NovelToon NovelToon

Peluru Cinta Ratu Mafia

Aku Akan Tetap Membunuhnya

"Aku akan membalasnya, Mars!" ucap Alexa pada Sekretarisnya—Mars.

"Karena dia, adikku bunuh diri. Aku akan membalas dia dengan hal yang lebih menyakitkan lagi! Aku akan bermain-main dengannya dulu, sebelum aku membunuhnya," ucap Alexa sambil menarik sebelah sudut bibirnya.

Wanita dengan paras cantik, mata tajam dan tubuh **** yang terlihat seperti model, kini berdiri di sebuah jendela markas yang tempatnya tersembunyi dengan penjagaan yang ketat.

"Tapi Ratu, apa yang ingin Ratu lakukan jika bukan dengan membunuhnya?" tanya Mars yang tidak mengerti dengan rencana Bosnya tersebut.

"Aku akan menikah dengannya." Alexa tersenyum penuh arti.

"Apa?" Mars terkejut dengan rencana atasannya tersebut. Pria itu khawatir bahwa sang ratu akan terjebak dengan permainannya sendiri.

"Sebaiknya jangan Ratu! Lebih baik kita langsung bunuh dia saja. Aku khawatir rencana Ratu gagal, dan nantinya Ratu malah terjebak dengan permainan Ratu sendiri." Mars mencoba mengingatkan.

Alexa yang mendengar saran dari Mars, ia langsung menoleh dan menatap Mars tajam.

"Apa kamu bilang? Aku akan terjebak dan cinta sama dia?" Alexa melangkah mendekati Mars yang menundukkan kepala karena Alexa terlihat sangat menyeramkan jika sedang marah.

"Kamu pegang kata-kataku, bahwa aku akan menyerahkan markas ini pada tangan musuh kita, jika sampai aku mengurungkan niatku untuk membunuhnya!" ucap Alexa yakin.

"Jangan Ratu!" cegah Mars spontan.

"Kenapa? Apa kamu tidak yakin dengan ucapanku? Bukankah selama ini aku tidak pernah mengingkari dari apa yang aku ucapkan?" Alexa menyerang Mars dengan beberapa pertanyaan.

Lalu, wanita itu melangkah melewati Mars sambil duduk di kursi kebesarannya. Sementara Mars balik badan dan menghadap pada atasannya tersebut.

"Bukan begitu Ratu, tapi kata orang ... cinta dan benci itu beda tipis. Aku tidak ingin Ratu menyesali dengan apa yang Ratu ucapkan hari ini," ucap Mars dengan kepala yang tertunduk.

"Kita buktikan saja, aku atau kamu yang benar. Sekalipun ucapanmu benar, bahwa suatu saat nanti aku terjebak dengan permainanku sendiri, maka ku pastikan bahwa aku akan tetap membunuhnya dan mengabaikan perasaanku," ucap Alexa seraya mengangkat senjatanya dan meniup ujung pistol tersebut dengan senyum yang membuat Mars merinding.

"Baiklah, terserah Ratu. Apapun keinginan Ratu aku akan mendukungnya. Lalu, apa rencana Ratu selanjutnya?" tanya Mars dengan wajah datar.

Alexa pun menatap Mars dengan tatapan tajamnya. Wanita itu memasang wajah serius hingga membuat pria itu semakin merinding.

"Aku akan membuat dia menikahiku dalam waktu singkat," ucap Alexa dengan sudut bibir yang ditarik sebelah.

Mars mengerutkan kening. "Apa yang bisa Ratu lakukan agar dia bisa menikahimu, Ratu?" tanya Mars penasaran.

"Membunuh orang saja aku bisa! Apalagi cuma hal kecil seperti itu," ucap Alexa tanpa menatap pada sekretarisnya tersebut.

"Kamu urus semuanya selama aku masih dalam rencana balas dendam, ada Petrus yang akan membantumu! Aku mengandalkan kalian. Jaga Markas ini dengan baik jangan sampai jati diri kita terbongkar!" ucap Alexa.

"Baik, Ratu!" jawab Mars tegas.

"Malam ini, aku akan menjalankan Rencanaku! Kau cukup jaga Markas di sini, di sana sudah ada Petrus yang akan membantuku jika aku kesulitan," ucap Alexa dengan wajah seriusnya.

"Baik, Ratu!"

*

*

*

Setiap sudut Markas dijaga ketat oleh anak buah Alexa. Orang yang dipanggil Ratu itu kini meninggalkan markasnya seorang diri, ia memakai topeng dan tidak ada seorangpun yang tahu tentang jati dirinya kecuali Mars dan Petrus.

Ia meninggalkan tempat itu untuk menjalankan semua rencananya. Wanita itu datang ke club malam, dimana ia menghampiri seseorang yang akan menjadi sasaran balas dendamnya.

Ia membayar seseorang untuk memasangkan sesuatu pada minuman pria itu, awalnya pria yang menjadi sasarannya tersebut menolak, tapi karena ia ditantang oleh seseorang, akhirnya ia meminum minuman itu, karena pria itu tidak suka direndahkan oleh siapapun.

Lama kelamaan, pria itu mulai merasakan efek obatnya, pria itu beranjak, dan melangkahkan kakinya menuju pintu keluar dan ia pun di kawal oleh bodyguardnya.

Tapi bukan Ratu mafia namanya, jika ia tidak bisa mengelabuhi bodyguard-bodyguard tersebut.

Ia membayar wanita malam untuk menggoda bodyguard-bodyguard pria itu, hingga bodyguard-bodyguard tersebut masuk dalam jebakan, dan meninggalkan pria itu pada Bodyguard samaran yang dibayar oleh Alexa. Wanita itu tersenyum karena ia tidak perlu mengotori tangan untuk membunuh.

Pria itu berjalan ke arah mobilnya, saat hendak masuk mobil, pria itu langsung pingsan hingga membuat Ratu mafia tersebut tersenyum penuh kemenangan.

Ia juga membayar Bodyguard gadungan itu untuk membawa pria tersebut ke kamar hotel yang telah Alexa siapkan, hingga tidak ada seorang pun yang curiga dengan rencana ratu Mafia tersebut.

Begitu sampai di sana, Petrus sudah merusak kabel CCTV di hotel agar tidak ada seorang pun yang bisa membuktikan kejahatan atasannya tersebut.

Alexa masuk ke dalam kamar hotel di mana pria itu sudah dibaringkan oleh anak buahnya. Wanita itu pun semakin mendekat dan mendekat. Ia pun tertawa, namun pria tersebut sangat lelap hingga ia tidak bergerak sedikit pun.

"Malam ini adalah awal, Sayang! Maafkan aku karena aku harus merusak hubunganmu dengan kekasih tercintamu, kamu harus merasakan penderitaan seperti apa yang dialami adikku selama ini, hingga akhirnya dia bunuh diri karena pria brengsek sepertimu!" ucap Alexa seraya membelai wajah pria tersebut.

Alexa membenarkan posisi tidur pria itu, lalu melucuti seluruh pakaiannya. Begitu pun dengan dirinya.

"Sial! Aku harus melihat sesuatu yang tidak semestinya aku lihat!" umpat Alexa.

"Yang lebih sial lagi aku juga harus telanjang hanya demi merusak kehidupannya."

Wanita itu merobek-robek pakaiannya sendiri, lalu membuang baju-baju itu hingga dirinya benar-benar terlihat seperti orang yang sudah dinodai.

Ia juga tidak lupa menyiram kasurnya dengan darah, untuk membuat pria itu yakin kalau kesuciannya telah terenggut.

Setelah itu, ia berbagi tempat tidur dengan pria tersebut dan memakai selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya yang polos.

...❤️❤️❤️❤️❤️...

...TBC...

Satu Minggu

Ke esokan harinya

Brakkk ...

"Keterlaluan kamu, Mas!" ucap seorang wanita dengan air mata yang mengenang di kedua pelupuk matanya.

Seketika Excel terbangun dari tidurnya, ia terkejut saat mendapati dirinya dalam keadaan polos dengan seorang wanita yang juga sama-sama polos di sampingnya.

"Marsya, kamu hanya salah faham, tunggu Marsha!" Suara pria itu menggelegar hingga membuat Ratu mafia itu terbangun dari tidurnya.

"Aaaa ... !" teriak wanita itu pura-pura terkejut dengan keadaan tubuhnya yang telanjang. Akan tetapi, disisi lain suara hatinya bersorak dengan kegembiraan yang kian membuncah, karena yang terjadi sesuai dengan apa yang ia rencanakan.

Namun, kebahagiaanya masih belum seberapa, karena apa yang ia lakukan masih pembukaan dari permainannya.

Perasaan sedih di tinggalkan adik kesayangannya terus menghantui wanita itu, dan terus menyemangati dirinya untuk membalas apa yang telah Excel perbuat.

Sementara Excel bingung dengan apa yang terjadi, ia terdiam karena ia tidak mengingat apapun tentang kejadian setelah ia mabuk meskipun ia berusaha mengingatnya.

Keduanya terdiam seribu bahasa menyelami pemikiran masing-masing. Jika Excel bingung dengan kejadian itu, sementara Alexa memikirkan rencana kejutan selanjutnya untuk pria tersebut.

"Kenapa ini harus terjadi padaku? Kenapa? Aku tidak mau kehilangan Marsya, aku harus membayar wanita ini agar semuanya beres. Lagi pula aku yakin kalau aku tidak melakukan apapun," batin Excel.

Hati Excel pun gelisah dan tak menentu. Pikirannya bermunculan berbagai macam pertanyaan dalam benaknya.

"Aku harus bagaimana?" Excel menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ia melihat sekelilingnya, bahkan ia sampai menepuk-nepuk keningnya dengan perasaan tidak terima dengan kenyataan yang ada di depan matanya, ia lupa bahwa dirinya dalam keadaan telanjang tanpa ada kain yang menutupi tubuhnya yang polos.

Saat Excel tersadar, seketika Excel menarik selimut untuk menutupi separuh tubuhnya hingga suatu benda yang seperti kayu balok tidak terlihat oleh wanita di sampingnya tersebut.

Sementara Alexa pura-pura menangis di samping pria itu hingga membuat Excel tidak tega melihat wanita di sampingnya tersebut.

"Ini merupakan awal dari pembalasanku atas kematian adikku! Tunggulah kejutan berikutnya!" Alexa membatin sambil terus menangis.

Ratu mafia itu tersenyum puas dalam batinnya. Namun, ia terus menerjunkan air matanya tanpa henti sampai membuat Excel merasa iba.

"Hey, jangan begini terus, aku mohon!" ucap Excel yang masih duduk di samping wanita itu.

"Sepertinya wanita itu tidak bisa dibayar, karena kamar hotel ini pasti kamarnya. Tapi kenapa aku bisa di sini?"

"Apa yang harus kulakukan setelah ini? Bagaimana jika aku hamil? Apa masih ada orang yang mau menikahiku setelah kesucianku terenggut?" tanya Alexa yang memasang wajah sedih sambil terus mengusap air mata palsunya.

Namun, Alexa terus menerjunkan air matanya kembali hingga ia terlihat sangat terpukul dan sangat menyedihkan hingga membuat Excel seketika merasa bersalah.

"Maafkan aku, tapi aku yakin bahwa ada yang menjebak kita. Aku tidak sadar dengan kejadian semalam."

Excel menundukkan kepalanya karena tidak sanggup melihat air mata Alexa. Ia juga bingung kenapa Alexa juga bisa ternodai.

"Oh iya, kenapa kamu bisa di kamar hotel ini? Dan kenapa kita bisa satu kamar berdua?" tanya Excel seraya menatap Alexa dengan penuh tanya.

Alexa yang sudah menyiapkan jawaban sebelumnya, ia tidak merasa terkejut mendengar pertanyaan dari pria tersebut.

"Aku baru kembali ke di Indonesia. Dari dulu aku tinggal di Irlandia dan aku menginap di hotel ini karena aku ingin menemui klien. Tapi, saat aku minum-minum dengan mereka, aku tidak ingat apapun lagi," ucap Alexa dengan wajah sedihnya.

"Siapa mereka?" tanya Excel dengan wajah seriusnya.

Alexa menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menangis terisak-isak. "Aku tidak tahu, tapi yang aku tahu mereka dari Kanaka corp."

"Apa? Itu tidak mungkin," ucap Excel dengan wajah tidak percaya.

"Kenapa tidak mungkin? Memang itu kenyataannya. Aku menemui mereka di seberang hotel ini," ucap Alexa mencoba meyakinkan dia.

"Apa kamu dari perusahaan Snowden corp?" tanya Excel seraya menatap Alexa lekat.

"Kenapa kamu bisa tau?" tanya Alexa yang pura-pura bingung.

"Karena aku CEO Kanaka Corp."

"Jadi kamu yang sengaja menjebakku?" Alexa menuduh pria itu lebih dulu, sebelum Excel menuduhnya, ia menatap Excel dengan wajah tajam sambil mengahapus air matanya yang sudah membasahi kedua pipinya.

"Dengarkan aku dulu! Mana mungkin aku melakukan itu? Aku sudah punya tunangan yang sangat aku cintai, jadi tidak mungkin aku menjebak kamu."

Excel menatap Alexa dengan wajah panik karena ia bingung dengan apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Pria itu tidak mungkin menyelesaikan semuanya dengan uang, karena ia tahu bahwa Snowden corp adalah perusahaan besar yang setara dengan perusahaannya.

"Kamu mencari alasan karena kamu tidak ingin bertanggung jawab 'kan? Jelas-jelas perusahaanmu yang mengajak kita ketemu di Restoran hotel seberang, tapi aku tidak ketemu kamu, aku malah bertemu dengan dua orang yang aku pikir itu CEO dan Sekretaris Kanaka corp."

Excel menggeleng-gelengkan kepalanya karena masih bingung dengan apa yang terjadi.

"Tapi aku menerima telpon, katanya kalian ingin menemuiku di klub, aku pikir itu kebiasaan orang Irlandia," jawab Excel.

"Ini pasti ada yang tidak beres dan sengaja ingin menjebak kita," ucap Excel mencoba meyakinkan Alexa.

"Aku tidak mau tahu, ada yang menjebak ataupun tidak, aku akan melaporkanmu ke Polisi!" ucap Alexa yang pura-pura tersakiti.

Excel terkejut mendengar ucapan Alexa. "Jangan! Aku janji, aku akan bertanggung jawab, dan aku akan menikahimu segera," ucap Excel cepat.

Alexa tertawa puas dalam hatinya. Namun, ia tetap memasang wajah datar agar tidak membuat Excel curiga.

"Baiklah, aku memberimu waktu satu Minggu untuk menikahiku, aku tidak ingin orang-orang tahu tentang apa yang terjadi tadi malem, jika sampai aku ketahuan hamil sebelum menikah. Seandainya aku hamil."

"Jika sampai aku hamil sebelum aku menikah, maka mungkin ini akan berdampak pada karirku," ucap Alexa seraya menatap Excel tajam.

Excel memejamkan matanya. "Aku akan menikahimu minggu depan, dan aku janji, aku akan mencari dalang dari semua ini."

"Jika sampai aku tahu siapa orangnya. Maka aku tidak akan pernah mengampuninya karena telah berani bermain-main denganku," ucap Excel dengan tangan yang terkepal.

"Terserah kamu," ucap Alexa yang kini beranjak dari tempat tidurnya.

Wanita itu berpura-pura seperti orang kesakitan saat melangkah, hingga membuat Excel semakin yakin bahwa pria itu benar-benar merenggut kesuciannya.

"Sial! Apa yang harus kukatakan pada keluargaku? Mau tidak mau, aku harus membatalkan pertunanganku dengan Marsya. Aku tidak ingin masuk penjara jika Alexa melaporkanku ke polisi."

...🌷🌷🌷🌷🌷...

...TBC...

Aku Tidak Perduli, Sah Atau Tidak?

Setelah keluar dari kamar mandi, Alexa terkejut saat mendapati beberapa orang yang sudah berada di kamar hotel tersebut, beruntung wanita itu membawa pakaian ganti ke kamar mandi, hingga ia sudah terlihat rapi saat keluar.

"Siapa mereka?" tanya Alexa seraya menatap satu persatu orang yang ada di ruangan tersebut.

Excel menoleh saat mendengar ucapan seorang wanita dari arah kamar mandi. Lalu, pria itu melangkah mendekati wanita itu dan menyerahkan paper bag pada tangan Alexa.

"Pakai kebaya itu! Kita menikah sekarang! Karena jika orang tuaku tahu dengan yang terjadi antara kita semalam, mereka tidak akan merestui kita!" ucap Excel dengan wajah datar.

"Terus tunanganmu?"

"Jika aku menikah denganmu, otomatis dia bukan tunanganku, lagi!" ucap Excel dengan wajah tanpa ekspresi.

Alexa menatap Excel juga dengan wajah datar, namun dalam hati ia tersenyum penuh kemenangan. "Sekarang kamu benar-benar masuk dalam perangkapku."

Setelah Excel menyerahkan Paper bag tersebut, Wanita itu kini melangkah menuju ruang ganti dengan Excel yang langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sementara Penghulu dan para saksi yang dibawa oleh sekretaris Excel, mereka menunggu, meskipun lama, mereka tetap diam, karena Excel memberi bayaran yang cukup besar untuk penghulu dan para saksi-saksi tersebut.

*

*

*

Beberapa saat kemudian.

Baik Excel maupun Alexa sudah siap dengan baju pengantinnya. Namun, Alexa tetap berdiri mematung menatap Excel yang sudah duduk di hadapan penghulu.

“Agama kita berbeda. Tapi ... ya sudahlah. Baik sah atau pun tidak, ngapain aku perduli? Tujuanku menikah dengan dia bukan untuk mencari masa depan, melainkan hanya 'Balas Dendam.'”

"Alexa ... sini duduk di sampingku!" Excel memanggil wanita itu karena, ia masih berdiri mematung.

Seketika lamunan Alexa buyar saat mendengar panggilan Excel, dan ia pun langsung melangkah serta duduk di samping pria tersebut.

Setelah itu, akad pun dimulai hingga keduanya kini sah menjadi sepasang suami-istri.

Penghulu dan para saksi yang di bawa oleh Sekretaris Excel juga pergi meninggalkan kamar hotel setelah semuanya selesai.

"Sekarang bereskan barang-barangmu! Kita pulang!" ajak Excel dengan wajah datar tanpa Ekspresi.

"Ke rumah orang tuamu?" tanya Alexa dengan kening yang mengerut.

"Tidak! Kita pulang ke rumahku sendiri," jawab Excel.

Alexa menganggukkan kepalanya. "Baiklah, tapi kamu yang harus bawa barang-barangku! Karena sekarang kamu itu suamiku," ucap Alexa dengan wajah yang tak kalah datarnya.

"Ya sudah, bereskan! Nanti akan aku bawa!" ucap Excel pasrah.

Alexa pun memasukkan barang-barangnya ke dalam koper yang ia bawa, dengan Excel yang memperhatikan Alexa sambil melamun.

"Selama ini aku tidak Perduli Marsya menghianatiku karena aku sangat mencintainya, tapi sekarang aku sadar, mungkin ini petunjuk dari yang maha kuasa, bahwa aku harus melupakan Marsya, karena mungkin dia tidak baik untukku."

"Heh, kenapa kamu ngelihatin aku sampe segitunya?" Alexa menatap wajah Excel tajam.

Seketika lamunan Excel buyar. "Kenapa? Bukankah kamu istriku? Jadi sah-sah saja aku mau ngapain kamu?" Excel menatap wajah Alexa dengan wajah yang masih datar.

Alexa menaikkan sebelah alisnya. "Enak saja! Kita menikah hanya di atas kertas. Jadi jangan harap kamu bisa menyentuhku!" ancam Alexa menatap Excel sinis.

Excel tergelak. "Bukankah kita semalam sudah melakukannya? Lalu, untuk apa kamu masih malu?"

Alexa yang mendengar ucapan Excel, seketika wanita itu mengambil bantal, lalu di lemparkan pada pria tersebut.

"Bajingan!" umpat Alexa.

"Sudah cepetan! Jangan lama-lama!" titah Excel seraya menangkap bantal yang dilemparkan Alexa, pria itu pun juga memasang wajah datar kembali

"Tuh, bawa!" Alexa menendang kopernya hingga koper tersebut berada di hadapan orang yang kini berstatus menjadi suaminya.

Alexa melangkah keluar lebih dulu, sementara Excel menggeleng-gelengkan kepalanya karena melihat tingkah Alexa yang tidak sama seperti wanita pada umumnya.

"Sikapnya jauh beda sama Marsya, tapi tidak apa-apa, karena aku tidak butuh wanita feminim, yang aku butuhkan adalah kesetiaan dan kejujuran. Semoga saja dia tidak akan pernah mengkhianatiku, aku percaya bahwa dia adalah wanita yang memang sudah digariskan Tuhan untukku, meskipun mesti melewati tragedi yang tidak aku inginkan seperti semalam," gumam Excel pelan, hingga Alexa tidak mendengarnya.

"Cepetan ...!" teriak Alexa dari ambang pintu.

Excel pun beranjak dan melangkah meninggalkan ruangan tersebut. Menyusul Alexa yang kini melangkah lebih dulu.

...🌷🌷🌷🌷🌷...

...TBC...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!