"oek... oek... oek..."
"oek... oek... oek..."
Malam itu disebuah panti asuhan dikagetkan dengan suara tangisan bayi. Ummi Hasanah segera bangun dan beranjak menuju halaman belakang asal suara tangisan itu. terlihat ada dua kardus dibawah pohon srikaya.
"astaghfirullahal'adzim, siapa yang tega meletakkan bayi-bayi ini disini."
"ada apa ummi, siapa yang tega membuang anak-anak yang lucu ini?" tanya Bu Fatimah salah satu pengurus.
"Entahlah,, segera bawa mereka ke dalam, kasihan mereka kedinginan dan lapar."
"baik ummi"
Bu Fatimah segera membawa kedua bayi tersebut ke ruang tamu diikuti oleh Ummi Hasanah.
"buatkan susu untuk mereka, aku akan menyiapkan baju ganti agar mereka tak kedinginan"
"baik Ummi"
Ummi Hasanah segera mengambil beberapa baju bayi juga pampers. segera ia kembali ke ruang tamu dan berniat mengganti baju kedua bayi itu. Namun saat ia mengangkat salah satu bayi, terlihat ada sebuah surat yang ditinggalkan didalam kardus.
apakah ini surat yang ditinggalkan oleh orang tua bayi-bayi ini? batin Ummi Hasanah
surat itu berbunyi
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh,
teruntuk dermawan yang baik hati. Ku titipkan kedua anak kembar ku kepadamu, saat ini aku terpuruk setelah pengusiran dari kedua orang tua dan perceraian sepihak oleh suamiku. Aku tak mampu membesarkan mereka dengan kasih sayang,, pada setiap bayi ku selipkan kalung liontin berisi foto mereka beserta nama. Hal itu merupakan tanda pengenal mereka. saat mereka dewasa kelak beritahukan jika melalui liontin tersebut kelak aku dapat mengenali mereka sebagai anak-anakku. ku selipkan foto kami bertiga agar ia tak lupa wajah ibunya.
beribu maaf ku haturkan dan terimakasih.
wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh "
Ummi Hasanah segera membuka baju anak pertama yang ternyata berjenis kelamin laki-laki dan ia menemukan liontin dengan nama "Farhan Adi Mahendra" kemudian ia mengganti baju anak tersebut.
setelahnya Ummi Hasanah beralih ke arah bayi lainnya yang ternyata berjenis kelamin perempuan dan ada liontin bertuliskan "Humaira Zahra Mahendra" kemudian ia mengganti baju anak tersebut.
"Ummi ini susu untuk mereka berdua"
"terimakasih Fatimah, bantu aku memberikan susu untuk bayi laki-laki itu"
"baik Ummi"
Ummi Hasanah dan Bu Fatimah dengan telaten memberikan susu untuk keduanya tak lama kemudian mereka tertidur. setelahnya mereka segera di tidurkan di tempat tidur bersama anak-anak bayi lainnya.
"Ummi, malam ini kita mendapatkan dua bayi lagi. Namun kondisi keuangan kita saat ini sedang kekurangan. Apa yang dapat kita lakukan Ummi."
"percayalah Fatimah jika setiap anak tidak ada yang membawa kesialan. mereka memiliki rejeki masing-masing. percayalah insyaallah Allah tidak tidur dan akan memberikan jalan terbaik dari segala permasalahan yang kita hadapi hari ini."
"iya Ummi"
*****
tiga tahun berlalu baik Humaira maupun Farhan keduanya tumbuh menjadi anak yang periang, ceria dan penuh kasih sayang. mereka senantiasa bermain bersama kawannya anak-anak panti yang lain. sore itu Humaira bersama saudaranya sedang bermain petak umpet di halaman belakang. ia pun segera bersembunyi di pagar alam (dari pohon). saat menunggu temannya yang berjaga ia pun melamun. tak lama ada panggilan dari atas pohon,,
"hai anak cantik,, apakah aku boleh bermain denganmu?"
"hai Kakak cantik,, kenapa diatas pohon? apakah tidak takut jatuh?"
"disini rumahku, aku senang berada diatas pohon"
"apa kamu tidak takut jatuh?"
"tidak aku kan terbiasa disini jadi tidak akan jatuh"
"tadi bilang mau main bareng, ayo turun ngumpet bareng aku"
"memangnya boleh? apakah Ummi tidak akan marah? biasanya aku tidak boleh bermain bersama-sama anak yang di sana, padahal aku kesepian" ucap sosok itu
"sini main sama Mai, pasti tidak akan dimarahin Ummi"
tanpa disadari oleh Humaira jika ia sembunyi lebih dari 30 menit. karena terlalu lama menunggu temannya yang mencari ia pun ketiduran.
Tak ada yang menyadari jika Humaira belum ditemukan saat bermain petak umpet. setelah lelah mencari anak-anak memutuskan untuk masuk rumah.
"anak-anak hari telah sore segera mandi agar tidak kedinginan. Adnan dan Buyung bawa adik-adik yang umur 3-5 tahun ke kamar mandi dan awasi mereka agar tidak ada yang jatuh atau kepleset" ujar Bu Fatimah
"baik ibu" jawab Adnan
sebelum anak-anak mandi dan membersihkan diri biasanya mereka akan dikumpulkan dan dihitung, hal ini dimaksudkan agar menjaga anak-anak tetap sehat dan dapat diawasi. rentan usia 3-5 tahun di panti asuhan ini berjumlah 12 anak terdiri dari 8 perempuan dan 4 laki-laki. namun saat menghitung adik-adiknya Buyung kaget karena hanya ada 11 anak.
"Adnan, bukankah seharusnya adik-adik yang berusia 3-5 tahun jumlahnya 12 anak? ini kenapa saya menghitung hanya ada 11 anak." ujar Buyung
"serius Yung, kamu jangan sampai salah menghitung".
"mana berani aku berbohong jika ini mengenai adik-adik yang kita sayangi"
"coba perhatikan siapa yang tidak berkumpul, siapa tahu kalau adik kita itu ketiduran atau sedang di kamar mandi"
Buyung segera memeriksa kamar anak-anak maupun kamar mandi, dapur maupun tempat-tempat yang memungkinkan untuk anak-anak bersembunyi. 15 menit kemudian ia pun putus asa dan kembali ke tempat Adnan.
"tak ada adik-adik kita di sana nan. semua tempat sudah aku telusuri."
"kamu tunggu anak-anak dahulu, saya akan melaporkan hal ini kepada Ummi agar kita bisa mencari bersama-sama."
"baiklah"
Adnan segera berlari mencari Ummi Hasanah,, tak lama ia menemukannya berada di dapur sedang memasak makanan untuk mereka
"Ummi, bahaya Ummi" ucap Adnan dengan nafas terengah-engah
"tenangkan dirimu dahulu Adnan, coba katakan ada apa sebenarnya mengapa kamu berlari-lari"
"adik-adik yang berumur 3-5 tahun kurang satu anak perempuan. Buyung saya minta untuk mencari ke seluruh penjuru rumah namun tak kunjung di ketemukan.
"apa?" jawab Ummi syok
"Ummi, apakah Ummi baik-baik saja?"
"Ummi baik-baik saja sebaiknya kita mencari adikmu. kasihan ia jika sendiri di luar Karen sebentar lagi akan malam. ia pasti akan ketakutan."
"baik Ummi"
Ummi Hasanah dan Adnan segera berlari menuju anak-anak juga Buyung. Lalu ia menghitung ulang jumlah anak-anak dan siapa saja yang berkumpul. Tak lama kemudian ia segera memanggil Bu Fatimah
"Fatimah... Fatimah..." panggil Ummi
Bu Fatimah berlari mendengar teriakan panik Ummi Hasanah
"ada apa Ummi?"
"tolong kamu lanjutkan memasak di dapur dan minta Dewi serta Mira memandikan anak-anak. aku, Adnan dan Buyung akan mencari Humaira."
"dimana Humaira Ummi, apakah yang sebenarnya terjadi?" tanya Bu Fatimah
"Humaira hilang saat bermain petak umpet dengan saudaranya."
"lalu dimana Farhan? mereka saudara kembar seharusnya ikatan batin mereka kuat. mungkin dengan bantuannya kita bisa menemukan Humaira " ucap Bu Fatimah
"engkau benar Fatimah kenapa aku tak berpikiran demikian"
"tak apa Ummi, terkadang jika kita panik hanya berpikir bagaimana caranya menemukan solusi secepatnya"
"baiklah, engkau temui anak-anak setelah mereka selesai mandi bawa Farhan ke ruangan ku. katakan kepadanya bahwa Ummi ingin bertanya kepadanya"
"iya Ummi".
20 menit kemudian Bu Fatimah datang bersama Farhn menemui Ummi Hasanah di ruangannya.
"assalamualaikum Ummi"
"wa'alaikumsalam, anak Ummi sudah cakep dan wangi."
"pasti Ummi aku kan baru selesai mandi, gak mungkin bau kecut"
"hahahaha" mereka bertiga pun tertawa mendengar celotehan Adnan
"Farhan, apakah Ummi boleh bertanya kepadamu"
"ada apa Ummi"
"apakah kamu melihat adikmu Humaira"
"terakhir kali kami bermain petak umpet bersama saudara yang lain di halaman belakang Ummi. saat itu Guntur yang mendapat giliran untuk berjaga dan mencari kami yang bersembunyi".
"lalu apa yang terjadi setelah itu?"
"saat Guntur mulai menghitung, kami mulai berpencar mencari tempat persembunyian. satu persatu teman-teman ditemukan aku yang terakhir di temukan. memangnya ada apa Ummi?"
"apakah kamu tahu kemana adikmu Humaira bersembunyi"
"sebelum aku bersembunyi, ku lihat jika Humaira bersembunyi dibelakang pohon yang rimbun di sebelah pagar hampir roboh di sebelah sana Ummi" Farhan bebicara seraya menunjuk sebuah pohon yang ada dihalaman belakang rumah.
"astaghfirullahal'adzim, kenapa ia bermain sampai ke pojokan sana. semoga saja Humaira tidak diajak oleh sosok itu"
"apa maksudnya Ummi? kemana Humaira pergi?"
"nak pohon itu selama ini terkenal angker kata orang ada hantunya seram sering menggoda anak-anak yang bermain sendirian dan mengajaknya bermain"
"kakak itu tidak seram Ummi hanya saja mukanya pucat dan suka mengayunkan kakinya di atas pohon?"
"apa maksudmu Farhan"
"Farhan dan Humaira sering melihat kakak cantik berpakaian seperti putri warna putih namun ada beberapa tempat berwarna merah Ummi. namun ada pisau tertancap di sini" ucap Farhan seraya menunjuk pinggang nya sebelah kiri
"apakah Farhan bisa melihat sosok itu?"
"iya Ummi sebenarnya ia baik hanya saja kesepian. sering ia ingin bermain bersama saudaraku disini namun ia tak bisa masuk"
"astaghfirullahal'adzim, Fatimah segera hubungi Ustadz Ibrahim. kita membutuhkan bantuannya kali ini"
"baik, Ummi "
POV Humaira
"Mai bangunlah, bukankah kamu mengatakan akan ikut ke rumahku, dan bermain bersamaku?" tanya sosok itu
"boleh, tapi siapa namamu? sejak tadi kita berbincang-bincang namun aku tidak tahu siapa namamu" tanya Humaira
"namaku Jeslyn"
"je...se...lin.." ucap Humaira
"no...no... Jeslyn"
"Jeslyn,,, mengapa namamu susah di ucapkan?"
"karena aku bukanlah asli Indonesia, asal ku dari Belanda?"
"lalu mengapa kamu bisa sampai di rumah kami? apakah Belanda itu jauh?"
"sangat jauh, dahulu aku dan keluarga ke tempat ini menggunakan kapal sampai berbulan-bulan lamanya."
"lalu dimana keluarga mu saat ini"
"entahlah,, setelah meninggal aku tak pernah bertemu dengan mereka lagi."
"apa maksudmu meninggal? bukankah kamu ada disini sekarang?" tanya Humaira
"yang ada di depanmu sekarang hanyalah roh, atau orang-orang di sekitar mu sering menyebutku hantu. padahal aku tidak suka jahil atau mengganggu orang-orang yang melewati jalanan sini. hanya saja aku pernah mengerjai pencuri yang berniat jahat pada rumahmu itu"
"hahaha,, kamu suka bergurau Jeslyn. aku tak menyangka kalau kamu itu hantu, ku kira kamu sama manusia seperti ku. tapi mengapa engkau tak seram? kata orang hantu itu seram"
"mereka terlalu melebih-lebihkan, tak semua hantu itu seram contohnya aku" jawab Jeslyn sambil tersenyum.
"apakah hantu itu ada yang baik dan jahat?"
"benar Mai, sesungguhnya hantu yang jahat itu terkadang mati yang tidak wajar, atau dibunuh. mereka biasanya memendam dendam kepada orang lain. pada akhirnya mereka akan mengganggu manusia. sejujurnya kehidupan kami dan kehidupan kalian tak ada beda. yang menjadi perbedaan adalah kami di alam gaib sedangkan kalian berada di alam nyata."
"apakah rumahmu jauh di Belanda? atau kah disekitar sini? tanya Humaira
"rumahku ada dibelakang pohon ini. namun rumahku ada di alam gaib, alam yang berbeda dengan kalian"
"apakah aku bisa ikut ke rumahmu. aku ingin bermain dan mengenal alam gaib itu seperti apa"
"apakah kamu tidak takut, di sana banyak sosok seram dan jahat. selain itu akan banyak sosok yang menyukaimu"
"mengapa demikian?"
"kamu anak istimewa Mai, tidak semua orang dapat melihat kami bahkan berkomunikasi dengan kami. suatu saat kamu dapat membantu orang-orang bahkan roh atau hantu kembali ke asal mereka."
"Mai tidak mau, Mai ingin jadi guru agar semua orang bisa belajar dan menjadi pintar."
"sungguh mulia cita-cita mu Mai, aku akan selalu mendukungmu."
"terimakasih Jeslyn,, mau kah engkau menjadi temanku"
"tentu saja, apakah engkau tidak akan dimarahi oleh Ummi mu jika berteman denganku?"
"kata Ummi kita boleh berteman dengan siapa pun asal kan membawa kita kepada kebaikan."
"umurmu masih kecil namun pemikiran mu sungguh luar biasa Mai, jarang ada orang dewasa yang berpikiran seperti mu." puji Jeslyn
"terimakasih, oh iya katamu akan mengajakku untuk ke rumahmu. apakah kamu berbohong"
"apakah kamu kuat Mai, energi di sana berbeda dengan disini. jika kamu tak kuat bisa sakit atau lebih parahnya engkau akan terjebak di alam gaib"
"bismillahirrahmanirrahim,, insyaallah aku kuat dan dapat kembali ke alam ku. tak perlu kau risau kan hal itu".
"baiklah jika demikian pejamkan mata mu
Humaira pun menurut dan menutup kedua matanya. tak lama terdengar suara Jeslyn memintanya membuka mata.
"sekarang buka matamu Mai, kita sudah sampai"
terlihatlah rumah yang besar dan mewah seperti istana didepan mereka. dengan taman bunga dan air mancur di sebelah kanan kiri rumah. rumah itu terlihat asri dan menyejukkan.
"sungguh rumah yang indah, apakah engkau tinggal hanya sendiri di rumah ini Jeslyn?"
"begitulah Mai, di rumah yang besar dan luas ini dapat kau bayangkan aku yang menghuninya sendirian. pasti kesepian "
"sayang sekali, engkau mempunyai rumah seperti istana namun tak ada keluarga. seperti aku, kakak dan saudara-saudara ku yang lain di panti. apakah suatu saat nanti aku dapat bertemu dengan keluarga ku"
"yakinlah Mai, suatu saat kalian akan bertemu dengan keluarga kalian"
"aamiin,, apakah kita hanya akan ada di depan rumah tanpa kau ajak aku untuk masuk kedalam."
"maafkan jika aku lupa untuk mengajakmu masuk Mai, tapi jangan kaget disini tak ada pembantu untuk bersih-bersih rumah atau koki untuk memasak karena semua disini alat yang dibutuhkan bisa melakukan pekerjaan mereka sendiri"
"ajaib, pasti enak jika kita tidak melakukan apapun dan ada yang mengerjakan pekerjaan kita."
"tapi disini berbeda dengan duniamu Mai. engkau tidak boleh berlama-lama disini, selain itu jangan memakan apapun yang disediakan di alam ini?"
"mengapa demikian "
"jika engkau memakan sesuatu di alam gaib maka engkau tidak akan pernah bisa kembali ke alam mu. apakah engkau selamanya ingin berada disini."
"tidak aku ingin pulang dan berkumpul bersama saudaraku"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!