NovelToon NovelToon

SEVEN GATES : WAR OF CHAOS

Chapter 1 : Kerajaan Nirviana dan gerbang pertama

Di Kerajaan Nirvana terdapat sebuah guild atau bisa disebut organisasi yang mengatur segala sesuatu mengenai ksatria kerajaan dan penyihir, biasanya para penyihir dan ksatria mendapatkan misi dari membunuh monsters alami yang ada di bagian barat kerajaan atau menerima permintaan dari masyarakat atau bangsawan. Namun dalam beberapa tahun terakhir sebuah gerbang telah muncul secara tiba - tiba disana, gerbang itu memuntahkan monsters monsters ganas dari dunia lain yang disebut dengan Gate Monsters, Guild tidak tidak diam begitu saja, dibuatlah sebuah pekerjaan baru bernama "Gate Hunter" yang tugasnya memburu para Gate Monsters.

Perkenalkan aku Raven Darkmoon seorang anak dari bangsawan keluarga Darkmoon, kedua orang tua meninggal saat aku berumur 5 tahun, aku tidak tahu penyebabnya, tapi orang orang bilang orang tuaku mati karena usia. Aku tidak merasa sedih karena aku sangat jarang melihat mereka, semenjak bayi aku dirawat oleh pelayan di mansion, bahkan aku tidak tahu wajah ayahku sendiri.

Aku merasa tidak enak kepada orang tuaku, walau mereka sangat jarang menemuiku tapi mereka selalu mengirimiku surat, mereka selalu menanyakan kabarku dan aku selalu membalasnya dengan baik. Suatu hari nanti aku ingin mengurangi beban keluargaku ini, seorang bangsawan harus banyak melakukan politik dengan bangsawan lain atau mengurusi wilayahnya.

Setelah kematian kedua orang tuaku, aku dirawat oleh ksatria tangan kanan ayahku, dia memiliki seorang putri yang cantik sekali, aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, tapi aku selalu merasa gugup di dekatnya. Wajahnya cantik sekali, dia bagaikan bidadari karena rambutnya berwarna putih salju, terlebih lagi dia tampaknya tidak pernah sungkan terhadap diriku, awal pertemuanku saja dia duluan yang menyapaku.

"Siapa namamu?" tanya Ariana padaku

"Raven Darkmoon, salam kenal" balasku

"Aku Ariana, salam kenal. Mulai hari ini kamu akan menjadi adikku!" katanya bersemangat sambil tersenyum padaku

Aku terpesona dengan senyumannya itu, setelah pertemuan pertama dengannya, dia sering mengajakku berpetualang keluar, bahkan kami sering pergi ke hutan bersama sama dan berlatih pedang bersama. Singkat cerita aku dan Ariana memutuskan untuk menjadi Gate Hunter karena ingin merasakan petualangan yang lebih menantang.

Saat usiaku 16 tahun aku dan Ariana telah resmi menjadi Gate Hunter, sebenarnya syarat untuk menjadi Gate hunter cukup mudah yaitu  seorang Gate Hunter harus berkelompok minimal dengan seorang penyihir dan ksatria, lalu mendaftarkan ke Guild kerajaan dan melewati beberapa tahap ujian tertulis dan fisik.

Untuk misi Gate Hunter dapat dilakukan dengan langsung pergi menuju sarang monsters Gate Hunter kemudian membawa kristal mana yang monsters yang telah dikalahkan dan berikan ke Guild, sangat sederhana bukan? Tapi hal itu kurang menantang bagi Raven dan Ariana. Cara lain untuk mendapatkan misi yaitu dengan cara melihat papan pengumuman yang berisi permintaan untuk membasmi jenis monsters Gate Hunter secara khusus di lokasi yang telah ditetapkan.

Suatu hari Raven melihat sebuah permintaan yang menarik yang tertempel di papan pengumuman untuk memburu monsters yang telah masuk ke daerah pemukiman desa, monstersnya adalah Giant Frog, disebut Giant karena ukuran tubuhnya lebih besar dari monsters pada umumnya, tinggi monsters ini 2 kali orang dewasa serta memiliki suara khasnya, monsters ini merupakan Gate Monsters yang memiliki kemampuan untuk menginjak atau bahkan menelan mangsanya hidup hidup.

Namun bukan itu masalahnya, pada laporan tertulis dengan jelas bahwa ada monsters yang belum diketahui juga berkeliaran di sekitar pemukiman tersebut sehingga tidak ada kelompok Gate Hunter yang mau mengambil misi itu.

"Ariana sepertinya aku menemukan misi yang menantang!" ucap Raven sambil menunjukkan kertas laporan yang ia ambil dari papan pengumuman

"Hemm coba aku lihat" balas Ariana melirik kertas laporan

"Monsters yang tidak ketahui, terdengar menantang, ayo kita ambil misi ini" sambung Ariana bersemangat

Raven dan Ariana segera pergi menuju lokasi yang tertera di laporan, di tengah perjalanan mereka juga membasmi monsters yang mereka temui. Sebelum tiba ke lokasi, Raven dan Ariana memutuskan untuk singgah dulu ke sarang Flame Wolf yang tidak sengaja ditemukan Raven.

"Ariana mari kita pemanasan dulu sebelum pergi" kata Raven bersiap - siap dengan kuda kudanya

"Boleh juga tuh, sarang Flame Wolf ya? Mereka tidak memiliki ketahanan terhadap sihir elemen api, apa kamu yakin?" ucap Ariana melihatku khawatir

"Hahaha kamu terlalu khawatir padaku, aku tidak akan kalah dengan monster lemah seperti ini" balas Raven penuh percaya diri

Bukannya aku khawatir pada Raven, hanya saja dia adalah seorang penyihir yang membutuhkan jarak ketika bertarung sedangkan Flame Wolf adalah monsters tipe jarak dekat. Tapi jika dia bersikeras untuk tidak khawatir aku akan mempercayainya, lagi pula jika monsters itu menyerang Raven aku akan langsung melindunginya dengan nyawaku sendiri

Ariana maju dan menjadi sasaran utama pada Flame Wolf, dia di serang bertubi tubi sementara itu Raven memberikan serangannya lalu mundur ke belakang Ariana. Para Flame Wolf adalah monsters yang memiliki fisik sama seperti serigala pada umumnya, bulu mereka berwarna gelap, mata mereka berwarna hijau dan mereka memiliki tulang tajam diantara kedua kaki depan, ekor mereka juga berduri yang sangat tajam, tulang dan duri itu timbul saat mereka merasa terancam.

Flame Wolf juga biasanya hidup berkelompok, yang berarti ada pemimpin dalam kelompok tersebut.

"Ariana sepertinya bosnya telah muncul!" ucap Raven bersemangat

"Ya aku melihatnya, mari cepat selesaikan para kroco ini!" balas Ariana

"Oke, mundurlah Ariana aku akan menggunakan sihir!"

Aku mundur ke belakang Raven, terlihat dia sedang berfokus untuk mengeluarkan sihir area pada Flame Wolf. Raven adalah anak yang jenius, aku bangga dapat berdiri di sampingnya.

"Para Gate Monsters rasakan serangan sihir terkuat ku!" ucap Raven

WUSH

Lingkaran sihir yang sangat besar terbentuk di antara kedua tangan Raven saat di mengarahkannya ke Flame Wolf keluarlah sebuah angin yang sangat kencang disertai percikan api yang membuat tornado api yang menyapu sekaligus membakar para Flame Wolf yang tersisa.

"Apa itu? Hebat sekali!" ucap Ariana spontan dengan terkagum kagum

"Itu adalah sihir terkuat ku, aku mempelajarinya belakangan ini, hebat bukan" ucap Raven dengan bangga

"Hebat sekali!, sihir area sebesar itu mungkin termasuk sihir tingkat akhir yang hanya bisa dilakukan penyihir veteran" sambung Ariana kegirangan

"Begitukah? kamu terlalu berlebihan Ariana" ucap Raven merendah

"Itulah sebabnya kamu ingin pemanasan ya... Untuk menunjukkan sihir ini padaku ya?" ucap Ariana melirik Raven

"Hehehe"

Tiba tiba saja seekor Flame Wolf menyerang Raven dari belakang dengan melompat kemudian mengibaskan ekornya, ekornya dapat melontarkan duri yang sangat tajam, Ariana yang spontan melihatnya langsung mendorong Raven dan serangan tersebut malah mengenai wajahnya.

Serangan dari Flame Wolf itu menggores pipi kiri Ariana, beberapa duri masih menempel pada bagian lehernya.

"Ariana!!" teriak Raven panik, Raven langsung naik pitam dan melirik Flame Wolf yang menyakiti Ariana langsung melancarkan serangan sihir padanya

"Punch Fire!!" teriak Raven mengarahkan pukulannya ke kepala Flame Wolf itu yang membuat kepalanya hangus terbakar dan terputus dari badannya

"Apa kamu baik baik saja Ariana?" tanya Raven dengan tatapan menyesal

"Aku tidak apa apa, hanya luka goresan saja" jawab Ariana sambil berdiri dan mencabuti duri - duri kecil dari lehernya

"Maaf..." ucap Raven tertunduk sedih

"Aku tidak apa apa, jangan khawatir, selain itu jangan ucapkan kata 'maaf' tapi 'terima kasih' terdengar lebih baik" balas Ariana tersenyum

Aku tidak tega melihatnya bersedih aku harus melindunginya sebagai seorang kakak apapun yang terjadi. Dia adalah adik kesayanganku yang aku sayangi.

"Pertempuran belum berakhir Raven, lihatlah ke depan dan jangan khawatirkan aku" ucap Ariana

Raven yang tertunduk sedih mulai lega mendengar Ariana baik baik saja, tapi perasaan marah kepada Flame Wolf muncul kembali membuatnya melihat pemimpin Flame Wolf dengan sinis.

"Flame Wolf persiapkan dirimu!!" teriak Raven

"Shadow Blaze" teriak Raven

SLASH

Lingkaran sihir muncul di bagian kiri dan kanan Raven kemudian mengeluarkan kobaran api ke arah atas dan membentuk makhluk yang mirip seperti dirinya namun terbuat dari api. Dengan cepat bayangan itu membantu Raven menyerang

Raven?! kenapa dia semarah itu? Padahal aku tidak apa apa pikir Ariana

"Punch Fire!!"

Ketua Flame Wolf menghindar ke belakang tapi usahanya gagal karena bayangan api milik Raven juga memberikan pukulan. Ketua Flame Wolf kalah dengan mudah, tapi kekuatan spesial dari ketua Flame Wolf akan digunakan ketika ia sekarat

Ketua Flame Wolf yang sedang terbaring lemah bangkit dan berubah menjadi lebih besar hingga 2 kali ukuran aslinya kemudian durinya mulai terbakar dan berubah menjadi api,  nafasnya mengeluarkan api hingga ekornya yang penuh duri berubah menjadi duri besi yang sangat panas.

"Raven!!" teriak Ariana

"Tcih!" ucap Raven melihat ketua Flame Wolf

Serangan elemen api tidak akan berguna melawan Flame Wolf, jadi sekuat apapun Raven menyerang dia akan kesulitan melawan ketua Flame Wolf yang telah menggunakan kekuatan spesialnya.

"Mundurlah, sekarang giliranku!" teriak Ariana

Raven mundur kemudian Ariana maju dan menyerang Flame Wolf dengan pedang besarnya, Ariana mengayunkan pedang besarnya ke arah ketua Flame Wolf, tapi serangan itu tidak kena karena ketua Flame Wolf mengelak dengan melompat ke arah Ariana dan mengibaskan ekornya

SING

Ariana berputar dengan pedang besarnya dan pada akhirnya tubuh dari ketua Flame Wolf itu terpotong menjadi dua bagian.

Ariana kembali kepada Raven, tenang saja ini hanyalah sebuah pemanasan seperti yang dikatakan oleh Raven. Mereka berdua melanjutkan perjalanan, karena lokasi yang cukup jauh dari Ibukota mungkin mereka akan sampai dalam semalam, tapi Ariana dan Raven memutuskan untuk beristirahat malam ini.

Chapter 1.5 : Kisah Ariana

Malam hari telah tiba, langit dipenuhi oleh awan hitam yang menggantung rendah. Bulan dan bintang-bintang tersembunyi di balik awan, meninggalkan kegelapan yang menyelimuti segala sesuatu di sekitarnya. Cahaya samar-samar dari bintang jauh yang menerangi hutan.

Angin malam bertiup pelan-pelan, membawa sejuk yang menusuk hingga ke tulang. Daun-daun kering dan ranting-ranting pepohonan bergerak dan bergoyang-goyang di bawah angin malam yang lembut, menghasilkan suara gemerisik yang menenangkan. Serangga malam keluar dari persembunyiannya, terbang dan bergerak dengan lincah di udara, menghasilkan suara-suara kecil yang bersahut-sahutan.

Di tempat-tempat yang sepi, seperti hutan ini, suara-suara malam semakin terdengar jelas dan menenangkan. Terkadang, terdengar juga suara hewan malam seperti burung hantu atau serangga besar yang berdengung di udara. Namun, semuanya menjadi lebih sunyi dan tenang ketika malam semakin larut.

Meski terasa sepi dan menakutkan, tapi kelembutan angin, dan kegelapan yang menyelimuti semuanya memberikan suasana yang damai dan tenang.

"Ayo kita beristrirahat di sini saja, hari sudah mulai gelap" ucap Ariana

"Oke, aku akan menyalakan api" balas Raven

Untuk sekarang kami akan beristirahat di sini, lokasi yang ditujukan pada laporan cukup jauh juga dari ibukota tapi bukan itu yang aku khawatirkan, sebenarnya jika kami berjalan hingga tengah malam maka kami akan sampai ke tujuan. Tapi aku khawatir pada Raven dia mungkin kecapekan karena mengeluarkan mana sihir yang banyak pada siang hari tadi.

Api unggun yang Raven nyalakan memiliki nyala yang merah menyala dan cukup besar, menyebarkan cahaya ke seluruh area sekitarnya dan memberikan rasa hangat di udara yang dingin malam itu. Knalpot api terdengar dari kayu yang terbakar, sementara asap hitam pekat terus naik ke udara dan menghilang dalam cahaya remang-remang api. Mereka berdua duduk dengan nyaman di sekitar api, merasa tenang dan aman dengan api yang memberi rasa perlindungan dan kenyamanan di tengah malam yang gelap

Raven dan Ariana duduk berhadap hadapan saling menatap dan mengobrol santai mengenai masa kecil mereka, cerita masa masa sekolah dan banyak hal lainnya

"Raven semakin hari kamu semakin besar ya, bagaimana pendidikanmu? sekolahmu?" tanya Ariana

"Sekolah?, aku sudah lulus 3 tahun lalu dari akademi. Sekolah itu membosankan karena tidak ada kamu, semua sangat menyenangkan saat bersama kamu" ucap Raven dengan polos

Raven... Sifat kekanakanakan kamu belum juga berubah ya, sejak umur 12 tahun aku menjalanani pelatihan/pendidikan ksatria selama 5 tahun, setelah lulus mungkin aku tidak akan bertemu lagi dengan adik kesayanganku, tapi dia malah menunggu kelulusanku dan mengajakku menjadi Gate Hunter.

"Hebat sekali kamu bisa lulus akademi dengan sangat cepat" sambung Ariana sedikit terkejut

"Tidak juga, hanya saja aku ingin cepat cepat lulus dan mengajakmu berpetualang lagi, selama beberapa tahun terakhir aku melatih fisik dan penggunaan sihirku untuk menjadi Gate Hunter" kata Raven

"Pada misi pertama kita melawan monster yang kuat, aku sangat tidak sabar" ucap Raven tersenyum "mungkinkah monster yang tidak diketahu itu naga legendaris dari gerbang, atau mungkin makhluk mitos, atau iblis!" gumam Raven

"Itu tidak mungkin, kamu ini ada ada saja" balas Ariana

Raven dan Ariana berbaring di atas daun yang tergelak di tanah, mereka menatap bintang kemudian menutup mata perlahan dan tidur.

Apa ini?! Tiba tiba saja kepalaku rasanya tertusuk tusuk duri yang sangat tajam, aku tidak bisa bergerak! mungkinkah ini adalah efek racun atau kutukan dari serangan Flame Wolf itu! tapi Flame Wolf tidak sepintar itu, efek racun ini sangat berbahaya!

"Ariana? bangunlah hari sudah pagi" ucap Raven yang sedang duduk menatapnya

Ariana terbangun dengan terengah-engah, keringat mengalir deras dari dahinya. Rasanya seperti terjebak dalam dunia mimpi yang penuh dengan ketakutan dan kegelapan. Dia meraba dadanya yang berdebar kencang dan menatap sekitar dengan rasa takut. Api unggun yang tadinya hangat dan nyaman, sekarang terlihat seperti serpihan api liar yang mengancam melahap segala yang berada di sekitarnya.

Ariana merasa seperti mimpinya sangat nyata .Bahkan, ketika matanya terbuka, bayangan-bayangan aneh masih menghantui pikirannya. Dia merasa jantungnya semakin berdebar kencang dan tak mampu mengendalikan perasaannya.

Seketika, Ariana mengingat apa yang terjadi di dalam mimpinya. Dia terkena serangan racun yang sangat berbahaya dan merasakan duri yang menusuk kulitnya dengan sangat dalam. Padahal, dalam keadaan normal, Ariana tidak pernah merasa takut dengan ancaman apa pun yang datang di hadapannya.

Namun, efek dari mimpi buruk itu terasa sangat kuat, hingga membuatnya kesulitan untuk membedakan antara kenyataan dan mimpi. Semua terasa begitu nyata dan menyeramkan.

"Mimpi?" ucap Ariana

"Ada apa? Apa kamu bermimpi buruk" balas Raven kebingungan

"Tidak bukan apa apa" ucap Ariana

"Tunggu dulu bukankah matahari belum terbit? kenapa kamu bangun?" ucap Ariana

"Karena aku ingin menangkap sarapan pagi kita, aku berhasil menangkap seekor Night Rabbit" ucap Raven

Apa racun itu hanya mimpi? Sekarang tubuhku baik baik saja, tapi apa arti dibalik mimpi itu?

Night Rabbit adalah monster alami di dunia ini, fisik monster ini mirip seperti kelinci, matanya berwarna merah terang dan gigi mereka sangat besar dan pada bagian kaki mereka terdapat bulu bulu halus yang cukup untuk mengoyak kulit.

Night Rabbit biasanya tidur pada malam hari dan baru beraktivitas pada siang hari itulah sebabnya mereka di sebuat "Night Rabbit" karena biasanya kelinci tidak akan tidur pada malam hari karena mereka akan waspada terhadap predator, sedangkan Night Rabbit memiliki semacan zat yang sangat beracun.

"Tunggu dulu, bukankah itu Night Rabbit?, bukankah daging monster itu beracun?" tanya Ariana serius

"Tenang saja, asalkan dagingnya dipanggang dengan sangat panas maka racunnya akan menguap, aku mempelajarinya saat di akademi" balas Raven

"Begitu ya, aku baru tahu itu" balas Ariana

"Aku sudah mencoba dagingnya beberapa kali, teksturnya mirip daging ayam!" ucap Raven

"Begitu ya, aku tidak sabar untuk mencobanya" balas Ariana

Ariana dan Raven memakan daging bakar Night Rabbit untuk sarapan, Ariana melamun memikirkan mimpinya yang terasa sangat nyata, dia dilema antara memberitahu Raven mengenai kekwatirannya atau tidak

"Ariana?? Ada apa? Kamu sepertinya memikirkan sesuatu, apa mungkin daging Night rabbit tidak cocok dengan seleramu?" tanya Raven melihat Ariana, Ariana menatap Raven, wajahnya begitu polos dan sangat periang sekali, dia tidak tega untuk memberi tahu tentang kwkhawatirannya yang belum pasti.

"Tidak, bukan begitu, dagingnya sangat enak kok!" balas Ariana tersenyum

Sebaiknya aku tidak memberi tahu Raven tentang mimpi itu, bisa jadi memang itu hanya mimpi saja, lagi pula tidak mungkin Flame Wolf dapat memasang racun pada duri itu, mereka adalah monsters yang hidup dengan insting, aku harus fokus pada misi ini dan tidak memikirkan hal sepele seperti ini, tugasku hanyalah melindungi Raven!

Matahari mulai berada di atas kepala membuat bayangan menjadi tidak terlihat, sengatan matahari cukup membuat Ariana dan Raven berkeringat. Mereka berdua akhirnya sampai ke lokasi pemukiman desa yang tertera pada laporan, tapi hal yang sangat tak terduga terjadi di sana!

“Ini pemukiman desa kan?” ucap Ariana terkejut

“Tidak salah lagi, ini adalah lokasinya!” balas Raven yang juga terkejut

“Tempat ini rata dengan tanah! Tidak ada bangunan lagi tersisa! Ini mustahil!” ucap Ariana melihat sekeliling

“Sebesar apa monsternya hingga bisa membuat jejak kaki sebesar ini!” kata Raven melihat sebuah jejak kaki manusia yang sangat besar yang membekas di tengah tengah desa, panjang jejak kaki itu 2 meter lebih!

“Mungkinkah monster yang tidak diketahui itu adalah Titan?” tanya Ariana

“Entahlah aku tidak yakin, tapi monster Titan telah habis dibasmi dalam beberapa tahun terakhir!” balas Raven

Apa yang harus aku lakukan? Monster Titan sangat sulit dikalahkan, jika dia benar benar ada mungkin kami tidak akan selamat, apa aku harus mengajak Raven pergi dari sini? Tapi jika kami pergi dari sini kemungkinan besar monster titan itu akan menyerang desa terdekat.

“Raven!” ucap Ariana

“Aku tahu Ariana! Kita akan mengalahkan monster titan itu kan! Jika kita kabur sekarang maka titan itu akan menyerang desa terdekat, sungguh menegangkan sekali!” ucap Raven

Apa! Dasar Raven, padahal aku ingin mengajakmu kabur, tapi apa boleh buat jik kamu sudah membulatkan tekad seperti itu maka sebagai seorang kakak aku akan membantumu dan melindungimu. Mungkin kami hanya memiliki sedikit kesempatan untuk menang melawan titan itu, untung saja elemen api adalah elemen yang efektif saat melawan titan.

Tiba tiba saja tanah bergetar, getaran itu karena titan sedang berjalan menuju desa.

“Titan! Sepertinya mereka belum punah, aku tidak akan menyangkan akan melawan monster selangka ini” ucap Raven bergemataran, dia merasa sangat gugup karena ketakutan sekaligus antusias

“Besar sekali, tingginya mungkin 10 meter lebih, aku melihat seseorang di atas pundak kanannya!” ucap Ariana

Titan itu hanya melangkah beberapa langkah hingga cukup dekat dengan Raven dan Ariana

“Manusia! Aku mencium bau manusia!” ucap titan itu

“Hah! Ada manusia?! Dimana?” tanya orang yang berada di atas pendak kanan titan

“Itu mereka” jawab titan

“Apa mereka adalah Gate Hunter yang dikirim ke sini? Mereka lebih cepat dari yang aku kira, tapi tidak apa apa” gumam orang itu “Manusia!” teriaknya

“Siapa kamu! Apa kamu yang menghancurkan desa ini? Kemana para penduduk desa ini!” teriak Raven

“Aku adalah iblis! Aku bukan iblis biasa! Aku adalah seorang jenius! Seorang jenius yang berhasil membangkitkan monster yang telah punah! Aku seorang ilmuwan iblis!” ucap pria yang berada di pundak kanan titan

“Hahaha ilmuwan katamu? Jika itu benar kenapa kamu sekarang berada di sini, seorang ilmuwan seharusnya berada di laboratoriumnya!” teriak Raven mengeluarkan sihir Shadow Blaze

“Nyalimu besar juga bocah, Guliat! Hancurkan mereka!” ucap ilmuwan iblis itu pada titan

Dengan kaki yang sangat besar, titan itu langsung melonpat tinggi. Ariana dan Raven menghindar kemudian mereka berlari ke hutan

“Jika bertarung di lapangan luas kita diuntungkan, kita akan memancing mereka ke daerah pegunungan!” ucap Ariana sambil berlari

“Dimengerti!” balas Raven belari lebih cepat

JDUK

Ariana terjatuh saat berlari, Raven yang mendengar suara langsung berhenti dan melihat ke belakang.

“Ariana! Ada apa? Apa kamu baik – baik saja?” tanya Raven cemas

Perasaan ini sama seperti di dalam mimpiku, apa itu benar benar racun dan bukan mimpi... aku merasa sangat tidak enak badan, aku tidak bisa bernafas, rasanya seperti kepalaku tertusuk tusuk duri yang sangat tajam, aku tidak bisa merasakan kaki dan tanganku, sakit sekali

“Aku akan menggendongmu Ariana!” ucapnya padaku, dia menggendongku dengan kedua tanganya, aku seperti tuan putri yang sedang diselamatkan pangeran

“Tornado wings!” ucap Raven, lingkaran sihir terbuat dibawah kakinya dan mengeluarkan hembusan angin yang kencang hingga membuat dirinya terbang ke atas, kemudian sebuah sayap yang terbuat angin dari muncul diantara punggung Raven

“Tenang saja Ariana kita akan segera sampai ke daerah pegunungan terdekat” ucap Raven menatapku dengan gemetaran, mungkin dia sangat ketakutan dengan titan itu, harusnya aku memaksanya untuk kabur tadi, ini adalah kesalahanku karena telah membuat adikku tersakiti

Setelah sampai di dekat daerah pegunungan, sayap angin Raven hilang, dia kehabisan mana, mereka berdua pun jatuh. Ariana yang masih tidak dapat bergerak akhirnya memutuskan untuk menggunakan kekuatannya agar mereka tidak mati karena jatuh dari ketinggian.

“Penguatan fisik tahap satu, enchant strengt!” ucap Ariana, seketika tubuh Ariana mengeluarkan aura merah yang berarti sihir penguatan fisik tahap satu telah aktif. Ariana sekarang dapat menahan racun lebih lambat menyebar ke seluruh tubuhnya

Ariana sekarang mengendong Raven kemudian, mereka berdua jatuh, Raven yang kehabisan mana sedang pingsan karena kecapekan. Raven digendong pada punggung Ariana agar dia dapat berlari lebih mudah.

Setelah turun ke daratan, Ariana langsung berlari ke arah puncak gunung, dia melewati pohon pohon besar dan rawa rawa, saat dia sedang berlari beberapa monster menyadari keberadaannya, membuat meraka tertarik.

“Penguatan fisik tahap dua, Rapid Step!” teriak Ariana, sekarang aura sihir yang keluar dari tubuhnya berubah menjadi ungu, langkah kakinya semakin cepat

Aku harus sampai ke puncak! Aku yakin titan itu tidak akan berani menyusul kami jika aku sudah berada di sana, “Penguatan fisik tahap tiga, Powerfull!” teriak Ariana, langkah kakinya semakin cepat dan aura sihir pada tubuhnya semakin pekat.

Saat sampai dipuncak Ariana menurunkan Raven perlahan dan dia menarik nafas terengah engah, jantungnya berdegup kencang, keringat bercucuran pada wajah dan tangannya.

Maafkan aku Raven telah membahayakan dirimu, aku gagal sebagai seorang kakakmu...

Hembusan angin kencang menjadi saksi bahwa Ariana menangisi adiknya itu, dia memeluknya dan berharap mereka tidak mengambil misi yang sangat berbahaya ini. Tapi, hembusan itu semakin kencang, terdengar suara kepakan sayap dari atas.

“Naga!” ucap Ariana terkejut matanya terbuka lebar, sepertinya Ariana telah putus asa dengan keadaan ini, ekspresinya menunjukan hal tersebut. Wajahnya memucat, air matanya bercucuran membasahi pakaiannya.

Naga itu mendarat di dekat Ariana, dia seakan menatap Ariana dengan kebingungan karena seharunya tidak ada manusia yang dapat ke puncak ini, Ariana menutup matanya.

Kulit naga itu berwarna biru terang, pada bagian sayap terdapat balok es yang tampaknya tidak mencair, dan pada bagian kepalanya ada tanduk berwarna biru tua, ukuran naga ini tidak terlalu besar hanya sekitar 4 meter saja.

“Manusia! Kenapa kamu menanggis? Aku bahkan belum berbuat apa apa kepadamu” ucap naga itu, saat dia berbicara keluar hawa dingin dari mulutnya

“Aku bukan menanggis karena taku padamu, aku telah membahayakan adikku sendiri, mungkin kami berdua tidak akan selamat, itu semua karena diriku! Karena diriku yang tidak tegas padanya! Hiks hiks” teriak Ariana histeris

Entah apa yang terjadi aku malah bercerita mengenai keadaan kami pada naga itu, ahh mungkin karena aku sangat putus asa, mungkin di dalam hati kecilku aku berharap pertolongan pada naga ini.

“Menarik sekali, manusia aku tertarik pada ceritamu itu, jika kamu memohon padaku maka aku akan membantumu” kata naga itu sombong

“Benarkah!” ucap Ariana menatap naga itu dengan penuh harap

Dengan cepat Ariana bersujud pada naga itu dan meminta bantuannya “naga yang agung tolong bantu kami!”

“Baiklah, tapi bantuanku tidak gratis” ucap naga itu

“Aku akan membayarkan semua yang aku punya! Asalkan adikku selamat dari titan itu!” ucap Ariana berdiri menatap naga itu dengan serius

Aku terbangun dan melihat aku telah sampai dipuncak gunung, dimana Ariana? Apa dia selamat? Aku harus bangun dan mencarinya!

Saat aku melihat ke depan, sedang terjadi pertarungan antara titan dan naga es, Raven mengeluarkan sayap anginnya lagi dan terbang mendekat, dia melihat Ariana di atas kepala naga sedang menunggu kesempatan untuk menyerang, sementara itu naga es itu maju dan mundur sambil menyemburkan nafas esnya

“Hahaha aku kira kalian kabur ke ibukota ternyata malah kesini, kalian tidak beruntung sekali karena tempat ini adalah sarang Flame Wolf yang telah aku kuasai!” ucap ilmuwan iblis tertawa jahat

Saat aku mendarat, Aku melihat sekeliling sudah ada puluhan Flame Wolf telah mengepungku dari berbagai arah. Aku tidak bisa menggunakan sayap itu lagi, mana sihirku tidak cukup. Bagaimana ini?

“Raven!” teriak Ariana yang melompat dari kepala naga es, hentakan yang sangat keras antara tubuh Ariana dan tanah membuat sdikit retakan pada tanah, tubuh Ariana masih mengeluarkan aura ungu pekat, “Kenapa kamu kesini! Pergilah jangan pedulikan aku” ucap Ariana marah

“Hah! Apa yang kau bicarakan! Aku tidak mungkin meninggalkanmu sendirian melawan titan itu!” balas Raven

Titan itu melancarkan pukulan dari tangan kanannya dan hampir saja mengenai mereka berdua.

“Jangan abaikan aku!” ilmuwan itu naik darah karena merasa tidak dianggap “Kalian akan merasakan Flame Wolf yang telah aku mutasikan! Mereka sangat beracun bagi para monster! Flame Wolf serang mereka!”

Para Flame Wolf mengibaskan ekor mereka, dan memberikan hujan duri beracun yang sangat banyak, tapi mereka berdua dapat menghindar dengan mudah, Raven mngikuti Ariana bersama sama berlari di atas tangan titan itu menuju sang ilmuwan iblis itu, Ariana mengayunkan pedangnya ke arah ilmuwan itu, membuatnya terpaksa terbang menggunakan sayapnya.

“Shadow Blaze, Shadow Blaze bantu Ariana!” ucap Raven

“Shadow Blaze miliku telah aku set untuk meledakkan diri dalam beberapa menit, ayo kita pergi dari sini Ariana! Mereka akan mengalihkan perhatian!”

Kedua bayangan api milik Raven bergegas membantu Ariana, sementara itu titan itu berusaha menyerang Raven dengan tangan kirinya. Aku benar benar tidak menduga arah serangan itu sehingga aku tidak sempat berpikir untuk menghindar, tapi lagi lagi Ariana menyelamatkan aku, dia mengarahkan pedang besarnya ke arah tangan titan itu membuat tangannya tergores.

“Naga Es!” teriak Ariana

Tiba tiba saja naga itu membawaku pergi menjauh, dia membawaku menggunakan cakarnya. Aku tidak bisa melepaskan diri karena cengkramannya sangat kuat. Dari atas aku melihat Ariana berjuang mati matian untuk melawan titan itu sendiri.

“Turunkan kan aku! Lepaskan! Ariana sedang dalam bahaya di sana!” teriakku sambil berusaha bergerak

Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Ariana menusuk pedang besarnya ke mata titan itu, titan itu berteriak kesakitan.

“Ariana pergi dari sana, shadow blaze akan segera meledak!” teriak Raven

Ariana tersenyum melihatku, ekspresinya menunjukan bahwa dia tidak akan pergi dari sana, dia... dia masuk ke dalam mulut titan itu dengan memeluk shadow blaze. Ariana berusaha untuk tidak menangis di depan adiknya itu, dia menahan kesedihannya dan memberikan senyum terakhirnya.

“ARIANA!!!” teriak Raven sekeras kerasnya

Shadow blaze meledak di dalam perut titan itu dengan suara yang sangat kencang, mulut titan itu sampai mengeluarkan asap.

“Hahaha apa kamu pikir ledakan sekecil itu dapat menghancurkan mahakaryaku!” ucap ilmuwan itu, tapi ekpresinya berubah ketika melihat titan itu berhenti bergerak dan perlahan jatuh ke tanah, titan itu terbaring lemas dan pada akhirnya mati

“Tidak mungkin! Tidak mungkin! Apa yang terjadi!” teriak ilmuwan ilbis itu dengan histeris, dia begitu shock melihat titan yang bernama Guliat itu adalah satu satunya titan yang berhasil dia hidupkan kembali, jika dia mati maka kemungkinan besar ras titan akan benar benar punah.

Raven mengeluarkan aura merah pada tubuhnya, tanpa dia sadari matanya mengeluarkan air mata, matanya masih melotot membeku melihat Ariana yang telah masuk ke perut titan itu, rambut hitamnya berubah menjadi warna merah dengan keadaan tergerai gerai seperti ada di dalam air, ini karena mana sihir yang keluar dari tubuh Raven sangat banyak hingga mengubah kepadatan udara di sekitarnya.

“Aaaaaaakkkk!”

Aku tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhku, tiba tiba saja aku merasa ada yang lepas dari dalam diriku. Aku merasa aku bukanlah diriku lagi, aku merenungi kesalahanku kepada Ariana, di dalam diriku ada yang berbisik bisik ‘ini semua salahmu’ dan suara lainnya ‘kamu telah membunuh Ariana’ dan ‘ya benar kamu telah membunuhnya, padahal dirinya sangat peduli padamu’ aku tidak tahan mendengar suara suara itu karena mereka memang benar...

Energi sihir Raven memuncak hingga membuat tubunya sangat berat, naga es tidak bisa menahan tubuh Raven dan terpaksa melepaskannya, tapi Raven terbang sebuah mana sihir yang sangat banyak keluar dari atas dan menuju langit membuat awan merah.

Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi setelah ini.

Chapter 2 : Lyra Gadis Manja

Beberapa bulan kemudian...

Di tengah hutan tempat gerbang pertama muncul, terdapat bos monster yang sangat mengerikan, monster ini merupakan monster yang menjaga gerbang tersebut, bos gerbang itu membuat habitatnya tersendiri disana, bentuknya mirip seperti naga yang sangat besar tapi tidak memiliki sayap lebih mirip ular jika dilihat sekilas.

Penjaga gerbang itu atau biasa disebut dengan Bos Gate itu melumuri tanah di dekat gerbang dengan racun yang keluar dari tubuhnya hingga tidak ada makhluk hidup yang bisa bertahan dan membuat daerah di sekeliling gerbang menjadi rawa penuh racun mematikan.

Para Gate Hunter mengelompokkan zona di hutan ini, zona terluar adalah zona ketujuh sedangkan yang paling dekat adalah zona 1 yang merupakan tempat tinggal Bos Gate.

WUSH

Tebasan angin melayang ke bagian kepala monster, serangan itu membuat monster tersebut kesakitan tapi dia segera bertahan dengan melindungi kepalanya dari serangan tebasan angin berikutnya.

"Dia sangat tangguh" ucap seseorang yang mengenakan pakaian kulit berwarna hitam, dia memakai topi kerucut dan tak lupa memengang tongkat sihir yang seukuran dengan tangannya sehingga ia dapat dengan mudah mengangkatnya

"Gorila memiliki fisik yang sangat kuat! Coba gunakan sihir api!" teriak seseorang mengenakan armor besi lengkap mulai dari kepala dan tubuh bagian atas dan bawahnya, bahkan wajahnya saja tidak kelihatan karena helm yang ia pakai.

"Elemen api?! Jangan bercanda, aku hanya bisa satu elemen saja" balas temannya

"Bagaimana denganmu?" tanya seseorang dengan armor besi itu pada seorang gadis di belakangnnya yang ketakutan melihat monster Gorila tersebut

"Tidak, bakat elemen sihirku adalah air, maafkan aku" balas gadis kecil itu

"Oi oi kalau begitu tidak ada car menggalahkan monster ini! Dasar!" pria dengan armor besi itu memutar badannya kebelakang dan kabur dengan sekuat tenaganya

"Dasar! Jangan kabur, kan kamu yang kasih ide agar kita menjelajahi tempat ini!" ucap seseorang yang mengenakan topi sihir "Tunggu aku".

Monster ini namanya Aeorogorila yang sangat kuat secara individu, kenapa teman temanku meninggalkan aku disini?, tunggu kami bukan teman, dia hanya mengajakku untuk berpetualang bersama menyelidiki monster di tempat ini. Tolong aku, ahh aku tidak akan selamat darinya, dia bisa berlari lebih cepat dari kuda, dia memiliki sayap pada punggungnya untuk menangkapku jika aku memanjat pohon, matilah aku...

Baru saja dimulai perkenalanku, apa aku akan mati disini??

Apa ini takdirku?...

Ayah, Ibu, seharusnya aku tidak kabur dari rumah...

Siapa saja tolong aku...

"TIDAK!!" teriak gadis itu

Aku berteriak sekuat tenaga, aku hanya berharap ada yang menolongku, walau aku rasa tidak akan ada orang yang mendengarkan teriakanku di zona keempat ini. Air mataku mengalir tanpa aku sadari, tanganku gemetaran, aku menutup mataku saat monster itu mendekat..

"RAWR!!" balas teriakan monster itu pada gadis kecil itu

Aerogorila itu berlari dengan menggunakan kaki dan tangannya ke arah gadis itu. Tapi dia berhenti ketika ada seseorang yang tiba tiba menghadangnya dngan kekuatan sihir, monster itu terpaksa mundur kebelakang.

"Shadow blaze!" ucap pria yang menhadang monster gorila itu

Tiga bayangan api muncul di depannya, namun bukan bayangan biasa bayangan tersebut membawa pedang api serta memiliki sebuah tameng yang berkobar api, tapi bukannya membantu pria itu, bayangan api itu melindungi gadis kecil yang ada di belakangnya.

Pria yang memakai pakaian merah menyala dengan ikat kepala berwarna hitam yang bertuliskan "Dosa" dengan armor kulit yang dia pakai pada dada dan lututnya dia membawa sebuah pedang di pinggangnya tapi dia juga memengang tongkat sihir ditangan kirinya.

"Aerogorila, kembalilah kepada kelompokmu, gadis ini tidak berniat menyerangmu" kata pria tersebut dengan serius, matanya menatap gorila itu dengan sangat tajam seakan dia memberikan ancaman untuk gorila tersebut

"Tidak, teman - temannya menyerang kepada ku duluan tanpa alasan, dia sudah menantangku!" jawab monster Gorila

"Kembali lah atau kamu akan menyesal..." ucap pria itu sekali lagi, namun kali ini dia bersiap memengang pedangnya dengan tangan kanannya

"Besar sekali kepalamu manusia!" balas monster Gorila, monster gorila itu mencabut sebuah pohon di dekatnya kemudian melemparkanya kepada pria itu

Pria itu tidak dapat mnghindar karna tepat di belakangnya ada gadis kecil tadi, dengan kekuatan fisik yang dia miliki pria itu menahan pohon itu. Dia menggunakan sihir penguatan fisik agar tubunya kuat untuk menahan pohon tersebut.

"Penguatan fisik tahap 4, Super High Muscle!" ucap pria itu

Kedua tangannya berubah menjadi berotot dan dengan kekuatan itu dia berusaha mengangkat pohon yang telah dilempar tadi ke udara, monster gorila terkejut melihat bahwa ada manusia yang sekuat itu, dia menjad sedikit panik, dan mencabut satu pohon lagi.

Tapi sebelum monster gorila itu melemparkan pohon berikutnya dia tidak lagi melihat pria itu di depannya.

"Kemana dia?" tanya monster gorila kebingungan

"99" ucap pria itu

Ternyata pria itu terbang ke atas dengan sangat cepat kemudian dia menyerang dengan menebaskan pedangnya dari atas ke bawah, dengan kecepatan yang sangat cepat karena bantuan sayapnya yang sangat kencang dan bantuan percepatan grravitasi membuat monster gorila tadi tidak dapat merespon lagi, dan akhirnya monster itu mati terbelah dua oleh pedang pria tersebut.

"Pahlawanku!!" ucap gadis kecil itu melihat pria misterius itu dengan mata berbinar binar

Pria itu mendekati diriku saat telah mengambil kristal sihir gorila itu, dia sangat tampan, sepertinya aku jatuh cinta padanya pada pandangan pertama...

"Terima kasih telah menyelamatkan aku, aku benar benar berterima kasih" ucapku membungkuk

Pria itu terkejut dan tidak jadi mendekatiku, tunggu apa aku melakukan kesalahan? Apa berterima kasih saat minta maaf itu tidak biasa di kota ini? Aku segera mengangkat kepalaku, dia menatapku sinis, dan berkata "kamu bukan orang lokal disini ya, wilayah ini sangat berbahaya, pulanglah!" ucapnya dengan tatapan sinis padaku

"Ya, apa kau boleh tahu namamu?" ucapku spontan, ya wajar saja aku ingin tahu nama penyelamatkan hidupku, ya itu wajar, apalagi aku selalu ingin seorang pangeran yang menjadi pahlawan hidupku!

Dia tidak berkata kata lagi, tapi tiba tiba dia mengucapkan bisikan sebuah matra sihir yang membuat matanya berwarna biru terang, matanya menatapku dalam dalam hingga aku terhayut, aku merasa seperti dihipnotis olehnya, aku merasa sedang berada di dalam mimpi, aku kehilangan kesadaran bagai bermimpi sewaktu tidur.

Saat aku sadar, aku telah sampai di pos penjaga zona keenam dan dibangunkan oleh seseorang. Aku tidak ingat apa yang terjadi, yang aku ingat ada seseorang yang mengajakku pergi ke zona keempat kemudian aku lupa kejadian setelahnya, aku merasa seperti kehilangan sesuatu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!