NovelToon NovelToon

Penantian Panjang 2

Penolakan

Bertahun-tahun lama nya. Putrinya sudah tidak peduli lagi dengan nya yang hidup seorang diri setelah sepeninggal ibunya. Alma ... memilih pergi menata hatinya setelah sebentuk hati itu hancur lebur menjadi serpihan yang diterbangkan bersamaan impian nya yang pupus.

Pernikahan Regi dan Zahrin yang membuatnya sakit. Alma memilih pergi meninggalkan Indonesia bertahun-tahun untuk mengubur rasa cintanya pada Regi yang dia panggil kakak, karena Regi adalah kakak kelas yang di gandrungi nya sejak lama.

Lidah memang tidak bertulang. Berucap dengan mudah akan melupakan pria itu namun sial, bayangan wajah Regi malah tidak bisa pergi padahal jelas-jelas pria itu sudah memiliki istri dan anak-anak yang lucu. Semua dia dapat informasinya lengkap dari sosok Akhyar.

Diam-diam di tahun-tahun terakhir, Alma mencari tahu semua hal tentang Regi. Namun yang didapatnya selalu berita bahagia keluarganya dengan Zahrin yang semakin hari semakin bertambah dan membuat batinnya tersiksa.

Namun tidak kali ini, dia harus terbang ke Indonesia setelah perdebatan panjang dengan ayahnya yang bersikeras menikahi mama nya Regi, ibu Olivia.

Jelas saja dia tidak menyetujui nya. Hati kecil nya masih berharap Regi suatu saat menjadi suaminya biarpun itu berdosa dengan mendoakan rumah tangga Regi dan Zahrin tidak baik-baik saja. Meskipun harapan nya tipis dan bisa diterbangkan angin begitu saja.

Entahlah, dia sudah mencoba melupakan Regi dengan memiliki hubungan spesial dengan pria mancanegara. Namun apa? Hambar dan tidak seindah khayalan nya yang mendamba suami dari Zahrin.

Apalagi jika tahu status Akhyar juga tidak berubah dengan masih menanti Zahrin. Harapan nya adalah mereka berdua sadar jika telah menelantarkan hati Alma dan juga Akhyar.

Takdir berbicara lain. Papa nya sudah tua dan butuh seorang wanita yang mendampinginya. Pilihan jatuh pada ibu Olivia yang menjadi calon mertua idaman nya selama ini. Namun sayang seribu sayang, keinginan papanya mempersunting mama nya Regi seolah berjalan mulus tanpa kendala atau bagaimana? Dia sendiri sama sekali tidak tahu menahu bagaimana bisa Regi bisa dengan mudah menyetujui nya, padahal jelas-jelas jika mama dari Regi dan papa dari nya bersatu, mau tidak mau mereka disebut keluarga.

Apa itu adalah rencana Regi supaya dia tidak berharap hati nya kembali? Atau bagaimana? Alma benar-benar tidak mengetahui itu. Namun yang jelas, saat ini dia pulang.

Sedangkan yang terjadi pada Regi dan ibu Olivia adalah perang dingin setiap hari, setelah Hanung, papa nya Alma menyatakan ingin memperistri nya. Bukan tanpa dasar, usia yang tidak terpaut jauh di antara mereka yang sama-sama kesepian membuat Hanung, papa dari Alma memberanikan diri menyatakan keinginan nya itu kepada Olivia, mama dari Regi.

Meskipun itu tidak mulus dan seketika di jawab oleh ibu Olivia. Namun Hanung tetap berupaya keras supaya Olivia menerima apa yang menjadi keinginannya supaya alangkah baiknya mereka menghabiskan masa tua bersama.

Pertimbangan-pertimbangan di pikirkan dengan matang. Berbulan-bulan dengan perang dingin terutama dengan Regi.

"Enggak! Regi tidak setuju ma!" Penolakan itu secara terang-terangan Regi utarakan dengan tegas kepada mama nya.

Sementara ibu Olivia sadar akan keinginan Hanung, papa nya Alma yang menurut dia awalnya juga gila. Namun setelah berembug dengan keluarga besar terlebih Hanung sangat dekat dengan kakak-kakak nya. Membuat rencana Hanung tersinari cahaya. Menemukan titik terang walaupun tahu betul jika putra satu-satunya akan bersikap seperti ini.

"Kenapa? Apa kamu tidak ingin melihat mama bahagia?" timpal nya.

"Apa harus ma? Haruskah mama menikah dengan papa nya Alma untuk terlihat bahagia?" Regi yang tidak mau kalah dengan jawaban tak berdasar mama nya.

Dua orang dewasa yang bersitegang dengan posisi berdiri tidak jauh dan berhadapan itu mempertahankan pemikiran nya masing-masing. Regi yang menolak keras akan rencana mama nya yang ingin menikah lagi. Sedang ibu Olivia yang merasa kesepian nya sebentar lagi sirna.

"Bukankah itu sama saja mama mengkhianati almarhum papa? Regi benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran mama." Regi yang masih menyuarakan ketidaksetujuan nya.

"Kamu salah Regi. Mama tidak bermaksud mengkhianati papa kamu."

"Trus apa ma namanya? Dengan mama ingin menikah lagi dan tidak setia pada almarhum papa."

Dua bola mata ibu Olivia berkaca-kaca. Zahrin hanya tertunduk yang sedari tadi mendengar keduanya berdebat. Tidak lama dia mendekat dan mengelus pelan bahu suaminya supaya tidak berbicara keras pada mama nya.

Sedangkan ibu Olivia perlahan berjalan dan mengambil foto suaminya yang berada di atas meja panjang tidak jauh dari mereka. Beliau meraba foto tersebut. Foto papa Regi, suami nya.

"Mama tidak bermaksud mengkhianati papa kamu. Sebaliknya, mama sangat sayang sama papa kamu. Sayang mama tetap mama simpan pada tempat nya. Buat mama, papa kamu memiliki tempat tersendiri di hati mama," ucapnya dengan tetesan air mata, lalu menatap putra nya.

Regi tertegun sejenak, ingin meraih wanita berusia setengah abad itu lalu memeluknya seperti biasa, namun entah kemarahan tingkat keberapa hingga membuatnya enggan berlama-lama di dekat mama nya. Walaupun jujur, ada perasaan sedih karena telah menuding hal yang tidak mungkin mama nya lakukan. Karena Regi tahu betul jika mama nya sangat menyayangi papa nya.

Regi lalu pergi. Disusul Zahrin.

Namun lagi-lagi Regi tak kuasa membendung air matanya yang perlahan jatuh juga setelah berkata demikian pada mama nya.

Ibu Olivia masih terisak memeluk foto almarhum suaminya. Sedangkan Zahrin berdiri di belakang Regi yang berdiri di dekat jendela kamar dengan isak samar nya yang sesekali menyeka air mata pria yang tak harus berderai-derai dalam menghadapi perang dingin yang sudah terjadi berbulan-bulan dengan mama nya.

Zahrin menyentuh pundak suaminya. Dia dapat merasakan kecewa yang dirasa oleh putra tunggal dari ibu Olivia.

Ada ketakutan belahan jiwa nya tak sehangat biasanya. Ada ketakutan akan ada jarak pada keduanya jika benar ibu mertuanya jadi menikah dengan pak Hanung, yang otomatis membagi kasih sayang pada suami nya dan tidak akan sama lagi seperti dulu. Atau bagiamana? Zahrin belum menemukan satu jawaban yang tergambar pada diri suaminya, mengapa Regi adalah satu-satunya orang diantara puluhan kepala yang tidak menyetujui pernikahan mereka berdua, padahal keluarga besar menyetujui pernikahan tersebut.

Zahrin sempat mendengar, jika pernikahan itu baik untuk keduanya. Usia mereka sama-sama senja dan dilanda kesepian dengan cukup lama. Sekaligus pernikahan ini baik untuk kelangsungan bisnis keluarga yang akan semakin solid.

"Sayang, apa kamu tidak capek setiap hari bertengkar dengan mama membahas perkara ini?" Zahrin memberanikan diri turut bicara.

"Biar mama yang lelah kemudian menyerah," jawab Regi berbalik memutar punggung dan menatap Zahrin.

"Apa kamu tidak kasihan pada mama?"

"Sudah berapa kali kamu tanyakan itu pada ku?" tanya Regi dengan tatapan datar nya.

Zahrin diam menundukkan pandang.

"Sudah puluhan kali kamu mengatakan itu. Lalu mau ingatkan aku apalagi? Ingatkan aku untuk memahami hati mama juga yang kesepian belasan tahun? Untuk mengerti jika mama butuh teman diusia tua nya dan hanya menikah dengan papa nya Alma lantas setelah itu mama akan bahagia? ... Hah? Begitu?" Regi mulai terusik telinganya dengan dua wanita di rumahnya yang sama saja pemikiran nya.

Zahrin tidak berani menimpali. Zahrin sangat tahu jika perasaan suaminya beberapa bulan terakhir ini tidak kondusif.

"Aku jadi semakin yakin, mungkin jika aku yang tidak ada duluan dan sudah tersemat almarhum di depan nama aku. Kamu pasti dengan cepat menikah lagi," tuduh Regi kepada Zahrin yang membuat bola mata Zahrin membuka lebih lebar.

"Kenapa jadi bawa-bawa aku? Terus ngomongnya mengapa begitu?" Zahrin dengan wajah tidak terima nya.

"Ya habisnya kamu membela mama. Sudahlah ... Ini ... urusan aku sama mama. Jadi pendapat kamu sama sekali tidak akan berguna."

Zahrin menyerah. Kali ini penolakan Regi nyata-nyata tak bisa di tawar.

"Semua gara-gara om Hanung," lirih Regi kesal dengan seluruh keratan pada dirinya.

"Astagfirullah ibu..." teriak bibi dari lantai dasar.

"Mama," lirih Regi dan Zahrin yang bertukar tatap kemudian turun ke lantai dasar.

Alangkah terkejutnya Regi dan Zahrin saat melihat ibu Olivia tergeletak tidak sadar dengan mata terpejam.

"Mama..." pekik Regi dan Zahrin. "Mama kenapa bi?" Regi yang berusaha memeriksa denyut nadi ibu Olivia.

BERSAMBUNG

Regi menyetujui

"Bibi juga nggak tahu mas Regi," jawab bibi panik.

Regi dan Zahrin yang diliputi rasa panik kemudian membawa ibu Olivia ke rumah sakit. Tiga puluh lima menit berlalu di jalanan. Hingga akhirnya roda empat yang ditumpangi ketiga nya sampai di pelataran rumah sakit.

Saking paniknya, Regi berteriak histeris memanggil dokter dan suster yang tengah berada di Unit Gawat Darurat.

Perasaan Regi campur aduk. Karena tidak biasanya mendapati mama nya pakai acara pingsan segala.

Tidak lama papanya Alma datang karena mendapat informasi dari bibi setelah berulang kali pak Hanung mencoba menghubungi ibu Olivia karena tidak diangkat. Beliau sudah berdiri di depan Regi.

Sedang dua mata Regi membeliak saat melihat sepatu pantofel hitam klimis itu berhenti tepat di depan nya. Matanya perlahan menatap pria itu. Sudah dia duga. Papa nya Alma yaitu om Hanung calon suami mama nya.

"Bagaimana keadaan mama kamu?" tanya pak Hanung kepada Regi.

"Mama masih diperiksa dokter di UGD," jawab nya dengan segumpal marah yang coba Regi tahan.

Karena pria di hadapan nya lah, yang membuat Regi perang dingin terus-menerus dengan mama nya.

Jika bukan karena sentuhan jemari Zahrin yang mengusap-usap punggungnya. Regi mungkin sudah berdiri dengan tatapan permusuhan atau bahkan menarik kerah kemeja pria tua itu dengan menyalahkan nya.

Setelah nya, keheningan terjadi diantara mereka bertiga. Hanya pertukaran mata yang entah apa makna nya yang pasti ketiganya tidak ada yang saling bicara.

Selang beberapa menit Dokter akhirnya keluar. Ketiga nya pun beranjak dari tempat duduk mereka, bangkit lalu mendekat ke arah Dokter yang berdiri setelah menutup kembali tirai berwarna hijau muda cerah itu.

"Bagaimana dok? Bagaimana kondisi mama saya?" tanya Regi panik takut ada hal serius dengan kesehatan mama nya.

"Pasien tidak apa-apa. Mohon setelahnya untuk diperhatikan pola makan nya," jawab Dokter.

"Syukurlah..." Regi lega mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan.

Begitu juga dengan Zahrin. Namun tidak pada pak Hanung yang tahu betul siapa Olivia. Hanya pak Hanung yang tahu persis mengapa Olivia tidak jujur kepada putra nya terkait kesehatan nya.

Regi kemudian menyingkap tirai pembatas itu. Menatap mama nya yang sudah sadar dan tengah menatap nya pula.

Perlahan kakinya melangkah mendekat dan keduanya berpelukan dengan tangis pelan.

Regi meminta maaf kepada mama nya. Dia tidak ingin melihat mama nya jatuh sakit karena nya. Regi kemudian mengatakan jika dia menyetujui pernikahan mama nya dengan om Hanung.

Regi juga mengatakan jika dia akan bahagia jika melihat mama nya bahagia.

"Apa kamu serius?" tanya ibu Olivia yang hampir tidak percaya dengan apa yang dikatakan putra nya.

"Regi serius ma." Regi kemudian menyatukan tangan pak Hanung dengan tangan mama nya.

Ibu Olivia dan pak Hanung sama-sama belum pulih dari rasa terkejutnya. Pak Hanung memeluk Regi dan mengucapkan terimakasih. Di susul ibu Olivia juga tidak lupa mengucapkan terimakasih atas restu putra nya.

Meskipun usia mereka sudah tidak lagi muda. Namun harapan pernikahan mereka berdua tetap lah sama. Mufakat untuk bahagia.

.

.

Kembalinya ibu Olivia dari rumah sakit.

"Apa Alma juga pindah keyakinan seperti Om Hanung?" tanya Regi setelah mama nya menjelaskan perihal keyakinan om Hanung kepada nya.

"Mama belum sempat tanya masalah Alma. Tapi dia sudah kembali dari berkelana nya."

Mata Regi membola. Malas saja bertemu dengan wanita itu kembali. "Ck, bertemu dia lagi. Kenapa jadi begini sih ma?"

Ibu Olivia tertawa kecil mendengar Regi menggerutu terkait Alma yang otomatis akan menjadi saudara nya. "Kamu ini kepedean. Mana tahu Alma sudah menikah dan punya anak? Dia sudah kubur dalam perasaan nya dan bahkan tidak ingat dengan kamu lagi. Hih ge er kamu," kelakar ibu Olivia.

"Alhamdulillah ma, aku malah senang kalau Alma sudah punya suami dan punya anak. Sayangnya kok belum ya ma. Facebook nya yang mengatakan itu semua."

"Oh ya?" Ibu Olivia terkaget.

Regi manggut-manggut.

"Itu kamu tahu. Apa dia masih berharap sama kamu? Ah nggak mungkin ah."

"Sudah lah ma, jangan bahas masalah Alma."

"Idih, orang yang bahas kamu duluan. Kok jadi mama yang disalahin."

Regi tersenyum menggoda mama nya. Mengatakan jika mama nya aura nya berbeda dari biasanya. Meledek mama nya akan jadi pengantin dan menanyakan bagaimana perasaan mama nya.

Meskipun pernikahan mama nya dan Pak Hanung akan digelar secara sederhana, ijab qabul biasa dan sama sekali tidak ada pesta-pesta untuk merayakan nya kecuali makan-makan bersama keluarga besar.

Namun persetujuan dari Regi adalah hal teristimewa bagi mama nya.

Regi juga bersyukur, jika mama nya bahagia. Itu semua dapat terlihat dari pancaran wajah mama nya.

Meskipun sebentar lagi dunia mama nya akan om Hanung. Bukan lagi dia atau Zahrin. Begitu juga dengan Arsyad dan Arsyla. Regi yang terpaksa harus tersenyum manis di depan mama nya. Walau hatinya sudah tentu belum sepenuhnya ingin merelakan mama nya menikah lagi setelah puluhan tahun hanya hidup berdua dengan nya semenjak kepergian papa nya.

.

.

"Kenapa?" tanya Zahrin melihat Regi murung setelah keluar dari kamar mama nya.

"Entahlah ... Jujur aku masih berat biarpun aku memberi restu pada mama."

Zahrin tersenyum menatap teduh suaminya.

"Setelah menikah, mama pasti sudah tidak ada waktu lagi buat kita. Ngobrol santai saat senja. Mengajak jalan-jalan Arsyad dan Arsyla. Liburan bersama atau sekedar bercengkerama masalah toko kue Olivia. Aku yakin pasti berkurang intensitas nya."

Zahrin tersenyum. Sekarang dia mulai paham mengapa Regi begitu tidak menyetujui mama nya menikah lagi. Alasan ketakutan akan ada jarak diantara mereka adalah hal utama. Regi takut jika mama nya tidak sehangat dulu.

"Aku pikir mama sudah bahagia hidup seperti ini. Tidak ingin menikah lagi setelah puluhan tahun ditinggal papa. Tapi ternyata aku salah. Arsyla dan Arsyad tidak cukup menandingi keinginan mama. Kelucuan mereka berdua belum mampu menghibur mama yang hatinya kesepian. Aku hampir lupa itu."

"Mama pasti punya alasan untuk itu semuanya, sayang." Zahrin menatap suaminya, tidak dapat di pungkiri jika Regi cukup sedih menerima keputusan ibu Olivia.

Regi hanya diam. Dia tidak menimpali apa yang dikatakan istri nya. Regi bahkan tidak mengerti dengan mama nya. Apakah hanya alasan ingin menghabiskan masa senja bersama, atau ada alasan lain nya yang tidak diketahuinya, hingga mama nya memutuskan hal terbesar dalam hidup nya.

"Apa mama akan tinggal bersama om Hanung setelah menikah?" tanya Zahrin pada Regi yang membuat suaminya terkesiap seketika.

BERSAMBUNG

Alma kembali

"Kenapa kamu tanyakan itu?" dengan kernyitan pada dahi Regi.

"Ya cuma ingin tanya saja."

"Sudahlah, sebaiknya kita tidur. Besok akad nya mama dan om Hanung." Regi menarik selimutnya dan bersiap tidur.

Sedangkan Zahrin hanya melihati punggung suaminya yang terlihat uring-uringan selama berbulan-bulan ini.

Zahrin yang menjadi pelampiasan dari kegundahan hati Regi selama berbulan-bulan ini. Zahrin pula yang dengan sabar supaya Regi sebisa mungkin untuk tidak meledakkan bom kemarahan pada karyawan toko kue Olivia atas kekesalan nya terkait keputusan mama nya.

Sekarang, biar bagaimana pun, keputusan tetap di tangan ibu Olivia. Baik Zahrin maupun suaminya sekalipun tak dapat menganggu gugat apa yang telah menjadi pilihan ibu Olivia.

.

.

Hotel Semenanjung.

Pukul 09.00 WIB.

Kursi-kursi tamu yang hanya di datangi keluarga besar sudah tertata rapi. Baik ibu Olivia dan Pak Hanung sudah siap dengan janji suci yang akan mereka ikrarkan di depan bapak penghulu.

Sedangkan di lain tempat.

Alma begitu anggun nya memasuki Hotel yang tidak asing baginya. Dia bahkan menggerutu mengapa papa nya tidak memilih tempat yang lain nya untuk melangsungkan akad nikah nya.

Meskipun sebal, bersungut-sungut dan sejujurnya enggan. Alma nyatanya pulang dan memijakkan kedua kaki nya yang terbalut heels kaca dan terlihat cantik karena senada dengan gaun yang dikenakan nya.

Seketika mata nya berbinar terang tatkala menangkap sosok pria yang masih dia puja hingga sekarang. "Oh my kakak kelas, sudah punya anak dua kenapa pesona nya tidak pernah pudar sih," ucap Alma yang tidak berkedip sejak tadi saat melihat dari kejauhan sosok Regi, pria yang tak pernah redup pesonanya, pria yang tak pernah mati di taman bunga nya.

Namun matanya seketika malas saat menangkap wanita berkerudung yang sudah tentu Zahrin yang sejak dulu menjadi musuh bebuyutan nya.

"Janda nya Akhyar," gumam kesal Alma dengan membuang nafas.

Karena menurutnya, tidak ada istimewa nya dari Zahrin. "Mata kak Regi aja yang juling mengapa bisa menikahi perempuan itu." Alma perlahan muak dan gemuruh di dada nya bergejolak ingin sekali menghempas Zahrin dari hati Regi kalau perlu muka bumi andai bisa.

Alma melangkah perlahan mendekati pria masih menjadi dambaan nya itu. Meraih jemari Regi yang tidak peduli jika dia dianggap lancang dan terkesan murahan.

"Hai..." sapa nya saat Regi terkaget seraya menoleh lalu menatap nya.

Dapat Alma tangkap, jika mata laki-laki itu berbicara dan ingin membalas sapaan nya juga. Namun karena Alma tidak sabar menunggu apa yang akan dikatakan oleh Regi, dengan cepat dia pula yang bertanya lagi. "Kakak apa kabar?" ucapnya manis menutupi hati iblis nya.

"Aku baik. Lepaskan tangan ku," jawab Regi yang risih jika tangan nya di pegang erat oleh Alma.

Alma kemudian melepas genggaman nya. "Bukan kah sebentar lagi kita akan menjadi keluarga?"

"Apa hubungan nya? Tidak ada konektivitas antara kata keluarga dan genggaman tangan," timpal Regi datar cenderung malas.

"Kakak tidak berubah," jawab Alma manja.

"Kamu yang tidak berubah. Tidak pernah dewasa," cetusnya.

Kedua manusia itu berdiri dengan posisi sama mengarah pada mama dan papa mereka masing-masing yang siap mengikrarkan ijab qabul.

Bahu mereka hanya berjarak kurang dari sepuluh senti. Keduanya masih saling menimpali kalimat demi kalimat baik itu berbau ejekan Regi yang sejak dulu tidak suka dengan tipikal perempuan seperti Alma. Tengil, tidak dewasa dan enggan berkaca. Menganggap dirinya adalah segalanya, menganggap semua pria dapat dia takluk kan dengan kecantikan dan uang papa nya. Anggapan Regi.

"Masak?" tengilnya Alma kumat. Dia menyenggol bahu Regi hingga pria itu terhuyung pelan dan kaki kanan nya maju ke depan satu langkah.

Regi membuang nafas. Alma tersenyum penuh arti.

"Peluk kek, apa kek. Ini mah di ketusin," gerutu nya.

Regi tetap diam dengan khidmat mendengarkan MC berbicara.

"Padahal aku pergi ke luar negeri gara-gara kakak menikah dengan Zahrin. Tidak ada gitu? Perasaan minimal ikut merasakan hancurnya hati ku." Alma menoleh menatap wajah pria yang bertahun-tahun tidak secara langsung dia tatap. Meskipun hanya wajah bagian samping kanan nya. Namun ada perasaan yang tak biasa namun sayang hanya dia yang rasa sementara Regi tidak.

Regi tersenyum mengejek, sebentar lalu geleng-geleng kepala. Melirik Alma yang sedari tadi ngoceh tidak berhenti seperti burung beo belum makan.

Meskipun ekor mata keduanya bertemu. Namun Regi tetap malas dengan Alma. Apapun yang dilakukan Alma tidak serta merta dia lupa.

"Senang ya? Melihat penderitaan orang. Apa bisa tidur nyenyak? kalau aku dan mas Akhyar masih menanti dari kalian masing-masing?" ucap Alma lebih berani tanpa tedeng aling-aling.

Regi berdecak bersamaan dengan gelengan kepala berulang-ulang.

"Daddy ..." panggil Arsyla yang disusul Arsyad yang kemudian memeluk papa nya yang otomatis menggeser posisi Alma berdiri agak jauh.

"Anak-anak kakak?" tanya nya dengan mata tertegun dengan melihati satu persatu Arsyla dan Arsyad.

"Menurutmu?" tanya balik Regi yang membuat Alma menelan saliva nya.

"Hai..." sapa Alma dengan senyum ramah nya kepada Arsyla dan Arsyad.

"Halo tante..." sapa balik Arsyla yang kemudian di susul Arsyad dengan ekspresi datar nya.

Tidak lama Zahrin datang. "Alma..." Zahrin yang terkaget dan meraih wanita itu lalu memeluk nya.

Begitu juga dengan Alma yang menyapa Zahrin dan bertanya bagaimana kabarnya sebagai pertanyaan pembuka.

"Aku tidak menyangka jika kamu akhir nya pulang, Al," imbuh Zahrin yang kedua tangan nya masih menyentuh kedua bahu Alma.

Alma tersenyum getir. Menatap wajah Zahrin yang sama sekali tidak ada benci-benci nya dengan nya. Padahal banyak hal dia lakukan supaya pernikahan nya dengan Regi gagal, namun yang terjadi malah sebaliknya dan sekarang mereka bahagia dan memiliki dua anak kembar sekaligus laki-laki dan perempuan.

"Jika bukan karena papa, entahlah," jawab nya sederhana. Sembari mencuri pandang dari satu-persatu anggota keluarga kakak kelasnya yang jujur terlihat harmonis dan bahagia.

Mereka semua bertepuk tangan setelah kata sah sudah mengikat mama dan papa keduanya.

"Syukurlah kamu kembali pulang," ujar Zahrin.

Berbeda dengan Alma yang justru sedih, hatinya sakit dan luka nya kembali menganga bahkan semakin lebar tatkala harus berkali-kali ditempa ombak yang perlahan membawa nya ke tengah lautan dan terombang-ambing dalam kesendirian.

"Kita kesana dulu ya Al," pamit Zahrin yang menunjuk ke arah depan.

Alma mengangguk. Melihati punggung mereka menjauh dan semakin jauh. Hatinya kembali tercabik, sayatan luka baru dan luka lama nya menjadi satu. Perihnya jangan ditanya. Sakitnya seperti apa bahkan hampir dia tidak dapat merasakan nya. Saking sakit nya. Regi menolak nya tanpa kira-kira. Membuat Alma hancur sehancur-hancur nya. Apalagi melihat perlakuan manis Regi kepada Zahrin yang bertolak belakang dalam memperlakukan nya. Membuat Alma tak punya arti apa-apa hidup di dunia.

"Kalian, kalian selalu membuat ku sakit," gumam nya dengan menahan air mata supaya tidak tumpah, dengan tatapan yang belum dia putus dari Regi yang selalu memperlakukan Zahrin dengan begitu sangat manis.

"Akhirnya kamu pulang juga," ucap Akhyar yang berjalan menuju sisi Alma berdiri.

BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!