NovelToon NovelToon

My Enemy, My Secret Admirer

Hadiah Misterius

"Ashley!"

Terdengar mama Imelda memanggil namanya sambil mengetuk pintu kamarnya.

"Ada kiriman tas baru nih di depan pintu!" teriak mama Imelda lagi membuat Ashley cepat-cepat membuka pintu kamarnya.

"Kapan datengnya, maa?" tanya Ashley yang langsung membuka kotak hadiah yang ditujukan padanya.

"Kalo mama lihat di CCTV sih subuh tadi, cuma yang nganterin ibu ibu pemulung yang suka lewat depan rumah!"

"Rayleigh Bags maa!" Ashley langsung mengerutkan dahinya saat melihat tas yang sedang ia idam-idamkan akhir-akhir ini sudah ada di tangannya.

Bahkan warnanya pun sesuai dengan warna yang sangat ia inginkan.

"Looh, bagus dong sayang! Bukannya kamu memang lagi pingin tas ini?" tanya Mama Imel yang belum sempat membelikan tas yang diminta oleh putri cantiknya itu.

"Mama pegang dulu tasnya baik-baik ya, Ashley mau keliling dulu cari ibu-ibu pemulung itu. Ashley harus tahu siapa orang yang selama ini kirim hadiah Misterius ini!"

Ashley langsung menuruni anak tangga dan mengambil kunci motornya untuk mencari ibu-ibu pemulung yang meletakkan kotak hadiah di depan rumahnya.

Sudah enam tahun belakangan ini Ashley selalu mendapat hadiah Misterius dari seseorang yang menyebut dirinya "secret admirer". Selama ini, Ashley selalu mencari tahu siapa sebenarnya pengagum rahasianya selama ini.

Sayangnya usaha Ashley tidak membuahkan hasil sama sekali.

"Nah, itu dia ibu pemulungnya!" gumam Ashley yang kemudian menepikan motornya mendekati ibu pemulung yang sedang mencari barang bekas di dekat tempat sampah.

"Permisi bu," sapa Ashley dengan lembut.

"Iya neng, ada apa?"

"Ibu tadi yang taruh kotak hadiah di depan rumah saya ya?" tanya Ashley yang langsung diangguki oleh Ibu tersebut.

"Bener neng, tapi isi kotaknya bukan bom kan?"

"Oh, bukan bukan bu! Saya cuma mau tahu aja siapa pengirimnya! Ibu pasti tahu kan?"

Lagi-lagi pemulung tadi menganggukkan kepalanya. "Tahu atuh neng!"

Mata Ashley langsung berbinar sempurna. Akhirnya penantian panjangnya selama ini akan terkabul.

"Siapa bu?"

"Abang gosend neng, tapi udah pergi jauh dari tadi!"

Ashley langsung lemas seketika mendengar jawaban dari ibu pemulung tadi. Lagi-lagi ia tidak bisa mendapatkan orang yang sudah mengiriminya hadiah selama 6 tahun belakangan ini.

"Yaudah deh buk. Makasih banyak yaaa. Oh iya ini ada sedikit rezeki untuk belanja ibu!" Ashley memberikan 2 lembar uang merah ke tangan pemulung tadi sebelum pergi.

"Makasih banyak neng cantik. Ibu doakan rezeki neng lancar da dapat jodoh yang tampan!"

Ashley tersenyum mendengar doa yang terlontar dari mulut ibu pemulung tadi. "Aamiin, makasih doanya bu. Selamat bekerja ya!"

Ashley langsung memutar balikkan motornya pulang ke rumah. Namun baru berjalan 50 meter, tiba-tiba Ashley terkena semprotan air dari dalam pagar Mansion yang paling besar di kompleknya.

"Aaarrrggghhhh! Ini pasti kelakuan Bang Nicko!" gerutu Ashley yang kini tengah berhenti di depan Mansion Nicko, musuh bebuyutan nya selama ini.

Nicko Lawrence, yang kini menjabat sebagai wakil CEO Bank One Point memang sudah mengibarkan bendera perang dengan Ashley sejak pertama kali bertemu. Padahal kedua orang tua mereka adalah sahabat dekat.

Dengan kesal Ashley menepikan motornya dan masuk ke dalam gerbang Mansion.

"Tante Icheel, Bang Nicko siram-siram Ashley nih!" teriak Ashley yang mulutnya langsung dibungkam Nicko dengan tangannya.

"Sssttt! Gak sopan tauk dateng-dateng langsung teriak-teriak kayak tarzan! Kamu pikir ini di hutan?"

"Abisnya abang kenapa iseng banget siram aku pake selang air coba!"

"Tadi itu gak sengaja, Ashley! Makanya kalo mau pergi itu mandi dulu biar gak kena siram air!" ledek Nicko membuat Ashley semakin kesal dibuatnya.

"Huft! Ngeselin banget sih jadi orang! Aku sumpahin ya jodoh abang itu cewek yang paling nyebelin sedunia!" umpat Ashley sambil berbalik meninggalkan Nicko.

Nicko hanya terkekeh pelan melihat kekesalan Ashley pagi ini. Pandangannya tidak lepas ke arah Ashley yang keluar dari gerbang Mansionnya dan kembali mengendarai motornya untuk pulang ke rumah.

Meski tinggal dalam satu komplek yang sama, jarak rumah Nicko dan Ashley cukup jauh. Sekitar 500 meter. Jika Mansion Nicko terletak di dekat gerbang satpam, rumah Ashley sedikit masuk ke dalam.

"Mami tadi kayaknya denger suara Ashley deh. Sekarang kemana anaknya?" tanya Mami Rychelle yang kini berdiri di depan pintu.

"Udah pulang barusan!" jawab Nicko singkat sambil kembali menyiram tanamannya.

"Anak tante Imel kamu isengin lagi ya?" tanya Mami Rychelle dan Nicko hanya menjawab dengan mengedikkan bahunya.

"Ck, kamu nih padahal mau Mami jodohin loh sama Ashley. Tapi ngeliat kalian berdua kayak anjing sama kucing, Mami jadi was-was mau jodohin kalian berdua!"

"Gak usah pake acara dijodoh-jodohin lah, Mi. Kayak anaknya gak laku aja di pasaran!"

"Yah, buktinya Mami lihat begitu! Sampai sekarang Mami gak pernah tuh liat kamu kenalin pacar ke Mami."

Nicko menghela nafasnya panjang, ia kemudian mematikan kran airnya dan bersiap untuk masuk ke dalam Mansion.

"Tenang aja, Mi. Sebentar lagi kalau cewek yang Nicko taksir udah lulus kuliah, pasti akan Nicko kenalin ke Mami."

Rychelle hanya manggut-manggut mendengar jawaban khas dari putranya. Jawaban ini sudah dihafal oleh semua keluarga besarnya karena Nicko selalu menjawab hal yang sama sejak 3 tahun yang lalu.

Sedangkan Ashley yang kini sudah sampai di rumahnya pun langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Meski senang mendapatkan hadiah misterius, tetap saja ia sangat ingin mengetahui siapa yang selama ini menjadi penggemar rahasianya.

"Gila! Masa' udah enam tahun, aku masih belum tahu siapa penggemar Rahasia ku!"

"Sebenernya cowok atau cewek yaaa?"

"Trus kalo cowok, dia ganteng apa enggak yaa? Kalo ganteng kan lumayan, bisa jadi temen kondangan ke nikahan temen-temen!" gumam Ashley di bawah guyuran shower.

"Tapi kalo jelek, yaa buat temen biasa lah. Paling enggak aku tahu siapa yang selama ini suka kirim hadiah ke aku!"

Ashley terus saja memikirkan siapa pengagum rahasianya sampai ia enggan menjalin hubungan dengan lelaki mana pun. Bukan tanpa alasan, sebelum ia mengetahui siapa orang Misterius itu Ashley belum bisa fokus menjalin hubungan dengan pria manapun.

Terlebih papanya juga masih melarang Ashley berpacaran. Padahal sekarang usianya sudah menginjak 21 tahun.

🍄🍄🍄

Pengenalan Tokoh

Ashley Addara, 21 tahun, Mahasiswa semester 7 Akuntansi Perkantoran.

Putri kedua dari Papa Teysar dan Mama Imelda.

Nicko Lawrence, 28 tahun. Wakil CEO Bank One Point.

Putra sulung dari Papi Alarick dan Mami Rychelle (Cerita cinta mereka berdua plus Papa Teysar ada di Novel Complicated Mission).

Aipda Devanno Xavier, 28 tahun.

Abang kandungnya Ashley yang juga sahabat Nicko.

Tawaran Nicko

Selepas mandi, Ashley langsung menuruni anak tangga untuk bergabung dengan abang dan kedua orang tuanya yang kini tengah menikmati sarapan pagi.

“Abang, bisa gak sih bantu Ashley buat cari orang misterius yang selama ini kirim kotak hadiah?” tanya Ashley yang sudah berulang kali meminta akan hal ini ke abangnya yang bekerja sebagai polisi.

“Dapet kiriman lagi dari pengagum rahasia?” tanya Vanno yang langsung diangguki oleh Ashley.

“Kali ini dapet apa?” tanya Vanno lagi sambil menikmati sandwich buatan mamanya.

“Rayleigh Bags warna violet yang emang lagi pingin dibeli Ashley!” timpal Mama Imelda menjawab pertanyaan Vanno.

“Bagus dong! Berarti pengagum rahasia kamu itu perhatian!” sahut Papa Teysar ikut menimpali.

“Tapi kan Ashley penasaran. Coba papa bayangin deh! Enam tahun loh Ashley selalu dapet kiriman kayak gini dan belum pernah ketemu orangnya sama sekali.”

“Papa, mama, sama abang kan polisi. Masa’ gak ada yang bisa bantu Ashley sih! Ini anak perempuannya lagi kena teror loh selama enam tahun pula!” gerutu Ashley sambil memanyunkan bibirnya.

Papa, Mama, dan Abang Vanno pun saling melemparkan pandangan mereka sambil mengedikkan bahunya. Masalah yang dialami Ashley kali ini bukanlah masalah yang penting menurut mereka.

Sebab yang terjadi dengan Ashley sama sekali tidak membahayakan dirinya. Bahkan justru sebaliknya, semua yang Ashley mau dengan mudahnya ia dapatkan seolah penggemar rahasianya kini hidup tidak jauh darinya.

Tiba-tiba dari pintu ruang tamu datang Nicko sambil mengucapkan salam dan masuk ke dalam. Nicko yang bersahabat dekat dengan Vanno memang sudah terbiasa keluar masuk di rumah keluarga Teysar dan langsung bergabung di meja makan.

“Pagi om, tante!” sapa Nicko sambil meletakkan box meal di atas meja.

“Mami Rychelle tadi bikin macaroni schotel nih!”

“Pagi juga Nicko!” sapa papa Teysar dan istrinya beriringan.

“Waaah, kesukaannya Ashley tuh! Bisa dibawa buat bekal sayang!” lanjut Mama Imelda sambil memandang ke arah putrinya.

Sayangnya Ashley hanya diam sambil menikmati sandwich yang memenuhi mulutnya. Sikap cuek Ashley kali ini membuat Nicko menarik kursi di sampingnya dan merebut sandwich dari tangan Ashley.

“Hei, masih pagi kenapa mukanya udah kusut gini sih?!” ledek Nicko yang langsung mendapat tatapan tajam dari Ashley yang langsung merebut sandwichnya dari tangan Nicko.

“Gak usah kepo deh!” jawab Ashley ketus.

“Ashley!” tegur Mama Imelda. “Jangan ketus gitu dong! Kamu nih gak pernah deh ngomong yang baik sama Nicko.”

Permusuhan antara Ashley dengan Nicko memang sudah bukan hal baru dalam keluarga mereka. Ashley selalu saja bersikap jutek dan berbicara ketus dengan Nicko, karena Nicko juga sering iseng dengan Ashley.

“Nicko, maafin Ashley yaa! Maklum, lagi badmood dia!”

“Gak masalah tante, kan udah biasa begitu! Emang badmood kenapa?” timpal Nicko.

“Biasalah ... Berasa jadi artis selama 6 tahun ini! Dia punya pengagum rahasia, sayangnya udah dicari-cari gak pernah ketemu! Eh, malah minta dicariin sama polisi. Emang berita kehilangan anak?” jawab Vanno yang sudah menyelesaikan sarapannya.

“Ooooh, masalah secret admirer itu belum kelar juga ya? Mau aku bantu cariin gak?” tawar Nicko.

“Ogah!” jawab Ashley sambil mengelap mulutnya.

Kehadiran Nicko pagi ini membuat perut Ashley langsung terasa kenyang. Ia pun langsung berpamitan dengan kedua orang tuanya dan berangkat ke kampus.

Kini tinggal Nicko yang masih duduk bersama dengan keluarga Ashley. Kali ini, Nicko membicarakan keperluannya datang ke rumah yang tak lain adalah masalah perusahaan yang membutuhkan bantuan dari pihak kepolisian untuk menjaga keamanan dalam event besar yang akan diadakan oleh perusahaannya.

Sedangkan di sisi lain, Ashley yang sedang mengemudikan motornya pun mulai menimang-nimang tawaran yang tadi dilontarkan oleh Nicko.

‘Tawaran Bang Nicko sebenarnya gak pingin aku tolak. Aku memang udah pingin banget tahu siapa sebenarnya penggemar rahasiaku selama ini. Papa sama mama aja gak mau bantuin aku, apalagi Bang Vanno.’

‘Sekarang malah Bang Nicko yang dengan sukarela menawarkan dirinya sendiri untuk bantuin aku!’

‘Gimana yaa? Apa aku terima aja tawaran dari Bang Nicko? Tapi aku kan sebel banget sama orang itu!’

Hati dan pikiran Ashley terus saja berkecamuk tak menentu. Disisi lain ia sendiri sudah lelah mencari pengagum rahasianya selama 6 tahun belakangan ini. Namun, ia sendiri enggan untuk menjalin kerja sama dengan Nicko.

Sesampainya di kampus, Ashley langsung disambut dengan dua orang sahabatnya yang sudah menunggu kedatangannya di depan perpustakaan.

“Ashley!” Caca langsung melambaikan tangannya ke arah Ashley.

“Hai Ca, hai Qila!” sapa Ashley. “Udah cek info magang semester ini?” tanya Ashley yang langsung dijawab Caca dengan anggukan kepalanya.

“Udah, tapi ada satu hal yang paling gawat!” jawab Qila.

“Apaan emangnya?”

“Kamu magangnya gak jadi sama kita!” jawab Caca.

“Trusss???”

“Kamu magang di Bank One Point, dan itu juga Cuma berdua sama Wildan!” timpal Qila.

Sontak Ashley langsung terkejut saat mendengar jika ia  mendapatkan tempat magang di perusahaan milik musuh bebuyutannya. Hari-hari biasa saja, setiap bertemu dengan Nicko, ia selalu saja tertimpa kemalangan hanya karena keisengan Nicko. Apalagi jika ia magang di sana?

“Kamu serius?”

Pertanyaan Ashley kali ini langsung dijawab dengan anggukan kepala oleh Qila dan juga Caca. Dengan langkah gontai, Ashley pun langsung ke bagian Tata Usaha kampus untuk memastikan apa yang baru saja ia dengar.

Berkali-kali Ashley meminta untuk dipindahkan ke tempat lain. Sayangnya permintaannya sama sekali tidak digubris oleh dosen Tata Usaha karena mulai besok, ia harus sudah mulai berangkat magang.

“Iiiih! Apes banget sih aku harus magang di kantornya Bang Nicko! Eh iya, tapi kan masih ada Om Arick. Jadi aku gak perlu risau lagi.”

Ashley pun langsung menghubungi Papi Arick dan mengatakannya jika ia akan magang di perusahaannya. Informasi yang diucapkan Ashley tentunya membuat Papi Alarick sangat setuju dan tentunya langsung menerima Ashley bergabung di perusahaannya.

“Saya akan menerima kamu untuk magang di perusahaan saya. Tapi ingat, ada beberapa hal yang harus kamu penuhi syaratnya.”

“Yang pertama, Kamu bisa memanggil saya dan juga Nicko dengan sebutan ‘pak’ jangan om ataupun abang!”

“Siap Pak Arick!

“Yang kedua, kamu harus patuh dengan apa yang diperintahkan oleh atasan kepadamu!”

“Tapi nanti kalau aneh-aneh gimana dong?”

“Laporkan saja pada saya!”ucap Papi Arick memberi pembelaan terhadap Ashley.

Ashley pun akhirnya mantap untuk berangkat magang besok pagi! Begitu juga dengan Wildan yang langsung bergabung dengannya untuk mempersiapkan apa saja yang harus dibawa besok.

Magang

Ashley yang baru saja mempersiapkan berkas untuk dibawa magang besok dengan Wildan pun akhirnya sampai di rumah tepat jam 7 malam.

Baru saja hendak masuk ke rumah, di depan sudah tampak kotak hadiah yang lagi-lagi ditujukan untuk Ashley.

Ashley pun langsung berbalik dan melihat ke sekeliling rumahnya. Sunyi dan tidak ada seorang pun yang terlihat.

Ashley pun membuka kotak hadiah yang ditujukan untuknya sambil membawanya masuk ke dalam. Tampak 2 stel pakaian kerja yang sesuai dengan ukuran tubuhnya.

“Bahkan dia juga tahu kalo aku mau magang! Sebenernya siapa sih?”

Rasa penasaran Ashley semakin besar. Ia pun kembali mengecek isi kotak hadiahnya dan menemukan secarik amplop.

Cepat-cepat Ashley membuka amplopnya dan membaca secarik kertas yang tertulis di dalamnya.

💌 Dear Ashley Addara 💌

🍄 Semoga magangnya sukses ya. Istirahat yang cukup dan jangan lupa sarapan. Jaga kesehatan ya cantik. 🍄

Ashley langsung menyimpannya kembali ke dalam kotak, lalu kembali melihat blouse dan bawahan nya. Senyumnya langsung merekah lebar melihat hadiahnya kali ini lagi-lagi sesuai dengan seleranya.

“Dapet hadiah misterius lagi?” tanya Mama Imel yang baru saja pulang dengan Papa Teysar.

“Iya, Ma.” Ashley memperlihatkan blouse yang ia dapatkan ke mamanya. “Baju kerja buat Ashley magang besok!” lanjutnya lagi dengan senyumnya yang merekah.

“Kamu suka?” tanya Mama Imel yang langsung dijawab dengan anggukan kepala oleh Ashley. “Suka banget maaa. Jadi makin penasaran siapa sebenernya secret admirer aku ini!”

“Kalo menurut mama cowok atau cewek?” tanya Ashley.

Mama Imel pun duduk di samping putrinya. “Mama tebak sih cowok yang diam-diam suka sama kamu!” jawab Mama Imel sambil menoel hidung putrinya.

“Itu dia, Maa. Ashley pun kira kalau dia pasti cowok. Makanya sampai sekarang Ashley gak mau punya pacar dulu!”

“Mama tahu gak? Dia itu selalu tahu apa yang dibutuhin Ashley loh. Bahkan semua barang yang dikirim sama dia itu sesuai sama yang Ashley mau.”

“Kira-kira menurut Mama siapa?”

Mama Imelda pun terkekeh sambil menepuk bahu putrinya. “Mana mama tahu sayang. Kalo mama tahu kan sudah pasti mama panggil kesini orangnya.”

Ashley pun ikut terkekeh pelan, “Iya juga ya Maa. Cuma lama-lama Ashley bisa jatuh cinta sama secret admirer Ashley sendiri ini!”

Penuturan Ashley barusan membuat papa mamanya terkejut. Begitu juga dengan Teysar yang baru saja sampai di rumah.

“Apa?! Kamu jatuh cinta sama penggemar sendiri?” tanya Vanno yang baru saja masuk ke rumah.

“Kayaknya iya deh, Bang. Soalnya dia lebih perhatian dari Bang Vanno!” jawab Ashley.

“Lihat ajaa ini, besok Ashley mau magang aja dia sudah belikan baju kerja. Dua stel lagi!” lanjut Ashley sambil memperlihatkan baju barunya.

“Memang besok mau magang?” tanya Mama Imelda.

“Dimana? Kok Papa gak tahu?” tanya Papa Teysar.

“Naaah kaaan. Kalian gak tahu pasti karena Ashley memang baru dapet kabarnya hari ini. Tapi kok secret admirer Ashley bisa lebih tahu yaa?” gumam Ashley semakin penasaran.

Papa, Mama, dan Abangnya pun diam dan saling melemparkan pandang, begitu juga dengan Ashley. Namun cepat cepat Ashley menguak keheningan di antara mereka.

“Tapi gak papa, berarti kalau dia cowok tampan, udah cocok banget jadi pacar Ashley!” ucap Ashley sambil membawa kotak hadiahnya ke kamar.

“Udaah perhatian, ganteng, tajir pula!”

“Duuuh, jadi makin penasaran!”

Ashley terus saja berceloteh sambil menaiki anak tangga. Sedangkan papa, mama, dan abangnya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Ashley.

☘️☘️☘️

Keesokan harinya,

Ashley sudah tiba di lobby Bank One Point lebih awal dari jam yang ditentukan. Tak lama kemudian Wildan pun datang dan duduk di samping Ashley.

“Udaah dari tadi yaa?” tanya Wildan.

“Sepuluh menit yang lalu lah. Takut dihukum kalo terlambat!” balas Ashley.

Wildan kemudian mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Ashley. “Kue lapis buat kamu ini. Buatan mama loh!”

“Waah, makasih banyak yaaa. Sampaikan ke tante Olly nanti!” balas Ashley menerima kotak bekal dari Wildan.

Nicko yang baru datang dan melihat keakraban Ashley pun langsung mengepalkan tangannya geram. Ia pun berjalan dengan asistennya dan melewati Ashley begitu saja tanpa menyapanya sedikit pun.

Ashley sendiri yang melihat Nicko mengacuhkannya justru langsung mengernyitkan dahinya. ‘Tumben banget sih cuek begitu? Biasanya juga langsung iseng dan bikin sebel!’ gumam Ashley dalam hati.

Namun tak lama kemudian namanya dipanggil oleh bagian resepsionis dan mengarahkan Ashley untuk segera ke ruangan Pak Nicko di lantai 5.

“Saya sendiri mba?” tanya Ashley. “Terus teman saya Wildan di taruh dimana?” tunjuk Ashley ke arah Wildan.

Wildan pun langsung berdiri dan mendekat ke arah Ashley.

“Wildan Pratama bisa menemui Pak Avega di lantai 3!” jelas resepsionis tersebut.

Ashley dan Wildan pun langsung menuju ke lift yang akan mengantarkan mereka ke lantai yang akan dituju. Setelah Wildan sampai di lantai 3, kini Ashley tinggal sendiri menuju ke lantai 5.

Saat pintu lift terbuka, Nicko sudah berdiri tepat di depan pintu lift menunggu kedatangan Ashley. Keberadaan Nicko kali ini membuat Ashley langsung memutar bola matanya malas.

“Hadeuuh! Kirain beneran cuek! Ternyata lagi nunggu ya mau ngisengin aku di sini?” tanya Ashley sambil melangkahkan kakinya keluar dari pintu lift.

Kali ini gantian Ashley yang dengan cueknya melewati Nicko begitu saja. Sedangkan Nicko langsung menarik tas Ashley sampai dia mundur beberapa langkah ke belakang.

“Diiih, apaan sih Bang tarik-tarik tas Ashley! Tas mahal ini, masih baru pula!” gerutu Ashley yang sudah mengeluarkan taringnya.

“Halah, tas anak-anak begini apa mahalnya!” balas Nicko meremehkan Ashley.

“Ruangan aku bukan arah sana, tapi lurus ke kanan!” jelas Nicko yang masih menarik tas Ashley agar mengikuti langkahnya ke ruang kerjanya.

“Tapi gak usah kek gini kali Bang.” Ashley balik menarik tasnya. Namun sayangnya karena tenaga Ashley kalah dengan Nicko dan membuatnya tubuhnya limbung hingga ia menabrak punggung Nicko.

Brukk!

“Aduh!” Ashley langsung mengusap hidungnya yang terantuk punggung Nicko.

Nicko pun langsung berbalik dan sedikit merundukkan tubuhnya mengecek hidung Ashley yang memerah.

“Sakit yaa?” tanya Nicko sambil mengusap wajah Ashley.

Kini posisi mereka berdua tampak begitu dekat sampai hembusan nafas Nicko pun begitu terasa menyapu wajah Ashley.

Deg!

Ashley yang baru kali ini berada sangat dekat dengan cowok lain selain papa dan abangnya pun langsung menelan ludahnya kasar.

‘Ternyata Bang Nicko tampan juga ya kalo dilihat dari dekat!’ gumam Ashley dalam hati.

Jika biasanya Ashley mengangkat bendera perangnya dengan Nicko, kali ini ia justru diam terpaku menikmati usapan tangan Nicko yang menyapu hidungnya.

‘Bang Nicko pakai parfum apa sih? Kok wanginya soft gini!’

‘Wah, ceweknya Bang Nicko pasti betah banget kalo cowoknya wangi kayak gini!’

“Ashley, masih sakit gak?” tanya Nicko dengan nada yang sangat lembut membuat khayalan Ashley buyar seketika.

“Eh, sudah gak papa Bang!” jawabnya sambil membuang wajahnya yang memerah.

“Makanya lain kali jangan tarik-tarik tas Ashley dong!”

Nicko pun langsung menuruti ucapan Ashley. Kali ini ia tidak menarik tas Ashley, melainkan menarik pergelangan tangan Ashley dan membawanya masuk ke dalam ruangannya.

“Eh!” Ashley hampir saja melayangkan protesnya.

“Jangan kelamaan, tugas kamu sudah numpuk di dalam!” ucap Nicko.

Ashley pun langsung membuang nafasnya kasar.

“Ck, kirain mau berubah jadi lembut. Ternyata masih sama aja. NGESELIN!”

“Bisa gak sih bang jadi orang yang baik sama Ashley sehariiiiii ajaaa?” tanya Ashley saat mereka sudah sampai di ruang kerja Nicko.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!