NovelToon NovelToon

Gadis Nakal Kesayangan Om Mafia

Bab 1 - King Jayden Wiratama

Dor.. dor.. dor.. 

Suara tembakan terdengar nyaring di sebuah bangunan tua yang sudah lama di tinggalkan. Jayden dengan lincah menghindari tembakan-tembakan yang di arahkan musuh ke arah nya, bahkan orang-orang itu saja sedikit kesulitan untuk melihat betapa cepat nya seorang Jayden menghindari tembakan. 

Langkah nya seperti bayangan, cepat dan tidak terlihat, membuat semua nya sedikit kewalahan untuk terus melesatkan tembakan-tembakan ke arah pria tampan itu.

"Aahhh sial, peluru nya habis." Rutuk salah satu orang berpakaian serba hitam itu, dia pun duduk sementara untuk mengisi peluru di senjata nya. Kesempatan yang bagus bagi Jayden, dengan cepat dia melayangkan tembakan ke arah pria itu dan tepat mengenai kepala nya. Pria itu pun terkapar bersimbah daraah.

Jayden tersenyum jahat, dia pun membereskan cecunguk itu dengan cepat. Hanya membutuhkan beberapa menit saja, pengacau yang berjumlah lima orang itu tumbang. Satu lawan lima, tetap saja yang memang adalah Jayden.

Pria itu berlutut di depan salah satu musuh yang sudah tak bernyawa, lalu mengambil sesuatu di saku depan seragam pria itu. Sebuah kertas kecil bertuliskan The Black Angel. 

"Ckk, sudah aku duga. Kau ingin bermain-main dengan ku." Pria tampan bak malaikat itu tersenyum jahat, lalu menendang mayat itu. Jayden pun pergi dari tempat itu dengan membawa kemenangan telak.

King Jayden Wiratama, seorang pria blasteran berwajah tampan bak malaikat. Dengan mata tajam bak tatapan elang pada mangsa nya, hidung bangir, alis tebal, bibir yang tebal dan seksii, rambut kecoklatan yang menyempurnakan penampilan nya. Jangan lupakan, tubuh atletis bak olahragawan pun dia miliki. Itu semakin membuat Jayden terlihat sempurna di mata kaum hawa. 

Namun, siapa sangka di balik wajah yang tampan dan membuat para kaum hawa mengantri untuk bisa bertemu dengan nya atau bahkan bermalam dengan nya ini memiliki reputasi yang buruk di dunia hitam.

Ya, Jayden adalah pewaris klan mafia terbesar di kota ini. Setelah sang ayah pensiun, mau tidak mau Jayden lah yang harus meneruskan klan mafia itu. Dia terjun ke dunia hitam itu sudah lama, semua orang pun tahu kalau Jayden adalah mafia yang paling di takuti karena kekuatan dan keahlian nya dalam bela diri dan menghindari serangan musuh, termasuk peluru. 

Jayden pulang dengan mengendarai mobil sport mewah miliknya, dia mengemudikan nya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Hingga dia sampai di rumah besar bergaya Eropa dengan di dominasi warna serba hitam, inilah kediaman Alex Anderson Wiratama, ayah Jayden. 

"Jay.." panggil Alex, Jayden yang baru saja pulang langsung berbalik.

"Ya, ada apa?"

"Kemari dan duduk lah." Ajak Alex, Jayden pun menurut dan duduk di sofa kosong yang berhadapan dengan sang ayah. Alex melihat ada luka di sudut bibir Jayden, jelas itu bukan luka biasa.

"Kau baru saja menyelesaikan tugas, Jay?" Tanya Alex.

"Hmm, iya."

"Siapa musuh klan kita kali ini?" Tanya Alex lagi. 

"The black angel." Jawab Jayden dengan wajah datar nya.

"Belum selesai dengan mereka, Jay?"

"Entahlah, ini seperti dendam turun menurun, Dad." Jawab Jayden. 

"Ada apa dengan mu? Kenapa kau bisa terluka seperti itu?"

"Hmm, hanya sedikit kurang fokus. Aku ke kamar dulu, Dad."

"Ya, kau bau keringat, Jay." 

"Andai saja Daddy tahu, dengan kondisi ku seperti ini aku bisa memilih banyak wanita di club." Jawab Jay membanggakan dirinya, membuat Alex hanya menggelengkan kepala nya melihat kelakuan putra nya yang tergila-gila akan pergaulan negara ini. 

"Jangan lupa untuk selalu memakai pengaman, son."

"Tentu, aku tak sebodooh itu. Aku tak mungkin menebar benih ku sembarangan." Jawab Jayden, lalu beranjak dari duduknya dan pergi ke kamar nya.

Jayden membuka pakaian nya dan langsung berendam di dalam bath up, dia memejamkan kedua mata nya menikmati sesi berendam dengan air hangat itu, terasa menenangkan dan menyegarkan bagi tubuh Jayden yang baru saja berperang melawan musuh. 

Menjadi mafia yang di takuti bukanlah keinginan nya, dia ingin hidup layaknya seperti orang biasa. Tapi, mengingat kalau dia adalah satu-satunya putra Alex, mau tak mau dia harus mewarisi klan mafia yang dulu di pimpin oleh sang ayah.

Setelah lima belas menit berlalu, akhirnya Jayden menyelesaikan sesi berendam nya. Dia keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan sehelai benang pun yang menutupi tubuh nya, dia berjalan tanpa rasa malu sedikit pun karena dia merasa bebas, ini adalah kamar nya tempat yang begitu privasi jadi di pastikan tak ada orang lain yang berani memasuki kamar seorang Jayden. 

Sejauh ini pun, tak pernah ada orang lain yang pernah masuk ke kamar ini selain ibu nya dulu. Tapi itu sudah beberapa tahun silam, karena sekarang sang ibu sudah tiada. Kenapa? Dia tertembak karena melindungi nya. Itu juga yang membuat dirinya tak mau terjun ke dunia hitam itu, tapi saat melihat sang ayah sudah pensiun, akhirnya dia pun menyerah dan inilah dia sekarang. 

Tak ada lagi King Jayden Wiratama yang selalu bersikap hangat, karena setelah kematian sang ibu oleh musuh nya, Jayden berubah, benar-benar berubah. Yang ada sekarang, hanya Jay yang dingin dan kejam. Apalagi pada musuh nya, tadi saja dia baru menghabisi lima nyawa sekaligus dalam satu hari. 

Jay segera berpakaian, dia membuka pintu kaca yang menghubungkan kamar nya dengan balkon. Tubuh tegap Jay hanya di baluti oleh bathrobe berwarna hitam, semilir angin yang berhembus tapi tak sedikit pun membuat Jay kedinginan. Dia sudah terbiasa dengan hawa dingin seperti ini, dia selalu sendirian. 

Hidup nya terasa kosong, hampa. Sejak kepergian sang ibu beberapa tahun lalu, saat itu dia masih berusia 20 tahun. Sekarang dia berusia 39 tahun, terhitung sudah sembilan belas tahun sang ibu meninggalkan nya. Tapi, rasa sakit yang dia rasakan masih terasa sangat menyiksa.

"Sampai saat ini, rasa sakit setelah kepergian mu benar-benar masih membekas, Mom." Gumam Jay, dia memejamkan mata nya menikmati semilir angin yang menerpa tubuh nya. 

Dreett.. 

Ponsel nya bergetar, Jay mengambil nya dan mengangkat panggilan telepon itu dengan cepat. 

"Ya, ada apa Jack?" Tanya Jayden, rupa nya orang yang menghubungi nya adalah Jack, pria yang menjadi anak buah kepercayaan nya.

'Anda di rumah, tuan? Tidak pergi ke club?"

"Sebentar lagi aku kesana, kenapa? Apa ada barang bagus?" Tanya Jayden dengan datar. 

'Ada, Tuan. Seperti nya anda akan menyukai nya.' Jawab Jack di seberang sana.

"Ya, aku akan kesana sekarang." Putus Jay. Inilah kehidupan nya, selain menjadi mafia dia juga pemabuk berat. 

Jay pun mematikan telepon nya sepihak, dia pun menutup pintu dan berganti pakaian. Dia akan pergi ke club untuk mencari hiburan, melupakan sejenak kekosongan hidup nya, bagaimana pun dia terlihat seperti pria yang menyedihkan, jadi dia melakukan hal-hal semacam ini sebagai hiburan.

Dia turun dari kamar nya tanpa mempedulikan ekspresi sang ayah, karena sudah jelas pria itu mengetahui kemana dia akan pergi. Jay mengemudikan kendaraan roda empat nya dengan kecepatan sedang. Dia bersantai-santai di jalan, sambil menyesap rokok yang dia apit di kedua jemari nya. Kedua mata pria itu menatap lurus ke jalanan yang cukup lengang, karena hari sudah cukup malam, waktu nya orang-orang untuk beristirahat tapi tidak dengan pria kesepian seperti Jayden.

.....

🌻🌻🌻🌻

Bab 2 - Taruhan

Pria tampan itu menghentikan laju kendaraan roda empat nya di sebuah club yang terkenal, pria berwajah tampan itu melempar kunci mobil nya ke arah penjaga club malam itu. Penjaga yang sudah hafal betul siapa yang datang dan melakukan hal ini pun tanpa banyak bicara langsung memarkirkan kendaraan mewah itu ke tempat khusus. 

Jay berjalan dengan langkah tegap nya, baru saja memasuki club dia sudah mencuri perhatian karena penampilan dan wajah nya yang rupawan. Termasuk salah satu gadis yang sedang duduk di pojokan bersama teman-teman nya.

Jay tak peduli dengan sorakan para gadis yang memuja nya, dia mencari keberadaan Jack. Setelah beberapa detik mencari, akhirnya Jay berhasil menemukan pria itu. Dia pun mendekat dan duduk di samping Jack yang memang sedang menunggu nya.

"Akhirnya kau datang juga, Duude!" Ucap Jack sambil menepuk pundak Jay pelan. Aneh bukan? Padahal tadi, dengan jelas Jack memanggil Jay dengan panggilan Tuan. Tapi sekarang? 

Rupa nya, Jack dan Jayden memang sudah lama berteman, hanya saja ya Jayden yang terlalu datar sering kali tidak cocok dengan pria sereceh Jack yang sedikit konyol. Tapi, kemampuan nya tak perlu di ragukan lagi. 

"Hmm, mana barang bagus yang kau bilang itu, Jack?" Tanya Jayden.

"Kau lihat gadis-gadis disana?" Tunjuk Jack dengan dagu nya, ke arah gadis-gadis yang sedang berkumpul sembari minum-minum. 

Terlihat, ada seorang gadis yang menarik perhatian Jay, sejak tadi saat dia masuk ke dalam club pun dia sudah memperhatikan gadis itu. 

Gadis muda yang terlihat sangat manis, rambut nya panjang berwarna pirang, hidung mancung dan bibir yang tipis kemerahan, sangat menggoda bagi Jayden yang memang hobi bermain dengan wanita. Tapi, kali ini sedikit berbeda. Tak pernah sekalipun dia tertarik dengan wanita, justru sebaliknya para wanita lah yang berbondong-bondong datang ke padanya untuk menarik perhatian nya, tapi ini berbeda. 

Bahkan, saat gadis itu meneguk minuman kemerahan di gelas nya pun, Jayden tergoda. Sangat menarik, dan dia harus bisa membawa gadis itu ke atas ranjang nya malam ini. 

Sedangkan di seberang sana, gadis itu merasa sedikit risih saat melihat tatapan pria yang terus saja menatap nya sedari tadi. Tampan, ya dia memang tampan tapi dia merasa malu jika terus-terusan di tatap seperti itu.

"Ayya.." Panggil salah satu teman nya, gadis yang di panggil Ayya itu pun menoleh. 

"Iya, apa?"

"Tambah lagi kali."

"Yooii.." Jawab gadis itu, dia pun kembali menerima minuman itu dari teman nya dan meneguk nya hingga tandas. Meminum minuman beralkohol bukanlah kali pertama bagi gadis bernama Ayyara itu. 

Ayyara Marshka Anggita, seorang gadis cantik blasteran Francis dan Amerika. Gadis yang akrab di sapa Ayya itu memang sering datang ke tempat ini untuk bersenang-senang, melupakan sejenak permasalahan yang dia rasakan di rumah nya. 

Ya, dia gadis yang tidak kekurangan harta tapi dia hanya kekurangan satu hal, yakni kasih sayang orang tua. Kedua orang tua nya terlalu sibuk dengan pekerjaan, hingga seringkali mengabaikan nya. Itulah yang membuat Ayyara menjelma menjadi gadis yang liar. Mungkin juga karena pengaruh pergaulan bebas di negara ini. 

"Ayy.." 

"Apa?" Tanya Ayyara datar, dia memutar-mutar minuman di dalam gelas nya, hanya tinggal setengah lagi setelah tadi dia kembali mengisi nya. Toleransi alkohol gadis itu cukup tinggi, hanya meminum beberapa gelas saja takkan bisa membuat nya mabuk.

"Lo liat gak cowok yang duduk berdua di deket bartender?" Tanya nya, Ayyara mengikuti pandangan teman nya. Gotcha, pria itu juga tengah menatap ke arah nya, dengan begitu tatapan mereka bertemu. 

"Hmmm, terus?"

"Kita taruhan gimana?" 

"Taruhan apa? Gak usah macem-macem. Dia om-om, gak minat gue!"

"Lihat dulu penampilan nya ege, om-om juga gapapa kalo seganteng dia. Apalagi dari tampilan nya, dia pasti tajir melintir itu." Kompor teman nya membuat Ayyara mendengus.

"Jadi, gue harus ngapain?" Tanya Ayyara dengan malas.

"Kalo Lo bisa goda dia, bikin dia nafssu sama Lo, kita kasih seratus juta. Gimana?" Tanya nya yang membuat Ayyara merasa tertantang. Padahal, di rumah dia punya uang lebih dari yang di tawarkan untuk taruhan ini, tapi dia tergiur juga untuk melakukan taruhan ini dan dia yakin kalau dia akan menang.

"Gimana, Ayy?"

"Deal?" Tanya yang lain nya, Ayyara memutar mata nya dengan jengah. Lalu tersenyum kecil.

"Deal." 

"Yakin gak Lo?" Tanya teman nya.

"Seratus persen gue yakin bakal menang, kalian siapin aja duit nya." 

"Kepedean Lo." Cibir nya yang membuat Ayyara tergelak.

"Jangan panggil gue Ayyara kalo gak bisa naklukin tuh om-om." 

"Buktiin deh, baru kita-kita bakalan percaya." 

"Oke, lihat aja. Kalian bakalan rugi bandar gara-gara taruhan ini." Jawab Ayyara, dia pun membawa gelas dan beranjak dari duduk nya. Dia berjalan anggun, dengan dress ketat yang membalut tubuh ideal nya dia mendekati pria tampan itu.

"Hai, bisakah aku duduk disini, tuan?" Tanya Ayyara, Jay yang sedang menatap nya pun langsung mengiyakan. Ayyara duduk dengan menyilangkan kedua kaki nya, menampakkan paha mulus tanpa cela nya. 

"Sendirian atau nungguin pasangan?"

"Kalau sendirian, memang nya kau mau apa?" Tanya Jay, mendengar itu Ayyara terkekeh pelan. Dia menuangkan minuman milik Jay dan meminum nya dalam satu kali tegukan.

"Kau bisa meminum whiskey?"

"Tentu, memang nya kenapa?" Tanya Ayyara membuat Jay tak habis pikir, biasa nya wanita tak bisa meminum whiskey dengan kadar alkohol yang setinggi ini. Tapi tidak berlaku dengan gadis cantik yang kini duduk di samping nya. 

"Siapa nama mu, Nona?" 

"Ayyara, panggil saja Ayya atau terserah kau saja." Jawab Ayyara.

"Usia mu?"

"21 tahun." Jawab Ayyara datar, dia kembali meminum minuman milik Jay dengan santai nya.

"Masih kuliah?"

"Yes.." 

"Hmmm, apa kau kesini karena paksaan?"

"Haha, memang nya siapa yang memaksa ku? Tidak ada, aku disini karena aku ingin dan aku menyukai tempat ini." Jawab Ayyara setelah gelak tawa nya. 

Mata Jay terus menatap Ayyara yang fokus dengan gelas nya, paha putih nan mulus itu begitu menggiurkan untuk di sentuh. Dengan nakal, tangan besar Jay menyentuh nya. Ayyara tidak bereaksi sama sekali, dia justru tersenyum menggoda pada Jay.

"Kenapa kau tidak marah saat aku menyentuh paha mu?"

"Apa harus? Tidak kan, biarkan saja." Jawab Ayyara.

"Kau sudah terbiasa?"

"Tidak, tapi aku membiarkan saja karena kau tampan." Jawab Ayyara membuat Jay tersenyum smirk. Seperti nya, jalan nya untuk memboyong gadis ini ke atas ranjang nya akan sedikit mudah karena dia memberikan lampu hijau, juga respon yang cukup baik.

"Ohh ya, siapa nama mu tampan?" Tanya Ayyara dengan senyum genit nya.

"Belum saat nya kau tahu siapa nama ku, girl."

"Hmmm, ya sudah. Nanti juga aku akan tahu. Berapa usia mu, Tuan?"

"Apa itu penting?"

"Tadi kau juga menanyakan nya padaku." Jawab Ayyara membuat Jay tersenyum smirk.

"39.." Jawab Jay dengan wajah datar nya, membuat Ayyara menatap Jay dengan tatapan penuh arti.

"Dihh, om-om.."

......

🌻🌻🌻🌻

Bab 3 - Melarikan Diri

"Kau belum mabuk, Nona?"

"Tidak, memang nya kenapa? Kau pikir aku sepayah itu? Ckk, jangan memancing ku." Jawab Ayyara, dia tersenyum lalu kembali menenggak minuman beralkohol itu hingga tandas. 

"Hmm.." 

"Kenapa?"

"Kau masih virgin?" Tanya Jay dengan suara berat nya, seperti nya dia mulai bernafsuu pada Ayyara. Gadis itu tersenyum manis, dia menarik kursi nya agar lebih dekat dengan om-om yang sedang dia goda. 

Tangan lentik Ayyara menyentuh tengkuk belakang Jay dengan lembut, lalu turun ke arah dada bidang pria tampan nan dewasa itu. Dia menggerakan jemari lentik nya disana, mengukir pola-pola abstrak yang membuat sekujur tubuh Jay menegang seketika. 

"Kalau iya kenapa? Kalau tidak kenapa?" Tanya Ayyara dengan nada menggoda, membuat Jay tersenyum smirk.

"Aku hanya bertanya, girl.."

"Dari perilaku ku, kamu mungkin bisa menyimpulkan nya sendiri." Jawab Ayyara, kali ini dia dengan nakal duduk di pangkuan Jayden. Gadis itu juga mengalungkan kedua tangan nya di leher kokoh Jay, sesekali tangan nya bergerak-gerak manja membuat Jay geli.

"Kau mau menemani ku malam ini?"

"Aahh ya, tentu saja. Tapi, aku mematok tarif yang mahal untuk tubuh dan pelayanan ku, kamu sanggup?" Tanya Ayyara, suara nya benar-benar menggoda di telinga Jay. 

Sedangkan Jack, dia memilih menjauh dari pada kepanasan sendiri. Dia sama sekali tidak tertarik dengan wanita, meskipun sedari tadi para wanita itu hilir mudik kesana kemari untuk menggoda nya, tapi dia tidak tergoda sama sekali. Bagi nya, itu adalah barang-barang yang sudah terlanjur di jajakan. Dan dia tidak menyukai barang bekas.

"Berapa pun aku akan membayar nya asal kau memuaskan, girl." Jawab Jay berbisik sensual di telinga Ayyara. Wajah gadis itu memerah, sungguh demi apapun suara serak dan berat Jay sangat menggoda bagi nya.

'Sial, bagaimana ini? Tidur dengan pria ini tidak ada dalam taruhan, Ayya.' Batin Ayyara, meskipun dia terlihat sangat liar tapi Ayyara benar-benar masih utuh. Ya, dia masih virgin. Dia bisa menjaga mahkota nya selama ini, meskipun dia sering mabuk-mabukan tapi untuk hal yang satu itu dia tidak berani melakukan nya. Tapi, bagaimana nasib nya kali ini? Akankah keperawaanan nya bertahan?

"Kenapa kau diam, girl? Berapa harga yang kau tawarkan agar aku bisa menikmati tubuh mu?" Tanya Jay, dengan sengaja dia meniup telinga Ayyara, membuat tubuh gadis itu menegang seketika. Tubuh nya seperti tersengat listrik, apalagi saat tangan besar Jay meraup pinggang nya.

"Satu milyar." Jawab Ayyara asal, dia tidak bisa lagi berpikir jernih. Tapi, dia yakin kalau pria ini takkan mau membayar nya semahal ini. Apalagi, mungkin saja dia menyangka kalau Ayyara sudah tidak perawaan, pasti dia takkan mau mengeluarkan uang sebanyak itu untuk barang yang sudah tidak original bukan?

"Deal.." Jawab Jay tanpa ragu, membuat kedua mata Ayyara membeliak kaget. Astaga, apa ini? Bagaimana, dia benar-benar belum siap kehilangan keperawanaan nya secepat ini.

'Sialan, ini gara-gara ide gila Marina untuk taruhan. Aku mempertaruhkan keperawaanan ku demi uang seratus juta?' Batin Ayyara lagi. 

"Aaahhh.." Ayyara mendesaah tertahan saat Jay tiba-tiba menyesap leher nya dengan kuat hingga meninggalkan bekas kemerahan.

"Ya, aku menyukai desaahan mu, girl. Ayo, kita pergi."

"Ke-kemana?" Tanya Ayyara terbata. 

"Ke hotel, malam ini kau milik ku." Jawab Jay, dia pun bersiap untuk menggendong Ayyara ala bridal style, secepat mungkin dia berpikir bagaimana cara nya agar bisa kabur dari pria ini?

"Sekarang?"

"Ya, tentu saja. Aku sudah tidak tahan ingin mendengar jeritan nikmat mu, jadi apa yang harus di tunda lagi, sayang?" Tanya Jay, membuat wajah Ayyara kembali memerah Semerah tomat. 

"Baiklah, tapi sebelum itu izinkan aku ke toilet sebentar ya? Kebelet." 

"Ya, jangan lama, girl." Jawab Jay, Ayyara menganggukan kepala nya, dia turun dari pangkuan Jay dan langsung berjalan ke kamar mandi. Begitu posisi nya sudah sedikit jauh, Ayyara langsung pergi dari club itu. Meskipun uang nya sangat menggiurkan, satu milyar untuk satu malam tapi dia belum ingin melepas keperawaanan nya, apalagi dengan pria misterius yang nama nya saja Ayyara tidak tahu.

"Pokoknya, gue harus pergi dari sini secepat nya. Gila aja, masa dia sanggup sih bayar satu milyar cuma buat semalam doang? Kira-kira sekaya apa dia ya?" Gumam Ayyara.

"Astaga Ayya, disaat seperti ini kau masih sempat-sempatnya memikirkan hal semacam ini. Harusnya kau cepat-cepat pergi sebelum pria itu sadar." Gumam gadis itu lagi sambil menepuk pelan kepala nya. Dia pun langsung keluar dari club itu dan naik taksi. 

"Hufftt, aman.." Gumam Ayyara, dia mengusap dada nya dengan lega. Dia merasa lega karena dia bisa lolos dari pria yang kapan saja siap menerkam nya. Tanpa dia sadari, kalau bahaya tengah mengintai diri nya. Dia belum tahu saja kalau pria yang sudah berani dia goda adalah King Jayden, seorang mafia kejam yang siap membunuh siapapun.

Sedangkan di club, Jay masih menunggu di meja nya. Apakah dia terlalu bodoh dan mempercayai gadis itu? Sudah hampir setengah jam berlalu, tapi gadis itu belum juga kembali dari toilet.

"Jack.." Panggil Jay. Dengan cepat, Jack langsung mendekat ke arah pria itu.

"Ya, apa?"

"Cek ke kamar mandi sekarang."

"Kenapa?" Tanya Jack, dia belum menyadari ekspresi yang di tunjukkan oleh Jay. Tapi Jack, masih mempertahankan wajah bodooh nya. 

"Cari Ayyara, kenapa sudah setengah jam dia belum juga kembali." Jawab Jay, seketika itu juga Jack paham. Dia pun langsung pergi ke kamar mandi yang ada di club itu. Tentu nya, dia harus menebalkan telinga nya karena di area ini banyak sekali orang-orang tidak tahu diri dan tidak bermodal. Bercintaa di kamar mandi? Shiitt! Sialan sekali. 

Kamar mandi yang biasa nya hening, tapi berbeda disini. Kamar mandi nya sangat ramai oleh suara-suara erotis yang mengundang nafssu, tapi Jack tidak bernafssu sama sekali. Bahkan tak jarang, Jay mengatai dirinya tidak normal karena selama ini dia tidak pernah terlihat dekat dengan wanita mana pun.

Jack harus menerobos kumpulan orang-orang mabuk dengan susah payah, namun nihil. Ayyara tidak ada disini, itu membuat Jack yakin kalau gadis itu telah melarikan diri.

Jack keluar dari kamar mandi, dia mendekat kembali ke arah Jay yang tengah menatap tajam ke arah gelas kosong di depan nya. Padahal, gelas itu tidak bersalah sama sekali. Tapi, kenapa harus di tatap setajam itu? Andai saja gelas nya bisa bicara, pasti dia akan meminta maaf pada Jay, meskipun dia tidak mengetahui apa kesalahan nya.

"Jay, gadis itu tidak ada di kamar mandi. Aku pikir dia sudah pergi melarikan diri." Ucap Jack yang membuat Jay mendongak, dia mengepalkan kedua tangan nya. Jay marah, benar-benar marah. 

Baru kali ini ada seorang gadis yang mempermainkan dirinya. Setelah dia datang untuk menggoda nya, bahkan membuat nya bernafssu, lalu seenaknya dia pergi melarikan diri?

"Cari gadis itu, bahkan sampai ke lubang semut sekali pun. Aku tidak mau tahu, gadis itu harus berada di ranjang ku malam ini, Jack." Tegas Jay. Membuat Jack mengangguk, dia pun menghubungi beberapa anak buah nya untuk mencari identitas Ayyara dan di mana gadis itu tinggal.

"Baik, Jay."

"Jangan kembali sebelum kau menemukan gadis itu, ini perintah!" Tegas Jay. Jack pun menganggukan kepala nya, dia pun langsung pergi meninggalkan Jay sendirian, sudah bisa di pastikan kalau pria itu akan mabuk-mabukan.

......

🌻🌻🌻🌻

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!