Pagi ini Tiara akan pulang ke Surabaya karena libur semester masih satu minggu lagi. Dia memutuskan untuk naik kereta dari Stasiun Tugu menuju kestasiun Guubeng - Surabaya.
Sambil menunggu kereta datang Tiara duduk dan bermain dengan handphonenya. Tiara merupakan mahasiswi difakultas kedokteran semester akhir.
Sementara disisi lain Kevin yang merupakan seorang Anggota Polisi juga akan melakukan perjalanan menuju kesurabaya karena neneknya sedang sakit.
Kevin duduk dikursi sambil menunggu kereta datang. Sesekali Dia juga melihat kearah Tiara yang sedikit menarik hatinya.
Tak lama kereta datang, Kevin dan Tiara mulai memasuki gerbong yang sama. Kevin duduk terlebih dulu sedangkan Tiara masih mencari-cari nomor kursinya. Setelah lama mencari Akhirnya dia menemukan kursinya disebelah Kevin.
“Permisi Pak, boleh geser sedikit. nomor duduk saya ternyata disini”, ucap Tiara
“Boleh, silahkan Bu”, jawab Kevin.
Tiara tersenyum kecut sambil memanyunkan mulutnya karena dipanggil Bu.
Nggak lihat apa masih cantik dan imut-imut gini malah dipanggil bu, gumam tiara dalam hati
Kevin memang sengaja memanggilnya Bu, Karena Tiara memanggilnya Pak. Umur mereka memang tidak terpaut jauh. Hanya berbeda lima tahun.
Tak lama kereta mulai bergerak. Kevin dan Tiara masih sibuk dengan handphone masing-masing. Setelah satu jam perjalanan, Kevin mulai mengantuk. Dia tidur dengan nyenyaknya didalam kereta.
Tiba-tiba kepala kevin bersandar dibahu Tiara. Tiara yang kesal mulai menggeser kepala Kevin ke jendela. Namun lagi-lagi kepalanya kembali bersandar dibahu Tiara.
“Mbak Tiketnya”, ucap petugas yang mengecek tiket
“Pak…. Pak …. Tiketnya”, ucap tiara sambil membangunkan kevin.
Kevin terbangun dengan mata merah, dia mengeluarkan tiket dari dalam tasnya.
“Ini pak…..”, ucap kevin kepada petugas
“Lo Mas kevin, ini siapa Mas. Calon istrinya yah”, tanya Pak petugas.
Mereka memang saling mengenal karena sejak kecil kevin sering sekali pulang kampung.
“oh…. Iyah pak”, jawab kevin sambil memandang wajah Tiara yang imut-imut.
Setelah Pak petugas Pergi tiba-tiba Tiara mengeluarkan suara, “sembarangan saja, jika bicara”.
“he… he…. He…. Bercanda mbak. Lagian kamu. Manggil saya Pak. Aku kan masih muda”, jawab Kevin
“Emangnya situ tidak manggil saya (Bu), nggak lihat apa saya masih imut-imut dan cantik begini. Kamu kan sedang memakai seragam Polisi masa’ kupanggil Mas, kan nggak sopan”, ucap tiara sambil marah
Kevin tertawa mendengar perkataan Tiara.
“Iyah- iyah maaf mbak. Oh ya perkenalkan nama saya Kevin. Mbak namanya siapa?", tanya kevin.
“Udah tahu, itu diname tagnya sudah ada. Aku Tiara Mas. Iyah sama-sama”, jawab Tiara
Setelah saling berkenalan mereka akhirnya saling mengobrol dan bercanda. Perjalanan mereka terasa begitu cepat. Namun sebelum tiba distasiun Gubeng Kevin meminta nomor telepon Tiara. Mereka saling menyimpan nomor satu sama lain.
Setelah sampai mereka berpisah dan berpamitan satu sama lain. Sesekali Kevin menengok kebelakang melihat Tiara sambil tersenyum.
Sebenarnya mereka satu arah, hanya saja Tiara memutuskan untuk ketoilet terlebih dulu. Sementara kevin menunggu Adiknya didepan stasiun.
Tak lama Citra datang dan menungu didepan stasiun. Citra adalah adik Kevin. Mereka berdua adalah saudara yang kompak.
Tiara yang melihat kevin dijemput oleh seorang wanita cantik yang seumuran dengannya, merasa kecewa atas apa yang Dia lihat barusan. Tiara sedikit menaruh hati kepada Kevin yang baru saja dikenalnya.
...*****************...
Pagi ini Kevin jalan-jalan menggunakan sepeda mengelilingi daerah sekitar rumahnya untuk mencari jajanan. Kemaren Kevin menginap dirumah neneknya di Sidoarjo.
Kevin berhenti dan makan disebuah warung bakso yang terkenal didaerah sini. Selang beberapa saat ketika Kevin sedang asyik makan bakso, terlihat dua orang gadis sedang asyik memesan bakso. Gadis itu menyapa Kevin.
“Mas, masih ingat denganku”, ucap Tiara
“Kamu yang kemaren di kereta kan, Tiara yah. Sini duduk?”, Jawab Kevin.
“Iyah Mas, kamu kok ada disini, katanya rumahnya disurabaya?”
“Iyah kedua nenekku berasal dari sini. Namun orang tuaku punya rumah disurabaya”.
“Lo kok bisa sama yah Mas. Oh yah ini kenalkan sepupu saya Rani”.
Kevin tersenyum, melihat sepupunya, namun Kevin lebih tertarik dengan Tiara. Setelah mengobrol panjang mereka memutuskan untuk pulang. Rudi dan Tiara berdiri menuju kasir.
"Eh, Sudah biar saya saja yang bayar", ucap Kevin.
"Nggak usah bayar sendiri-sendiri aja", jawab Tiara
"Kamu lain kali saja, jika kita bertemu lagi".
"Okay Mas, terimakasih yah. Tahu gitu Aku makan yang banyak he... he.... he....".
Tiara tersenyum sambil memandang wajah tampan Kevin. Mereka berdua berpisah di warung bakso.
Kevin kembali mengayuh sepedanya dengan penuh semangat, energinya full setelah bertemu Tiara.
Sementara Tiara juga masih terus tersenyum mengingat ketampanan Kevin. Dia suka sekali laki-laki yang berkulit putih dengan tubuh yang kekar. Namun Tiara sadar dirinya yang kurus agak pendek, mana mungkin seorang Polisi suka dengannya.
Hingga malam hari menjelang tidur, Tiara masih membayangkan Ketampanan Kevin.
Sementara Kevin juga membayangkan pertemuannya tadi dengan Tiara. Rasanya ingin sekali Tiara mengirimkan sebuah pesan, namun Dia gengsi untuk memulai duluan
Kevin membuka handphonennya, Dia menulis sebuah pesan untuk Tiara. Namun selalu saja tulisan itu dihapus. Dia bingung untuk merangkai kata. Karena memang mereka baru berkenalan. Akhirnya mereka memutuskan untuk tidur malam ini.
Seesokan paginya Tiara membuka handphonennya namun tak sengaja kepencet nomor Kevin. Tiara lalu menutupnya sebelum sempat diangkat.
Kevin yang mendengar bunyi handphonennya, langsung beranjak bangun dan melihatnya. Kevin tersenyum melihat siapa yang baru saja menelponnya.
Kevin lalu menelponnya balik, namun hingga lama tak juga diangkat oleh Tiara. Sempat terpikir dibenak Kevin tentang Tiara.
Ah.... Sudahlah mungkin Tiara sudah punya Pacar, gumam Kevin dalam hati.
Setelah pulang kampung Kevin bergegas kembali ke Jogja bersama kedua orang tuanya. Mama dan Ayahnya sudah mengajukan mutasi untuk pindah ke Surabaya namun masih menunggu satu tahun lagi.
Sementara Tiara juga sudah balik ke Jogja lebih dulu karena Dia harus masuk untuk magang disebuah rumah sakit.
Malam ini Tiara bersama teman-temannya pergi kesebuah angkringan mereka berunding untuk kegiatan magang besok.
Saat sedang asyik mengobrol dengan teman-temannya, tiba-tiba seseorang dari belakang menyapanya.
Tiara spontan menoleh kebelakang.
"Hai...... Mas Kevin, kok disini juga?", ucap Tiara
"Iyah, lagi kumpul sama teman-teman. Itu disana", jawab Kevin
Tiara juga melihat teman-teman Kevin karena mereka juga melihat Tiara sambil tersenyum.
"Ya, sudah kamu lanjutin, Aku mau kesana dulu", ucap Kevin.
"Iyah Mas".
Sesekali Tiara dan Kevin saling memandang dan tersenyum. Meskipun mereka sama-sama sedang asyik mengobrol dan bercanda dengan teman-temannya, namun pandangan yang dituju tetap sama.
Tepat jam sembilan malam Tiara dan teman-temannya memutuskan untuk pulang. Sejenak Tiara menoleh kearah Kevin, mereka saling mencuri pandang. Tiara melambaikan tangan dan tersenyum pada Kevin.
"Hati-hati Ra", teriak Kevin dari kejauhan
"Iyah Mas", jawab Tiara
Tiara bergegas pulang kekos. Ini pertemuan ketiga ku dengan Mas Kevin namun kita hanya biasa saja tak ada sesuatu yang spesial.
Sesampainya dikos, Tiara langsung beristirahat sambil memainkan handphonenya. Namun tak lama Kevin mengirimkan sebuah pesan.
"Sudah sampai Ra?", tanya Kevin
"Sudah Mas, kenapa?", jawab Tiara
"enggak apa-apa cuma mastiin saja kamu sudah sampai".
Entah mengapa hatiku bahagia sekali ketika Mas Kevin memperhatikanku, gumam Tiara sambil tersenyum.
Tak teras Percakapan mereka terjadi hingga hampir jam dua pagi. Tiara akhirnya tertidur pulas karena terlalu kecapek an.
Sementara Kevin masih menunggu pesan balasan dari Tiara. Dia tidak bisa tidur akibat meminum kopi di angkringan tadi.
...****************...
Hubungan Kevin dan Tiara berlanjut hanya lewat pesan. Bahkan setelah beberapa hari tak bertemu mereka tak saling mencari. Hingga suatu kejadian membuat mereka semakin dekat.
Hari ini Tiara masuk sore, Dia berjaga dibagian UGD namun sebagian teman yang lain berada diruang perawatan. Mereka memang bergantian tempat untuk berjaga di UGD.
Tiara sudah beberapa kali menangani pasien yang kritis. Pekerjaan menjadi dokter memang tidak mudah, banyak hal-hal tak terduga yang bisa mengejutkan kita.
Apalagi dibagian UGD itu harus selalu siap siaga.
Hari ini banyak sekali pasien yang keluar masuk UGD. Ternyata semua pasien kali ini berasal dari tawuran antar suporter pada pertandingan sepak bola sore ini.
Tiara berlarian membantu pasien yang masuk. Terdengar suara Dokter Rizal yang memanggil.
"Tiara..... tolong bantu disini", ucap Dokter Rizal
"Iyah Dok", jawab Tiara
Tiara berlari mengambil peralatan dan infus.
"Tolong Pak Polisi ini kamu bersihkan lukanya".
"Baik Dok".
Astaga, bukannya ini Mas Kevin tapi kok bisa disini, gumam Tiara dalam hati.
Tiara membersihkan luka dilengan Kevin dan dikakinya. Ternyata luka dilengan memerlukan beberapa jahitan.
Kevin hanya memejamkan matanya, Dia belum tahu Dokter yang menanganinya adalah Tiara. Kevin sangat takut dengan darah, sehingga Dia terus memejamkan matanya.
"Pak Kevin, Dokternya cantik loh. Yo matanya dibuka", ucap teman Pak Kevin.
"Kamu diam saja Pak, Aku sedang menikmati tidur".
"Menikmati atau ketakutan. Lo.... Lo jarum suntiknya besar sekali. siap-siap disuntik Pak he.... he.... he....".
"Hush..... orang sakit malah dibercandain".
Sementara Tiara hanya tersenyum mendengar percakapan polisi lucu ini. Tiara masih menunggu Kevin membuka matanya. Setelah membersihkan luka dan memberi beberapa jahitan.
Tiara mencoba membangunkan Kevin.
"Pak, bangun..... lukanya sudah selesai saya bersihkan dan hanya ada beberapa jahitan saja", ucap Tiara
Kevin yang merasa seperti mengenal suara itu, perlahan membuka matanya. Terlihat Tiara tersenyum begitu manis.
"Selamat malam Pak Kevin", ucap Tiara sekali lagi
"Lo..... Tiara, Kamu ngapain disini?", tanya Kevin.
"Saya dokter magang disini Mas", jawab Tiara sambil malu-malu.
"Lo beneran, Aku kok baru tahu yah. waduh..... besok jika kontrol Aku ke kamu saja yah Ra, lumayan kan gratis he... he... he.... ".
"cie.... cie.... ehemm..... disaat sakit masih juga gombal", sahut teman Mas Kevin.
Tiara tersenyum malu, mendengar perkataan teman Mas Kevin itu.
"Sudah selesai Mas, kamu boleh pulang. Lukanya nggak terlalu parah kok", ucap Tiara
"Enggak Mau Ra, Aku mau nginap disini saja, asal kamu yang jagain", Jawab Mas Kevin.
"Lo gimana sih, semua orang pingin pulang, kok kamu pingin disini Mas".
Kevin tersenyum malu sambil berkata, "Besok kontrol jahitannya disini atau dikosan kamu Ra?".
"Kontrol ditempat praktek bukan disini. Setiap hari Senin - Sabtu jam 07.00 wib sampai jam 12.00 wib. Tapi jika Mas males kesini boleh ke puskesmas atau klinik".
"Jika dikos kamu boleh Ra?", tanya Rudi sambil tersenyum
"Boleh nggak apa-apa Mas, tapi nanti Aku ajak jalan-jalan yah".
"Siap. Aku mengajakmu kemanapun kamu mau, bahkan ke pelaminan juga nggak apa-apa".
"Udah ah gombalnya, sana pulang Mas. Masih banyak pasien lain. Jangan lupa obatnya ditebus".
"Iyah Ra", sambil tersenyum.
Hari ini banyak sekali pasien yang berdatangan, rasanya begitu lelah. ingin rasanya beristirahat dan tidur, gumam Tiara.
Tak lama Dokter Alvin memanggil Tiara. Dia merupakan Dokter muda yang sudah bekerja disini.
"Ra, setelah pulang kamu mau kemana?", tanya Dokter Alvin
"Langsung pulang Dok, hari ini saya lelah sekali", Jawab Tiara
"Jika saya ajak makan sebentar mau?".
"Iyah nggak apa-apa Dok, jika yang lain juga mau".
"Lo kita berdua saja. Bisa kan?".
Tiara tersenyum dan Sejenak memikirkan cara menolak.
"Ra, hai gimana?".
"Oh.... Iyah Dok".
"Ya sudah nanti saya tunggu ya diruang jaga".
"Iyah Dok", jawab Tiara sambil tersenyum kecut.
Ah kenapa tadi aku menerimanya, Dokter Alvin kan orang yang paling pendiam. wajahnya saja yang tampan tapi orangnya tak asik, Tiara bermonolog dengan dirinya.
Tak lama, Sinta datang mengagetkan Tiara.
"Woy..... melamun saja", ucap Tiara
"Eh Sin.... Barusan Dokter Alvin mengajakku untuk makan. Apa kamu juga diajak?", tanya Tiara
"Enggak tuh. Cie.... cie..... hayoo kalian ada apa nih? Dokter Alvin kan tidak pernah ngomong, kok bisa sama kamu ngomong".
"Yah nggak tahu lah Sin. Apa mungkin Aku buat kesalahan yah".
"Iyah Ra, mungkin kamu salah karena sudah membuatnya jatuh cinta he... he.... he.....".
"Hush.... ngomong apa sih kamu. Nanti didengar orang bahaya".
"ha.... ha.... ha.... yah biarkan saja biar jadi gosip. Aku pulang duluan yah".
"Eh tunggu.... Ayo ikut Aku Sin".
Sinta hanya tersenyum dan melambaikan tangannya. Tak lama Dokter Alvin menghampiri Tiara lagi.
"Ra, Ayo kita berangkat", ucap dokter Alvin
Sejenak Tiara tertegun menatap wajah tampan Dokter Alvin. Namun entah mengapa Tiara malah tidak begitu menyukainya.
"Oh.... Iyah Dok. Ayo.....", Jawab Tiara
"Kita mau ke mana dok?", tanya Tiara
"Kamu ikut saja ya, kamu aman kok bersamaku", jawab dokter Alvin sambil tersenyum
Motor Tiara terpaksa ditaruh di parkiran rumah sakit karena Dokter Alvin mengajak menggunakan mobilnya. Selama perjalanan dokter Alvin hanya diam saja namun sesekali Dia menoleh dan tersenyum kepada Tiara.
Ini orang apa patung ya. Ngajakin keluar tapi sama sekali tidak mengajak ngobrol, Tiara bermonolog pada dirinya sendiri.
Selang beberapa lama mereka akhirnya sampai di sebuah kafe. Dokter Alvin mengajaknya turun.
"Ayo Ra, kita masuk", ucap Dokter Alvin
"oh.... Iyah dok", jawab Tiara
Kafenya indah sekali yah, Sinta sama teman-teman yang lain pasti senang diajak kesini, gumam Tiara
Dokter Alvin mengajak Tiara menuju ke lantai dua. Pemandangan sungguh indah. Dari balkon kita bisa melihat pegunungan, dan pemandangan kota, selain itu kafe ini juga menyediakan spot untuk berfoto.
"gimana Ra, bagus nggak kafenya?", ucap Dokter Alvin
"Bagus Dok, apalagi buat spot foto anak muda. Ini lagi opening ya Dok, kok banyak karangan bunga", jawab Tiara
"Iyah kemaren openingnya".
"Dokter kok tahu banyak yah?".
"Iyah, ini kafe saya kerjasama sama saudara".
Tiara tersenyum malu, Dokter Alvin mengajaknya duduk didekat balkon. Suasana malam dengan lampu gemerlap membuat semakin syahdu. Tiara tak tahu harus ngapain karena Dokter Alvin sedang duduk didepannya sambil menatap wajah cantik Tiara.
Aduh ngapain sih dokter Alvin menatapku seperti itu. Disini cuma duduk diam tak ditawari pesan makanan apapun, gumam Tiara.
Tak lama ada pelayan yang datang membawakan minuman dan steak serta dessert. Semuanya terlihat enak sekali, perutku yang lapar terus meronta. Namun Dokter Alvin belum juga menawarkan, Dia hanya sibuk menatap Tiara.
"Dok,..... hai.... Apa ada yang salah dengan wajah saya, kok Dokter dari tadi menatap saya?", ucap Tiara
"Iyah Ra, Kamu terlalu cantik itu yang salah. he... he... he.... bercanda Ra. Ayo silahkan dimakan Ra. Jika masih lapar boleh nambah sesuka kamu, gratis kok", jawab dokter Alvin
Tiara hanya tersenyum mendengar gombalan Dokter Alvin. Tiara yang lapar langsung menyantap makanan itu dengan lahap. Sesekali Tiara melirik Dokter Alvin yang sesekali terlihat memandang Tiara.
"Dokter, nggak makan?", tanya Tiara
"Sudah kenyang melihatmu", jawab Dokter Alvin
"Ha..... apa dok?".
"Owh maksudnya saya Iyah ini mau makan. Jika diluar panggil Mas saja ya Ra. Jangan dokter".
"Tapi nanti takut kebawa sampai ke tempat kerja Dok".
"Lo kan panggil Dok lagi, Iyah nggak apa-apa Lo jika ditempat kerja masih panggil Mas".
"Ya tidak enak dengan yang lain".
Setelah mereka menghabiskan makanannya. Tiara lekas mengajak pulang karena motornya masih ditinggal dirumah sakit.
Selama perjalanan mereka hanya sesekali mengobrol, karena Dokter Alvin memang sudah terkenal dengan sikap pendiamnya.
"Mas, antarkan saya balik kerumah sakit saja, motor saya masih disana", ucap Tiara
"Ini sudah malam Ra, Aku antarkan ke balik Kos kamu saja. Besok Aku jemput jika mau ke rumah sakit".
"Iyah Mas. Besok saya naik ojek atau bareng Sinta saja berangkatnya biar nggak merepotkan".
"Nggak merepotkan kok Ra. Besok jika memang tidak jadi bareng sama Sinta kamu kabari Aku yah".
Tiara tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Dokter Alvin memang menunjukkan bahwa dia menyukai Tiara meskipun begitu Tiara menanggapinya dengan santai.
Sesampainya dikos Tiara bergegas tidur, hari ini rasanya Dia capek sekali karena begitu banyak pasien yang datang ke rumah sakit.
namun handphonennya tiba-tiba berdering. Tiara mengangkat handphonennya sambil memejamkan mata.
"Hallo.....", ucap Tiara
"Assalamualaikum Ra".
Tiara membuka matanya karena mendengar suara yang tak asing baginya. Dia melihat layar handphonenya ternyata Kevin yang menelponnya. Dia yang sedang kelelahan kembali bersemangat.
"Waalaikumsalam Mas. Ada apa tumben telepon?".
"Kamu sudah tidur Ra?. Ya sudah Aku tutup dulu".
"Lo jangan Mas, ada apa sih?".
"Nggak apa-apa cuma pengen ngobrol saja tapi kamu sudah mengantuk, besok saja ku telepon lagi. Besok kamu berangkat ke rumah sakit jam berapa?Aku anterin yah".
Mata Tiara semakin terbuka lebar, rasa ngantuknya benar-benar hilang.
"Lo memangnya kamu sudah sembuh Mas, apa tidak nyeri? kapan-kapan saja nganterinya".
"Ya masih nyeri sedikit, mungkin bila ketemu kamu nyerinya bisa hilang. Besok mumpung Aku libur. Jika boleh kamu share lokasi kos kamu yah".
Tiara tersenyum dan bersemangat membagikan lokasi kosnya.
"Besok saya masuk siang, tapi jika Mas pagi main juga nggak apa-apa kok".
"Iyah Ra, kamu tidur gih, besok Aku kabari yah".
"Iyah Mas".
Setelah menutup teleponnya, Tiara masih saja tersenyum membayangkan Kevin.
Entah mengapa Aku lebih semangat ketika Mas Kevin yang menghubungiku daripada Dokter Alvin, gumam Tiara.
Terlihat sudah hampir jam tiga pagi namun Tiara baru tidur terlelap.
Tok.... tok.... tok..... Assalamualaikum.
Terdengar suara orang mengetuk pintu hingga beberapa kali. Hingga lama Tiara baru terbangun. Dia bangun dan berjalan membukakan pintu Kos.
"Assalamualaikum Ra, selamat pagi", ucap Kevin sambil tersenyum.
"Astaghfirullah..... Lo Mas Kevin kok bisa ada disini", jawab Tiara.
"Tadi malam kan sudah kamu share lokasinya, tapi tadi sempat nanya orang yang kebetulan ada didepan gerbang kos kamu".
"Aku kesiangan Mas, nggak apa-apa kan nungguin sebentar saja".
"Iyah sana mandi, baunya sampai kesini".
Kevin ngopi sambil menunggu Tiara mandi. Dia duduk dikos sambil sesekali memainkan handphonennya.
Tak lama setelah mandi Tiara langsung keluar menemui Kevin.
"Maaf yah Mas nungguin lama tapi cuma dikasih kopi saja".
"Nggak apa-apa, hari ini Aku libur bosen juga dirumah".
"Ya sudah kita cari sarapan yuk Mas, Aku yang traktir".
Kevin tersenyum sambil menatap Tiara. Mereka akhirnya berangkat untuk mencari makan. Setelah selesai makan mereka kembali ke kos dan ngobrol dikursi depan kamar kos.
"Mas gimana, lukanya masih nyeri?hari ini apa sudah dibersihkan lukanya?", tanya Tiara
"Belum sempet Ra, biarin nanti juga sembuh sendiri", jawab Kevin
"Lo jangan Mas, nanti infeksi. sebentar Aku ambilkan kotak p3k".
Tiara membersihkan luka dilengan dan dikaki Kevin sambil terus berbicara karena luka Kevin masih basah. Namun Kevin terus memandang wajah cantik Tiara dengan penuh cinta.
"Ra, besok pagi Aku kesini yah?", ucap Kevin
"Ngapain Mas?".
"Berobat ke kamu biar cepat sembuh".
Tiara tersenyum dan mencubit pinggang Kevin. Mereka saling bercanda hingga tak terasa satu jam lagi Tiara harus berangkat ke rumah sakit.
"Mas, maaf yah sebentar lagi Aku mau berangkat ke rumah sakit. Bukan bermaksud mengusir Lo". Ucap Tiara
"Aku antar ya Ra?".
"Nggak usah Mas, nanti Aku bareng Sinta saja. lenganmu kan masih sakit, Aku berat lo he... he... he...".
"Ya udah lain kali saja, Aku pulang dulu yah".
"Iyah Mas hati-hati".
Tiara mengantar Kevin hingga ke gerbang Kos. Setelah Kevin pulang Tiara mulai berjalan masuk kedalam namun terdengar suara klakson mobil yang dibunyikan berkali-kali.
Tin..... tin...... tin.....
Tiara menoleh kebelakang.
Sepertinya itu mobil dokter Alvin, gumam Tiara.
Perlahan kaca mobil mulai terbuka dan ternyata benar itu Dokter Alvin yang datang menjemputnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!