NovelToon NovelToon

The Man In The Novel Comes To Reality

Keluh Kesah Bahasa

———
Keterangan: ' * * ' ==> Apa yang dilakukan tokoh ' ( ) ' ==> Apa yang diucap tokoh dalam hati ' “ ” ' ==> Apa yang diucap tokoh
Selamat membaca! ✨
———
Triiiiing!
Bel istirahat berbunyi dengan bisingnya, memaksa gadis itu untuk berhenti dan beristirahat sejenak.
Selene
Selene
*Meregangkan pergelangan tangan
Selene
Selene
Akhirnya ... waktu istirahat!
“KELAS PALING BODOH DAN MEMALUKAN YANG SEHARUSNYA TIDAK PERNAH ADA!”
Selene
Selene
*Terkejut
Selene
Selene
Suara gaduh apa ini?
Selene
Selene
*Beranjak berdiri dari bangku dan berlari ke luar kelas
Elfan
Elfan
Jaga ucapanmu!
Arga
Arga
Kalian hanya anak-anak bodoh! Berani-beraninya ikut berkontribusi untuk festival sekolah!
Selene
Selene
HEI!
Selene
Selene
*Menghampiri
Selene
Selene
*Membelah kerumunan
Selene
Selene
KAMI BUKAN ANAK-ANAK BODOH!
Arga
Arga
Hahahaha! Lihat! Siapa kau berani menentang anak cowok!?
Selene
Selene
Lalu kau pikir aku takut?
“Waa ... berani sekali gadis itu.” “Kalau gadis itu masih menentang, nanti lama-lama jurusan bahasa bisa lenyap.” “Siapa gadis itu? Sombong sekali caranya berteriak keras begitu pada anak IPA!”
Elfan
Elfan
Selene, sudah ....
Elfan
Elfan
*Menarik perlahan pergelangan tangan Selene
Selene
Selene
Jangan jadi pengecut Elf!
Selene
Selene
*Menepis tangan Elfan
Arga
Arga
Lihat? Bukankah cowok itu pecundang?
Selene
Selene
Aku tidak mengerti tentang cara pikirmu, Arga
Selene
Selene
Jangan pikir karena kau ada di kalangan atas, kau bisa bersikap seenaknya pada orang lain!
Arga
Arga
Jika aku tidak menginginkanmu ada, maka kamu sudah tiada dari awal Selene sialan!
Selene
Selene
*Tersenyum kecut
Selene
Selene
Kita lihat saja di festival sekolah nanti!
Elfan
Elfan
Selene!
Selene
Selene
*Menengok ke arah Elfan dan membulatkan kedua mata
Selene
Selene
Hanya seorang pengecut yang akan mundur!
Arga
Arga
Kalau begitu akan kupastikan bahwa kau dan kelas terkutukmu itu yang akan menjadi pengecutnya!
Arga
Arga
Ayo pergi!
Keributan di koridor kelas resmi bubar sekarang. Hanya tersisa perang batin Selene yang bergemuruh.
Elfan
Elfan
Selene, kita perlu bicara.
Selene
Selene
Bicara apa? Toh semuanya sudah selesai, kok!
Selene
Selene
Kita tinggal perlu membuktikan kepada mereka bahwa kita bukan pengecu--
Elfan
Elfan
BODOH!
Selene
Selene
A-apa?
Elfan
Elfan
Kau yang bodoh!
Selene
Selene
Siapa kau berani bicara begitu padaku--
Elfan
Elfan
AKU KETUA KELASMU SELENE!
Elfan
Elfan
Aku berhak bicara dan aku berhak menggunjingmu!
Selene
Selene
Lalu ketua kelas mana yang mundur seperti pengecut, hah!? Katakan!
Elfan
Elfan
Pikirkan dengan logikamu Selene!
Elfan
Elfan
Tidak ada satupun guru yang akan memilih kita di acara festival sekolah!
Elfan
Elfan
Sekalipun kita menampilkan penampilan terbaik di depan mereka semua!
Elfan
Elfan
Kau tahu sejak awal, bukan? Tidak pernah ada yang memihak pada kelas kita!
Selene
Selene
*Meneguk salivan susah payah
Elfan
Elfan
Sudah berapa kali kuperingatkan padamu, jangan gegabah!
Selene
Selene
*Terkekeh
Selene
Selene
Kau pikir, karena aku bukan ketua kelas sepertimu ... aku tidak berhak bicara dan angkat suara?
Selene
Selene
Aku ... siswi yang berada di dalam satu jurusan yang terus direndahkan, digunjingkan, dinilai satu kelasnya berisi anak-anak bodoh, apa aku tak berhak untuk menepis semua ketidakbenaran itu?
Selene
Selene
Kalau kau terus membiarkan mereka bersikap seenaknya kepada kelas kita, itu berarti kau sama saja dengan membenarkan semua perlakuan dan perkataan mereka pada kelas kita!
Selene
Selene
Sekarang aku mau bertanya padamu, siapa yang bodoh sekarang?
Elfan
Elfan
Kau terlalu gegabah, Sel!
Selene
Selene
Bodoh!
Elfan
Elfan
Sehari saja, tidak bisakah mulutmu itu bisu dan bungkam saja!?
Selene
Selene
Aku tidak mengerti maksudmu menyuruhku begitu untuk apa
Selene
Selene
Ketua, iya. Hahaha, kendali kelas ada padamu, ya?
Selene
Selene
Baiklah kalau begitu, pak Ketua. Lagi pula, aku ini bisa apa?
Selene
Selene
Menunggu kelas bahasa ini lenyap dimakan waktu?
Elfan
Elfan
SELENE!
Selene
Selene
*Tersenyum kecut
Selene
Selene
*Mendekatkan langkahnya menuju Elfan
Selene
Selene
*Berjinjit
Selene
Selene
*Berbisik di telinga Elfan
Selene
Selene
Kalau begitu, tetaplah berusaha untuk mengokohkan kelas bahasa ini sendirian tanpa aku
Selene
Selene
*Berhenti berjinjit sampai telapak kaki menapak ke lantai
Selene
Selene
*Menepuk-nepuk sebelah bahu Elfan
Selene
Selene
Percuma juga ya aku bicara, waktuku untuk istirahat jadi terbuang sia-sia
Selene
Selene
*Pergi berlalu
———
Sekiranya ada sekolah yang mempertahankan jurusan bahasa dan ikut berkontribusi untuk jurusan itu. Ah ... rasanya tidak mungkin, pikir Selene.
Ia sudah tak selera, bahkan hanya untuk satu gigit roti.
Ia hanya bisa menghabiskan waktu istirahat dengan merenung sendirian di taman rahasia dekat sekolah.
Memikirkan keributan di koridor tadi sudah cukup membuatnya pusing, ditambah lagi dengan si Elfan yang menurutnya sangat tidak berani menepis semua gunjingan dan perlakuan seenaknya dari kelas jurusan lain.
Bodoh menurutnya kalau ia tidak bisa mempertahankan harga diri kelas yang selama ini ia idam-idamkan.
Selene
Selene
*Berdecak kesal
Selene
Selene
Kenapa aku jadi kepikiran semua perkataan Elf si ketua bodoh itu!?
Selene
Selene
Aku tahu, aku akui kalau aku bertindak gegabah!
Selene
Selene
Tetapi, seharusnya aku berpikir dari awal! Masalahnya kan aku belum membuat rancangan untuk festivalnya!
Selene
Selene
AH SIAL!
Selene
Selene
Tuhan, sekiranya Engkau mau membantuku gadis yang lemah ini ....
Selene
Selene
Setidaknya, wujudkanlah kemenangan untukku dalam melawan anak jurusan IPA si bedebah Arga itu!
Selene
Selene
Amin ....
Triiiiing!
Selene
Selene
Bel masuk, ya?
Sekilas, Selene melihat ke arah matahari terik di siang hari itu. Telapak tangannya menutupi kedua mata yang silau dibuat cahaya matahari. Namun, di balik telapak tangannya itu, jari-jari tangan membuat celah agar kedua matanya bisa melihat matahari.
Selene
Selene
Tuhan, aku percaya pada-Mu
Selene
Selene
Sungguh andainya Engkau bisa membuat keajaiban dalam kehidupanku, kalau begitu tolong buatlah keajaiban
Selene
Selene
Sinari jiwaku yang redup ini dengan cahaya terang-Mu
Selene
Selene
Buat aku teguh untuk masa depanku, ya?
Selene
Selene
*Tersenyum manis
———
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Baik, anak-anak. Kali ini Miss akan membuat kelompok belajar kecil.
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Karena di kelas ini jumlah siswanya adalah dua puluh satu orang, maka ada empat kelompok.
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Anggota yang ada di dalam kelompok, tiga kelompok lima orang anggota dan satu kelompok lagi enam orang.
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Pembagian anggota, ingin dipilih saja atau kalian sendiri yang pilih?
Siswa/Siswi
Siswa/Siswi
Pilih sendiri saja, Miss!
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Baik kalau begitu, silahkan bentuk kelompoknya.
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Terhitung dari ....
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Lima
Siswa/Siswi
Siswa/Siswi
*Panik mencari anggota kelompok
Dezia
Dezia
Elf! Bareng aku, yah!
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Empat
Elfan
Elfan
*Menatap ke arah Selene
Dezia
Dezia
Oi! Elfan!
Fara
Fara
Dez! Bareng aku aja!
Dezia
Dezia
Okei!
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Tiga
Selene
Selene
*Menengok ke arah Elfan
Elfan
Elfan
*Tangannya mengisyarakatkan untuk gabung jadi kelompoknya
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Dua
Selene
Selene
*Mata mendelik
Selene
Selene
*Melihat ke arah lain
Fara
Fara
*Menarik lengan Elfan
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Satu!
Elfan
Elfan
*Tersentak
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Apakah kelompoknya sudah selesai dibuat?
Elfan
Elfan
*Hendak mengangkat tangan kanan ke atas
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Iya, Elf?
Elfan
Elfan
Miss, Sel--
Selene
Selene
Miss, aku izin untuk mengerjakan sendiri
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
*Melihat ke arah Selene
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Loh? Selene? Kenapa?
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Gabunglah dengan yang lain, pilih salah satu dari empat kel--
Selene
Selene
Maaf, Miss. Tidak perlu. Aku bisa mengerjakannya sendiri
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Yang benar?
Selene
Selene
*Menggangguk
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Baiklah, Miss tidak bisa memaksa.
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Tapi, sungguh?
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Adakah kelompok yang ingin menambah satu anggota lagi?
Siswa/Siswi
Siswa/Siswi
TIDAAAAK!
Genta
Genta
Sudah cukup Selene membuat keributan dengan anak jurusan IPA! Jangan sampai dia merusak kerja kelompok kami, Miss!
Siswa/Siswi
Siswa/Siswi
“Betul kata Genta! Lagipula siapa juga yang mau menampung anggota yang sok angkuh dan sombong sepertinya?” “Gadis yang membuat masalah, aduuuh jangan sampai membuat masalah lagi deh!” “Sudahlah biarkan dia sendiri saja, Miss! Dia lebih pantas begitu!”
Selene
Selene
*Tersenyum kecut
Selene
Selene
Lagipula siapa juga yang ingin bekerja sama dengan kalian, anak-anak yang tidak bisa menjunjung harga diri?
Genta
Genta
Hei! Jaga ucapanmu itu!
Fara
Fara
*Diam membisu
Selene
Selene
*Merobek satu kertas yang ada di dalam buku
Dezia
Dezia
Be-benar kata Genta!
Selene
Selene
********-***** kertas
Dezia
Dezia
*Ragu
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Sebenarnya ada masalah apa dengan anak jurusan IPA?
Selene
Selene
*Melemparkan kertas pada Genta
Genta
Genta
Aw! Hei! Kenapa melempar kertas ini pada wajah berhargaku!?
Selene
Selene
Kalau begitu makan saja wajah berhargamu itu, payah!
Genta
Genta
*Kesal
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Selene!
Genta
Genta
*Beranjak dari tempat duduk dan tergesa-gesa menghampiri Selene
Genta
Genta
*Mengangkat sebelah tangan
Genta
Genta
*Melayangkan telapak tangan ke arah wajah Selene
Selene
Selene
*Matanya membulat sempurna
Selene
Selene
*Memejamkan mata
Tep!
Elfan
Elfan
*Menghentikan pergerakan tangan Genta dan mencengkram tangan Genta dengan kuat
Genta
Genta
A-aduh! Elf! Sakit Oi! Lepas!
Elfan
Elfan
JANGAN MACAM-MACAM!
Selene
Selene
*Membuka kelopak mata perlahan
Selene
Selene
(Elfan?)
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
SUDAH-SUDAH! HENTIKAN!
Elfan
Elfan
*Menepis kasar pergelangan tangan Genta
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Kalian ini, apa maksudnya berkata seperti itu pada Selene!
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Selene, kamu juga tidak boleh melemparkan kertas begitu pada Genta.
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Itu tindakan yang tidak baik dan tidak sopan.
Genta
Genta
*Terkekeh
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Dan kamu, Genta! Ikut Miss ke ruang kesiswaan!
Genta
Genta
*Panik
Genta
Genta
A-aku? Miss?
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
Memangnya siapa lagi Genta di kelas ini kalau bukan kamu!
Genta
Genta
*Menghembuskan nafas kesal
Mrs. Angeline
Mrs. Angeline
*Pergi meninggalkan kelas
Genta
Genta
*Ikut pergi
Elfan
Elfan
Jangan buat masalah lagi, Sel
Selene
Selene
*Tersenyum kecut
Selene
Selene
Masalah? Mereka yang jelas-jelas membuat masalah!
———
Mungkin hal yang paling menyayat menurut Selene adalah tak ada siapapun yang memihaknya.
Padahal sudah jelas bahwa ia memihak pada kebenaran.
Heran, mengapa mereka takut mengungkapkan kebenaran? Mengapa pula mereka takut untuk menepis hal-hal buruk yang dilakukan orang?
Selene
Selene
Cih! Dasar tidak punya harga diri!
Di dalam ruang pribadinya itu, hanya ia sendiri.
Hari mulai gelap, hujan rintik-rintik mulai membuat suara bising di atas genteng.
Selene
Selene
Huft, lagi-lagi hujan!
Selene
Selene
Ya Tuhan, bisa tidak jangan turunkan hujan? Aku takut ....
Selene
Selene
*Menyelimuti tubuh dengan selimut
DUAR!
Suara petir membuat Selene berteriak ketakutan.
Selene
Selene
AAAAAAAA
Selene
Selene
IBU AKU TAKUT!
Selene
Selene
IBU!
Selene
Selene
Hiks, ibu ....
Bulir bening ramai-ramai mengalir dari kedua manik matanya.
Hujan bisa menjadi ganas sampai-sampai suara petir ikut membuatnya hanyut teringat kejadian buruk di masa lalu.
———
Bersambung ....

Di balik Hujan dan Petir

———
13 tahun yang lalu ....
Liburan musim panas yang menyenangkan menurut gadis kecil itu adalah menghabiskan waktu bersama dengan kedua orang tuanya.
Fotografer
Fotografer
Katakan kejuuuuu!
“Cheeeseeee!”
NovelToon
Leil
Leil
Coba biar kulihat hasil fotonya
Fotografer
Fotografer
Oh, silahkan tuan. *Memperlihatkan layar kamera Coba lihat, bukankah hasil potretku ini bagus?
Leil
Leil
*Tersenyum senang
Leil
Leil
Bagus sekali!
Little Selene
Little Selene
Ah, ayah~
Little Selene
Little Selene
Liburan ini, aku ingin jalan-jalan!
Serena
Serena
*Tersenyum senang
Leil
Leil
Baiklah ....
Leil
Leil
Ayo kita jalan-jalan!
Little Selene
Little Selene
*Bersorak riang
Little Selene
Little Selene
YEAY!
Little Selene
Little Selene
*Berlari, pergi ke luar studio foto
Leil
Leil
*Menghampiri fotografer
Leil
Leil
Tolong simpan foto ini baik-baik, ya? Saya nanti akan kembali lagi ke sini
Fotografer
Fotografer
*Mengangkat kedua jempol
Fotografer
Fotografer
Baik, Tuan! Siap laksanakan!
Leil
Leil
*Menggenggam telapak tangan istrinya
Leil
Leil
Ayo, sayang
Serena
Serena
*Mengangguk
Menuju perjalanan ke suatu tempat yang entahlah ke mana kemudi itu akan berhenti, Selene dibuat takjub dengan pemandangan sekitar.
Alam hijau nan asri yang suasananya sejuk, tidak akan pernah sama dengan perkotaan yang panas dan penuh polusi pabrik.
Little Selene
Little Selene
Ayah! Kita mau ke mana, sih?
Leil
Leil
Ke suatu tempat di mana putri kecilku ini akan bermain-main sepuasnya!
Leil
Leil
*Melirik ke arah Serena
Leil
Leil
Coba tebak, kita akan sampai di mana sayang?
Serena
Serena
Hmmmm, di mana yah?
Sampai tak lama dari percakapan itu, mereka sampai di suatu tempat.
Seperti lapangan hijau yang luasnya tak berujung.
Mereka semua ke luar dari dalam mobil.
Leil
Leil
Lihat? Len suka, tidak?
Little Selene
Little Selene
*Mengangguk riang dan berlari sampai berputar-putar berulangkali
Serena
Serena
Len! Awas nanti pusing!
Leil
Leil
*Memegang sebelah bahu istrinya
Leil
Leil
Jangan terlalu khawatir, ya?
Serena
Serena
*Memegang jari-jemari suaminya
Serena
Serena
Baiklah, aku tidak akan mengkhawatirkan apapun lagi
Little Selene
Little Selene
Ibu! Ayah! Lihaaaaat! Ada ayunan!
Leil
Leil
Mau naik?
Little Selene
Little Selene
Iya!
Leil
Leil
*Menggendong Selene, berjalan menghampiri ayunan dan mendudukkan Selene di pangkuannya
Serena
Serena
*Mencari sesuatu di dalam tas
Serena
Serena
*Menghampiri
Serena
Serena
Ayo, berfoto! Kita harus mengabadikan setiap momen!
Little Selene
Little Selene
*Bergerak turun dari pangkuan Leil dan berdiri di samping Serena
Serena
Serena
Senyum Ayah, Selene ....
Serena
Serena
Cis, kacang bun--
“Ciiiiiiissss!”
NovelToon
Leil
Leil
Aduh, rasanya aku tidak kuat melihat dua bidadari ini di hadapanku
Leil
Leil
Aaahh, terlalu silau rasanya. Saking cantik dan manisnya!
Leil
Leil
*Menutup wajah dengan kedua telapak tangan
Serena
Serena
*Terkekeh geli
Little Selene
Little Selene
Hihihi! Ayah ini!
Little Selene
Little Selene
Kalau kata Len, ayah lebih mirip super hero!
Leil
Leil
Oh, ya? Super hero? Contohnya siapa?
Little Selene
Little Selene
Eemmmm, super man!
Leil
Leil
*Tertawa terbahak-bahak
Leil
Leil
Kalau begitu, ayah akan membawamu ke angkasa!
Leil
Leil
*Menggendong Selene naik ke punggungnya
Leil
Leil
Kita terbang dan siap menyelamatkan bumiiiii!
Leil
Leil
Syiuuuuuuu~
Leil
Leil
*Berlari ke sana kemari sambil menggendong Selene
Little Selene
Little Selene
Horeee! Ayo kita selamatkan bumi, ayah!
Little Selene
Little Selene
*Tertawa riang
Serena
Serena
*Tersenyum dan terkekeh kecil
Serena
Serena
*Duduk di atas ayunan
Leil
Leil
*Melihat sekilas ke arah Serena
Little Selene
Little Selene
Super Man, kenapa berhenti?
Leil
Leil
Eh? Tuan putri, apakah kita kehilangan seseorang?
Little Selene
Little Selene
Hmmm, seseorang?
Little Selene
Little Selene
*Melihat ke arah ibunya
Little Selene
Little Selene
Oh iyah!
Leil
Leil
Kita kehilangan Ratu!
Little Selene
Little Selene
Oh tidak! Apa yang harus kita lakukan!?
Leil
Leil
Ayo terbang melesat dan mencarinya ke seluruh penjuru angkasa!
Leil
Leil
Syiuuuuuu~
Leil
Leil
*Berlari lagi
Serena
Serena
Ya ampun, hahahaha. Kalian ini ada-ada saja.
Sampai tak terasa waktu berjalan semakin larut.
Mereka kembali ke perkotaan, tempat di mana mereka menemukan cinta satu sama lain.
Pekerjaan mendadak adalah hal yang tak pernah disukai oleh Leil. Ia terpaksa pergi lebih dahulu meninggalkan anak dan istrinya sambil memberikan peringatan pada supir pribadinya untuk mengantarkan mereka ke rumah dengan aman.
Saat keduanya persis pulang ke rumah, mereka baru saja ingat kalau Leil bertambah umur hari itu.
Tanpa basa-basi, Serena segera membuat kejutan untuk suaminya dibantu oleh Selene yang penuh semangat.
Padahal sudah tepat jam tengah malam ....
Tetapi, Leil belum memunculkan batang hidungnya juga.
Meski kedua mata Selene sudah nampak kelelahan dan ingin segera pergi tidur, pada kenyataannya gadis itu masih mencoba untuk membuka kedua matanya tetap terjaga.
Serena
Serena
Len, sudah mengantuk ya?
Serena
Serena
Mau tidur sekarang?
Little Selene
Little Selene
*Menggelengkan kepala
Little Selene
Little Selene
Ibu, ayo tunggu sampai ayah pulang ke rumah
Serena
Serena
Hmm, baiklah. Tapi kalau Len sudah benar-benar tidak tahan lagi, bilang pada ibu ya?
Ting ... tong ....
Bel rumah berbunyi
Semua lampu mati. Leil pikir mungkin Selene dan Serena sudah tidur, hanya saja Serena lupa tidak mengunci pintu.
Di balik kegelapan, ada cahaya remang-remang dari dapur yang Leil lihat.
Leil
Leil
*Alisnya berkerut heran
Leil
Leil
*Menghampiri
Tep! Lampu menyala
Serena
Serena
Selamat ulang tahun, suamiku!
Little Selene
Little Selene
Selamat ulang tahun ayah!
Leil
Leil
*Terkejut
Leil
Leil
*Tersenyum bahagia
Leil
Leil
Terima kasih dua bidadariku
Leil
Leil
*Duduk di tengah keduanya
NovelToon
Little Selene
Little Selene
Ayo buat permohonan dan tiup lilinnya, Yah!
Leil
Leil
Baik, akan kulakukan
Leil
Leil
*Menautkan jari-jemarinya
Leil
Leil
Baik, sudah~
Serena
Serena
Ayo, tiup lilinnya!
Leil
Leil
*Meniup lilin sampai apinya padam
Little Selene
Little Selene
Yeay!
Little Selene
Little Selene
*Bertepuk tangan
Dalam kehidupan, roda peristiwa selalu berputar.
Maka dari itu, dalam kehidupan seseorang pasti akan mengalami dan pada akhirnya mempunyai pengalaman tersendiri.
Jika roda peristiwa terus berputar, mungkinkah kebahagiaan keluarga kecil mereka akan selalu indah seperti ini?
Siapa yang tahu?
———
Di suatu malam ....
Angin dingin berhembus kencang melewati celah jendela yang terbuka.
Hujan deras disertai petir di luar sukses membuat gadis itu meringkuk takut di pangkuan ibunya.
Serena
Serena
*Membelai puncak kepala Selene
Serena
Serena
Tidak bisa tidur, hm?
Little Selene
Little Selene
*Menggangguk
Little Selene
Little Selene
*Terisak-isak
Little Selene
Little Selene
A-ayah ka-kapan pul-ang?
Serena
Serena
*Menghapus air mata Selene yang terus berlinang
Serena
Serena
Sebentar lagi, ayah pasti pulang oke?
Tep!
Little Selene
Little Selene
AAAAAAAAA
Serena
Serena
*Terkejut
Mati lampu
Little Selene
Little Selene
Hiks ....
Little Selene
Little Selene
Ibu, Len takut
Serena
Serena
Stttttt ....
Serena
Serena
Jangan takut Len, bunda ada di sini
Serena
Serena
Kalau ibu terus diam di sini, nanti listriknya gak akan nyala-nyala
Serena
Serena
Sebentar, yah?
Serena
Serena
*Berdiri
Little Selene
Little Selene
*Menarik baju bawah ibunya
Serena
Serena
Ibu ambil senter dulu, ya?
Little Selene
Little Selene
*Melepas tarikan
Little Selene
Little Selene
*Mengangguk ragu
Serena
Serena
*Berjalan perlahan
Serena
Serena
*Meraba-raba sekitar dengan tangannya
Serena
Serena
*Menemukan nakas dan membukanya
Tlek!
Senter menyala
Serena
Serena
Dapat!
Little Selene
Little Selene
*Tersenyum sambil menghapus air mata
Serena
Serena
Ini
Serena
Serena
*Memberikan senter
Serena
Serena
Pegang, ya. Ibu mau periksa dulu ke bawah, semoga saja nanti listriknya menyala lagi.
Little Selene
Little Selene
*Menggeleng dan bibirnya mencibik
Serena
Serena
*Berjongkok dan membelai puncak kepala Selene
Serena
Serena
Jadi anak baik, ya?
DOR!
Suara peluru pistol yang lolos dari pistolnya
Serena
Serena
*Terkejut
Little Selene
Little Selene
*Menutup telinga
Little Selene
Little Selene
I-ibu, hiks ....
Serena
Serena
*Menaruh jari telunjuk di bibir putrinya
Serena
Serena
*Mengecilkan suara bicaranya
Serena
Serena
Jangan berisik ....
Serena
Serena
Diam di sini, jangan ke mana-mana. Mengerti?
Little Selene
Little Selene
*Mengulum bibir
Little Selene
Little Selene
*Mengangguk
Serena
Serena
*Beranjak pergi ke luar kamar
Serena
Serena
*Mengunci pintu kamar
“SERENA! KELUAR!”
Suara seorang pria berteriak kencang memanggil ibu Selene
DUAR!
Petir di luar bergemuruh
Serena
Serena
*Menengok ke lantai bawah
Serena
Serena
KAU MENCARIKU?
Seorang pria misterius yang berada di lantai bawah mendongak ke lantai atas.
“YA! AKU MENCARIMU!” seru pria itu sambil menodongkan pistol yang dibawanya pada Serena, ibu Selene.
———
DOR! DOR! DOR!
Suara pistol ditembak secara brutal dalam tempo cepat.
Little Selene
Little Selene
*Ketakutan
Little Selene
Little Selene
*Menangis terisak-isak
Little Selene
Little Selene
*Memeluk lutut dan menenggelamkan wajahnya ke bawah
Little Selene
Little Selene
Hiks ... ibu ....
Little Selene
Little Selene
*Mencoba melihat ke arah pintu kamar
Little Selene
Little Selene
I-ibu ....
Little Selene
Little Selene
*Menghapus air mata yang berlinang
Cklek! Cklek!
Kenop pintu berusaha diputar beberapakali, tapi nihil Selene tidak bisa membukanya.
Little Selene
Little Selene
*Menerangi sekitar dengan senter yang dipegang
Little Selene
Little Selene
*Mendekat ke arah nakas
Little Selene
Little Selene
(Kunci duplikat? Ayah kan pernah bilang?)
Little Selene
Little Selene
*Berlari ke arah nakas
Little Selene
Little Selene
*Membuka satu persatu
Kedua mata Selene berbinar, ia berhasil menemukan kunci duplikat yang pernah sang ayah katakan padanya.
Little Selene
Little Selene
*Berlari ke arah pintu dan membukanya
Little Selene
Little Selene
*Berlari pelan ke luar kamar
Little Selene
Little Selene
Ibu?
Little Selene
Little Selene
EMH!
Seseorang tepat membekap Selene dari belakang.
Gadis kecil itu hampir saja berteriak.
Saat seseorang yang berada di belakang Selene mulai menghadapkan diri ke arahnya, Selene barulah merasa bahwa ia sedang tidak berada dalam bahaya siapapun.
Serena
Serena
Sttttttttt ....
Little Selene
Little Selene
*Mengecilkan suara bicara
Little Selene
Little Selene
I-ibu?
“SERENA! TUNGGU SAMPAI AKU MENEMUKANMU!”
Serena
Serena
*Terkejut
Little Selene
Little Selene
*Tersentak kaget
Pria misterius itu menaiki tangga sampai pandangnya menemukan Selene dan Serena.
Serena
Serena
*Bergegas memangku Selene
Serena
Serena
*Berlari menjauh
Little Selene
Little Selene
*Takut
Di seluruh bagian rumah yang hampir dilewati oleh Serena dan Selene, hanya tinggal dapur yang tersisa.
Serena
Serena
*Menurunkan Selene dari pangkuannya
Serena
Serena
*Menunjuk ke arah lemari dapur
Serena
Serena
*Menaruh jari telunjuk di bibirnya
Serena menyuruh Selene pergi untuk bersembunyi sementara waktu.
Sampai akhirnya pria misterius itu menemukan Serena yang sekujur tubuhnya dipenuhi keringat dingin.
“Lari ke mana lagi, hm?”
Serena
Serena
*Meneguk salivannya susah payah
Serena
Serena
Apa yang kau mau dariku!?
Pria itu tersenyum picik lalu dengan perlahan menodongkan pistol miliknya ke arah Serena.
“Sederhana saja ....”
“.... aku ingin melihatmu mati di depanku.”
TRAP! TRAP! TRAP! Suara langkah seseorang yang cepat menuju ke arah dapur.
Leil
Leil
*Menjatuhkan pistol yang ditodong ke arah istrinya
“SIALAN!” seru pria tersebut yang kemudian melayangkan satu tinjunya.
Leil
Leil
*Menghindari tinju
Leil
Leil
*Menangkis serangan dan melayangkan tinjunya pada pria misterius
“Akh!” ringis pria itu saat dirinya jatuh ke bawah lantai.
Leil
Leil
*Bergegas menghampiri Serena dan memeluknya
Leil
Leil
*Cemas K-kau baik-baik saja???
Serena
Serena
*Mengangguk
Mereka berdua pikir pria jahat itu sudah menyerah. Tanpa mereka berdua sadari, pria itu dengan sebelah tangannya hendak meraih pistol yang berada tak jauh dari tempatnya jatuh.
Little Selene
Little Selene
AYAAAAAAH!
Little Selene
Little Selene
*Ke luar dari dalam lemari
Selene yang berlari ke arah ibu dan ayahnya, Leil yang fokusnya pada Selene, dan pria misterius itu yang hendak menodongkan pistolnya pada Selene yang sedang berlari menuju Leil.
Serena
Serena
AWAS!
Serena
Serena
*Berlari menuju ke arah Selene
Serena
Serena
*Merentangkan kedua tangannya
Serena
Serena
*Melindungi Selene di belakang punggungnya
DOR!
Leil
Leil
*Kedua mata membulat sempurna
Leil
Leil
SERENA!
Serena
Serena
*Kedua mata membulat sempurna
Serena
Serena
*Memegang bagian tubuh yang terkena tembakan pistol
Serena
Serena
*Menutup kedua mata
Bruk!
Little Selene
Little Selene
IBUUUUUU!
Leil
Leil
*Menangkap tubuh Serena
Serena perlahan membuka kedua mata. Samar-samar yang ia lihat adalah Leil dan Selene yang sama-sama menangis menatapnya.
Leil
Leil
BERTAHANLAH! AKU AKAN MEMANGGIL AMBULAN, SAYANG!
Leil
Leil
*Panik
Serena
Serena
*Perlahan meraih sebelah pipi Leil
Serena
Serena
*Mengusap perlahan
Serena
Serena
*Tersenyum
Leil
Leil
*Menyahut sentuhan hangat dari Serena
Leil
Leil
Kumohon bertahanlah, untuk cinta kita, ya?
Leil
Leil
*Menyatukan kening dan hidungnya ke kening dan hidung Serena
Leil
Leil
*Terisak-isak
Little Selene
Little Selene
Hiks ... ibu ....
Serena
Serena
Len, sayang ....
Serena
Serena
Ja-ngan men-nangis ....
Serena
Serena
*Satu tangannya lagi meraih pipi Selene
Serena
Serena
*Mengusap dengan hangat
Leil mencoba untuk menguatkan hatinya, Serena mencoba untuk bertahan melewati maut dan Selene mencoba untuk menepis semua bulir bening yang berlinang dari manik matanya.
Serena
Serena
A-aku ....
Serena
Serena
.... mencintaimu.
Serena
Serena
*Menatap dalam ke arah Leil
Serena
Serena
*Beralih melirik Selene
Serena
Serena
Selene ....
Little Selene
Little Selene
Hiks, ibu ....
Serena
Serena
Terima kasih telah hadir dalam hidupku, sayang.
Serena
Serena
Dewi bulanku yang bersinar paling terang di kegelapan malam.
Serena
Serena
Jaga dirimu baik-baik, ya?
Serena
Serena
Ibu ....
Serena
Serena
.... menyayangimu
Telapak tangan yang jatuh begitu saja, menyisakan bercak darah di pipi Selene.
Little Selene
Little Selene
IBUUUUUU!
Apalagi yang bisa membuatnya lebih ketakutan dari ini?
Ia melihat langsung peristiwa sadis yang membunuh ibunya.
Dan ibunya terkujur lemas hingga menghembuskan napas terakhirnya.
Peristiwa paling mengerikan di gelapnya malam dan ganasnya hujan disertai guntur petir.
Gadis kecil itu berteriak keras membuat penolakan dan mengalihkan semua yang tadi ia lihat ....
.... hanyalah mimpi semata.
Mimpi buruk.
———
Bersambung ....

Sakit

———
Selene yang meringkuk di atas kasurnya mulai menggeliat dan menggosok-gosok kedua kelopak matanya.
Selene
Selene
*Menguap
Selene
Selene
*Duduk
Selene
Selene
*Mengerjapkan mata
Selene
Selene
Mimpi buruk lagi
Prang!
Suara gaduh berasal dari arah dapur.
Selene
Selene
*Terkejut
Selene
Selene
*Bersegera menghampiri dapur
Alangkah terkejutnya Selene ketika ia menemukan seorang pria tinggi yang mengacak-acak dapurnya.
Selene
Selene
E-eh!?
Selene
Selene
*Mengambil sapu yang berada di sudut ruang
Selene
Selene
*Bersiap memukul dari belakang
Selene
Selene
CIAH! MATI LO!
Pria itu berbalik tepat saat Selene hendak memukulnya.
Leil
Leil
EH!
Leil
Leil
SELENE!
Leil
Leil
Kamu ini apa-apaan!?
Selene
Selene
E-eh? Ayah?
Selene
Selene
Sejak kapan?
Leil
Leil
*Menunjuk-nunjuk kening Selene
Leil
Leil
Sejak semua tubuhmu itu panas!
Selene
Selene
*Kikuk
Selene
Selene
*Memegang kening
Selene
Selene
Oh?
Selene
Selene
Aku sakit?
Leil
Leil
*Menepuk jidatnya
Selene
Selene
Lagian kalau aku sakit, aku bisa urus sendiri, kenapa ayah malah datang ke sini?
Leil
Leil
Terus buat apa kamu telepon ayah tengah malam, hm?
Selene
Selene
E-eh!? Kapan!?
Leil
Leil
*Mendengus kesal
Leil
Leil
Kayaknya kamu gak sadar, ya?
Selene
Selene
Haaaah?
Flash Back
Sebelum itu ....
Selene yang masih meracau tak jelas mulai meraba-raba nakas di sampingnya.
Setelah berhasil menggenggam benda pipih persegi panjang itu, tanpa ia sadari ia mulai memencet telepon ke sembarang nomor di kontaknya.
— In Call —
Elfan
Elfan
Sel?
Elfan
Elfan
Ada apa tengah malam begini?
Selene
Selene
Lo ... hahaha
Selene
Selene
Dasar ketua kelas pengecut!
Elfan
Elfan
Sel!? Kan kamu udah janji gak akan ngomong 'lo' 'gue' lagi? Kok bilang gitu lagi?
Elfan
Elfan
Sel?
Selene
Selene
Berhenti manggil gue 'Sel'! Dasar sokab! Ketua kelas bodoh!
Pip!
— Call Ended —
DUAR!
Suara petir di luar sana terdengar jelas sampai-sampai membuat Selene menutup kedua telinganya.
Ponsel yang dipegangnya terlempar ke bawah lantai.
Selene
Selene
Hiks ... ibu ....
Mencoba untuk mengumpulkan keberaniannya, Selene turun dari kasur lalu dengan secepat kilat mengambil ponselnya yang sempat terjatuh.
Dengan bermodalkan pandangannya yang nanar, ia mengetik dengan susah payah 'Ayah'.
Drrrrrrtttt ....
Drrrrrrtttt ....
Drrrrrrtttt ....
“Maaf, nomor yang ada tuju tidak dapat dihubungi. Cobalah untuk beberapa saat lagi”.
Selene
Selene
*Meringis nyeri
Selene
Selene
*Memegang perutnya
Selene
Selene
*Perlahan menutup mata
Flash Back Finish
Selene baru saja mengingat kejadian absurd nya semalam.
Leil
Leil
Inget apa yang kamu lakuin semalam?
Selene
Selene
*Menggaruk tengkuknya yang tak gatal
Selene
Selene
*Mengangguk mengiyakan
Selene
Selene
(Syukurlah gue gak sampai salah pencet kontak di hape gue)
Selene
Selene
(Kalau gue bilang kayak gitu ke guru kan bisa-bisa gue ditendang dari sekolah)
Leil
Leil
Ayah kira kamu minum-minum
Leil
Leil
Syukurlah enggak
Leil
Leil
Kamu tahu, kan? Ayah khawatir sama kamu?
Selene
Selene
Hm
Leil
Leil
Duduk di kursi, sana
Selene
Selene
Ayah lagi apa sih?
Selene
Selene
Tadi Len kira pencuri
Leil
Leil
Hush!
Leil
Leil
Pencuri apanya?
Leil
Leil
Tadi itu panci gak sengaja jatuh
Selene
Selene
Oh
Selene
Selene
*Melangkah pergi menuju meja makan
Leil
Leil
Lagian kamu ini, anak gadis kok barang-barang dapur dibiarkan sampai berdebu
Selene
Selene
*Duduk di kursi
Selene
Selene
Lagian buat apa juga aku memaksakan diri?
Leil
Leil
Kalau gitu, belajarlah sedikit demi sedikit, Len
Selene
Selene
Ah! Pokoknya masak itu gak seru, Yah!
Leil
Leil
Kamu ini belum mencoba, kenapa bilang gak seru?
Selene
Selene
Ck!
Selene
Selene
Sudahlah
Selene
Selene
Ayah ini cowok, tapi kenapa cerewet kayak cewek sih!?
Selene
Selene
Berisik
Leil
Leil
*Menatap tajam Selene, sebelah tangannya berkecak pinggang
Leil
Leil
Hah? Sini! Bilang sekali lagi!
Leil
Leil
*Menghampiri Selene
Leil
Leil
*Menyentil kening Selene
Selene
Selene
AW! AYAH!
Leil
Leil
Berisik
Selene
Selene
*Cemberut sambil mengusap-usap keningnya
Ting ... tong ....
Selene
Selene
Ck, siapa sih!? Datang pagi-pagi gini? Ngerusak mood ku aja!
Leil
Leil
Berhenti ngeluh. Bukain aja pintunya, Len
Dengan langkah malasnya, Selene terpaksa pergi ke arah pintu utama untuk membukakannya.
Ting ... tong ....
Selene
Selene
*Memutar kenop
Selene
Selene
*Membuka pintu
Selene
Selene
Siapa sih!? Berisi--
NovelToon
Selene
Selene
*Mengernyitkan kening
Selene
Selene
(Siapa?)
???
???
O-oh?
Selene
Selene
*Kikuk
???
???
Halo
Selene
Selene
*Ketus
Selene
Selene
Ck siapa sih, gak kenal juga!
Selene
Selene
*Bergerak menutup pintu
???
???
E-eh! Tunggu!
???
???
*Mencegah Selene menutup pintu
Selene
Selene
Ck
Selene
Selene
*Menghentikan
Selene
Selene
*Ketus
Selene
Selene
Siapa?
Selene
Selene
*Melipat kedua tangan di dadanya
???
???
*Menunduk
???
???
Emm, om Lein?
Selene
Selene
*Bingung
Leil
Leil
Eh? Nak? Masuk sini
Selene
Selene
*Menengok ke arah ayahnya
Selene
Selene
Yah? Ini siapa?
Selene
Selene
*Mundur membiarkan masuk
???
???
*Masuk ke dalam rumah
???
???
*Membungkuk sopan kepada Selene
Selene
Selene
(Sopan banget ni cowok)
???
???
*Menghampiri Leil
Leil
Leil
*Tersenyum senang
???
???
Selamat pagi, Om
Leil
Leil
Pagi, Gantara
Leil
Leil
Terima kasih, yah sudah datang
Gantara
Gantara
Hehe, iya Om
Leil
Leil
Aduh, maaf yah Nak
Leil
Leil
Anak om ini memang--
Selene
Selene
*Ketus
Selene
Selene
Memang apa!?
Leil
Leil
*Menelan ludah susah payah
Leil
Leil
*Gugup
Gantara
Gantara
*Berbalik melihat Selene
Gantara
Gantara
Memang cantik
Selene
Selene
*Membulatkan mata terkejut
Selene
Selene
(Hah? Maksudnya apaan, sih!?)
Selene
Selene
*Kikuk
Gantara
Gantara
*Tersenyum manis
Selene
Selene
*Ilfeel
Selene
Selene
Ck!
Selene
Selene
Mur*h*n
Leil
Leil
*Terkejut
Leil
Leil
*Membulatkan kedua mata
Leil
Leil
SELENE!
Selene
Selene
*Tidak peduli
Selene
Selene
*Pergi ke dalam kamar
Leil
Leil
Maaf, ya Gantara
Gantara
Gantara
*Berbalik menatap Leil
Gantara
Gantara
*Tersenyum malu
Gantara
Gantara
Gak apa-apa, Om
Di dalam kamar
Selene
Selene
*Merebahkan tubuh di atas kasur
Selene
Selene
*Duduk dari berbaring
Selene
Selene
*Melihat ke arah cermin
Selene
Selene
Cantik, cantik! Apanya yang cantik, sih!? Dasar anak cowok lembek!
Selene
Selene
*Meraba rambutnya yang nampak acak-acakan
Selene
Selene
Kenapa rambut aku kayak singa? Ish! Rambut kek singa gini dibilang cantik!? Sialan tu cowok!
Tring!
Ada suara notifikasi masuk dari ponselnya.
Selene
Selene
*Mengambil ponselnya di atas nakas
— In Room Chat —
Fara
Fara
Selene
Selene
Selene
Apa
Fara
Fara
Hari ini kamu sakit, ya?
Selene
Selene
Apa sih, orang mau ke sekolah juga
Fara
Fara
Ke sekolah?
Fara
Fara
Ini udah jam 8 Sel
Selene
Selene
HAH?
— Room Chat Ended —
Selene
Selene
*Melihat jam weker di atas nakas
Selene
Selene
SIAL!
Selene
Selene
*Beranjak pergi ke dapur
Selene
Selene
AYAH!
Leil
Leil
*Terkejut
Leil
Leil
Apa!? Kamu ini gak sopan banget teriak-teriak gitu!
Selene
Selene
Kenapa gak bangunin Len!?
Selene
Selene
*Mengacak-acak rambut frustasi
Leil
Leil
Kamu kan sakit
Leil
Leil
Ayah udah kasih tahu ke gurumu juga, kok
Leil
Leil
Kamu mending istirahat, Len
Selene
Selene
*Menghembuskan nafas kesal
Selene
Selene
Hari ini ada kegiatan nentuin persiapan festival, Yah!
Leil
Leil
Ya terus?
Selene
Selene
Kalau aku gak dateng nanti semuanya kacau!
Selene
Selene
*Berlari ke dalam kamar dan bersiap-siap
Leil
Leil
*Menggaruk tengkuknya yang tak gatal
Leil
Leil
Suruh siapa tidurmu kayak kerbau!?
Gantara
Gantara
*Terkekeh kecil
Gantara
Gantara
Susah dibangunin, Om?
Leil
Leil
*Melihat ke arah Gantara yang sedang duduk di sofa
Leil
Leil
Iyah
Leil
Leil
Kamu, lain kali sering-sering lah main ke sini, ya
Leil
Leil
Jujur Om sudah lelah dengan tingkahnya ini
Leil
Leil
Siapa tahu kalau kamu yang bangunin, dia bisa bangun
Gantara
Gantara
*Terkekeh
Beberapa saat kemudian, Selene yang sudah siap langsung menghampiri ayahnya yang berada di ruang makan.
Selene
Selene
*Melihat Gantara yang berada di dapurnya
Selene
Selene
*Mengernyitkan alis
Selene
Selene
Heh!
Gantara
Gantara
*Menengok ke arah Selene
Selene
Selene
Ngapain lo di dapur gue!?
Leil
Leil
Hush! Len! Gak boleh gitu!
Selene
Selene
Jangan sampai dapur gue rusak gara-gara lo!
Leil
Leil
SELENE!
Selene
Selene
Yah, aku berangkat dulu
Leil
Leil
Ck! Gak, gak, gak!
Leil
Leil
Kamu masih sakit, Len. Pokoknya gak mau tau. Kamu harus istira--
Selene
Selene
Plis, Yah!
Selene
Selene
*Memohon
Leil
Leil
Ayah bilang gak, ya enggak!
Leil
Leil
Ngerti gak!?
Selene
Selene
Ck! Ayah!
Selene
Selene
Masa mau bikin rencana putrimu ini hancur!?
Leil
Leil
Festival sekolah bisa nanti lagi!
Leil
Leil
Sekarang pokoknya istirahat!
Persamaan ayah dan anak ini adalah ....
.... sikap keras kepala.
Leil
Leil
Gak nurut!?
Selene
Selene
Ayah!
Selene
Selene
Ayah gak kasih izin, yaudah!
Selene
Selene
Len berangkat aja!
Selene
Selene
*Pergi menuju pintu utama
Leil
Leil
*Menarik lengan Selene
Leil
Leil
*Menggendong Selene seperti karung beras
Selene
Selene
AYAH! TURUNIN!
Selene
Selene
*Memukul-mukul punggung ayahnya
Leil
Leil
Anggap saja ini hukuman karena kamu gak pernah mau menurut sama ayah!
Selene
Selene
AYAAAAAAH! TURUNIN!
Gantara
Gantara
*Kikuk
Gantara
Gantara
*Menggeleng-gelengkan kepala
Gantara
Gantara
(Ada-ada saja)
Di dalam kamar
Leil
Leil
*Mendudukkan Selene di atas kasur
Selene
Selene
*Ketus dan kesal
Selene
Selene
Ayah bisa gak sih, dukung aku!?
Leil
Leil
Bisa!
Selene
Selene
Ya terus kenapa malah halangin aku!?
Leil
Leil
*Menghembuskan nafas kesal
Leil
Leil
Selene, kesayangannya ayah ....
Selene
Selene
Apa sih!? Lebay!
Leil
Leil
*Berjongkok di bawah lantai
Leil
Leil
*Menatap sendu Selene
Leil
Leil
Ayah gak mau kamu sakit kayak gini, sayang
Leil
Leil
Sekarang, cuman kamu yang ayah punya
Leil
Leil
*Membelai puncak kepala Selene
Selene
Selene
*Diam tak bersuara
Leil
Leil
Kamu tahu? Dunia ayah hancur rasanya lihat kamu sakit
Selene
Selene
*Menepis tangan Leil yang membelai puncak kepalanya
Selene
Selene
Apa sih, Yah!? Len baik-baik aja!
Leil
Leil
*Menghembuskan nafas pasrah
Leil
Leil
Memang kelihatannya gak ada yang sakit
Leil
Leil
Kamu saja yang gak ngerasain, Len
Selene
Selene
Ck! Ayah ngomong apa sih!?
Leil
Leil
Tuh kan
Leil
Leil
Masuk telinga kanan
Leil
Leil
.... keluar telinga kiri
Selene
Selene
*Berdecak kesal
Leil
Leil
*Memegang kedua pundak Selene
Leil
Leil
Nak
Leil
Leil
Kamu harus tahu satu hal
Selene
Selene
*Beralih menatap ayahnya
Leil
Leil
Ibu ....
Selene
Selene
*Diam dan fokus menatap ayahnya
Leil
Leil
Gak pengen kamu tertembak hari itu
Leil
Leil
Ibu gak pengen kamu sakit, sayang
Selene
Selene
*Manik mata berkaca-kaca
Selene
Selene
I-ibu?
Leil
Leil
*Mengangguk
Selene
Selene
*Meneteskan air mata
Leil
Leil
*Membelai puncak kepala Selene
Leil
Leil
Sekarang kamu harus hidup dengan baik dan jangan sakit
Leil
Leil
Ibu sayang kamu, Len
Selene
Selene
*Sesak
Selene
Selene
*Terisak
Selene
Selene
Hiks ... ibu ....
Selene
Selene
*Tangis pecah
Leil
Leil
*Memeluk erat Selene dan mengusap-usap punggung putrinya yang bergetar hebat
Selene
Selene
Ayah ... maafin Selene
Leil
Leil
*Mengangguk-angguk
Gantara
Gantara
*Melihat semuanya dari pintu kamar yang terbuka lebar
Gantara
Gantara
(Ternyata gadis yang begitu kasar punya sisi lembut yang tak semua orang tahu, ya)
Gantara
Gantara
*Mengetuk pintu
Tok ... tok ... tok ....
Leil
Leil
*Melepas peluk
Selene
Selene
*Melihat ke arah pintu
Leil
Leil
Eh? Gantara?
Selene
Selene
*Berbalik memunggungi Gantara
Selene
Selene
*Segera menghapus air mata
Gantara
Gantara
Maaf mengganggu, Om
Gantara
Gantara
Ini, Gantara sudah buatkan bubur buat Selene
Leil
Leil
Waduh? Kamu repot-repot begini, maaf ya Gantara
Gantara
Gantara
*Tersenyum
Gantara
Gantara
Gak apa-apa Om, lagipula Gantara suka masak di rumah bantuin bunda
Gantara
Gantara
Jadi, Gantara seneng kalau bisa masak juga buat Selene
Leil
Leil
*Menepuk sebelah bahu Selene
Leil
Leil
Tuh! Lihat!
Leil
Leil
Anak cowok bisa masak, masa kamu yang anak gadis gak bisa?
Selene
Selene
*Mulai berbalik menghadap Gantara dan Leil
Selene
Selene
Bi-bisa, k-kok
Selene
Selene
*Masih terisak-isak
Gantara
Gantara
(Lucu)
Gantara
Gantara
*Menunduk, tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala
Leil
Leil
Bisa? Boleh~ nanti Gantara yang mengajarkanmu, yaaa
Selene
Selene
E-eh?
Leil
Leil
*Terkekeh kecil
Gantara
Gantara
*Tersenyum
Gantara
Gantara
*Memberikan semangkuk bubur pada Leil
Gantara
Gantara
Ini, Om buburnya
Gantara
Gantara
Dimakan ya Selene, keburu dingin
Selene
Selene
*Kikuk
Selene
Selene
(Apasih ni cowok sok caper banget!?)
Leil
Leil
*Mengambil semangkuk bubur dari Gantara
Leil
Leil
Makasih banyak, ya Gantara
Gantara
Gantara
Sama-sama, Om
Leil
Leil
*Menatap ke arah Selene
Leil
Leil
Ini, dimakan
Leil
Leil
Mau ayah suapin atau mau Gantara yang suapin?
Selene
Selene
AYAH! APAAN SIH!?
Leil
Leil
*Tertawa terbahak-bahak
Gantara
Gantara
*Terkekeh kecil
Selene
Selene
Sini ah buburnya!
Selene
Selene
*Merebut mangkuk bubur dari ayahnya
Selene
Selene
*Ketus
Selene
Selene
Mending aku suap sendiri aja!
Selene
Selene
*Hampir memakan se sendok bubur
Leil
Leil
Eits!
Selene
Selene
*Berhenti
Selene
Selene
Ck! Apasih, Yah?
Leil
Leil
Kamu ini, udah dibikinin bubur masa gak bilang makasih?
Selene
Selene
Ayah kan tadi udah bilang ke si lebay itu
Gantara
Gantara
(Hahaha, ternyata sikapnya yang lemah lembut bisa berubah lagi ya? Lucu)
Leil
Leil
Heh!
Leil
Leil
Dia punya nama! Gak boleh ngomong kayak gitu!
Selene
Selene
*Melihat ke arah Gantara
Selene
Selene
Lo!
Selene
Selene
Siapa nama lo?
Gantara
Gantara
Gantara
Selene
Selene
*Ekspresi datar
Selene
Selene
Oh
Selene
Selene
Makasih
Leil
Leil
Lah? Gitu aja?
Selene
Selene
Ya terus harus gimana?
Leil
Leil
Haduuuuh, kamu ini
Leil
Leil
*Mengusap-usap puncak kepala Selene
Leil
Leil
Udah dulu, ya. Ayah ada kerjaan di kantor
Leil
Leil
Kamu baik-baik ke Gantara, gak boleh kasar!
Selene
Selene
Hm
Leil
Leil
Cepet sembuh ya, kesayangannya ayah
Leil
Leil
*Mengecup puncak kepala Selene
Selene
Selene
*Kikuk
Selene
Selene
Ih! Ayah! Aku bukan anak kecil!
Leil
Leil
*Terkekeh
Leil
Leil
(Kamu tetep terlihat kayak anak kecil di mata ayah, Nak)
Gantara
Gantara
*Melihat ke arah Gantara
Leil
Leil
Gantara
Gantara
Gantara
Ya, Om?
Leil
Leil
Titip Selene, ya?
Gantara
Gantara
*Tersenyum
Gantara
Gantara
Baik, Om
Selene
Selene
Eh? Ayah!?
Leil
Leil
*Beranjak berdiri
Leil
Leil
Ayah pergi dulu, dadah sayang!
Leil pergi berlalu begitu saja, meninggalkan Selene yang kikuk dan Gantara yang ragu untuk membuka percakapan dengan gadis sangar di depannya.
———
Bersambung ....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!