NovelToon NovelToon

Suamiku Tukang Selingkuh

bab 1 kedatangan tamu

Bela adalah gadis cantik dia tinggal bersama kedua orang tuanya di rumah sederhana mereka. Dia adalah anak tunggal, ayahnya adalah seorang pensiunan guru ibunya ibu rumah tangga.

Setelah ayahnya pensiun bela jadi tulang punggung di keluarga itu. gadis cantik itu adalah pekerja keras sopan dan juga baik hati.

Hari ini adalah hari Minggu, bela libur bukan berarti dia harus santai dan ber leha leha seperti biasanya. melainkan dia dan ibunya lagi sibuk di dapur memasak makan siang, karena mereka akan kedatangan tamu.

Ya hari ini Anggoro akan berkunjung ke rumah sahabatnya, Diki ayahnya bela. karena itulah mereka menyiapkan makan siang untuk menjamu tamu mereka.

Setelah selesai memasak ibu bela menyuruh bela untuk mandi dan bersih bersih .

"Bela, biyar ini ibu yang nerusin, kamu mandi dulu. tar lagi mereka sampai, masa cewek cantik bau bawang." ujar sang ibu meledek bela.

"ibu ada ada aja, paling juga pak Anggoro mau bernostalgia sama ayah seperti biasa."

"ngak bel kali ini dia datang bawa anaknya, katanya mau di kenali ke kamu nak."

Dek jantung bela berdetak, "masa sih, kalau gak salah diakan ganteng bangat." batin Bela.

"ya udah, kalau begitu bela mandi dulu ya Bu."

"iya sayang." ujar ibunya.

Tepat jam sebelas mereka lagi duduk di ruang tamu, tiba tiba ada suara mobil manderu dan berhenti tepat di depan rumah bela.

"nah itu Anggoro sepertinya sudah sampai." ujar Diki.

Diki pun keluar, dan benar saja Anggoro beserta anak dan istrinya turun dari mobil. Dan di sambut oleh Diki dengan ramah tamah.

"apa kabar Anggoro?" ujar Diki sambil menjabat tangan sahabatnya.

"Alhamdulillah beginilah, seperti yang kamu lihat." ujar Anggoro.

Diki memperhatikan wajah sahabatnya itu agak pucat dan sepertinya kurang sehat.

Gala bersalaman dengan ayah dan ibunya bela, ibu bela merangkul mama Raisa dan mengajaknya masuk. begitu juga dengan Diki dia merangkul sahabatnya masuk dan gala mengekor dari belakang.

Setelah masuk kedalam, Bela menyambut mereka. gadis itu mencium punggung tangan mama raisa dan juga Anggoro dengan hormat.

Diki mempersilahkan tamunya duduk, setelah mereka duduk anggorop memperkenalkan anaknya kepada bela.

"Bela kenalkan ini anak om, Gala."

Bela menatap Gala sekilas, Galapun begitu. dalam hati Bela "buset ganteng bangat."

Sedangkan gala cuek cuek aja, karena dia memang tidak suka rencana papanya yang mau menjodohkannya dengan bela. tapi dia tidak bisa menolak keinginan orangtuanya. Saat ini Anggoro sedang sakit kangker paru paru, dan sudah di vonis umurnya gak lama lagi. Karena itulah gala menuruti keinginan papanya.

"ayo salaman dong." kata Anggoro.

Gala mengulurkan tangannya duluan dan di sambut oleh bela.

"gala."

"bela."

Lalu merekapun melepaskan jabatan tangan mereka, tanpa ada satu kata lain yang terucap dari keduanya.

"begini Diki, maksud kedatangan kami kesini berniat mau melamar bela untuk menikah dengan gala. saya ini sudah sakit sakit an, aku pengen gala itu di dampingi istri yang seperti bela. saya sudah mengenal bela dari kecil, dan aku tau watak seperti apa bela itu. kalau Bela menikah dengan gala, matipun aku akan tenang." ujar anggoro.

"Anggoro jangan ngomong seperti itu, jangan memaksakan kehendak juga sama anak anak. sebaiknya tanyakan pada mereka berdua dulu."

"gala apa kamu bersedia menikah dengan bela?" ujar Anggoro.

Gala menengok papanya, dia melihat wajah papanya begitu mengharap kesediaannya. dia jadi tidak tega, mungkin ini adalah permintaan terakhirnya dalam hati gala. kemudian diapun menyetujui permintaan papanya.

"Gala bersedia pa," ujarnya.

"nah gala sudah bersedia, bagaimana bela? apa kamu mau menikah dengan Gala?" kata Diki pula.

Bela menatap gala dengan wajah malu malu, diapun berkata "kalau Gala sudah mengatakan bersedia, bela juga iya."

Alhamdulillah ujar ke empat orang tua itu berbarengan.

"Karena ini sudah siang, sebaiknya kita makan dulu." kata ibu Laila.

"ya sepertinya saya juga sudah lapar, masakan bela sangat enak. udah gak sabar mau mencicipinya." ujar Anggoro.

Merekapun tertawa dengan riang, sambil menuju ruang makan sederhana rumah Diki. sedangkan Gala hanya diam, sebenarnya dia sudah muak dengan semua itu tapi dia begitu menyayangi papanya. dia gak mau kesehatan papanya jadi drop, kalau dia menolak perjodohan ini.

Saat makan Laila terus memuji masakan bela, Anggoro makan dengan lahap. Biasanya dia gak pernah makan banyak, karena penyakitnya selera makannya sudah gak ada.

Melihat itu Galapun agak tenang, dan berpikir tak ada salahnya menjalani ini semua. mungkin kalau papa bahagia, bisa membawa kesembuhan untuknya pikir gala. diapun menyunggingkan senyum sedikit.

dan saat gala senyum bela melihatnya ya ampun manis sekali senyumannya pikir bela.

galapun berucap dalam hati mmm enak juga masakannya.

Setelah selesai makan Diki, Anggoro dan galapun masuk lagi keruang tamu, sambil ngobrol ngobrol. tentu saja gala hanya diam dan jadi pendengar saja.

Sedangkan Laila, bela dan mama raisa membereskan bekas makan mereka sampai bersih.

"seminggu lagi akan di selenggarakan pernikahan gala dan bela." ujar anggoro.

Diki hanya mengikuti apa yang di katakan sahabatnya, mereka sudah sepakat pihak Anggoro yang akan mengurus semuanya.

Anggoro dan istrinya pun pamit pulang, Diki mengantar mereka ke depan.

"bela sebaiknya kamu jangan bekerja lagi sayang." ujar Raisa.

"nantilah Tante, bela akan mengundurkan diri dulu."

"panggil mama dong sayang, kalian bentar lagi nikah."

"he he baik ma." ujar bela.

Merekapun naik ke mobil dan meninggalkan rumah bela. sedangkan Diki dan keluarga kecilnya, hanya menatap mobil sahabat nya sampai menghilang. lalu mereka masuk kedalam rumah kambali.

bab 2 bertemu di mol

Pagi pagi bela sudah bersiap siap mau berangkat kerja, gadis itupun keluar dari kamarnya.

"bela sarapan dulu nak ini dah ibu siapin."

"iya ma."

Belapun duduk dan langsung melahap nasi goreng buatan ibunya, "emm enak bangat, nasi goreng ibu paling enak."

"makanya habisin tu nasinya." ujar ibunya.

"iya dong, lihat Bu ayah tu nasinya gak di makan." kata bela.

"kenapa yah? ko kayaknya gak selera makannya." ujar Bu laila.

"ayah hanya kepikiran, kalau bela menikah dia akan ikut suaminya. kita akan kesepian, Hannya tinggal berdua saja Bu."

"ih ayah ko ngomong gitu sih, jadi bela gak usah menikah aja."

"sitt jangan ngomong gitu Bel, gak boleh." ujar ibunya.

"maaf... ayah hanya kepikiran aja."

"setelah menikah, bela juga akan sering ke sini yah."

"iya maafin ayah."

"ya udah bela berangkat dulu takut telat." gadis itupun Salim dan mencium tangan kedua orang tuanya.

"assalamualaikum" ujar bela dan segera pergi.

"walaikumsalam." balas kedua orang tua itu.

Sampai di tempat kerja belapun bertemu sahabatnya Lia.

"hai bel, pokoknya aku gak mau tau pulang kerja nanti kita harus ke mol. jalan jalan dulu, inikan terakhir kamu kerja." ujar Lia.

"iya nanti kita main ke mol, jangan seperti anak kecil gitu ah.

Lia pun manyun karena di bilang seperti anak kecil.

"Bel, setelah menikah apa kita masih bisa berteman? secara kamu itu akan menikah dengan pria kaya."

"ih kamu ini, aku itu mau menikah bukan mau melarikan diri tau. ya tentu saja kita masih berteman.

dan gak akan ada yang berubah, cuma status aja dulu gadis nanti setelah menikah jadi istri."

"he he he iya sih, tapi Lia takut bela gak mau berteman denganku lagi."

setelah jam kerja liapun pergi kemejanya, mereka mulai bekerja seperti biasa.

"Bel di panggil bos, ke ruangannya." ujar rekan kerja bela.

"iya buk." ujar bela dan diapun segera berdiri dan menemui bosnya.

Bela mengetuk pintu, terdengar suara dari dalam menyuruh masuk. gadis itu membuka pintu, lalu masuk menghadap bos nya.

"bapak memanggil saya?

"iya silahkan duduk bela." ujar pak Agus bos bela.

"begini bela apa benar kamu akan mengundurkan diri? apa alasannya? bapak sangat menyayangkan, kalau kamu keluar. karena selama ini kinerja mu sangat baik."

"iya pak, seminggu lagi bela akan menikah. karena itu Bela mengundurkan diri."

"kalau begitu selamat ya... kalau seandainya bela masih pengen kerja lagi di sini. datang aja, karena bapak melihat kinerja bela selama ini sangat bagus. bapak akan menerimamu kapan pun mau kerja lagi."

"baiklah pak, terimakasih."

"terimalah, ini bonus untukmu karena selama kerja di sini bela sangat ulet dan rajin. terimakasih sudah bekerja dengan baik." pak agus pun menyerahkan amplop coklat ke tangan bela.

Bela menerima amplop itu dan nengucap kan terima kasih dan segera undur diri.

Setelah sehari beraktifitas di meja kerja masing masing, akhirnya jam kerja pun berakhir. liapun langsung menghambur ke meja bela dan menyuruh bela supaya buru buru.

"bela ayo cepetan, udah gak sabar Lia pengen cepat cepat sampai." ujar gadis itu.

"Lia sayang ingat umur, jangan kayak anak teka gitu ah."

"he he gak sabar mau makan bakso lava, yang ada di mol." ujar Lia.

"iya nanti kita makan bakso itu, tapi aku mohon sabar ya." ujar bela.

"traktir ya bel."

"iya bawel."

"he he..."

Setelah sampai di mol merekapun muter melihat lihat dulu. tiba tiba bela bertabrakan dengan seseorang.

"maaf maaf.." ujar bela dengan sopan.

Pas bela nengok dia melihat gadis yang sangat cantik dan juga seksi.

"eh mbak kalau jalan lihat lihat dong, jangan main nyelonong aja sampai nabrak orang juga."

"maaf mbak gak sengaja." ujar bela. pas bela nengok pria yang bersama wanita yang di tabraknya adalah gala calon suaminya. Pas bela nengok galapun sempat kaget dan kemudian kembali berlagak tidak kenal sama bela.

"sekali lagi, maaf ya mbak."

"dasar..., kalau jalan pake mata."

"eh...kawan saya sudah minta maaf ya, lagian mana bisa jalan pake mata. dasar aneh, lu aja jalan pake kaki kan gak pake mata." ujar Lia marah.

Bela merasa heran, "ko gala kayak gak kenal sama saya ya? dan siapa wanita itu? jangan jangan itu pacarnya? tapi gak mungkin lah saudaranya mungkin." tentu saja itu semua terucap di dalam hati bela. dan tanpa dia sadari, Gala sudah pergi bersama wanita itu.

"kok malah bengong, ayo kita pergi ja bel." ujar Lia. dan menggandeng tangan temannya itu.

"bela kita makan bakso aja yok." kata Lia.

"ha... eh... iya eh apa Lia?"

"malah bengong... kita makan bakso aja yok." kata Lia kembali.

"ya udah ayo."

Merekapun masuk dan memesan bakso kesukaan mereka masing masing.

Liapun langsung memakan bakso pesanannya dengan lahap sedangkan bela hanya mengaduk ngaduk baksonya. bela masih bertanya tanya dalam hati. "perempuan cantik itu siapa ya? dan ko gala pura pura gak kenal sama aku ya?"

"bela sayang, di makan baksonya bukan diaduk aduk aja."

"he...he... iya."

"bela ngapa si dari tadi bengong aja? mikirin apa sih?"

"gak mikirin apa apa, ih kamu udah belum makannya biar kita pulang." ujar bela.

"Lia ma udah dari tadi, kamu itu ko cuma di aduk aduk doang."

"gak bela masih kenyang, pulang aja yok." merekapun bergegas pulang meninggalkan mol yang masih sangat ramai itu.

Lia merasa heran perubahan sikap bela, gadis itu pasrah hanya menurut dan mengiyakan ajakan bela untuk pulang.

bab 3 persiapan pernikahan

Hari ini Bela sudah tidak bekerja, bukan berarti dia bangun siang. akan tetapi bangun pagi mandi dan membantu ibunya di dapur, menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga.

Setelah selesai sarapan, membereskan bekasnya serta mencuci piring kotor. Bela masuk ke kamarnya, gadis cantik itupun tidur tiduran di kasurnya sambil Main hp.

Tiba tiba telfonnya berdering, minta di angkat. Bela melihat siapa yang menelfon, "mama" ujar bela. ia segera mengangkat telfon dari calon mertuanya itu.

"halo assalamualaikum ma."

"waalaikumsalam sayang, lagi ngapain?"

"gak lagi ngapa ngapain ma, lagi di kamar ja."

"oh... ya udah, siap siap ya bentar lagi mama jemput bela. kita akan ke butik, udah itu kita ke salon. biar nanti pas jadi penganten mantu mama kinclong."

"iya ma."

"ya udah, mama matiin ya." ujar perempuan paruh baya itu.

Setelah telfon mati Bela bangun dan mulai bersiap siap. gadis cantik itu ganti baju dan merias wajahnya tipis tipis, setelah selesai diapun keluar dari kamarnya. begitu keluar Bela melihat ayah dan ibunya sedang berada di ruang tamu.

"bela mau kemana nak? ko udah cantik," kata ibu Laila.

Bela duduk dekat ibunya. "ayah ibu, bela mau ke butik bersama mama. bentar lagi paling mama nyampe."

"oh... hati hati ya nak," ujar ibunya.

"ayah senang melihat bela bahagia." ujar pak Diki.

"tentu saja bela akan bahagia, ada ayah ibu yang selalu mendoakan bela."

"pasti sayang, doa kami selalu menyertaimu nak." kata ibunya.

Tiba tiba ada suara mobil berhenti di depan rumah bela.

"sepertinya mama sudah sampai." ujar bela. mereka bertiga pun keluar menyambut tamu mereka itu.

Bela menyambut calon mertuanya itu, Salim dan mencium punggung tangan mama Raisa.

"ayo ayo masuk dulu buk Raisa," ujar ibu Laila dengan ramah.

"gak usah Bu laila, hari sudah semakin siang. kami mau langsung jalan aja." kata buk raisa, dan langsung menggandeng tangan calon menantunya itu menuju mobil.

Perlahan namun pasti, mobil yang membawa bela dan mama raisapun sudah jauh. Laila dan Diki kembali masuk kedalam rumah dengan bahagia.

Sampai di depan butik, Bela memandang tempat itu kagum. "wah tempatnya aja kayak gini, bagus bangat. pasti harga pakaian di sini juga mahal." batin Bela.

Pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah.

"eh... buk Raisa," kata pemilik butik itu pas melihat mamanya gala masuk bersama bela.

"eh...Rani, apa kabar? kenalin ini calon menantuku.''

''oh... ini toh calonnya gala, cantik bangat. mereka sangat serasi, Gala ganteng calonnya cantik.''

''he...he...masa sih tante,'' ujar bela.

Rani merekomendasikan beberapa kebaya, setelah itu bela di suruh memilih mana yg dia suka.

''coba dulu sayang,'' ujar Raisa.

Bela masuk untuk mencoba kebaya pilihannya, di saat itu pula gala datang.

''sini duduk,'' kata mama raisa. gala duduk dan saat itu juga bela keluar dengan kebaya pilihannya. gadis itu begitu cantik, dengan kebaya putih yang di kenakan nya. kebaya yang di pilih Bela adalah yang paling sederhana, namun karena kecantikannya jadi terlihat mewah dan memukau.

''wah... kamu cantik bangat sayang.'' puji mama Raisa.

Gala terpana melihat kecantikan bela, tanpa sadar dia memandang Bela begitu takjub.

''gimana gala? apa kamu suka nak?'' ujar mama Raisa.

''mm....bagus''

''gala, kamu coba yang ini.'' ujar Rani pemilik butik.

''baiklah...'' kata gala sambil berdiri, dan mengambil stelan jas putih yang senada dengan kebaya milik bela.

Selesai memakai stelan jas tadi galapun keluar, ''bagaimana ma? ujar pria tampan itu.

''bagus sayang, kamu terlihat gagah pake itu.'' ujar Raisa memuji anak semata wayangnya.

Bela memandang gala kagum, ''wah ganteng bangat, ya ampun...'' dalam hati bela, tanpa bela sadari mulutnya udah mangap.

gala yang melihat itupun merasa geli, dan juga malas. karena sebenarnya pria itu punya kekasih, yang sangat cantik. tapi demi papanya lah dia menerima perjodohan ini.

''jadi udah selesai ya ma, masih banyak pekerjaan yang harus gala selesaikan. udah mau cuti lagi, tambah numpuk nanti.''

''ya udah...buru buru amat sih,'' kata mama Raisa.

''gala jalan dulu ma,'' ia berjalan melewati bela tanpa berkata apapun atau menoleh sedikitpun kepada bela. melihat kelakuan anaknya Raisa hanya geleng geleng kepala.

''Bu Rani, kami mau pamit dulu. gaun dan kebaya yang di pilih bela tadi sungguh indah semua, aku juga senang dengan pilihan mantuku itu.''

''baiklah Bu Raisa, semoga anda puas dengan pelayanan kami.''

''tentu Bu Rani, rancangan mu yang terbaik.'' ujar Raisa.

Mama raisa menggandeng tangan bela, keluar dari butik itu. mereka melenggang menuju mobil, dan meninggalkan tempat itu menuju salon. setelah sampai di salon, mereka di layani dengan sangat baik di tempat itu.

''tolong kasi servis terbaik, dari mulai ujung rambut sampai ujung kaki untuk menantuku ini.'' ujar mama Raisa .

''baik silahkan...'' kata pegawai salon tersebut.

Mama raisapun melakukan perawatan juga, agar dia tidak bosan menunggu bela yang sudah pasti akan lama. selesai perawatan, wanita paruh baya itupun menunggu menantunya dengan sabar. setelah beberapa saat bela sudah selesai juga.

''wah...kamu tambah cantik sayang, dan sangat terlihat lebih pres dan kinckong bangat.''

''masa sih ma.''

''iya sayang, mama gak bohong.''

Mama raisa membayar tagihan perawatan mereka, setelah itu ia menggandeng Bela meninggalkan salon tersebut menuju rumah bela.

Setelah mengantar bela, mama raisapun pulang kekediaman Anggoro. rumah yang sangat besar dan megah itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!