NovelToon NovelToon

Istri Duke Yang Ditinggalkan

Bab 1

"Dengan ini saya nyatakan kalian berdua menjadi seorang suami istri!"

Tepuk tangan meriah memenuhi ruangan gedung tersebut. Paula memandangi buket bunga yang dia pegang. Hari ini Dia resmi melepas masa lajangnya. Sekarang dia bersatu seorang Istri Adipati Delta Grovan. Menyembunyikan kesedihannya, dia tersenyum memandang laki laki yang ada disebelahnya. Laki-laki yang sekarang menjadi suaminya. Wajahnya datar memandang ke depan, dia bahkan tak melirik Paula sama sekali. Padahal beberapa menit yang lalu dia baru saja menyatakan sumpah untuk menjadi suaminya.

Paula tersenyum kecut.

Apakah sejak awal dia punya pilihan? jawabannya tidak.

Paula Delmar adalah anak perempuan dari Count Fide Delmar. Seorang bangsawan tua yang sudah jatuh akibat ulah anak laki-lakinya yang salah investasi. Berkat itu keluarganya menjadi banyak hutang, semua asetnya sudah terjual dan tinggal mansion itu saja yang tersisa. Menjadi bangsawan tanpa wilayah dan gelar saja yang tersisa. Di tengah krisis ekonomi keluarganya. Datang sebuah lamaran dari seorang adipati Kerajaan ini. Dia adalah Delta Grovan, pemuda berusia 27 tahun. Dia bersedia melunasi hutang keluarga Count asal Paula mau menikahi Duke Delta.

Pembicaraan pribadi antara Delta dan Paula adalah rahasia besar yang hanya diketahui keduanya.

"Aku akan menjadikanmu pengantinku. Tapi hanya status belaka dan jangan mengharapkan cinta. Aku menikahimu karena muak dengan rayuan perempuan di luar sana."

Itu adalah pernikahan kontrak dengan masa yang tidak ditentukan tapi minimal berlangsung 5 tahun. Tidak boleh ada perselingkuhan atau hal hal yang menyebabkan nama Duke Delta Grovan jatuh. Dengan kata lain, Paula di ikat untuk melajang selama 5 tahun. Paula yang menyayangi keluarganya pun setuju. Tidak masalah untuk tidak merasakan cinta selama 5 tahun.

Alasan Delta memilih Paula karena keluarganya tidak aktif dalam politik yang artinya Delta tidak akan bisa dimanfaatkan. Delta juga membuat klausul perjanjian bahwa dia akan menanggung biaya hidup Count Fide Delmar dengan batas uang tertentu. Tapi laki laki tua itu menolak. "Tidak... tidak... terimakasih sebelumnya Duke. Saya cukup bersyukur Duke mau membayarkan hutang kami. Hanya... tolong jaga Paula kami dengan baik," Itulah pesannya.

Petra sang kakak selalu merasa bersalah pada Paula yang pada akhirnya menjadi korbannya. Dia menikah bukan karena rasa cinta tapi karena untuk membayar hutang keluarganya. Karena itu sepanjang pernikahan matanya berkaca-kaca.

Petra menghampiri adiknya, "Sangat cantik..." katanya, karena tidak tahan akhirnya dia memeluk adik semata wayangnya, "Maafkan Kakak Paula... hiks..." Dia menangis.

Paula membalas pelukan tersebut, "Tidak.. tolong jangan berkata begitu, ini hari pernikahanku, tolong ikut berbahagialah."

Ayah Paula juga ikut menangis, dia tidak menyangka kalau anak perempuannya harus menikah karena kondisi ini. Dulu sekali Paula yang berusia 17 tahun pernah bercerita, "Aku akan menikahi pria tampan yang selalu terpesona oleh kecantikanku saja Ayah!"

"Kenapa begitu?"

"Supaya dia tidak melirik wanita lain! Haha..." tawanya sangat riang. Kini saat Paula menikah, dia hanya tersenyum saja sambil menyapa para hadirin yang hadir.

Setelah Paula berbincang dengan Kakaknya, dia menghampiri Ayahnya. "Ayah..." Dia memeluk Ayahnya dengan sangat erat.

"Selamat Putriku..." suaranya bergetar.

Paula tersenyum, "Terimakasih Ayah..." Keduanya jelas sedang mengunci emosi masing masing. Count Fide tahu betul arti pernikahan bagi Paula. Dia yang bercita cita menikah sekali seumur hidup itu pun kini sudah menikah dengan seseorang yang pamornya sulit dicapai.

Setelah pernikahan di altar yang singkat, pesta pun segera digelar. Pesta yang meriah dengan banyak hidangan dan hiburan. Juga tamu undangan yang berjibun. Semuanya diurus oleh pihak Duke, Paula hanya tinggal membawa badan saja. Karena itu dia tidak nyaman, terlebih para tamu yang banyak tidak Paula kenal.

"Selamat atas pernikahannya Duchess..." segerombolan perempuan muda menghampirinya. Delta yang menyapa tamunya sendirian tak menghiraukannya. Delta sengaja meninggalkannya barangkali dia ingin bersama temannya. Tapi Paula yang tak banyak teman itu pun malah terlihat menganggur dan tidak nyaman. Teman akrabnya adalah anak seorang Baron dan Viscount, itu pun mereka sedang ada diluar negeri karena berlibur sehingga tidak bisa hadir. Pernikahan Paula yang diadakan secara mendadak dan hanya butuh persiapan 2 minggu saja sehingga teman Paula memarahi Paula lewat surat kilat merpati.

Mengingat banyak perempuan muda yang mengerbunginya, dia mengingat dua sahabatnya itu, 'Mereka pasti akan mengutukku!'

"Duchess... saya tidak pernah mendengar kedekatan Ducgess dengan Duke sebelumnya..." salah seorang perempuan muda bertanya, dia mengibarkan kipasnya untuk menutupi raut wajahnya.

Memang benar bahwa Paula dan Duke tidak pernah dekat, Paula sendiri kaget saat ada lamaran masuk ke keluarganya mengingat keluarganya tidak pernah terlibat politik yang artinya tidak punya banyak kenalan.

Paula tersenyum, "Hubungan kami, biarlah kami saja yang tahu. Kami tidak suka mengekspos hubungan kami keluar," jawabannya diplomatis. Paula yakin kalau gadis yang bertanya itu hanya ingin menciptakan biang gosip belaka.

"Sungguh romantis..." balas yang lain.

"Bagaimana rasanya menjadi Duchess?" Pertanyaan itu muncul dari seorang perempuan muda anak seorang Marquess.

Bukankah harusnya dia sadar kalau pertanyaan itu sangatlah tidak sopan.

"Rasa apa yang ingin Nona Muda ketahui?" Tapi Paula yang cerdas segera membalikkan pertanyaannya. Paula sadar kalau maksud dari pertanyaan Nona Muda itu adalah wanita rendahnya sepertinya tidak pantas bersanding dengan Duke yang masih muda, tampan dan kaya raya.

"Ahaha... Duchess... maafkan atas ketidaksopanan Lady Cecil." Lady Rose segera menimpali omongan Paula, dia adalah teman dekat Cecil, anak seorang Count yang punya banyak tambang.

Paula tersenyum, "Tidak masalah..."

Paula sadar bahwa penghinaan seperti itu akan selalu ada, makanya dia bersikeras untuk menguatkan hatinya. '5 tahun, dia akan bertahan selama 5 tahun untuk selanjutnya menggugat cerai.'

Paula sudah jenuh dan ingin keluar dari lingkaran gosip tersebut, beruntung suaminya segeranya datang.

"Permisi para Lady, saya qda perlu dengan istri saya." Delta tersenyum menunjukkan pesonanya. Dia kemudian memandu istrinya untuk keluar dari gelombang para wanita muda.

Para Lady dibuat iri oleh pasangan yang baru menikah tersebut.

'Dia sungguh pandai berakting!' gumam Paula penuh kagum.

Cecil pun segera menutupi wajahnya dengan kipasnya. Dia benar benar kesal dibuatnya. Berkali-kali dia menggoda Delta, tapi Delta dengan wajah dinginnya selalu menolaknya. Harga dirinya jatuh sehingga mendengar Delta hanya menikahi seorang perempuan anak Count yang sedang terpuruk itu pun Cecil kesal. Dia adalah anak seorang Marquess yang selalu menjaga perbatasan Kerajaan. Dia cantik dan juga berpendidikan. Jadi Dia bingung apa kurangnya dirinya. Kalau cantik, baik dia dan Paula sama sama cantik. Hanya saja Paula lebih terlihat anggun dan menawan karena sosok kalemnya.

Diam diam dia menyimpan dendam dengan pasangan tersebut.

Bab 2

Setelah dijemput oleh Delta, Paula dibawa ke sebuah ruangan istirahat.

"Apa yang para gadis itu bicarakan?"

Paula yang mengira kalau Delta adalah orang yang cuek dan tak perduli dengan apa yang dia lakukan ternyata salah.

"Ingat, jangan membuat bahan gosip yang tidak di inginkan!"

Paula akhirnya tahu bahwa Delta sangat perduli dengan Citra dan pamornya.

"Saya tahu tempat dan tidak akan bertindak di luar kendali."

Berkali-kali Paula di injak harga dirinya, tapi dia hanya bisa meneguhkan hatinya.

Setelah percakapan singkat itu, Sang Duke berlalu pergi meninggalkannya tanpa sedikit pun menoleh ke belakang. Paula hanya melihat suaminya itu pergi sampai punggungnya menghilang di balik pintu.

Paula menjatuhkan dirinya ke sofa, gaun penggantinya berat dan pengap. Dia bahkan belum makan seharian ini dan hanya minum untuk menghilangkan dahaganya.

Perayaan itu segera berakhir, Paula yang sekarang menjadi Duchess diatas kertas itu pun segera memasuki mansion mewah milik Sang Duke .

Bagi Paula, pernikahan pertamanya sangat berkesan. Meski tanpa ciuman seperti pernikahan pada umumnya, juga tanpa sahabat terjadinya dan juga tanpa persiapan matang sesuai keinginannya. Tetap saja pernikahan pertamanya ini terlalu berkesan.

Pernikahan kontrak ini akan selamanya dia ingat.

Di kamar pengantin yang sudah disiapkan oleh para pelayan. Paula dilayani dengan baik, dia mandi dan diberi wewenang. Baju yang diberikan juga kamisol tipis dan transparan memperlihatkan lekuk tubuhnya. Paula malu karena harus berpakaian begini untuk menggoda suaminya.

Bukankah ini hanya pernikahan kontrak?

Sampai di kamar, disana sudah ada Delta yang menikmati segelas anggur merah yang berharga.

"Kau mau minum?" tawarnya.

Paula menganggukkan kepalanya.

Suaranya terlalu canggung bagi keduanya.

"Apa kau berniat menggodaku?"

"Uhuk..." Paula tersedak anggur manis itu, tapi berkat omongannya Delta yang menohok, hidung dan tenggorokannya terasa panas.

Delta jelas memindai tubuh Paula yang hanya memakai kamisol tipis.

Paula tidak nyaman, terlebih udara malam itu juga lumayan dingin.

"Saya hanya memakai apa yang sudah disiapkan," Paula menyangkal omongan Delta.

"Huh..." Delta tersenyum sinis.

Delta kemudian berdiri dan menghampiri Paula. Melihat Delta mendekat Paula panik, tapi dia menyembunyikannya dengan baik.

Delta mengambil beberapa helai rambut Paula dan menciumnya. Paula bergidik ngeri.

"Seperti yang sudah kuduga. Pelayan dirumah tahu seleraku," senyumnya menyeringai.

Ini adalah malam pertamanya, jadi seharusnya wajar jika pasangan yang baru menikah melakukan hubungan romantis. Tapi bagi Paula pernikahan ini hanya kontrak dan tidak seharusnya ada skinship yang berlebihan.

Paula ingin melawan, tapi dia tahu persis, orang seperti apa Delta itu. Semakin Paula melawan, semakin Delta akan menginjak harga dirinya. Jadi Dia diam saja.

Delta lalu berdiri dan membuang rambut Paula yang tadi dia ambil. Seakan sudah kehilangan minatnya.

"Aku akan tidur di kasur, terserah kau mau tidur dimana!"

Pernyataan Delta membuat Paula lega. Dia menduga, akan tetap jadi perawan sampai 5 tahun kedepan.

Delta naik ke atas ranjang dan membuang jubah yang menutupi badannya. Dia tidur dengan bertelanjang dada dan dengan menggunakan celana pendek saja.

Melihat pemandangan itu, Paula langsung membalikkan badan karena malu. Pipinya terbakar dan bersemu merah. Seumur hidup dia belum pernah melihat badan laki laki bertelanjang dada. Ini adalah kali pertamanya.

Berbeda dengan Paula yang malu, Delta justru bertindak acuh tak acuh seakan kebiasaan itu bukanlah masalah.

Paula masih memilih duduk di sofa untuk menenangkan diri.

Mungkin karena lelah, Delta langsung tertidur. Melihat Delta yang sudah tertidur, Paula berani mendekati ranjang ukuran besar tersebut. Ranjang itu bisa muat 4 orang dewasa, tapi Paula tidak mau tidur seranjang dengan Delta yang bertelanjang dada. Baginya itu sangat berbahaya. Jadi Paula hanya mengambil bantal dan lanjut tidur di sofa.

Malam semakin dingin, Paula yang mengenakan kamisol tipis itu semakin menggigil. Hanya ada satu selimut yang disediakan oleh pelayan. Paula teringat jubah tidur Delta yang diletakkan sembarangan, jadi Paula mengambil jubah itu untuk dikenakan menjadi selimutnya.

Setelah mendapatkan selimut tipis itu, Paula segera tertidur.

Di pagi harinya, ada suara keras yang membangunkan Paula.

"Bangun...!" suara itu cukup keras sehingga membuatnya kaget dan langsung duduk. Kepalanya pusing karena bangun dengan kaget dan langsung duduk.

Delta langsung menarik jubahnya yang digunakan Paula untuk selimut. Dia menggunakan jubahnya dengan wajah kesal.

"Maaf..." kata Paula yang langsung sadar dengan tindakan Delta.

Beruntung Delta tak mengatakan sepatah kata pun dan langsung melangkah keluar. Saat sampai dipintu, Delta berhenti melangkah, "Lain kali tidur saja di kasur. Aku juga tidak bernafsu melakukan hubungan intim denganmu!"

Paula masih terdiam sejenak, Delta tak memperhatikan wajah Paula karena dia berkata tanpa melihat Paula. Tak lama pintu terbuka dan Delta pergi. Pintu itu dibiarkan sedikit terbuka, Delta enggan menutup kembali. Paula melangkah ke depan untuk menutup pintu.

Setelah pintu tertutup, dia ambruk lemas. Badannya merosot ke lantai yang dingin. Matanya lalu turun ke bawah memandangi badannya. Rasa percaya dirinya menurun drastis. Dia berpikir, Mungkin dia memang tidak menarik.

Dia ingin menangis, tapi air matanya susah kering. Hatinya sakit tapi tidak bisa protes.

Dia segera berdiri dan memanggil pelayan untuk bersiap siap. Hari ini adalah hari pertamanya menjadi Duchess Grovan.

Pelayan yang melayani Paula banyak diam, mereka juga bertanya sekenanya seperti aroma apa yang Paula suka saat mandi, parfum yang Paula suka dan lain sebagainya.

Tapi semua itu juga percuma karena saat Paula menjawab, pelayan itu akan berkata, "Kalau Duke suka aroma lavender yang menenangkan," Jadi pada akhirnya, Paula tetap mandi dengan aroma lavender atau aroma lainnya yang disuka Duke pun dengan parfum, semua sesuai selera Duke. Bukan Paula.

Tugas Paula adalah menjadi istri pajangan, dia tak boleh bersuara atau mengemukakan pendapat . Dia dibungkam dan dijadikan boneka Duke selama 5 tahun.

Paula yang tadinya sudah percaya diri akan bertahan selama 5 tahun itu pun kini menciut. Kalau hari pertama saja dia tidak dihargai para pelayan, maka selanjutnya dia juga tidak akan dihargai. Paula cukup tahu akan hal itu.

Baju yang disiapkan juga sesuai selera Duke, sedikit glamor tapi berkelas. Baju itu cukup berat dipakai untuk sehari hari . Setelah selesai berdandan, Paula dipandu untuk menuju ruang makan.

Sekali lagi Paula menegakkan badannya. Paula tidak mau terlihat lemah di hadapan orang asing yang baru dia temui . Dia tahu, kalau yang bisa melindungi dirinya hanya dia sendiri.

Setelah sampai dimeja makan, Paula menyapa suaminya dengan tersenyum ramah, "Selamat pagi Yang Mulia..."

Delta juga tersenyum ramah menyanbutnya, drama rumah tangganya baru saja dimulai, perannya adalah menjadi istri yang baik dimata semua orang.

Bab 3

Makan pagi mereka berdua berjalan baik, Delta juga tersenyum dengan sapaan paginya. Meski tak bisa dibilang romantis, tapi setidaknya di mata para pelayan, keduanya terlihat sebagai pasangan yang baik dan saling menghormati.

Paula sedikit bingung, kenapa di kediamannya pun mereka harus berakting kalau pelayan Duke ada dibawah kendalinya. Apa itu artinya, dia sendiri juga kesulitan menekan bawahannya untuk bungkam dan tidak berbicara tentang keluarganya di luaran sana.

Dalam klausul perjanjian mereka berdua, Paula di ijinkan untuk menjalankan tugasnya sebagai Duchess dan mengurus urusan internal selama itu tidak melewati batas. Dan semua tugasnya harus dijalankan dengan garis koordinasi dengan kepala pelayan Gery. Menurut Paula, dirinya terluhat seperti bawahan Gery, karena kalaupun Paula melakukan sesuatu tapi Gery tak mengijinkannya artinya sesuatu itu juga tidak akan terjadi.

Jadi Paula memutuskan untuk hidup tenang dengan tidak ikut campur tangan sama sekali selama 5 tahun kedepan dalam urusan mansion. Dia hanya akan berakting seolah olah perduli tapi tidak bertindak diluar kendali.

Paula diberi ruangan khusus tempat Duchess bekerja seperti memeriksa pengeluaran dan membuat rekan dana keperluan tahunan, bulanan, mingguan bahkan harian mansion. Mengelola surat masuk dan keluar.

Baru hari pertama dia menjabat sebagai Duchess diatas kertas, undangan yang masuk sangat banyak. Semua undangan itu bermaksud untuk mengundangnya. Tentu saja mereka ingin mengenal sosok Duchess dan menjalin koneksi dengan Duchess dari Grovan, keluarga bergengsi Kerajaan Birud.

Paula tidak yakin harus menghadiri semuanya, tapi peran Duchess juga mengharuskannya bersosialisasi sebagai sosialisasi, jadi Dia meminta tolong kepada Gery untuk memilah undangan, mana saja yang harus Dia hadiri.

"Undangan dari Marchioness Jenny tidak bisa ditolak Nyonya."

Menurut Gery, Marchioness adalah seorang guru etiket yang terkenal di kekaisaran, jadi Gery mengatakan kalau Paula harus menyiapkan diri dengan baik.

Perkataan Gery itu menyadarkannya bahwa, Sang Marchioness hanya ingin menilai sosok Paula yang kini sudah menjadi Duchess.

Karena Paula bukan orang yang bodoh, dia jelas tahu bahwa dalam misinya bertahan hidup selama 5 tahun, dia perlu mengumpulkan sejumlah teman untuk membantunya berdiri di perkumpulan kelas atas.

"Undangan dari Putri Bella juga tidak bisa ditolak Nyonya," kata Gery menjelaskan lagi.

Putri Bella Terryan adalah Putri kedua dari Kerajaan Birud. Menurut Gery, Putri Bella sudah lama naksir Duke tapi juga selalu ditolak, jadi datang ke perjamuan teh Putri Bella sama saja dengan pergi ke medan perang.

"Undangan dari Duchess Joanne juga tidak bisa diabaikan. Nyonyq harus menjalin hubungan yang baik dengan beliau." Gery menekankan kata menjalin hubungan yang baik, yang artinya Paula harus bisa mengambil hati Duchess Joanne.

Pekerjaan sosialisasinya sebagai Duchess kali ini akan terasa berat. Duke tidak akan bertindak sebagai seorang suaminya yang ada disampingnya. Dia tidak mau terlibat prosesnya dan hanya ingin hasil akhirnya.

"Undangan dari Baroness Fiona juga harus nyonya hadiri."

Baroness Fiona, meskipun bergelar hanya baron, tapi dia adalah dayang eksklusif permaisuri. Paula ingin mengehla nafas, tapi tidak bisa karena ada Gery di depannya. Dadanya sesak sekali karena melihat beban di hari pertamanya.

"Undangan dari Lady Cecil, anak dari Marquess Hillary juga bagus untuk dihadiri."

Cecil adalah Lady yang bermaksud menghinanya dipertanyakan pernikahannya kemarin. Semuanya undangan itu adalah pesta perang yang mengharuskan Paula untuk terjun.

Apakah dirinya punya banyak persiapan? Dia bahkan belum punya prajurit satu pun. Pikirannya segera tenggelam dengan banyak pertanyaan kemungkinan.

Mungkinkah kalau pernikahan ini karena cinta Paula akan merasa gembira menyambut semua undangan untuknya. Atau mungkin meskipun pernikahan ini karena perjodohan tapi suaminya cukup menghargainyq segala bisa berubah menjadi sedikit lebih baik. Mungkin Paula akan sedikit antusias untuk menyiapkan diri dalam menghadiri perjamuan setiap undangan, pikir Paula.

Senyumnya menghilang. Paula yang sekarang sangat kesepian dan menanggung semuanya sendiri.

Segera setelah memilah undangan tersebut, Gery pamit pergi.

***

Di sisi lain.

Sir Robert, ksatria pendamping setia Duke Delta menyampaikan surat perjamuan istana yang akan hadir 3 minggu lagi.

Sebagai seorang yang sudah menikah, Delta berkewajiban datang dengan Paula.

"Tolong panggilkan penjahat kerumah untuk membuat baju," Delta memberikan instruksi nya.

"Baik Yang Mulia..." Robert langsung bergegas pergi melaksanakan perintahnya.

Delta harus memakai baju yang serasi dengan istrinya, pernikahannya harus terlihat bahagia di depan semua orang, apalagi di depan keluarga Kerajaan.

Sebelum menikah dengan Paula, Robert sudah mengumpulkan banyak informasi gadis yang berusia kisaran 20 tahunan untuk dijadikan pengantin Duke. Alasan dia memilih Pàula karena imannya bersih tanpa cela, keluarganya baik baik, hanya terlihat hutang karena Kakaknya ditipu investasi. Tidak ada skandal juga belum memiliki tunangan, keluarganya tak punya wilayah kekuasaan dan tidak aktif secara politik.

Delta hanya harus mengeluarkan uang yang sepadan untuk mendapatkan calon istri yang penurut dan tidak banyak menuntut, termasuk soal cinta. Paula memenuhi semua kriteria tersebut.

Di hari pertamanya bertemu Paula, dia yang pendiam dan dengan anggun menyapanya. Dia tidak genit atau bermaksud tebar pesona karena bertemu dengan dirinya yang berangkat Duke. Doa bahkan menolak lamaran Delta karena merasa belum mengenal dan merasa cocok menjalani pernikahan.

"Tolong jangan terlalu percaya diri kalau saya melamar Lady hanya karena saya terpesona oleh ķecqntikan Lady," balas Delta kalau itu.

Paula langsung diam, mungkin dia malu karena sudah berasumsi demikian.

"Saya hanya menawarkan pernikahan kontrak yang menguntungkan bagi kita berdua."

Delta menarik keras batasan bagi mereka berdua. Satu satunya harga diri yang tersisa milik Paula pun Delta ambil .

Uang dan kekuasaan sangat mengerikan.

Dan Paula tidak memiliki keduanya. Baik uang dan kekuasaan, semuanya dimiliki Delta. Maka dengan cepat, kepemilikan Paula segera dimiliki oleh Delta.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!