Hai para pembaca yang Budiman, bijaklah dalam membaca novel fantasi pertama saya. Novel ini meskipun tidak terlalu bagus namun masih bisa mendapatkan prestasi di ajang lomba menulis novel di Aplikasi Noveltoon ini. Selamat membaca.... Sehat selalu dan teguhkan selalu iman dan taqwa.
***************************************************
Kota Awan terletak di Benua Timur yang merupakan sebuah Kota kecil di pinggiran Ibukota Provinsi yang memiliki banyak pendekar tangguh (kultivator), diantaranya banyak terdapat di dalam Sekte maupun Klan atau keluarga yang tersebar di wilayah pegunungan luas dengan jumlah masyarakat mencapai puluhan ribu orang.
Meskipun Kota Awan adalah kota kecil, namun tingkat ekonominya sangat baik karena sebagai daerah penopang Ibukota Kerajaan Zu tidak tertinggal jauh dari wilayah-wilayah lainnya di Kekaisaran Qin yang memiliki beberapa Kerajaan.
Pada saat ini, mentari pagi mulai menampakkan sinarnya diiringi kesibukan orang-orang di Klan Long dalam memulai aktivitasnya. Kabut tipis perlahan mulai menghilang saat seorang anak remaja berjalan santai menuju Aula latihan Klan Long sambil membawa sapu, dia adalah Long Guan, putra dari Long Fan yang merupakan putra kelima dari Patriark keluarga Long.
Ayahnya yang bernama Long Fan telah lama meninggal sejak Long Guan berusia tujuh tahun. Pada waktu itu ibunya Long Guan yang bernama Zu Xuan juga ikut meninggal pada peristiwa yang sangat memilukan, yakni dibunuh oleh seorang Tetua Sekte Kristal Es dalam mempertahankan informasi keberadaan peta warisan makam kuno.
Tempat tersebut merupakan warisan terlarang yang berkaitan dengan kebangkitan bangsa Iblis, demi mencegah bocornya informasi tersebut mereka berdua rela mengorbankan nyawa.
Kedua orang tua Long Guan diyakini menemukan peta makam kuno yang berisi warisan dan harta karun, hanya saja Sekte Kristal Es sebenarnya mengetahui bahwa informasi tersebut terkait dengan makam Kaisar Iblis Azazil yang telah disegel.
Mereka ingin membangkitkan kembali Kaisar Iblis melalui ritual pengorbanan untuk memimpin dunia ini. Oleh sebab itu secara rahasia mereka mencoba membangun kekuatan pasukan Iblis di wilayah kerajaan Zu. Dalam sebuah ramalan kuno, mereka meyakini bahwa Kaisar Iblis akan bangkit dari wilayah tersebut.
Patriark keluarga Long pada saat itu, Long Yuan terlambat memberikan pertolongan kepada anak dan menantunya karena sedang menjalani kultivasi tertutup. Dalam kejadian tersebut, Long Guan juga mengalami luka dalam yang diakibatkan oleh pukulan beracun dari salah seorang Tetua Sekte Kristal Es.
Kini delapan tahun telah berlalu, Long Guan telah berusia lima belas tahun dan menjadi pemuda yang tampan dan berwibawa, namun kebencian Long Guan akan tindakan Tetua Sekte tersebut selalu membekas dalam ingatan dirinya, ia membulatkan tekadnya untuk menjadi kuat agar dapat melindungi dirinya dan orang-orang terdekatnya.
Namun luka dalam yang ditimbulkan akibat pukulan beracun menyebabkan kemampuan Long Guan dalam melatih kultivasi bela diri menjadi terhambat tidak seperti anak-anak seusianya di Klan Long. Maka dari itu Long Guan juga mendapatkan perawatan khusus dari Patriark Long Yuan untuk menetralkan efek dingin dari pengaruh pukulan beracun tersebut.
Patriark Long sangat sayang terhadap Long Guan, demi kesembuhan cucunya tersebut ia rela mengalirkan Qi vitalitas setiap pagi hari demi kesembuhan cucu tersayangnya itu. Namun hal ini menyebabkan kecemburuan dari cucu lainnya yang bernama Long Huan. Ia beranggapan bahwa Long Guan tidak mungkin bisa diselamatkan dan hanya membuang-buang energi dan sumberdaya keluarga saja.
Namun siapa sangka tanpa ada yang menyadarinya, tubuh Long Guan adalah tubuh khusus yang menyimpan kekuatan spiritual. Zat racun yang sulit terdeteksi itu memberikan pengaruh yang sangat besar, setiap energi vitalitas yang masuk ke dalam tubuhnya seperti terserap ke dalam lubang yang sangat dalam.
Pada saat ini kemampuan kultivasi Long Guan juga masih dalam pemurnian Qi Tingkat Satu, kendati begitu kebencian Long Huan kepada Long Guan tidak ada yang mengetahuinya, tampak diluar ia adalah sepupu sekaligus orang yang dipercaya dan dikenal baik oleh Long Guan.
“Selamat pagi saudara Guan. Bagaimana kabar mu? Apakah kamu hari ini sudah merasa lebih baik?” sapa Long Huan kepada Long Guan sambil membawa pedang bermata ganda kualitas menengah untuk berlatih.
“Masih seperti sebelumnya, belum ada peningkatan yang berarti” jawab Long Guan dengan nada tak berdaya.
“Tetaplah semangat, kamu adalah harapan keluarga Long kita” balas Long Huan menimpali.
“Ah, kamu jangan mengejekku Long Huan, aku sudah bisa hidup saja sampai hari ini sudah merupakan berkah. Entah bagaimana aku bisa membalas budi baik Kakek karena sudah mengorbankan energi vitalitasnya selama tujuh tahun terakhir ini” ujar Long Guan dengan ekspresi malu.
Long Guan sambil menundukkan kepala melanjutkan pekerjaannya menyapu Aula latihan Klan Long. Ia memang tidak diizinkan berlatih terlalu keras seperti anak-anak lain di generasinya, hal ini disebabkan kondisi fisiknya yang tidak stabil, jadi ia hanya bisa menyaksikan yang lainnya berlatih tehnik kebanggaan Klan Long.
Perlu diketahui Klan long merupakan kekuatan yang tidak bisa diremehkan begitu saja di Kota Awan. Hal ini dikarenakan basis kultivasi Patriark Long sudah berada pada tahap Kelahiran Kembali Tahap Awal dan merupakan dua yang tertinggi setelah Biksu Tang Yuan dari Kuil Shaolin.
“Aku sudah tidak sabar untuk segera melenyapkan Long Guan, walau bagaimanapun aku yang seharusnya menjadi pewaris Klan Long di masa depan” batin Long Huan sambil mendengus kesal
melihat Long Guan yang tampak bodoh dari kejauhan.
“Tuan muda Huan, apakah kita perlu bertindak sekarang?” tanya Long Hai yang menyadari perubahan ekspresi Long Huan.
“Aku sepertinya sudah sangat muak melihat Long Guan, kita tunggu Patriark, ayahku serta para Pamanku lengah. Long Hai kamu sebaiknya segera menyiapkan keperluan yang dibutuhkan, karena tidak lama lagi kudengar Patriark dan Tetua lainnya akan menghadiri undangan jamuan dari kerajaan Zu” ucap long Huan dengan nada serius.
“Baik Tuan Muda Huan, tapi tolong izinkan saya untuk memberi Long Guan pelajaran juga, biar dia merasakan jurus Tinju Api keluarga Long kita” pinta Long Hai dengan ekspresi penuh semangat.
“Hahaha..bagus, bagus memang seperti itu seharusnya, kamu tenang saja aku akan memberikan kesempatan itu, kamu jaga rahasia ini baik-baik atau kamu tidak bisa mengelak dari kematian jika membocorkannya” ancam Long Huan dengan serius.
“Ampun tuan muda, hamba tidak berani, sebagai pewaris Klan Long di masa depan tentu aku harus selalu di sisimu, dengan bakat jenius aku yakin Klan Long di masa depan akan menjadi yang terkuat di Kekaisaran Qin ini” ucap Long Hai dengan nada dan senyum menjilat.
Mereka melanjutkan latihan di Aula sambil sesekali memandang Long Guan dengan tatapan sinis dan penuh kehinaan. Adapun Long Guan tetap melanjutkan pekerjaannya tanpa mengetahui maksud dari sepupunya. Ia masih beranggapan Long Huan adalah saudara yang selalu menjaga dan melindunginya selain Patriark Long.
Sambil mengelap keringat yang mulai membasahi keningnya Long Guan berkata sendiri.
“Aku harus menjadi kuat, tidak boleh lemah. Aku tidak boleh menyia-nyiakan nyawa kedua orang tuaku, bakatku harus mampu meninju langit Alam Dewa, Benua Timur masih terlalu sempit untukku berpijak”.
Long Guan hanya bisa melihat murid-murid Klan Long berlatih, sesekali ia juga memperhatikan setiap gerakan yang diperagakan oleh Long Huan. Pada saat ini kultivasi Long Huan merupakan yang tertinggi yaitu berada pada ranah Pemurnian Qi Tahap ke tujuh diantara bakat muda Klan Long lainnya.
Hal ini tentu saja sangat membanggakan keluarga Long, pada dasarnya Long Huan dianggap pemuda jenius di Klan Long, pada usianya yang baru memasuki lima belas tahun ia sudah mengukir namanya di jajaran pemuda terbaik Kota Awan.
Di Kota Awan kultivator muda yang memiliki tingkatan tinggi masih sulit ditemui, rata-rata basis kultivasinya berada pada Pemurnian Qi Tingkat Empat dan Lima. Adapun tingkatan kultivasi yang terdapat di Benua Timur yaitu : Pemurnian Qi, Pondasi Qi, Inti Qi, Kelahiran Kembali, dan Immortal.
“Long Guan cepat kemari...!" ucap Long Hai sambil berteriak keras ke arah Long Guan.
Suara Long Hai membuat Long Guan tersentak kaget.
“Apakah mereka mencurigai aku karena mencuri pandang jurus Klan Long yang mereka latih?” batin Long Guan sambil berjalan mengarah ke tempat dimana mereka sedang berlatih.
“Hai Long Guan, kuperhatikan kamu sedang melihat kami berlatih, apakah kamu ingin aku ajari beberapa jurus Klan Long”? ucap Long Hai kepada Long Guan yang sedang menatap penuh tanda tanya.
“Benarkah itu Long Hai?” tanya Long Guan ragu-ragu.
“Tentu saja benar, aku akan mengajarimu jurus pukulan dan teknik pedang. Tapi kamu harus memanggilku guru terlebih dahulu sebagai syarat utamanya. Hahaha...” jawab Long Hai sambil tertawa keras diikuti saudara-saudara yang lain.
Raut wajah Long Guan seketika memerah dan tinjunya mengepal, ejekan Long Hai membuatnya sangat marah.
“Long Hai apa yang kamu katakan? Kamu tidak layak menjadi guruku, jangan mimpi kamu...!!” bentak Long Guan yang tidak terima dirinya direndahkan.
“Ya itukan hanya jika kamu mau saja, jika tidak pun tidak apa-apa. Lagian akan sangat membuang waktu dan energi mengingat kemampuan kultivasi mu yang sangat lambat" ejek Long Hai dengan santai.
"Betapa sia sianya Qi vitalitas yang telah Patriark berikan untukmu, jika itu aku maka aku pasti sudah berada di alam Pondasi Qi dan menjadi jenius sejati di Kekaisaran Qin” sambung Long Hai dengan nada angkuh dan senyum yang mencibir.
Mendengar ucapan Long Hai, hati Long Guan merasa sakit dan teringat akan pengorbanan Patriark Long Yan yang selama ini telah berkorban begitu besar terhadap keberlangsungan hidup Long Guan.
“Efek pukulan beracun memang sulit dihilangkan, rasa dingin yang menyiksa membuatku keram dan berasa ingin mati, entah sampai kapan aku bisa hidup dengan mengandalkan kemampuan Patriark” pikir Long Guan yang tampak tidak berdaya dihadapan Long Hai dan murid murid klan Long lainnya.
Sambil menahan kekesalan, Long Guan melangkah pergi meninggalkan Aula latihan menuju halaman belakang Klan Long.
Dari kejauhan nampak Long Huan menyaksikan peristiwa tersebut dengan senyum mengembang. Dia seolah serius berlatih dan tidak mengetahui ejekan Long Hai kepada Long Guan.
“Mampus saja kau Long Guan, daripada hanya menjadi duri yang menghalangiku di kemudian hari” ucap pelan Long Huan sambil melanjutkan latihannya.
Pada saat yang bersamaan Long Huan mengeluarkan kemampuannya.
“Pukulan Naga Membelah Gunung...!”
Teriak Long Huan yang diiringi suara gemuruh dari Aula pelatihan.
Murid murid berdecak kagum, efek dari jurus tersebut mampu menghancurkan batu besar menjadi serpihan serpihan kecil.
“Luar biasa, hebat .. sangat hebat..” puji Long Hai penuh rasa kagum menyaksikan kehebatan jurus yang telah dikeluarkan oleh Long Huan.
Tampak kebanggaan di wajah Long Huan mendengar pujian dari saudaranya, ia sangat menikmati momentum seperti ini.
“Kalian bisa menyaksikan sendiri bukan? Aku bukanlah sampah Klan Long, akulah jenius sesungguhnya yang pantas mendapatkan perhatian dari Patriark” ucap Long Huan dengan nada meninggi.
“Ya benar Tuan muda adalah jenius sejati, kami bangga terhadap tuan muda..” timpal beberapa saudara lainnya sambil bertepuk tangan.
Adapun Long Guan tidak mengetahui apa yang terjadi di Aula latihan, ia sudah terlanjur merasa kesal dan tidak peduli lagi terhadap mereka. Meskipun keturunan langsung Klan Long, ia merasa dikucilkan oleh saudara saudarinya di Klan. Hanya beberapa saja yang masih menganggap Long Guan sebagai saudara dan sahabat, diantaranya Long Huan anak paman pertamanya yang ia nilai baik.
Namun tanpa sepengetahuan Long Guan, Shu Mingyu tunangannya yang dari masih kecil telah dijodohkan kepadanya telah bermain hati dengan Long Huan yang ia kira sangat baik itu. Shu Mingyu berpikir bahwasanya Long Guan tidak akan secemerlang Long Huan, sebagai putri dari tetua keluarga Shu tentu Shu Mingyu sangat berharap keluarganya akan berkembang dan mendapat pijakan yang lebih kokoh di Kota Awan.
Tiba di halaman belakang Klan Long, nampak Long Guan duduk termenung di tepi halaman yang berbatasan dengan jurang terjal yang memisahkan pegunungan Kabut Abadi dengan pemukiman Klan Long.
“Kenapa kau melamun Guan’er?”
Ucapan seseorang membuyarkan lamunan Long Guan yang ternyata adalah kakeknya, Patriark Long Yuan yang datang menghampirinya.
“Salam hormat kakek” sapa Long Guan sambil menundukkan badan ke arah Patriark keluarga Long tersebut.
“Kakek, aku sedang memikirkan tentang keadaan tubuh ini, aku merasa tidak berguna karena selalu menyusahkan kakek dari semenjak kecil, sampai hari ini aku belum bisa membalas segala budi baik kakek” sambung Long Guan sambil menahan sedih.
Patriark Long lalu memeluknya dan berkata, “Apa yang kamu pikirkan adalah kekeliruan besar, kebahagiaan kakek adalah melihatmu tetap hidup, kakek pernah kehilangan kedua orang tuamu dan itu adalah penyesalan terbesar dalam hidup kakek. Kakek akan terus berupaya meningkatkan kekuatan dan mencari sumberdaya untuk menyembuhkan mu, oleh karena itu kamu tidak usah merasa khawatir”.
Kehangatan dan kasih sayang yang tulus dari kakeknya membuat Long Guan kembali bersemangat dan bertekad untuk sembuh. Dalam hatinya ia bertekad untuk membalas jasa kakeknya serta membesarkan Klan Long yang beberapa tahun terakhir terhambat karena Patriark terlalu fokus pada proses penyembuhan diri Long Guan tanpa memperhatikan peningkatan basis kultivasi pribadinya.
“Kakek, apakah tidak ada cara lain untuk menyembuhkan luka dalam ini?” tanya Long Guan dengan wajah penuh tanda tanya.
“Sebenarnya ada dua jalan, yang pertama adalah dengan mengalirkan Qi vitalitas murni, namun hanya leluhur Klan Long yang mampu mencapai kekuatan itu. Cara lainnya yaitu dengan menggunakan jurus Sembilan Naga, tetapi sayangnya jurus tersebut belum sempat diturunkan kepada keluarga Long. Kitab Sembilan Naga sejak lama menghilang dan belum ditemukan. Jika saja kakek menguasai jurus Sembilan naga tentunya kakek pasti akan menyembuhkan kamu” ungkap Patriark Long Yuan dengan putus asa.
Keputusasaan ini memang wajar, karena kitab Sembilan Naga telah lama menghilang dan menyebabkan kemampuan Klan Long tidak dapat menyamai leluhur pendiri Klan di masa lalu.
Sementara Long Guan hanya mengangguk pelan tanda mengerti kesulitan dan ketidak keberdayaan kakeknya.
"Apakah keluarga kita tidak membalas kematian kedua orang tuaku?" tanya Long Guan penasaran.
"Masalahnya tidak sesederhana yang kamu bayangkan, saat kejadian itu tidak ada saksi mata sehingga perbuatan mereka dapat tertutup dengan rapi. Selain itu, hal ini juga melibatkan dua kerajaan sehingga dibutuhkan tindakan yang sangat hati-hati. Namun kakek yakin, keluarga kita suatu saat akan bangkit. Leluhur pernah mengatakan bahwa setiap seribu tahun Klan Long akan melahirkan seorang jenius yang mampu mengembalikan kejayaan masa lalu” ucap Patriark Long Yuan dengan tatapan penuh semangat.
“Baiklah kakek, aku berjanji akan tetap hidup dan mewujudkan cita-cita kakek, membawa kebangkitan Klan Long dan menjadi kultivator yang tangguh dan berbudi” Long Guan berkata dengan sungguh sungguh.
“Bagus, bagus itu baru cucuku, semangatmu mengingatkanku pada ayahmu. Selain ketampananmu mewarisi dirinya, tekadmu juga kuat seperti ayahmu. Berjanjilah kamu tetap semangat dan mendengarkan nasihat dari kakek”
pinta Patriark Long penuh harap.
“Tentu saja kakek, aku berjanji tidak akan mengecewakan kakek dan ayah, kelak aku akan berdiri tegak di atas cakrawala Kekaisaran Qin. Aku juga akan membuktikan kepada orang yang telah mencelakakan kedua orang tuaku bahwa mereka keliru dan pantas mendapatkan hukuman yang setimpal” ucap Long Guan dengan serius.
Tatapan Long Guan begitu tajam seolah ada kekuatan tersembunyi di dalam tubuhnya, Patriark Long Yuan yang menyaksikan hal ini sedikit bergidik ngeri melihat tatapan yang penuh tekad dari cucunya tersebut.
Saat Patriark Long dan Long Guan sedang berbincang, tiba-tiba terdengar langkah kaki menghampiri mereka.
"Hormat Patriark Long, mohon maaf mengganggu" Ucap kepala pelayan sambil membungkuk ke arah Patriark.
"Ada apa Hong?" Tanya Patriark Long kepada Long Hong.
"Izin menyampaikan, bahwa di Aula pertemuan kita kedatangan tamu dari keluarga Shu, selain Tetua Shu Feng hadir pula putrinya yang bernama Shu Mingyu" Jawab kepala pelayan Long dengan nada hormat.
"Baiklah, aku akan menjumpai mereka" ucap Patriark Long, lalu ia melihat ke arah Long Guan.
"Guan'er, kamu ikutlah kakek menemui calon ayah mertuamu" ajak Patriark Long kepada Long Guan sambil tersenyum ringan.
Menanggapi ajakan kakeknya, Long Guan mengangguk pelan, walau bagaimanapun ia merasa senang akan bertemu dengan Shu Mingyu. Kemudian mereka bertiga berjalan menuju aula pertemuan, di dalam pikiran Long Guan kembali mengingat terakhir kali bertemu dengan tunangannya yang memang cantik itu, namun di hati kecil Long Guan masih timbul keraguan terkait kekuatannya yang jauh dari harapan banyak orang. Tak berapa lama pun mereka tiba di aula pertemuan.
"Salam Patriark, semoga Patriark senantiasa sehat dan panjang umur" ucap kompak anggota keluarga Long beserta Shu Feng sambil menangkupkan tangannya.
"Terimakasih semuanya" sahut Patriark Long dengan ramah.
"Tetua Shu, kabar baik apa yang membawa mu berkunjung"? ujar Patriark Long kemudian dengan senyum cerah.
Perlahan Patriark Long memperhatikan ke arah sosok seseorang yang berdiri di belakang Shu Feng, lalu melanjutkan perkataannya.
"Tampaknya keluarga Shu sudah tidak sabar ingin berbesan kepada keluarga Long, hahaha.. " ucap Patriark Long diikuti tawa ringannya.
Di sisi lain, nampak wajah Long Guan yang sedikit memerah menahan malu mendengar ucapan kakeknya, sementara ekspresi Shu Mingyu nampak tersenyum datar.
"Patriark Long sungguh baik dan bijaksana, adalah suatu berkah yang sangat besar apabila keluarga Shu kami yang kecil ini bisa menjalin ikatan keluarga dengan keluarga Long" Shu Feng berkata dengan nada yang sopan.
"Adapun maksud kedatangan kami adalah jika berkenan maka kami ingin menitipkan Shu Mingyu di keluarga Long, hal ini bertujuan untuk lebih mendekatkan hubungan kedua keluarga, selain itu perjalanan kami masih berlanjut ke Ibukota kerajaan, ada beberapa urusan bisnis yang perlu diselesaikan di sana, hal ini juga memakan waktu yang tidak sebentar. Kami khawatir jika meninggalkan Shu Mingyu terlalu lama" sambung Shu Feng menjelaskan maksud kedatangannya.
Mendengar hal ini Patriark Long tampak berpikir sejenak, "Sepertinya tidak masalah, meskipun perjodohan mereka belum dilakukan secara resmi namun mengingat usia mereka yang baru menginjak lima belas tahun tidak salah juga untuk saling mengenal terlebih dahulu" batin Patriark Long dalam hati.
"Baiklah, kebetulan kami juga memiliki beberapa kamar yang kosong. Tidak masalah jika Shu Mingyu ingin tinggal di sini untuk beberapa saat. Ia juga bisa sambil belajar beladiri bersama anak anak dari keluarga Long lainnya" jawab Patriark Long memberi keputusan.
Sebenarnya hubungan keluarga Long dengan keluarga Shu Feng memang berjalan baik. Apalagi Long Fan ayahnya Long Guan pernah menyelamatkan keluarga Shu dari ancaman pembunuhan. Saat itu keluarga Shu sedang diserang oleh sekelompok pembunuh bayaran Topeng Hantu, jika saja saat itu Long Fan tidak kebetulan sedang berada di sana maka sudah dipastikan keluarga Shu akan musnah. Hal ini pula yang menyebabkan Shu Feng ingin menjodohkan putrinya kepada Long Guan sebagai balas budi.
Pada saat ini, tanpa ada yang menyadari dua pasang mata saling memandang. Long Huan memandang Shu Mingyu dengan penuh kekaguman, selain memiliki wajah cantik Shu Mingyu juga memiliki tubuh yang ideal, lekukan tubuhnya juga nampak begitu mempesona diusianya yang masih remaja.
Sementara menanggapi tatapan Long Huan, ia tersenyum kecil dan wajah yang memerah. Tentunya Shu Mingyu mengetahui tentang Long Huan, jenius keluarga Long dengan tingkat kultivasi yang mencengangkan. Sebelumnya mereka pernah beberapa kali bertemu, namun belum sempat saling mengutarakan perasaan.
Long Guan hanyalah seekor semut jika dibandingkan dengan Long Huan. Tentu Shu Mingyu bisa berpikir logis, ia tidak pernah memikirkan hal apa yang terjadi ke depannya kelak, yang ia pikirkan hanyalah kepentingan sesaat di depan mata.
Setelah perbincangan santai dan penuh kehangatan, Shu Feng beranjak pamit dari kediaman keluarga Long. Adapun Shu Mingyu tetap tinggal di kediaman keluarga Long.
Hari masih sore, namun senja belum memanggil mentari untuk menyapa malam. Hal ini dimanfaatkan Long Guan untuk berkeliling di paviliun kediaman keluarga Long bersama Shu Mingyu. Long Guan sangat senang bisa berada pada situasi seperti sekarang ini, kendati begitu tidak sedikit tatapan anggota keluarga Long yang mencibir ke arah Long Guan.
Hingga mereka berdua duduk dan berbincang di taman keluarga Long, tercium harum bunga lili yang mulai merekah sempurna menghiasi indahnya taman tersebut.
"Nona Shu, apakah kamu merasa nyaman tinggal di sini?" tanya Long Guan yang sedari tadi melihat Shu Mingyu terdiam.
"Aku mulai terbiasa dengan suasana di sini, sikap keluarga Long terhadapku juga sangat baik, tentunya aku merasa baik-baik saja" jawab Shu Mingyu sambil memperhatikan wajah Long Guan.
"Meskipun terlihat tampan, ia tetaplah orang yang tidak berguna, bahkan keadaan tubuhnya yang menderita luka dalam juga bukanlah rahasia di Kota Awan" gumam Shu Mingyu dalam hati, ada kekecewaan yang tergambar di wajahnya.
"Baguslah jika begitu, jika Nona Shu merasa nyaman akupun ikut senang. Mengenai rencana perjodohan kita, bagaimana menurut pendapatmu?" tanya Long Guan dengan antusias.
"Hemm.. Itu ya. Sebenarnya aku masih belum berpikiran ke arah sana, aku masih ingin mengembangkan diri terlebih dahulu" jawab Shu Mingyu dengan hati-hati.
Mendengar jawaban tersebut Long Guan tersenyum getir. Siapapun lelaki normal pasti ingin memiliki gadis seperti Shu Mingyu, namun Long Guan juga bukan orang bodoh. Ia bisa menebak jawaban tersebut pasti terkait kondisi tubuhnya yang tidak berguna, sampah Klan Long yang sudah terkenal seantero Kota Awan.
Kemudian Long Guan berkata kepada Shu Mingyu, "Nona Shu, aku akan berusaha meyakinkan dirimu bahwa aku akan berkembang menjadi Seniman beladiri di kemudian hari, aku akan melindungi dirimu dan selalu menjagamu dengan sepenuh hatiku"
Namun Shu Mingyu menanggapinya dengan acuh tak acuh, dalam hatinya ia bergumam, "Mimpi saja sana, walaupun keluarga Shu berhutang budi pada ayahmu. Namun aku juga bukan wanita bodoh untuk bisa menerima sampah menjadi suamiku".
Sesaat kemudian dengan santai ia pun berkata kepada Long Guan.
"Aku salut pada tekad besar mu tuan muda Long, tidak banyak pemuda yang berpikiran seperti dirimu. Sebagai keturunan keluarga besar Long, tentunya kamu memiliki sumberdaya berlimpah. Namun kondisi fisikmu yang cedera, aku rasa apa yang kamu ucapkan kepadaku hanyalah isapan jempol belaka".
Lalu Shu Mingyu dengan penuh penekanan melanjutkan ucapannya kembali, "Aku hanya wanita biasa, di kehidupan yang keras ini keluarga dengan kekuatan sejati sangat dibutuhkan untuk menjadi yang terkuat, yang lemah hanya akan ditindas dan menjadi benalu. Tentunya kamu mengerti dengan apa yang aku sampaikan".
Hening...
Ucapan Shu Mingyu jelas sangat meremehkan kemampuan Long Guan secara terang-terangan, ia yang seharusnya menjadi pelita di dalam kegelapan dan menjadi bara api penyemangat justru bertindak sebaliknya.
Long Guan tampak berkaca-kaca mendengar ucapannya. Ekspresi kekecewaan nampak di wajah tampannya, ini kali keduanya dalam hari yang sama ia diremehkan oleh orang-orang terdekat yang berada di sekitarnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!