NovelToon NovelToon

Alter Ego

Tragedi

Siang itu begitu mendung itulah yang dirasakan oleh seorang gadis berusia 17 tahun bernama Arrabele Beatrix..dia baru pulang sekolah dan mendapati sebuah kenyataan kalau pintu rumahnya telah terbuka paksa...sementara di sekitar rumah ada banyak orang dan juga polisi yang menyaksikan kengerian yang sedang terjadi di dalam..

Gadis itu gemetar memeluk tasnya ketakutan ketika dia melihat bekas darah sepanjang jalan dari halaman rumah hingga masuk ke dalam ruang tamu...

bagaimana keadaan di dalam..bagaimana keadaan Ayahnya...dirinya sungguh takut menerima kenyataan pahit yang ada di depannya,...

Arrabele masih berdiri disana terpaku sampai seorang pria mengejutkannya..ia menoleh..

''Aston...'' Aston adalah sepupu jauhnya berusia 30 tahun..

''Arrabell....tuan sudah meninggal..''

Deg!!!!!

Arrabell menoleh dengan tatapan beku namun hancur...

''Tidak.....kau pasti salah Aston....tidak mungkin ayah..meninggal..''

Arrabell memutuskan untuk masuk sendiri, karna dia adalah anak dari korban maka dirinya di ijinkan masuk..dan tubuhnya terpaku di tempat ketika melihat posisi ayahnya yang belum berubah..terlentang di lantai dengan posisi mata menyala menahan kesakitan...

''Ayah..tidak mungkin...Ayah.........''jerit Arrabell hendak mendekati jasad sang ayah namun..

Sebuah tangan kekar menariknya cukup kuat hingga tubuh itu berhenti disana...

''Arrabell...kau tak bisa mendekat atau kau akan merusak TKP..''

''Apa...''

''Sudah jelas ini pembunuhan dan kita akan segera menemukannya,.''ucap Aston tajam..

Arrabell yang malang tak mampu berkata apapun...sekarang, hatinya hancur berkeping menyadari kalau satu-satunya orang tua itu pergi dengan begitu mengenaskan...sungguh Arrabell amat terpukul.

Sementara polisi mulai mensterilkan tkp dan meminta semuanya menyingkir dari rumah besar dan mewah itu..

Kini....

Arrabell di bawa ke rumah milik ayahnya yang satunya dan tinggal disana sementara karna selain di rumah induknya adalah tempat pembunuhan..Arrabell takut untuk kembali kesana..kembali ke rumah besar itu..karna bayangan ayahnya yang meregang nyawa ada disana,...untunglah ada Aston yang sigap melindunginya tak heran ayah selalu mempercayai Aston.

''Ujung kemejamu berdarah..''bisik Arra menatap Aston yang sedang membuka jasnya..

Pria itu mengangguk...''aku sempat membantu polisi tadi...''

''Oh.....lalu bersihkanlah dirimu..''ucap Arrabell lembut..

Keduanya saling menatap sebentar...

''Baiklah...aku pergi tidak lama...''ucap Aston tersenyum..

''Yah...''

Aston pergi dan meninggalkan Arrabell sendirian..gadis itu menyadarkan tubuhnya di sandaran sofa....kesedihan masih tergambar jelas di matanya, airmatanya menetes di wajahnya...

Sekarang bagaimana dengan hidupnya, dengan siapa dia tinggal..apakah dia akan tetap aman...?sungguh Arra jadi bingung sendiri.

Tak berapa lama kemudian Aston sudah kembali..

''Mulai sekarang kau akan menempati rumah besar ini dan untuk pemakaman kau sama sekali tak bisa ikut Arra karna saat ini banyak sekali yang sedang mengincar dirimu karna kau adalah seorang pewaris tunggal jadi..kita tak bisa mengambil resiko...''

''Bagaimana kalau aku menyamar saja...bagaimana mungkin aku tidak mengantar ayah ke makamnya..''

''Tidak....ada banyak musuh tuan yang mengincarmu sekarang jadi...kau akan tetap di rumah sampai segala sesuatu aman di luar sana...aku akan mengurus segalanya tenanglah Arrabel...''

''Tapi...Aston...''

Kata-kata Arrabel menggantung ketika Aston pergi begitu saja meninggalkan dirinya,....

''Mengapa dia sekarang malah memerintahku.''jerit Arrabel sedih namun dia tak bisa apa-apa..

Menurut yang pernah ayah bilang bahwa dari sekian musuh ada salah seorang yang mengincar nyawa ayah dan kekayaan mereka...ayah berjanji akan mengatakannya namun sampai di detik terakhir Arrabell bahkan tidak tau siapa musuh yang di maksud ayahnya..

Gadis itu lalu bangkit berdiri dan melangkah masuk ke dalam kamarnya sendiri dan menguncinya....dia sudah mengantuk...sangat lelah atas apa yang terjadi hari ini....

Arrabell akhirnya tertidur...

***************

Tengah malam......

Jendela kamarnya terbuka perlahan dan seseorang masuk....mendekati ranjang dan tersenyum dingin....memandang Arrabell dari tempatnya berdiri dan meliriknya tajam....memegang pisau di tangannya pria itu mendekati Arrabel yang sudah tak sadar...pria itu pun melakukan sesuatu di luar dugaan...

Membuka atasan milik Arrabel dengan sinar mata nyalang..lalu memberi tanda disana....sampai dia puas...

''Semua akan menjadi milikku termasuk kau manisku..tapi sampai saat itu terjadi maka kau akan tetap aman...

Lalu pria itu keluar dari sana dan meninggalkan kamar milik Arrabell....

******************************

Seorang pria tampan melangkah masuk ke dalam sebuah ruangan kantor dan di ikuti oleh asistennya...

''Tuan Dimitri...tentang kejadian kemarin...''

Dimitri menoleh dan tersenyum terkejut...ia lalu menghempaskan dirinya di sofa empuk di belakangnya...dan mengeraskan wajahnya...

''Aku tidak membunuh siapapun Gavin apa maksudmu, bukankah sudah berulang kali aku menyakinkanmu.''ucap Dimitri terlihat kesal...

''Tuan Dimitri,....bukankah tuan yang menghabisi tuan Kendrik semalam...bahkan DNA anda tertinggal disana...''

Dimitri memajukan tubuhnya dia menatap mata Gavin dengan tajam..

''Kau tau aku bukan...kau tau aku bahkan tidak bisa menyentuh....''

Kata-kata Dimitri menguap begitu saja ketika Gavin menunjukan sebuah cctv di layar ponselnya, memang di cctv itu tidak menunjukan kalau tuan Dimitri membunuh namun...jelas sekali kalau Dimitri keluar beberapa saat setelah pembunuhan terjadi.....

Wajah Dimitri memucat...ia mengeleng...untuk kesekian kalinya dia melakukan sesuatu di luar kendalinya..dan Gavin yang melindunginya..lalu siapa yang melakukannya karna Dimitri tidak ingat sama sekali...memang akhir-akhir ini Dimitri sering terbangun dengan tubuhnya yang lelah...namun dia tak ingat apapun dan hal itu cukup membuatnya heran..Dimitri mengusap wajahnya dengan kasar..

''Lalu kau sudah membersihkannya..''

''Tentu tuan..''ucap Gavin menundukan kepala penuh hormat..

Dimitri bangkit berdiri..lalu melangkah menuju jendela...

''Aku tak mengerti apa yang terjadi padaku, mengapa seakan ada dua pribadi di dalam diriku...''

Gavin mendekati Dimitri dan menatapnya...

''Tuan Dimitri....aku harus memberi tahu anda sesuatu mungkin saja tuan Dimitri mempunyai sebuah kepribadian lain....karna jelas ketika tuan terbangun, tuan menyebut nama yang berbeda..

''Apa maksudmu...siapa namaku yang lain...''

''Tuan Kenan Owen...''

''Hah....mana mungkin...''

Gavin lalu mengulurkan tangannya menunjukan sebuah foto seorang gadis cantik..

''Siapa dia...''

''Namanya Arrabelle Beatrix, putra dari tuan Ben yang terbunuh semalam...bahkan tuan Kenan memintaku agar aku memata-matai nona Arrabel..''

''Arrabell....''ulang Dimitri menatap foto di tangannya...

''Sejak kapan kau tau tentang ada pribadi lain di dalam diriku...''teriak Dimitri murka.

Gavin menundukan kepalanya dalam-dalam....

''Sebenarnya aku sudah menyadari ada yang aneh dalam diri tuan beberapa waktu lalu tapi aku memilih merahasiakannya dari siapapun....''

Dimitri terdiam lama...sungguh kehidupannya yang tenang kini telah lenyap setelah sosok lain bernama Kenan itu mengacaukan hidupnya...

''Kenan Owen...beraninya dia memakai nama belakangku..''

''Tuan Dimitri....lalu apa yang harus aku lakukan dengan tugas yang di berikan tuan Kenan tentang Nona Arrabell...''

Dimitri menoleh tajam...

''Arrabelle....''ulangnya mengerutkan kening...

Mengekang

Arra menatap protes pada sepupunya Aston yang begitu posesif kepadanya,

''Aston...aku tak ingin di kekang...apa kau mengerti...''

Aston menoleh tajam..

''Kau tau pembunuh ayahmu sedang berkeliaran di luar sana...kau tau bahkan kau tak punya tempat untuk pergi dari sini Arra,.....''

Mata Arra berkaca-kaca sudah hampir sebulan kematian ayahnya dan jawaban Aston selalu sama dia tak di ijinkan keluar..

''Aku masih sekolah ingat..aku tak bisa tinggal terus dirumah..''

Aston mengeraskan wajahnya, ia mendekati Arra menarik lengannya cukup keras hingga keduanya saling menatap....

''Aku melakukan segalanya untuk melindungimu..tak bisakah kau bertahan..''

''Ada apa denganmu kau membuat aku takut Aston..''

Aston membeku ketika matanya bertemu dengan mata Arra yang coklat terang, ia menjadi sadar ketika gadis itu hampir menangis karna takut.pria itu akhirnya menurunkan nada suaranya ia lalu menyentuh bahu Arra dan menatapnya dengan tajam..

''Aku ingin kau tau kalau aku sangat khawatir kalau terjadi sesuatu padamu..''

''Aku mengerti tapi....sebentar lagi aku lulus, aku sedang ujian jadi..kau tak bisa menghalangiku Aston..''

Pria itu akhirnya mengangguk..

''Baiklah...aku akan mengijinkanmu pergi tapi ingat..supir akan mengantarmu, ingatlah untuk tidak bicara dengan orang asing juga...jangan pernah membiarkan dirimu terlena oleh siapapun...''

''Yah...aku mengerti...''Arra mengangguk patuh..

''Bagus...''

Aston lalu melepaskan Arra dan meninggalkan gadis itu yang masih memakai seragam sekolahnya..tak lama kemudian, Aston datang bersama dengan seorang supir sekaligus pengawal Arra yang baru..

Arrabel sedikit heran..ketika ayahnya meninggal semua pelayannya di ganti sepihak oleh Aston oleh orangnua dengan alasan kalau orang-orang itu mungkin akan menjadi mata-mata bagi musuh mereka..

Meski sedikit tidak nyaman, namun Arra memilih lebih percaya pada Aston yang merupakan sepupu jauh keluarganya..seberapa jauh..Arra tidak tau yang pasti...Aston datang setahun lalu dan langsung menjadi tangan kanan ayahnya..

''Arra...dia adalah supirmu sekaligus pengawalmu di sekolah..jadi kau tak boleh jauh darinya mengerti..''

''Baiklah...tapi siapa namanya..''

''Namanya adalah Brox....''

Brox adalah pria dengan wajah yang cukup seram tentu saja meski dia berwajah garang namun cukup untuk membuat siapapun akan takut padanya..

''Baiklah...aku sudah terlambat sekarang...''ucap Arra lalu pamit pada Aston..

Pria itu tersenyum dan menatap kepergian Arra dengan senyuman dingin, Aston lantas segera naik ke lantai atas dan masuk ke dalam sebuah ruangan yang cukup rahasia..bahkan masuk saja harus memakai sidik jari..untunglah sebelum ayah Arra meninggal, Aston sudah mengubah menjadi sidik jarinya..

Ketika pintu terbuka ada banyak sekali brangkas berisi semua harta penginggalan pria tua itu yang sebentar lagi akan menjadi miliknya..

Sinar mata Aston penuh keserakahan muncul dalam kepalanya..semua brangkas ini memang di kunci rapat dan hanya menggunakan sidik jari Arrabel yang merupakan putri tunggal...jadi Aston tak akan pernah melepaskan kesempatan emas ini..mendapatkan Arra sekaligus menjadi pemilik dari semua harta tersembunyi ini...dan jalan satu-satunya bagi Aston adalah menikahi Arra lalu semua ini akan menjadi miliknya..

Aston tertawa dengan suara yang lantang....sendirian dia menatap semua brangkas berharga itu dengan mata yang membara penuh keserakahan,,...sungguh Aston begitu menginginkan semua ini juga Arrabelle...

Yah..gadis cantik itu akan menjadi pemuasnya..

**************

Dimitri membaca biodata tentang Arrabelle Beatrix..lalu menatap Gavin yang menunggu dia selesai membaca semuanya....

''Gadis ini...untuk apa Kenan mengincarnya...''

''Aku tidak tau tuan...tapi tuan Kenan memintaku untuk mencari gadis ini dan menculiknya..''

''Menculik...''ulang Dimitri beku..

''Yah...menculiknya dan membawanya kerumah ini..''

''Mengapa,....''

''Aku tidak tau tuan Dimitri....''

Dimitri menyadarkan tubuhnya di sofa...sekali lagi dia menatap mata Gavin...

''Itu artinya nyawa gadis ini dalam bahaya..''

''Mungkin...''

Dimitri menggertakan giginya...bagaimana sekarang, mau tak mau dia harus berurusan dengan masalah baru..gadis ini sangat cantik, punya tubuh yang bagus dan....dia mempesona..untuk apa Kenan mencarinya...?

Semua pikiran buruk ada di kepala Dimitri, dia takut untuk tertidur dan alter egonya mengambil alih tubuhnya dan memanfaatkannya untuk kejahatan..jadi bukankah Dimitri harus melindungi gadis itu dari Kenan...

''Bagaimana sekarang, aku tidak terbiasa dengan seorang gadis..aku mungkin tak akan membiarkan Kenan yang bangun dan mengambil alih tubuhku..''

''Aku tidak menjamin...kemarin tuan kelelahan dan kehilangan konsentrasi dan disaat itulah tuan Kenan akan bangun dan mengambil alih pikiran dan tubuh anda...itu sebabnya ketika bangun tuan merasa sangat lelah..''

''Sial...aku sudah gila..''

''Mungkin..''sambung Gavin keceplosan dan mampu membuat rahang Dimitri mengerasa..

Pria itu segera memperbaiki penampilannya, dan cara duduknya dengan lebih tegap..

''Ingatlah untuk tetap setia padaku Gavin..''

''Tentu tuan...anda adalah boss pertamaku jadi aku pastikan aku akan menjadi mata-mata untukmu mengenai tuan Kenan..''

''Yah....pelajari semua kebiasaan Kenan, ketika dia yang terbangun, aku ingin kau hati-hati agar dia tidak curiga kepadamu.''

''Baiklah aku mengerti tuan Dimitri..jadi apa yang harus aku lakukan sekarang..''

''Kita akan ke sekolah gadis itu dan memperingatkannya untuk meninggalkan kota ini agar Kenan tidak bisa menemuinya..''

''Baiklah tuan Dimitri..''

*************

Disekolah..........

''Ada yang ingin bertemu denganku ibu..''

''Yah...mereka dua orang pria dewasa, mereka sedang berada di kantor...''

''Baiklah aku akan segera kesana...''

''Baik nona...''

Arrabell akhirnya menyelesaikan ujiannya dengan cepat dan ingin menemui para pria misterius yang mencarinya..

Gadis itu melangkah pelan menuju sebuah ruangan yang biasa di gunakan untuk bertemu orangtua..

''Silahkan masuk Arrabelle..kau sudah di tunggu..''

''Baiklah terimakasih..''

Gadis itu lalu melangkah masuk dan terkejut melihat tatapan seorang pria yang begitu tajam kepadanya..

Jantung Dimitri berdebar ketika melihat gadis yang paling cantik yang pernah dia temui..apakah dia benar-benar manusia,...terlalu cantik..semua yang menempel pada tubuh gadis muda ini semakin menambah kecantikannya...

''Selamat siang tuan...apakah anda yang mencariku..'' suara Arrabell yang terlalu halus dan lembut menjadi pelengkap kesempurnaan wajahnya..

Dimitri menatap Gavin dan pria itu segera sadar apa maksud tatapan sang tuan....

''Aku akan tunggu di luar tuan Dimitri..''

Gavin segera menunduk, melangkah melewati Arra yang menundukan kepalanya tanda sopan..

kini tinggalah mereka berdua sendirian..'

''Jadi kau yang bernama Arrabelle...''

''Yah..itu aku...tuan..''

Dimitri bangki berdiri dan mendekati Arra yang menatapnya dengan tajam..

Dimitri benar-benar di buat jatuh cinta..

''Well...namaku Dimitri Owen..''

''Aku Arrabelle Beatrix..''

Keduanya saling menggenggam tangan, Arra segera menarik tangannya karna Dimitri enggan melepaskan genggaman mereka..

''Jadi untuk apa tuan menemuiku..''

''Pergilah jauh dari sini Arrabelle...pergilah sebelum wajah ini mungkin akan menangkapmu..''

''Apa maksudmu..''

''Larilah yang jauh Arra...kau dalam bahaya sekarang..desis Dimitri dengan penekanan yang begitu kuat di dalam dirinya.

''Apa...'' wajah Arra begitu pucat..

Sementara Dimitri menatap Arra dengan tajam....

Pria Aneh

Arrabelle membeku ketika mendengar peringatan dari pria asing ini..

''Siapa yang akan menangkap mu..''

''Aku..''

''Kau....''

Arra tertawa hingga Dimitri hanya terdiam di tempatnya, bukannya berterimakasih gadis ini malah menertawai dirinya..apakah dia masih bisa tertawa jika Kenan yang menemuinya..ada kesemasan di wajah Dimitri..tentu saja...Arrabell sangat manis dan dia tidak tega jika gadis ini akan tersakiti..

''Aku tidak sedang bermain-main denganmu Arra..''

''Maksudmu...kau akan menculikku mungkin maksudmu saudara kembarmu..''ucap Arra menebak..

Dimitri mengusap wajahnya dengan kasar, diraihnya tubuh Arra hingga mereka begitu dekat..tawa gadis itu menguap dengan cepat...

''Ada begitu banyak bahaya di sekitarmu sampai kau tak akan pernah bisa mengenali siapa musuhmu sendiri..''

Mata Arra berkaca-kaca..seketika dia menghempaskan pegangan Dimitri..mereka kembali bertatapan...

''Aku muak selalu hidup seperti ini..aku muak selalu hidup bersembunyi...yah...aku bahkan tidak takut dengan apapun..''

''Arra...''

''Kita tidak saling mengenal tuan Dimitri...trimakasih sudah menasehatiku tapi aku bisa menjaga diriku sendiri..permisi karna waktunya sudah habis...aku harus kembali ke dalam kelas...''ucap Arra lalu melangkah..

Namun jemarinya tertahan...

''Arra...tunggu..''

''Apalagi...''

Dimitri mendekatinya..dan menyerahkan sebuah ponsel baru pada Arra...hingga gadis itu mengerutkan kening...

''Untuk apa...''

''Jangan curiga padaku karna aku hanya perduli padamu Arra....hubungi aku jika kau dalam masalah..bagaimana..''

Arra merasa hangat..tak pernah ada pria yang sebaik ini padanya...Dimitri tampak cemas padanya, meski Arra tak tau mengapa Dimitri harus merasakan itu mereka baru saja bertemu...

''Terimakasih Dimitri..''

''Hubungi aku agar aku bisa menyimpan nomormu..''

''Baiklah..''

Arra menurut dengan mulai menyalin nomor ponsel Dimitri lalu ia tersenyum..

''Aku harus pergi..''

''Hati-hati dimanapun kau berada Arra...''

Arra mengangguk tersenyum lalu keluar dari ruangan itu, tak berapa lama kemudian, Gavin memasuki ruangan dan menundukan kepala di hadapan Dimitri..

''Tuan Dimitri...apakah nona Arra...''

''Aku sudah memperingatkannya Gavin..dan sekarang tergantung dirinya..aku harap jika tidak pergi dari kota ini dia akan menghubungiku jika terjadi sesuatu..''

''Tuan tampak perhatian padanya..''

Dimitri menoleh dan tersenyum..

''Dia hanyalah anak-anak..''

''Dia remaja yang akan tumbuh menjadi dewasa dan bukan anak-anak lagi tuan Dimitri..dan yang pasti..dia sangat cantik..''puji Gavin jujur..

''Apa yang kau katakan..''

''Tidak...aku minta maaf tuan Dimitri..mari..kita pergi dari sini..''

Dimitri mengangguk lalu melangkah meninggalkan ruangan itu dan keluar dari area sekolah..

Sementara di kelas.......

Arra memandang ponsel yang sangat bagus itu dan tersenyum..siapa pria aneh yang memberikannya ponsel itu..mengapa dia begitu baik...? Dan tampan..meski dia dewasa..

Arra merasa berdebar...wajahnya merona malu..gadis itu segera menyimpan ponselnya di dalam tasnya..membuang bungkusnya karna dia takut Aston akan curiga padanya..

tak lama kemudian...bel tanda pulang sekolah terdengar..semua murid langsung mengemas peralatan sekolah mereka..

''Hai Arra....''

Seorang teman gadisnya mendekati Arra..

''Hai...Vina,..''

''Aku ingin mengundangmu ke acara ulang tahunku besok, aku tidak yakin kau bisa datang atau tidak..teman-teman bilang..percuma memberikanmu undangan kau pasti tak akan datang karna kakamu tidak menginjikannya..''

Arra menjadi sedih..

''Aku tidak tau harus mengatakan apa kepadamu Vina..tapi aku akan membujuk kakakku agar memberiku ijin ke ulang tahunmu..''

''Apa kau yakin..''tanya Vina penuh harap..

''Tidak juga..tapi aku pikir sesekali tidak mengapa bukan..lagi pula meski aku tidak lama aku ingin hadir di pestamu..''

''Yah..kita hampir lulus sekarang dan setelah ini kita pasti sudah berpisah....aku ingin kau hadir di pesta ulang tahunku Arra..''

''Baiklah..tenang saja...aku pasti akan datang padamu...''ucap Arra menghibur..

Arra menerima undangan itu lalu menyimpannya di dalam saku roknya dan mmeluk Vina..

''Sampai jumpa besok malam..''ucap Vina penuh harap..

''Sampai jumpa Vina..''balas Arra tersenyum..

Mereka lalu pulang...

***********

Setelah makan malam..Arra menunggu kepulangan Aston dari kantor..dia tak sabar lagi untuk meminta ijin ke pesta...

tak berapa lama kemudian..sebuah mobil memasuki halaman rumah, Arra tau itu mobil Aston..gadis cantik itu lalu melompat dari sofa san berlari menemui Aston di luar,..

Aston yang baru saja turun dari mobil mengerutkan kening....

''Arra..bukankah ini waktunya tidur..''

''Aku ingin bicara..''ucap Arra dengan senyum yang tergambar jelas di wajahnya..

Aston melangkah memasuki ruang tamu di ikuti Arra di belakangnya..melemparkan jass milikknya dan menatap Arra yang sedang tersenyum penuh bunga..

''Katakan padaku Arra...ada apa..''

Arra sedikit gugup dan takut...tatapan Aston terlalu tajam untuknya..

''Aa...aaku ingin minta ijin...besok ulang tahun..''

''Lupakan saja Arra kau tak akan pergi kesana..''

''Apa..''

Wajah Arra berubah merah padam...ia mendekati Aston yang sudah melangkah menuju lift..

''Apa maksudmu aku tak boleh kesana..''

Arra ikut masuk ke dalam lift dia tidak terima di kekang..Aston mengeraskan rahangnya..

''Di luar sana ada banyak penjahat dan bagaimana kalau nasib ayahmu akan menimpamu..''

Ting....

''Kau tidak punya hak melarangku Aston...''teriak Arra dengan mata berkaca-kaca..

Sekejap saja...Aston mendekati Arra dan menarik tubuh gadis itu ke dalam pelukannya..

''Setelah ujian nanti kau...di larang keluar dari kamarmu Arra..''

''Kau gila Aston..untuk apa mengurungku..''

''Karna setelah kau lulus sekolah aku...akan menikahimu...''

''Apa..........''

Tubuh Arra di hempaskan begitu saja hingga gadis itu membentur tembok di belakangnya..Aston mendekati gadis itu dengan pandangan mengancam..

''Jangan pernah membuatku marah atau....aku akan menidurimu sekarang..''

''Hoh........''

Airmata Arra menetes takut, pria ini sakit jiwa...ia harus keluar sekarang...tidak...Arra tak akan mau menikah dengan pria ini..

Aston kemudian menyeret Arra hingga ke kamarnya dan menguncinya dari luar..

''Kau tak akan kemanapun mulai saat ini Arrabelle kau dengar itu..''

''Tidak.............''jerit Arra hsiteris..

Gadis itu berusaha membuka pintu namun gagal..

airmatanya menetes....bagaimana sekarang...disaat terjepit Arra mengingat Dimitri...

''Yah...aku harus meminta tolong pada tuan Dimitri...''

Arra segera menghampiri tas sekolahnya,...

*************

Sementara..

Ketika memasuki rumah, Dimitri merasakan pusing yang begitu kuat di kepalanya..sesuatu di dalam dirinya seakan meledak...tubuh Dimitri jatuh tersungkur di lantai...dan ketika Gavin masuk ke dalam rumah..ia terkejut ketika sang tuan sudah jatuh pingsan..namun ketika dia ingin mengangkat tubuh itu..

Mata Dimitri seketika terbuka lebar...sinar matanya lebih tajam dari sebelumnya hingga membuat Gavin segan...rupanya alter egonya telah mengambil kendali di dalam diri tuan Dimitri..

'Pria itu bangkit dari lantai dan menatap Gavin dengan tajam..

''Apa kau ingat aku.......''

''Tuan Kenan Owen...''

''Hahaha..mengapa wajahmu pucat sekali....aku kembali Gavin...aku senang sekali..bagaimana dengan Arrabelle kau sudah membawanya..dimana dia..''

''Ah tuan........aku...''

Disaat yang sama..sebuah telp masuk membuat Kenan mengambil ponselnyaa..

''Arrabelle...''ucapnya dengan seringai tajam..

Segera....Kenan mengangkatnya..

Kenan : Hallo......

Arra : Tuan Dimitri...ini aku gadis yang kemarin kau datangi ingat..kau memintaku pergi karna saudara kembarmu Kenan akan menangkapku..

Hening....Kenan menggertakan gigi, rupanya Dimitri sudah tau tentang dirinya,..?

Kenan : Yah...itu aku...lalu dimana kau sekarang..mengapa kau menangis..( mengepalkan tangan)

Arra : Tuan Dimitri tolong aku....Aston sepupuku adalah penjahat, dia mengurungku dan bilang akan menikahiku...dia jahat sekali aku mohon tolong aku... ( Menangis...)

Kenan : Apa........??

Arra : Tuan tolong aku..................

Titt...............

Ponsel milik Arra terputus hingga Kenan menggertakan gigi..

''Aston...kau akan berhadapan denganku...''pria itu sangat marah....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!