduk di kursi yang berada di ujung kamar ruangan Rifka setelah menyalami Kayla.

"Terus lu jawab apa?" Tanya Rifka

"Ini teman-temannya udah pada dateng, ibu pamit mau pulang dulu kasian si Michi gaada yang nemenin tidur. Babay assalamualaikum" Kayla keluar dari ruangan tersebut dengan menenteng tas yang berisi baju kemarin malam.

"Ya gue jaw-" belum juga selesai berbicara Kayla membuka pintu dan berkata "Laura jagain ya, urusan pulang nanti Bukay anterin. Nanti Bukay kesini lagi abis Maghrib" setelah mengucapkan hal demikian Kayla kembali menutup pintu

"Wih apaan t-" baru saja Wafa akan menyelesaikan perkataannya tetapi Kayla kembali menampakkan wujudnya di balik pintu "Nanti ada gocar yang bawain kamu baju, terima ya, tenang itu baju baru. Jangan lupa mandi kalau bajunya sudah sampai karena ibu juga beliin kamu peralatan buat mandi,, bye" Kayla kembali menutup pintu ruangan setelah itu ia melangkahkan kakinya menuju halaman rumah sakit untuk menunggu sang suami yang akan menjemputnya.

"Ibu lu kenapa dah?" Tanya Wafa setelah 5 menit Kayla menutup pintu.

"Gatau aneh, lu dikasih apa sama ibu gue Lau?kok bisa nurut gitu" Tanya Rifka kepada Laura yang sedang bercerita dengan Haya dan Wita di kursi yang berada di pojok ruangan.

"Gak, gue ga di kasih apa-apa" Jawab Laura seadanya

"Terus kenapa lu mau nungguin gue sampai nanti dia balik lagi?mana nyampe malam lagi" Rifka kembali bertanya karena ia penasaran apa yang membuat Laura menyetujui keinginan ibunya padahal Laura adalah anak yang anti rumah sakit karena ia tidak kuat dengan bau obat akan tetapi Rifka di rawat di ruangan VVIP dan rumah sakitnya bukan rumah sakit biasa jadi bau obat tidak terlalu tercium.

"Ga kenapa-kenapa, yang ada Bukay yang ngapain pake izin segala minjem gue ke bunda buat nemenin lu sampai isya dan anehnya bunda ngizinin lagi" Ujar Laura tanpa melihat ke arah Rifka karena entah mengapa moodnya tiba-tiba hilang saat tadi Haya disuruh pulang pukul 16.30 karena tanpa Haya perghibahan mereka tidak akan berjalan lancar.

"Ekhem, kayaknya ada yang mau di jod-hmmft" celetuk Wita untung saja Haya gerak cepat untuk menutup mulut sahabatnya itu, Haya sadar mood Laura sedang tidak baik ketika dirinya berkata bahwa ia harus pulang pada pukul 16.30 dan jika mood Laura buruk lalu ada yang berkata yang tidak-tidak maka Laura akan diam seribu bahasa.

"Lau, gue pulang duluan gapapa ya?soalnya ini udah jam 16.15 gue takut macet di jalan" Haya pamit kepada Laura meskipun ia tidak enak meninggalkan Laura dan Wita berdua dengan kedua sahabat laki-lakinya tetapi mamiNat sudah menyuruhnya untuk segera pulang.

"Iya gapapa, hati-hati ya nanti kalau udah sampai kabarin" ucap Laura, sebisa mungkin ia mengubah moodnya agar kembali baik lagi. Laura mengantar Haya sampai di depan rumah sakit sekalian ia menunggu abang gocar dan goofoed.

Haya pulang terlebih dahulu lalu tak lama dari itu abang gocar dan goofoed datang secara bersamaan jadi Laura tidak perlu menunggu lebih lama. Laura kembali ke ruangan Rifka dengan kedua tangan yang menenteng kresek putih.

"Wuih makanan tu" ucap Wafa

"Makan nih, biar nanti pulang ga diomelin emak karena belum makan" Laura membeli 3 ayat mekdi + nasi untuk mereka makan.

"Buat gue?gaada?" Tanya Rifka dengan nada yang lemas, ia sudah berharap akan makan enak saat tadi Laura masuk ke ruangan membawa kresek mekdi tetapi nyatanya ia tidak dibelikan.

"Gaada, lu kan masih sakit Rifka jadi lu harus makan masakan rumah sakit" Ucap Laura

"Gue mau dikit aja" Rifka menyatukan dan jari manisnya dengan tatapan mata seperti anak kecil meminta eskrim

"Gaboleh, lagian masakan rumah sakit ini ga kayak rumah sakit pada umumnya" Laura tetap tidak mau mengasih Rifka ayam mekdi tersebut karena ia takut salah.

"Waf, bagi dong kan lu sahabat gue, pasti lu ga tega kan liat gue ngeliatin kalian makan. Ayo Waf dikit aja" bujuk Rifka kepada Wafa setelah mendapat tolakan dari Laura.

"Nih gue suapin" ucap Wafa

Laura memegang tangan Wafa yang akan menyuapkan makanan tersebut ke dalam mulut Rifka "No no no, gaboleh udah biarin aja" ucap Laura.

"Tega lu, unfriend lah kita" kesal Rifka kepada Laura

"Serius deck?" Tanya Laura dengan tangan yang menyuapkan nasi kedalam mulutnya.

"Becanda kack" jawab Rifka

"Udah diem, ngomong mulu makan" ujar Wita yang sedari tadi khusu' menikmati ayam mekdi. Mereka semua terdiam dan melanjutkan makan kecuali Rifka yang kembali scrool tiktok agar ia tidak melihat para sahabat laknat nya memakan ayam.

Setelah mereka selesai makan, Wafa dan Wita izin untuk pulang karena hari sudah menjelang petang dan Wafa harus mengantar Wita terlebih dahulu. Jarak antara rumah Wafa dan Wita cukup jauh dan beda arah tetapi itu tak masalah bagi Wafa karena bagaimanapun yang membawa Wita kesini adalah dirinya jadi ia harus mengembalikan Wita dengan baik dan utuh.

"Hem hati-hati, jangan macem-macem lu ama Wita, pastikan Wita selamat sampai rumah awas lu kalau nurunin ni bocah di perempatan" ancam Laura kepada Wafa

"Iya iya nanti gue turunin ni bocah di depan tempat pemakaman umum" Wafa membawa tas yang menggantung di hanger.

"Tega kau mas" ucap Wita dengan dramatis

"Udah sono lu pada, keburu magrib" titah Rifka

"Hilih, bilang aja lu mau berduaan ama Laura. Nih Lau, kalau tu bocah gombalin lu atau macem-macem sama lu tendang aja palanya biar dia langsung deket sama Tuhan" ujar Wafa lalu setelah itu ia ngacir keluar dari ruangan Rifka

"Gaje"

"Gue duluan ya" ucap Wita

"Kalau udah nyampe kabarin gue, maaf gue gabisa anter lu sampai depan"

"Iya gapapa sans aja, lu baik-baik ama tu bocah, bye assalamualaikum" Wita bersalaman terlebih dahulu dengan Laura dan Rifka dan tak lupa ia memberikan kisbyee kepada Laura lalu setelah itu ia meninggalkan ruangan Rifka.

"Mandi sono, bau matahari" ucap Rifka kepada Laura ketika melihat Laura duduk dan memegang handphone

"Nanti" jawab Laura

"Udah mau Maghrib Laura Kinara Aravia"

"Iya bentar, ini juga mau nih" Laura berdiri dari duduknya dengan masih melihat handphone.

"Simpen handphonenya di meja atau simpen handphonenya di gue hem?" Ucap Rifka, Laura langsung menyimpan handphone di meja dan melangkahkan kakinya ke kamar mandi

Hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk Laura mandi, setelah mandi Laura melaksanakan sholat Maghrib karena adzan dudah berkumandang.

"Maa syaa Allah, baru kali ini gue liat ni anak bawaannya adem" Rifka tak henti-hentinya menatap Laura dari awal sholat sampai salam

"Ngapain lu liatin gue? nge-fans ya sama muka cantik gue" Ucap Laura ketika dirinya selesai sholat dan melihat Rifka yang memandangnya begitu lekat

"Sorry, selera gue Lisa blackpink" Rifka mengalihkan pandangannya ke arah lain setelah Laura menyadari bahwa dirinya menatap Laura.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!