NovelToon NovelToon

Pengorbanan Cinta 2 (Istri Untuk Suamiku)

Bab 1 ( Mandul )

"Maaf Nyonya, hasil pemeriksaan menunjukan jika Anda mandul, bahkan saat ini pada rahim Anda terdapat kista yang sudah berubah menjadi Miom. Jadi, Anda harus melakukan pengangkatan rahim, dan Anda tidak akan bisa memiliki keturunan," ucap Dokter kepada Kasih saat memeriksakan kandungannya.

Degg

Jantung Kasih rasanya berhenti berdetak ketika mendengar perkataan Dokter.

"Tidak, tidak mungkin saya mandul Dok," ucap Kasih dengan menangis.

Kasih bagai tersambar petir di siang bolong ketika mendengar kenyataan pahit yang menimpa hidupnya.

"Kami juga berharap seperti itu, tapi hasil pemeriksaan menunjukan jika Nyonya tidak akan bisa hamil, dan sebaiknya Nyonya segera membicarakan semuanya dengan keluarga, karena mau tidak mau rahim Anda harus di angkat sebelum sel kankernya menyebar," ujar Dokter.

Kasih terus saja menangis ketika ke luar dari ruangan Dokter kandungan, dan saat ini dirinya merasa putus asa sehingga terus berjalan tak tentu arah.

Apa yang harus aku katakan kepada Mas Rangga? padahal Mas Rangga dan keluarganya sangat berharap jika aku bisa segera hamil, apalagi Mas Rangga adalah Anak tunggal, dan orangtuanya selalu saja menanyakan kapan aku akan hamil, ucap Kasih dalam hati, sampai akhirnya Kasih yang terlihat melamun hampir saja tertabrak oleh mobil.

Ckiiiiit

Suara ban yang bergesekan dengan aspal terdengar di depan tubuh Kasih yang saat ini tengah berjongkok di tengah jalan dengan menutup kedua telinganya.

Pengendara mobil langsung turun ketika melihat seseorang yang terlihat ketakutan berada tepat di depan mobilnya.

"Nona, apa Nona tidak apa-apa?" tanya pengendara mobil dengan membantu Kasih untuk berdiri.

Ketika pengendara mobil melihat perempuan yang hampir saja ia tabrak, pengendara mobil tersebut merasa terkejut dengan sosok yang saat ini berada di hadapannya.

"Kasih," ucap pengendara mobil yang ternyata adalah Dita.

Kasih yang melihat Dita berdiri di hadapannya, langsung memeluk tubuh saudaranya tersebut.

"Dita," ucap Kasih dengan menangis dalam pelukan Dita.

Kasih dan Dita adalah Anak angkat Ilham dan Cinta, dan dulu saat lahir, nama Kasih Pratama adalah Cinta Khairunnisa, dan ia merupakan Anak kandung dari Bela ( mantan istri Ilham ) yang telah berselingkuh dengan mendiang Pak Broto yaitu Ayah kandung Ilham sendiri, jadi, sebenarnya Kasih adalah Adik satu Ayah Ilham.

Setelah Ilham bertemu kembali serta menikah dengan Cinta, Ilham memutuskan untuk mengganti nama Anak angkatnya tersebut dengan nama Kasih supaya tidak sama dengan nama istrinya. Sedangkan Dita adalah Anak mendiang Tia ( Adik kandung Cinta ) dengan Dewo, yaitu sosok Om om senang yang telah menjadikan mendiang Tia sebagai simpanannya, tapi sampai saat ini sosok Dewo tidak pernah mereka ketahui keberadaannya.

Meski pun Kasih dan Dita hanyalah Anak angkat Cinta dan Ilham, tapi mereka menyayangi Kasih dan Dita seperti Anak kandungnya sendiri.

......................

Dita yang melihat Kasih menangis ketakutan, langsung membawanya masuk ke dalam mobil, sampai akhirnya Dita menepikan mobilnya di sebuah Taman.

"Kasih, kenapa kamu menangis? apa ada orang yang telah menyakitimu?" tanya Dita yang merasa khawatir melihat kondisi Kasih saat ini.

"Dita, aku mandul, dan aku tidak akan pernah bisa hamil, karena pada rahimku terdapat Kista dan aku harus melakukan pengangkatan rahim. Apa yang harus aku katakan kepada Suamiku dan orangtuanya? mereka pasti kecewa terhadapku."

"Kasih, jika memang Suami kamu tulus mencintai kamu, dia pasti akan menerima kamu apa adanya, jadi tidak ada yang perlu kamu khawatirkan," ujar Dita.

"Aku yakin jika Suamiku tidak akan mempermasalahkan semua itu, tapi bagaimana dengan Mertuaku, mereka pasti tidak akan bisa menerima semua itu, apalagi Mas Rangga adalah Anak tunggal, dan mereka sangat mengharapkan Cucu darinya."

Degg

Kenapa nama Suami Kasih sama dengan nama kekasihku? mungkin hanya namanya saja yang sama, dan mereka pasti orang yang berbeda. Aku kangen sekali dengan Rangga, dia adalah cinta pertamaku, tapi sayangnya kami harus berpisah karena Rangga harus terlebih dahulu pulang ke Indonesia, dan sudah satu tahun lebih kami los konteks. Semoga kita bisa bertemu lagi Rangga, ucap Dita dalam hati.

"Dita, kamu baik-baik saja kan? kenapa kamu malah melamun?"

"Maaf Kasih, aku hanya teringat dengan seseorang yang sudah lama tidak aku temui."

"Apa orang itu adalah Kekasihmu?" tanya Kasih.

"Iya, tapi sudah satu tahun lebih kami los konteks karena dia harus pulang terlebih dahulu ke Indonesia untuk mengurus perusahaan keluarganya. Nama Kekasihku sama dengan nama Suami kamu, makanya aku jadi teringat kembali dengan Ranggaku." jawab Dita.

"Oh iya, bagaimana kalau sekarang kita langsung pulang ke rumah Ayah dan Bunda," ajak Dita.

"Memangnya kamu belum ketemu sama Ayah dan Bunda?" tanya Kasih.

"Belum, aku baru saja datang dari luar negeri, dan sekarang aku akan membantu Om Dika mengurus Perusahaan dan Rumah Sakit. Jadi, aku akan menetap di Indonesia," jawab Dita.

"Alhamdulilah kalau begitu. Selamat ya, sekarang kamu sudah menjadi seorang Dokter. Semoga kamu selalu sukses," ujar Cinta.

"Seandainya kamu melanjutkan kuliah juga, mungkin kita sudah sama-sama menjadi Dokter," ujar Dita.

"Aku tidak sepintar kamu Dita, jadi aku tidak mau menghamburkan uang orangtua kita, percuma kan kalau aku Kuliah, tapi pada akhirnya aku tidak bisa lulus. Aku bahagia karena kamu akan menetap di Indonesia, jadi sekarang aku ada teman lagi."

"Kamu kan sekarang sudah menikah, jadi kita tidak akan sering bertemu. Maaf ya saat kamu menikah, aku tidak bisa pulang, karena saat itu aku sedang ujian semester."

"Tidak apa-apa Dita, yang penting aku minta do'anya, semoga rumah tanggaku baik-baik saja."

"Aku pasti akan selalu mendo'akan yang terbaik untuk kebahagiaan rumah tangga kamu. Bagaimana kalau malam ini kamu menginap juga di rumah Ayah dan Bunda? Iqbal pasti bahagia jika kita menginap di sana," ujar Dita.

Iqbal merupakan Anak kandung Cinta dan Ilham. Meski pun Kasih, Dita dan Iqbal bukan saudara kandung, akan tetapi, mereka bertiga saling menyayangi melebihi saudara kandung, karena Cinta dan Ilham telah berhasil membesarkan serta mendidik ketiga Anaknya dengan baik.

"Kalau begitu aku akan menelepon Mas Rangga terlebih dahulu untuk meminta ijin," ujar Kasih kemudian menelpon Suaminya.

Setelah Kasih selesai menelpon, Dita langsung menanyakan jawaban Rangga.

"Gimana, Suami kamu ngizinin kamu menginap di rumah orangtua kita kan?"

"Mas Rangga ngizinin kok, tapi katanya kalau Mas Rangga pulang kerja, dia bakalan menyusul ke rumah Ayah dan Bunda untuk menginap juga."

"Yaah, kita gak bisa tidur bareng deh kalau Suami kamu ikut menginap juga, kalian itu sudah menikah satu tahun, tapi masih saja lengket kayak perangko," sindir Dita.

"Gimana kalau nanti kamu ikut tidur bareng juga sama Suamiku?"

"Kamu kalau bercanda jangan keterlaluan Kasih, kamu gak takut kalau nanti Suami kamu jatuh cinta saat melihatku," ujar Dita dengan menggelitik pinggang Kasih, dan mereka berdua tertawa dengan bahagia.

"Terimakasih banyak ya Dita, kamu memang saudara terbaik di Dunia ini. Aku beruntung mempunyai keluarga yang selalu menyayangiku," ucap Kasih dengan memeluk tubuh Dita, dan saat ini Kasih sudah merasa lebih baik setelah menceritakan semuanya kepada Dita, meski pun dia tidak tau harus bagaimana menyampaikan berita tentang dirinya yang mandul kepada Rangga dan keluarganya, apalagi minggu depan Kasih dan Rangga akan merayakan Anniversary pernikahan mereka yang ke satu.

*

*

Mohon dukungannya untuk Karya baru Author, 🙏

Bab 2 ( Istri untuk Suamiku )

Dita dan Kasih melanjutkan perjalanan menuju kediaman Pratama, dan ternyata orangtua mereka sudah menunggu kedatangan Dita di depan rumah.

"Assalamu'alaikum Ayah, Bunda," ucap Dita dan Kasih dengan bergantian memeluk tubuh orangtua angkat mereka.

"Wa'alaikumsalam sayang-sayangnya Ayah dan Bunda, kenapa kalian bisa datang bersamaan?" tanya Bunda Cinta dan Ayah Ilham.

"Kami tidak sengaja bertemu di jalan Yah, Bun," jawab Dita, dan sebelumnya Kasih sudah meminta kepada Dita supaya merahasiakan dulu tentang dirinya yang mandul kepada kedua orangtua mereka, tapi feeling seorang Ibu begitu kuat, apalagi saat ini mata Kasih terlihat bengkak karena terus saja menangis.

"Kasih, kenapa mata kamu bengkak seperti itu sayang? apa Kasih habis menangis? jika Kasih sedang mempunyai masalah, Kasih bisa menceritakan semuanya kepada kami?" tanya Bunda Cinta dengan memeluk tubuh Kasih, dan Kasih langsung saja menumpahkan airmatanya dalam pelukan Bunda Cinta.

Ayah Ilham menyuruh semuanya untuk masuk, apalagi saat ini kondisi Kasih terlihat tidak baik.

"Sebaiknya sekarang kita masuk, kita bicarakan semuanya di dalam."

Kasih saat ini duduk di tengah-tengah Ayah Ilham dan Bunda Cinta.

"Sayang, sebaiknya sekarang Kasih minum dulu," ujar Bunda Cinta dengan memberikan segelas air putih pada Kasih.

"Makasih Bunda," ucap Kasih dengan menghela napas panjang.

"Nak, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Apa Rangga sudah menyakiti Kasih?" tanya Ayah Ilham, tapi Kasih menggelengkan kepalanya.

"Ayah, Bunda, sebenarnya Kasih tadi melakukan pemeriksaan ke Dokter Kandungan, karena Kasih ingin tau bagaimana kondisi rahim Kasih, tapi ternyata Dokter bilang kalau Kasih mandul, bahkan pada rahim Kasih terdapat kista yang sudah berubah menjadi miom, jadi Kasih harus melakukan pengangkatan rahim," ujar Kasih yang kembali menangis.

Ayah Ilham dan Bunda Cinta begitu terkejut mendengar penyakit yang saat ini Kasih derita, dan mereka langsung memeluk tubuh Kasih yang saat ini terlihat begitu rapuh.

"Sayang, Kasih yang sabar ya, Bunda tau kalau semua ini berat untuk Kasih, tapi semua yang terjadi dalam hidup kita sudah Allah SWT atur, dan Allah tau mana yang terbaik untuk kita."

"Iya Nak, Kasih harus ikhlas, dan Ayah sangat yakin jika Rangga akan menerima Kasih apa adanya, karena Rangga adalah lelaki yang baik."

"Mungkin Mas Rangga bisa menerima Kasih yang mandul, tapi tidak dengan kedua orangtuanya, apalagi Mas Rangga adalah Anak Tunggal Yah, dan Orangtua Mas Rangga sudah sangat menginginkan Cucu."

Ayah Ilham dan Bunda Cinta tidak bisa berkata apa-apa lagi, sampai akhirnya Kasih kembali angkat suara.

"Sepertinya Kasih harus rela untuk dimadu supaya Mas Rangga memiliki keturunan, dan Kasih akan mencarikan istri untuk Mas Rangga."

"Apa maksud kamu Nak? tidak seharusnya Kasih berbicara seperti itu, karena tidak ada satu pun di Dunia ini perempuan yang ikhlas untuk dimadu," ujar Bunda Cinta.

"Iya Nak, Ayah tidak mau kalau sampai Kasih merasakan sakit hati jika melihat Rangga bersama perempuan lain, apalagi jika sampai Rangga melakukan poligami. Sebaiknya kasih pikirkan dulu semuanya, dan nanti kita bicarakan semuanya dengan Rangga."

"Iya Kasih, aku juga tidak setuju dengan ide konyol kamu, kenapa bisa-bisanya kamu berpikir seperti itu? bahkan sekarang banyak orang yang sengaja tidak ingin memiliki keturunan," ujar Dita.

"Tapi aku ingin menjadi seorang perempuan sempurna yang bisa memberikan keturunan untuk Suamiku."

"Nanti aku akan mencoba mengobati kamu, jadi kamu jangan sedih lagi ya," ujar Dita dengan memeluk tubuh Kasih.

Cinta mengajak semuanya untuk makan terlebih dahulu, meski pun saat ini semuanya merasa tidak nafsu makan, apalagi Kasih terlihat enggan memasukan makanan ke dalam mulutnya.

"Sayang, Kasih harus makan yang banyak, kami tidak mau kalau sampai Kasih sakit," ujar Bunda Cinta yang terus mencoba membujuk Kasih.

"Iya Kasih, kamu tenang saja, kalau sampai Rangga berani menyakiti kamu, aku sendiri yang akan menghajarnya," ujar Dita yang mencoba menghibur Kasih.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara Dika dan Iqbal mengucap Salam.

Dita dan Kasih yang melihat Om juga Adiknya pulang, langsung berhambur memeluk tubuh mereka.

"Kak, Iqbal sekarang udah besar, jadi jangan peluk-peluk Iqbal, bagaimana kalau nanti perempuan yang Iqbal taksir melihatnya, pasti akan salah paham kan."

"Eh bocah, umur kamu itu baru lima belas tahun, baru juga masuk SMA, belum saatnya Iqbal pacaran. Kalau Iqbal udah bisa cari uang sendiri, Iqbal baru boleh pacaran," ujar Dita yang selalu merasa gemas terhadap Adiknya.

"Iya Iqbal, bagaimana dengan nasib Om Dika yang usianya sudah memasuki kepala Empat, sampai sekarang Om Dika aja masih betah melajang, kasihan kan kalau sampai kamu melangkahi Om Dika," ujar Kasih.

"Kenapa Om jadi kebawa-bawa," ujar Dika dengan mendudukkan tubuhnya di kursi samping Bunda Cinta.

"Sayang, bagi piringnya," ujar Dika kepada Bunda Cinta.

"Dika, sepertinya kamu belum bisa move on dari istriku, padahal kami saja sudah tujuh belas tahun menikah," sindir Ilham.

Bunda Cinta memberi isyarat kepada Ayah Ilham supaya tidak membahas masalah pernikahan dengan Dika, karena Dika selalu sensitif jika membicarakan semua itu.

"Seandainya Cinta bukan saudara Kembarku, aku pasti sudah menikah dan hidup bahagia dengannya," ujar Dika yang hendak kembali berdiri meninggalkan meja makan, tapi Cinta langsung memegang tangan Dika.

"Kak, makan dulu, Mas Ilham cuma bercanda, jadi jangan dimasukin ke dalam hati ya."

"Maaf sayang, Kakak sedang banyak masalah saja, tidak seharusnya kita membicarakan masalalu, karena itu hanya akan membuka luka lama bagi kita semua."

"Seharusnya aku yang meminta maaf Dika, karena aku selalu saja cemburu terhadap kamu dan Cinta, padahal tidak seharusnya aku bersikap seperti itu, karena kenyataannya kalian berdua adalah saudara kembar, meski pun di masalalu kalian sempat hampir menikah." ucap Ayah Ilham.

Sejak Ilham dan Cinta menikah, sebenarnya mereka sudah berniat untuk pindah rumah dan tinggal terpisah dari Dika, tapi mereka tidak tega karena Dika hanya hidup sendirian, apalagi keluarga Dika satu-satunya hanyalah Cinta, dan Dika juga sering sakit, sehingga Cinta dan Ilham berat untuk meninggalkannya.

Ketiga Anak Ilham dan Cinta hanya diam mematung ketika mengetahui masalalu orangtuanya yang ternyata memiliki kisah cinta yang sangat rumit.

"Sayang, kenapa kalian bertiga terus saja berdiri? maaf ya jika situasinya membuat kalian kurang nyaman, kami tidak seharusnya membicarakan masalalu di depan kalian bertiga," ujar Bunda Cinta.

"Bunda, kami sekarang sudah dewasa, jadi kami sudah mengerti apa yang kalian rasakan, pasti semua itu tidak akan mudah," ujar Kasih.

"Sekarang sebaiknya kalian makan, kalau tidak, Om akan menghabiskan makanannya," ujar Dika yang mencoba mencairkan suasana, sontak saja semua itu membuat Dita, Kasih dan Iqbal, langsung berebut makanan dengan Dika yang selalu saja usil terhadap ketiga keponakannya.

Ayah Ilham dan Bunda Cinta tersenyum melihat pemandangan yang saat ini berada di hadapannya.

"Om, apa boleh Dita mengajak Dosen Dita saat di luar negeri untuk bergabung di Rumah Sakit kita?"

"Tentu saja boleh, memangnya dia spesialis apa?" tanya Dika.

"Dia serba bisa Om, bahkan sudah menyandang beberapa gelar, dan kebetulan Dokter Asyifa baru kembali ke tanah air bersama Dita."

"Ya sudah, kalau begitu Om akan menjadikan dia sebagai Dokter umum saja," ujar Dika.

"Makasih banyak Om ku yang ganteng, Dokter Asyifa pasti akan bahagia mendengarnya," ujar Dita dengan memeluk tubuh Dika.

"Dita, kamu itu sudah dewasa, masih saja kelakuannya seperti Anak kecil," ujar Dika dengan mengelus lembut kepala Dita, apalagi sebelum cinta menikah dengan Ilham, Dika yang sudah merawat Dita dari bayi setelah Ibu kandungnya meninggal Dunia.

Beberapa saat kemudian terdengar suara bel yang berbunyi, dan Dita berlari untuk membuka pintu.

Dita begitu terkejut ketika melihat sosok lelaki yang saat ini berada di hadapannya.

"Rangga."

"Dita."

Ucap Rangga dan Dita secara bersamaan.

Bab 3 ( Kejutan yang menyakitkan )

Dita dan Rangga diam mematung karena tidak percaya jika setelah sekian lama mereka berpisah akhirnya mereka bisa berjumpa kembali.

Saat ini keduanya saling memandang dengan rasa rindu yang menggebu pada hati mereka, bahkan keduanya sudah saling mendekat untuk melepas rindu dengan berpelukan, tapi belum sempat semua itu mereka lakukan, terdengar suara Kasih yang memanggil nama Rangga.

"Mas Rangga akhirnya sampai juga," ucap Kasih dengan memeluk tubuh Rangga.

Deg

Jantung Dita rasanya berhenti berdetak melihat lelaki yang dicintainya dipeluk oleh perempuan lain, bahkan perempuan itu adalah saudaranya sendiri.

"Mas Rangga, kenalin ini Dita saudaraku yang paling cantik dan baik hati. Dita, kenalin ini Mas Rangga, Suamiku." ujar Kasih.

Dita merasakan sesak pada dadanya, hatinya sakit bagai tertusuk ribuan duri, tapi Dita mencoba menahan semua itu karena dia tidak mau membuat Kasih sakit hati jika mengetahui siapa Rangga sebenarnya.

Jadi Rangga adalah Suami Kasih? ucap Dita dalam hati.

"Dita," ucap Dita dengan mengulurkan tangannya yang terlihat bergetar.

"Rangga," ucap Rangga dengan lirih, karena saat ini Rangga sangat merasa bersalah kepada Dita.

"Maaf Kasih, aku duluan," ujar Dita yang masih belum percaya dengan semuanya, sampai akhirnya Dita berlari ke dalam kamar tanpa menghiraukan semua keluarganya yang memanggil dirinya.

"Dita sayang, kamu mau kemana Nak?" tanya Bunda Cinta.

Beberapa saat kemudian Kasih dan Rangga datang dan bergabung di meja makan.

"Bunda, Dita kemana?" tanya Kasih yang tidak melihat keberadaan Dita di sana.

"Barusan Dita lari ke kamarnya. Memangnya apa yang sudah terjadi sama Dita? Bunda lihat sepertinya Dita menangis," tanya Bunda Cinta kepada Kasih.

"Kasih juga tidak tau Bunda, tadi tiba-tiba Dita pamit sama kita."

Dita sepertinya kecewa terhadapku yang telah mengkhianati cinta kami. Maafkan aku Dita, aku terpaksa menikahi Kasih karena Papa sudah menjodohkanku dengannya. Kenapa Dunia ini sempit sekali? ternyata selama ini perempuan yang aku cintai adalah saudara dari istriku sendiri, ucap Rangga dalam hati.

"Rangga, bagaimana kabarnya?" tanya Ayah Ilham.

"Alhamdulillah Yah, Rangga baik," jawab Rangga dengan mencium punggung tangan Ilham, Cinta dan Dika.

"Maaf semuanya, silahkan dilanjut makannya, Bunda mau melihat Dita dulu," ujar Bunda Cinta, kemudian melangkahkan kaki menuju kamar Dita.

Setelah mengetuk pintu kamar Dita, Bunda Cinta masuk ke dalam kamar Dita, dan saat ini Dita masih menangis.

"Nak, Dita kenapa menangis?" tanya Bunda Cinta dengan memeluk tubuh Dita.

"Dita tidak apa-apa Bunda, Dita hanya tidak enak badan saja."

"Sayang, Meski pun Dita tidak terlahir dari rahim Bunda, tapi kita memiliki ikatan batin yang kuat, dan Dita tidak akan bisa menutupi apa pun dari Bunda."

Setelah beberapa kali mengembuskan nafas secara kasar, Dita akhirnya berniat untuk menceritakan semuanya kepada Bunda Cinta.

"Bunda, sebenarnya Rangga Suami Kasih, adalah Kekasih Dita."

Cinta begitu terkejut mendengar perkataan Dita, karena selama ini Dita tidak pernah mengatakan kepada keluarganya bahwa dia memiliki kekasih.

"Sayang, kenapa Dita tidak pernah mengatakan jika selama ini Dita sudah mempunyai kekasih?"

"Dita dan Rangga sepakat jika kami akan mengatakan tentang hubungan kami setelah menyelesaikan kuliah, dan Rangga akan langsung menikahi Dita, tapi ternyata Rangga terlebih dahulu menyelesaikan kuliah jurusan Bisnisnya, dan kedua orangtua Rangga menyuruh Rangga untuk segera kembali ke Indonesia."

"Apa Rangga memutuskan hubungannya dengan Dita sebelum kembali ke Tanah air?"

"Tidak Bunda, karena Rangga berjanji setelah Dita kembali ke Indonesia, Rangga akan menjadikan Dita sebagai istrinya, tapi sejak kami terpisah oleh jarak dan waktu, kami los konteks, dan hari ini Rangga sudah memberikan Dita kejutan yang sangat menyakitkan," ujar Dita dengan menumpahkan tangisannya dalam pelukan Bunda Cinta.

"Sayang, Bunda mengerti perasaan Dita, maaf ya, Bunda tidak bisa berbuat apa-apa untuk Dita. Apa Dita akan mengatakan tentang hubungan Dita dan Rangga kepada Kasih?"

"Tidak Bunda, Dita tidak mungkin melakukan semua itu, Kasih adalah saudara Dita, dan Dita tidak akan mungkin tega menyakiti hati saudara Dita sendiri. Mulai sekarang Dita akan mengikhlaskan Rangga untuk Kasih, mungkin kami memang tidak berjodoh."

"Bunda bangga sama Dita, karena Dita sudah rela mengorbankan perasaan Dita untuk Kasih."

"Dita harap Bunda tidak mengatakan hal ini kepada siapa pun juga ya, apalagi kepada Kasih, biarlah Rangga menjadi kenangan terindah untuk Dita."

"Semoga Dita mendapatkan pengganti yang lebih baik segala-galanya dibandingkan dengan Rangga ya Nak," ujar Cinta yang di Amini oleh Dita.

"Apa sekarang Dita mau ke luar untuk bergabung dengan yang lain?"

"Tidak Bunda, Dita mau tidur saja. Makasih banyak ya Bunda, karena Bunda selalu mengerti Dita, dan Bunda selalu ada untuk Dita," ucap Dita dengan mencoba untuk tersenyum.

Kasihan Dita, aku tau bagaimana rasanya ditinggal menikah oleh Lelaki yang kita cintai, dan itu sangat menyakitkan. Kenapa semua itu harus kembali di alami oleh Anakku? apalagi lelaki yang dia cintai menikah dengan saudaranya sendiri, dan itu pasti akan lebih menyakitkan karena nanti Dita akan sering bertemu dengan Rangga, ucap Cinta dalam hati dengan menitikkan airmata karena dulu Cinta pernah ditinggal menikah oleh Ilham, meski pun rumah tangga Ilham dan Bella tidak pernah harmonis, bahkan selama menikah dengan Bela, Ilham tidak pernah menyentuh Bela, sampai akhirnya Bela selingkuh dengan mendiang Ayah kandung Ilham dan melahirkan Kasih.

"Nak, kalau begitu Bunda ke luar dulu ya, Dita istirahat saja, kalau ada apa-apa Dita bisa panggil Bunda."

Cinta kembali ikut bergabung dengan yang lain, dan Dika yang tidak melihat Dita ikut bersama Cinta menanyakan keberadaannya.

"Cinta, mana Dita? kenapa dia tidak ikut ke luar?"

"Dita sedang tidak enak badan Kak."

"Kalau begitu Kakak mau lihat Dita dulu," ujar Dika yang hendak berdiri, tapi Cinta melarangnya.

"Kak, Dita hanya kecapean saja, biarkan Dita istirahat," ujar Cinta, dan Dika akhirnya kembali duduk.

Rangga terus saja melamun, karena saat ini yang ada dalam pikirannya hanya Dita.

Dita pasti merasa kecewa, dan aku semakin merasa bersalah kepadanya. Apa yang harus aku lakukan? karena sekarang aku sudah menikah dengan Kasih. Maafkan aku Kasih, karena selama ini masih ada Dita dalam hatiku, dan Dita adalah cinta pertamaku, meski pun aku sudah berusaha melupakannya, tapi bayang-bayang Dita selalu saja hadir dalam ingatanku bahkan dalam mimpiku, Batin Rangga yang saat ini merasa bersalah kepada Dita dan Kasih.

"Mas, kenapa melamun terus?" tanya Kasih.

"Mas hanya cape saja," jawab Rangga.

"Kalau begitu sebaiknya sekarang Mas istirahat saja atau Mas mau mandi dulu? biar Kasih siapin air hangatnya."

"Nanti saja mandinya, Mas ingin istirahat dulu."

"Ya sudah kalau begitu kita ke kamar sekarang. Semuanya, Kasih sama Mas Rangga duluan ya," ujar Kasih dengan menggandeng Rangga menuju kamarnya di lantai atas, dan kamar mereka bersebelahan dengan kamar Dita.

Aku ingin sekali menemui Dita untuk meminta maaf, tapi bagaimana caranya kalau Kasih terus berada di sampingku, ucap Rangga dalam hati yang saat ini melihat pintu kamar Dita.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!