'Jika saja Ibu tiriku tidak memaksaku untuk datang ke pesta, sebenarnya aku sangat malas untuk datang di acara pernikahan adik tiriku karena calon suaminya adalah kekasihku yang di rebut oleh adik tiriku.' Ucap Jovanka dalam hati sambil menatap senyum kebahagian sepasang pengantin tersebut.
'Seandainya saja Ayah tidak jatuh cinta dengan wanita jahat itu, pasti hidupku sangat damai.' Sambung Jovanka dalam hati.
"Jovanka." Panggil Ibu tirinya yang bernama Mommy Bela.
"Iya Mom." Jawab Jovanka sambil berjalan ke arah Ibu tirinya.
"Ini gelas anggur, berikan ucapan selamat pada adikmu dan adik iparmu." Ucap Mommy Bela sambil memberikan gelas tersebut.
"Tapi Mom, setelah ini aku boleh pergi kan?" Tanya Jovanka yang sangat malas melihat keluarganya yang tidak memperdulikan perasaannya yang sangat terluka.
"Ya." Jawab Ibu tirinya singkat.
Jovanka hanya menganggukkan kepalanya kemudian berjalan ke arah adik tirinya bersama adik iparnya yang sedang mengobrol dengan tamu undangan.
Beberapa kali Jovanka menghembuskan nafasnya dengan perlahan agar dirinya kuat untuk tidak menangis di depan mereka.
"Hallo Kakak ku sayang." Sapa adik tirinya yang bernama Belia sambil tersenyum menyeringai karena berhasil merebut kekasih Kakaknya.
'Jovanka semakin bertambah cantik, nanti setelah kami menikah aku akan meminta Belia untuk tinggal bersama orang tua Belia agar aku bisa mendekati Jovanka dan menjadi kekasihku lagi karena aku sangat yakin Jovanka masih mencintai diriku dan pasti mau kembali padaku.' Ucap Bruno dalam hati.
"Hallo adikku tersayang dan Kak Bruno adik iparku, aku ingin bersulang dengan kalian berdua semoga kalian hidup bahagia.' Ucap Jovanka sambil tersenyum walau dalam hatinya sangat terluka namun tidak berdarah.
"Terima kasih Kakak ku Sayang." Jawab Belia sambil menjentikkan jarinya.
Seorang pelayan langsung datang sambil membawa dua gelas yang berisi anggur kemudian Belia mengambil dua gelas tersebut satu untuk suaminya dan satunya lagi untuk dirinya.
Mereka langsung melakukan tos kemudian mereka bertiga masing-masing meminum anggur tersebut hingga habis tanpa tersisa. Tanpa sepengetahuan Jovanka dan Bruno kalau Mommy Bela dan Belia tersenyum menyeringai menatap ke arah Jovanka.
Selesai meminum Jovanka berjalan ke arah meja kemudian meletakkan gelas yang sudah kosong di atas meja. Jovanka berjalan keluar dari gedung pesta tersebut menuju ke arah lift untuk beristirahat di hotel karena besok pagi dirinya berencana pergi ke luar negri untuk melanjutkan kuliahnya yang sebentar lagi selesai.
Ting
Pintu lift terbuka Jovanka masuk ke dalam kotak persegi empat tersebut kemudian menekan tombol ke lantai dua puluh lima hingga pintu lift tertutup.
Tanpa sepengetahuan Jovanka kalau dua pria berwajah sangar mengikuti langkah Jovanka. Mereka ditugaskan oleh Mommy Bela untuk merusak Jovanka agar Jovanka tidak mengganggu pernikahan putri kesayangannya.
Mommy Bela dan Belia sangat yakin kalau Bruno masih mencintai Jovanka begitu pula sebaliknya karena itulah mereka dengan tega merusak Jovanka dengan memberikan obat perang sang yang di campur dengan anggur yang tadi di minum oleh Jovanka.
Kemudian diberikan ke dua pria yang merupakan anak buah Mommy Bela agar Jovanka kehilangan kehormatan dan mendapatkan hinaan di depan orang banyak.
"Gadis itu menuju ke lantai dua puluh lima, kita ikuti dengan lift satunya." Ucap pria pertama sambil menekan tombol lift.
Ting
Pintu lift terbuka dan mereka berdua masuk ke dalam kotak persegi empat tersebut kemudian menekan tombol dua puluh lima. Di mana lantai tersebut salah satunya adalah kamar Jovanka.
Tanpa sepengetahuan Jovanka kalau mereka mempunyai kartu akses pemberian Mommy Belia karena Mommy Belia kenal dengan manager hotel dan memberikan kartu akses tambahan.
Ting
Pintu lift terbuka Jovanka keluar dari kotak persegi empat tersebut kemudian berjalan ke arah kamarnya.
'Kenapa tubuhku rasanya seperti terbakar?' Tanya Jovanka dalam hati.
Ting
Tidak berapa lama lift yang berada di samping terbuka kemudian ke dua pria berwajah sangar keluar dari kotak persegi empat tersebut.
"Hei Nona, berhenti!" Teriak ke dua pria tersebut bersamaan sambil berjalan ke arah Jovanka yang sedang berjalan.
Jovanka menghentikan langkahnya dan melihat ke dua pria berwajah sangar. Perasaan Jovanka yang tidak enak segera berlari.
"Kita kejar gadis itu." Ucap salah satu pria tersebut.
Jovanka menambah kecepatan sambil menggigit bibirnya hingga berdarah agar dirinya masih sadar karena dirinya saat ini berusaha agar tidak melakukan hubungan suami istri.
'Si*l, aku harus lari secepat mungkin agar aku tidak dikejar oleh mereka." Ucap Jovanka sambil masih berlari.
Grep
"Akhhhhhhhh...." Teriak Jovanka.
Bruk
Brak
Tiba-tiba seseorang dari dalam kamar hotel menarik tangan Jovanka membuat Jovanka menabrak dada bidang pria tersebut bersamaan pria tersebut menutup pintunya dengan kasar.
"Siapa kamu? Lepas!" Ucap Jovanka dengan nada satu oktaf.
Grep
"Tolong, aku sangat tersiksa." Mohon pria tersebut sambil memeluk Jovanka.
'Si*l kenapa dekat pria tampan ini aku merasa bertambah panas?" Tanya Jovanka dalam hati.
"Mpphhttt.."
Tiba-tiba Jovanka bibirnya di cium oleh pria asing tersebut yang terkena obat perang x sang membuat Jovanka terhanyut terlebih dirinya juga sama dalam pengaruh obat perang x sang.
Pria tersebut tersenyum karena mendapatkan balasan kemudian pria tersebut menggendong tubuh Jovanka sambil masih berciuman.
Pria tersebut berjalan ke arah ranjang kemudian meletakkan perlahan tubuh Jovanka kemudian menaiki tubuh Jovanka.
Untuk pertama kalinya mereka melakukan hubungan suami istri dan beberapa kali pula pria tersebut memasukkan laharnya ke dalam goa milik Jovanka. Hingga jam empat pagi mereka sudah selesai melakukan hubungan suami dan tidur bersama sambil berpelukan memberikan kehangatan masing-masing.
xxxxx
Jam enam pagi pria tersebut membuka matanya dan melihat wajah cantik Jovanka yang masih tidur dengan pulas.
'Aku tidak tahu siapa kamu sebenarnya tapi tenang saja aku akan bertanggung jawab untuk menikah denganmu.' Ucap pria tampan tersebut sambil turun dari ranjang menuju ke arah kamar mandi.
Pria tampan tersebut sebenarnya masih mengantuk tapi saat ini dirinya ingin membalas dendam ke seseorang yang telah berani menjebak dirinya. Hal itulah mengapa dirinya bangun pagi untuk menghukum rekan bisnisnya yang sudah di tangkap oleh para anak buahnya.
Hingga dua belas menit kemudian pria tampan tersebut sudah selesai mandi dan memakai pakaian santai. Pria tampan tersebut menatap sekilas ke arah Jovanka kemudian pria tampan tersebut berjalan ke arah pintu kamar di kamar kamar tersebut tidak pernah ditempati selain dirinya namun kini di tambah Jovanka.
Ceklek
Pria tampan tersebut membuka pintu kamarnya bertepatan orang kepercayaannya juga membuka pintu kamarnya.
"Pagi Tuan." Sapa orang kepercayaannya.
Pria tampan tersebut hanya menganggukkan kepalanya sambil menutup pintu kamarnya dengan rapat kemudian berjalan ke arah lift dengan diikuti oleh orang kepercayaannya.
xxxxx
Satu setengah jam kemudian perlahan Jovanka membuka matanya dan menatap sekeliling ruangan yang terasa sangat asing. Jovanka berusaha mengingat apa yang telah terjadi hingga air matanya keluar perasaan marah dan benci terhadap Ibu tirinya karena memberikan minuman anggur yang ternyata sudah di campur obat perang sang.
"Aku sangat yakin dua pria itu pasti orang suruhan Ibu tiriku karena mereka mengejar ku. Awas kamu akan aku balas semua yang telah kamu lakukan untukku." ucap Jovanka sambil menggenggam erat ke dua tangannya untuk menyalurkan kemarahannya.
Jovanka menurunkan ke dua kakinya namun sebelum menyentuh lantai Jovanka mendesis menahan rasa perih pada bagian privasinya. Namun Jovanka harus pergi sekarang juga mengingat jika kamar yang ditempati adalah bukan kamarnya dan dirinya tidak mau bertemu dengan pria yang semalam meniduri dirinya.
"Aku harus pergi dari sini secepatnya sebelum pria itu datang ke kamarnya." Ucap Jovanka.
Jovanka bangun dan berjalan perlahan menuju ke arah kamar mandi sambil menahan rasa perih pada bagian privasinya untuk membersihkan dirinya setelah selesai Jovanka memakai handuk bekas di pakai oleh pria asing yang tinggal di kamar yang ditempati oleh Jovanka.
Jovanka keluar dari kamar mandi kemudian mencari pakaiannya dan tidak berapa lama Jovanka melihat pakaiannya sudah robek membuat Jovanka berjalan ke arah lemari milik pria asing tersebut.
Jovanka mengambil kemeja putih lengan panjang dan langsung memakai pakaian kemeja tersebut dan pergi meninggalkan kamar hotel itu yang kebetulan tidak di kunci.
Jovanka menghubungi Tantenya, adik kandung dari almarhumah Ibunya untuk menjemputnya di parkiran hotel yang berada di belakang. Jovanka bersyukur suasana hotel tersebut sepi mengingat tempat menginap mereka adalah ruangan khusus VVIP pemilik hotel.
Jovanka menunggu di parkiran mobil sambil bersembunyi karena dirinya hanya memakai kemeja sedangkan bagian bawahnya tidak memakai celana segitiga bermuda dan celana panjang atau rok karena semuanya basah. Mau memakai milik pria asing itu namun kebesaran dan terlalu panjang mengingat tinggi pria asing tersebut seratus sembilan puluh sentimeter sedangkan dirinya seratus enam puluh lima.
Lima belas menit kemudian mobil itu berhenti tepat di depan Jovanka. Jovanka membuka pintu mobil dan langsung masuk ke dalam mobil. Jovanka duduk di sebelah pengemudi kemudian mobil itupun melaju ke arah mansion.
"Apa yang terjadi?" tanya Tantenya.
"Nanti aku ceritakan Tante," ucap Jovanka yang ingin menenangkan dirinya.
"Ok," jawab Tantenya dengan singkat.
Singkat cerita kini Jovanka sudah sampai di rumah Tante satunya lagi. Mereka berdua turun dari mobil dan berjalan ke arah pintu utama. Mereka berdua berjalan hingga mereka berada di ruang keluarga sambil duduk saling berhadapan dan hanya dibatasi oleh meja.
"Jovanka apa yang terjadi?" tanya Tantenya satunya lagi yang melihat cara jalan Jovanka berbeda.
Grep
"Tante hiks... hiks... hiks..." Ucap Jovanka sambil terisak dan berlari ke arah Tantenya yang bernama Tante Angel kemudian memeluknya.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Tante Angel sambil membalas pelukan ponakan kesayangannya.
Jovanka masih memeluk Tante Angel sambil menangis tanpa henti setelah di rasa cukup Jovanka menceritakan apa yang telah terjadi.
"Kurang aj*r, dasar wanita ular tidak ibunya dan tidak anaknya sukanya merebut. Sayang sekali Daddy mu lebih percaya dengan wanita ular itu hingga kakak kesayanganku meninggal." Ucap Tantenya yang bernama Angela sambil menahan amarahnya dan kebenciannya yang teramat sangat terhadap Kakak iparnya yang merupakan Ayahnya Jovanka dan Mommy Ririn.
"Lebih baik nanti siang Jovanka pergi ke luar negri dengan di antar anak Tante dan seminggu kemudian kami menyusul." Ucap Tante Angel.
Jovanka hanya menganggukkan kepalanya karena saat ini dirinya juga bingung apa yang harus dilakukannya mengingat Ibunya sudah meninggal sedangkan Ayahnya tidak perduli dengan dirinya.
"Tapi Kak, aku tidak terima ponakan kesayangan kita diperlakukan seperti ini. Aku ingin membalas dendam ke mereka berdua." Ucap Tante Angela.
"Untuk sementara jangan dulu, kita tunggu waktu yang tepat barulah kita balas dendam karena Kakak Ipar sangat kuat sedangkan kamu tahu suamiku baru saja meninggal." Ucap Tante Angel dengan wajah sedih.
"Baiklah Kak." Jawab Tante Angela patuh tanpa berani membantah karena dirinya ikut sedih melihat kakak kembarnya sedih.
"Sekarang kamu istirahatlah, nanti siang kamu dan ponakan Tante pergi ke luar negri." Ucap Tante Angel.
"Baik Tante." Jawab Jovanka patuh.
"Tante akan membantumu jalan." Ucap Tante Angela sambil berdiri.
Jovanka hanya menganggukkan kepalanya sambil tak henti - hentinya menangis membuat ke dua tantenya hanya bisa menahan amarahnya terhadap Mommy Ririn.
"Jovanka jangan sedih, kalau kamu sedih Tante ikutan sedih." Ucap Tante Angel.
"Betul apa yang dikatakan sama Tante Angel, jangan sedih ya." pinta Tante Angela sambil membantu Jovanka berjalan.
"Ya Tante." Jawab Jovanka.
Jovanka sangat bersyukur ke dua tantenya yang merupakan adik kandung Ibunya tidak marah atau membencinya karena dirinya melakukan hubungan suami istri sebelum menikah.
Kini Jovanka berbaring di ranjang untuk istirahat karena nanti siang dirinya akan pergi ke luar negri bersama sepupunya.
xxxxx
Pria asing tersebut kini sudah selesai memberikan hukuman ke para penjahat dan kini pria asing tersebut kembali ke kamarnya sedangkan orang kepercayaannya tidur di samping kamar pria asing tersebut.
Pria asing tersebut sangat terkejut ketika melihat kamarnya tidak ada Jovanka, gadis yang telah diambil mahkota berharganya. Pria asing itu berjalan ke arah kamar mandi namun Jovanka tidak ada membuat Pria asing itu menghubungi orang tuanya dan menceritakan apa yang telah terjadi.
Setelah selesai menghubungi orang tuanya Pria asing itu berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket hingga lima belas menit kemudian dirinya sudah selesai mandi dan memakai pakaian santai.
Tok tok tok
"Masuk." Jawab Pria asing itu.
Ceklek
Pintu kamar Pria asing itu terbuka dan seorang pria tampan masuk ke dalam kamar Pria asing itu dan melihat tempat tidur Pria asing itu berantakan seperti kapal pecah.
"Tumben ranjang milik Tuan Leo berantakan?" Tanya orang kepercayaannya dengan wajah terkejut.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Leo adalah anak pertama dari pasangan Adriana dengan Leonard.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Maaf Tuan, seprei milik Tuan kenapa ada bercak darah, Apa Tuan Leo sedang terluka?" Tanya orang kepercayaannya dengan wajah kuatir.
"Tidak." Jawab Tuan Leo singkat sambil menarik sprei tersebut.
'Aku semakin bersalah karena telah mengambil kehormatannya seandainya kami dipertemukan kembali aku akan bertanggung jawab.' sambung Tuan Leo dalam hati.
"Apa jangan-jangan itu darah dari wanita yang Tuan Leo ambil mahkota berharganya?" Tanya asisten kepercayaan.
"Benar sekali dan Aku sangat sedih karena wanita itu pergi entah kemana." Jawab Tuan Leo dengan wajah sedih.
"Padahal Aku mau bertanggung jawab." Sambung Tuan Leo.
"Kalau memang wanita itu jodoh Tuan pasti ditemukan kembali." Ucap orang kepercayaannya.
Tuan Leo itu hanya menganggukkan kepalanya namun terlihat jelas wajah sedih dan rasa bersalah karena telah membuat Jovanka kehilangan harta yang selama ini di jaganya.
"Kita pulang sekarang saja Tuan." Ajak orang kepercayaannya mengalihkan pembicaraan agar Tuan Leo tidak sedih.
"Ok." Jawab Tuan Leo singkat.
Ke dua pria tampan tersebut keluar dari kamar Tuan Leo menuju ke arah lift tanpa ada yang mengeluarkan suara sedikitpun hingga pintu lift terbuka.
Ke dua pria tampan keluar dari kotak persegi empat tersebut bersamaan ponsel milik Tuan Leo itu berdering sekali tanda ada pesan masuk. Tuan Leo itu mengambil ponselnya dari saku jasnya untuk melihat isi pesan tersebut.
'Pesan dari Mommy.' Ucap Tuan Leo dalam hati sambil membaca isi pesan tersebut.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sambil menunggu up silahkan mampir ke karya temanku dengan judul :
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!